Anda di halaman 1dari 36

Puuismailam,

Kam dari mimpimu


u pa gi ya ng lah ir
tadi ak
kini kamu malam
tanku,
yang menuai dari inga
mungkin esok dan pagimu
aku jad i sem ua m ala m
mungkin juga esok
harimu
aku tak jadi penanda
I. SEJARAH - PERIODISASI PUISI INDONESIA
Periodisasi Puisi terdiri atas 5 periode yakni:
1.Periode 1920-1933
Periode ini disebut juga periode Angkatan Balai Pustaka
( Angkatan 20-an). Puisi-puisi pada periode ini mewarisi corak
puisi lama yang mirip pantun dan syair. Hanya saja sampiran
ditiadakan untuk menjadikan puisinya lebih intens. Corak puisi
seperti syair tidak digunakan sebagai cerita, namun digunakan
sebagai pengungkap makna yang lebih padat.

Adapun ciri-ciri puisi pada periode ini antara lain:


a.Tema berkisar tentang konflik adat antara kaum tua dengan
kaum muda, dan kawin paksa.
b.Bahan ceritanya dari Minangkabau.
c.Bahasa yang dipakai umumnya bahasa Melayu

Sastrawan-sastrawan yang termasuk ke dalam Angkatan ini di


antaranya:
a.Muhammad Yamin
Karya puisinya berjudul “Bangsa-Bangsa“, “Tanah Air”
b.Rustam Effendi
Karya antologi drama bersajaknya berjudul Bebasari,Percikan
Permenungan
c.Sanusi Pane
Karya antologi puisinya berjudul Pancaran Cinta,Puspa Mega
2. Periode 1933-1945
Periode ini disebut juga Angkatan Pujangga Baru (Angkatan ’30 an).
Dalam periode ini terjadi perkembangan yang cukup pesat bagi dunia
kepenyairan.
Puisi-puisi dalam periode ini berbentuk baru dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a.Bahasa yang dipakai bahasa Indonesia
b.Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa tetapi
mencakup masalah yang kompleks ,seperti: emansipasi wanita,
kehidupan, kaum intelek dan sebagainya.
c.Bentuk puisinya puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa,
dan mulai menggemari bentuk puisi baru Soneta, yaitu
puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris.
d.Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata indah-indah
seperti dewangga, nan, kelam, mentari, nian, kandil, nirmala,
beta, pualam, manikam, juwita, dan sebagainya.
e.Kiasan yang banyak dipergunakan adalah gaya bahasa
perbandingan.

Sastrawan-sastrawan yang termasuk ke dalam periode ini di


antaranya:
a.Amir Hamzah, contoh karya antologi puisinya: Nyanyi Sunyi ,
Buah Rindu, Setanggi Timur (sajak terjemahan)
b.Y.E. Tantengkeng, contoh : Rindu Dendam (antologi puisi)
c.Sanusi Pane, contoh karya antologi puisinya : Betapa Kami Tidak
Akan Suka, Madah Kelana, Buah Rindu, Setanggi Timur, Puspa
Mega
3. Periode 1945-1953
Periode ini disebut juga angkatan ’45.
Ciri-ciri puisi pada periode ini antara lain:
a.Puisinya adalah puisi bebas yang tidak terikat oleh pembagian
bait, baris, dan persajakan.
b.Gaya atau aliran yang banyak dianut oleh aliran ekpresionisme.
c.Diksinya mengemukakan pengalaman batin yang mendalam dan
mengungkapkan intensitas arti.
d.Kosa-katanya adalah bahasa sehari-hari.
e.Gaya bahasa yang metafora dan simbolik banyak mempergunakan
kata-kata, frasa, dan kalimat bermakna ganda yang
menyebabkan tafsiran ganda bagi pembaca.
f.Gaya sajaknya prismatis, hubungan isi baris bersifat implisit.
g.Gaya pernyataan pikiran berkembang menjadi sloganis.
h.Gaya ironi,sinisme banyak kita jumpai dalam puisi periode ini.
Sastrawan-sastrawan Angkatan ‘45 ini di antaranya :
a. Chairil Anwar , karya antologi puisinya : “Deru Campur Debu”,
“Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus”
Puisi “Isa”, “Kerawang Bekasi”, “Aku”, “Diponegoro”, “Senja di
Pelabuhan Kecil”,“Derai-Derai Cemara”, “Cintaku Jauh di Pulau”,
dll.
b. Asrul Sani
Karya puisinya : “Surat dari Ibu”, “Anak Laut”.
c. Sitor Situmorang, antologinya : “Dinding Waktu” , “Peta
Perjalanan” , Puisi : “Malam Lebaran”
4. Periode 1966-1970
Periode ini disebut juga periode Angkatan ’66.
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa ini ditandai
dengan adanya berbagai demonstrasi mahasiswa menentang
kepemimpinan Orde Lama.

Adapun ciri-ciri puisi periode ini adalah sebagai berikut :


a. Mengutamakan isi daripada bentuk dan bahasanya bebas.
b. Bertema perlawanan melawan tirani dan kekejaman (Orde Lama).
c. Dipengaruhi pujangga dunia, tetapi tetap mempertahankan jati
diri bangsa.
d. Beraliran idealisme.
Sastrawan-sastrawan pada Angkatan ‘66 ini antara lain:
a. Hartoyo Andangjaya
Karya puisi : “Perempuan-Perempuan Perkasa”
b. W.S. Rendra , karya antologi puisi :
“Blues untuk Bonnie”, “Balada Orang-Orang Tercinta”
c. Taufik Ismail, karya antologi puisinya :
“Tirani”, “Benteng”, “Sajak Ladang Jagung”
d. Goenawan Muhamad , karya antologi puisinya :
“Pariksit”, “Interlude”
E. Darmanto Jatman, karya antologi puisinya : “Sajak Putih” ,
puisi berjudul
“Kisah Karto Tukul dan Saudaranya Atmo Mboten”
5. Periode 1970 – sekarang
Pada periode ini muncul puisi-puisi yang disebut puisi kontemporer.
Istilah kontemporer ini menunjukan pada waktu bukan pada model puisi
tertentu, karena pada masa kontemporer ini banyak model puisi yang
konvensional.

Kontemporer berdasar KBBI adalah mengacu pada kata ‘kontemporer’


yang bermakna waktu kini, puisi kontemporer adalah puisi yang
diciptakan pada waktu kini. Puisi kontemporer merupakan salah satu
bentuk puisi yang berusaha untuk keluar dari ikatan konvensional.

Jadi,pengertian dari puisi kontemporer adalah bagian dari jenis puisi


yang memiliki kemampuan untuk bebas berekspresi, bebas mencipta
dengan bentuk bahasa atau kata baru,meskipun kata yang digunakan
dalam puisi itu tidak dimengerti maknanya.
Ada pun ciri-ciri periode ini
adalah: a.Protes yang dikemukakan tidak seperti dalam periode ’66 yang ditunjukkan pada
Orde Lama dan kemunafikan, tetapi tentang kepincang-pincangan masyarakat pada
awal industrialisasi.
b.Kesadaran bahwa aspek manusia merupakan subjek dan bukan objek dalam
pembangunan.
c.Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius dan cenderung mistik.
d.Cerita dan pelukisan bersifat alegoris dan fable.
e.Hak – hak asasi manusia diperjuangkan, kebebasan, persamaan, pemerataan dan
terhindar dari pencemaran teknologi modern.
f.Kritik juga dikemukakan bagi para penyeleweng.

Sastrawan-sastrawan pada periode ini antara lain:


a. Sutarji Calzoum Bachri
Karya: “Kredo Puisi”, “O”, “Hilang”, “Tragedi Winka Sihka”, “Ngiau”,
“Sepisaupi”, “Kapak”, dll.
b. Emha Ainun Nadjib
Karya: “Kubakar Cintaku”, “Tidak Bisa Kaubiarkan Matahari”
II. TEORI - CIRI PUISI BERDASAR PERIODISASINYA

No. Ciri Puisi Lama


1. Terikat oleh aturan-aturan tertentu seperti rima, ritma,
persajakan, jumlah baris dan lain sebagainya.
2. Tidak diketahui siapa pengarangnya (anonim) karena biasanya
berasal dari cerita rakyat atau puisi rakyat.
3. Disebarkan secara lisan atau dari mulut ke mulut.
4. Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise.
No. Ciri-Ciri Puisi Baru
1. Nama pengarang atau penulis puisi diketahui.

2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.


3. Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.
4. Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi.
5. Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.

6. Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.


No. Ciri-Ciri Puisi Modern-Kontemporer
1. Bentuk tulisannya yang unik.

2 Menggunakan idiom yang tidak lazim atau inkonvensional.

. Mengutamakan bunyi.

3 Terdapat pengulangan kata, frasa/kelompok kata yang tidak wajar.

. Terkadang mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa lain, entah bahasa


asing atau bahasa daerah
4
Menggunakan gaya bahasa paralelisme yang dikombinasikan dengan gaya bahasa
. hiperbola
Terkadang hanya berupa tanda baca yang disejajarkan, sehingga terjadi
5
kemacetan bunyi, bahkan hampir tidak bisa dibaca
.
III. TEORI : CONTOH PUISI BERDASAR BENTUKNYA

No Bentuk Puisi Lama


. 1. Pantun ( berasal dari Indonesia ). Pantun masih sering digunakan, baik dalam upacara
adat atau untuk komunikasi. Ciri khas dari pantun adalah: berpola rima silang/ a-b-a-b,
1 bait terdiri dari 4 baris, 1 baris ada 8 – 12 suku kata, 2 baris awal adalah sampiran dan
2 baris berikutnya adalah isi.
Berdasarkan isinya, pantun terdiri atas pantun anak, pantun muda/i, pantun nasehat,
pantun teka-teki, dan pantun jenaka.
Syair ( berasal dari Arab). Ciri khas dari syair adalah terdiri atas empat baris dalam
2.
satu bait dengan sajak a-a-a-a/pola rima rangkai. Syair biasanya berisi tentang suatu
cerita dengan nasihat di dalamnya.
3.
Gurindam (berasal dari Tamil-India) . Gurindam berisi nasihat, dengan aturan setiap bait
terdiri dari 2 baris dan bersajak a-a.
4. Mantra ( berasal dari Indonesia ). Mantra sering dikaitkan dengan hal-hal gaib-misterius,
biasanya menggunakan majas metafora dan bersifat esoferik. Esoferik merupakan bahasa
khusus yang dipakai antara pembicara dan lawan bicara.
5.
Seloka ( bentuk dari pantun yang terdiri atas dua bait atau lebih). Dalam penulisannya, setiap
baris kedua dan keempat pada bait pertama akan menjadi baris pertama dan ketiga bait
selanjutnya, begitu pula seterusnya. Nama lain dari seloka adalah pantun berkait.
6.
Karmina (pantun tetapi pendek isinya). Jenis puisi ini identik dengan pola sajak lurus (a-a).
Pantun kilat ini biasanya digunakan untuk menyindir seseorang. Nama lain dari karmina adalah
pantun kilat.
7.
Talibun Hampir mirip dengan pantun, mempunyai sampiran dan isi. Hal yang membedakan
dengan pantun adalah talibun memuat lebih banyak baris, yaitu sekitar 6 sampai 20 baris.
Jumlah baris pada talibun harus berjumlah genap. Dalam talibun, setengah isinya merupakan
sampiran dan setengahnya lagi merupakan isi. Misalnya, jika talibun berisi 6 baris maka 3
baris pertama adalah sampiran dan 3 baris selanjutnya adalah isi, dengan sajak a-b-c-a-b-c.

8. Bidal ( mirip dengan pantun, karmina, seloka )


Puisi Baru dari Jenisnya
Puisi Baru dari Bentuknya

1 Prime : terdiri dari 1 baris tiap bait

2 Distichon: terdiri dari dua baris tiap


bait
Terzina: terdiri dari tiga baris tiap
3
bait
Kuartet: terdiri dari empat baris tiap
4
bait
Quin: terdiri dari lima baris tiap bait
5
Sektet: terdiri dari enam baris tiap
6 bait
Septime: terdiri dari tujuh baris tiap
7 bait
Contoh Puisi Baru berdasarkan dari Isinya

1. Satire ( puisi seperti memberikan komentar memuji padahal sebenarnya menyindir)


2 Balada (puisi berisi kisah perjalanan hidup )

. Romansa (puisi yang berisi kemesraan asmara atau rasa kasih sayang atau sebut saja cinta)
3 Himne (puisi yang berisi pujian-pujaan yang didedikasikan pada Tuhan, tanah air, pahlawan,
almamater, dll.)
.
Epigram (puisi berisi nasihat dan ajaran tuntunan hidup)
5
4
Ode (jenis puisi ini termasuk jenis puisi inkonvensional yang memuat pujian atau sanjungan
.
. untuk seseorang yang telah berjasa besar)
6 Elegi (puisi berisi kesedihan yang bisa memicu tangisan)
7
. Serenada ( puisi percintaan yang dapat dinyanyikan )
.

8
Puisi Modern-Kontemporer dari Bentuknya

1. Puisi Mini Kata ( Puisi mini atau biasa juga disebut dengan istilah Haiku adalah puisi
pendek dari Jepang yang hanya terdiri dari 3 baris dan total 17 suku kata. Selain itu, ada
juga jenis-jenis puisi mini lainnya seperti Tanka, Senryu, Cinquain, dan sebagainya.
Source: https://katapos.com/contoh-puisi-mini-kata )

2. Puisi Konkret ( puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata
wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya
menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat
lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai
ungkapan ekspresi penyairnya. )

3. Puisi Tanpa Kata ( Puisi tanpa kata merupakan puisi kontemporer yang di dalamnya
hanya terdapat huruf atau tanda yang digunakan untuk menyampaikan makna dari
penulisnya. Puisi tanpa kata biasanya berisi makna yang hanya diketahui oleh
penulisnya, namun makna tersebut dapat dinterpretasikan sebebasnya oleh pembaca.)
4. Puisi Mbeling ( Mbeling berasal dari bahasa Jawa yang kira-kira berarti ‘nakal’, ‘kurang
ajar’, ‘sukar diatur’, dan ‘suka berontak’ ) Pelopor puisi mbeling adalah Remy Sylado
(via Damono, 1983: 91) mengatakan bahwa membuat puisi itu gampang sekali, seperti
orang meludah atau membuang ingus saja. Dia menganjurkan mereka untuk melihat apa
saja yang ada di sekeliling, lalu pindahkan saja apa yang kaulihat tadi secara menyeluruh
tanpa harus dibebani pikiran tentang baik-buruknya, bersih-kotor, indah-jelek, maka
dengan jalan itu pula kau telah memilih sikap yang lugu, yaitu menerima akan apa
adanya.” .“Puisi adalah pernyataan akan apa adanya. Jika puisi adalah pernyataan apa
adanya, maka dengan begitu terjemahan mentalnya, hendaknya diartikan bahwa
tanggung-jawab moral seorang seniman ialah bagaimana dia memandang semua
kehidupan dalam diri dan luar lingkungannya secara menyeluruh, lugu dan apa adanya.”
. Ketentuan-ketentuan umum dalam puisi tidak berlaku dalam puisi mbeling. Puisi
mbeling tidak mengikuti aturan.

Ciri-ciri puisi mbeling antara lain:


❑Biasanya berisi kritik sosial untuk pemerintahan
❑Dapat juga digunakan untuk menyindir penyair puisi jenis yang lain
❑Pengarang mengutamakan unsur kelakar tanpa ada unsur tersirat
5. Puisi Mantra / puisi Supra Kata ( Jenis puisi kontemporer yang berkaitan dengan
salah satu jenis puisi lama yaitu mantra. Puisi mantra pertama kali diperkenalkan oleh
Sutardji Calzoum Bachri. Puisi mantra memiliki beberapa ciri, yaitu: mantra disajikan
untuk menimbulkan efek tertentu , digunakan untuk menghubungkan dengan dunia
misteri , dan
untuk memberikan efek kemanjuran . Puisi ini adalah puisi yang menggunakan
kata-kata konvensional dan susunannya dijungkirbalikkan sehingga menciptakan
kosakata baru yang belum ditemui sebelumnya. Aspek bunyi dan ritme merupakan hal
yang paling ditonjolkan. Puisi ini lebih mirip dengan puisi mantra karena digunakan
untuk merangsang timbulnya suasana magis.
Puisi Multilingual ( Puisi multilingual menggunakan kata atau kalimat dalam berbagai
6.
bahasa, baik bahasa daerah atau bahasa asing. )
Puisi Idiom Baru ( Puisi idiom baru menggunakan idiom baru di dalamnya. Kata yang
7. digunakan dalam puisi ini diungkapkan dengan cara baru sehingga mengandung nyawa
baru. Idiom yang digunakan dalam puisi ini adalah idiom yang jarang digunakan. )
III. TEORI : UNSUR PEMBENTUK PUISI

UNSUR INTRINSIK
PEMBENTUK PUISI

1. Metode 2. Hakikat
❏ Tema ( pokok, inti, objek yang dibiacarakan
❏ Diksi (Pilihan Kata) ❏ Rasa ( sikap penyair terhadap objek yang
❏ Imaji (Daya Bayang, dibicarakan : simpati, salut, menghargai,
sbb.: Visual, Auditif, empati, kagum,dll.)
Taktil) ❏ Nada ( sikap penyair terhadap pembaca :
❏ Majas (Gaya Bahasa) memarahi, menasihati, menggurui, mengajak,
❏ Kata Konkret dll.)
❏ Rima-ritme ❏ Setting/ Latar belakang ( fisik, suasana,
❏ Tipografi (tataletak waktu)
baris,bait,bentuk puisi ) ❏ Amanat ( pesan secara tersirat dan tersurat )
UNSUR EKSTRINSIK
PEMBENTUK PUISI

❏ Aspek Historis.
❏ Aspek Psikologis.
❏ Aspek Filsafat.
❏ Aspek Religius.
❏ Aspek Biografi.
❏ Aspek Nilai.
❏ Aspek Masyarakat.
III. TEORI : TEMA PUISI - 3. Tema Kemanusiaan
UNSUR HAKIKAT Tema ini menyampaikan tentang harkat dan martabat manusia.
Manusia sebagai mahluk yang sempurna memiliki harkat dan
marbat yang tinggi yang harus disuarakan ke khalayak.
1. Tema Ketuhanan
merupakan puisi yang menunjukan adanya
4. Tema Keadilan Sosial
pengalaman religi penyair yang dapat dicirikan dari Tema ini biasanya menyuarakan kesengasaraan, penderitaan,
diksi yang syarat akan ketuhanan dan beribadatan. kesenjangan, dan kemisikinan rakyat. Misalkan saja puisi yang
disuarakan oleh korban perang atau rakyat sipil.
2. Tema Kebangsaan/ Patriotisme
5. Tema Kedaulatan Rakyat
Puisi yang mengambarkan cinta tanah air,
perjuangan, kepahlawanan, dan kemerdekaan. Puisi Puisi dengan tema lebih lebih cenderung memberikan kritik
ini dapat ditampilkan untuk mempuk jiwa dalam menentang kekuasaan atau penjajahan yang sewanang -
kebangsaan, rasa memiliki, dan menghargai jasa wenang. Ketika perlawanan secara secara birokrarif dan fisik
para pahlawan. sudah tidak lagi mampu menjawab suatu kesewenangan, puisi
menjadi salah satu jalan untuk menyuaran keresahan rakyat.
IV. TEORI : PENYAJIAN PUISI

1. Deklamasi adalah cara penyajian puisi dengan cara


puisi dihapalkan .
2. Membaca indah , terbagi 2 yaitu :
❑ Membaca puitis ( berlagu )
❑ Membaca prosais ( seperti membaca cerita )
3 Dramatisasi adalah penyajian puisi dengan cara
memperagakan kalimat-kalimat yang ada dalam puisi
tersebut, bisa digabung dengan deklamasi atau
membaca indah.
4. Musikalisasi adalah penyajian puisi dengan cara
diiringi musik atau lagu, atau kalimat puisi
dinyanyikan dapat digabung dengan deklamasi atau
membaca indah.
IV. TEORI

CONTOH-CONTOH
PUISI
Contoh Puisi Baru Hymne merupakan sebuah puisi yang berisi pujian untuk
Tuhan, dewa, pahlawan, tanah air, atau almamater (dalam
dunia sastra). Dewasa ini, hymne menjadi sebuah puisi yang
dinyanyikan.
Puisi Hymne

Puisi Balada
Contoh Puisi Baru Romansa berasal dari bahasa Perancis
yaitu “romantique” yang berarti keindahan
perasaan. Romansa adalah puisi baru
yang merupakan luapan perasaan cinta
Puisi Ode Puisi Epigram
kasih.

Puisi Romansa
Contoh Puisi Baru
Puisi ini bertujuan untuk mengungkapkan
Puisi Satire rasa duka, sedih, rindu, terutama karena
kepergian seseorangatau penyesalan di
Karya W.S. Rendra. masa lalu.
Puisi Elegi

Serenada Hitam
(2) Karya
W.S.Rendra
Contoh puisi Kontemporer
Puisi Konkret
Puisi Konkret
Contoh Puisi Kontemporer
Puisi tanpa kata “Pupus” karya Abdul Malik.

Pupus Puisi Tanpa Kata


(Abdul Malik)
““
??
?
X
Makna dari puisi tersebut adalah (“_”) menandakan bahwa penulis memiliki rasa
kekosongan,(??) menandakan kebingungan hati yang dirasakan oleh penulis,(?) menandakan
kebingungan yang lebih besar yang dirasakan oleh penulis, dan (X) akhir yang buruk dari
sebuah penantian.
Berdasarkan makna dari simbol atau tanda tersebut memberikan arti bahwa puisi tersebut berisi
atau mengisahkan tentang keinginan seseorang yang belum pasti dan tidak pernah pasti, namun
kemudian mendapatkan jawaban yang ternyata tidak sesuai dengan harapan yang dinginkan
diawal harapan tadi.

Puisi “Pupus” menceritakan tentang pengharapan sesorang yang tidak pasti namun ketika
mendapatkan jawaban dari ketidakpastian itu tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan
sehingga pupuslah harapan tersebut
Contoh Puisi Kontemporer

Sepeda
Karya: WS Rendra
Puisi Mini Kata
Aku harus mengendarai sepeda
Rambut hati-hati
Menghindari jalan becek
Karya: WS Rendra
Mematuhi aturan lalu-lintas
Sebab yang kupakai sepeda
Rambut kekasihku
kekasihku
Sangat indah dan panjang
Katanya,
Rambut itu untuk menjerat hatiku
Contoh Puisi Kontemporer
MENYINGKAT KATA
Karya: Remy Sylado
Puisi MbelingKesejukan
karena MATA kesejukan
kita orang Indonesia Karya: Jeihan Sukmantoro di tengah kota
suka pasti AC
seorang dokter mata menguji
menyingkat kata wr. kesejukan
penglihatan seorang pasien
wb. maka dan berkata, baca ini: di tengah kampung
rahmat dan berkah sepoi angin
ZAMANKITA yang satu
Illahi pun
menjadi singkat si pasien kemudian
membuang uang
dan tak utuh buat kita membacanya: karena kebutuhan
yang satu
ZAMANGILA PANGGILAN gratis
menyehatkan
Hoax maka sang dokter memberinya
kacamata super jengkol
Karya: Jeihan Sukmantoro
hoax
NARKO
negeri serba hoax 1974
TIKNO
pemberi kebenaran hoax
NARKOTIK
penyampai bukti hoax
NO!
tak sepaham hoax
pembela haq hoax
1974
axHOAXho
Contoh Puisi Kontemporer

Shang Hai
Karya Sutardji Calzoum Bachri) Puisi Mantra-Kontemporer

ping di atas pong


pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
Contoh Puisi Kontemporer
Puisi Tanpa Kata
Puisi Idiom Baru

Anda mungkin juga menyukai