Anda di halaman 1dari 5

Karya Sastra yang Dikaitkan dengan Pendekatan Ekspresif

PUISI
Berdiri Aku
(Karya: Amir Hamzah)

Berdiri aku disenja senyap


Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.

Angin pulang menyejuk bumi


Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.

Benag raja mencelup ujung


Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.

Dalam rupa maha sempurna


Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.

A. Biografi Pengarang
Amir Hamzah lahir di Tanjung Pura pada tanggal 28 Pebruari 1911, dan wafat pada
tahun 1946. beliau belajar di H.I.S, A.M.S dan belajar di Sekolah Hukum Tinggi. Ia
dibesarkan dalam lingkungan yang taat beragama Islam, dan banyak mempelajari
kesusastraan Melayu Lama, sehingga dalam karyanya banyak menggunakan bahasa Melayu
Lama dan bahasa daerahnya, contohnya pada puisi “Berdiri Aku”. Amir Hamzah termasuk
salah seorang pendiri dan pemimpin Pujangga Baru.
B. Penafsiran Pemahan Puisi
-Tema
Tema Puisi Berdiri Aku ‘pencarian makna hidup dan tentang sesuatu yang menjadi
tujuan utama manusia dalam kehidupan ini’.

-Diksi/Gaya Bahasa
Bait ke 1
Berdiri aku disenja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.
v Baris pertama mengandung majas Inversi/Anastrof (susunan kalimat terbalik )
Berdiri aku di senja senyap
v Baris pertama mengandung majas aliterasi (perulangan konsonan awal)
Berdiri aku di senja senyap
v Baris kedua mengandung majas hiperbola (melebihi sifat dan kenyataan yang
sesungguhnya).
Camar melayang menepis buih
v Baris keempat mengandung majas metonimia (menggunakan sesuatu nama tetapi yang
dimaksud benda lain)
Berjulung datang ubur terkembang .
Bait ke 2
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.
v Pada bait ini mengandung majas personifikasi (benda mati dianggap benda hidup),
minsalnya angin pulang, menepuk teluk , lari ke gunung , berayun.
v Mengandung majas asonansi (pengulangan bunyi vokal), minsalnya atas alas.
Bait ke 3
Benag raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.
v Baris pertama dan kedua mengandung majas metonimia (menggunakan suatu nama tetapi
yang dimaksud benda lain). Minsalnya Benag raja (pelangi), Elang leka ( manusia).
v Baris ketiga mengandung majas epitet (acuan untuk menunjukkan sifat khusus seseorang
atau hal lain).
Elang leka sayang tergulung
v Baris keempat mengandung majas asonansi, yaitu Dimabuk warna berarak-arak.
Bait ke 4
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Pada bait ini mengandung majas asonansi (perulangan bunyi vokal), minsalnya rupa maha
sempurna, rindu sendu mengharu kalbu, merasa sentosa, bertentu tuju.

-Amanat
Puisi ini mengandung amanat agar manusia jangan terlalu terlena dengan kehidupan dunia
dan berambisi untuk menguasainya.

-Latar
Latar atau tempat yang terdapat di puisi ini yaitu senja, bakau, angin, bumi, gunung, sunyi,
alas, raja, ujung, corak, elang leka, warna, rindu, hidup.

C. Kajian Berdasarkan Tinjauan Psikologis/Kejiwaan Pengarang


Asumsi dasar penelitian pikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh anggapan bahwa
karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada
pada situasi setengah sadar (subconcius) setelah jelas baru dituangkan kedalam bentuk secara
sadar (conscius). Dan kekuatan karya sastra dapat dilihat dari seberapa jauh pengarang
mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra.
Pada puisi “Berdiri Aku” ini, Amir Hamzah mampu mengungkapkan ekspresi
kejiwaannya tentang sesuatu yang merasuk dalam imajinasi dan pemikirannya tentang
pencarian makna hidup dan tentang sesuatu yang menjadi tujuan utama manusia dalam
kehidupan ini. Lalu pengalamannya tersebut menjadi imajinasi yang melahirkan produk
kreatifitas yang berupa karya sastra dalam puisinnya yang berjudul “Berdiri Aku” ini.
Misalnya pada bait ke 1
Berdiri aku disenja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.
Penulis mengungkapkan rasa emosionalnya tentang apa yang dirasakannya pada apa
yang dilihatnya. Penantian dan perenungan diri terhadap apa yang dilihatnya tentang
peristiwa/kejadian di suatu pantai/laut menjadi pengalaman yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu. Begitu juga pada bait ke dua :
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.
Pada bait ini, penulis mengungkapkan hubungan antara kehidupan manusia dengan
peristiwa alam. Terlihat pada baris – Angin pulang menyejuk bumi – Menepuk teluk
mengempas emas – bahwa angin laut (peristiwa alami) dapat dimanfaatkan oleh nelayan
(kegiatan manusia) untuk membawa perahunya ke daratan dengan membawa hasil lautnya.
Selain itu perwatakan tokoh yang ditampilkan Amir Hamzah mampu menggambarkan
perwatakan tokoh yang semakin hidup. Dimana tokoh “aku” pada puisinya ini tiada lain
adalah dirinya sendiri. Namun selain itu tokoh “aku” juga bisa mewakili manusia secara
umum. Dimana terlihat dalam setiap baitnya, tokoh “aku” menjadi subjek sekaligus objek
dari setiap makna yang dimaksudnya.
Sentuhan-sentuhan emosi yang ditampilkan tokoh “aku” dalam puisi Amir Hamzah
ini sebetulnya gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta karya sastranya sendiri. Hal
ini menjadikan keorsinilan karya sastra ini. Kekalutan ini terlihat pada penggambarannya
tentang proses alam sebagai bagian dari yang mewarnai kehidupan, dan yang
menggambarkan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian dari kehidupan manusia. Hal ini
nampak pada bait ke 3 :
Benag raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.
Bait ini bermakna, pelangi yang membentang dari satu ujung, naik ke langit dan turun
di satu ujung lainnya dengan keindahan warna-warni yang dapat membuat lupa siapapun
yang melihatnya, yang padahal pelangi itu hanyalah sesuatu yang semu, tidak dapat disentuh,
namun hanya dapat dilihat saja. Hal ini juga merupakan gambaran pengarang tentang
kehidupan ini. menggambarkan tentang ambisi manusia, nafsu manusia, dalam berusaha dan
melihat sesuatu tentang duniawi.
Amir Hamzah dalam mencipta puisi ini, menggunakan cipta, rasa, dan karyanya. Ia,
mengungkapkan gejolak jiwanya tentang kehidupan dan tujuan kehidupan ini. Dimana pada
bait terakhir, penulis mengungkapkan gagasan dari puncak kegelisahan jiwaannya dengan
ungkapannya bahwa dalam semua peristiwa yang terjadi baik yang terjadi oleh sebab
manusia ataupun alamiah merupakan gambaran dari kehidupan yang dapat ditafakuri manusia
sebagai sesuatu yang sangat sempurna, dari kegelisahan rasa rindu yang menggugah rasa haru
di hati dan perasaan untuk mencapai keinginan yang didambakan yaitu merasakan
kebahagiaan, kesejahteraan dalam tujuan yang jelas dalam kehidupan ini. Bait tersebut
berbunyi:
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Ungkapan penulis tentang hidup dan kehidupan serta makna kehidupan pada puisinya
yang berjudul “Berdiri Aku” ini, juga dilatar belakangi kehidupan penulis. Yaitu bahwa
penulis dibesarkan dalam lingkungan terpelajar baik pendidikan duniawi ataupun pendidikan
agamis.

Anda mungkin juga menyukai