Anda di halaman 1dari 42

Memahami Struktur Teks Pantun

Halaman 70

(1) Apakah kalian masih menemukan pantun di lingkungan tempat tinggal kalian ?
=Ya,
(2) Dalam prosesi apa saja dapt kalian temukan pantun ?
=Pernikahan,adat istiadat
(3) Tahukah kalian apa peranan pantun tersebut dalam kehidupan ?
=Sebagai media komunikasi,pemelihara bahasa,sebagai alur berpikir manusia
(4) Apakah semua golongan (tua atau muda) menggunakan pantun sebagai media
berkomunikasi ?
=Tidak
(5) Teks pantun seperti apa yang pernah kalian dengar ? Coba bacakan pantun tersebut di
depan teman kalian.
= Napuran tano-tano
Rangging marsiranggongan
Padanta padao-dao
Tonditta marsigomgoman

Tumbur ni pakkat
Tumbur ni hotang
Tusi hamu malakka
Tusi dapot panjomuan

Sai torop ma dakkana


Rugun dohot bulungna
Horas jala gabe hula-hula
Songoni dohot boruna

Halaman 72

(1) Dari pantun itu,terlihat sampiran baris 1 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris
1,sedangkan sampiran baris 2 merupakan unsure yang mengantarkan isi baris 2. Mengapa
demikian? Jelaskan.
= Karena sampiran baris 1 merupakan penyesuaian/disesuaikan dengan isi baris 1 dan memiliki
kaitan,dan begitu juga dengan sampiran baris 2 harus disesuaikan dengan isi baris 2
(2) Apakah yang menjadi cirri sampiran dan isi pada pantun diatas?
= Antara baris sampiran 1 dan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitua-adan sampiran 2
dengan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu b-b.
3.

No. Struktur Teks Pantun

1. Baris Empat baris dalam 1 rangkap

2. Kata Terdiri dari 4-8 suku kata

3. Rima akhir Rimanya a-b-a-b

4 Sampiran 1) Apa guna orang bertenun

2) Untuk membuat pakaian adat

5. Isi 1) Apa guna orang berpantun

2) Untuk member petuah amanah

6. Ide

4. Tahukah kalian apa peranan pantun dalam kehidupan ?


= Pantun berperan dalam memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas agar terampil
berpikir kritis dan kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan,sebagai
motivasi dalam meraih cita-cita dan memperkuat kepribadiannya,menanamkan sikap
positif,merupakan cerminan sikap dan jati diri bangsa Indonesia di lingkungan pergaulan dunia
global

Tugas 2

Mengeksplorasi Struktur Teks Pantun

(1) a. Gendang gendut suara kecapi


Kenyang perut senanglah hati

b. Sudah gaharu cendana pula


Sudah tahu bertanya pula

(2) a. Perbedaannya adalah


1. Talibun Pertama
karena Talibun tersebut bersajak a – b - c a – b – c
2. Talibun Kedua
Karena Talibun tersebut bersajak a – b – c – d a – b – c - d
b. 1). Kata “takut” pada talibun berlarik enam,baris pertama dan kedua
2). Kata “mandi” pada talibunberlarik enam,baris pertama dan ketiga
3). Kata “hamba” pada talibunberlarik enam,baris pertama dan kedua
4). Kata “patah” pada talibun berlarik,baris ke lima
5). Kata „‟bukan” pada talibun berlarik enam, baris pertama dan keempat

(3) A. Dalam bait pertama dan kedua tidak ada isi tapi pada bait tiga dan empat masih dapat dijumpai
isi.

Bait II : Sampiran
Isi:
1). Daunnya luruh menelentang
1). Hancur badan dikandung tanah
2). Daun puan diraut-raut
2). Budi yang baik dikenang juga
Sampiran :
Bait IV : Sampiran
1). Turun dari bukit Seguntang 1). Gunung Daik bercabang tiga
2). Keluar dari dalam laut 2). Tampak jauh dari seberang

Bait III : Sampiran Isi:


1). Pulau Pandan jauh ke tengah 1). Budi yang baik dikenang juga
2). Gunung Daik bercabang tiga 2). Khidmat bakti disanjung orang

Halaman 77
(1) Bait I dan II
Bait I
Mahkota Raja Melayu
Turun dari bukit Seguntang
Bait II
Turun dari bukit Seguntang
Keluar dari dalam laut
(2) Bait III dan IV
Bait III
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik dikenang juga
Bait IV
Budi yang baik dikenang juga
Khidmat bakti disanjung orang
Halaman 79
(1)

No. Kata Arkais Makna Kata Arkais

1. Tingkap Jendela di atap,di dinding, dan sebagainya

2. Jikalau Kalau,jika (partikel)

3. Langau Lalat besar yang suka menghisap darah hewan

4. Lesap Hilang lenyap,lucut

5. Lubuk Bagian yang dalam di sungai

6. Gaharu Kayu yang harum baunya,biasanya dari pohon tengkorak

7. Tenun Hasil kerajinan yang berupa bahan (kain) yang dibuat dari
benang

8. Amanat Pesan moral,sesuatu yang dapat ditiru

9. Selendang Kain (sutra) panjang penutup leher untuk menari

10. Pedada Pohon yang tumbuh di hutan-hutan bakau,tingginya mencapai


15 m,berakar napas yang keluar dari dalam lumpur

Halamana 80-81
1.

No. Diksi Mutakhir Makna Kata

1. Handphone Telepon genggam

2. Facebook Media social

3. Status Keadaan, gambaran, perasaan

4. BBM Chattingan social

5. Whatsapp Chattingan social

6. Instagram Editan foto

7. Path Media social


8. Twitter Media social

9.

10.

2.
No. Ungkapan Makna Contoh dalam Kalimat (1)

1. Besar kepala Sombong Pak Kader menjadi besar kepal


setelah menjadi pejabat

2. Kaki tangan Anak buah Dino setelah besar menjadi kaki


tangan istrinya

3. Tebal muka Tidak tau malu Vito itu orang nya tebal muka

4. Kepala batu Keras kepala Susan

5. Mata-mata Orang yang ditugasi Riko adalah mata-mata


secara rahasia
6. Mengambil Dia pandai mengambil hati
hati gurunya

7. Darah biru Keturunan bangsawan Pino adalah orang darah biru dari
tanah Jawa

8. Banting tulang Pekerja keras Ayah banting tulang untuk


mencari nafkah

9. Ringan tangan Suka menolong Saya ringan tangan kepada orang


susah

10. Tangan besi Bertindak kasar Guru SMA itu bertangan besi
dalam menyuruh siswa dalam
mengerjakan soal

Halaman 82-83
a.Imaji yang dilukis adalah imaji visual dan imaji taktil dimana dari pantun di atas sangat
jelas diungkapkan yaitu pada baris 1 dan 2 itu imaji visual. Pada baris 3 dan 4 imaji taktil
b.Imaji visual dan imaji taktil,dimana dalam baris 1 dan 2 itu menggunakan imaji visual
karena seolah-olah dapat dilihat,pada baris 3 dan 4 itu imaji taktil karena seolah-olah dapat
dirasakan
c.Imaji visual dan imaji taktil dimana dalam baris 1 dan 2 itu menggunakan imaji visual
karena seolah-olah buah itu dapat dilihat,dan 3 dan 4 itu menggunakan imaji taktil karena
disana dikatakan hati risau bercampur rindu.
d.Imaji taktil,imaji audio.Imaji taktil,jelas yaitu pada baris 1 dan 2 seolah-olah dirasa,dan
bari 3 dan 4 yaitu seperti terdengar menangis berarti imaji audio.
Halaman 84-85
4.a Mengurutkan kata-kata yang benar dalam setiap larik sehingga menghasilkan rima a-b-a-b

1.Siang-berkebun-bila-orang 3.Kalau-pukat-hendak-berlabuh-
Naik-gelap-hari-ke-rumah Berdaun-kayu-carilah-pancang
Bila-pantun-tukang-hilang Adat-kurang-kalau-mengetahui
Lesap-habislah-petuah-amanah Orang-berpantun-carilah-tahu

Bila siang orang berkebun Kalau hendak berlabuh pukat


Hari gelap naik ke rumah Carilah pancang kayu berdaun
Bila hilang tukang pantun Kalau kurang mengetahui adat
Habislah lesap petuah amanah Carilah orang tahu berpantun

2.Apa-bertenun-orang-guna 4.Telurnya-hitam-putih-ayam
Baju-untuk-kain-dan-membuat di-pinggir-kali-mencari-makan
Orang-apa-untuk-berpantun Hitam-giginya-orang-putih
Ilmu-menimba-untuk-berbagai Manis-sekali-kalau-tertawa

Apa guna orang bertenun Ayam hitam telurnya putih


Untuk membuat kain dan baju Mencari makan di pinggir kali
Untuk apa orang berpantun Orang hitam giginya putih
Untuk menimba berbagai ilmu Kalau tertawa manis sekali

b. Tentukan mana yang merupakan isi dan sampiran

(1) Kalau hendak pergi meramu (2) Mencabut tebu tidaklah mudah
Carilah kayu berbuah lebat Banyak sekali aral halangan
Jika hendak menuntut ilmu Menuntut ilmu tidaklah mudah
Carilah ilmu yang bermanfaat Banyak sekali duri ilalang nya
Baris 3 dan 4 merupakan isi Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
Baris 1 dan 2 merupakan sampiran Baris 3 dan 4 merupakan isi
3.Ditutuh betung berdekak - dekak 4.Bagaimana kidung takkan kembang
Ayam berbunyi di bawah dapur Hendak ke hilir ditahan kera
Sungguh beruntung orang pekak Bagaimana hidung takkan kembang
Meriam bunyi awak tertidur Awak pandir dijadikan ketua
Baris 1 dan 2 merupakan sampiran Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi Baris 3 dan 4 merupakan isi

3.Yang besar si jalar – jalar


Yang kecil sigama – gama
Yang besar disebut gelar
Yang kecil disebut nama
Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi

Halaman 88-90
1. Menafsirkan beberapa bait teks pantun :
- Dalam bait pertama di atas bahwa pantun tersebut mengajak orang supaya tidak lupa
berpantun namun digambarkan lewat pantun secara langsung , karena dari pantun itu
mengandung nasihat.
- Dalam bait yang kedua ini diberitahukan supaya orang patuh terhadap peraturan dan tata
tertib dan disampaikan melalui pantun.
- Membuat orang supaya rajin untu belajar atau untuk menegor orang supaya ingat untuk
belajar.
- Bait ke empat membuat orang supaya mengetahui adat istiadat masing – masing yang ada di
daerah masing – masing.

2. Agar kalian semakin mahir, cobalah kalian interpretasikan lagi makna teks pantun berikut
ini.
a. Orang Sibu menunggang kuda, Kalau salah tolong tunjukkan.
Kuda ditunggang patang tulang.
Masih mau mengaku muda, Dalam bait ini dijelaskan bahwa orang –
Padahal cucu keliling pinggang. orang ingin diajar , atau orang yang masih
Dalam bait ini mengingatkan orang atau proses pembelajaran.
menasihati orang supaya tidak d. Kayu cendana di atas batu,
melakukan perselisihan padahal sudah Sudah diikat dibawa pulang.
punya keluarga. Adat dunia memang begitu,
Benda yang buruk memang terbuang.
b. Burung pipit memakan padi, Dalam bait ini dijelaskan bahwa orang –
Burung enggan pergi ke hutan. orang tidak berguna dan tidak penting
Tidak puas di dalam hati, untuk dipelihara lebih baik di musnahkan.
Kalau tidak bersama tuan.
Dalam bait ini dilukiskan orang yang e. Orang Bayang pergi mengaji,
selalu merindukan kekasihnya yang Ke Cubadak jalan ke Panti.
tidak bisa lepas dari kesehariannya. Meninggalkan sembahyang jadi berani,
Seperti badab tak akan mati.
c. Buah cempedak di luar pagar, Dalam bait ini melukiskan mungkin ada
Ambil galah tolong jolokkan. orang yang lupa atau tidak pernah
Saya budak baru belajar, beribadah ataupun sembahyang.

Halaman 91-92
Tugas 1

No. Teks Pantun Klasifikasi Pantun

1. Burung nuri burung dara,

Terbang ke sisi taman kayangan. [9] Pantun nasihat

Cobalah cari wahai saudara,

Makin diisi makin ringan.

2. Elok rupanya kumbang janti,

Dibawa itik pulang petang. [2] Pantun Suka cita

Tidak berkata besar hati,

Melihat ibu sudah datang.

3. Asam kandis asam gelugur,

Ketiga asam riang – riang. [10 ] Pantun jenaka

Menangis mayat di pintu kubur,

Teringat badan tidak sembahyang.

4. Batu dibancah jangan diungkit,

Kalau diungkit kayunya tumbang. [1] Pantun teka – teki

Lebih parah daripada sakit,

Karena kekasih diambil orang.

5. Kalau menjemput dahan dikerat,

Siapkan lidi buang miangnya. [7] Pantun nasib

Kalau menjemput dengan adat,

Pulangkan balik dengan lembaga.

6. Burung gelatik burung tekukur,

Ketiga dengan burung elang. [4] Pantun beriba hati

Adik cantik berbudi luhur,

Membuat hamba mabuk kepayang.


7. Air panas bulan pun terang,

Hanyutlah sampan dari Jawa. [6] Pantun berkasih – kasihan

Jika datang hati yang bimbang,

Bagaikan hilang rasanya nyawa.

8. Orang Padang mandi ke gurun,

Mandi berlimau bunga lada. [3] Pantun Agama

Hari petang matahari turun,

Dagang berurai air mata.

9. Dalam bergalah jangan berkayuh,

Kalau berkayuh bertambah basah. [8] Pantun perpisahan

Kalau bersusah jangan mengeluh,

Kalau mengeluh bertambah susah.

10. Laut merah tak bergelombang,

Ladang hijau penuh ilalang. [5] Pantun adat

Hati siapa yang tak bimbang,

Berkepala botak minta dikepang

Halaman 94-97
1. Menurut kalian bagaimana hubungan sampiran dan isi yang menjadi struktur
beberapa teks pantun berikut? Apakah secara substansi, keduanya saling berkaitan?
2. Apakah fungsi masing-masing sampiran pada teks pantun yang ada mempermudah
pemahaman isi?
3. Dalam setiap bait teks pantun yang ada berikut, apakah sudah memiliki rima teks
pantun yang ideal, dan apabila dilantunkan akan menghasilkan ritme yang indah?
4. Cobalah kalian tafsirkan masing-masing makna isi teks pantun yang ada berikut!
5. Uraikan semua jawaban kalian untuk pertanyaan butir (1), (2), (3), dan (4) pada
tempat yang tersedia di bawah ini.

a.Kuda perang berpacu kencang 1.Tidak berkaitan karena antara


Kuda beban berjalan pelan sampiran dan isi tidak berhubungan
Maafkan aku berteriak lantang 2.Tidak mempermudah
Mohon maafkan segala kesalahan 3.Bersajak a-b-a-b
4.Bermakna mengenai seseorang yang lantang.
meminta maaf karena telah berteriak

b.Bunga kenanga di atas kubur 2. Mempermudah


Pucuk sari pandan jawa 3. Bersajak a-b-a-b
Apa guna sombong dan takabur 4. Bermakna mengenai sifat takabur
Rusak hati badan binasa dan sombong yang tidak ada
berguna, melainkan mendatangkan
1.Saling berkaitan. Karena antara
kerugian bagi rohani manusia.
sampiran dan isi memiliki kaitan atau
saling berhubungan

c.Asam kandis asam gelugur 2.Mempermudah


Ketiga asam si riang-riang 3. Bersajak a-b-a-b
Menangis mayat di pintu kubur 4. Bermakna mengenai penyesalan yang
Teringat badan tidak sembahyang selalu datang terlambat.

1. Saling berkaitan. Karena antar


sampiran dan isi memiliki kaitan atau
saling berhubungan

d.Buah langsat kuning cerah 3.Bersajak a-b-a-b


Keduduk tidak berbunga lagi
4.Bermakna mengenai seseorang yang
Sudah dapat gading bertuah
mendapat sesuatu yang lebih baik dari
Tanduk tidak berguna lagi
sebelumnya maka barang atau hal lain
yang telah ada sebelumnya tidak berguna
1.Saling berkaitan. Karena antara
lagi atau kurang berguna lagi.
sampiran dan isi saling berhubungan
2.Mempermudah

e.Berburu ke padang datar 2.Mempermudah


Dapat rusa belang kaki 3.Bersajak a-b-aa-b
Berguru kepalang ajar 4.Bermakna jika melakukan seseuatu tidak
Bagai bunga kembang tak jadi dengan sungguh-sungguh maka hasilnya
tidak akan memuaskan.
1.Saling berkaitan

f.Embencang masak mempelam manis Bintang terisak bulan menangis


Makanan anak bidadari Hendak bertemu si matahari
4.Bermakna ada dua pasang seorang
1.Saling berkaitan kekasih yang ingin melanjutkan hubungan
2.Mempermudah asmaranya ke jenjang yang lebih jauh lagi,
3.Bersajak a-b-a-b tetapi ada sediktit masalah di antara
percintaan mereka.

g.Pokok pakis tumbuh di hutan 2.Mempermudah


Tumbang melepa di atas duri 3.Bersajak a-b-a-b
Pulau menangis kering lautan 4.Bermakna bila lingkungan rusak, maka
Ikan juga menghempas diri makhluk di sekitarnya akan ikut
terganggu.
1.Saling berkaitan
h.Kemumu di dalam semak 2.Mempermudah
Jatuh melayang seleranya 3.Bersajak a-b-a-b
Mesti ilmu setinggi tegak 4.Bermakna walau setinggi apapun ilmu
Tidak sembahyang apa gunanya seseorang tidak akan bermanfaat bila ia
tidak beribadah.
1.Saling berkaitan

i.Mari kita mencari zaitun 1.aling berkaitan


Tiada zaitun pinang pun jadi 2.Mempermudah
Tanjungpinang negeri pantun 3.Bersajak a-b-a-b
Indah permai cantik berseri 4.Bermakna sebuah negeri/wilayah yang
indah nan permai.

j.Kalau mengail di lubuk dangkal 1.Saling berkaitan


Dapat ikan penuh seraga 2.Mempermudah
Kalau kali panjang sejengkal 3.Bersajak a-b-a-b
Jangan laut hendak diduga 4.Bermakna tidak mungkin mendapat
hasil yang maksimal jika usaha kurang.

Halaman 97-99
Tugas 3

(1)
No. Sampiran Isi

1. Kalau kayu hendak berbuah Indah tangan karena budi


2. Telah masak buah mengkudu Siang malam selalu terbayang

3. Hari gelap naik ke rumah Pantun jangan dibuang-buang

4. Riga-riga di Pulau Angsa Bila hilang tukang pantun

5. Tingkap papan kayu persegi Budi tuan saya tak lupa

6. Terbit bunga pucuk pun mati Kalau Melayu hendak bertuah

7. Bila siang orang berkebun Hati risau bercampur rindu

8. Daunnya jangan dicincang-cincang Habislah lesap petuah amanah

9. Masak pula buah kepayang Tinggi bangsa karena bahasa

10. Tanam mumbang tumbuh kelapa Sudah terpaku di dalam hati

(a) Teks Pantun 1 (b) Teks Pantun 2


Bila siang orang berkebun, Kalau kayu hendak berbuah,
Hari gelap naik ke rumah. Daunnya jangan dicincang-cincang.
Bila hilang tukang pantun, Kalau Melayu hendak bertuah,
Habislah lesap petuah amanah. Pantun jangan dibuang-buang.
(d) Teks Pantun 4
(c) Teks Pantun 3 Riga-riga di Pulau Angsa,
Telah masak buah mengkudu, Terbit bunga pucuk pun mati.
Masak pula buah kepayang. Budi tuan saya tak lupa,
Hati risau bercampur rindu, Sudah terpaku di dalam hati.
Siang malam selalu terbayang.
(e) Teks Pantun 5
Tingkap papan kayu persegi,
Tanam mumbang tumbuh kelapa.
Indah tangan karena budi,
Tinggi bangsa karena bahasa.

Halaman 104
(1) Buatlah parafrasa dari “Syair Nyanyian Anak” tersebut.
Bait 1
Dengan mengucapkan bismillah kami memulai,
Dilanjutkan Alhamdulillah selawatnya Nabi.
Dengan takdir dari Allahurobbi,
Sampailahsemua maksud yang dicintai.

Seorang anak cinta yang sudah lama ditunggu,


Sekarang dia sudah kami terima.
Seorang anak yang diberi nama,
Kami ayunkan secara bersama-sama.

Emas dan perak sedang kami ayunkan,


Anakitu ditaruh di dalam ayunan.
Tali ayunan kami pegangkan dengan erat,
Emas danperak turut kami nyanyikan.

Dipanggil kami oleh orang sekalian,


Oleh ibu dan bapakmu tuan.
Serta diberi minuman dan makanan,
Menyertakan syukur hanya kepada Tuhan,
Syukur kepada Allah ta’ala.

Karena kami mendapat intan gemala,


Memberikan sedekah beberapa pula.
Dengan sekadar ada segala,
Dipanggilkan sekalian kaum kerabat.

Serta sekalian handai sahabatku,


Segala jiran dan kawan pun berdekat.
Semuanya datang dengankeadaan selamat,
Jauh dan dekat pun datang sekalian.
Besar dan kecil laki-laki danjuga perempuan
Setengahnya datang ada yang sambil berjalan.
Setengahnya berjalan berpayungkan awan,
Ingatlah kami datang untuk bertalu.

Kami mengunjungi engkau hilir dan hulu,


Mengayunkan engkau dengan maksud begitu.
Karena niat ibu dan bapakmu,
Jikalau panjang sudah umurmu.

Jasa mereka akan dib alas olehmu,


Wahai anakku pikirlah olehmu.
Besarlah hati ibu dan bapakmu,
Ibu dan bapakmu mari dengarkan.

Anak diayun kami nanyikan sebuah lagu,


Mari bersama-sama kita doakan.
Harap Allah meminta perkenanan,
Ada pun anak pada masa kecilnya.

Harum-haruman ibu dan bapaknya,


Hinggalah sampai pada umurnya.
Tujuh tahun sudah genap bilangannya,
Kira-kira tujuh tahun sampai kiraan.

Umur anak muda menjadi bangsawan,


Inilah anak yang jadi perhiasan.
Kepadamu ibu dan bapakmu tuan,
Sehingga sampai nanti umurnya tuan.

Sudah sepuluh tahun cukup bilangan,


Ketika itu iamenjadi tulan.
Atau seteru yang menjadi lawan,
Demikianlah anak yang kami khabarkan.

Ibu dan bapakmu minta dipikirkan,


Carilah ilmu dan janganlah segan.
Memeliharakan anak serta semua pelajaran,
Jika besar nanti cahayanya menjadi mata.

Ajarkan dia ilmu agama kita,


Jika ilmu tak ada di dalam kita.
Serahkan semua kepada alim pendeta,
Demikianlah anakmu supaya berilmu.

Baik dan jahat sudah nyata disitu,


Dan Dengan sebab demikian itu.
Jadilahorang baik sebarang laku,
Jikalau tidak demikianlah peri.

Tentulah anak tidakakan mengerti,


Jadilah anakyang buta dan tuli.
Yang baik dan jahat sama sekali,
Jika anak tiadamendapat pelajaran.

Halal dan haramitudiserupakan,


Bersifat salahitu tidak berpengetahuan.
Akhirnya anakakan menjadi lawan,
Anakyang melawan sudahlah pasti.

Ibu dan bapakmu tidak peduli,


Sebab tidak kita ajari.
Dunia dan akhirat kita nan rugi,
Betapa tidak rugi demikian.

Dari kecilnya kita peliharakan,


Beberapa belanja harta dihabiskan.
Sudahlah besar menjadi lawan,
Di dalam dunia demikian peri.

Di akhirat azab diterima lagi,


Pelajaran ada tidak peduli.
Anak dibiarkan bersuka hati,
Nyata kerugian ibu dan bapak.

Karena tidak mengajar anak,


Sebab itu janganlah tidak.
Ikhtiarkan sungguh pelajaran anak,
Dengan sebenarnya pelajaran itu.

Bolehlah baik tingkah dan laku,


Jadilah anak orang nomor satu.
Dunia akhirat boleh membantu,
Anak demikian jikalau didapat.

Laksana penyakit menjadi obat,


Demikianlah tuan mula ibarat.
Maklumlah tuan karena makrifat,
Ayuhai ibu ayuhai bapak.

Demikian nasihat kami serentak,


Harap perkenan janganlah tidak.
Mudahlah sampai barang kehendak,
Sehingga itu berhati sudah.

Mengayun anak nazam ditambah,


Harap selamat berhati sudah.
Supaya ibumu janganlah gundah,
Wahai anakku segeralah tidur.

Lekaslah besar supaya masyur,


Jika anakku tidaklah tidur.
Ibu bapakmu menjadi hibur,
Ayuhai anak ingat olehmu.

Harap dibalas jasa ibumu,


Serta pula jasa bapakmu.
Kemudian pula handai sahabatmu,
Sehingga itu berarti mudah.

Mengayun anak nazam ditambah,


Nazam dimulai dengan bismillah.
Disudahi pula dengan Alhamdulillah,
Ya Allah kholikul bakhri.

Beri petunjuk sekalian kami,


Iman dan taat jadikan kami,
Dunia akhirat minta disenangi.
(2) Nilai yang terkandung :
-Nilai agama
-Nilai adat/budaya
-Nilai moral
-Nilai kasih saying
-Nilai pendidikan
(3) Kata-kata yang tidak dipahami
= jiran

Halaman 105
1.Syair ini telah menyamarkan percintaan anak manusia dengan kalangan bangsawan Nurii adalah
seorang pembesar kerajaan,yakni Bayon Johari.Pada suatu masa seorang burung tampan bernama
Simabang terbang melayang,melewati kampung Bayon Johari. Dengan tidak terduga dia terpandang
pada Nuri yang cantik.Mereka beradu pandang sejenak,tapi pandangan tersebut membuat membuat
mereka saling jatuh cinta.Namun kisah kasih mereka kandas ditengah jalan.
Pesan moral yang terkandung dalam syair tersebut adalah “Jangan terlalu mudah jatuh cinta pada
orang yang baru kita kenal”

2.Perbedaan pantun dan syair


*Pantun = Baris 1,2 =>sampiran
3,4 =>isi
Syair=Baris 1-4 => isi
*Pantun = sajak a-b-a-b
Syair=sajak a-a-a-a
*Pantun berasal dari Melayu
Syair berasal dari Arab

3.Persamaan pantun dan syair adalah bahwa satu bait pantun dan syair terdiri dari 4 baris,dan setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata.

4.Syair dalam bahasa daerah


Tarpaima

Taripar dolok peho


Sai tading doho
Di nakkokan naparjolo
Ido sai manjou ho
Asa mulak patiurhon holom
Tu tano dohot natua tua
Namangasahon nasa holong
Taripar tao petaho
Sai tading do ilu
Namnetek tu galumbang
Di topi ni solu
Ido sai manjou ho
Asa mulak asa rap hita
Di toru turpuk nigaol
Jonokhon bona ni bulu
Maknanya adalah”Seorang anak yang berada di perantauan yang jauh,dan orangtuanya
menginginkan dia pulang.Karena telah merindukannya.
5.Kata yang bersifatarkais
1) Daim > Terus menerus,tak putus asa
Nur > cahaya
Kanzan > Nama bayi laki laki
Lahut >Makam Allah swt yang tidak mampu diceritakan
Jalal >Kemuliaan,keluhuran,kebesaran,mahamulia
Jamal > Keelokan,keindahan.
Halaman 108-109
1.Nilai moral yang terkandung
-Kita harus selalu menjaga perasaan satu sama lain
-Saling bekerja sama dan menghormati
-Menjadi manusia yang baik sesuai kehendak Tuhan
-Memberlakukan hukum yang didasarkan HAM
2.Syair itu ditujukan kepada seorang raja atau pemimpin
3.Rangkuman dari syair tersebut adalah
Seorang raja atau pemimpin harus menjadi panutan bagi rakyatnya.Yng memberlakuakan
hukum berdasarkan HAM.Raja harus menjadi seorang yang adil dalam memimpin rakyatnya.
4.Contoh Gurindam
-Cahari olehmuakan sahabat
yang dapat dijadikan obat

-cahari olehmu akan guru


yang mampu memberi ilmu

-cahari olehmu akan kawan


yang berbudi serta berkawan

-cahari olehmu nakan abadi


yang terampil serta berbudi

5.Persamaan dari gurindam dan pantun adalah merupakan bentuk puisi lama
Perbedaan dari gurindam dan pantun adalah adalah gurindam terdiri dari dua baris sedangkan baris
kedua merupakan akibat atau penyelesaian sedangkan pantun baris 1 dan 2 adalah sampiran dan
baris 3 dan 4 adalah isi.

Kegiatan 3
Tugas 2
Mengabtraksi Teks Sajak

Mengumpulkan informasi tentang :

 Syair

Syair adalah salah satu jenis puisi lama.Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa
masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab
syu’ur yang berarti perasaan.Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam
pengertian umum.Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara
umum.Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi
sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi dalam perkembangannya
syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi
mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk
syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung
Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri- ciri syair :

1).Terdiri atas 4 baris tiap bait


2).Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan
3).Tiap baris terdiri dari 4 kata (8-16) suku kata
4).Bersajak aa-aa
5).Berirama 2-2 (../..)
6).Jumlah suku kata tiap baris 8-12 kata
7).Isi syair berupa nasihat,petuah,dongeng/cerita

3 contoh syair

1. Seri Negeri gelaran diberi Sebuah pulau cantik berseri Bernaung dibawah sebuah negeri Raja
berdaulat Paduka Seri

2. Pulau lagenda dimakan sumpah Tujuh keturunan tamatlah sudah Kini makmur melimpah ruah
Semua penghuni tersenyum megah

3. Lautnya biru pantainya indah Makam Mahsuri lagenda sejarah Puteri Melayu tak mudah
menyerah Tujuh keturunan dimakan sumpah

4.Wahai muda kenali dirimu

Inilah perahu tamsil dirimu


Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat juga kekal diam mu

Fungsi/peranan syair dalam masyarakat


1. Sebagai sumber ilmu pengetahuan.
2. Sebagai sumber hiburan.
3. Sebagai sumber mengisi masa lapang.
4. Sebagai sumber dakwah/penyebaran agama Islam.
5. Sebagai sumber nasihat/pengajaran/memberi kesedaran/keinsafan.
6. Sebagai sumber sejarah dan budaya.
7. Sebagai media komunikasi dalam masyarakat.

Menurut Harun Mat Piah ( 1989 ), syair dalam bahasa Melayu mempunyai beberapa variasi yang
bergantung kepada bentuk rimanya iaitu :

i : Dua baris serangkap dengan rima a,b ( memerlukan beberapa rangkap


ii : Tiga baris serangkap dengan rima a,a,b
iii : Empat baris serangkap dengan rima a,a,a,a
iv : Empat baris serangkap dengan rima a,b,a,b
v : Empat baris serangkap dengan rima a,a,b,b
vi : Empat baris serangkap dengan rima a,a,a,b , c,c,c,d , d,d,d,d dan seterusnya
vii : Empat baris seirama ( monorhyme )
viii : Empat baris berkait

JENIS-JENIS SYAIR
Menurut Harun Mat Piah ( 1989:242 ), berdasarkan isi dan tema, syair Melayu mempunyai
tujuh jenis tema yang berbentuk cerita ( naratif ) dan bukan cerita
(bukan naratif ).
Syair yang berupa cerita ( naratif ) :
i : Syair romantis
ii : Syair sejarah
iii : Syair keagamaan
iv : Syair kiasan

Syair bukan cerita ( bukan naratif ) :


i : Syair agama
ii : Syair nasihat
iii : Tema-tema lain yang berasingan

Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut :

A. Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang
berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang
seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.

B. Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat,
maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang
putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya)
untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya,
yang telah membuang dirinya.

C. Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut
merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair
Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat,
atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan"

D. Syair Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi
tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu bernama Syair
Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.

E. Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b)
syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayatcerita nabi, dan (d) syair nasihat.

Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita
simpulkan setelah memahami isi sebuah syair.
Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi
para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi.

Informasi tentang syair Nyanyian Anak


Teks Syair Nyanyian Anak yang dibawakan oleh kelompok marhaban ini ada sejumlah 80
bait. Teks tersebut tidak dalam bentuk tertulis, setiap personil kelompok marhaban sudah hafal
terhadap teks-teks tersebut. Dari tiga lokasi penelitian, teks-teks syairnya nyaris sama, walaupun
terkadang ada beberapa kata yang berbeda, khususnya berkaitan dengan dialek setempat.
Teks syair yang menjadi acuan peneliti adalah teks syair yang diperoleh pada lokasi upacara
di Desa Lalang. Hal ini dikarenakan, kelompok marhaban ada menuliskan teks syair tersebut dalam
buku tulis biasa berhalaman 40 halaman dengan tulisan Arab Melayu atau tulisan jawi, mereka
menyebutnya sebagai ‘arab gundul’. Menurut pimpinan kelompok marhaban, M. Yatim (72 tahun),
teks tersebut ditulis oleh orang tua beliau.Diperkirakan teks itu sudah berumur 85 tahun. Akan
tetapi, beberapa anggota kelompok marhaban ini sudah menuliskannya ke dalam tulisan latin. Teks
inilah yang dibawa saat ada undangan untuk membacakan Syair Nyanyian Anak ini.Walaupun pada
prinsipnya, semua anggota kelompok marhaban sudah hafal teks syair tersebut.Sehingga sewaktu
upacara mengayun si bayi, teks disampaikan secara lisan.Hal ini sejalan dengan
pendapatBernard Arps (1992), bahwa teks sastra tidak harus hadir dan lahir melalui pentas.
Unsur-unsur pentas sastra pada tradisi ini dapat dilihat, misalnya dari segi kostum kelompok
marhaban yang seragam. Teknik-teknik pembacaan dengan melantunkannya lalu dijawab serentak
oleh anggota kelompok marhaban yang lain. Begitu juga dengan posisi berdiri kelompok marhaban.
Berikut adalah teks Syair Nyanyian Anak.
1. Dengan bismillah kami mulai 2. Bismillah itu mula pertama
Alhamdulillah shalawatnya nabi Zat dan sifat ada bersama
Dengan takdir allah urobbi Keadaan zat menyertakan sama
Sampailah maksud yang dicintai Qidam dan baqa sedialah nama
3. Setelah turun rahim bapakmu 4. Setelah sampai delapan puluh hari
Ke dalam batin rahim ibumu Alkah namamu pula diberi
Empat puluh hari nattefah namamu Sehingga sampai seratus dua puluh hari
Di situ dimulai pantang ibumu Alkolah pula konon dinamai
5. Empat bulan sampailah tuan 6. Setelah sampai saat dan waktu
Sudah menjadi kaki dan tangan Datanglah nyawa lalu bersatu
Cukuplah dengan sifat sekalian Di dalam tubuh tempat nyawa itu
Nyawanya lagi belum didatangkan Hawa dan nafsu sudah berlaku
7. Dikandungkan ibumu sembilan bulan 8. Tatkala engkau jatuh ke lantai
Nasi dan air tiada tertelan Dengan segera bidan mencapai
Memperanakkan engkau berapa kesakitan Sudah dimandikan lalu dipakai
Kadang bercerai nyawa di badan Tinggal ibumu lemah gemulai
9. Sudah dipakai lalu diazan atau dikomat 10. Seorang anak cinta yang lama
Mintalah doa supaya selamat Sekarang sudah kami terima
Ingatlah pesan nabi Muhammad Seorang anak diberi nama
Di atas dunia mengerjakan syariat Kami ayunkan bersama-sama
11. Emas dan perak kami ayunkan 12. Kusmangat putraku tuan
Anak ditaruh di dalam ayunan Jangan termamang dalam ayunan
Tali ayunan kami pegangkan Dipanggil kami orang sekalian
Emas dan perak kami nyanyikan Ibu bapakmu minta ayunkan
13. Dipanggil kami orang sekalian 14. Syukur kepada allah taala
Oleh ibu bapakmu tuan Karena mendapat intan gemala
Serta diberi minum dan makan Memberi sedekah beberapa pula
Menyertakan syukur kepada tuhan Dengan sekadar ada segala
15. Dipanggil sekalian kaum kerabat 16. Jauh dan dekat datang sekalian
Serta sekalian handai sahabat Besar dan kecil, laki-laki dan perempuan
Segala jiran kawan berdekat Setengahnya datang ada yang berjalan
Semuanya datang dengan selamat Setengahnya berjalan berpayung awan
17. Ingatlah kami datang bertalu 18. Jika panjang sudah umurmu
Mengunjungi engkau hilir dan ulu Jasa mereka balas olehmu
Mengayun engkau maksud begitu Wahai anakku pikir olehmu
Karena niat ibu bapakmu Besarlah hati ibu bapakmu
19. Ayuhai anak jangan dibantah 20. Ibu bapakmu mari dengarkan
Ibumu memeliharakan terlalu susah Anak diayun kami nyanyikan
Dialih ke kiri ke kanan pun basah Bersama-sama kita doakan
Habis berlumur kencing dan muntah Harap allah minta perkenan
21. Ayuhai anakku sudah bangsawan 22. Dilabuhkan tirai semut pun lalu
Pengajaran ibumu jangan dilawan Pelita dipasang dalam kelambu
Dipelihara dari ribut dan topan Sembur dan barut datang bertalu
Takut terkena penyakit setan Minta jauhkan setan dan hantu
23. Kalau datang petir dan ribut 24. Ada pun anak masa kecilnya
Ramuan dibakar engkau dibarut Harum-haruman ibu bapaknya
Di dalam hati terlalu takut Hingga sampai masa umurnya
Memeliharakan engkau jangan terkejut Tujuh tahun genap bilangannya
25. Tujuh tahun sampai kiraan 26. Sehingga sampai umurnya tuan
Umur anak muda bangsawan Sepuluh tahun cukup bilangan
Inilah anak jadi perhiasan Ketika itu menjadi tulan
Kepada ibu bapakmu tuan Atau seteru menjadi lawan
27. Demikianlah anak kami khabarkan 28. Dipeliharakan oleh ibu bapakmu
Ibu bapakmu minta pikirkan Sehingga sampai sudah umurmu
Carilah ilmu janganlah segan Serahkan mengaji ke hilir ke ulu
Memeliharakan anak serta pelajaran Karena besar niat ibumu
29. Jikalau engkau tamat mengaji 30. Jikalau engkau pandai berkitab
Hati ibumu besar sekali Bahasa jawi dengannya arab
Tiada diberi ke sana sini Baru ibumu hatinya tetap
Sehingga kitab mulai dikaji Makan dan minum barulah sedap
31. Kitab quran dibaca qori 32. Jika besar cahayanya mata
Disuruh pula pergi ke haji Ajarkan ilmu agama kita
Pergi memijak tanah yang suci Jika ilmu tak ada di kita
Supaya terbuang kelakuan yang keji Serahkan kepada alim pendeta
33. Demikianlah anak supaya berilmu 34. Jikalau anak tanda bahagia
Baik dan jahat nyata di situ Di mana pesan dipegangnya juga
Dengan sebab demikian itu Walaupun miskin walaupun kaya
Jadilah baik sebarang perilaku Obatnya juga sehabis daya
35. Jika sudah engkau nan besar 36. Pengajaran bapakmu diikut-ikut
Pengajaran ibumu hendaklah dengar Engkau masukan ke dalam perut
Perkataan bapakmu hendaklah dengar Bawa olehmu pergi menuntut
Itu menjadi kata nan benar Mudah mendapat apa-apa maksud
37. Jikalau menuntut engkau mendapat 38. Jika dapat ilmu yang setia
Terpujilah engkau dunia akhirat Serta engkau yakin percaya
Berhimpun sekalian handai sahabat Di dalam akhirat tanah yang mulia
Mana yang jauh bertambah dekat Duduk di dalam pangkuan aulia
39. Jikalau mendapat ilmu yang teguh 40. Jikalau engkau pandai mengaji
Engkau amalkan bersungguh-sungguh Barulah engkau bersuka hati
Tertutuplah pintu neraka yang tujuh Kepada tuhan engkau terpuji
Teranglah jalan seperti suluh Mendapatlah engkau surga yang tinggi
41. Jikalau tidak demikian peri 42. Jika anak tiada pelajaran
Tentulah anak tidak mengerti Halal dan haram diserupakan
Jadilah anak buta dan tuli Bersifat salah tidak berpengetahuan
Baik dan jahat sama sekali Akhirnya anak menjadi lawan
43. Anak melawan sudahlah pasti 44. Betapa tidak rugi demikian
Ibu bapak tidak peduli Dari kecilnya kita peliharakan
Sebab tidak kita ajari Beberapa belanja harta dihabiskan
Dunia dan akhirat kita nan rugi Sudahlah besar menjadi lawan
45. Di dalam dunia demikian peri 46. Nyata kerugian ibu dan bapak
Di akhirat azab diterima lagi Karena tidak mengajar anak
Pelajaran ada tidak perduli Sebab itu janganlah tidak
Anak dibiarkan bersuka hati Ikhtiarkan sungguh pelajaran anak
47. Dengan sebenarnya pelajaran itu 48. Anak demikian jikalau didapat
Bolehlah baik tingkah dan laku Laksana penyakit menjadi obat
Jadilah anak orang nomor satu Demikianlah tuan mula ibarat
Dunia akhirat boleh membantu Maklumlah tuan karena makrifat
49. Wahai anakku yang setiawan 50. Barang siapa melawan suami
Engkaulah ini anak perempuan Terlalu sakit masa mau mati
Jikalau engkau ada pertemuan Mukanya hitam seperti babi
Suami itu jangan dilawan Di dalam neraka tempat berhenti
51. Jikalau engkau bersuami sudah 52. Jika ada dosa kesalahan
Setiap waktu suamimu disembah Pada suamimu minta maafkan
Perkataan suamimu jangan dibantah Jikalau suamimu tidak memaafkan
Walaupun benar walaupun salah Inilah menjadi dosa berkepanjangan
53. Jikalau anak tiada mengikut 54. Wahai anakku hendaklah ingat
Nazar ibunya mukanya kerut Jangan diikut iblis laknat
Masa mau mati ia terkejut Kerjakan olehmu amal yang taat
Di dalam quran sudah tersebut Engkau jauhkan sekalian maksiat
55. Wahai anakku muda cemerlang 56. Ayuhai ibu ayuhai bapak
Neraka itu hangat bukan kepalang Demikian nasihat kami serentak
Tersentuh ke daging sampai ke tulang Harap perkenan janganlah tidak
Jerit dan tangis diulang-ulang Mudahlah sampai barang kehendak
57. Wahai anakku dalam ayunan 58. Kami mengayun terlalu banyak
Kami berpesan engkau ingatkan Supaya tidurmu bertambah nyenyak
Di atas kepala engkau junjungkan Engkau masukan ke dalam otak
Di dalam hati engkau taruhkan Dibawa berjalan jangan tercampak
59. Wahai anak muda jauhari 60. Wahai anak muda cemerlang
Pesanan kami engkau ingati Engkau doakan malam dan siang
Engkau masukan ke dalam hati Sembahyang itu jangan dibuang
Jangan ditaruh di ibu kaki Dosanya besar bukan kepalang
61. Ya allah malaikul ufrah 62. Sehingga itu berhati sudah
Anaknya ini besarkan tuah Mengayun anak nazam ditambah
Siang dan malam makin bertambah Harap selamat berhati sudah
Sehingga sampai ia bertuah Supaya ibumu janganlah gundah
63. Wahai anak muda kami ayunkan 64. Ya allah malikul robbi
Engkaulah ini kami doakan Limpahkan makmur sehari-hari
Umur yang pendek minta panjangkan Sehatkan badan terangkan hati
Rezeki yang halal minta murahkan Anaklah ini murahkan rezeki
65. Ya allah malikul zabar 66. Ya allah malikul robbi
Anaklah ini lekaslah besar Anaklah ini tetapkan hati
Jauhkan dari neraka yang mungkar Minta kurnia pangkat yang tinggi
Dunia akhirat supaya terbesar Di akhirat boleh engkau terpuji
67. Ya allah malikul rahman 68. Ya allah malikul manan
Anaklah ini tetapkan iman Doalah kami minta perkenan
Amal ibadat minta kuatkan Siang dan malam sepanjang zaman
Setan dan iblis minta jauhkan Bala dan fitnah mohon dijauhkan
69. Ya allah kholikul bakhri 70. Wahai anakku segeralah tidur
Beri petunjuk sekalian kami Lekaslah besar supaya termasyur
Iman dan taat jadikan kami Jika anakku tidaklah tidur
Dunia akhirat minta disenangi Ibu bapakmu menjadi hibur
71. Ayuhai anak ingat olehmu 72. Sehingga ini berarti mudah
Harap dibalas jasa ibumu Mengayun anak nazam ditambah
Serta pula jasa bapakmu Nazam dimulai dengan bismillah
Kemudian pula handai sahabatmu Disudahi pula dengan Alhamdulillah
73. Tamatlah sudah anak diayun 74. Telah selesai kami nyanyikan
Sanak saudara yang ada sekalian Kami meminta serta diselamatkan
Serta meminta kita doakan Kami bersyair jangan dimudahkan
Supaya tenang anak budiman Syair seumur hidup anak ingatkan
75. Habislah nasihat tamatlah kalam 76. Tamatlah syair yang hamba bacakan
Syair Fatimah yang punya salam Sekadar inilah yang didapatkan
Salah perkataan tersebut kalam Entah ia entah pun bukan
Jangan disimpan di hati dalam Tiadalah dapat hamba ceritakan
77. Desa lalang kampung mulia 78. Dari medan ke bukittinggi
Di situlah rumah senantiasa Singgah bermalam di tebingtinggi
Ditolong allah tuhan yang esa Hamba seorang bodoh sekali
Tamatlah syair selamat sentosa Sudahlah nasib badan sendiri
79. Makdum konon nama yang nyata 80. Jikalau ada jarum yang patah
Mengarang syair belum biasa Jangan disimpan di dalam peti
Duduk di rumah senantiasa Jikalau ada perkataan yang salah
Karena hamba sudahlah tua Jangan disimpan di dalam hati

Nilai-nilai yang dapat dipetik dari teks syair tersebut, di antaranya berkaitan denganmitos
pengukuhan (myth of concern). Misalnya penamaan ketiga terjadi pembuahan di rahim ibu,
yaitu /Empat puluh hari nattefah namamu/ (bait 3). /Setelah sampai delapan puluh hari/, /Alkah
namamu pula diberi/, /Sehingga sampai seratus dua puluh hari/, /Alkolah pula konon dinamai/ (bait
4). Perjalanan tentang asal kejadian manusia dalam rahim ibu ini diyakini bahwa kita semua berasal
dari tetesan air mani ayah dan ibu yang bertemu saat terjadi perkawinan. Lalu dengan kekuasaan
Allah terjadilah proses luar biasa di luar akal sehat kita, karena itu semua merupakan kekuasan Allah
semata selanjutnya hingga menjadi bayi.
Allah SWT menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar dari laki-laki dan
perempuan dan bertemu ketika terjadi jimak) dalam rahim seorang ibu sampai waktu tertentu. Dia
Yang Maha Kuasa menjadikan rahim itu sebagai tempat yang aman dan kokoh untuk menyimpan
calon manusia.Dinyatakan dalam firman-Nya sebagai berikut, “Bukankah Kami menciptakan kalian
dari air yang hina?Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim) sampai waktu yang
ditentukan.” (Al-Quran, Al Mursalat: 20-22).
Selanjutnya peristiwa ini juga didukung oleh hadis, “Dari nuthfah, Allah jadikan‘alaqah yakni
segumpal darah beku yang bergantung di dinding rahim.Dari ‘alaqahmenjadi mudhghah yakni
sepotong daging kecil yang belum memiliki bentuk.Setelah itu dari sepotong daging bakal anak
manusia tersebut, Allah SWT kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki
dengan tulang-tulang dan urat-uratnya.Lalu Dia menciptakan daging untuk menyelubungi tulang-
tulang tersebut agar menjadi kokoh dan kuat.Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut
menjadi makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba. (Tafsir Ath
Thabari). Peristiwa dalam tafsir di atas diperkuat dengan hadis Rasulullah Saw yang
memperhitungkan waktu terjadinya proses bayi, Beliau bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya
setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah.
Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari).Kemudian menjadi gumpalan seperti
sekerat daging selama itu pula. Kemudian diutus kepadanya seorang Malaikat maka ia meniupkan
ruh kepadanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rezekinya, ajalnya, amalnya, sengsara atau
bahagia. Demi Allah yang tiada illah selain Dia, sungguh salah seorang di antara kalian ada yang
beramal dengan amalan ahli surga sehingga tidak ada di antara dia dan surga melainkan hanya
tinggal sehasta, maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli
neraka sehingga ia memasukinya. Dan sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal
dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka melainkan hanya tinggal
sehasta.Maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga
sehingga ia memasukinya.”(HR. Bukhari 6/303 -Fathul Bari dan Muslim 2643, shahih). Berita
Nubuwwah di atas mengabarkan bahwa proses perubahan janin anak manusia berlangsung selama
120 hari dalam tiga bentuk yang tiap-tiap bentuk berlangsung selama 40 hari. Yakni 40 hari pertama
sebagai nuthfah, 40 hari kedua dalam bentuk segumpal darah, dan 40 hari ketiga dalam bentuk
segumpal daging.Setelah berlalu 120 hari, Allah perintahkan seorang Malaikat untuk meniupkan ruh
dan menuliskan untuknya 4 perkara di atas. Peristiwa yang dominan pada keterangan hadis di atas
adalah proses malaikat meniupkan ruh setelah calon bayi tadi berusia empat bulan (120 hari) setelah
memiliki bentuknya. Setelah memiliki sifat itu ditetapkan empat perkara atas bayi itu oleh Allah.
Perkara itu antara lain, rezekinya, ajalnya, amalnya, sengsara atau bahagia.
Hakekat atau isi dari Syair Nyanyian Anak adalah tunjuk ajar yang di dalamnya
terdapat nilai-nilai luhur agama, budaya, dan norma-norma yang dianut masyarakat. Penyampaian
nilai-nilai tersebut melalui suatu pentas sastra lokal yang hadir dalam upacara akikah. Syair harus
dipahami dan dimengerti dalam konteks sosio-kultural masyarakat, bukan semata-mata pada pilihan
katanya. Untuk tujuan tersebut, ada sekian perangkat yang harus dipersiapkan agar pemahaman
yang dicapai tidak menimbulkan kesesatan, di antaranya adalah melalui bentuk penyampaiannya
yang dalam hal ini bersifat pentas sastra.

Berdasarkan kondisi pentas sastra lokal, keberadaan penuturnya sudah sangat


mengkuatirkan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya pelestariannya. Sudah tidak banyak lagi dijumpai
kelompok marhaban yang mampu membawakan atau melantunkan Syair Nyanyian Anak ini.
Penelitian ini berguna bagi para peneliti selanjutnya untuk mengkaji Syair Nyanyian Anak
dari kajian yang berbeda seperti kajian sosiologi, sejarah, maupun psikologi.Hal ini memungkinkan
sebab syair ini adalah berbentuk anonim, dan menyangkut sejarah Islam masuk ke Indonesia,
kemudian sarat dengan nilai-nilai moral yang ingin diajarkan oleh orang tua kepada anaknya.

Informasi tentang Syair Burung Nuri


Syair Burung Nuri: Cinta yang Kandas
UU.HAMIDY

Cinta dan Puisi


Syair dan juga hikayat dalam dunia Melayu Nusantara sebagian telah digubah berdasarkan
peristiwa nyata dalam kehidupan.Hanya saja, karena sudah dalam bentuk karangan seni yang dijalin
dengan kekuatan imajinasi, maka gambaran yang dipantulkannya lebih mengutamakan nilai estetik
daripada nilai kenyataan.Begitulah, beberapa kenyataan peristiwa cinta yang dialami manusia dalam
jalan hidupnya, juga sudah disyairkan.Karena masalah cinta adalah hal yang dipandang halus dalam
dunia Melayu, maka penyampaiannya lewat syair sebagai suatu bentuk seni atau puisi, menjadi
amat sanggam lagi selaras.Peristiwa cinta itu memang lebih baik dilambangkan dan dikiaskan,
daripada diceritakan dengan kata-kata yang prosais.Sebab, didalamnya ada tersisip harga diri yang
tidak layak didedahkan kepada orang ramai.
Dengan memakai bentuk puisi seperti syair yang memakai metafor (lambang dan kiasan) maka
obyeknya jadi tersamar, sehingga terkesan halus dan indah.Demikianlah, dalam dunia Melayu dapat
dijumpai syair-syair yang berisi percintaan.Budaya ini dapat terjadi, karena dunia Melayu belum
sepenuhnya menjalankan syariah Islam yang kaffah, dalam kehidupan masyarakat dan
kerajaan.Dunia Melayu baru sampai pada adat bersendi syarak, yakni adat atau aturan
bermasyarakat dan kerajaan yang bersendikan agama Islam.Orang Melayu baru berusaha membuat
adat bercitra Islam, atau menyesuaikan adat dengan agama Islam.Adat Melayu diusahakan tidak
bersanggah dengan agama Islam.Hukum-hukum Islam yang kokoh dalam Alqur’an dan Sunnah,
belum dilaksanakan sepenuhnya. Karena itu kegiatan kesenian Melayu belum dapat sepenuhnya
terbingkai dalam agama Islam, yang akan menuntun manusia dengan keselamatan dan martabat
dari dunia menuju akhirat.

Cinta yang Kandas

Paling kurang ada tiga syair yang berkisah tentang cinta yang kandas, yaitu Syair Ikan Terubuk,
Syair Burung Pungguk dan Syair Burung Nuri.Syair Ikan Terubuk merupakan syair sindiran terhadap
lamaran putra raja Melaka yang ditolak oleh putri Kerajaan Siak. Pengarang syair tidak berani
menyebut terus terang, sehingga dipakailah cara perlambangan dan kiasan. Pengarang tidak
berterus terang, mungkin hal itu menyangkut keselamatan dirinya. Tetapi yang lebih penting,
dengan memakai perlambangan Ikan Terubuk dan Ikan Puyu-puyu, maka putra raja Melaka dan putri
Siak telah tersamarkan, sehingga dapat terjaga martabat mereka.
Syair Burung Pungguk, berkisah tentang Burung Pungguk dan Putri Bulan. Inilah cinta yang kandas
oleh jurang pemisah antara orang kebanyakan yang hidup sederhana dengan kalangan bangsawan
yang hidup mewah.Dalam syair ini telah disamarkan pemuda yang mencintai putri istana dan juga
putri istana yang jatuh cinta kepada pemuda dari kalangan rakyat biasa.Pemuda pecinta itu
disamarkan dengan Pungguk, sedangkan putri istana tersebut diganti dengan Putri
Bulan.Percintaaan mereka malah justru menjadi membahana, karena ketika bulan purnama biasanya
burung pungguk berbunyi mendayu-dayu.Yang amat mirip dengan kisah ini ialah novel Dibawah
Lindungan Ka’bah karangan Hamka.Dalam novel itu tergambar seorang pemuda miskin telah terjalin
dalam kasih-sayang dengan seorang gadis anak orang kaya.
Syair Burung Nuri (alih aksara Jumsari Jusuf, Departemen P dan K, Jakarta, 1978). Syair ini
dikarang oleh Sultan Badaroedin dari Palembang. Syair ini tersimpan dalam koleksi Bagian Naskah
Museum Pusat, bernomor MI. B; 21 x 16 cm, 21 halaman, 20 baris, berhuruf Arab, tulisannya jelas
dan kertasnya masih baik. Syair ini telah menyamarkan percintaan anak manusia kalangan
bangsawan.Nuri adalah isteri seorang pembesar kerajaan yakni Bayan Johari.Pada suatu hari seekor
burung tampan lagi indah bernama Simbangan terbang melayang, melewati Kampung Bayan
Johari.Dengan tidak terduga dia terpandang pada Nuri yang cantik.Mereka beradu pandang sejenak,
tapi ternyata pandangan itu telah membuat hati mereka saling berdebar. Mereka jatuh cinta pada
pandangan pertama:

Paksi Simbangan konon namanya karena rindu kepada Nuri.Maka dia mengutus
Cantik dan manis sekalian lakunya Burung Murai untuk menjumpai Nuri.
Matanya intan cemerlang cahayanya Kedatangan Murai menyampaikan hasrat
Paruhnya gemala tiada taranya cinta Simbangan, malah membuat cinta Nuri
makin membara:
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari Berangkatlah Nuri masuk peraduan
Terlihatlah kepada putrinya Nuri Melipurkan hati yang sangat rawan
Mukanya cemerlang manis berseri Gundah gulana tiada berketahuan
Seperti orang mabuk cendawan
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata Letih dan lesu rasa anggauta
Berkobaran arwah leburlah cinta Gundahnya tidak lagi menderita
Letih dan lesu rasa anggauta Hancur dan lebur di dalam cita
Rindukan Simbangan semata-mata
Burung Simbangan tak dapat lagi melupakan
peristiwa itu. Dia bagaikan mabuk cendawan, Terhentilah perkataan Nuri nan gundah
Sehari-hari dendam tak sudah Bayan nin datang segera berkata
Mengenangkan Simbangan parasnya indah Apakah sakit emas juita
Dilipurkan dengan syair dan madah
Berkata benar emas tempawan
Nuri yang dimabuk cinta kepayang, telah Jangan memberi hatiku rawan
membuat badannya lesu dan kurus. Bayan Jikalau salah sekaliannya kawan
Johari menyangka isterinya sakit serta Biar kupukul siapa melawan
menanyakan bagaimanakah sebenarnya
duduk perkara sehingga Nuri menderita Bayan berkata menegangkan jari
seperti itu.Bayan menanyakan, apakah perlu Emasku jangan bermuram diri
dipanggilkan dukun.Tetapi Nuri tidak mau Jika sakit badannya Nuri
berterus terang tentang rindu dendam yang Suruhlah panggil dukun ke mari
dipendamnya. Dia malah meminta Bayan agar
menjauhinya: Nuri berpalis menyapu muka
Janganlah banyak madah seloka
Setelah malam hari nin nyata Segeralah undur dengan seketika
Terpasanglah tanglung kandil pelita Sekaliannya menambah sakit kepala

Keadaan Nuri yang menderita dendam asmara ini, semakin tak tertahankan. Hatinya tak mau
mendengar pikirannya, tak mau sadar bahwa dia dalam sangkar orang.Nuri mengutus Burung Punai
untuk menemui Simbangan dan meminta agar pujaan hatinya itu bersedia datang menemuinya.
Simbangan memenuhi harapan Nuri :

Unggas melayang tiada antaranya


Sampailah bangsawan dengan sigeranya
Ke kampung Nuri lintas masuknya
Bayan dan Nuri hadir menantinya

Serta terpandang paksi bestari


Turunlah sigera Bayan dan Nuri
Tabik dan hormat keris diberi
Naiklah duduk unggas johari
Seketika duduk unggas bangsawan
Minuman dituang di dalam cawan Kita nin tidak lagi ditegurnya
Disembahkan Bayan kepada tuan Simbangan tersenyum manis katanya
Simbangan menyambut manis kelakuan Nuri nin sakit apalah khabarnya

Nuri nin sangat malu rupanya


mohon kepada Bayan dan Nurl pulang ke
istananya:
Setelah Simbangan bertamu kepada Bayan
dan Nuri, maka dengan hati yang rawan dia

Gundah bercampurlah dengan rawan Selamat pulang unggas bestari


Rasanya semangat tiada berketahuan Simbangan menyahut durja berseri
Lalulah bermohon unggas di awan Selamat tinggal Bayan dan Nuri
Kepada Bayan Nuri bangsawan
Melayanglah unggas bimbang dan rawan
Bayan dan Nuri hormat berdiri Bertambah manis rupa kelakuan
Diiringi paksi sekalian kawan
Seperti dewa batara di awan

Nuri memandang rawan dan pilu


Hatinya bagai dihiris sembilu
Rasanya bagai hendakkan milu
Disamarkan dengan mengeluh pening dan pilu

Beberapa saat terbang melayang dengan hati yang menanggung rindu Simbangan pun sampai di
istananya:

Berhentilah perkataan Nuri merawan


Tersebutlah Simbangan kemala mengawan
Sampailah ke istana unggas bangsawan
Kalbunya gundah cinta kepiluan

Baik peraduan merebahkan diri


Cinta terikat kepadanya Nuri
Dendam bertambah tiada terperi
Selaku-laku tiada tersamari

Ke Siam pergi membeli kici


Orang bercamat dalam perahu
Dilihat diam dikatakan benci
Dendam gelomat siapakan tahu
 Gurindam

Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat
dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh
orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India)
yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan
semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh:

Barang siapa tiada memegang agama,


Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senang hati

Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja
muda di Riau (1844-1857). Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang terkenal berjudul “Gurindam
Dua Belas”.
Gurindam Dua Belas (Jawi: ‫ )ب لس دوا ڬ وري ندام‬merupakan puisi, hasil karya Raja Ali
Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.
Gurindam ini ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab
1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat usianya 38 tahun. Karya ini terdiri dari 12 Fasal dan
dikategorikan sebagai Syi'r al-Irsyadi atau puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan petunjuk
menuju hidup yang diridhai oleh Allah SWT. Selain itu terdapat pula pelajaran dasar
Ilmu Tasawuf tentang mengenal "yang empat" : yaitu syari'at,tarekat, hakikat dan makrifat.
Diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No. II, Batavia,
dengan huruf Arab dan diterjemahkan dalam Bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.

Peranan dan fungsi


 Gurindam berperanan sebagai alat yang berfungsi untuk mendidik khalayak.
 Unsur-unsur pendidikan yang diketengahkannya ialah iman dan moral yang baik.

Contoh 1:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama,
Barang siapa mengenal yang empat,
maka dia itulah orang yang ma’rifat.
Cari olehmu sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal Tuhan yang bahri.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
bukannya manusia itulah setan.

Contoh 2:
Kurang fikir, kurang siasat,
tentu dirimu kelak tersesat.
Fikir dahulu sebelum berkata,
supaya terelak silang sengketa.
Siapa menggemari silang sengketa,
kelaknya pasti berdukacita.

Informasi tentang Gurindam Duabelas


Dan inilah contoh gurindam dua belas yang dibuat oleh Raja Ali Haji seorang sejarah sastrawan
sekaligus pahlawan nasional yang meninggal di kepualuan riau.Dan dibwah ini adalah karya beliau
dalam contoh gurindam dua belas yang kami sarikan dari wikipedia.

Contoh Gurindam I
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
 Puisi

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di
mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima
adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan
kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya
tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita.
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur
tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi
juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut
merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga
hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin
membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala
'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'.
Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa
dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut
juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan
atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

Hal-hal membaca puisi


Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
 Ketepatan ekspresi/mimik
 Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
 Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
 Kejelasan artikulasi
 Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
 Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
 Dinamik artinya keras lembut, tinggi rendahnya suara.
 Intonasi atau lagu suara

Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
 Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
 Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan
keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah,
ragu, putus asa dan sebagainya.
 Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

Unsur-unsur puisi

Struktur fisik puisi

Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-
kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap
puisi.
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah
bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya
harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara
(auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami
penyair.
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret
“salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa”
dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara
lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme
, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,totem pro parte, hingga paradoks.
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup:
Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Struktur batin puisi
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi
penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak
bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama
dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada
pembaca

Jenis-jenis puisi

A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama

Ciri-ciri Puisi Lama


a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Jenis dan Contoh Puisi Lama


a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh : Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/ nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh : Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.


Contoh : Dahuluparang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

d) Seloka adalah pantun berkait.


Contoh : Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

e) Gurindam adalah puisi yangberdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-


a-a-a, berisi nasihat.
Contoh : Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
f) Syair adalah puisi yang bersumberdari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,bersajak a-a-
a-a, berisi nasihat ataucerita.
Contoh : Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

g) Talibun adalah pantun genap yangtiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10baris.
Contoh :Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

3. Ciri-ciri dari jenis puisi lama


a) Mantra
Ciri-ciri:
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø Adanya perulangan
Ø Metafora merupakan unsur penting
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan
persajakan.
b) Pantun
Ciri – ciri :
Ø Setiap bait terdiri 4 baris
Ø Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Ø Baris 3 dan 4 merupakan isi
Ø Bersajak a – b – a – b
Ø Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Ø Berasal dari Melayu (Indonesia)
c) Karmina
Ciri-ciri karmina
Ø Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø Bersajak aa-aa, aa-bb
Ø Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Ø Semua baris diawali huruf capital.
Ø Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Ø Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
d) Seloka
Ciri-ciri seloka
Ø Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Ø Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
e) Gurindam
Ciri-ciri gurindam
Ø Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
Ø baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
tadi.
f) Syair
Ciri-ciri syair
Ø Terdiri dari 4 baris
Ø Berirama aaaa
Ø Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
g) Talibun
Ciri-ciri:
Ø Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Ø Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Ø Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
ØApabila enam baris sajaknya a – b –c – a – b – c.
Ø Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

B. PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebasdaripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru

a) Bentuknya rapi, simetris;


b) Mempunyai persajakan akhir (yangteratur);
c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
d) Sebagian besar puisi empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis dan Contoh Puisi Baru

Menurut isinya, puisi dibedakan atas :


a. Balada adalah puisi berisi kisah/ cerita.
Contoh : Puisi karya Sapardi
Djoko Damono yang berjudul “ Balada
Matinya Seorang Pemberontak”
b. Himne adalah puisi pujaan untukTuhan, tanah air, atau pahlawan.
Contoh : Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
c. Ode adalah puisi sanjungan untukorang yang berjasa.
Contoh Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
d. Epigram adalah puisi yang berisituntunan/ajaran hidup.
Contoh : Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
e. Romance adalah puisi yang berisiluapan perasaan cinta kasih.
f. Elegi adalah puisi yang berisi rataptangis/kesedihan.
Contoh : Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemubujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
g. Satire adalah puisi yang berisisindiran/kritik.
Contoh :Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

Puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:

a) DISTIKON
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh

b) TERZINA
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
c) QUATRAIN
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu

d) QUINT
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan

e) SEXTET
Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih

f) SEPTIMA
Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya

g) STANZA ( OCTAV )
Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang

h) SONETA
Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )

Informasi tentang puisi Hujan Bulan Juni


Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 74 tahun) adalah
seorang pujanggaIndonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-
kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.

Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA
Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke
majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa
Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra
(sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah
menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur
pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".Sapardi Djoko Damono banyak menerima
penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga
penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan
Lontar.Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,
termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga
menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di
surat kabar, termasuk kolom sepak bola.Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang
mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada
undangan perkawinan),Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke
Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasiterhadapnya.
Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua
Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.

Dalam mengerjakan tugas ini, kalian diminta untuk membuat intisari beberapa
teks sajak.

(1) Abstraksi “Syair Nyanyian Anak”


Shalawat terhadap nabi, kemudian menyampaikan kabar tentang kehadiran seorang anak yang telah
lama dinantikan.

(2) Abstraksi “Syair Burung Nuri”


Dan syair burung nuri itu menceritakan cinta yang kandas yang dalam syair tersebut dilambangkan
dengan percintaan seekor burung yang tidak tersampaikan rasa cintanya.

(3) Abstraksi “Gurindam Dua Belas”


Berisi nasihat keagamaan agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat. Dan
gurindam merupakan sajak tentang kehidupan.

(4) Abstraksi “Hujan Bulan Juni”


Dengan munculnya tiba-tiba laksana hujan yang turun, inilah caraNya mempersiapkan sebuah
waktu di mana kita menyeleseikannya. Tak ada yang lebih tabahdari hujan bulan juni.

Tugas 3
Buat sebait pantun untuk tiap sajak yang telah kalian
abstraksikan.
(1) Untuk syair “Nyanyian Anak”, kalian bisa membuat pantun nasihat.

Di hutan ada bambu

Di periuk ada kerak

Hormatlah pada ayah ibu

Tanda anak sukses kelak


(2) Dari “Syair Burung Nuri”, kalian bisa membuat pantun berkasih-kasihan atau

pantun perpisahan, sebab syair ini berisi kisah kasih yang disamarkan. Akan tetapi,syair tersebut
ditutup dengan /lupakan nuri dengan warnanya/. Hal ini bermaknabahwa kisah kasih tersebut
kandas di tengah jalan
jalan jalan ke Malang

di Malang ada selebriti


daku pergi ke negeri orang

takkan lupa saudara di sini

(3) Pada “Gurindam Dua Belas”, kalian bisa membuat sebuah pantun agama, sebabgurindam ini
berisi wejangan atau nasihat agama yang berguna bagi masyarakat.

Si Surti punya boneka

Boneka jatuh ke tempat sampah

Jauhkan diri dari dosa

Sebab dosa dibenci Allah

(4) Pada puisi “Hujan Bulan Juni”, Sapardi Djoko Damono ingin menyampaikan pesan
rindu yang tertahan dengan bahasanya yang sederhana, tetapi sarat akan makna.
Pantun beriba hati dapat kalian buat dengan ide puisi ini. Hal ini disebabkan dalam
puisi itu terlihat sebuah kemustahilan untuk menyampaikan rindu yang terpendam,
sama mustahilnya dengan adanya hujan di bulan Juni.

Berkeliling mencari benang

Mencari sampai Bukit Tinggi

Engkau pergi ke negeri orang

Daku merindu disini


Bahasa Indonesia
D
I
S
U
S
U
N

Oleh : Sarah Dina Angelina Sormin


Kelas : XI MIA 3

SMA Negeri 1 Tarutung

Anda mungkin juga menyukai