Anda di halaman 1dari 5

ESAI :

AKU PULANG KAMPUNG

Oleh : Veri Afrional

Waktu kewaktu terus berputar Hari kehari terus berjalan dan tahun
ketahun terus berganti tanpa aku sadari aku telah menjadi kepribadian yang
dewasa saat ini.

Dimana waktu masih berputar 24 jam siang dan malam dan hari masih
terus berjalan dari senin sampai minggu dan tahun masih terus berganti hingga
ratusan abad, tapi banyak hal yang berubah saat aku cermati dalam kehidupan di
perkampungan ku.

Sudah lama rasanya aku tidak pernah lagi menginjakan kakiku di tanah
kelahiran ku saat itu, dimana hampir 10 tahun aku tidak pernah lagi melihat
indahnya embun pagi di kampungku dan merdunya suara ayam jantan berkokok
di pagi hari.

Pada saat ini aku telah melangkah sangat jauh dimana aku telah duduk di
bangku perkuliahan, hal yang teringat memori perkampungan adalah saat aku
bermain dengan teman-teman sebayaku di tepian kali yaitu mangkap ikan dan itu
sangat konyol sekali dimana aku dan teman-temanku bekubang dan berpacu
dalam lumpur, hanya untuk mendapatkan ikan yang tidak ada gunanya karna
ikannya kecil-kecil sekali untuk dimakan saja tidak bisa karna saat di goreng ikan
tersebut langsung hilang menjadi kerak kuali, tapi keseruan dan perjuangan lah
yang membuat aku dan teman-temanku senang melakukan hal tersebut.

selesai menangkap ikan aku dan teman-teman ku senang sekali duduk


dibawah pohon kelapa dan setelah duduk di pohon kelapa entah mengapa rasa
haus itu timbul dan hasrat untuk mencuri kelapa muda itu muncul dan kelakuan
ini sangat sering aku dan teman-teman ku lakukan dan ini hal konyol kedua yang
aku dan teman-temanku lakukan.

Memori lainnya yang masih teringat saat-saat aku berada di kampung


halaman ku adalah saat aku di sekolah dasar dimana pada saat pelajaran bahasa
indonesia dimana guru menugaskan untuk membuat pengalaman hidup yang
paling berkesan, dan aku dan teman-teman ku membuat cerita pengalaman hidup
yang paling berkesan adalah mencari ikan dan semua sama ini adalah hal konyol
ketiga yang aku lakukan dengan teman-temanku.

Memori berikutnya yang masih lengket di ingatanku adalah saat ada pesta
pernikahan dimana aku dan teman-teman ku bisa dikatakan anak-anak yang nakal
dan itu adalah sebutan bagi warga-warga kampung karna kampung yang kecil
sehingga aku dan teman-temanku menjadi sorot perhatian, hal konyol yang kami
lakukan saat pesta pernikahan adalah dimana aku dan teman-teman ku suka sekali
mencuri kue dan makanan yang telah disajikan untuk para tamu penting oleh
panitia dan kelakuan ini adalah hal yang paling parah aku dan teman-temanku
lakukan karna aku dan teman-temanku sempat mendapat teguran dari pemuda-
pemuda perkampungan tersebut, dan ini kan hal konyol saat aku kanak-kanak.

Pada saat itu aku pergi meninggalkan perkampungan karna aku ingin
melanjukan studi ku dan juga mengikuti orang tuaku yang ingin merantau dan
selepas kepergian itu hilanglah semua kenangan dan kisah kasih aku bersama
teman-teman di perkampungan yang tidak akan bisa aku lupakan tersebut.

Dan kini setelah sepuluh tahun berlalu begitu cepat dan tanpa kesan apa-
apa aku kembali lagi ke perkampungan yang tidak akan aku lupakan kisah dan
kenangannya, tapi saat aku di perkampungan sudah sangat banyak yang berubah
mulai dari infrastrukturnya sampai prilaku masyarakatnya.

Aku merasa asing dikampung halaman ku sendiri setelah 10 tahun aku


tinggalkan seakan kampung halaman ku telah berubah bentuk.

Dimana rumah-rumah warga yang dahulu hanya terbuat dari kayu atau
papan sekarang rumah-rumah warga sudah berdinding batu dan ini adalah
perubahan yang pertama terlihat dikampungku , jalanan yang dahulu hanya tanah
sekarang sudah di aspal dan menyerupai perkotaan , rumah-rumah warga yang
semakin rapat membuat hilangnya aroma perkampungan 10 tahun yang lalu.

Ditambah lagi banyaknya pendatang baru yang meghuni perkampungan


juga membuat aku tambah merasa asing dikampung ku sendiri dan warga asli
kampung yang aku kenal hanya tinggal beberapa orang saja.

Bahkan sifat masyarakat yang berubah dimana pada waktu 10 tahun yang
lalu masyarakat sangat ramah dan peduli satu sama lain telah hilang akibat
kesibukan masing-masing.

Aku merasa tidak berada dikampung yang aku bayangkan saat aku pulang
kampung, hampir semua aspek kehidupan berubah drastis.

Kampung ku yang dahulu kini telah berubah menjadi tempat tinggal ku di


kota dimana semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing dan tidak
pernah lagi saling membantu diantara masyarakatnya.

Hal ini sangat aku sayangkan karena tujuan ku pulang kampung adalah
ingin kembali membuat kenangan yang indah bersama teman-temanku, dan
teman-teman ku yang dahulu sudah pada kerja mereka sibuk bekerja dari pagi
sampai sore dan malamnya teman-teman ku beristirahat kelelahan sehingga tidak
ada lagi waktu aku dan teman-teman ku berkumpul dan saling bercerita keluh
kesah saat 10 tahun yang lalu.

Kebahagianku saat aku pulang kampung menjadi galau saat melihat


perubahan-perubahan yang terjadi di kampung halamanku semua yang aku
harapkan di kampung sudah sirna sudah dimana tujuan ku kekampung adalah
ingin melepas semua kejenuhanku selama di kota yang hidupnya hanya sendiri-
sendiri.

Saat aku sendirian aku merasa ingin kembali kemasa ku saat aku masih
kanak-kanak dimana hidup terasa indah saat kita bisa saling tertawa bersama bisa
saling berbagi bersama itu hal yang terindah yang tidak akan aku lupakan selama
hidupku.

Tapi semua telah berlalu begitu cepatnya aku tidak bisa menghentikan
waktu yang berputar dan aku tidak bisa menghentikan malam yang akan datang ,
aku hanya bisa melihat perubahan ini tanpa bisa melakukan apa pun.

Saat ini yang harus aku lakukan adalah dimana aku terus melanjutkan
hidupku dengan keluh kesah yang aku rasakan aku tidak boleh berhenti sampai
disini karna bagi ku hidup ini perjalanan dan perjalanan membutuhkan proses
setiap proses akan menemukan titik kejenuhan , mereka yang dapat melewati titik
kejenuhan tersebut adalah mereka yang selamat dalam menjalani hidup ini.

Setelah kejadian ini aku hanya terfikir satu dalam benak ku dimana aku
memiliki tujuan semua karna orang tua ku karna mereka tidak akan berubah
sampai kapan pun mereka akan tetap menjadi orang tua ku hingga ratusan tahun
yang akan datang atau pun ribuan tahun yang akan datang.

Akhirnya aku kembali meninggalkan kampung halaman dimana aku


terlahir untuk kembali ketempat tinggal ku karna masa liburan di kampung telah
selesai karna aku masih belum menyelasaikan studi ku.

Sewaktu dikampung aku tidak mendapatkan hal yang menarik dan


pengalaman yang menarik lagi semua biasa-biasa saja mengalir seperti air seakan
aku di kampung halaman hanya datang dan pergi tanpa kenangan.

FINISH
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai