Anda di halaman 1dari 8

BAB 4

PUISI
A. Pengertian Karya Sastra Jenis Puisi
Menurut Pradopo (1999: 2015), puisi merupakan ekspresi pemikiran yang
membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang
berirama. Esensi puisi merupakan perwujudan pikiran, perasaan, dan pengalaman
intelektual seorang penyair yang bersifat imajinatif yang diungkapkan melalui bahasa
yang memikat.
Sementara menurut Waluyo (2005: 1) puisi merupakan karya sastra dengan
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan
pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Artinya, puisi merupakan rangkaian kata yang
padat, singkat, indah, dan sarat akan makna.
Antologi puisi artinya kumpulan puisi-puisi pilihan yang dijadikan dalam satu
buku. Ciri-ciri antologi puisi antara lain:
a. Terdiri atas beberapa puisi, dan
b. Karya dari seorang penulis.
Beberapa contoh buku antologi puisi misalnya: Ballada Orang-orang Tercinta yang
ditulis oleh Rendra, Perahu Kertas oleh Sapardi Djoko Damono, Kumpulan Puisi
O, Amuk, Kapak karya Sutadji Calzoum Bachri, dan masih banyak lagi.

B. Unsur-unsur dalam Puisi


Unsur pembangun puisi ada dua yaitu unsur fisik dan unsur batin/lahir.
a. Unsur Fisik
1. Tipografi, yaitu perwajahan puisi, bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya.
2. Diksi, yaitu pemilihan kata yang dilakukan oleh penyairnya.
3. Gaya bahasa/bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
4. Imaji/citraan, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Biasanya
mendayagunakan citraan.
5. Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji.
6. Rima, yaitu persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris
puisi.
Imaji/ citraan dalam Puisi
Citraan yang dimaksudkan agar pembaca dapat memeroleh gambaran konkret
tentang hal-hal yang disampaikan oleh pengarang atau penyair. Macam imaji/citraan
antara lain:
1. Citraan visual (penglihatan) yaitu citraan yang memberikan rangsangan kepada
indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah dapat terlihat.
2. Citraan auditit (pendengaran) yaitu citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan
atau menggunakan bunyi suara.
3. Citraan taktil (perasaan) yaitu citraan yang ditimbulkan gambar angan yang dapat
dihayati dengan indra peraba/perasaan.
4. Citraan penciuman yaitu citraan yang ditimbulkan gambaran angan indra pencium.
5. Citraan gerak yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak
bergerak tetapi dilukiskan dapat bergerak.
6. Citraan pengecapan yaitu citraan yang menggunakan gambaran angan indra
pengecap.

Jenis-jenis Rima
1. Menurut Letaknya
a. Rima silang => a-b-a-b
b. Rima berpeluk => a-b-b-a
c. Rima rangkai => a-a-a-a
d. Rima kembar => a-a-b-b
2. Menurut Bunyinya
a. Rima sempurna => apabila seluruh suku akhir sama bunyinya (contoh: berduri-kemari,
awan-kawan)
b. Rima tak sempurna => apabila hanya sebagian suku akhir saja yang sama bunyinya
(contoh: rindu-gincu, pagi-duri)
c. Rima asonansi => perulangan bunyi vokal dalam satu kata (contoh: benang-kelam,
keladi-melati)
d. Rima aliterasi => persamaan bunyi konsonan pada setiap awal kata (contoh: beta-
bukan-bijak)
e. Rima disonansi => apabila konsonan-konsonan yang membentuk kata itu sama, tetapi
vokalnya berbeda (contoh: giling-gulung)
f. Rima mutlak => apabila seluruh bunyi kata itu sama (contoh: laut biru, langit biru,
darah biru, tenda biru)

b. Unsur Batin
1. Tema, yaitu makna keseluruhan dalam puisi. Tema puisi dapat ditentukan
melalui gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema-tema puisi
misalnya ketuhanan, cinta, kemanusiaan, patriotisme, perjuangan dan masalah
sosial.
2. Nada, yaitu sikap mental yang mencerminkan suasana hati pengarang yang
tersirat dalam puisinya. Misalnya nada duka akan menimbulkan suasana iba,
nada kritik akan menimbulkan suasana pemberontakan, nada ketuhanan akan
menimbulkan suasan khusyuk dan sebagainya.
3. Suasana, artinya keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat
psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
4. Pesan/amanat, yaitu maksud atau tujuan penyair yang terdapat pada puisi
tersebut. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah
memahami tema, rasa, dan nada puisi tersebut.

C. Contoh Analisis Unsur Puisi


Bacalah puisi karya Taufiq Ismail berikut ini dengan sungguh-sungguh untuk
pembelajaran tentang analisis unsur puisi.

Dengan Puisi, Aku


Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadaian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Napas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
a. Unsur Fisik
1) Tipograpi dan Jenis Puisi
Puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufiq Ismail memiliki tipograpi
konvensional yang berbentuk lurus dan jelas. Puisi tersebut berjenis puisi
diaphan hal ini karena pembaca dapat dengan mudah mengerti maksud yang
ingin disampaikan Taufiq Ismail. Walaupun menggunakan penggabungan kata-
kata yang menyebabkan bahasa kias tetapi pembaca masih dapat dengan mudah
menerjemahkan isi dari puisi tersebut. Berikut penggalan puisi yang
menggunakan bahasa kias, tetapi masih dapat dipahami isinya oleh pembaca.
Dengan puisi aku bernyanyi
Dengan puisi aku bercinta
Dengan puisi aku mengenang
Dengan puisi aku menangis
2) Bunyi dan Rima
a) Bunyi
Dalam puisi “Dengan Puisi, Aku” pembaca diharapkan merasakan
bagaimana kecintaan Taufiq Ismail dalam berpuisi. Karena bagi Taufiq,
puisi adalah sebuah nyanyian, dan ia berniat bernyanyi sampai akhir hayat,
karena nyanyian yang indah menyenangkan pendengarnya.
b) Rima
Rima adalah pengulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk
menambah keindahan suatu puisi. Dalam persajakan rima dapat dibedakan
menurut bunyi dan letak baris.
Rima awal
Dengan puisi aku bernyanyi
.............................................
Dengan puisi aku bercinta
.............................................
Dengan puisi aku mengenang
.............................................
Dengan puisi aku menangis
.............................................
Dengan puisi aku mengutuk
.............................................
Dengan puisi aku berdoa
.............................................

Rima akhir
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadaian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Napas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
3) Citraan/Imaji
Citraan merupakan gambaran yang timbul dalam khayal atau angan-angan
pembaca puisi atau karya sastra umum. Citraan yang terdapat dalam puisi “
Dengan Puisi, Aku” terdapat citraan sebagai berikut.
a) Citraan perabaan
Citraan ini merupakan citraan yang bertujuanmenggugah indra peraba,
sehingga dapat merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair.
.............................................
Jarum waktu bila kejam mengiris
.............................................
Pembaca diharapkan merasakan seperti teriris ketika mendengar dan membaca
baris puisi tersebut.
b) Citraan penciuman
Citraan ini merupakan citraan yang bertujuan menggugah indra penciuman,
sehingga dapat merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair.
........................................
Napas zaman yang busuk
.........................................
4) Kata Konkret
Kata konkret terdapat pada bait ketiga, yaitu: “Dengan puisi aku mengutuk
Napas zaman yang busuk”, di sini yang berarti mengutuk keindahan yang rusak,
jauh dari norma dan etika.
5) Gaya Bahasa/Majas
Gaya bahasa perumpamaan dalam puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufiq
Ismail terlihat pada larik pertama /dengan puisi aku bernyanyi/, larik ketiga
/dengan puisi aku bercinta/, larik kelima /dengan puisi aku mengenang/, larik
ketujuh /dengan puisi aku menangis/, larik kesembilan /dengan puisi aku
mengutuk/, dan larik kesebelas /dengan puisi aku berdoa/.
Larik yang menggunakan gaya bahasa perumpamaan tersebut membuktikan
bahwa pengarang menggunakan suatu puisi untuk bernyanyi, bercinta,
mengenang, menangis, mengutuk, dan berdoa. Melihat kutipan itu, puisi
dianggap sebagai sarana, teman, atau alat yang digunakan seseorang dalam
melakukan aktivitasnya atau mengungkapkan sesuatu.
b. Unsur Batin
1) Tema Puisi
Dalam puisi ini, penyair memberikan tema kemanusiaan. Melalui peristiwa atau
tragedi yang digambarkan dalam puisi ini penyair berusaha meyakinkan
ketinggian martabat manusia, oleh karena itu manusia harus dihargai.
2) Nada dan Suasana Puisi
Dalam puisi ini, penyair memberikan nada yang kharismatik. Nada dapat
menggambarkan perasaan dalam puisi.
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Puisi ini adalah ungkapan seorang Taufiq Ismail, puisi adalah sebuah nyanyian,
dan ia berniat bernyanyi sampai akhir hayatnya, karena nyanyian yang indah
dapat menyenangkan pendengarnya.
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Puisi adalah cinta, yang luas maknanya, karena cinta itu universal dan bisa
disampaikan lewat puisi. Puisi merupakan perwakilan perasaan penyair,
perasaan menjiwai puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufiq Ismail ini
mengungkapkan segala perasaannya tentang puisi.
3) Pesan/ Amanat Puisi
Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah sebagai berikut.
a) Meskipun usia terus berlanjut, tetapi jangan pernah berhenti untuk berkarya.
b) Menyayangi sekitar.
c) Renungkahlah kehidupan yang telah berlalu, dan renungkan pula kehidupan
yang akan datang, agar menjadi lebih baik lagi.
d) Pertahankanlah norma dan etika, sekalipun zaman sudah rusak.
e) Terus berdoa agar semua berubah ke arah yang lebih baik.
4) Penafsiran Makna
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Puisi adalah bagian dari keimanan, aku mengenang artinya mengingat sang
Pencipta untuk keabadian yang akan datang, untuk mengingatkan diri agar tak
lekang mengenang hari akhir yang abadi.
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Puisi juga media untuk meratap, menangis, bila kesedihan tak tertahankan yang
diakibatkan diiris oleh waktu. Ketika waktu itu terlewati dengan hal-hal yang
tidak bermanfaat tentunya kita akan menyesal bagai teriris pisau.
Dengan puisi aku mengutuk
Napas zaman yang busuk
Puisi adalah cara mengecam kezaliman, penindasan dan kesewenang-wenangan
yang terasa buruk dan busuk, sekaligus sebagai saksi dari berbagai peristiwa
sejarah.
D. Mendemonstrasikan Puisi
Mendemonstrasikan puisi dapat dilakukan dengan membacakan puisi dan
musikalisasi puisi.
1. Teknik Membaca Puisi
Membaca sebuah puisi akan berbeda dengan membaca sebuah teks cerita.
Dalam membaca sebuah puisi tentu harus tahu apa yang harus dilakukan dalam
membaca puisi tersebut.
a. Menjiwai Puisi
Penjiwaan dan penghayatan dalam membaca puisi juga harus diperhatikan, lafal
dan intonasi harus jelas. Memahami isi puisi adalah upaya awal yang harus
dilakukan oleh pembaca puisi, untuk mengungkap makna yang tersimpan dan
tersirat dari untaian kata dari si penyair.
b. Teknik Pembacaan Puisi
1) Vokal
Vokal merupakan hal pertama yang paling penting dalam membacakan
puisi. Suara yang lantang, bersih dan jernih akan sangat berpengaruh dalam
mengucapkan sebuah puisi. Vokal mencakup hal berikut.
a) Artikulasi, yaitu pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap
hurufnya.
b) Diksi, yaitu pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi
dan rasa.
c) Tempo, artinya cepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai
mengatur dan menyesuaikan dengan kekuatan napas. Di mana harus ada
jeda, di mana kita harus menyambung atau mencuri napas.
d) Dinamika, artinya lemah dan kerasnya suara (setidaknya harus sampai
pada penonton, terutama pada saat lomba membaca puisi).
e) Modulasi, yaitu mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
f) Intonasi, artinya penekanan dan laju kalimat harus diperhatikan.
g) Jeda, yaitu pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi, akan sangat
membantu mengungkapkan keseluruhan isi puisi.
2) Penandaan Intonasi dalam Pembacaan Puisi
Berikut beberapa rambu-rambu yang dapat digunakan untuk menandai jeda,
intonasi, dan tekanan.
: diucapkan dengan intonasi datar
: intonasi naik
: intonasi turun
/ : berhenti sejenak
// : berhenti lama
:langsung pada baris selanjutnya

c. Sikap/Penampilan
Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penampilan, antara lain:
1) Gerak: Gerakan seseorang dalam membaca puisi harus dapat mendukung isi
dari puisi yang dibaca.
2) Komunikasi: Pada saat kita membaca puisi harus bisa memberikan sentuhan,
bahkan menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.
3) Ekspresi: Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di
atas dengan ekspresi yang pas dan wajar.
4) Konsentrasi: Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.
2. Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi merupakan gabungan antara musik dan puisi. Sebagian orang
mengatakan musikalisasi puisi, sebagian menyebut musik puisi.
Ada tiga jenis variasi dalam musikalisasi puisi yang banyak dipentaskan, yaitu
puisi yang dinyanyikan secara penuh, puisi yang dibaca diiringi dengan musik, serta
puisi yang dibaca dan dinyanyikan. Unsur musik dan puisi menjadi satu kesatuan
utuh, sehingga orang yang mendengar akan lebih enak dan tidak begitu asing.

Anda mungkin juga menyukai