MK : Membaca-1
Nama : Nurjana
NIM : 041126698
SOAL :
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan saudari MAULID DITA AZIZAH 042406989
tentang :
Apakah yang dimaksud dengan karya sastra klasik?
JAWAB :
SASTRA KLASIK
a. Puisi berbentuk terikat dan kaku.
b. Prosa lama statis (sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan
yang sangat lambat).
c. Kratonsentris (cerita berkisah kerajaan, istana, keluarga raja; bersifat feodal)
d. Prosa hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng. Pembaca dibawa ke
alam khayal dan fantasi.
e. Kemudian dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
f. Cerita sering bersifat anonim.
SASTRA BARU
a. Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya.
b. prosa baru dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat).
c. masyarakat sentris (cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari).
d. Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama. Berlandaskan pada dunia yang nyata;
berdasarkan kenyataan dan kebenaran.
e. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.
f. Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.
Contoh Pantun:
Sikap sinohong
Gelana ikan duri
Bercakap bohong
Lama-lama mencuri
Gunung Daik timang timangan
Tempat kera berulang ali
Budi yang baik kenang-kenangan
Budi yang jahat buang sekali
c. Pantun Berkait
• Pantun berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah pantun
yangg terdiri atas beberapa bait, bait yang satu dengan yang lainnya sambung
menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris
pertama dari ketiga pada bait kedua.Demikianlah pula hubungan antara bait kedua dan
ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya.
Contoh Pantun berkait:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah tuan
Buah kemuning di dalam puan
Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah tuan
sambutlah dengan si tangan kiri
Dibawa dari Indragiri
Kabu-kabu dalm perahu
Sambuutlah dengan si tangan kiri
Seorang mahluk janganlah tahu
D. Talibun
Adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian
baitnya sama dengan pantun biasa, yaitu terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun itu enam
baris, maka tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan
isi.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
E. Pantun Kilat
Pantun kilat atau Karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama
merupakan sampiran dan baris kedua isinya.
Contoh Pantun Kilat
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin
Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula.
F. Gurindam
Gurindam atau sajak pribahasa merupakan puisi yang bercirikan sebagai berikut:
1. terdiri atas dua baris
2. rumus rima akhirnya /aa/
3. baris pertama merupakan syarat, dan baris kedua berisikan akibat dari yang
disebutkan pada baris pertama.
4. berisikan ajaran, budi pekerti, atau nasihat keagamaan.
Contoh Gurindam
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah artinya boleh berkat
Barang siapa berbuat fitnah
Ibarat dirinya menentang panah
G. Syair
• merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Syair
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. terdiri atas 4 baris
2. tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata.
3. tidak memiliki sampiran dan isi, semuanya merupakkan isi.
4. berima akhir a-a-a-a
contoh:
Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu
H. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan maksud tertentu.
M. Cerita Jenaka
Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal, antara lain cerita jenaka seperti pak
belalang, Lebai malang, dan pak kaduk.
Pak belalang mengisahkan orang yang selalu mujur, tetapi tidak disengaja.
Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru selalu tidak
memperoleh apa-apa.
Pak Kaduk mengisahkan orang yang mendapat kesempatan tetapi tidak dapat
mempergunakannya sehingga ia selalu ketiban celaka.
N. Cerita Sejarah
Sastra klasik lainnya yang lebih serius adalah sejenis sejarah, yakni Sejarah Melayu,
Hikayat Banjar, dan Hikayat Raja-Raja Pasai.
Cerita sejarah atau Sastra umumnya sudah banyak mengalami pengaruh asing, terutama
dari Islam. Jadi sastra sejarah klasik tidak lagi murni sebagai kreasi masyarakat melayu.