Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila ialah sebagai dasar negara sering juga disebut dengan
dasar falsafah negara (dasar filsafat negara atau philosophische grondslag)
dari negara, ideologi negara (staatsidee). Pancasila sebagai dasar negara
dapat dimaksudkan Pancasila merupakan dasar falsafah negara atau dasar
filsafat negara dan ideologi negara. Hal ini berarti Pancasila dipergunakan
sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara dan sebagai dasar
untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara. Dengan kata lain,
Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila menjadi landasan, pondasi
utama, titik acuan bangsa dan negara Indonesia dalam mengatur bangsa
maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa keberadaan Pancasila dangat penting dalam
mengatur unsur-unsur kehidupan berbangsa dan bernegara, segala bentuk
peraturan-peraturan yang ada di Indonesia harus berlandaskan pancasila.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara pada
bidang pertahanan dan keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa
indonesia adalah negara hukum. Pertahanan dan keamanan negara di atur
dan dikembangkan menurut dasar kemanusiaan, bukan kekuasaan dengan
kata lain, pertahanan dan keamanan indonesia berbasis pada moralitas
keamanan sehingga kebijakan yang terkait dengannya harus terhindar dari
pelanggaran hak-hak asasi manusia.
Dari pemaparan diatasdapat di ketahui bagaimana arti pancasila itu
diimplmentasikan dalam pembuatan kebijakan di bidang pertahanan
keamanan, dan anggapan pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Sehingga untuk lebih jelasnya tentang pancasila sebagai dasar negara dan
implementasi dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
pertahanan dan keamanan akan dibahas dalam bab selanjutnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai dasar negara ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pertahanan dan Keamanan
(HANKAM) ?
3. Bagaimana Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara dalam bidang Pertahanan Keamanan (HANKAM) ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai
dasar negara
2. Ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan Pertahanan dan
Keamanan (HANKAM)
3. Ingin mengetahui bagaimana impementasi Pancasila dalam
pembuatan kebijakan negara dalam bidang Pertahanan dan
Keamanan (HANKAM)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebagai dasar negara

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan


oleh “ Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 :
“ . . . . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada (garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa . . .
. . . . dan seterus nya”
Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara”
mengartikan dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata :
“ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya
anggap sebagai dasar dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan bahasa
jerman : satu Weltanscahauung di atas mana kita meletakkan Negara Republik
Indonesia”
Weltanschauung suatu abstraksi, konsepsi atau susunan pengertian-
pengertian yang melukiskan asal mula kekuasaan Negara, tujuan Negara dan cara
penyelenggaraan kekuasaan Negara itu, di samping itu Weltanschauung berarti
pandangan(filsafat) hidup dari suatu bangsa atau masyarakat tertentu.
Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar Filsafat
atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideology negara
atau (staatsidee).
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma
untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya
seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan
perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang ini,
dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum
negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta
seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,wilayah,serta pemerintahan negara.

3
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu
sumber nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai
hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak
tertulis atau convensi.Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila
mempunyai kekuatan mengikat secara hukum,
Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib
hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu
pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam
pokok-pokok pikiran. Yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada
akhirnya dikongkritisasikan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif
lainnya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai
berikut :
- Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber
hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan
asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945
dijelma lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
- Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar
1945.
- Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang
Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam
pokok pikiran ketempat yang bunyinya sebagai berikut :
“ . . . . . Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
- Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi
penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara
partai dan golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah
penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan

4
negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat yang bersumber
pada asas kerokhanian negara sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika
masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerokhanian negara.

Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik


Indonesia tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang bunyinya
sebagai berikut :
“ . . . . . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengertian kata” . . . Dengan berdasar kepada . . . “ hal ini secara yuridis
memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir
Pembukaan UUD 1945 tidak tercantum kata ’Pancasila’ secara eksplisit namun
anak kalimat “ . . . dengan berdasar kepada . . . . “ ini memiliki makna dasar negara
adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana
ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istilah
Pancasila.
Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan
utama dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik
Indonesia.Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara
Republik Indonesia.Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945, ketetapan No XX/MPRS/1966.( Jo Ketetapan MPR
No.V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978). Di jelaskan bahwa pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia
yang pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan
cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak

5
dari bangsa Indonesia. Selanjutnya dikatakannya bahwa cita-cita tersebut adalah
meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu.Kemerdekaan bangsa,
perikemanusiaan, keadilan social, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita
politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara.Cita-cita moral mengenai
kehidupan ke masyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi
nurani manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui Sidang Istimewa tahun
1998, mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia yang tertuang dalam tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala
agenda dalam proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan
pada kenyataan aspirasi rakyat (sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai
Ketuhanan.Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan harus
bersumber kepadanya.

2.2 Pengertian Pertahanan dan Keamanan (HANKAM)


Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (HANKAMRATA) adalah sistem
pertahanan negara yang dianut oleh Indonesia. Sesuai Undang-Undang RI No 34
Tahun 2004, Hankamrata adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu,
terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.
Hankamrata juga adalah perwujudan usaha yang sungguh-sungguh untuk
memelihara wujud dan kelestarian negara oleh warganegaranya agar negara tetap
tegak menjadi tempat yang aman bagi segenap warganegaranya dan sernua orang
yang tinggal di dalamnya. Hankamrata di dalam pengertian semacam hanya dapat
tercapai apabila tercipta keterpaduan pemeliharaan semua unsur yang wajib ada di
dalamnya.

6
pertahanan Negara adalah pertahanan nasional yang dikomandoi atau
dilaksanakan oleh pemerintah melibatkan unsur kepemerintahan mulai dari
Tentara, Polisi dan kemudian rakyat sipil.

Sedangkan strategi pertahanan Negara adalah cara mempertahankan


Negara dengan metode tertentu yang sudah disepakati bersama serta dalam
beberapa bidang yang ada. Strategi pertahanan Negara lebih komplek dan
terstruktur karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah tata Negara,
misalnya Polisi, Tentara dan juga Intelejen serta para pemimpin negeri tersebut.

Dalam pasal 30 Ayat (2) UUD 1945 ada gambaran pentingnya strategi pertahanan
Negara dan manfaat dari strategi pertahanan Negara tersebut. Adanya strategi
pertahanan Negara jelas sekali untuk mengatasi berbagai ancaman militer dengan
menggunakan system pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

Sishankamrata diadakan berdasarkan dari kesadaran dari setiap warga Negara


untuk melaksaknakan hidup yang berdaulat, bersatu, adil dan makmur. Maka dari
itu adanya pasal dalam UUD 1945 sangat penting.

Sitem pertahanan dan keamanan Negara yang berdasarkan semesta memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:

1. Kerakyatan, adalah orientasi pertahanan dan keamanan yang diabadikan


untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia
2. Kesemestaan, adalah seluruh sumber daya nasional yang digunakan untuk
keamanan dan pertahanan nasional secara terpadu dan teratur serta
dipimpin oleh pemerintah Negara Indonesia
3. Wilayah, maksudnya adalah kewilayahan kekuatan pertahanan Indonesia,
yang dilaksanakan secara menyebar ke seluruh daerah baik terpencil atau
pula yang berada pada wilayah kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian, supaya pengerahan serta penggunaan kekuatan pertahanan dapat


terlaksana dengan baik, efektif dan efisien, harus diupayakan keterpaduan sinergis
antara unsur militer dengan unsur lainnya yang ada di dalam kesatuan Negara

7
Republik Indonesia. Kekuatan tersebut bukan hanya militer namun juga nir-
militer.

Keterpaduan tersebut harus dipadukan dari tiga kekuatan unsur militer yang ada,
yakni; Kekuatan Militer Udara, Kekuatan Militer Laut, Kekuatan Militer Darat.
Pada keterpaduan kekuatan militer dan nir-militer diwujudkan dalam keterpaduan
kompinen utama, cadangan dan komponen pendukung. Keterpaduan itu
diperlukan pada pengerahan kekuatan pertahanan, baik dari dan dalam rangka
menghadapi ancaman militer maupun nir-militer.

2.3 Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam


bidang Pertahanan Keamanan (HANKAM)

Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Implementasi pancasila dalam


pembuatan kebijakan negara dalam bidang kebijakan negara dalam bidang
Pertahanan Keamanan dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) yang berbunyi "Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara" dari
bunyi pasal 27 ayat 3 ini mengandung maksud bahwa seluruh warga negara
indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan dan pertahanan
negara.Jadi jika suatu saat negara Indonesia berada dalam kondisi terancam
karena invasi negara lain maka seluruh rakyat Indonesia wajib mempertahankan
kedaulatan negara republik Indonesia dan pasal 30 yang terdiri dari 5 ayat yaitu:

*Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 : “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Maksud dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945 disini menjelaskan bahwa setiap warga
negara Indonesia mempunyai hak yang sama yaitu hak untuk ikut serta dalam
menjaga pertahanan dan keamanan negara. Yang Berarti warga negara diharuskan
supaya bisa turut serta dalam usaha mempertahanan negara dari gangguan
ancaman baik itu dari luar maupun dari dalam negeri.

*Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 : “usaha pertahanan dan keamanan negara


dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh

8
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.”

Maksud dari Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 disini di jelaskan Di dalam usaha
pertahanan dan keamanan di Indonesia, Pemerintah mempunyai dua institusi yang
bertugas melindungi dan menjaga keamanan negara. Dua intitusi tersebut yaitu
TNI dan KNRI sebagai kekuatan utama. Tapi dalam mempertahankan keamanan
Negara mereka masih memerlukan Bantuan warga Negara Indonesia.
*Pasal 30 ayat 3 UUD 1945 : “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
Negara.”

Maksud dari Pasal 30 ayat 3 UUD 1945 disini di jelaskan Dalam menjalankan
tugasnya TNI terdiri dari tiga angkatan, yaitu angkatan darat, angkatan laut, dan
angkatan udara. Masing-masing mempunyai tugas sendiri tetapi Tentara nasional
Indonesia atau TNI mempunyai tugas utama yaitu mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
*Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 : “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.”

Maksud dari Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 disini Tugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia yaitu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,
melindungi masyarakat dari semua ancaman maupun gangguan, mengayomi
masyarakat, serta menegakkan hukum yang telah ada/dibuat.

*Pasal 30 ayat 5 UUD 1945 : ” Susunan dan kedudukan Tentara Nasional


Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan
dan keamanan diatur dengan undang-undang.

9
Maksud dari Pasal 30 ayat 5 UUD 1945 disini Semua hal yang berkaitan
dengan pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan juga warga negara semua
diatur dalam undang-undang.

Pasal-pasal tersebut merupakan penjabaran dari pokok pikiran persatuan yang


merupakan pancaran dari sila pertama pancasila. Pokok pikiran ini adalah
landasan bagi pembangunan bidang pertahanan dan keamanan nasional.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka implementasi pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara pada bidang pertahanan dan keamanan harus diawali dengan
kesadaran bahwa indonesia adalah negara hukum. Pertahanan dan keamanan
negara di atur dan dikembangkan menurut dasar kemanusiaan, bukan kekuasaan
dengan kata lain, pertahanan dan keamanan indonesia berbasis pada moralitas
keamanan sehingga kebijakan yang terkait dengannya harus terhindar dari
pelanggaran hak-hak asasi manusia.

Secara sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada tujuan


tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
(sila pertama dan kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan
seluruh warga sebagai warga negara (sila ke tiga), harus mampu menjamin hak-
hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (sila keempat), dan
ditujukan untuk mewujudkan keadilan dalam hidup masyarakat (sila kelima).
Semua ini dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam
konteks negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan negara dalam
melindungi dan membela wilayah negara dengan bangsa, serta dalam mengayomi
masyarakat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan, Pancasila adalah


pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka
warga Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama
dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang


pertahanan dan keamanan harus berdasarkan pada tujuan tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila
pertama dan kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan seluruh
warga sebagai warga negara (sila ke tiga), harus mampu menjamin hak-hak dasar,
persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (sila keempat), dan ditujukan
untuk mewujudkan keadilan dalam hidup masyarakat (sila kelima). Semua ini
dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam konteks
negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan negara dalam
melindungi dan membela wilayah negara dengan bangsa, serta dalam mengayomi
masyarakat. Oleh karena itu implementasinya harus dimulai dari setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi implementasi Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.

3.2 Saran

1. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup.


3. Dapat mengamalkan sila-sila pancasila dalam keseharian

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Intan. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :


Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi.

Kaelan, 2003, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

Poespowardojo, S dan Hardjatno, N. J. M. T. 2010. Pancasila Sebagai Dasar


Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa. Pokja Ideologi. Lemhannas. Jakarta.

Zulfikar, new. Materi pendidikan Pancasila,


http://newzulfikar.blogspot.com/2018/01/materi-pendidikan-pancasila-untuk.html.
Diunduh pada 2 September, pukul 08.00.

12

Anda mungkin juga menyukai