Anda di halaman 1dari 13

Sastra Melayu


Sastra Melayu adalah sastra yang hidup pada era melayu tradisional, yaitu masyarakat yang
masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Pada umunya, Sastra Melayu bersifat verbalisme,
yakni ujaran dari mulut ke mulut. Hal ini berdampak pada pemaknaan penerima ujaran tersebut.
Banyak versi yang lahir karena fenomena ini. Sastra Melayu terbagi atas dua jenis, yaitu sastra
melayu klasik dan sastra melayu modern. Pembeda keduanya berasal dari segi bahasa yang
dipergunakan. Sastra Melayu klasik masih menggunakan bahasa melayu pasar.
Nama bahasa Melayu itu terbit dari bangsa yang bernama Melayu. Orang yang berbahasa
Melayu itu menggunakan bahasanya yaitu bahasa yang termasuk dalam rumpun bahasa
Austronesia. Sejarah perkembangan bahasa Melayu serta sastranya dapat dibagi mengikuti zaman
politiknya, seperti zaman Sriwijaya, Majapahit, Malaka, dan sebagainya, mengikuti zaman
perkembangan kebudayaannya seperti pengaruh Hindu, Islam, dan Barat.
Ciri-Ciri Karya Sastra
Melayu Klasik
1.Anonim
Anonim dalam artian tidak diketahui siapa pengarangnya, ini
disebabkan karena tempo dulu tidak banyak orang yang
mengejar popularitas sehingga pengarangnya lebih fokus
untuk menyajikan maha karya yang menitikberatkan pada
fungsicerita.
Beberapa contoh dari karya sastra
melayu klasik  pada umumnya terdapat
di setiap cerita-cerita klasik, seperti
“Hikayat hang tuah”, Hikayat raja indra”,
“hikayat indra bangsawan”, “Hikayat
malim demam”
2.Bertema Istana sentris
Jenis ceritanya berlatar belakang istana. Tokohnya biasanya raja atau
pangeran yang sakti dan kisahnya mengenai percintaan. Akhir cerita
selalu bahagia.

3. Bernilai budaya lokal


Ciri yang ketika dari karya sastra melayu klasik adalah penciptaan
karya sastra melayu klasik biasanya mengusung budaya lokal,
sehingga dari Cerita kaya sastra melayu klasik pembaca bisa
mendapat gambaran moral masyarakat yang hidup pada jaman
dulu.
4.Disebar secara lisan

Ciri yang terakhir ialah disebarkan secara lisan. penyebab utamanya
adalah  pergerakan zaman dahulu sangatlah lambat jika dibandingkan
dengan konvoi masyarakat di zaman modern ini. Oleh karena itu,
penyebaran budaya dan cerita secara lisan akan lebih mempercepat
tersebarnya cerita dibandingkan dengan menggunakan media tulisan.
Selain itu, melalui budaya lisan, masyarakat juga mampu lebih intens
memberikan nilai-nilai positif nan terdapat di dalam cerita sehingga pesan
moral yang terdapat di dalamnya akan sampai kepada pendengar dengan
lebih cepat dan efektif.
Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu
Klasik
1.Gurindam
Gurindam merupakan suatu puisi lama yang berisi dua bait, dalam
setiap baitnya ada dua baris kalimat dengan rima yang sama, yang
satu kesatuan secara utuh. Gurindam dibawa oleh sastra Hindu atau
orang Hindu. Gurindam yang berasal dari India atau bahasa “Tamil”
yakni kirindam dalam arti perumpamaan, mula-mula asmal.

Baris yang pertama berisi seperti soal, perjanjian atau masalah dan
baris yang kedua berisi jawabannya atau akibat dari masalah atau
peranjian di baris pertama tadi.
Macam-Macam Gurindam

• Gurindam berangkai
Gurindam berangkai merupakan suatu bentuk gurindam yang
mempunyai kata yang sama pada setiap baris pertama
baitnya.

• Gurindam Berkait
Gurindam berkait merupakan suatu bentuk gurindam yang
bait pertama berkaitan dengan bait selanjutnya dan pada
bait seterusnya.
Contoh Gurindam

Barang siapa tiada memegang agama,


Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senang hati
Pengarang gurindam yang terkenal yairu
Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Ali yang
menjadi raja muda di Riau (1844-1857).
Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang
berjudul “Gurindam Dua Belas”.
2.Karmina
adalah pantun dua baris. Populer disebut pantun kilat. Baris pertama sampiran dan baris kedua
langsung isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya dipakai untuk menyampaikan sindiran ataupun
ungkapan secara langsung.Contoh Karmina:
1.Sudah gaharu cendana pula(sampiran)
Sudah tahu masih bertanya pula(isi)

2.Dahulu ketan sekarang ketupat


Dahulu preman sekarang ustadz
3.Pantun
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata,
kata, persajakan, dan isi).
Ciri-ciri pantun:
terdiri dr sejumlah baris yg selalu genap dan merupakan satu kesatuan yang disebut bait.
Setiap baris terdiri dari 4 kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata.
Bait pertama merupakan sampiran, bait berikutnya merupakan isi
Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-abc atau abcd-abcd atau aa-aa)
Contoh
Pantun
Pantun Melayu Merayu:
Kedai laris yang siape punya.
Milik tuang fatur pujangga.
Hai adek manis abagn kasih bunga.
Baru petik dekat tetangga.
Pantun Tunjuk Ajar:
Wahai anak gadis jaga lah amanah.
Tunjuk ajah segera telaah.
Ambillah hal baik berfaedah.
Agar hidup tidak salah.
4.Seloka

Merupakan bentuk puisi melayu klasik, berisikan pepatah maupun


perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.
Biasanya ditulis 4 baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-
kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari 4 baris
Biasanya seloka terdiri dari 4 baris, 1 bait tetapi persajakannya datar
(aaaa).
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
5.Syair
Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang artinya perasaan. Syair timbul
setelah terjadinya pengaruh kebudayaan Islam. Terdiri dari 4 baris sebait, berisi
nasehat, dongeng, dan sebagian besar berisi cerita. Syair sering hanya
mengutamakan isi.
Ciri-ciri syair

⊡ terdiri dari empat baris


⊡ tiap baris terdiri dari 4-5 kata (8-12 suku kata)
⊡ persamaan bunyi atau sajak akhir sama dan sempurna
⊡ tidak ada sampiran, keempatnya merupakan isi
⊡ terdiri dari beberapa bait, tiap bait berhubungan
⊡ biasanya berisi cerita atau berita
6.Talibun
Talibun adalah tulisan yang berbentuk puisi lama seperti pantun yang mempunyai sampiran
dan isi, tetapi lebih dari 4 baris.
Adapun talibun dapat terdiri dari 6 hingga 20 baris dan memiliki irama abc-abc, abcde-
abcde, dan seterusnya.
Talibun bercerita tentang tema kebesaran atau kehebatan suatu tempat, keajaiban sesuatu
benda atau peristiwa, kecantikan atau kehebatan seseorang.
Talibun juga bercerita tentang kelakuan dan sikap manusia, serta pengisahan tentang
sesuatu perlakuan dimasa yang lalu.Contoh talibun:
kepada istri cinta utama
merasa jenuh berlalu gampang
kerja lembur berhari - hari
tiada hari tanpa merana
adinda jauh selalu terbayang
jika tidur termimpi - mimpi

Anda mungkin juga menyukai