Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

TELAAH DAN APRESIASI PUISI


“ ANALISIS PUISI ANGKATAN 80 ”

Disusun oleh :
Tiara Prisilia Amanda
(221010700399)

FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PAMULANG
2023

Jl. Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310
Alamat Email : info@unpam.ac.id Telp : (021) 741-2566 atau 7470-985
A. Pengertian puisi angkatan-80

Angkatan 80 adalah julukan yang diberikan kepada sastrawan-sastrawan yang


aktif berkarya pada tahun 1980-an. Beberapa sastrawan yang mewakili angkatan ini
adalah: Yudistira Ardinugraha, Remy Sylado, Seno Gumira Ajidarma, Noorca Mahendra,
Pipiet Senja, Ahmad Fahrawie, Kurniawan Junaidi, Micky Hidayat, Tarman Effendi
Tarsyad, Arifin Noor Hasby, Tajuddin Noor Ganie, dan Noor Aini Cahya Khairani.
Sastrawan lain yang juga termasuk angkatan 80-an adalah: Diah Hadaning, Marga
T, Nh. Dini, Mira W, Hilman Hariwijaya, Titie Said, Lastri Fardhani, La Rose, Yvonne de
Fretes, Oka Rusmini, Afrizal Malna, Y.B. Mangunwijaya, Ahmadun Yosi Herfanda,
Sindhunata, Tan Lioe Ie, Arswendo Atmowiloto, Budi Darma, Darman Moenir, Dorothea
Rosa Herliany, Gustaf Rizal, dan beberapa lainnya.

B. Unsur-unsur dalam menganalisis puisi

1) Struktur Fisik
a) Rima
: Dalam puisi, rima atau persajakan timbul dari huruf atau kata yang
digunakan dalam suatu larik dan bait.
b) Imaji
: Imaji adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas
ataupengkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui imaji ini, apa
yangdigambarkan seolah- olah dapat dilihat, didengar, atau dirasakan.
c) Kata Konkret
: Kata konkret digunakan dalam menggambarkan objek yang terlihat oleh
mata dan bisa dirasakan panca indera. Contohnya seperti tumbuhan,
manusia, hewan, dan lain sebagainya.
d) Gaya bahasa
: Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara
khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

2) Struktur Batin
e) Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam
puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya.
Tema itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi.
f) Rasa
: Rasa atau feeling pada puisi merupakan sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. 
g) Amanat
: Amanat adalah pesan kebaikan yang disampaikan pengarang melalui
cerita. 
C. Analisis Puisi

1) Puisi Zikir (Karya D. Zawawi Imron)


Alif, alif, alif!
Alifmu pedang di tanganku
Susuk di dagingku, kompas di hatiku
Alifmu tegak jadi cagak, meliut jadi belut
Hilang jadi angan, tinggal bekas menetaskan.

Terang...
Hingga aku Berkesiur Pada Angin kecil...
Takdir-Mu.

Analisis :
A. Struktur fisik
1. Rima
= Rima pada Puisi Zikir (Karya D. Zawawi Imron) merupakan rima bebas. Dalam larik
pertama hingga larik kedua berakhiran (u), larik ketiga berakhiran (ut), larik keempat
berakhiran (n), larik kelima berakhiran (ng), larik keenam berakhiran (ur), larik ketujuh
berakhiran (il) dan larik kedelapan berakhiran (u).

2. Imaji
Dalam puisi tersebut mengandung pengimajian :
a) Pada larik kedua hingga kelima merupakan imaji rasa
b) Pada larik keenam “Terang”, merupakan imaji penglihatan.
c) Pada larik ketujih “Hingga aku Berkesiur Pada Angin kecil”, merupakan imaji
pendengaran.

3. Kata konkret
Dalam puisi tersebut ada beberapa kata konkret :
a) Alifmu pedang di tanganku
: Menandakan berzikir kepada Allah umpamanya sebuah pedang di tangan, di
mana pedang bisa melindungi diri kita dari bahaya.
b) Susuk di dagingku, kompas di hatiku
: zikir bisa menjadi “susuk”, mungkin susuk di sini bisa diartikan sebagai “pasak”
untuk raga, dan zikir bisa menjadi “kompas” yang di sini bisa diartikan sebagai
“petunjuk arah”.
4. Gaya Bahasa
Dalam puisi tersebut ada beberapa gaya Bahasa :
c) Alifmu pedang di tanganku Susuk di dagingku, kompas di hatiku
Larik diatas merupakan majas metafora karna  gaya bahasa yang digunakan
untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lebih imajinatif atau
membayangkan dan bukan makna sebenarnya.

B. Struktur Batin
1. Tema
: Tema yang terdapat pada puisi tersebut yaitu keimanan kepada Allah SWT. Puisi ini
menceritakan tentang bagaimana meyakinkan manusia (beragam Islam) bahwa Allah
itu Esa melalui untaian kata-kata indah.

2. Rasa
: Rasa yang ditimbulkan dari puisi ini adalah penyair ingin memberitahukan pada
pendengarnya bagaimana kita menjadikan Allah itu sebagai tuhan satu-satunya
dengan terus berzikir sebanyak-banyaknya, memasrahkan semuanya kepada-Nya.

3. Amanat
: Kita supaya selalu berdzikir kepada Allah SWT, dan menjadikan Alaah SWT
sebagai satu-satunya dan selalu memasrahkan segala urusan kepada Allah SWT.

2) Puisi: Mengenang Bapa (Karya Diah Hadaning)

Tak harus menangisinya


jika bapa pergi ke lembah abadi
jika tak tahu di mana pusara
kirim saja bunga di bubungan atap
tabur saja bunga di jalan simpang empat
semua sampai Gusti itu Maha Kasih
perempuan sunyi mengenang sendiri.

Bulan Sura hadir kembali


sebentuk kotak ukir warisan nan tunggal
saatnya dibersihkan
diganti pula bunga isinya
tanda kasih dan setia
pada sang bapa pengukir jiwa
aku tak 'kan menangis lagi, bisik
perempuan itu menatap ukiran tua
karena masih kugenggam pesan itu
buktikan angan dan mimpimu
jangan henti di jalan berbatu
satu hari dunia dalam genggaman
senyum bapa membayang di udara
saat Sura hari pertama.

Analisis :

A. Struktur fisik
1. Rima
: Rima Yang terdapat pada Puisi mengenang bapa merupakan rima bebas. Larik
pertama, ketiga, sebelas, duabelas, tigabelas, limabelas, tujuhbelas, dan duapuluh
dua menggunakan akhiran (a), larik kedua, ketujuh, dan kedelapan menggunakan
akhiran (i), larik ke enambelas, tujuhbelas dan delapan belas menggunakan
akhiran (u).

2. Imaji
Dalam puisi tersebut mengandung pengimajian :
a) Pada larik pertama “Tak harus menangisinya”, merupakan imaji rasa
b) Pada larik ke limabelas “perempuan itu menatap ukiran tua”, merupakan imaji
penglihatan
c) Pada larik ke duapuluh “senyum bapa membayang di udara”, merupakan imaji
penglihatan.

3. Kata konkret
Dalam puisi tersebut ada beberapa kata konkret :
a) tabur saja bunga di jalan simpang empat
b) bebentuk kotak ukir warisan nan tunggal

4. Gaya Bahasa
Dalam puisi tersebut ada beberapa gaya Bahasa :
a) senyum bapa membayang di udara
: Pada larik diatas merupakan gaya Bahasa personifikasi yaitu Gaya bahasa yang
membandingkan benda-benda tidak bernyawa dan seolah olah membuatnya
memiliki sifat hidup.

B. Struktur Batin
1. Tema
: Tema yang terdapat pada puisi tersebut mengenang seorang bapak yang sudah
tiada.

2. Rasa
: Rasa yang ditimbulkan dari puisi ini adalah seorang penyair menyampaikan
bagaimana jika kehilangan seorang bapa, dan harus selalu ingat pesan bapak yaitu
kejar mimpi dan cita-cita.
3. Amanat
: Amanat dari puisi ini yaitu kematian tidak ada yang tau kapan datang nya, jadi
jangan sampai meninggalkan ibadah, dan jika seseorang yang sudah meninggal
tidak perlu ditangisi karna tandanya allah lebih sayang terhadap mereka yang
sudah tiada, serta jangan melupakan pesan terakhir yang diberikan oleh orang
yang sudah tiada, contohnya di dalam puisi ini yaitu dia menitipkan pesan untuk
terus mengejar mimpi dan cita-cita.

3) Puisi: "Dunia yang Terbungkam"

Dunia ini, sebuah panggung penuh sandiwara,


Dimainkan oleh para pemain yang kehilangan arah.
Dialog-dialog mereka, terdengar di setiap sudut,
Tapi maknanya, kabur dalam kebingungan tak berujung.

Dunia ini, seperti layar yang terbalik,


Penuh warna-warni yang tak terkendali dan berdikari.
Namun, kebenaran terpendam di balik kabut tebal,
Tak tersentuh oleh mata yang tak mampu melihat jauh.

Dunia ini, sebuah ruang yang terasa sempit,


Terikat oleh aturan dan batasan yang tak terhitung.
Hanya para pemimpin yang menentukan jalan,
Sementara rakyat kecil meratap dalam kesenyapan.

Analisis :

A. Struktur fisik
1. Rima
: Puisi ini tidak memiliki pola rima yang konsisten, sehingga termasuk dalam jenis
puisi bebas. Ritme puisi ini juga tidak teratur, namun ada beberapa upaya untuk
menciptakan ritme dengan penggunaan repetisi dan perulangan kata-kata tertentu,
seperti "Dunia ini" yang muncul di awal setiap baris pada setiap stanza.

2. Imaji dan Metafora


: Puisi ini menggunakan imaji dan metafora untuk menggambarkan dunia yang terasa
kacau dan membingungkan. Misalnya, penggunaan metafora "Dunia ini, seperti layar
yang terbalik" menggambarkan kebingungan dan ketidakpastian yang melanda dunia.

B. Struktur Batin
1. Tema
: Tema utama yang muncul dari puisi ini adalah perasaan ketidakpuasan,
kebingungan, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam dunia yang terbungkam ini.

2. Rasa
: Puisi ini mencoba menekankan perasaan kekecewaan, ketidakpastian, dan
kebingungan dalam kehidupan. Para pemain yang kehilangan arah, kabut tebal yang
menyembunyikan kebenaran, dan rakyat kecil yang meratap, semuanya merupakan
penggambaran emosional yang kuat.

3. Amanat
: amanat dari puisi "Dunia yang Terbungkam" adalah untuk mengajak pembaca untuk
kritis terhadap kondisi sosial, mencari makna yang sejati, bangkitkan kesadaran, dan
berjuang untuk kebebasan dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai