PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat didalam
bahasa indonesia, berdasarkan garis besarnya sastra berarti bahasa yang
indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajiannya menarik, sehingga
berkesan dihati pembacanya. Namun sering kali, kita tidak mengerti apa
yang dimaksud dengan sastra, kebnayakan orang menyamakan antara satra
dan bahasa. Dari sekian banyak sastra, contohnya seperti puisi, prosa,
novel, roman, cerita pendek dan drama maka untuk lebih jelasnya disini
akan kita bahas mengenai masing-masinng pengertiannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian, jenis, dan bentuk karya sastra indonesia baru?
2. Apa pengertian, jenis, dan bentuk karya sastra indonesia lama ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian, jenis, dan bentuk karya sastra
indonesia baru
2. Untuk mengetahui apa pengertian, jenis, dan bentuk karya sastra
indonesia lama
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sastra
Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa
ansekerta, sastra, yang berarti “teks yang mengandung intruksi” atau
“pedoman”, dari kata dasar sas yang berarti “intruksi”atau “ajaran”. Dalam
bahasa indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesuwastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti keindahan
tertentu. Selain itu dalam arti kesuastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra
tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Suatu hasil karya baru dapat
dikatakan memiliki nilai sastra bila didalamnya terdapat kesepadanan
antara bentuk dan isinya (Padi, 2013).
Pada dasarnya karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan,
karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang
kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dituliskan dalam bentuk fiksi.
Karya sastra dapat memberi kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan ini
adalah hiburan intelektual dan spiritual. Karya sastra juga daat di jadiakan
sebagai pengalaman untuk berkarya, karena siapapun bisa menuangkan isi
hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni (rahmawati,
2001).
1. Pengertian, jenis dan Bentuk karya sastra Indonesia baru
a. Pengertian karya sastra baru
Karya sastra baru indonesia sangat berbeda dengan sastra
lama. Karya sastra ini sudah tidak dipegaruhi adat kebiasaan
masyarakat sekitarnya.malahan karya sastra baru indonesia
cenderung dipengruhi oleh sastra dari barat atau eropa (Padi,
2013).
b. Jenis dan bentuk karya sastra Indonesia baru, yaitu:
a. Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik
dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima (Padi, 2013)
2
Menurut isinya, puisi dibedakan atas:
3
(penentuan peran), dan akting (peragaan gerak para pemain)
(sumardjo, 1994).
4
berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis
drama berdasarkan ini, antara lain:
Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan
naskah.
Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.
c. Prosa
Prosa adalah bentuk karya sastra yang berbentuk karangan
bebas yang tidak terikat aturan (lama) yang mengisahkan
tentang suatu sejarah atau peristiwa. Prosa juga bisa diartikan
karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat
oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa
prosa seperti bahasa sehari-hari (purwadadi, 2012).
1. Prosa Lama
Sifat Prosa Lama yaitu :
5
a) Roman ( thn. 1917 )
b) Cerpen ( thn. 1920 )
c) Novel ( thn. 1945 )
1. Cerpen
2. Novel
3. Dongeng
4. Roman
5. Esai
6. Resensi/timbangan buku
1. Artikel
2. Tajuk Rencana atau editorial
3. Opini
4. Feature atau ficer
5. Biografi
6
6. Tips
7. Reportase
8. Jurnalisme Baru (New Journalism)
9. Iklan
10. Pidato atau Khotbah
7
pantun, dua baris terakhir mengandung maksud). Syair berfungsi untuk
menyampaikan cerita dan pengajaran dan digunakan juga dalam kegiatan-
kegiatan berunsur agama (Padi, 2013).
b. Dongeng,
Dongeng adalah jenis karya sastra lama yang berupa cerita fiksi.
dongeng ini memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah legenda. febel,
mite, sage, dan cerita jenaka (Padi, 2013).
c. Hikayat,
Hikayat adalah sastra lama dalam bentuk prosa yang biasanya
bersumber dari kisah-kisah raja ataupun dewa (Padi, 2013).
d. Tambo / sejarah
e. Puisi Lama
Puisi Lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan (Padi,
2013). Aturan-aturan itu antara lain:
- Jumlah kata dalam satu baris
- Jumlah bariss dalam satu bait
- Persajakan (rima)
- Irama.
Jenis-jenis Puisi Lama, yaitu:
2. Mantra
Mantra adalah puisi tua, keradaannya dalam masyarakat
Melayu pada mulanya bukan sebagai karya satra, melainkan lebih
banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan (Padi, 2013).
Contoh :
8
3. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (india)
(Padi, 2013).
Ciri-ciri Gurindam adalah sebagai berikut :
Sajak akhir berirama a-a, b-b, atau c-c dan
seterusnya.
Berasal dari Tamil (India)
Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni
menjelaskan atau menampilkan suatu sebab akibat.
Contoh :
9
baru Indonesia pun sudah dipelopori oleh penulis Tionghoa peranakan yang
mula pertama memperkenalkan cerpen dalam kesusastraan Indonesia modern.
Karya sastra Indonesia (Nusantara) lama itu sudah dimulai sejak abad
ke-16 pada zaman Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar-Raniry, dan Syamsuddin Al-
Sumatrani hingga periode para wali di Jawa yang banyak menghasilkan suluk
sebagai pengaruh budaya Islam. Namun, di Jawa jauh sebelum Islam masuk
pun sudah memiliki karya sastra kakawin yang mendapat pengaruh dari India.
Kesusastraan asing yang paling berpengaruh dalam kesusastraan Indonesia
lama adalah kesusastraan Arab dan Parsi (Persia). Jejaknya itu dapat kita baca
pada naskah lama yang ditulis dalam aksara Arab Melayu dan tersebar luas
hingga ke seluruh wilayah Nusantara. Karya sastra dari Arab dan Parsi itu
banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu serta meninggalkan bentuk
hikayat, syair, gazal, rubai, gurindam, masnawi, dan barzanzi dalam khazanah
sastra Indonesia lama.
10
Pada zaman Jepang, pengaruh kesusastraan asing, seperti Jepang, tidak
terlalu banyak berarti dalam kesusastraan Indonesia. Hal itu disebabkan
singkatnya masa pendudukan Jepang dan tidak adanya upaya penerjemahan
karya sastra Jepang ke dalam bahasa Indonesia pada saat itu. Penerjemahan
karya sastra Jepang ke dalam bahasa Indonesia dimulai pada tahun 1972
ketika Anas Ma’ruf menerjemahkan novel Yukiguni karya Yasunari Kawabata
ke dalam versi Indonesia dengan judul Negeri Salju (Pustaka Jaya, 1972).
11
Arab dan Parsi pada masa lampau yang berdagang hingga ke Pansur
memungkinkan juga dibawanya karya sastra Arab dan Parsi ke wilayah
Nusantara sehingga kita dapat pula melihat jejak kesusastraan Parsi itu pada
puluhan karya sastra Indonesia lama lainnya. Braginsky (2009: 59--102)
mencatat di antara karya Parsi yang sangat dikenal di Indonesia, antara lain,
Hikayat-i Muhammad-i Hanafiyah, Qis-sai Amir Hamzah, Hikayat
Indraputra, Hikayat Isma Yatim, dan Hikayat Nur Muhammad.
Sebelumnya, Djamaris (1983) menjelaskan pula bahwa Hikayat Nur
Muhammad ditengarai terpengaruh salah satu bab kitab Rauzat al-Ahbab
(Taman Sorga Para Pengasih) karya Attaullah ibn Fazlullah dari Parsi.
Selain itu, kita juga mengenal cerita berbingkai, seperti Hikayat Kalilah dan
Dimnah (Kalila wa Dimna) dan Hikayat Bayan Budiman (Tuti-namah) yang
semuanya berasal dari Parsi.
12
1852) karya Harriet Beecher Stowe. Penerjemahan cerita pendek Eropa
dalam surat kabar awal di Hindia Belanda, baik yang dilakukan oleh penulis
Indo-Eropa maupun Cina Peranakan dan Pribumi, turut berkontribusi dalam
masuknya pengaruh bacaan Eropa dalam kesusastraan Melayu-Indonesia
pada masa itu. Salah satunya adalah masuknya genre cerpen, seperti yang
telah disinggung di atas.
13
Satu pengaruh negatif dari proses sadur-menyadur karya asing ke
dalam bahasa Indonesia ini adalah munculnya polemik terhadap karya sastra
hasil saduran itu dengan tudingan sebagai karya plagiat. Kasus itu muncul
pada novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1938) karya Hamka.
Sebagai pengarang yang banyak membaca karya sastra dalam bahasa Arab,
Hamka sangat mengagumi karya seorang penulis Mesir yang bernama
Mustafa Lutfi al-Manfaluthi yang hidup dari tahun 1876-1942. Penulis dari
Mesir itu pernah menerbitkan sebuah novel saduran dari Prancis yang
berjudul Sous Les Tilleuls karya Jean-Baptiste Alphonse Karr yang
diberinya judul dalam bahasa Arab Madjulin. Ketika novel Tenggelamnya
Kapal van der Wijck mengalami cetakan yang ketujuh, seorang penulis
bernama Abdullah S.P. menulis tudingan bahwa karya Hamka menjiplak
karya saduran Al-Manfaluthi. Karya saduran Al-Manfaluthi kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dengan judul Magdalena. Berapa
bagian dari karya itu setelah dibandingkan dengan karya Hamka ternyata
memang memiliki persamaan. Akan tetapi, menurut Teeuw (1980: 105),
persamaan itu dapat timbul karena penerjemahan ke dalam bahasa Melayu
dan jelas karya Hamka memiliki isi yang sama sekali berbeda dengan karya
saduran Al-Manfaluthi tersebut. Bahkan, ada kesan novel Tenggelamnya
Kapal van der Wijck merupakan semi autobiografi dari penulisnya yang
berbeda sama sekali dengan akhir dari novel Madjulin yang disadur oleh
Manfaluthi.
14
Archibald Madeisch. Tudingan itu tidak dapat dibuktikan. Akan tetapi,
karena tuntutan ekonomi, tindakan plagiarisme memang pernah dilakukan
oleh Chairil pada beberapa tulisan yang lain, bukan pada sajak Karawang-
Bekasi yang autentik milik Chairil. Pengucapan puitik Chairil dianggap
memiliki nilai baru dalam struktur dan pilihan katanya yang sama sekali
berbeda dan bahkan dianggap lebih baik dari sajak penyair Eropa,
khususnya Belanda, yang disadurnya.
Pengaruh asing dalam sajak Chairil dapat juga kita temukan pada isi
sajaknya, misalnya pada kata ahasveros dan sisipus, yang menggambarkan
pengetahuannya mengenai kebudayaan Eropa. Beberapa diksi dalam
sajaknya juga tidak terlepas dari pengaruh kata Belanda, seperti baris
sajaknya yang berbunyi: Hilang sonder pusaka, sonder kerabat. Semangat
individualisme yang masih asing pada masa Chairil juga menjadi ciri
pembeda sajaknya dengan pendahulunya, seperti Amir Hamzah, yang masih
kuat terikat pantun dan syair. Kedua sastrawan itu mewariskan syair dan
pantun sebagai bagian puisi lama yang banyak dipakai pada awal kehadiran
sastra Indonesia baru. Gaya itu kemudian ditinggalkan sama sekali oleh
Chairil Anwar dalam sajaknya sehingga ia dianggap sebagai tokoh
pendobrak zaman lama tersebut.
15
Toer, Basuki Gunawan, Iwan Simatupang, Sitor Situmorang, Ajip Rosidi,
W.S. Rendra, Mochtar Lubis, dan P. Sengodjo. Namun, penulis lebih
cenderung memberikan pilihan lain yang tidak disinggung oleh Sapardi
dalam tulisannya itu, di antaranya Subagio Sastrowardoyo, Goenawan
Mohamad, Darmanto Jatman, W.S. Rendra, dan Sapardi Djoko Damono.
16
semangat puitika Barat yang tidak mudah dipahami oleh pembacanya di
Indonesia.
17
menghabisi nyawanya sendiri—dibubuhkan judul berupa pertanyaan “Dari
mana kita datang? Siapakah kita? Ke mana kita pergi?” Kesadaran akan
masalah hidup yang inti itu biasanya timbul dalam kemelut, suatu situasi
krisis yang bisa dialami suatu kelompok masyarakat atau manusia orang-
seorang. Pertanyaan yang menyangkut pangkal hidup yang pernah
menghantui jiwa Gauguin itu telah melahirkan sajak Sapardi dalam Mata
Pisa
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Pengertian karya sastra
Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa
ansekerta, sastra, yang berarti “teks yang mengandung intruksi” atau
“pedoman”, dari kata dasar sas yang berarti “intruksi”atau “ajaran”.
1. Pengertian, jenis dan bentuk karya sastra Indonesia baru
a.pengertian karya sastra baru
Karya sastra baru indonesia sangat berbeda dengan sastra lama.
Karya sastra ini sudah tidak dipegaruhi adat kebiasaan
masyarakat.
b. Jenis dan bentuk karya sastra baru
Puisi baru
Drama atau film
Prosa
2. Pengertian, jenis dan bentuk karya sastra indonesia lama
a. Pengertian karya sastra lama
Karya sastra lama adalah karya sastra yang lahir dalam
masyarakat lama, yaitu suaatu masyarakat yang masih
memegang adat istiadat yang berlaku didaerahnya.
b. Jenis dan bentuk karya sastra lama
Pantun
Gurindam
Syair
Hikayat
Dongeng
19
Tambo
Puisi lama
B. Kritik & Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca, supaya kami bisa
membuat makalah yang lebih baik selanjutnya.
20
Daftar pustaka
Retno Purwadidi, S.s., M.A dan Qoni’ah, S.s. 2012. Buku Pintar Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: PT Familia.
Padi,editorial. 2013: hlm 1-47. Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesi :CV
Ilmu Padi Infra Putaka Makmur..
https://barispuisi.blogspot.com/2016/01/perbedaan-puisi-drama-dan-prosa-
https://ilmuseni.com/seni-sastra/jenis-jenis-seni-sastralengkap.htmlhttps://
www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=pengertiam%2C+jenis
%2C+dan+bentuk+karya+sastra+indonesia+baru
http://cerdasbahasaindonesia.blogspot.com/2015/10/karya-sastra-lama-dan-
baru.html
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/pengaruh-
kesusasteraan-asing-dalam-kesusastraan-indonesia
21