Anda di halaman 1dari 11

MATERI PUISI

KELAS XI SMAN 2 PLAYEN


A. Pengertian Puisi
Puisi merupakan satu bentuk karya sastra yang berisi ungkapan hati, pikiran, dan perasaan
penyair yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa, kreativitas dan imajinasi
pengarang dengan rangkaian bahasa yang indah serta mengandung irama juga makna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasa
terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Jadi, dapat disimpulkan puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang
dituangkan dengan menggunakan bahasa yang indah serta mengandung makna mendalam.

B. Ciri-ciri Puisi
Puisi memiliki ciri yang membedakannya dengan karya sastra lain, yaitu:
1. Berisikan ungkapan pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair yang bersifat imajinatif.
2. Menggunakan bahasa konotatif.
3. Menggunakan diksi yang tepat dengan memperhatikan irama atau bunyi.
4. Dapat dibentuk oleh tipografi.
5. Biasanya menggunakan majas atau peribahasa.

C. Tujuan Puisi
Puisi memiliki berbagai tujuan yang dapat bervariasi tergantung pada niat penulis dan
konteksnya. Berikut beberapa tujuan umum dari puisi:
1. Ekspresi Emosi dan Pengalaman Pribadi
Puisi sering digunakan sebagai medium untuk mengekspresikan perasaan, emosi, dan
pengalaman pribadi penulis. Melalui kata-kata yang dipilih dengan hati-hati, penulis puisi
dapat menyampaikan nuansa dan makna yang mendalam.
2. Pemikiran Filosofis dan Refleksi
Beberapa puisi bertujuan untuk menyelidiki pertanyaan filosofis atau mengeksplorasi
pemikiran mendalam. Dalam hal ini, puisi dapat menjadi wadah untuk refleksi dan
pemikiran yang lebih mendalam tentang kehidupan, cinta, kehidupan manusia, dan topik
filosofis lainnya.
3. Pemberian Makna Simbolik
Puisi sering kali memanfaatkan simbolisme untuk menyampaikan makna yang lebih
dalam dan kompleks. Puisi dapat menjadi cara untuk menggambarkan kehidupan dan
konsep-konsep abstrak melalui gambaran-gambaran simbolik. Bahkan, Afrizal Malna
membuat puisi digtal.
4. Estetika dan Keindahan
Puisi sering kali mengejar keindahan estetika dalam pemilihan kata, ritme, dan pengaturan
struktural. Tujuan ini adalah untuk menciptakan pengalaman membaca yang estetis dan
memikat. Apalagi, kalau kamu suka membaca puisi karya Sapardi Djoko Damono dan M.
Aan Mansyur.

D. Fungsi Puisi
Puisi sering digunakan sebagai medium untuk mengekspresikan emosi, pemikiran, dan
pengalaman pribadi. Penyair menggunakan kata-kata dengan cermat untuk menyampaikan
nuansa perasaan yang mungkin sulit diungkapkan melalui bahasa sehari-hari.
Menyadur buku Strategi Memahami Makna Puisi karya Kodrat Eko Putro Setiawan, puisi
bahkan dianggap sebagai karya sastra yang istimewa di beberapa daerah, seperti India. Puisi
dinilai seperti kitab suci yang disebut dengan parajanana atau penjaga kehidupan.
Puisi juga dapat berfungsi untuk membawa keindahan yang menggunakan elemen alam
dengan menempatkan manusia sebagai subjek utama. Penting untuk dipahami bahwa puisi
yang baik selalu mencerminkan kebenaran dan memperluas wawasan pembacanya.

E. Jenis-jenis Puisi
Berikut adalah puisi yang berkembang di Indonesia.
1. Secara Umum
https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2018/04/jenis-puisi-lama-baru-
kontemporer-contoh-dan-perbedaannya.html selengkapnya ada disini
a. Puisi Lama (Klasik)
Puisi lama disebut juga dengan puisi klasik. Puisi lama adalah sebuah puisi yang
memiliki aturan. Puisi ini masih terikat dengan berbagai aturan dan juga sebuah
ketentuan-ketentuan tertentu. Contohnya seperti jumlah baris yang harus sama pada
setiap baik. Selain itu, rima yang ada di dalam puisi juga harus sama.
Ciri Puisi Lama
1. Puisi lama biasanya anonim. Maksudnya adalah tidak diketahui secara jelas nama
dari penulis puisi tersebut.
2. Puisi lama terikat dengan aturan tertentu (Jumlah kata tertentu dalam 1 baris,
Jumlah baris tertentu dalam 1 bait, Persajakan (rima) dalam puisi, Irama dalam
puisi).
3. Puisi lama juga termasuk sastra lisan. Hal itu dikarenakan puisi ini diajarkan atau
disampaikan melalui mulut ke mulut.
Contoh Puisi Lama:
a. Pantun, Pantun adalah jenis puisi lama peninggalan sastra Melayu lama. Pantun
merupakan salah satu puisi lama asli masyarakat Melayu yang sangat populer.
Sekarang penggunaan pantun dapat diselaraskan sesuai dengan jenis pantun.
Mantra, ucapan yang dianggap memiliki kekuatan magis atau gaib
b. Syair, Syair merupakan salah satu puisi lama, syair berasal dari bahasa Arab
yaitu syi’ir atau Syu’ur yang artinya perasaan yang mendalam. Awal mula syair
berasal dari Persia dan masuk ke Indonesia bersama dengan penyebaran Agama
Islam.
c. Karmina, Karmina disebut juga pantun kilat yaitu pantun yang terdiri atas dua
baris dan biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan
secara langsung. Pantun kilat banyak digunakan oleh kalangan remaja yang
bertujuan sebagai pencair suasana.
d. Gurindam, puisi yang terdiri dari 2 baris setiap bait, bersajak a-a-a-a dan berisi
nasihat, isi baris pertama seperti soal, masalah, atau perjanjian. Sedangkan isi baris
kedua berupa jawaban atau akibat masalah atau perjanjian pada baris pertama.
e. Seloka, Pantun berkait, dimana ditulis empat baris (bentuk seperti pantun atau
syair), seloka ditulis dari empat baris.
f. Mantra, Mantra adalah puisi lama yang umumnya digunakan dalam upacara adat
atau keagamaan. Mantra biasanya mengandung nilai atau kekuatan magis sehingga
dapat menimbulkan efek atau kesan tertentu jika dibaca atau diucapkan.
b. Puisi Baru (Bebas)
Puisi baru adalah sebuah puisi yang memiliki bentuk baru. Dikatakan baru karena puisi
ini bersifat modern. Artinya, puisi baru adalah puisi yang tidak terikat pada berbagai
ketentuan atau aturan. Hasil karya dari puisi baru ini terbilang lebih bebas. Menjadi
lebih dinamis serta beragam dari bentuk lamanya.
Contoh dari puisi baru sangat bermacam-macam. Sebetulnya, puisi baru ini lebih
merujuk -pada suatu genre. Selain itu, puisi baru memiliki gaya-gaya tertentu.
Ciri Puisi Baru
1. Bentuknya rapi dan simetris.
2. Memiliki persajakan akhir yang teratur.
3. Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair (dominan tidak semua).
4. Dominan puisi mempunyai empat seuntai.
Contoh Puisi Baru:
a. Balada, Adalah jenis puisi baru yang berisi kisah atau cerita tentang sesuatu atau
seseorang.
b. Romansa, Adalah jenis puisi baru yang berisi tentang sebuah luapan perasaan
cinta, kasih dan sayang.
c. Himne, Adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai sebuah pujaan untuk Tuhan,
tanah air atau pahlawan. Puisi himne ditujukan sebagai lagu pujian untuk
menghormati Dewa, Tuhan, Tanah air, ataupun almamater.
d. Epigram, Adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai tuntutan atau ajaran hidup.
Puisi epigram ditujukan sebagai nasehat untuk membawa hidup yang lebih baik.
e. Ode, Adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai sanjungan untuk orang yang
telah berjasa.
f. Elegi, Adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai ratapan tangis atau kesedihan.
Puisi elegi ditujukan untuk mengungkapkan rasa duka, sedih atau rindu terutama
ketika terjadi musibah kematian.
g. Satire, Adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai sebuah sindiran atau sebuah
kritikan.
c. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah sebuah puisi yang ingin ditulis sebeas-bebasnya. Puisi jenis
ini ingin lebih bebas dari berbagai ikatan konvensional dari puisi itu sendiri. Seperti
nada-nada minor yang menjemukan, tata ungkap yang klise, serta kecarut marutan
antara bercampurnya budaya populer dengan sebuah puisi. Dapat diartikan bahwa
puisi kontemporer bersifat lebih radikal. Jika puisi modern besifat bebas, puisi ini ingin
lebih terbebas lagi. Terbebas dari beragam limitasi-limitasi yang sudah terbentuk oleh
sebuah pandangan. Pandangan tersebut umumnya diciptakan oleh masyarakat
terhadap puisi.
Ciri Puisi Kontemporer
1. Puisi kontemporer juga biasanya menggunakan kata-kata yang tidak terlalu
memperhatikan kesantunan berbahasa, seperti menggunakan kata-kata yang
kasar, ejekan, atau lainnya.
2. Dalam puisi kontemporer juga pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi,
irama, gaya bahasa, dan lain sebagainya dianggap tidak terlalu penting lagi.
3. Puisi kontemporer juga bisa berarti puisi yang ditulis dalam kurun waktu terakhir.
Contoh Puisi Kontemporer:
a. Puisi Mini Kata, Puisi mini kata adalah jenis puisi kontemporer yang
menggunakan jumlah kata sangat terbatas atau sedikit.
b. Puisi Konkret, Puisi konkret adalah puisi kontemporer yang membuat bunyi dan
kata menjadi berwujud. Puisi jenis ini mencoba menghadirkan gagasan senyata
mungkin sehingga mencoba menemukan lafal atau bunyi yang tepat untuk
menunjukkan bunyi dan kata.
c. Puisi Tanpa Kata, Sesuai dengan namanya, puisi tanpa kata adalah puisi
kontemporer yang tidak menggunakan kata. Puisi jenis ini lebih mengutamakan
penggunaan titik, garis, atau simbol tertentu untuk mengespresikan suatu gagasan
atau ungkapan.
d. Puisi, Mbeling, Puisi mbeling adalah puisi kontemporer yang cenderung
menghadirkan humor dan corak kelakar melalui lagu sederhana. Puisi mbeling
biasanya digunakan untuk mengekspresikan sebuah kritikan sosial dan cenderung
bebas dalam pemilihan atau penggunaa kata.
e. Puisi Tipografi, Puisi tipografi adalah puisi kontemporer yang mengutamakan
wujud atau bentuk fisik puisi untuk memperkuat ekspresi puisi tersebut. Dalam
puisi ini, wujud fisik puisi yang biasanya dihasilkan dari cara penulisan yang
diatur sedemikian rupa termasuk salah satu unsur puisi.

2. Berdasarkan Cara Penyair Mengungkapkan Isi


a. Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi
naratif terbagi menjadi dua, yaitu balada dan romansa. Balada adalah jenis puisi yang
bercerita tentang orang-orang perkasa maupun tokoh pujaan. Contoh puisi balada ini
pernah ditulis oleh W.S. Rendra yang berjudul Balada Orang-Orang
Tercinta. Sementara itu, romansa adalah jenis puisi yang bercerita tentang kisah
percintaan, dan diselingi perkelahian atau petualangan. Contohnya puisi karya Sitor
Situmorang yang berjudul Lagu Gadis Itali.
b. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan penyairnya. Puisi lirik
dibagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan ode.
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka dari si penyairnya. Contohnya,
Elegi Jakarta I karya Asrul Sani.
Selanjutnya, serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian
serenada ini tepat dinyanyikan pada waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru karya
W.S. Rendra.
Terakhir, ode merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang dapat ditunjukkan untuk
seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan. Contohnya, puisi yang ditulis oleh Chairil
Anwar yang berjudul Diponegoro.
c. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang menarik perhatiannya. Puisi
deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu satire dan puisi kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu
keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang sebaliknya.
Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul Negeriku.
Sementara itu, puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang mengungkapkan
ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara membeberkan atau
menyebarkan ketidakadilan yang terjadi. Contohnya, puisi yang berjudul Aku Tulis
Pamplet Ini karya W.S. Rendra.

F. Bentuk Penyampaian Puisi


Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyampaikan puisi, di antaranya
membacakan puisi, deklamasi puisi, atau bisa juga dalam bentuk pertunjukan puisi.
1. Membacakan Puisi
Sesuai dengan namanya, membacakan puisi berarti menyampaikan puisi dengan bahasa
lisan atau melalui ucapan. Saat membacakan puisi, teks puisi bisa kamu bawa ke atas
pentas.
2. Deklamasi Puisi
Deklamasi puisi adalah menyampaikan puisi secara lisan juga, namun
bedanya, penyampaiannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan luapan kejiwaan,
bisa disertai dengan gerakan tangan atau kaki. Saat ingin mendeklamasikan puisi, kamu
nggak perlu membawa teks puisi, melainkan harus dihafal.
3. Pertunjukkan Puisi
Penyampaian puisi dalam bentuk pertunjukkan dibagi menjadi musikalisasi puisi dan
dramatisasi puisi. Pada musikalisasi puisi, kamu akan mengubah puisi menjadi sebuah
lagu. Oleh karena itu, penyampaian puisi dan irama lagu harus memiliki keselarasan,
supaya lebih hikmat didengar. Disamping itu, dramatisasi puisi dilakukan dengan
memperagakan atau memerankan tokoh sesuai peristiwa yang ada di dalam puisi itu
sendiri. Dramatisasi puisi bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok layaknya
pementasan drama.

G. Unsur Pembentuk Puisi


1. Unsur Fisik
a. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dapat menimbulkan imajinasi estetis. Penyair dalam
membuat puisi harus selalu mempertimbangkan diksi agar memberikan kekuatan dan
daya magis tersendiri.
b. Imaji
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Kata-kata yang
digunakan penyair membuat pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi
auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-
benda (imajinasi taktil).
c. Kata Konkret
Bertujuan untuk menimbulkan imajinasi pada pembaca. Kata konkret harus
memperjelas isi puisi agar menimbulkan imaji penglihatan, pendengaran, atau
perasaan pembaca. Kata konkret ini selalu berkaitan dengan pengimajian.
d. Bahasa Figuratif (Majas)
Teks puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Teks puisi
mengutamakan majas dan juga irama. Majas adalah bahasa kias yang
dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa
perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas yang biasanya
digunakan adalah majas personifikasi, majas paralelisme, majas metafora, majas
hiperbola, dan majas perumpamaan. Irama adalah alunan bunyi yang teratur dan
berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah
puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa,
marah, rindu, dan bahagia.
MAJAS (yang biasanya digunakan, tapi tidak menutup kemungkinan
penggunaan majas yang lainnya)
1. Majas Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-
benda mati, binatang, tumbuhan, atau konsep abstrak.
Contoh:
Bintang-bintang berkedip-kedip
2. Majas Metafora
Metafora adalah majas yang menyatakan perbandingan secara langsung antara
dua hal yang berbeda, tanpa menggunakan kata penghubung seperti “seperti”
atau “bagai”.
Contoh:
Hati yang gundah seperti lautan yang gelisah.
3. Majas Simile
Simile adalah majas yang menyatakan perbandingan secara tidak langsung antara
dua hal yang berbeda, dengan menggunakan kata penghubung seperti “seperti”
atau “bagai”.
Contoh:
Senyummu manis seperti madu
4. Majas Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menggunakan kata-kata yang berlebihan atau
melebih-lebihkan suatu hal.
Contoh:
Aku rela mati demi kamu
5. Majas Alegori
Majas Alegori digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau filosofis yang
lebih dalam atau untuk memberikan interpretasi yang lebih kaya atas suatu cerita
atau teks. Dalam alegori, suatu bentuk atau konsep digunakan untuk mewakili
atau merepresentasikan suatu hal yang lain.
Contoh:
Lumbung padi yang penuh mewakili kesuksesan dan kekayaan.
6. Majas Litotes
Litotes adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata negatif atau kata sifat
negatif untuk menyatakan sesuatu yang positif, dengan harapan memberikan
kesan yang lebih kuat. Gaya bahasa ini digunakan untuk menyatakan sesuatu
dengan cara yang tidak biasa atau untuk menghindari kemunculan ekspresi yang
terlalu berlebihan.
Contoh:
Dia tidak terlalu buruk dalam bermain musik
7. Majas Paralelisme
f. Majas Epifora
Epifora adalah pengulangan kata di bagian akhir baris.
Contoh:
Aku sangat mencintaimu
Dia sangat mencintaimu
g. Majas Anafora
Anafora adalah pengulangan kata atau frasa di awal baris.
Contoh:
Kepada-Mu aku mengadu
Kepada-Mu aku menyembah
2. Majas Ironi
Majas ironi digunakan untuk mengejek atau mengejutkan dengan
mengungkapkan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan atau diinginkan. Pernyataan yang dibuat kelihatannya sesuai dengan
konteks, tetapi sebenarnya bertolak belakang dengan apa yang dimaksudkan atau
diharapkan.
Contoh:
Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.
3. Majas Retorika
Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat
tanya retorika tak memerlukan jawaban.
Contoh:
Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik?
e. Tipografi
Adalah pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Tipografi
merupakan bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-
kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan
terhadap puisi.
2. Unsur Batin
a. Tema
Tema adalah unsur utama pada puisi karena tema berkaitan erat dengan makna yang
dihasilkan dari suatu puisi.
b. Rasa
Rasa pada puisi merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya.
c. Nada dan Suasana
Yang dimaksud nada atau suasana pada puisi adalah sikap penyair terhadap
pembacanya. Sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca
puisi akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana
puisi saling berkaitan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
d. Amanat
Pada puisi, amanat atau tujuan merupakan pesan yang terkandung di dalam sebuah
puisi.

H. Langkah Menulis Puisi


1. Tahap pertama
Membuat kerangka puisi, dimulai dari jenis puisi yang ingin ditulis, kemudian perhatikan
unsur puisi. Jika pembaca ingin menulis puisi lama, maka irama, rima sajak harus
ditentukan terlebih dahulu agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh
pembaca puisi.
2. Tahap kedua
Menentukan judul, penentuan judul di awal dapat mempermudah pembaca untuk
membatasi ungkapan atau emosi yang ingin disampaikan melalui puisi.
3. Tahap ketiga
Proses kreatif yang dapat pembaca peroleh melalui membaca referensi serta puisi atau
berimajinasi.
Dalam proses membuat puisi, penggunaan diksi tidak perlu terlalu sulit, cukup memulai
dengan kata-kata yang familiar, dengan begitu pembaca akan mulai terbiasa untuk
membuat ragam puisi lainnya. Selamat berpuisi.

Anda mungkin juga menyukai