Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir semua buku yang mempermasalahkan sastra maupun ilmu sastra
selalu dimulai dengan pertanyaan “apakah sastra itu?” (Pradotokusumo, 2005: 1).
Ini dikarenakan untuk mendefinisikan sastra memang bukanlah suatu hal yang
mudah. Schmitt dan Viala (1982: 16) mengungkapkan bahwa “la notion de
littérature est une notion mouvante”.Secara umum karya sastra terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu prosa, drama dan puisi. Prosa adalah bentuk sastra yang diuraikan
menggunakan bahasa yang panjang, tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam
puisi. Contoh prosa adalahroman, novel, cerita pendek, dongeng, fabel dan
anekdot. Drama yaitu bentuksastra yang dilukiskan dengan menggunakan dialog
atau monolog. Drama memiliki dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah
dan drama yang dipentaskan. Puisi adalah karya sastra yang menggunakan bahasa
yang indah,di padatkan, di persingkat, artinya keeluruhan maksudnya tidak
ditampilkan dalam pengungkapannya dan diberi irama dengan bunyi yang
padu.Walaupun puisi itu singkat dan padat, namun berkekuatan (Waluyo, 2002: 1).
Selain itu, Schmitt danViala (1982: 115) menyebutkan bahwa kata puisi mempunyai
tiga makna utama, yaitu: (1) puisi adalah karya sastra yang mengandung sajak, (2)
puisi adalah seni 2.membuat sajak, (3) puisi adalah tulisan bersifat istimewa yang
menyentuh,mempesona dan membangkitkan semangat. Wujud ciptaan yang
dipandang sebagai hasil kegiatan bersastra pertamatama di lihat dari sisi bahannya,
yaitu berupa bahasa. Pemakaian bahasa pada kegiatan bersastra berbeda dengan
pemakaian bahasa pada kegiatan lain, seperti pemakaian bahasa sehari-hari.
Begitu juga dengan puisi, bahasa puisi adalah bahasa yang terorganisir oleh kaidah

1
dan pesan yang terkemas lebih estetik. Tataran estetik tersebut dibentuk dari
berbagai sisi, seperti bunyi, gaya bahasa,citraan dan retorika. Tataran itulah yang
memberikan kontribusi bagi terciptanya makna tak langsung dengan muatan pesan
yang tersamar. Meskipun demikian,bukan berarti puisi tersebut tidak dapat
dimengerti sama sekali. Kekompleksitasan tersebut dapat dipahami dengan baik
melalui analisis terhadap unsur-unsurnya dan tentu saja analisis yang paling utama
dilakukan terlebih dahulu terhadap
bahasanya. Penganalisisan salah satu unsur karya sastra bukan berarti bertujuan
menceraiberaikan kesatuan unsur puisi, tetapi bertujuan untuk mengkaji secara
mendalam karya tersebut (Luxemburg dkk, 1986: 57).
Tataran estetik dan kekompleksitasan dalam puisi tersebutlah yang
menjadikan peneliti memilih puisi sebagai subjek penelitiannya. Subjek dalam
penelitian ini adalah puisi Prancis yang berjudul “Encore À Toi”. Puisi tersebut
terdapat dalam kumpulan puisi Poésie 1 pada bagian Odes et Ballades (1826)
karya Victor Hugo. Sebelumnya, kumpulan puisi ini berjudul Odes et Poésie
Diverses (1822), kemudian mendapat tambahan beberapa puisi dan menjadi
semakin lengkap sehingga diterbitkan lagi pada tahun 1826 dengan nama Odes et
3
Ballades. Puisi “Encore A Toi” sendiri termasuk dalam Odes. Odes dapat
dikatakan merupakan “karya percobaan” saat Hugo banyak memainkan kata-kata
dengan lebih bebas dan puisi-puisinya merupakan puisi liris tradisional.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Sejarah puisi,prosa dan drama..?
2. Kedudukan dan fungsi..?
3. apa yang di maksud dengan puisi,prosa,dan drama..?
4. jenis-jenis puisi,prosa,dan drama..?
5. tuliskan masing-masing contoh karya sastra puisi,prosa dan drama..?

1.3 Tujuan
Makalah ini ditulis bertujuan sebagai konsep dalam mempelajari prosa, fiksi
dan drama serta jenis karya sastra dan hakikat karya sastra itu sendiri.
Pengetahuan tentang karya sastra merupakan pengetahuan wajib para calon guru
bahasa Indonesia sebagai bekal dasar yang harus dikuasai. Begitu kompleknya
permasalah yang ada dalam prosa, fiksi dan drama menuntut kita jeli dalam
memahami dan menganalisa khususnya pada karya sastra prosa dan fiksi.

1.4 Manfaat
Semoga dengan makalah ini dapat menjadi menjadi penambah khasanah
ilmiah sebagai bekal menghadapi perkembangan zaman yang menuntut sumber
daya manusia yang handal baik dalam bidang skill dan pengetahuan, serta
professional dalam bidangnya. Orang yang mau menulis maka dapat mengetahui
dimana sisi kelemahan dari hasil karya tulis yang dibuatnya sehingga, dapat
memperbaikinya serta menambah pengetahuan bagi penulis sendiri, serta dengan
membaca maka pengetahuan akan bertambah dan diharapkan dengan
pengetahuan yang yang ada, kita dapat berbagi kepada anak didik kita kita.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah puisi,prosa dan drama

1. sejarah puisi
puisi adalah seni kuno,dengan asal usulnya dengan baik sebelum mereka
sejarah yang tercatat (sekitar 3000 SM).sisa-sisa tertua berasal dari timur
dekat,pada tahun2600SM.bangsa Assyro-babilonia, sumaria dan budaya
mesir semua kontribusi ke took menarik dan fragmentaris kerja.sisa-sisa
yang di simpan di kuneifrom,sebuah tulisan kuno berbentuk baji pada tablet
tanah liat, atau di atas kertas papyrus stendled dengan heiroglif,karakter
karakter yang di gunakan dalam menulis gambar.
2. Sejarah prosa
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya
diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah
bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga
berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh
para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk
Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
3. Sejarah drama
sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah
memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti tertulis yang bisa
dipertanggung jawabkan mengungkapkan bahwa drama sudah ada sejak
abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno di Yunani.
Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya
berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Sejarah lahirnya

4
drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani.
Keberadaan drama di negara kita juga diawali dengan adanya upacara
keagamaan yang diselenggarakan oleh para pemuka agama. Intinya, mereka
mengucapkan mantra dan doa.

2.1 kedudukan dan funsi

1. Kedudukan

2.3 pengertian puisi,prosa dan drama

1. Puisi
Pengertian dari puisi ialah sebuah bagian dari karya sastra. Puisi
terbangunn dari unsur makna yang tertuang dalam kata-kata. Selain itu, puisi
meupakan sebuah jelmaan rasa penciptannya, ungkkapan dari hati baik itu
sedih, marah, benci, gembira, simpatik, dan lain sebagainya. Apabila kita melihat
lebih jauh,dalam masa perkembangannya kini, puisi memilikibanyak ragamnya,
yaitu contohnya seperti puisi baru, puisi tipografi, hingga pusisi-puisi rupa.
2.prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi
ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus
terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu
fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,
novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi

5
dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa
bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah
prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
3.drama
Drama adalah bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan
menyampaikan perselisihan atau permasalahan dan emosi atau perasaan
melalui perbuatan dan dialog. Drama merupakan bentuk sastra yang digemari
oleh masyarakat luas. Hampir setiap kelompok masyarakat di berbagai
kelompok dunia telah akrab dengan bentuk sastra ini sebagaimana tampak pada
istilah-istilah kedramaan yang melekat erat dengan ciri budaya setempat.

2.4 jenis-jenis puisi,prosa dan drama


1.jenis-jenis puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru :
 PUISI LAMA
 Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
 Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris,
tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2
baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri
dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
 Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
 Seloka adalah pantun berkait.
 Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-
a-a, berisi nasihat.
 Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4
baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.

6
 Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun
10 baris.
 PUISI BARU

Puisi baru dibedakan atas:

 Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.

 Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.

 Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.

 Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.

 Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.

 Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.

 Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

2.jenis-jenis prosa

Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi dua kelompok,


yaitu prosa lama dan prosa baru. Di bawah ini adalah macam-macam bentuk
dan prosa lama dan prosa baru :

 Prosa lama
Prosa lama adalah sebuah karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari
kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama berbentuk lisan karena belum
ditemukannya alat tulis menulis. Namun, kini prosa lama juga dapat
ditemukan dalam bentuk tulisan. Adapun bentuk-bentuk prosa lama,
diantaranya adalah:
 Hikayat

7
 Sejarah
 Kisah
 Dongeng
 Prosa Baru
Prosa baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh
dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul setelah prosa
lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru antara lain:
 Roman
 Novel
 Cerben
 Riwayat
 Kritik
 Resensi
 Esai

3.Jenis drama

Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan


jenis, yaitu :

 Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan


 Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
 Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
 Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
 Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi
melodi/musik.
 Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya
dagelan.

8
 Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak
mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
 Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.

Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama.
Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:

 Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan


naskah. 
 Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.

2.5 contoh karya sastra puisi,prosa dan drama.

 contoh karya sastra puisi


1. PRAJURIT JAGA MALAM
Karya : Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
2. MALAM
Karya : Chairil Anwar
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
-Thermopylae?
- jagal tidak dikenal ?
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

9
3. KRAWANG-BEKASI
Karya : Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

4. DIPONEGORO
Karya : Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri

10
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang

4. PERSETUJUAN DENGAN BUNG


Karya : Chairil Anwar
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

6. AKU
Karya : Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari

11
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

7. PENERIMAAN
Karya : Chairil Anwar
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

 Contoh prosa

 Angkaro dan Tunturana


Dua kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama
di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-
orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa
takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati
keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata
Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik.
Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang
menarik.”

12
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ?
tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana  dihiasi dengan
bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat
mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting
itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu
lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro
dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh
dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat
berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai

13
 Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda
miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun
sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak
pernahmembantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
 Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar
desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak
gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus  dan
bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya
sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka
hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan
yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang
terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat
melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal
ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada
gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh,
mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah
budakku.”

14
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya
begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih
bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama,
akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega
memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu.
Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengahbadan,
anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini.
Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi
semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu.
Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih
menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber  : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan

Contoh Dongeng
 Pogi yang Malang
Pogi adalah pemuda yang malas. Kerjanya hanya makan, tidur, dan bermain-main.
Ayah dan ibunya tidak melarang sebab mereka adalah keluarga kaya. Apa saja
kemauan Pogi selalu dituruti.
Suatu pagi, Pogi pergi bermain ke hutan. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan
seorang pengembara yang membawa lima karung yang berat.
”Hai, pemuda ! Maukah kau menolongku membawa karung ini ke kota ? ”tanya 
pengembara itu.
Pogi pura-pura tidak mendengar. Ia tetap berjalan perlahan sambil mengamati
tumbuhan.

15
”Nak, aku akan memberimu salah satu dari kantong ini. Silahkan pilih!”
Pogi masih pura-pura tidak mendengar. Huh! Tadi minta tolong sekarang malah mau
memberi karung. Paling-paling isinya Cuma sampah, bati Pogi.
” Anak muda, karungku yang bertali merah ini berisi ramuan obat segala penyakit,
sedangkan yang bertali biru berisi bibit padi segala musim. Atau kamu mau karung
dengan tali berwarna putih? Ini berisi kain sutera pilihan, yang bertali hijau berisi
aneka macam penyedap masakan, dan yang berwarna kuning berisi emas
permata.Nah, pilihlah salah satu!”
”Ah, baiklah.”kata Pogi semangat. ”Aku pilihyang berwarna kuning aja.”
”Apakah kamu yakin karung ini membawa keberuntungn bagimu?”
”Sangat yakin. Sudahlah, cepat berikan. Aku tidak sabar membawanya pulang .”omel
Pogi .
Pengembara itu menyerahkan karung yng bertali kuning. Pogi langsung membawa
karung itu pergi tanpa berterima kasih. Setelah agak jauh, dibukanya karung itu. Ah,
betapa gembiranyaPogi saat melihat banyak emas di dalamnya. Pogi lalu
melanjutkan perjalanan pulang.
Tiba-tiba...
Pokoknya kalau bertemu orang kaya, kita rampok saja.” kata salah satu orang.
Pogi yang mendengar suara itu, cepat-cepat bersembunyi. Setelah kedua orang itu
berlalu, Pogi segera keluar dari persembunyiannya. Ia meneruskan dengan tergesa-
gesa dn takut. Sampailah Pogi di tepi sungai. Di tempat penyeberangan itu
tampaksepi. Hanya ada tiga penarik perahu.
”Sepi sekali hari ini.”ujar yang bertubuh paling kecil.
”Benar tidak seperti bisanya.” jawab yang berambut keriting.
”Bagaimana kalau kita rampok saja orang yang menyeberang dengan perahu kita
ini ?” tanya yang bertubuh kekar.

16
Ketiga penarik perahu tertawa terbahak-bahak. Mendengar hal itu Pogi semakin
ketakutan. Diambilnya jalan pintas. Pogi berenang menuju ke seberang sungai.
Sesampainya di tengah sungai, seekor buaya menuju ke arahnya.
Tanpa ragu-ragu, Pogi memukul moncong buaya itu dengan karung yang
dipanggulnya. Buaya itu malah membuka moncongnya. Pogi tak banyak berpikir.
Dilemparnya karung berisi emas itu ke arah buaya. Lemparan tepat sekali. Buaya itu
kesulitan mengunyah karung. Pogi merasa musuhnya lengah. Ia berenang ke tepian
secepatnya.
Sejak kejadian itu, Pogi menjadi sadar., ternyata emas tidak mendatangkan
keberuntungan baginya. Justru mendatangkan bahaya. Sejak itu Pogi menjadi rajin
dan bijaksana.
                              
                            Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia  kelas IV , Tiga Serangkai

 Contoh drama

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai