Anda di halaman 1dari 11

Senin, 10 Juni 2013PENGERTIAN PANTUN, SEJARAH , JENIS ,CONTOH , MAKNA PANTUN

PENGERTIAN PANTUN
Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan.Dalam kesusastraan, pantun pertama kali
muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman.Kata pantun sendiri
mempunyai asal-usul yang cukup panjang dengan persamaan dari bahasa Jawa yaitu kata parik yang
berarti pari, artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu.Arti ini juga berdekatan dengan
umpama dan seloka yang berasal dari India.
Pantun merupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau,
seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji.Antologi pantun yang pertama itu berjudul
Perhimpunan Pantun-pantun melayu.Genre pantun merupakan genre yang paling bertahan lama.Pantun
merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.Pantun
berasal dari kata patuntun dalam bahasa minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa,
misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa sunda dikenal sebagai PAPARIKAN dan dalam bahasa
Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat
baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-
a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a).Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang
dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: SAMPIRAN dan ISI.
Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang
menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak.Dua baris terakhir merupakan isi, yang
merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:Terdiri atas empat baris.
Tiap baris terdiri atas 9 sampai 10 suku kataDua baris pertama disebut sampiran dan dua baris
berikutnya berisi maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut dengan abjad /ab-ab/. Maksudnya, bunyi
akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan (Fang, 1993: 195).
Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman dan
disisipkan dalam syair-syair seperti Syair Ken Tambuhan. Pantun dianggap sebagai bentuk karma dari
kata Jawa Parik yang berarti pari, artinya paribahasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu.Arti ini juga
berdekatan dengan umpama atau seloka yang berasal dari India. Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa
kata pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat dalam berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam
bahasa Pampanga, tuntun yang berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap
menurut aturan tertentu; dalam bahasa Jawa kuno, tuntun yang berarti benang atau atuntun yang
berarti teratur dan matuntun yang berarti memimpin; dalam bahasa Toba pula ada kata pantun yang
berarti kesopanan, kehormatan. Van Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu
berasal dari bahasa daun-daun, setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan mempergunakan
daun-daun untuk menulis surat-menyurat dalam percintaan.Menurut kebiasaan orang Melayu di Sibolga
dijumpainya kebiasaan seorang suami memberikan ikan belanak kepada istrinya, dengan harapan agar
istrinya itu beranak.Sedangkan R. J. Wilkinson dan R. O. Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan
keberatan mengenai asal mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya Malay Literature
pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya, tidakkah hal itu harus dianggap
sebaliknya?.Jadi bukan pantun yang berasal dari bahasa daun-daun, tetapi bahasa daun-daunlah yang
berasal dari pantun.Zaman dahulu pantun menduduki tempat yang penting dalam kehidupan
masyarakat, khususnya masyarakat Melayu.Pantun banyak digunakan dalam permainan kanak-kanak,
dalam percintaan, upacara peminangan dan pernikahan, nyanyian, dan upacara adat.Secara umum
setiap tahap kehidupan masyarakat Melayu dihiasi oleh pantun.

JENIS JENIS PANTUN
jenis jenis pantun berikut dengan sedikit penyesuaian
Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat dibagi menurut jenis dan isinya yaitu:
1. pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. pantun bersukacita
b. pantun berdukacita
c. pantun jenaka atau pantun teka-teki
2. pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
A. pantun dagang atau pantun nasib
b. pantun perkenalan
c. pantun berkasih-kasihan
d. pantun perceraian


3. pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:
a. pantun nasihat
b. pantun adat
c. pantun agama

PENJELASAN DAN CONTOH SERTA MAKNA PANTUNNYA
Berikut merupakan makna dan nilai- nilai luhur yang terkandung dalam pantun nusantara.Penggalian
makna pantun dibagi berdasarkan jenis pantun.
1. Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. Pantun bersukacita:
Pantun yang mengungkapkan perasaan suka cita orang tersebut.Dilontarkan dalam situasi yang suka
cita.Dituturkan agar orang yang mendengarnya ikut merasakan suka cita.
Burung merpati burung dara
Terbang menuju angkasa luas
Hati siapa takkan gembira
Karena aku telah naik kelas
Pantun tersebut menggambarkan kegembiraan hati anak-anak yang berhasil naik kelas.Penyampaian
pantun itu tentunya dalam suasana yang suka cita.Apabila pantun tersebut dilayangkan, tentu saja
membuat yang mendengar merasa turut bersuka cita.
b. Pantun berdukacita:
Pantun yang mengungkapkan kesedihan seseorang.Pantun ini juga dilontarkan oleh seseorang untuk
menghapus suasana duka cita yang ada.
Memetik manggis di kota Kedu
Membeli tebu uangnya hilang
Menangis adik tersedu-sedu
Mencari ibu belum juga pulang
Pantun tersebut mewakilkan perasaan anak yang ditinggal oleh orang tuanya.Pantun tersebut
dilayangkan dalam situasi yang sedih. Biasanya, anak yang ditinggal orang tuanya tentu akan merasa
sedih, dan mungkin mereka bisa mengungkapkannya dalam bentuk pantun.
c. Pantun jenaka atau pantun teka-teki:
Pantun jenaka atau pantun teka teki merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang
mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh
keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan
suasana akan menjadi semakin riang.
Pohon mangis di tepi rawa
Tempat nenek tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu
Masyarakat terdahulu menggunakan pantun sebagai media pelipur lara atau menia hiburan. Dapat
dilihat dari pantu tersebut, tujuannya juga untuk menambah keakraban penutur dengan pendengarnya.


2. Pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. Pantun dagang atau pantun nasib:
Pantun dagang atau pantun nasib merupakan rangkaian kata-kata yang merefleksikan nasib atau
keadaan seseorang. Pantun ini biasanya dinyanyikan/dibacakan oleh orang-orang yang berada di
perantauan jika mereka ingat akan kampung halamannya atau nasibnya yang tak seberuntung
temannya.
Tudung saji hanyut terapung
hanyut terapung di air sungai
Niat hati hendak pulang kampung
apa daya tangan tak sampai


Pantun diatas menggambarkan bagaimana orang yang merantau, berada jauh dari kampung
halamannya, sangat merindukan kampungnya.Disini tergambar bahwa masyarakat daerah merantau
untuk mencari uang ataupun belajar, jauh dari keluarga, namun mereka tak lupa dengan tempat asal
mereka.Mereka bertahan di tempat rantau demi mencapai tujuan.

b. Pantun perkenalan: Pantun yang berisi ungkapan untuk mengenal seseorang dan ucapannya
berupa pantun.
Dari mana hendak kemana
Manggis dipetik dengan pisau
Kalau boleh kami bertanya
Gadis cantik siapa namamu
Pantun tersebut menggambarkan bagaimana keinginan seseorang untuk berkenalan dengan orang yang
ditemuinya. Dalam hal ini, kearifan local yang dapat ditemui yakni masyarakat sangat gemar membuka
tali pertemanan, suka mengenal satu sama lain. Apabila ia bertemu dengan seseorang yang menarik
perhatiannya, ia akan menanyakan hal awam untuk menjalin tali pertemanan, agar mereka menjadi
lebih akrab.
c. Pantun berkasih-kasihan: Pantun yang berisi ungkapan yang ditujukan pada orang yang dicintainya.
Jalan lurus menuju Tuban
Terus pergi mengangkat peti
Badan kurus bukan tak makan
Kurus memikir si jantung hati
Pantun tersebut dituturkan oleh seseorang kepada pasangannya.Pantun berkasih-kasihan berisikan hal
yang ingin diungkapkan kepada pasangan, atau pun sebagai sarana untuk merayu pasangannya.Pantun
tersebut menggambarkan rasa cinta seseorang terhadap pasangannya dan membuat ungkapan yang
berlebihan bahwa badannya kurus karena memikirkan kekasihnya. Hal tersebut tentunya akan membuat
sang kekasih merasa tersentuh dan kenambah keharmonisan hubungan.
d. Pantun perceraian: Pantun yang berisi ucapan perpisahan atau perceraian. Pantun ini dilontarkan
ketika kedua pasangan sedang memiliki masalah dan mungkin berniat untuk berpisahataupun
diputuskan hubungannya.
Jaga tugu di tengah jalan
Menjala ikan mendapat kerang
Tega nian aku kau tinggalkan
Hidup di dunia hanya seorang
Pantun perceraian tersebut menggambarkan kegundahan seseorang karena ditinggal oleh pasangannya.
3. Pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:
a. Pantun nasihat:
Rangkaian kata-kata yang mempunyai makna mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi
lebih baik.Pantun nasehat dari jaman ke jaman mengalami perkembangan, pada awal mulanya pantun
hanyalah karya lisan yang spontan terucap dari orang yang kreatif.
Bau paku sedin telabah
Buaq randu masak odaq
Pacu-pacu pada sekolah
Jari sangu sak uwah toak

Memetik paku dekat selokan
Buah kapuk matang muda
Rajin-rajinlah bersekolah
Jadi bekal ketika tua


b. Pantun adat:
pantun yang menggunakan gaya bahasa bernuansa kedaerahan dan kental akan unsur adat kebudayaan
tanah air. jenis pantun ini bertutur lebih kepada kearifan lokal dimana pantun adat tersebut
beredar,masing masing daerah di Nusantara ini pasti memiliki pantun adat yang berbeda beda.
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah


Pantun tersebut jelas menggambarkan adat istiadat melayu dimana hukumnya berujung atau bermula
dari kitabullah atau alquran.Kearifan local yang terkandung yakni tentang aturan adat yang bertumpu
pada alquran. Sebagian besar orang Indonesia memeluk agama islam. Aturan adat yang ada tentunya
merujuk pada ajaran islam.
c. Pantun agama:
pantun yang didalamnya mengandung kata-kata nasehat atau petuah yang memiliki makna mendalam
sebagai sebuah pedoman dalam menjalani hidup, yang biasanya berisi kata kata yang bisa mendorong
kita untuk berbuat yang tidak melanggar aturan agama baik untuk kepentingan diri maupun bagi orang
lain.
Aqu lalo beli tembage
Te ngadu ngelim parang
Lamun mele tame surge
Girang-girang ngaji sembahyang

Saya pergi beli tembaga
Saya pakai untuk merekatkan parang
Apabila ingin masuk surge
Sering-sering mengaji dan sembahyag


Dari baris pertama dan kedua memiliki keterhubungan yang saling berkaitan. Keterhubungan antara
baris pertama dengan baris kedua sangat erat, karena pada baris pertama menjelaskan mengenai apa
yang digunakan, sedangkan baris kedua menjelaskan mengenai sebab. Sehingga sampiran pada lelakaq
ini merupakan keterhubungan sebab-akibat antara baris pertama dan baris kedua.
Selanjutnya pada isi lelakaq kalimat pada baris ketiga berbunyi lamun mele tame surge. Apabila dilihat
secara kata perkata, maka kata lamun berarti kalau, kata mele berarti ingin, dan kata surge berarti
surga. Dari kata tersebut maka arti seluruhnya pada kalimat di baris ketiga ini adalah kalau ingin masuk
surga. Kata-kata tersebut dapat dilihat dari artinya akan memiliki makna yang sangat luas dan
mendalam. Dari hal tersebut maka akan lebih mudah untuk menggali makna sebenarnya dari kalimat
lelakaq pada baris ketiga ini.
Dan kalimat pada baris keempat pada lelakaq tersebut berbunyi girang-girang ngaji sembahyang.
Apabila diartikan secara kata-perkata, maka kata girang-girang berarti sering-sering, kata ngaji
berarti membaca Al-Quran, dan kata sembahyang dapat berarti sholat. Maka apabila diartikan secara
sepenuhnya maka dapat diartikan sering-sering membaca Al-Quran dan sholat. Kalimat tersebut sesuai
dengan apa yang dipaparkan oleh kalimat pada baris ketiga tersebut. Sehingga dari hal tersebut maka
secara arti kata maka kalimat pada baris ketiga dan keempat sesuai dan saling berhubungan.
Kearifan lokal yang terkandung dalam Lelakaq ini jelas sekali mengenai ajaran agama. Pesan yang
terkandung yaitu apabila kita ingin masuk surga, sering-seringlah kita mengaji (Membaca Alquran) serta
Sembahyang (Shalat lima waktu dan shalat sunnah). Dari lalekaq tersebut jelas sekali terlihat bahwa
masyarakat sasak sebagian besar merupakan pemeluk agama yang kuat.Mereka menanamkan nilai-nilai
agama dalam banyak pantun mereka.Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga
fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata
sebelum berujar.Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan
kata yang lain.




RUJUKAN/ DAFTAR PUSTAKA

Ghawa, John. 2006. Kebijakan dalam 1001 Pantun. Cetakan 2. Jakarta: Kompas Media Nusantara

Abdul Rani, Supratman. 2006. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Effendy, M. Ruslan. 1983. Selayang Pandang Kesusastraan Indonesia. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Surana.2001. Pengantar Sastra Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia dan Departemen
Pendidikan Nasional.

WWW.WIKIPEDIA.ORG

Menurut Effendi (1983), pantun dikategorikan mengikut jenis dan isinya seperti yang dinyatakan
berikut:
a) pantun kanak-kanak. Contoh pantun kanak-kanak ialah :
i) pantun bersukacita
ii) pantun berdukacita
iii) pantun jenaka atau pantun teka-teki
b) pantun orang muda. Contoh pantun remaja ialah:
i) pantun dagang atau pantun nasib
ii) pantun perkenalan
iii) pantun berkasih-kasihan


c) pantun orang tua seperti :
i) pantun nasihat
ii) pantun adat
iii) pantun agama

Anda mungkin juga menyukai