Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESEIMBANGAN ANGGARAN DAN UTANG

PEMERINTAH
Dosen Pengampu Latifah Hanum, SE., M.SA, Ak

Disusun oleh

Kelompok 13:

Muhammad Hanif Fauzan (185030400111021)


Farid Fajrul R.H. (185030401111013)

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

|
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Keseimbangan Anggaran dan
Utang Pemerintah” tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah
ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Latifah Hanum, SE., M.SA, Ak pada mata kuliah
Pelayanan Publik Prodi Perpajakan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Keseimbangan Anggaran dan Utang Pemerintah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis. Kami selaku penulis juga mengucapkan terimakasih Kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Latifah Hanum, SE., M.SA, Ak selaku dosen Keuangan Publik Studi
Perpajakan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni, serta kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran kepada berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan
kinerja untuk kedepannya.

Ssurabaya, 11 Mei 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keuangan Publik adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari aktivitas finansial
pemerintah. Keuangan Publik erat kaitannya dengan belanja publik dan teknik teknik
yang digunakan oleh pemerintah untuk membiayai belanja tersebut, mengapa jasa
tertentu harus disediakan oleh negara dan mengapa pemerintah menggantungkannya
pada jenis jenis pajak tertentu. Keuangan publik menganalisis mengenai proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang efisien atau optimal, arti keadilan, dan antisipasi
akibat finansial maupun ekonomi atas suatu keputusan publik. Pajak dianggap sebagai
alat fiskal yang sangat kuat untuk menggapai arah ekonomi nasional dalam mencapai
tujuan target ekonomi. Pajak memiliki dimensi yang luas terhadap kondisi
perekonomian suatu negara. Melalui instrumen pajak akan dapat ditentukan seberapa
besar kapasitas perekonomian dapat dicapai. Pajak memiliki dimensi yang luas
terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Melalui instrumen pajak akan dapat
ditentukan seberapa besar kapasitas perekonomian dapat dicapai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pemerintah?
2. Apa yang dimaksud dengan Utang Pemerintah?
3. Apa itu Keseimbangan Anggaran dan Utang Pemerintah?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan mengenai Anggaran Pemerintah.
2. Menjelaskan mengenai Utang Pemerintah.
3. Menjelaskan mengenai Keseimbangan Anggaran dan Utang Pemerintah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ANGGARAN PEMERINTAH
Anggaran adalah sebuah rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam
satuan moneter standar. Satuan ukuran lainnya yang digunakan dalam anggaran adalah
jangka waktu, yaitu dalam satu tahun (Mulyadi, 2001).
Merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang
disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis selama satu periode (SAP No.2 Pr.8).
Maka, dapat ditanggap dari pengertian anggaran diatas yang dimaksud dengan anggaran
pemerintah adalah, rencana kerja yang dinyatakan secara kuantatif dengan target/kisaran
selama periode tertentu yang disusun demi memenuhi kebutuhan negara.

Fungsi Anggaran Pemerintah

1. Alat Perencanaan.
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dan
belanja pemerintah tersebut.

2. Alat Pengendalian.
Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses
perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan
rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintahagar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah
tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik
lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan
untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.
3. Alat Politik.
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan
terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political tool
sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana
publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik
membutuhkan political will, coalition building, keahlian berorganisasi, dan pemahaman
prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik.

4. Alat Komunikasi dan Koordinasi.


Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik
yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit
kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu, anggaran publik juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

5. Alat Penilaian Kinerja.


Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan berapa yang berhasil
ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat
yang efektif untuk pengendalian dan penilaian.

Siklus Penyusunan Anggaran

1. Penyusunan Rencana Anggaran.


Merupakan tahap pertama dari proses penganggaran yang terdiri dari langkah-langkah
awal/rencana awal yang disusun oleh unit-unit kerja yang ada dengan
memepertimbangkan estimasi belanja dan estimasi pendapatan.

2. Persetujuan Anggaran.
Badan Legislatif akan mengadakan pembahasan guna memperoleh pertimbangan-
pertimbangan untuk menyetujui atau menolak anggaran tersebut.
3. Pelaksanaan Anggaran.
Anggaran yang telah disetujui akan segera dimulai untuk dilaksanakan serta melakukan
pengalokasian dana (allotment and appottionment).

4. Pelaporan dan Audit.

Sistem Anggaran Negara


Sistem anggaran negara saat ini terdiri dari 2 (dua) komponen utama:

1) Anggaran untuk pemerintah pusat yang dibagi dalam:


 Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total pengeluaran meliputi:
belanja pegawai, belanja barang dan subsidi (BBM dan bukan BBM).
 Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14 persen dari total pengeluaran
meliputi pembiayaan rupiah dan pembiayaan proyek. Untuk anggaran
pembangunan, peranan dana yang berasal dari negara-negara donatur saat ini masih
cukup besar.

2) Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen dari total
pengeluaran. Anggaran ini terdiri dari:
 Dana Alokasi Umum (DAU).
 Dana Bagi Hasil (DBH).
 Dana Alokasi Khusus (DAK).

Dana tersebut di transfer ke pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun


kotamadya.

Prinsip-Prinsip Penganggaran
1. Demokratis, anggaran negara (di pemerintahan Pusat maupun Daerah), baik yang
berkaitan dengan pendapatan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran, harus
ditetapkan melalui suatu proses yang mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur
masyarakat selain harus dibahas dan mendapatkan persetujuan dari lembaga perwakilan
rakyat.
2. Adil, anggaran negara haruslah diarahkan secara optimum bagi kepentingan orang
banyak dan secara proporsional, dialokasikan bagi semua kelompok dalam masyarakat
sesuai dengan kebutuhannya.
3. Transparan, yaitu proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggung jawaban
anggaran negara harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga oleh
masyarakat umum.
4. Bermoral Tinggi, pengelolaan keuangan negara harus berpegang kepada peraturan
perundangan yang berlaku, dan juga senantiasa mengacu pada etika dan moral yang
tinggi.
5. Berhati-hati, pengelolaan anggaran negara harus dilakukan secara berhati-hati, karena
jumlah sumber daya yang terbatas dan mahal harganya. Hal ini semakin terasa penting
jika dikaitkan dengan unsur hutang negara.
6. Akuntabel, pengelolaan keuangan negara haruslah dapat dipertanggung jawabkan
setiap saat secara intern maupun ekstern kepada rakyat.

B. UTANG PEMERINTAH
Utang meupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari kebijakan
pengelolaan ekonomi secara keseluruhan. Pembiayaan APBN melalui utang merupakan
bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara untuk
menutupi defisit APBN dan membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing).
Dengan kata lain utang merupakan konsekuensi dari bentuk APBN yang mengalami defisit.
Pada dasarnya pembiayaan pembangunan via hutang negara lebih baik daripada penarikan
pajak atau pencetakan uang. Hal ini dapat mengurangi take home pay yang nantinya
mengurangi tingkat konsumsi rumah tangga, akibatnya menghambat laju pertumbuhan
pendapatan. Selain itu beban hutang negara di Indonesia adalah kebiasaan mencetak uang
ketika mengalami krisis.

Ciri dan Jenis Utang Pemerintah


Utang atau yang sering disebut dengan pinjaman memiliki ciri, yaitu sebagai berikut:

1. Reproductive Debt.
Terdapat jaminan kekayaan negara. Pmebayaran utang dan interest dari pendapatan dari
kekayaan atau hasil usaha negara (selama umur jaminan).
2. Deadweight Debt.
Tanpa ada jaminan kekayaan. pembayaran utang dan interest dari pajak (tidak ada ketentuan
karena tidak ada jaminan).

3. Pinjaman Sukarela dan Paksaan.


• Paksa (sudah jarang dilakukan), jumlah cukup signifikan, bunga pinjaman lebih
rendah dari bunga pinjaman sukarela.
• Sukarela, negara pendonor bebas serahkan dana sukarela.

Jenis-jenis utang atau pinjaman terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam
negeri, yaitu:

1 Pinjaman Luar Negeri.


• Berasal dari orang-orang atau lembaga negara lain.
• Pemindahan kekayaan dari negara kreditur ke debitur.
• Bisa berubah ke pinjaman dalam negeri, via pembelian surat obligasi di negara
lain oleh penduduk negara debitur dari negara kreditur.

Sumber pembiayaan pinjaman luar negeri Indonesia berasal dari World Bank, Asian
Development Bank, IMF, Kreditor Bilateral, serta Kredit Ekspor.

Suatu negara yang melakukan pinjaman luar negeri tentu memiliki beban hutang, baik
beban secara langsung ataupun tidak langsung. Beban langsung dari pinjaman luar negeri
berupa hilangnya kesejahteraan ekonomi. Sedangkan beban tidak langsung berpengaruh
pada konsumsi dan produksi via pajak.

2 Pinjaman Dalam Negeri.


a. Berasal dari orang-orang atau lembaga sebagai penduduk dinegara itu sendiri, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah Daerah, dan Perusahaan Daerah.
b. Bersifat pemindahan kekayaan didalam masyarakat negara itu sendiri.
c. Bisa berubah kepinjaman luar negeri, via pembelian surat obligasi di negara lain.
d. Peraturan Pemerintah (PP) No. 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan
Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah.
e. Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan
pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum, kegiatan investasi yang
menghasilkan penerimaan.

3 Surat Berharga Negara (SBN) dalam Rupiah dan Valuta Asing, Tradable dan Non-
Tradable, Fixed dan Variable.
• Surat Utang Negara (SUN), surat pembendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN
jangka pendek (s/d 12 Bulan).
• Surat berharga Syariah Negara (SBSN)/ Suku Negara dalam rupiah dan valuta
asing dengan berbagai struktur.

Sumber Pinjaman Negara


Pinjaman negara bersumber dari beberapa pihak, diantaranya:
• Dari para individu dalam masyarakat, via pembelian surat obligasi negara.
• Dari lembaga keuangan bukan bank
• Dari bank umum, via pembelian obligasi negara oleh bank umum.
• Dari bank sentral, sebagai kreditur bagi bank umum.

C. KESEIMBANGAN ANGGARAN DAN UTANG PEMERINTAH

Keseimbangan anggaran dan utang pemerintah adalah terjadinya saling back up antara
utang dengan pendapatan APBN serta mengakibatkan terjadinya keseimbangan umum.
Keseimbangan umum merupakan total penerimaan dikurangi dengan total pengeluaran
termasuk pembayaran bunga utang. Jika total pendapatan negara lebih besar daripada
belanja negara maka akan terjadi surplus anggaran. Sebaliknya, jika total pendapatan negara
lebih kecil daripada belanja negara maka akan terjadi defisit anggaran, yang harus ditutup
dengan pembiayaan.

Keseimbangan Umum = Pendapatan – Belanja


Total
Posisi keseimbangan umum pada postur APBN menjadi penting sebagai alat analisis
kebijakan fiskal yang diambil oleh Pemerintah. Keseimbangan umum pada postur APBN
merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah kebijakan
fiskal tersebut bersifat netral, ekspansif atau kontraktif.

Pada penjelasan diatas bisa disebutkan, jika pelaksanaan APBN menghasilkan surplus maka
utang pemerintah bisa dibayar, yaitu dibayarnya utang pada tempo sebelumnya karena salah
satu pembiayaan APBN juga di dapatkan oleh utang. Maka dari itu, jika hasil dari
pelaksanaan anggaran berujung deficit, maka utang akan semakin bertambah dan tidak akan
terjadinya keseimbangan antara anggaran dengan utang pemerintah, pada hal ini pemerintah
bisa dibilang gagal dalam pelaksanaan anggaran pada tahun tersebut. Namun jika
pelaksanaan anggaran berlangsung menghasilkan surplus, maka terjadinya keseimbangan
antara anggaran dan utang karena hasil dari surplus anggaran itu bisa digunakan untuk mem
back-up utang pemerintah pada tempo sebelumnya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Anggaran adalah sebuah rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam
satuan moneter standar. Satuan ukuran lainnya yang digunakan dalam anggaran adalah
jangka waktu, yaitu dalam satu tahun (Mulyadi, 2001). Merupakan pedoman tindakan yang
akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu
secara sistematis selama satu periode (SAP No.2 Pr.8).

Utang meupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari kebijakan
pengelolaan ekonomi secara keseluruhan. Pembiayaan APBN melalui utang merupakan
bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara untuk
menutupi defisit APBN dan membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing).
Dengan kata lain utang merupakan konsekuensi dari bentuk APBN yang mengalami defisit.

Keseimbangan anggaran dan utang pemerintah adalah terjadinya saling back up antara
utang dengan pendapatan APBN serta mengakibatkan terjadinya keseimbangan umum.
Keseimbangan umum merupakan total penerimaan dikurangi dengan total pengeluaran
termasuk pembayaran bunga utang. Jika total pendapatan negara lebih besar daripada
belanja negara maka akan terjadi surplus anggaran. Sebaliknya, jika total pendapatan negara
lebih kecil daripada belanja negara maka akan terjadi defisit anggaran, yang harus ditutup
dengan pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA

BPKAD Kabupaten Banjar. 2018. Martapura. Fungsi Anggaran Dalam Berbagai Aspek.
http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2018/02/13/fungsi-anggaran-dalam-berbagai-
aspek/. Diakses pada 11 Mei 2020.
Rahman, Saiful. 2013. Malang. Sistem Penganggaran Pemerintah.
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/Sistem-Penganggaran-Penerintah.pdf.
Diakses pada 11 Mei 2020.
Adi, Bened. 2011. Semarang. Utang Pemerintah.
https://www.academia.edu/10384281/UTANG_PEMERINTAH. Diakses pada 11 Mei
2020.

Anda mungkin juga menyukai