Disusun oleh :
A. PENGERTIAN
Sastra melayu klasik adalah karya-karya sastra yang tercipta dan berkembang pada
periode sastra tradisional atau sastra lama sebelum periode 1920-an.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sastra melayu klasik adalah sastra yang
berkembang sebelum adanya pertemuan dan pengaruh kebudayaan barat.
Menurut buku Sejarah Sastra Indonesia Lama, sastra melayu klasik adalah sastra bahasa
Melayu yang berkembang dan tersebar di daerah yang berbahasa Melayu sampai sekitar abad
ke-18.
B. BENTUK-BENTUK
1) Mantera adalah puisi yang diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib.
Contoh :
Hai si Jambu Rakai sambut pekiriman,
Putri Runduk di Gunung Ledang,
Ambacang masak sebiji bulat,
Penyikat tujuh penyakit,
Pengarang tujuh pengarang,
Diorak dikumbang jangan,
Luhur atau ditelan,
Kalau tidak kausambut,
Dua hari, jangan ketiga,
Mati mampek mati mawai,
Mati tersadai pangakalan tambang.
Kalau kausambut,
Ke darat kau dapat makan,
Ke laut kau dapat minum,
Aku tahu asal kau jadi,
Tanah liat asal kau jadi,
Darahku gula, dadaku upih,
Gigiku tunjang berrembang,
Ridipkau cucuran atap.
3) Seloka adalah sastra melayu klasik yang tiap bait bait terdiri atas 4 larik, tiap larik terdiri
atas 8-12 suku kata dan keempat lariknya berima seperti syair (a-a-a-a).
Contoh :
Persahabatan kuat bertambah kuasa,
antara sapi dengan singa.
Membuat serigala di dalam rimba,
mati tersungkur karena rakusnya.
Lebih baik musuh yang bijaksana,
dari kedunguan sahabat kita.
Karena bodohnya seekor kera,
dalam bermimpi wafat anak raja.
Ibu sama, bapaku sama,
dengan burung yang disana
aku kemari dibawa pertapa,
pemakan sapi angkut dia ke sana.
4) Talibun adalah pantun yang jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat dan berjumlah
genap
Contoh :
Ayam kurik rambaian tadung,
ekor melawat dalam padi,
ambillah sayak berilah makan.
Dalam daerah tujuh kampung,
tuan seorang tempat hati,
yang lain jadi diharamkan.
5) Karmina adalah pantun yang hanya terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya. Baris
pertamanya sampiran dan baris keduanya isi dan sajak akhirnya lurus (a-a)
Contoh :
Dahulu parang sekarang besi,
dahulu saying sekarang benci.
7) Syair adalah puisi zaman Melayu Klasik yang dipengaruhi oleh kebudayaan Arab.
Ciri syair dalam kesusastraan Indonesia:
- Tiap bait terdiri atas 4 larik.
- Jumlah suku kata setiap lariknya 8-12, pada umumnya 10 suku kata.
- Berima aaaa, sempurna atau tidak sempurna.
- Keempat larik kalimatnya mempunyai perhubungan arti.
- Isi syair: nasihat, dongeng, atau cerita.
Umumnya, syair panjang-panjang (berbait-bait) mengutamakan isi bukan keindahan
ikatannya.
Contoh :
Berhentilah kisah raja Hindustan,
tersebutlah pula suatu perkataan,
Abdul Hamid Syah paduka sultan,
duduklah baginda bersuka-sukaan.
8) Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan maksud tertentu. Isi peribahasa berupa nasihat, sindiran, ataupun pujian.
Contoh :
Bagai pinang dibelah dua.
C. KARAKTERISTIK
D. UNSUR-UNSUR INTRINSIK
Unsur-unsur intrinsik karya sastra Melayu Klasik hampir sama dengan karya sastra
lainnya, seperti tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, amanat, dan gaya bahasa.
a. Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak dalam penyusunan cerita.
b. Alur/Plot adalah struktur penceritaan yang didalamnya berisi rangkaian kejadian atau
peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat serta logis. Alur tersebut ada
yang berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran.
c. Tokoh adalah pelaku, sedangkan penokohan adalah pelukisan atau pendeskripsian atau
perwatakan tokoh-tokoh adalam cerita.
d. Latar/Setting merupakan tempat, waktu, dan keadaan terjadinya suatu peristiwa.
e. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan dalam cerita.
f. Gaya bahasa, karya sastra Melayu Klasik menggunakan bahasa Melayu Klasik, dengan
peribahasa, pepatah, dan perumpamaan.