Anda di halaman 1dari 16

Sastra klasik

Pengertian Sastra Klasik


Sastra klasik, sastra lama atau sastra tradisional, adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang
sebelum masuknya unsur-unsur modernisme ke dalam sastra itu.
Ciri-ciri satra klasik
1. Nama penciptanya tidak diketahui (anonim).karena itu karya sastra lama merupakan milik masyarakat
itu sendiri.
2. Bersifat pralogis, mempunyai logika tersendiri yang sesuai dengan logika umum.
3. Berkembang secara statis dan mempunyai rumus yang baku.Dalam bentuk prosa, misalnya, selalu
menggunakan kata-kata klise, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan sejenisnya. Disamping itu,
sastra melayu klasik dipenuhi pula dengan berbagai ungkapan, peribahasa, dan aneka jenis lainnya.
4. Kisahnya berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5. Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
Perbedaan sastra klasik dan sastra baru

SASTRA KLASIK
a. Puisi berbentuk terikat dan kaku.
b. Prosa lama statis (sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang sangat
lambat).
c. Kratonsentris (cerita berkisah kerajaan, istana, keluarga raja; bersifat feodal)
d. Prosa hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal dan
fantasi.
e. Kemudian dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
f. Cerita sering bersifat anonim.
SASTRA BARU
a. Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya.
b. prosa baru dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat).
c. masyarakat sentris (cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari).
d. Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama. Berlandaskan pada dunia yang nyata; berdasarkan
kenyataan dan kebenaran.
e. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.
f. Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.
Jenis-Jenis Karya Sastra Klasik
A. Mantra
Mantra adalah puisi yang diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib.Irama, bahasa sangat penting
untuk menciptakan nuansa magis. Mantra timbul dari kepercayaan animisme.
Contoh mantra: Sirih lontar pinang lontar
Terletak di atas penjuru
Hantu buta jembalang buta
Aku mengangkatkan jembalang rusa
B. Pantun
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Terdiri atas 4 baris
2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3. Dua baris pertama disebut sampiran, dan dua baris berikutnya disebut isi pantun.
4. Pantun mementingkan rima akhir dengan pola /abab/.Bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir
baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Contoh Pantun:

Sikap sinohong
Gelana ikan duri
Bercakap bohong
Lama-lama mencuri
Gunung Daik timang timangan
Tempat kera berulang ali
Budi yang baik kenang-kenangan
Budi yang jahat buang sekali

c. Pantun Berkait
• Pantun berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah pantun yangg terdiri
atas beberapa bait, bait yang satu dengan yang lainnya sambung menyambung. Baris kedua dan keempat dari
bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dari ketiga pada bait kedua.Demikianlah pula hubungan
antara bait kedua dan ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya.
Contoh Pantun berkait:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah tuan
Buah kemuning di dalam puan
Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah tuan
sambutlah dengan si tangan kiri

Dibawa dari Indragiri


Kabu-kabu dalm perahu
Sambuutlah dengan si tangan kiri
Seorang mahluk janganlah tahu

D. Talibun
Adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama
dengan pantun biasa, yaitu terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun itu enam baris, maka tiga baris
pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu

E. Pantun Kilat
Pantun kilat atau Karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran dan
baris kedua isinya.
Contoh Pantun Kilat
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin
Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula.
F. Gurindam
Gurindam atau sajak pribahasa merupakan puisi yang bercirikan sebagai berikut:
1. terdiri atas dua baris
2. rumus rima akhirnya /aa/
3. baris pertama merupakan syarat, dan baris kedua berisikan akibat dari yang disebutkan pada baris
pertama.
4. berisikan ajaran, budi pekerti, atau nasihat keagamaan.
Contoh Gurindam
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah artinya boleh berkat
Barang siapa berbuat fitnah
Ibarat dirinya menentang panah

G. Syair
• merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Syair memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. terdiri atas 4 baris
2. tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata.
3. tidak memiliki sampiran dan isi, semuanya merupakkan isi.
4. berima akhir a-a-a-a

contoh:
Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu

H. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud
tertentu.

I. Teka – teki
Adalah cerita pendek yang menuntut adanya jawaban atas maksud dari cerita itu.
Contoh:
1. Dari kecil berbaju hijau, sudah besar berbaju merah, luarnya surga, dalamnya neraka.
jawab: cabai.
2. Hitam legam seperti hantu. Tapi putih hatinya. Kecil berbaju merah, besar berbaju hijau. Apabila
hendak mati berbaju merah. Jawab: Manggis
3. Tiada kaki boleh berlari, tiada ekor boleh berjalan, tiada kepala boleh memandang. Jawab: Ular, Katak
dan Kepiting.
J. Cerita binatang
Cerita binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran layaknya
manusia. Binatang-binatang itu dapat bicara, makan, minum, berkeluarnya sebagaimana layaknya manusia.

K. Cerita asal- usul ( Legenda)


Secara garis besar cerita asal usul, terbagi dalam 3 jenis, yakni sebagai berikut:
1. Cerita asal usul dunia tumbuh-tumbuhan.
2. Cerita asal usul dunia binatang.
3. Cerita asal usul terjadinya suatu tempat.

L. Cerita Pelipur Lara


Cerita ini disebut pelipur lara sebab memang fungsinya untuk menghibur hati seseorang.dalam cerita ini
dikisahkan hal-hal yang indah-indah, yang penuh fantasi, dan daya impian yang menawan.misalnya, tentang
kehidupan istana, keajaiban-keajaiban, senjata yang penuh keramat, putri yang cantik dll.

M. Cerita Jenaka
Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal, antara lain cerita jenaka seperti pak belalang, Lebai malang,
dan pak kaduk.
Pak belalang mengisahkan orang yang selalu mujur, tetapi tidak disengaja.
Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru selalu tidak memperoleh apa-apa.
Pak Kaduk mengisahkan orang yang mendapat kesempatan tetapi tidak dapat mempergunakannya sehingga
ia selalu ketiban celaka.

N. Cerita Sejarah
Sastra klasik lainnya yang lebih serius adalah sejenis sejarah, yakni Sejarah Melayu, Hikayat Banjar, dan
Hikayat Raja-Raja Pasai.
Cerita sejarah atau Sastra umumnya sudah banyak mengalami pengaruh asing, terutama dari Islam. Jadi
sastra sejarah klasik tidak lagi murni sebagai kreasi masyarakat melayu.
Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu :

1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self).

Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya

dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. Contoh : ketika kita berbicara dengan orang lain,

maka kita akan mengungkapkan apa yang kita persepsikan

2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional.

Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima

pesan. Contoh : ketika dua orang sedang berkomunikasi, tentu adanya saling bertukar pikiran, perasaan dll.

3. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.

Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga

melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. Contoh : hubungan

persahabatan, keluarga, rekan kerja, teman bermain dll.

4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Contoh :

A dan B ketika berdialog selalu berdekatan supaya bisa di dengar.

5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen)

dalam proses komunikasi. Contoh : dialog antara A dan B satu sama lain saling bergantungan

6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang.

Jika kita salah menguapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat minta maaf dan diberi

maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Demikian pula kita tidak dapat mengulang

suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antar

manusia, hal ini akan sangat tergantung dari respons partner komunikasi kita.

Tujuan Komunikasi Antarpribadi


Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut :

1. Menyampaikan informasi

Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan. Salah

satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat

mengetahui informasi tersebut. Contoh : seorang mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi

perkuliahan dan beasiswa kepada adik kelasnya.

2. Berbagi pengalaman

Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi pengalaman baik itu pengalaman

yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Contoh : ketika si A telah belajar di luar negeri, dia akan

menceritakan dan berbagi pengalaman yang di alaminya selama di luar negeri

3. Menumbuhkan simpati

Misalnya ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada sahabatnya, maka akan

tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga akan timbul rasa ingin membantu untuk menyelesaikan

permasalahannya.

4. Melakukan kerja sama

Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara seseorang dengan orang lain

untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh :
dalam tugas mata kuliah biasanya ada tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih. Maka dengan

komunikasi maka akan timbul kerjasama supaya dapat menyelesaikan tugas kelompoknya dengan baik.

5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan

Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan pada

orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut

dengan plong ketika telah bercerita apa yang selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat kepada

ibunya tentang apa yang dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan atau kekesalan terhadap temannya di sekolah.

6. Menumbuhkan motivasi

Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang baik dan

positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya,

seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti pemberian

insentif yang bersifat financial maupun non financial, memberikan pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan

penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Contoh : ketika seorang sahabat mendengarkan keluhan temannya,

maka sahabat itu akan terus mensupport dan memberi motivasi kepada temannya untuk tetap teguh, sabar dan

kuat dalam menghadapi permasalahannya.

Jenis-jenis Komunikasi Antar Pribadi :


Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya (Effendy,

2003) yaitu :

1. Komunikasi diadik (dyadic communication)

Komunikasi diadik adalah komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara dua orang yakni seorang adalah

komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan. Oleh karena perilaku

komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadiberlangsung secara intens. Komunikator memusatkan

perhatiannya hanya kepada diri komunikan.

Situasi komunikasi seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau komunikasi kelompok, baik kelompok

dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas atau seminar.

Dalam suatu kelompok terdapat kecenderungan terjadinya pemilihan interaksi seseorang dengan seseorang

yang mengacu kepada apa yang disebut primasi diadik (dyadic primacy) (Devito, 1979) yang dimaksudkan dengan

primaci diadik ini ialah setiap dua orang dari sekian banyak dalam kelompok itu yang terlihat dalam komunikasi

berdasarkan kepentingan masing-masing.

2. Komunikasi triadik (triadic communication)

Komunikasi triadik ini adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang

komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi komunikator , maka ia pertama-tama

menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau dijawab atau ditanggapi , beralih kepada komunikan C, juag

secara berdialogis.

Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator

memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan

sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya

proses komunikasi.

Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi kelompok dan

komunikasi massa, komunikasi triadik karena merupakan komunikasi antarpribadi lebih efektif dalam kegiatan

mengubah sikaf, opini, atau prilaku komunikan (Effendy, 2003).


Proses-proses komunikasi antarpribadi :
Komunikasi Antar Pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang, atau diantara

sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika apabila kita perhatikan

batasan Komunikasi Antar Pribadi dari Devito, maka kita dapat melihat elemen-elemen apa saja yang terkandung di

dalamnya. Dengan menguraikan elemen-elemen yang ada itu, dapatlah diuraikan proses-proses Komunikasi Antar

Pribadi, yaitu :

1. Pesan

Yang dimaksud dengan pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun non verbal. Bentuk pesan dapat

bersifat, Informatif memberi keterangan dan komunikan membuat persepsi sendiri. Persuasif atau bujukan untuk

membangkitkan pengertian, kesadaran, sehingga terjadi perubahan pada perdapat atau sikap. Koersif memaksa

dengan ancaman sanksi, biasanya berbentuk perintah. Adanya orang-orang atau sekelompok kecil orang-orang yang

dimaksud disini adalah bahwa apabila seseorang berkomunikasi, paling sedikit akan melibatkan dua orang, tapi

mungkin juga akan melibatkan sekelompok kecil orang.

2. Penerimaan Pesan

Adanya penerimaan pesan (komunikan) ialah bahwa dalam suatu Komunikasi antar pribadi, tentu pesan-pesan yang

dikirimkan oleh seseorang harus dapat diterima oleh orang lain. Misalnya kita berbicara dengan seseorang yang

sedang memakai telepon dan mendengarkan musik tertentu, sudah tentu komunikasi kita akan sukar atau tidak

dapar diterima oleh orang tersebut. Dengan demikian Komunikasi Antar Pribadi tidak akan terjadi.

3. Efek

Adanya Efek dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi beberapa efek. Efek mungkin berupa suatu persetujuan

mutlak atau ketidak setujuan mutlak, atau mungkin berupa pengertian mutlak atau ketidak-mengertian mutlak pula.

Dengan demikian sipenerima tentu akan terpengaruh pula oleh pengiriman pesan oleh komunikator.

4. Umpan Balik

Adanya umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali oleh si penerima, baik secara sengaja maupun tidak

sengaja. Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bisa berupa kata-kata, kalimat, gerakan mata,

senyum, anggukan kepala atau gelengan kepala. Konsep umpan balik ini dalam proses Komunikasi Antar Pribadi amat

penting, karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya berhasil atau gagal,

dengan kata lain apakah umpan baliknya itu positif atau negatif. Bila positif, ia patut gembira, sebaliknya jika

negatif menjadi permasalahan, sehingga ia harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai

menimbulkan umpan balik positif.

Hal diatas saling berhubungan dan bila salah satu diantaranya terlupakan, maka dapat mengakibatkan

komunikasi berjalan lambat. Dengan begitu, tujuan pesan terhambat atau bahkan dapat mengakibatkan tidak

tercapainya sasaran seperti yang diharapkan komunikator.

Elemen-Elemen Komunikasi Antarpribadi


a. Source-Receiver

Dalam prosesnya komunikasi antarpribadi melibatkan dua orang. Masing-masing orang memformulasi dan

mengirimkan pesan (fungsi source) serta merasa dan memahami pesan (fungsi receiver). Hubungan source-receiver

tersebut menegaskan bahwa kedua fungsi tersebut diperankan oleh masing-masing individu dalam komunikasi

antarpribadi. Latar belakang seseorang akan mempengaruhi pesan yang disampaikan dan bagaimana cara

menyampaikannya. Pendidikan yang dimiliki oleh lawan bicara kita juga turut mempengaruhi cara kita

berkomunikasi.
b. Encoding-Decoding

Encoding merupakan proses yang dilakukan untuk memproduksi pesan.Sumber harus merubah perasaan atau pikiran

Untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hati (perasaan) atau apa yang ada di dalam kepala (pikiran), sumber

harus merubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat symbol verbal maupun non verbal yang dapat

dimengerti oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding).

Decoding adalah kebalikan dari encoding, yang merupakan perbuatan untuk memahami pesan. Pengalaman masa lalu

(field of experience), rujukan nilai (frame of reference), pengetahuan, persepsi, pola pikir, perasaan, penerima

pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat symbol verbal maupun non verbal menjadi gagasan yang

dapat dipahami. Proses inilah yang disebut penyandian balik (decoding).

Istilah encoding-decoding digunakan untuk menegaskan bahwa kedua aktivitas tersebut dilakukan oleh kedua belah

pihak secara bergantian. Supaya komunikasi antarpribadi dapat terjadi, pesan harus di encoding dan decoding.

c. Competence

Kemampuan untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif merupakan kemampuan yang harus dimiliki dalam

komunikasi antarpribadi. Kemampuan tersebut antara lain adalah kemampuan untuk mengetahui pembicaraan yang

sesuai dengan orang yang diajak bicara, pengetahuan tentang aturan dalam tingkah laku non verbal ( misalnya :

ketepatan dalam sentuhan, volume suara, kedekatan fisik ) merupakan salah satu kemampuan dalam komunikasi

antarpribadi. Singkatnya, kemampuan antarpribadi meliputi bagaimana mengatur komunikasi berdasarkan suasana

dalam interaksi, siapa yang diajak berinteraksi dst.

d. Messages

Pesan merupakan sinyal yang berperan sebagai stimuli untuk penerima pesan, dapat didengar, dilihat, disentuh,

dicium, dirasakan atau dipadukan. Kita berkomunikasi secara personal melalui bahasa tubuh dan melalui kata-kata.

Pakaian yang kita kenakan, cara berjalan, duduk, tersenyum mengkomunikasikan siapa diri kita baik kepada orang

lain maupun diri kita sendiri.

e. Feedback Messages

Keseluruhan dari proses komunikasi antarpribadi adalah kita saling memberi umpan balik, pesan dikirimkan kembali

kepada pembicara atas reaksi yang telah dikatakan. Umpan balik memberitahukan kepada penanya apa pengaruh

dari pesan bagi pendengarnya. Umpan balik ini digunakan sebagai dasar oleh pembicara untuk

mengatur,memodifikasi,memperkuat,menegaskan atau mengubah konteks pesan.

Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri atau dari orang lain. Saat mengirimkan pesan kita juga mendengarkan

diri sendiri : kita mendengarkan apa yang kita katakan, merasakan apa yang kita lakukan dan melihat apa yang

kita tulis. Sebagai tambahan dari umpan balik diri sendiri, kita mendapat umpan balik dari orang lain.

f. Channel

Channel adalah media dimana pesan melintas. Bisa dianalogikan sebagai jembatan yang menghubungkan antara

sumber dan penerima.Komunikasi biasanya menggunakan lebih dari satu saluran. Misalnya pada saat komunikasi

empat mata, kita tidak hanya berbicara dan mendengar tetapi juga menggunakan gesture dan menerima signal

virtual. Selain itu channel juga dapat rusak. Misalnya, apabila komunikator atau receiver buta atau tuli. Hal ini

tentu akan menghambat penyampaian pesan.


g. Noise

Noise adalah gangguan yang terjadi pada saat proses penyampaian pesan dan dapat menghambat proses

komunikasi. Noise dapat berupa fisik (suara gaduh, orang yang batuk dll),prasangka maupun kesalahpahaman. Salah

satu konsep dalam memahami noise dan kepentingannya dalam komunikasi adalah signal-to-noise ratio. Signal yang

diberi makna adalah informasi yang dianggap penting dan noise adalah informasi yang tidak berguna.

h. Ethics

Dikarenakan adanya konsekuensi atau dampak, komunikasi juga melibatkan etika. Setiap kegiatan komunikasi

memiliki dimensi moral dan norma-norma kebenaran. Proses komunikasi harus dibarengi oleh etika dan juga

keefektifan serta kepuasan.

Faktor-faktor yang mem pengaruhi individu dalam KAP


Komunikasi antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi yang muncul dalam setiap kita berkomunikasi

mencerminkan kepribadian dari setiap individu yang berkomunikasi. Pemahaman terhadap proses pembentukan

keperibadian setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan mempengaruhi keberhasilan

komunikasi. Tampilan komunikasi yang teramati/tampak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak terlihat, tapi

terasa pengaruhnya, yaitu:

a. Meaning (makna).

Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka, kata-

kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang mewakili suatu makna. Misalnya intonasi yang tinggi dimaknai dengan

kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan dsb.

b. learning.

Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman,

interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti

aturan yang diperoleh melalui pengalaman.

Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang kita pelajari. Jadi makna yang kita

berikan merupakan hasil belajar. Membaca, menulis, menghitung adalah proses belajar dari lingkungan formal.

Jadi, kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil learning (belajar) dari lingkungan.

c. Subjectivity.

Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun

atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama.

Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama.

d. Negotiation.

Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk

mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai

saling pengertian. Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna. Dan masing-masing pihak harus

menyesuaikan makna satu sama lain.

e. Culture.

Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain. Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi

dan anggota masyarakat Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat.

Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi. Melalui komunikasi

budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah. Budaya menciptakan cara pandang (point of view).

f. Interacting levels and context.


Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu

sangat beragam mulai dari komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.

g. Self Reference.

Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang

kita katakan dan lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna,

pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan kita.

h. Self Reflexivity.

Kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri (cermin diri)

sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya

sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.

i. Inevitability.

Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin

dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.

Fungsi Komunikasi Antar Pribadi

Fungsi Sosial ü Untuk kebutuhan biologis dan psikologis

ü Untuk memenuhi kewajiban sosial

ü Mengembangkan hubungan timbal balik

ü Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri

ü Menangani konflik

Fungsi Ø Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi

Pengambilan
Ø Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain
Keputusan

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku

seseorang. Setelah kita memahami pengertian komunikasi antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi

antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi

antarpribadi yang efektif menurut Kumar (Wiryanto, 2005: 36) dan De vito (Sugiyo, 2005: 4) adalah sebagai

berikut :

1. Keterbukaan (Opennes)

Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus

terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri

pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita

sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.

Dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur

dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.


Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif.

Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta

memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut.

Johnson Supratiknya, (1995: 14) mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada orang lain perasaan

kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadiankejadian yang

baru saja kita saksikan.

Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara

akan merasa aman dalam melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka

diri.

Brooks dan Emmert (Rahmat, 2005: 136) mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka adalah

sebagai berikut:

a. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika.

b. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dsb.

c. Mencari informasi dari berbagai sumber

d. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.

Misalnya dalam komunikasi antarpribadi satu sama lain mengungkapkan semua isi hatinya dan tujuannya seperti

curhat kepada teman dekat, curhat kepada ibu. Contoh lain adalah menghargai dan menerima kritikan sebagai

bagian dari proses pendewasaan terhadap diri sendiri.

2. Positif (Positiveness)

Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa

merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki

keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan

sosial yang telah diterima. Dapat memberi dan menerima pujian tanpa pura-pura memberi dan menerima

penghargaan tanpa merasa bersalah.

Sugiyo (2005: 6) mengartikan bahwa rasa positif adalah adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator

untuk memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi antarpribadi hedaknya antara

komunikator dengan komunikan saling menunjukkan sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut akan

muncul suasana menyenangkan, sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. Rahmat (2005: 105)

menyatakan bahwa sukses komunikasi antarpribadi banyak tergantung pada kualitas pandangan dan perasaan diri;

positif atau negatif. Pandangan dan perasaan tentang diri yang positif, akan lahir pola perilaku komunikasi

antarpribadi yang positif pula. Contoh : dalam berkomunikasi antar individu selalu berlaku jujur dan selalu

berperasangka baik terhadap orang yang di ajak komunikasi.

Contoh lain misalnya sam adalah anak yang rajin, ia optimis dengan belajar yang tekun dan rajin, maka dia

akan berhasil dan sukses.

3. Kesamaan (Equality)

Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti

nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya. Contoh : seorang siswa SMP akan lebih bisa

terbuka kepada teman sebayanya di bandingkan kepada kakak atau adik kelasnya.

Contoh lain seperti murid laki-laki dan murid perempuan sama derajat dan kedudukannya di sekolah adalah

sebagai siswa, maka tidak ada perbedaan yang mengakibatkan salah satunya merasa terdiskriminasi.
Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun

terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya.

Rahmat (2005: 135) mengemukakan bahwa persamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain

secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena

status, kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan atau kecantikan. Dalam persamaan tidak mempertegas

perbedaan, artinya tidak mengggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu mengkomunikasikan

penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pendapat merasa nyaman, yang akhirnya proses komunikasi akan

berjalan dengan baik dan lancar.

4. Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti

bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.

Contoh : Dua jurnalis yang dikirim pada suatu kasus sosial. Dua jurnalis ini sama-sama memiliki ilmu yang hebat

dalam jurnalistik. Pembedanya adalah, salah satu jurnalistik ini hanya terpaku pada pedoman jurnalistik tanpa

mempedulikan keadaan lingkungan sekitar, karena itu informasi yang ia peroleh hanyalah berasal dari orang-orang

yang benar-benar mau bekerja sama dengannya. Berbeda dengan jurnalis lainnya. Ia berusaha mendekatkan diri

pada korban, keluarga korban, dan kerabat dekatnya, ia juga merasakan hal yang sama dirasakan oleh korban,

karena itu bagi keluarga korban dan kerabat-kerabatnya, jurnalis tersebut merupakan teman yang baik, dan bisa

untuk berbagi kesedihan. Inilah perbedaan mendasar dari dua orang jurnalis dengan sudut pandang hati nurani.

Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung kondusif apabila komunikator (pengirim pesan) menunjukkan rasa

empati pada komunikan (penerima pesan). Menurut Sugiyo (2005: 5) empati dapat diartikan sebagai menghayati

perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sementara Surya (Sugiyo, 2005: 5)

mendefinisikan bahwa empati adalah sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna baik

yang nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. Individu dapat

menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran dan keinginan orang lain sedekat mungkin apabila individu

tersebut dapat berempati. Apabila empati tersebut tumbuh dalam proses komunikasi antarpribadi, maka suasana

hubungan komunikasi akan dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.

Menurut Winkel (1991: 175) bahwa empathy yaitu, konselor mampu mendalami pikiran dan menghayati perasaan

siswa, seolah-olah konselor pada saat ini menjadi siswa, tanpa terbawa-bawa sendiri oleh semua itu dan kehilangan

kesadaran akan pikiran serta perasaan pada diri sendiri.

5. Dukungan (Supportiveness)

Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan

yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Contoh : ketika dua orang sahabat

mengikuti tes masuk perkuliahan, maka satu sama lain akan memberikan dukungan supaya keduanya diterima di

universitas yang diinginkannya.

Dalam komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator agar komunikan mau

berpartisipasi dalam komunikasi. Hal ini senada dikemukakan Sugiyo (2005: 6) dalam komunikasi antarpribadi perlu

adanya suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih dari komunikator. Rahmat (2005 :133)

mengemukakan bahwa “sikap supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif”. Orang yang defensif

cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikan dari pada

memahami pesan orang lain.


Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi

komunikan. Kita dapat menyatakan komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling menyukai. Dalam

pendidikan, atraksi interpersonal telah diteliti pengaruhnya terhadap prestasi akademis. Lott dan lott (1966)

menemukan bahwa murid-murid belajar bahasa spanyol lebih cepat bila bekerja sama dengan orang-orang yang

mereka senangi. Nelson dan Neadow (1971) membuktikan dengan eksperimen bahwa pasangan mahasiswa yang

mempunyai sikap yang sama membuat prestasi yang baik dalam mengerjakan tugas-tugas mekanis dibandingkan

dengan pasangan yang mempunyai sikap yang berlaian.

Maka dalam hal ini komunikasi antar personal akan berjalan secara efektif bila komunikan dan komunikator

saling menyukai atau dengan kata lain tertanam hubungan emosional yang kuat dan baik.

Charina xc
1. PERSEBARAN BANGSA MELANESIA (PAPUA MELANESOIDE) DI INDONESIA
 Pulau Papua
 Pulau- pulau Melanesia
 Orang Tapiro di Irian
2. PERSEBARAN BANGSA MELAYU TUA (PROTO MELAYU) DI INDONESIA
 Suku Nias di Nias
 Suku Kubu di Jambi dan Sumatra Selatan
 Orang semang di pedalaman Malaya
 Suku dayak di Kalimantan
 Suku Toraja di Sulawesi
 Suku Mentawai
3. PERSEBARAN BANGSA MELAYU MUDA (DEUTRO MELAYU) DI INDONESIA
 Aceh
 Minangkabau
 Jawa
 Bali
 Bugis
 Makasar
1. PERSEBARAN BANGSA MELANESIA (PAPUA MELANESOIDE) DI INDONESIA
 Pulau Papua
 Pulau- pulau Melanesia
 Orang Tapiro di Irian
2. PERSEBARAN BANGSA MELAYU TUA (PROTO MELAYU) DI INDONESIA
 Suku Nias di Nias
 Suku Kubu di Jambi dan Sumatra Selatan
 Orang semang di pedalaman Malaya
 Suku dayak di Kalimantan
 Suku Toraja di Sulawesi
 Suku Mentawai
3. PERSEBARAN BANGSA MELAYU MUDA (DEUTRO MELAYU) DI INDONESIA
 Aceh
 Minangkabau
 Jawa
 Bali
 Bugis
 Makasar

1. PERSEBARAN BANGSA MELANESIA (PAPUA MELANESOIDE) DI INDONESIA


 Pulau Papua
 Pulau- pulau Melanesia
 Orang Tapiro di Irian
2. PERSEBARAN BANGSA MELAYU TUA (PROTO MELAYU) DI INDONESIA
 Suku Nias di Nias
 Suku Kubu di Jambi dan Sumatra Selatan
 Orang semang di pedalaman Malaya
 Suku dayak di Kalimantan
 Suku Toraja di Sulawesi
 Suku Mentawai
3. PERSEBARAN BANGSA MELAYU MUDA (DEUTRO MELAYU) DI INDONESIA
 Aceh
 Minangkabau
 Jawa
 Bali
 Bugis
 Makasar

Anda mungkin juga menyukai