Halaman 70
(1) Apakah kalian masih menemukan pantun di lingkungan tempat tinggal kalian ?
=Ya,
(2) Dalam prosesi apa saja dapt kalian temukan pantun ?
=Pernikahan,adat istiadat
(3) Tahukah kalian apa peranan pantun tersebut dalam kehidupan ?
=Sebagai media komunikasi,pemelihara bahasa,sebagai alur berpikir manusia
(4) Apakah semua golongan (tua atau muda) menggunakan pantun sebagai media
berkomunikasi ?
=Tidak
(5) Teks pantun seperti apa yang pernah kalian dengar ? Coba bacakan pantun tersebut di
depan teman kalian.
= Napuran tano-tano
Rangging marsiranggongan
Padanta padao-dao
Tonditta marsigomgoman
Tumbur ni pakkat
Tumbur ni hotang
Tusi hamu malakka
Tusi dapot panjomuan
Halaman 72
(1) Dari pantun itu,terlihat sampiran baris 1 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris
1,sedangkan sampiran baris 2 merupakan unsure yang mengantarkan isi baris 2. Mengapa
demikian? Jelaskan.
= Karena sampiran baris 1 merupakan penyesuaian/disesuaikan dengan isi baris 1 dan memiliki
kaitan,dan begitu juga dengan sampiran baris 2 harus disesuaikan dengan isi baris 2
(2) Apakah yang menjadi cirri sampiran dan isi pada pantun diatas?
= Antara baris sampiran 1 dan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitua-adan sampiran 2
dengan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu b-b.
3.
6. Ide
Tugas 2
(3) A. Dalam bait pertama dan kedua tidak ada isi tapi pada bait tiga dan empat masih dapat dijumpai
isi.
Bait II : Sampiran
Isi:
1). Daunnya luruh menelentang
1). Hancur badan dikandung tanah
2). Daun puan diraut-raut
2). Budi yang baik dikenang juga
Sampiran :
Bait IV : Sampiran
1). Turun dari bukit Seguntang 1). Gunung Daik bercabang tiga
2). Keluar dari dalam laut 2). Tampak jauh dari seberang
Halaman 77
(1) Bait I dan II
Bait I
Mahkota Raja Melayu
Turun dari bukit Seguntang
Bait II
Turun dari bukit Seguntang
Keluar dari dalam laut
(2) Bait III dan IV
Bait III
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik dikenang juga
Bait IV
Budi yang baik dikenang juga
Khidmat bakti disanjung orang
Halaman 79
(1)
7. Tenun Hasil kerajinan yang berupa bahan (kain) yang dibuat dari
benang
Halamana 80-81
1.
9.
10.
2.
No. Ungkapan Makna Contoh dalam Kalimat (1)
3. Tebal muka Tidak tau malu Vito itu orang nya tebal muka
7. Darah biru Keturunan bangsawan Pino adalah orang darah biru dari
tanah Jawa
10. Tangan besi Bertindak kasar Guru SMA itu bertangan besi
dalam menyuruh siswa dalam
mengerjakan soal
Halaman 82-83
a.Imaji yang dilukis adalah imaji visual dan imaji taktil dimana dari pantun di atas sangat
jelas diungkapkan yaitu pada baris 1 dan 2 itu imaji visual. Pada baris 3 dan 4 imaji taktil
b.Imaji visual dan imaji taktil,dimana dalam baris 1 dan 2 itu menggunakan imaji visual
karena seolah-olah dapat dilihat,pada baris 3 dan 4 itu imaji taktil karena seolah-olah dapat
dirasakan
c.Imaji visual dan imaji taktil dimana dalam baris 1 dan 2 itu menggunakan imaji visual
karena seolah-olah buah itu dapat dilihat,dan 3 dan 4 itu menggunakan imaji taktil karena
disana dikatakan hati risau bercampur rindu.
d.Imaji taktil,imaji audio.Imaji taktil,jelas yaitu pada baris 1 dan 2 seolah-olah dirasa,dan
bari 3 dan 4 yaitu seperti terdengar menangis berarti imaji audio.
Halaman 84-85
4.a Mengurutkan kata-kata yang benar dalam setiap larik sehingga menghasilkan rima a-b-a-b
1.Siang-berkebun-bila-orang 3.Kalau-pukat-hendak-berlabuh-
Naik-gelap-hari-ke-rumah Berdaun-kayu-carilah-pancang
Bila-pantun-tukang-hilang Adat-kurang-kalau-mengetahui
Lesap-habislah-petuah-amanah Orang-berpantun-carilah-tahu
2.Apa-bertenun-orang-guna 4.Telurnya-hitam-putih-ayam
Baju-untuk-kain-dan-membuat di-pinggir-kali-mencari-makan
Orang-apa-untuk-berpantun Hitam-giginya-orang-putih
Ilmu-menimba-untuk-berbagai Manis-sekali-kalau-tertawa
(1) Kalau hendak pergi meramu (2) Mencabut tebu tidaklah mudah
Carilah kayu berbuah lebat Banyak sekali aral halangan
Jika hendak menuntut ilmu Menuntut ilmu tidaklah mudah
Carilah ilmu yang bermanfaat Banyak sekali duri ilalang nya
Baris 3 dan 4 merupakan isi Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
Baris 1 dan 2 merupakan sampiran Baris 3 dan 4 merupakan isi
3.Ditutuh betung berdekak - dekak 4.Bagaimana kidung takkan kembang
Ayam berbunyi di bawah dapur Hendak ke hilir ditahan kera
Sungguh beruntung orang pekak Bagaimana hidung takkan kembang
Meriam bunyi awak tertidur Awak pandir dijadikan ketua
Baris 1 dan 2 merupakan sampiran Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi Baris 3 dan 4 merupakan isi
Halaman 88-90
1. Menafsirkan beberapa bait teks pantun :
- Dalam bait pertama di atas bahwa pantun tersebut mengajak orang supaya tidak lupa
berpantun namun digambarkan lewat pantun secara langsung , karena dari pantun itu
mengandung nasihat.
- Dalam bait yang kedua ini diberitahukan supaya orang patuh terhadap peraturan dan tata
tertib dan disampaikan melalui pantun.
- Membuat orang supaya rajin untu belajar atau untuk menegor orang supaya ingat untuk
belajar.
- Bait ke empat membuat orang supaya mengetahui adat istiadat masing – masing yang ada di
daerah masing – masing.
2. Agar kalian semakin mahir, cobalah kalian interpretasikan lagi makna teks pantun berikut
ini.
a. Orang Sibu menunggang kuda, Kalau salah tolong tunjukkan.
Kuda ditunggang patang tulang.
Masih mau mengaku muda, Dalam bait ini dijelaskan bahwa orang –
Padahal cucu keliling pinggang. orang ingin diajar , atau orang yang masih
Dalam bait ini mengingatkan orang atau proses pembelajaran.
menasihati orang supaya tidak d. Kayu cendana di atas batu,
melakukan perselisihan padahal sudah Sudah diikat dibawa pulang.
punya keluarga. Adat dunia memang begitu,
Benda yang buruk memang terbuang.
b. Burung pipit memakan padi, Dalam bait ini dijelaskan bahwa orang –
Burung enggan pergi ke hutan. orang tidak berguna dan tidak penting
Tidak puas di dalam hati, untuk dipelihara lebih baik di musnahkan.
Kalau tidak bersama tuan.
Dalam bait ini dilukiskan orang yang e. Orang Bayang pergi mengaji,
selalu merindukan kekasihnya yang Ke Cubadak jalan ke Panti.
tidak bisa lepas dari kesehariannya. Meninggalkan sembahyang jadi berani,
Seperti badab tak akan mati.
c. Buah cempedak di luar pagar, Dalam bait ini melukiskan mungkin ada
Ambil galah tolong jolokkan. orang yang lupa atau tidak pernah
Saya budak baru belajar, beribadah ataupun sembahyang.
Halaman 91-92
Tugas 1
Halaman 94-97
1. Menurut kalian bagaimana hubungan sampiran dan isi yang menjadi struktur
beberapa teks pantun berikut? Apakah secara substansi, keduanya saling berkaitan?
2. Apakah fungsi masing-masing sampiran pada teks pantun yang ada mempermudah
pemahaman isi?
3. Dalam setiap bait teks pantun yang ada berikut, apakah sudah memiliki rima teks
pantun yang ideal, dan apabila dilantunkan akan menghasilkan ritme yang indah?
4. Cobalah kalian tafsirkan masing-masing makna isi teks pantun yang ada berikut!
5. Uraikan semua jawaban kalian untuk pertanyaan butir (1), (2), (3), dan (4) pada
tempat yang tersedia di bawah ini.
Halaman 97-99
Tugas 3
(1)
No. Sampiran Isi
Halaman 104
(1) Buatlah parafrasa dari “Syair Nyanyian Anak” tersebut.
Bait 1
Dengan mengucapkan bismillah kami memulai,
Dilanjutkan Alhamdulillah selawatnya Nabi.
Dengan takdir dari Allahurobbi,
Sampailahsemua maksud yang dicintai.
Halaman 105
1.Syair ini telah menyamarkan percintaan anak manusia dengan kalangan bangsawan Nurii adalah
seorang pembesar kerajaan,yakni Bayon Johari.Pada suatu masa seorang burung tampan bernama
Simabang terbang melayang,melewati kampung Bayon Johari. Dengan tidak terduga dia terpandang
pada Nuri yang cantik.Mereka beradu pandang sejenak,tapi pandangan tersebut membuat membuat
mereka saling jatuh cinta.Namun kisah kasih mereka kandas ditengah jalan.
Pesan moral yang terkandung dalam syair tersebut adalah “Jangan terlalu mudah jatuh cinta pada
orang yang baru kita kenal”
3.Persamaan pantun dan syair adalah bahwa satu bait pantun dan syair terdiri dari 4 baris,dan setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata.
5.Persamaan dari gurindam dan pantun adalah merupakan bentuk puisi lama
Perbedaan dari gurindam dan pantun adalah adalah gurindam terdiri dari dua baris sedangkan baris
kedua merupakan akibat atau penyelesaian sedangkan pantun baris 1 dan 2 adalah sampiran dan
baris 3 dan 4 adalah isi.
Kegiatan 3
Tugas 2
Mengabtraksi Teks Sajak
Syair
Syair adalah salah satu jenis puisi lama.Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa
masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab
syu’ur yang berarti perasaan.Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam
pengertian umum.Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara
umum.Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi
sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi dalam perkembangannya
syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi
mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk
syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung
Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
3 contoh syair
1. Seri Negeri gelaran diberi Sebuah pulau cantik berseri Bernaung dibawah sebuah negeri Raja
berdaulat Paduka Seri
2. Pulau lagenda dimakan sumpah Tujuh keturunan tamatlah sudah Kini makmur melimpah ruah
Semua penghuni tersenyum megah
3. Lautnya biru pantainya indah Makam Mahsuri lagenda sejarah Puteri Melayu tak mudah
menyerah Tujuh keturunan dimakan sumpah
Menurut Harun Mat Piah ( 1989 ), syair dalam bahasa Melayu mempunyai beberapa variasi yang
bergantung kepada bentuk rimanya iaitu :
JENIS-JENIS SYAIR
Menurut Harun Mat Piah ( 1989:242 ), berdasarkan isi dan tema, syair Melayu mempunyai
tujuh jenis tema yang berbentuk cerita ( naratif ) dan bukan cerita
(bukan naratif ).
Syair yang berupa cerita ( naratif ) :
i : Syair romantis
ii : Syair sejarah
iii : Syair keagamaan
iv : Syair kiasan
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut :
A. Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang
berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang
seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
B. Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat,
maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang
putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya)
untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya,
yang telah membuang dirinya.
C. Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut
merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair
Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat,
atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan"
D. Syair Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi
tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu bernama Syair
Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
E. Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b)
syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayatcerita nabi, dan (d) syair nasihat.
Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita
simpulkan setelah memahami isi sebuah syair.
Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi
para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi.
Nilai-nilai yang dapat dipetik dari teks syair tersebut, di antaranya berkaitan denganmitos
pengukuhan (myth of concern). Misalnya penamaan ketiga terjadi pembuahan di rahim ibu,
yaitu /Empat puluh hari nattefah namamu/ (bait 3). /Setelah sampai delapan puluh hari/, /Alkah
namamu pula diberi/, /Sehingga sampai seratus dua puluh hari/, /Alkolah pula konon dinamai/ (bait
4). Perjalanan tentang asal kejadian manusia dalam rahim ibu ini diyakini bahwa kita semua berasal
dari tetesan air mani ayah dan ibu yang bertemu saat terjadi perkawinan. Lalu dengan kekuasaan
Allah terjadilah proses luar biasa di luar akal sehat kita, karena itu semua merupakan kekuasan Allah
semata selanjutnya hingga menjadi bayi.
Allah SWT menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar dari laki-laki dan
perempuan dan bertemu ketika terjadi jimak) dalam rahim seorang ibu sampai waktu tertentu. Dia
Yang Maha Kuasa menjadikan rahim itu sebagai tempat yang aman dan kokoh untuk menyimpan
calon manusia.Dinyatakan dalam firman-Nya sebagai berikut, “Bukankah Kami menciptakan kalian
dari air yang hina?Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim) sampai waktu yang
ditentukan.” (Al-Quran, Al Mursalat: 20-22).
Selanjutnya peristiwa ini juga didukung oleh hadis, “Dari nuthfah, Allah jadikan‘alaqah yakni
segumpal darah beku yang bergantung di dinding rahim.Dari ‘alaqahmenjadi mudhghah yakni
sepotong daging kecil yang belum memiliki bentuk.Setelah itu dari sepotong daging bakal anak
manusia tersebut, Allah SWT kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki
dengan tulang-tulang dan urat-uratnya.Lalu Dia menciptakan daging untuk menyelubungi tulang-
tulang tersebut agar menjadi kokoh dan kuat.Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut
menjadi makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba. (Tafsir Ath
Thabari). Peristiwa dalam tafsir di atas diperkuat dengan hadis Rasulullah Saw yang
memperhitungkan waktu terjadinya proses bayi, Beliau bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya
setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah.
Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari).Kemudian menjadi gumpalan seperti
sekerat daging selama itu pula. Kemudian diutus kepadanya seorang Malaikat maka ia meniupkan
ruh kepadanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rezekinya, ajalnya, amalnya, sengsara atau
bahagia. Demi Allah yang tiada illah selain Dia, sungguh salah seorang di antara kalian ada yang
beramal dengan amalan ahli surga sehingga tidak ada di antara dia dan surga melainkan hanya
tinggal sehasta, maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli
neraka sehingga ia memasukinya. Dan sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal
dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka melainkan hanya tinggal
sehasta.Maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga
sehingga ia memasukinya.”(HR. Bukhari 6/303 -Fathul Bari dan Muslim 2643, shahih). Berita
Nubuwwah di atas mengabarkan bahwa proses perubahan janin anak manusia berlangsung selama
120 hari dalam tiga bentuk yang tiap-tiap bentuk berlangsung selama 40 hari. Yakni 40 hari pertama
sebagai nuthfah, 40 hari kedua dalam bentuk segumpal darah, dan 40 hari ketiga dalam bentuk
segumpal daging.Setelah berlalu 120 hari, Allah perintahkan seorang Malaikat untuk meniupkan ruh
dan menuliskan untuknya 4 perkara di atas. Peristiwa yang dominan pada keterangan hadis di atas
adalah proses malaikat meniupkan ruh setelah calon bayi tadi berusia empat bulan (120 hari) setelah
memiliki bentuknya. Setelah memiliki sifat itu ditetapkan empat perkara atas bayi itu oleh Allah.
Perkara itu antara lain, rezekinya, ajalnya, amalnya, sengsara atau bahagia.
Hakekat atau isi dari Syair Nyanyian Anak adalah tunjuk ajar yang di dalamnya
terdapat nilai-nilai luhur agama, budaya, dan norma-norma yang dianut masyarakat. Penyampaian
nilai-nilai tersebut melalui suatu pentas sastra lokal yang hadir dalam upacara akikah. Syair harus
dipahami dan dimengerti dalam konteks sosio-kultural masyarakat, bukan semata-mata pada pilihan
katanya. Untuk tujuan tersebut, ada sekian perangkat yang harus dipersiapkan agar pemahaman
yang dicapai tidak menimbulkan kesesatan, di antaranya adalah melalui bentuk penyampaiannya
yang dalam hal ini bersifat pentas sastra.
Paling kurang ada tiga syair yang berkisah tentang cinta yang kandas, yaitu Syair Ikan Terubuk,
Syair Burung Pungguk dan Syair Burung Nuri.Syair Ikan Terubuk merupakan syair sindiran terhadap
lamaran putra raja Melaka yang ditolak oleh putri Kerajaan Siak. Pengarang syair tidak berani
menyebut terus terang, sehingga dipakailah cara perlambangan dan kiasan. Pengarang tidak
berterus terang, mungkin hal itu menyangkut keselamatan dirinya. Tetapi yang lebih penting,
dengan memakai perlambangan Ikan Terubuk dan Ikan Puyu-puyu, maka putra raja Melaka dan putri
Siak telah tersamarkan, sehingga dapat terjaga martabat mereka.
Syair Burung Pungguk, berkisah tentang Burung Pungguk dan Putri Bulan. Inilah cinta yang kandas
oleh jurang pemisah antara orang kebanyakan yang hidup sederhana dengan kalangan bangsawan
yang hidup mewah.Dalam syair ini telah disamarkan pemuda yang mencintai putri istana dan juga
putri istana yang jatuh cinta kepada pemuda dari kalangan rakyat biasa.Pemuda pecinta itu
disamarkan dengan Pungguk, sedangkan putri istana tersebut diganti dengan Putri
Bulan.Percintaaan mereka malah justru menjadi membahana, karena ketika bulan purnama biasanya
burung pungguk berbunyi mendayu-dayu.Yang amat mirip dengan kisah ini ialah novel Dibawah
Lindungan Ka’bah karangan Hamka.Dalam novel itu tergambar seorang pemuda miskin telah terjalin
dalam kasih-sayang dengan seorang gadis anak orang kaya.
Syair Burung Nuri (alih aksara Jumsari Jusuf, Departemen P dan K, Jakarta, 1978). Syair ini
dikarang oleh Sultan Badaroedin dari Palembang. Syair ini tersimpan dalam koleksi Bagian Naskah
Museum Pusat, bernomor MI. B; 21 x 16 cm, 21 halaman, 20 baris, berhuruf Arab, tulisannya jelas
dan kertasnya masih baik. Syair ini telah menyamarkan percintaan anak manusia kalangan
bangsawan.Nuri adalah isteri seorang pembesar kerajaan yakni Bayan Johari.Pada suatu hari seekor
burung tampan lagi indah bernama Simbangan terbang melayang, melewati Kampung Bayan
Johari.Dengan tidak terduga dia terpandang pada Nuri yang cantik.Mereka beradu pandang sejenak,
tapi ternyata pandangan itu telah membuat hati mereka saling berdebar. Mereka jatuh cinta pada
pandangan pertama:
Paksi Simbangan konon namanya karena rindu kepada Nuri.Maka dia mengutus
Cantik dan manis sekalian lakunya Burung Murai untuk menjumpai Nuri.
Matanya intan cemerlang cahayanya Kedatangan Murai menyampaikan hasrat
Paruhnya gemala tiada taranya cinta Simbangan, malah membuat cinta Nuri
makin membara:
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari Berangkatlah Nuri masuk peraduan
Terlihatlah kepada putrinya Nuri Melipurkan hati yang sangat rawan
Mukanya cemerlang manis berseri Gundah gulana tiada berketahuan
Seperti orang mabuk cendawan
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata Letih dan lesu rasa anggauta
Berkobaran arwah leburlah cinta Gundahnya tidak lagi menderita
Letih dan lesu rasa anggauta Hancur dan lebur di dalam cita
Rindukan Simbangan semata-mata
Burung Simbangan tak dapat lagi melupakan
peristiwa itu. Dia bagaikan mabuk cendawan, Terhentilah perkataan Nuri nan gundah
Sehari-hari dendam tak sudah Bayan nin datang segera berkata
Mengenangkan Simbangan parasnya indah Apakah sakit emas juita
Dilipurkan dengan syair dan madah
Berkata benar emas tempawan
Nuri yang dimabuk cinta kepayang, telah Jangan memberi hatiku rawan
membuat badannya lesu dan kurus. Bayan Jikalau salah sekaliannya kawan
Johari menyangka isterinya sakit serta Biar kupukul siapa melawan
menanyakan bagaimanakah sebenarnya
duduk perkara sehingga Nuri menderita Bayan berkata menegangkan jari
seperti itu.Bayan menanyakan, apakah perlu Emasku jangan bermuram diri
dipanggilkan dukun.Tetapi Nuri tidak mau Jika sakit badannya Nuri
berterus terang tentang rindu dendam yang Suruhlah panggil dukun ke mari
dipendamnya. Dia malah meminta Bayan agar
menjauhinya: Nuri berpalis menyapu muka
Janganlah banyak madah seloka
Setelah malam hari nin nyata Segeralah undur dengan seketika
Terpasanglah tanglung kandil pelita Sekaliannya menambah sakit kepala
Keadaan Nuri yang menderita dendam asmara ini, semakin tak tertahankan. Hatinya tak mau
mendengar pikirannya, tak mau sadar bahwa dia dalam sangkar orang.Nuri mengutus Burung Punai
untuk menemui Simbangan dan meminta agar pujaan hatinya itu bersedia datang menemuinya.
Simbangan memenuhi harapan Nuri :
Beberapa saat terbang melayang dengan hati yang menanggung rindu Simbangan pun sampai di
istananya:
Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat
dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh
orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India)
yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan
semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh:
Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja
muda di Riau (1844-1857). Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang terkenal berjudul “Gurindam
Dua Belas”.
Gurindam Dua Belas (Jawi: )ب لس دوا ڬ وري ندامmerupakan puisi, hasil karya Raja Ali
Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.
Gurindam ini ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab
1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat usianya 38 tahun. Karya ini terdiri dari 12 Fasal dan
dikategorikan sebagai Syi'r al-Irsyadi atau puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan petunjuk
menuju hidup yang diridhai oleh Allah SWT. Selain itu terdapat pula pelajaran dasar
Ilmu Tasawuf tentang mengenal "yang empat" : yaitu syari'at,tarekat, hakikat dan makrifat.
Diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No. II, Batavia,
dengan huruf Arab dan diterjemahkan dalam Bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.
Contoh 1:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama,
Barang siapa mengenal yang empat,
maka dia itulah orang yang ma’rifat.
Cari olehmu sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal Tuhan yang bahri.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
bukannya manusia itulah setan.
Contoh 2:
Kurang fikir, kurang siasat,
tentu dirimu kelak tersesat.
Fikir dahulu sebelum berkata,
supaya terelak silang sengketa.
Siapa menggemari silang sengketa,
kelaknya pasti berdukacita.
Contoh Gurindam I
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di
mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima
adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan
kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya
tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita.
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur
tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi
juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut
merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga
hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin
membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala
'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'.
Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa
dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut
juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan
atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan
keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah,
ragu, putus asa dan sebagainya.
Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
Unsur-unsur puisi
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-
kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap
puisi.
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah
bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya
harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara
(auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami
penyair.
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret
“salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa”
dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara
lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme
, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,totem pro parte, hingga paradoks.
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup:
Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Struktur batin puisi
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi
penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak
bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama
dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada
pembaca
Jenis-jenis puisi
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/ nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh : Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
g) Talibun adalah pantun genap yangtiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10baris.
Contoh :Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
B. PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebasdaripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.
a) DISTIKON
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
b) TERZINA
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
c) QUATRAIN
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
d) QUINT
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
e) SEXTET
Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
f) SEPTIMA
Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
g) STANZA ( OCTAV )
Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
h) SONETA
Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA
Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke
majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa
Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra
(sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah
menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur
pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".Sapardi Djoko Damono banyak menerima
penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga
penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan
Lontar.Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,
termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga
menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di
surat kabar, termasuk kolom sepak bola.Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang
mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada
undangan perkawinan),Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke
Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasiterhadapnya.
Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua
Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.
Dalam mengerjakan tugas ini, kalian diminta untuk membuat intisari beberapa
teks sajak.
Tugas 3
Buat sebait pantun untuk tiap sajak yang telah kalian
abstraksikan.
(1) Untuk syair “Nyanyian Anak”, kalian bisa membuat pantun nasihat.
pantun perpisahan, sebab syair ini berisi kisah kasih yang disamarkan. Akan tetapi,syair tersebut
ditutup dengan /lupakan nuri dengan warnanya/. Hal ini bermaknabahwa kisah kasih tersebut
kandas di tengah jalan
jalan jalan ke Malang
(3) Pada “Gurindam Dua Belas”, kalian bisa membuat sebuah pantun agama, sebabgurindam ini
berisi wejangan atau nasihat agama yang berguna bagi masyarakat.
(4) Pada puisi “Hujan Bulan Juni”, Sapardi Djoko Damono ingin menyampaikan pesan
rindu yang tertahan dengan bahasanya yang sederhana, tetapi sarat akan makna.
Pantun beriba hati dapat kalian buat dengan ide puisi ini. Hal ini disebabkan dalam
puisi itu terlihat sebuah kemustahilan untuk menyampaikan rindu yang terpendam,
sama mustahilnya dengan adanya hujan di bulan Juni.