Anda di halaman 1dari 49

Pelajaran 2

MENAMBAH CITA RASA BAHASA


MELALUI SENI BERPANTUN

XII IPS 1
Nama Kelompok :
• Hanik Iskhlakiyah (08)
• Panji Artawan (12)
• Veronika Niken (14)
• Ricardo (31)
Kegiatan 1
Pembangunan Konteks dan
Pemodelan Teks Pantun
Tugas 1
Memahami Struktur Teks Pantun
Pantun
Apa guna orang bertenun, } sampiran baris 1
Untuk membuat pakaian adat. } sampiran baris 2
Apa guna orang berpantun, } isi baris 1
Untuk memberi petuah amanat. } isi baris 2
Pertanyaan
1. Dari pantun itu, terlihat sampiran baris 1 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 1,
sedangkan sampiran baris 2 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 2. Mengapa
demikian? Jelaskan.
*  Karena  pantun menggunalan pola yang bersajak AB-AB yang berarti sampiran baris 1
merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 1 dan sampiran baris 2 merupakan unsur yang
mengantarkan isi baris 2. Dalam arti sampiran baris 1 saling berhubungan dengan isi baris 1 dan
sampiran baris 2 saling berhubungan dengan isi baris 2.
Pertanyaan
2. Apakah yang menjadi ciri sampiran dan isi pada pantun diatas?
• Antara baris sampiran 1 dan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu a-a dan sampiran
2 dengan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu b-b
3. Menurut Harun Mat Piah, pantun ialah sejenis puisi pada umumnya, yang terdiri atas empat
baris dalam satu rangkap; empat perkataan sebaris; rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi
dan kekecualian. Tiap rangkap pantun terdiri atas dua unit, yaitu pembayang (sampiran) dan
maksud (isi). Setiap rangkap melengkapi satu ide. Pada sebait pantun di atas, apakah sudah
memenuhi pengertian yang dimaksudkan Harun Mat Piah?
• Sudah,
No. Struktur Teks Pantun
1. Baris Empat baris dalam 1 rangkap
2. Kata Terdiri dari 4-8 suku kata
3. Rima Akhir a-b-a-b
4. Sampiran 1) Apa guna orang bertenun
2) Untuk membuat pakaian adat
5. Isi 1) Apa guna orang berpantun
2) Untuk memberi petuah amanah
6. Ide Berpantun berguna untuk memberi petuah dan amanah
Pertanyaan
4. Apakah peranan pantun dalam kehidupan?
• Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan
kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata
sebelum berujar. pantun juga melatih orang berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki
kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat,
bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya
dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main
dengan kata. Pantun berperan dalam memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas
agar terampil berpikir kritis dan kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan
permasalahan
Tugas 2
Mengeksplorasi Struktur Teks Pantun
Selain bentuk empat baris, ada juga pantun yang terdiri atas dua baris, enam baris, delapan
baris, dan bentuk berkait
Panah adalah senjata mati } sampiran
Di ayunan meminum suji } sampiran
Qonaah adalah kekayaan sejati } isi
keberanian adalah akhlak terpuji } isi

Pantun tersebut merupakan pantun yang terdiri atas dua larik atau baris dan bersajak a-a. Pantun itu dikenal
dengan sebutan karmina atau pantun kilat. Larik pertama pada pantun itu merupakan sampiran dan larik
keduanya merupakan isi. Beberapa contoh karmina yang lain adalah sebagai berikut
Talibun dengan Enam Larik b) Talibun dengan Delapan Larik
Bukan hamba takutkan mandi, } sampiran baris 1 Lain pesisir dan Bukittinggi, } sampiran baris 1
takut hamba berbasah-basah, } sampiran baris 2 tidak di darat hanya di rantau. } sampiran baris 2
mandi di lubuk Pariangan. } sampiran baris 3 Palembayan sama di dalam, } sampiran baris 3
Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1 Sungai Beringin Tujuh Lurah. } sampiran baris 4
takut hamba kan patah-patah, } isi baris 2 Marilah berjalan sekarang ini, } isi baris 1
di dalam bertunangan. } isi baris 3 kita pertaruhkan si langau hijau. } isi baris 2
Beramanat di embun malam, } isi baris 3
senanglah hati Lompong Bertuah. } isi baris 4

(a) Apa yang membedakan kedua talibun di atas? Perbedaannya adalah 


1. Talibun Pertama karena Talibun tersebut bersajak a-b - c, a-b-c 
2. Talibun Kedua Karena Talibun tersebut bersajak a-b-c-d, a-b-c-d
(b) Talibun merupakan jenis puisi bebas yang di dalamnya terdapat
beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian. Isi
pantun jenis ini berdasarkan sebuah perkara yang diceritakan secara
terperinci dengan memanfaatkan pengulangan kata pada baris
berikutnya untuk memberikan penekanan. Pengulangan kata pada
kedua teks pantun itu adalah sebagai berikut

• Kata “takut” pada talibun berlarik enam, baris pertama dan kedua.
• Kata “mandi” pada talibun berlarik enam,baris pertama dan ketiga 
• Kata “hamba”  pada talibun berlarik enam,baris pertama dan kedua
• Kata “patah”  pada talibun berlarik, baris ke lima 
• Kata ‟bukan”  pada talibun berlarik enam, baris pertama dan keempat
Bentuk pantun lainnya yang perlu kalian ketahui adalah pantun berkait. Pantun berkait ini merupakan pantun yang terdiri atas
beberapa bait yang sambung-menyambung. Larik kedua dan keempat pada setiap baitnya menjadi larik pertama dan ketiga
bait berikutnya. Contoh :

Manggistan namanya kayu, Pulau Pandan jauh ke tengah


daunnya luruh menelentang. Gunung Daik bercabang tiga.
Mahkota Raja Melayu, Hancur badan dikandung tanah,
turun dari bukit Seguntang. budi yang baik dikenang juga.

Daunnya luruh menelentang, Gunung Daik bercabang tiga,


daun puan diraut-raut. tampak jauh dari seberang.
Turun dari bukit Seguntang, Budi yang baik dikenang juga,
keluar dari dalam laut. khidmat bakti disanjung orang
• Bait I dan bait II merupakan satu kesatuan stanza (kumpulan larik sajak yang menjadi satuan
struktur sajak) yang utuh dengan mengusung satu ide. Begitu pula halnya dengan bait III dan bait
IV. Jadi, setiap satu pantun berkait itu setidaknya terdiri atas dua bait yang berisi delapan baris.
• (1) Bait I dan II
Bait I
Mahkota Raja Melayu
Turun dari bukit Seguntang
Bait II
Turun dari bukit Seguntang
Keluar dari dalam laut
(2) Bait III dan IV
Bait III
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik dikenang juga
Bait IV
Budi yang baik dikenang juga
Khidmat bakti disanjung orang
Tugas 3
Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks Pantun
1. Diksi
Agar tujuan sebuah pantun dapat disampaikan dengan sempurna, seseorang
yang melantunkan pantun harus jeli menempatkan kata-kata tertentu.
Penempatan diksi yang tepat menjadi sangat penting. Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras
dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan.
Pantun yang digunakan untuk berkomunikasi biasanya menggambarkan
masyarakat pada zamannya (zaman pantun tersebut diciptakan), yang tentu
saja terlihat pada diksi yang digunakan. Misalnya pantun yang lahir pada zaman
tradisional, kerap menggunakan diksi yang berkaitan dengan alam dan
kehidupan masyarakat saat itu.
No. Kata Arksis Makna Kata

1. Tingkap Jendela di atap, di dinding , dan sebagainya.


2. Jikalau Kalau ; Jika
3. Langau Lalat besar yang suka mengisap darah hewan ; pikat .
4. Lesap Hilang ; Lenyap ; Lucut.
5. Lubuk Bagian yang dalam di perairan (sungai, laut, danau, dan sebagainya)
6. Gaharu Kayu yang harum baunya, biasanya dari pohon tengkuras.
7. Tenun Hasil kerajinan yang berupa bahan (kain) yang dibuat dari benang (kapas, sutera, dan sebagainya)
dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melingtan pada lungsin

8. Amanat Keseluruhan makna atau isi pembicaraan ; konsep atau perasaan yang ingin disampaikan oleh
pembicara untuk dimengerti dan diterima pendegar atau atau pembaca.

9. Selendang Kain (sutra, dan sebagainya) panjang penutup leher (bahu, atau kepala) atau untuk menari

10. Pedada Pohon yang tumbuh di hutan-hutan bakau, tingginya mencapai 15 meter. Berakar napas yang
keluar dari lumpur, bentuk daunnya bulat telur, ujungnya tumpul dan membundar, panjangnya 5—
13 cm; beremban;.
• Akan tetapi, diksi yang digunakan berbeda dengan pantun yang lahir
pada zaman modern. Kata yang digunakan seringkali dihubungkan
dengan kondisi masyarakat modern dengan berbagai sarana dan
prasarana mutakhir. Simak beberapa bait pantun berikut ini.
No. Diksi Mutakhir Makna Kata
1. Facebook Facebook adalah sarana sosial yang menghubungkan orang-orang dengan teman dan rekan mereka
lainnya yang bekerja, belajar, dan hidup di sekitar mereka. 
2. Handphone Handphone (HP) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang dapat dibawa ke mana-mana
(portabel/mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel;
wireless).
3. Status Kabar berita
4. Smartphone Perangkat telekomunikasi elektronik yang lebih lengkap daripada Handphone (Handphone Pintar)
5. Youtube Situs untuk membagikan video kepada masyarakat agar bisa ditonton
6. Galau Perasaan Sedih / Penat
7. Android Sistem pengoperasian pada smartphone
8. Pending Tertunda
9. Flashdisk Alat untuk menyimpan data di komputer
10. Earphone Alat pembantu untuk mendengarkan musik melalui telinga langsung
2.  Bahasa kiasan
Dalam pantun sering ditemukan bahasa kiasan, yaitu bahasa yang
digunakan pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak
biasa, yang secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa
kiasan di sini bisa berupa peribahasa atau ungkapan tertentu dalam
menyampaikan maksud berpantun.
Ungkapan atau bentuk idiom adalah gabungan kata yang menimbulkan
makna baru, yakni makna khusus, sehingga tidak dapat diartikan secara
sebenarnya. Misalnya isapan jempol dimaknai sebagai ‘tidak
bermakna’, bertekuk lutut ‘menyerah’, buah tangan ‘oleh-oleh’, dan
sebagainya. Carilah makna ungkapan yang ada pada kolom berikut dan
buatlah contoh dalam kalimat.
No. Ungkapan Makna Makna Kata
1. Besar kepala Sombong Pak Ardi menjadi besar kepala setelah menduduki jabatan baru.
2. Kaki tangan Anak buah Mereka berdua telah benar-benar menjadi kaki tangan bagi Danurejo dan juga
kafir Belanda. 
3. Tebal muka Tidak tahu malu Memang tebal muka anak itu, masa ia berani mencuri di depan orang tuanya.
4. Kepala batu Tidak mau Udin anak yang berkepala batu, sudah dinasehati agar rajin belajar tetapi selalu
nasihat dari saja dia bermain-main dengan teman-temannya
orang lain
5. Mata-mata Pengintip Dalam Serat Centini diceritakan, mata-mata Susuhunan Amangkurat akhirnya
mengetahui tempat persembunyian keturunan Sunan Giri, musuh bebuyutan
dinasti Mataram.

7. Darah biru Keturunan Dalam banyak budaya terutama Jawa, pewaris darah biru ini biasanya akan
bangsawan berusaha mendapatkan pasangan yang juga berasal dari kalangan darah biru.

8. Banting tulang Bekerja keras Ayah membanting tulang demi mencukupi kebutuhan anak dan istrinya.
9. Ringan tangan Suka membantu Wawan memang anak yang ringan tangan, setiap orang yang kesulitan pasti
dibantunya.
10. Tangan besi Memerintah Raja itu memang pantas mendapatkan ganjarannya karena selama ini memerintah
dengan semena- rakyatnya dengan tangan besi.
mena
3. Imaji
Imaji atau citraan yang dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam
pembuatan teks pantun. Jika kita melakukan pengimajian, akan
menghasilkan gambaran yang diciptakan secara tidak langsung oleh
pelantun pantun. Oleh sebab itu, apa yang digambarkan seolah-olah
dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji
taktil).
Imaji yang dilukiskan pada pantun tersebut adalah imaji visual (melihat)
dan imaji taktil (merasakan). Imaji visual dapat dilihat pada baris
pertama /Jikalau gelap orang bertenun//bukalah tingkap lebar-lebar/,
seolah-olah pendengar melihat ada orang yang sedang bertenun dalam
kegelapan, lalu meminta pendengar membuka jendela lebar-lebar.
Sementara itu, imaji taktil tergambar pada bagian isi /Jikalau lenyap
tukang pantun//sunyi senyap bandar yang besar/. Hal ini membuat
pendengar seolah-olah merasakan sunyinya kota pelabuhan yang besar
karena sudah tidak ada lagi orang yang berpantun.
• Kalau pedada tidak berdaun (Imaji Visual)
Tandanya ulat memakan akar (Imaji Visual)
Kalau tak ada tukang pantun (Imaji Taktil)
Duduk  musyawarah terasa hambar (Imaji Taktil)

• Tikar pucuk tikar mengkuang (Imaji Visual)


Alas nikah raja melayu (Imaji Visual)
Ikan busuk jangan dibuang (Imaji Visual)
Buat perecah disaur kayu (Imaji Visual)
• Telah masak buah mengkudu (Imaji Visual)
Masak pula buah kepayang (Imaji Visual)
Hati risau bercampur rindu (Imaji Taktil)
Siang malam mabuk kepayang (Imaji Taktil)

• Asam kandis asam gelugur (Imaji Visual)


Ketiga asam si riang-riang  (Imaji Taktil)
Menangis mayat didalam kubur (Imaji taktil)
Teringat badan tidak sembahyang (Imaji Taktil)

• Orang berkain menutup aurat (Imaji Visual)


Sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist (Imaji Taktil)
Orang muslim hidup beradat (Imaji Visual)
Perangai sopan muka pun manis (Imaji Visual)
• 4. Bunyi
Struktur pembangun teks pantun yang terakhir adalah bunyi yang
biasanya muncul dari diksi, kiasan, serta imaji yang diciptakan saat
menuturkan pantun. Dalam bunyi, kalian akan melihat unsur rima
(rhyme) dan ritme (rhytm). Rima merupakan unsur pengulangan bunyi
pada pantun, sedangkan irama adalah turun naiknya suara secara
teratur. Selain untuk memperindah bunyi pantun, bebunyian diciptakan
juga agar penutur (pelantun) dan pendengar lebih mudah mengingat
serta mengaplikasikan pesan moral dan spiritual yang terdapat dalam
teks pantun jenis apapun.
Dalam menghasilkan sebuah teks pantun, harus memiliki kemahiran
dalam memilih kata yang digunakan, agar menghasilkan bunyi yang
selaras dengan rima akhir a-b-a-b. Tentu saja selain menghasilkan bunyi
yang sepadan, sebuah teks pantun yang dilantunkan memiliki makna.
Berikut akan diberikan beberapa bait pantun, tetapi urutan kata dalam
setiap larik tidak tersusun dengan benar.
No. Urutan Awal Setelah Disusun Kembali
1. Pucuk-tikar-mengkuang-tikar Tikar pucuk tikar mengkuang
Raja-alas-Melayu-nikah Alas nikah raja Melayu
Busuk-ikan-dibuang-jangan Ikan busuk jangan dibuang
Perecah-buat-kayu-di-asur Buat perencah di saur kayu
2. Siang-berkebun-bila-orang Bila siang orang berkebun
Naik-gelap-hari-ke-rumah Hari gelap naik ke rumah
Bila-pantun-hilang-tukang Bila hilang tukang pantun
Lesap-habislah-petuah-amanah Habislah lesap petuah amanah
3. Apa-bertenun-orang-guna Apa guna orang bertenun
Baju-untuk-kain-dan-membuat Untuk membuat kain dan baju
Orang-apa-untuk-berpantun Untuk apa orang berpantun
Ilmu-menimba-untuk-berbagai Untuk menimba berbagai ilmu
4. Kalau-pukat-hendak-berlabuh Kalau hendak berlabuh pukat
Berdaun-kayu-carilah-pancang Carilah pancang kayu berdaun
Adat-kurang-kalau-mengetahui Kalau kurang mengetahui adat
Orang-berpantun-carilah-tahu Carilah orang tahu berpantun
5. Telurnya-hitam-putih-ayam Ayam hitam telurnya putih
Di-pinggir-kali-mencari-makan Mencari makan dipinggir kali
Hitam-giginya-orang-putih Orang hitam giginya putih
Manis-sekali-kalau-tertawa Kalau tertawa manis sekali.
Pemilihan dan susuan katanya ditempatkan sedemikian rupa, sehingga kata
dalam pantun tidak dapat
dipertukarkan letaknya atau diganti dengan kata lain yang memiliki makna
yang sama. seandainya kata itu diganti susunannya, akan menimbulkan
kekacauan bunyi. Setelah memahami struktur pantun, kalian dapat menyusun
larik-larik yang sengaja diacak untuk menjadi sebuah bait pantun yang tepat.
Tentukanlah mana yang merupakan sampiran dan mana yang merupakan isi.
No. Urutan Awal Setelah Disusun Kembali
jika hendak menuntut ilmu Kalau hendak pergi meramu,
1. kalau hendak pergi meramu carilah kayu yang berbuah lebat .
carilah ilmu yang bermanfaat Jika hendak menuntut ilmu,
carilah kayu berbuah lebat carilah ilmu yang bermanfaat.
mencabut tebu tidaklah mudah Mencabut tebu tidaklah mudah,
2. banyak sekali aral halangan banyak sekali duri lalangnya.
menuntut ilmu tidaklah mudah Menuntut ilmu tidaklah mudah
banyak sekali duri lalangnya banyak sekali aral halangan.
ayam berbunyi di bawah dapur Meriam bunyi awak tertidur
ditutuh betung berdekak-dekak Ditutuh betung berdekak-dekak
3.
meriam bunyi awak tertidur Ayam berbunyi dibawah dapur
sungguh beruntung orang pekak Sungguh beruntung orang pekak
bagaimana kidung takkan kembang Bagaimana kidung takkan kembang
hendak ke hilir ditahan kera Hendak kehilir ditahan kera
4. bagaimana hidung takkan kembang Bagaimana hidung takkan kembang
awak pandir dijadikan ketua Awak pandir dijadikan ketua
yang besar si jalar-jalar Yang besar di sebut gelar
yang besar disebut gelar Yang kecil sigama-gama
5. yang kecil sigama-gama Yang besar di sebut gelar
yang kecil disebut nama Yang kecil disebut nama
Tugas 4
Menginterpretasi Makna Teks Pantun
No Pantun Makna
Apa guna orang bertenun,
untuk membuat pakaian adat. Pantun dapat digunakan sebagai alat
1.
Apa guna orang berpantun, untuk memberikan petuah dan amanat.
untuk memberi petuah amanat.

Apa guna orang bertenun,


Pantun dapat digunakan untuk
untuk membuat kain selendang.
2. mengetahui hukum dan adat yang
Apa guna orang berpantun, berlaku.
untuk memberi hukum dan undang.

Apa guna orang bertenun,


untuk membuat kain dan baju. Pantun dapat digunakan sebagai sarana
3. Untuk apa orang berpantun, menimba ilmu.
untuk menimba berbagai ilmu.

Kalau hendak berlabuh pukat,


carilah pancang kayu berdaun. Jika ingin mendapat pengetahuan
4.
Kalau kurang mengetahui adat, carilah orang yang pandai berpantun
carilah orang tahu berpantun.
No. Pantun Makna
Orang Sibu menunggang kuda,
5. kuda ditunggang patang tulang. Orang yang mengaku masih muda padahal cucunya sudah
Masih mau mengaku muda, banyak sekali.
Padahal cucu keliling pinggang.
Burung pipit memakan padi,
6. burung enggan pergi ke hutan. Hati merasa tidak puas jika tidak bersama orang yang kita
Tidak puas di dalam hati, sayangi
kalau tidak bersama tuan.
Buah cempedak di luar pagar,
7. ambil galah tolong jolokkan. Orang yang baru belajar, jadi jika ada kesalahan harap
Saya budak baru belajar, diberitahu mana yang benar
kalau salah tolong tunjukkan.
Kayu cendana di atas batu,
8. sudah diikat dibawa pulang. Di dunia ini tindakan yang buruk harus dihindari
Adat dunia memang begitu,
benda yang buruk memang terbuang.
Orang Bayang pergi mengaji,
9. Ke Cubadak jalan ke Panti. Meninggalkan ajaran agama membuat orang bertindak
Meninggalkan sembahyang jadi berani, seolah-olah tidak akan mati.
Seperti badan tak akan mati.
KEGIATAN 2
Kerja Sama
Membangun Teks
Pantun
TUGAS 1
(Menganalis isi teks pantun)
NO PANTUN KLASIFIKASI PANTUN

1 Burung nuri burung dara, Pantun teka-teki


Terbang ke sisi taman kayangan.
Cobalah cari wahai saudara,
Makin diisi makin ringan.

2. Elok rupanya kumbang janti, Pantun suka cita


Dibawa itik pulang petang.
Tidak berkata besar hati,
Melihat ibu sudah datang.

3. Asam kandis asam gelugur, Pantun agama


Ketiga asam riang-riang.
Menangis mayat di pintu kubur,
Teringat badan tidak sembahyang
No PANTUN KLASIFIKASI PANTUN

4. Batu dibancah jangan diungkit, Pantun perpisahan


Kalau diungkit kayunya tumbang.
Kalebih parah daripada sakit,
Karena kekasih diambil orang.
5. Kalau merumpun dahan dikerat, Pantun adat
Siapkan lidi buang miangnya.
Kalau menjemput dengan adat,
Pulangkan balik dengan lembaga.
6. Burung gelatik burung tekukur, Pantun berkasih-kasihan
Ketiga dengan burung elang.
Adik cantik berbudi luhur,
Membuat hamba mabuk kepayang.
7. Air pasang bulan pun terang , Pantun beriba hati
Hanyutlah sampan dari jawa.
Jika datang hati yang bimbang,
Bagaikan hilang rasanya nyawa.
No PANTUN KLASIFIKASI PANTUN

8 Orang padang mandi ke gurun, Pantun nasib


Mandi berlimau bunga klada.
Hari petang matahari turun,
Dagang berurai air mata.

9 Dalam bergalah jangan berkayuh, Pantun nasihat


Kalau berkayuh bertambah basah.
Kalau bersusah jangan mengeluh,
Kalau mengeluh bertambah susah.

10 Laut merah tak bergelombang, Pantun jenaka


Ladang hijau penuh ilalang.
Hati siapa yang tak bimbang,
Berkepala botak minta dikepang.
TUGAS 2
(mengevaluasi teks pantun)
a. kuda perang berpacu kencang,
kuda beban berjalan pelan.
Maafkan aku berteriak lantang,
mohon maafkan segala kesalahan.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja.
Hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia
rima saja,sehingga tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun
tersebut juga mempunbya rima yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang
indah. Makna pantun : kita harus saling meminta maaf terhadap teman.
b. Bunga kenanga di atas kubur,
pucuk sari pandan jawa.
Apa guna sombong dan takabur,
rusak hati badan binasa.
hasil evaluasi : hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima dan
isinya. Sedangkan hubungan substansi berkaitan,funsi sampiran selain sebagai
penyedia rima juga mempermudah pemahaman isi, dengan mengingat tentang
kubur orang tidak akan sombong dan takabur. Makna pantun : kita tidak boleh
sombong dan takabur yang dapat merusak hati dan badan.
c. Asam kandis asam gelugur,
ketiga asam si riang-riang.
Menangis mayat di pintu kubur,
teringat badan tidak sembahyang.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja. Hubungan
substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia rima saja,sehingga
tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun tersebut juga mempunyai rima
yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang indah. Makna pantun : sholatlah sebelum
kalian disholatkan karena waktu tidak bisa diulang.
d. Buah langsat kuning cerah,
keduduk tidak berbunga lagi.
Sudah dapat gading bertuah,
tanduk tidak berguna lagi.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja. Hubungan
substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia rima saja,sehingga
tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun tersebut juga mempunyai rima
yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang indah. Makna pantun : apabila
mendapatkan teman yang baru, teman yang lama jangan dilupakan.
e. Berburu ke padang datar,
dapat rusa belang kaki.
Berguru kepalang ajar,
bagai bunga kembang tak jadi.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja. Hubungan
substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia rima saja,sehingga
tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun tersebut juga mempunyai rima
yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang indah. Makna pantun : apabila
mendapatkan teman yang baru, teman yang lama jangan dilupakan.
f. Embacang masak mempelam manis,
makanan anak bidadari.
Bintang terisak bulan menangis,
hendak bertemu si matahari.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja. Hubungan
substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia rima
saja,sehingga tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun tersebut juga
mempunyai rima yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang indah. Makna
pantun : seseorang yang ingin melanjutkan hubungan tapi terhalang oleh keadaan.
g. Pokok pakis tumbuh di hutan,
tumbang melepah di atas duri.
Pulau menangis kering lautan,
ikan juga menghempas diri.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja. Hubungan
substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia rima
saja,sehingga tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun tersebut juga
mempunyai rima yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang indah. Makna
pantun : jika lingkungan rusak mahluk hidup akan terganggu.
h. Kemumu didalam semak,
jatuh melayang seleranya.
Mesti ilmu setinggi tegak,
tidak sembahyang apa gunanya.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja. Hubungan
substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia rima
saja,sehingga tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun tersebut juga
mempunyai rima yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang indah. Makna
pantun : setinggi apapun ilmu seseorang tidak akan bermanfaat bila tidak
i. Mari kita mencari zaitun,
tiada zaitun pinang pun jadi.
Tanjungpinang negeri pantun,
indah permai cantik berseri.
hasil evaluasi: hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja.
Hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya sebagai penyedia
rima saja,sehingga tidak mempermudahkan pemahaman isi .pada pantun
tersebut juga mempunbya rima yang ideal sehinnga menghasilkan ritme yang
indah. Makna pantun : karena pantun,tanjungpinang terasa indah permai cantik
berseri.
j. Kalau mengail di lubuk dangkal,
dapat ikan penuh seraga.
Kalau kail panjang sejengkal,
jangan laut hendak diduga.
hasil evaluasi : hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima dan isinya.
Sedangkan hubungan substansi berkaitan,funsi sampiran selain sebagai
penyedia rima juga mempermudah pemahaman isi, dengan ilmu yang dangkal
maka cita-cita yang di raih hanya sejengkal. Makna pantun : tidak mungkin
mandapatkan hasil yang maksimal jika usaha yang dilakukan hanya sedikit.
TUGAS 3
(menata struktur teks pantun)
Sampiran
Isi
1. Kalau kayu hendak berubah 1. Indah tampan karena budi
2. Telah masak buah mengkudu 2. Siang malam selalu terbayang
3. Hari gelap naik ke rumah 3. Pantun jangn dibuang-buang
4. Bila hilang tukang pantun
4. Riga-riga di pulau angsa
5. Budi tuan saya tak lupa
5. Tingkap papan kayu persegi
6. Kalau melayu hendak bertua
6. Terbit bunga puncuk pun mati
7. Hati risau bercampur rindu
7. Bila siang orang berkebun 8. Habislah lesap petuah amanah
9. Masak pula buah kepayang 9. Tinggi bangsa karena bahasa
10. Tanam mumbang tumbuh kelapa 10.Sudah terpaku didalam hati
Jawaban:
a. Teks pantun 1 d. Teks pantun 4
riga-riga di pulau angsa,
bila siang orang berkebun, terbit bunga pucuk pun mati.
hari gelap naik ke rumah. Tinggi bangsa karena bahasa,
Bila hilang tukang pantun, indah tampan karena budi.
habislah lesap petua amanah.
e. Teks pantun 5
b. Teks pantun 2 daunya jangan dicincang-cincang,
telah masak buah mengkudu, tanam mumbang tumbuh kelapa.
masak pula buah kepayang. Pantun jangan dibuang-buang,
Hati risau bercampur rindu, budi tuan saya tak lupa.
siang malam selalu terbayang.
c. Teks pantun 3
kalau kayu hendak berbuah,
tangkap papan kayu persegi.
Kalau melayu hendak bertuah,
sudah terpaku di dalam hati.
KEGIATAN 3
Contoh Syair :
 
Dipanggil kami orang sekalian
Oleh ibu bapakmu tuan
Serta diberi minum dan makan 
Menyertakan syukur kepada Tuhan 

Contoh Pantun :

Mentari pagi tersenyum cerah


Kicauan burung pun terdengar merdu
Janganlah kamu mudah menyerah
Aku selalu bersama dirimu
 
 
Apa Persamaan Pantun dan Gurindam?
Persamaan pantun dan gurindam adalah :
mengandung nasihat, bersifat mendidik, serta banyak yang berisikan
masalah agama
Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
Contoh Gurindam:
contoh 1:

Orang malas jatuh sengsara, orang rajin banyak saudara


Barang siapa berbuat jasa, mulia namanya segenap masa

contoh 2:

Sebelum bekerja pikir dahulu,agar pekerjaan selamat selalu


Kalau bekerja terburu-buru, tentulah kerja banyak keliru
Contoh puisi:

Generasi Sekarang
(Asmara Hadi)

Di atas puncak gunung fantasi


Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa

Menciptakan kemegahan baru


Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
Tugas 2

Mengabstraksi Teks Sajak


Abstraksi “syair nyanyian anak”
Berawal dari pertemuan orang tuanya, kemudian
proses kelahiran yang mencerminkan jiwa dan nilai.
Pengorbanan seorang bunda, harapan ayah berkerja
keras dan mendoakan nya, dimulai saat ayah
mengazankan anak nya saat dia lahir.
Pada syair nyanyian anak tersebut banyak nilai luhur
khususnya bagaimana sang orang tua berdoa dan
berharap sang anak akan menjadi anak yang berbakti
dan jujur dalam melangkah.
Abstraksi “Gurindam Dua Belas”
Karya dari pujangga Raja Haji Ali mengenai 12 pesan untuk menjalani
kehidupan secara tentram dan aman. Dengan berpatokan selalu pada
nilai agama dan adat setempat, 12 Gurindam memberikan arahan
bagaimana seorang secara pribadi dan juga berperan sebagai
pemimpin yang dapat menjalankan tugas nya dengan lancar.
Abstraksi “Hujan Bulan Juni”
Hujan Bulan Juni menggambarkan rindu seorang kepada orang yang
dikasihinya, namun ia tak dapat mengungkapkan kerinduannya
itu.digambarkan sebagai hujan di bulan Juni kerena tidakmungkin
turun hujan di bulan Juni. Meski begitu, ia tetap mencintai orang
terkasihnya, meski tak dapat mengungkapkannya.
Tugas 3

Menyunting Teks Pantun


Pada Syair“Nyanyian Anak”

Melihat ibu sedang meramu


Bapak pergi ketempat hajatan
Doakanlah ibu dan bapakmu
Harap tuhan beri keselamatan
Pada puisi “Hujan Bulan Juni”
Pergi berlari ke Kota Rembang
Tahan belati menusuk badak
Ini hati besar mengembang
Tahan hati rindu membeludak
Pada “Gurindam Dua Belas”

Memancing ikan pakai tombak


Tidak seberapa tangkapannya
Bersikaplah dengan adil dan bijak
Rakyat damai sampai ke surga
Tugas 4

Memproduksi Teks Pantun


Setelah mengabstraksi beberapa bentuk sajak
beberapa langkah dalam menyusun teks pantun:
• Menentukan dan menyusun baris isi
• Menentukan rima pada tiap baris berdasarkan akhir baris
isi
• Menyusun sampiran

Rinciannya adalah sebagai berikut:


• Bunyi akhir kata pada baris ketiga akan kita gunakan untuk
baris pertama
Bunyi akhir kata pada baris keempat akan kita gunakan
untuk kata akhir pada baris kedua.
Agar lebih jelasnya, perhatikan
langkah berikut!
Agar lebih jelasnya, perhatikan langkah berikut!

Langkah I (menentukan isi)


Jika sadar umurmu terbatas
Gunakanlah ia dengan bijak
Langkah II (menentukan rima pada tiap baris)
• Baris ketiga : terbatas (ter/ba/tas/) rima adalah /tas/
Baris keempat : bijak (bi/jak) rima adalah /jak/
• Untuk baris pertama, kita gunakan kata batas
Untuk baris kedua, kita gunakan kata jejak
………………………………….batas
…………………………………..jejak
Jika sadar umurmu terbatas
Gunakanlah ia dengan bijak
Langkah III (menyusun sampiran)
• Jalan-jalan ke tapal batas
Melihat rusa tinggalkan jejak
Jika sadar umurmu terbatas

Anda mungkin juga menyukai