Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SAFIRA MARTINA

NIM : 1815471004
KELAS : REGULER 1 TINGKAT 3

HAKIKAT DAN STUKTUR GENRE SASTRA FIKSI, PUISI, DAN DRAMA

A Sastra Fiksi
1. Hakikat
a. Sastra Fiksi adalah karya sastra yang berisi cerita rekaan atau didasari dengan
angan-angan (fantasi) dan bukan berdasarkan kejadian nyata, hanya berdasarkan
imajinasi pengarang. Imajinasi pengarang diolah berdasarkan pengalaman,
wawasan, pandangan, tafsiran, kecendikiaan, penilaian nya terhadap berbagai
peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peristiwa hasil rekaan semata.

b. Jenis Cerita Fiksi


1) Novel, yaitu sebuah karya fiksi prosa yang yang tertulis dan naratif .
2) Cerpen, yaitu suatu bentuk prosa naratif fiktf yang cenderung padat dan
langsung pada tujuannya.
3) Roman

c. Unsur-Unsur Sastra Fiksi


1) Tema, yaitu gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang
terkandung di dalam teks.
2) Tokoh, yaitu pelaku dalam karya sastra.  Karya sastra dari segi peranan dibagi
menjadi 2, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
3) Alur/Plot, yaitu cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu
hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau
menyebabkan peristiwa yang lain.
4) Konflik, yaitu kejadian yang tergolong penting, merupakan sebuah unsur yang
sangat.diperlukan dalam mengembangkan plot.
5) Klimaks, yaitu saat sebuah konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi,
dan saat itu merupakan sebuah yang tidak dapat dihindari.
6) Latar, yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan.
7) Amanat, yaitu pemecahan yang diberikan pengarang terhadap persoalan di
dalam sebuah karya sastra.
8) Sudut pandang, yaitu cara pandang pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk
cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
9) Penokohan, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
10) Kesatuan
11) Logika
12) Penafsiran
13) Gaya

d. Unsur Ekstrinsik Sastra Fiksi


1) Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap.
2) Keyakinan.
3) Pandangan hidup yang keseluruhan itu akan mempengaruhi karya yang
ditulisnya.
4) Psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik, dan
sosial juga akan mempengaruhi karya sastra.
5) Pandangan hidup suatu bangsa.
6) Berbagai karya seni yang lain, dan sebagainya.

2. Stuktur Genre
a. Abstrak, bagian ini adalah opsional atau boleh ada maupun tidak ada. Bagian ini
menjadi inti dari sebuah teks cerita fiksi.
b. Orientasi, berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh
didalam novel. Terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita
fiksi dalam novel.
c. Komplikasi, merupakan klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai
muncul berbagai permasalahan, biasanya komplikasi disebuah novel menjadi daya
tarik tersendiri bagi pembaca.
d. Evaluasi, bagian dalam teks naskah novel yang berisi munculnya pembahasan
pemecahan atau pun penyelesaian masalah.
e. Resolusi, merupakan bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah-
masalah yang dialami tokoh utama.
f. Koda (reorientasi), berisi amanat dan juga pesan moral positif yang bisa dipetik
dari sebuah naskah teks cerita fiksi.

B Sastra Puisi
1. Hakikat
a. Secara Etimologis (Bahasa) istilah Puisi berasal dari Bahasa Yunani,
yaitu Poesis yang memiliki arti Membangun, Membentuk, Membuat, atau
Menciptakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah Puisi memiliki arti
Salah satu bentuk Karya Sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra,
serta penyusunan bait dan larik. Sedangkan Puisi secara umum adalah SuatuKarya
Sastra yang dibentuk atau dibuat oleh Seorang Penyair dalam menyampaikan
sebuah pesan melalui pola tertulis dan diksi.

b. Macam-Macam Puisi
1) Puisi Umum
a) Penggunaan Bait dalam sebuah Puisi memiliki bentuk yang terdiri dari
baris-baris.
b) Penggunaan Diksi dalam sebuah Puisi memiliki bentuk yang bersifat Kiasan
(Imajinatif), Padat dan Indah.
c) Penggunaan Majas dalam sebuah Puisi memiliki bentuk yang sangat
dominan dalam penggunaan Gaya Bahasa.
d) Penggunaan Diksi dalam sebuah Puisi mempertimbangkan adanya Rima dan
Persajakan dalam bentuknya.
e) Penggunaan Setting, Alur, dan Tokoh dalam sebuah Puisi tidak begitu
ditonjolkan dalam pengungkapannya.
2) Puisi Lama
a) Tidak diketahui Nama Pengarang pada sebuah Puisi (Anonim).
b) Pada pembentukan Puisi terikat pada Jumlah Baris, Irama, Rima, Diksi,
Intonasi, dan Lainnya.
c) Puisi memiliki bentuk Gaya Bahasa yang tetap (Statis) dan Klise.
d) Dalam pembentukan Puisi memiliki Isi yang cenderung Fantastis dan
Istanasentris.
e) Puisi merupakan Karya Sastra lisan yang disampaikan dan diajarkan dari
mulut ke mulut.
3) Puisi Baru
a) Nama Pengarang pada sebuah Puisi diketahui.
b) Pada pembentukan Puisi tidak terikat pada Jumlah Baris, Irama dan Rima.
c) Puisi memiliki Gaya Bahasa yang berubah-ubah (Dinamis).
d) Dalam pembentukan Puisi memiliki Isi yang cenderung bersifat Simetris.
e) Pada pengucapan Puisi lebih menggunakan Sajak Syair atau Pola Pantun.
f) Pada pembentukan Puisi biasanya tersusun dengan Empat Seuntai.
g) Pada pembentukan Puisi terdiri dari Kesatuan Sintaksis atau Gatra yang
memiliki 4 sampai 5 Suku Kata.
h) Pada penulisan Isi Puisi mengenai tentang Kehidupan yang terjadi pada
umumnya.

2. Struktur Genre
a. kata
Kata merupakan struktur pertama pada pembentukan sebuah Puisi, karena
pemilihan Kata (Diksi) yang tepat dalam pembentukan sebuah Puisi, sangat
menentukan suatu kesatuan dan keutuhan pada struktur-struktur yang lainnya
dalam sebuah Puisi, kata-kata ini akan ditentukan lalu kemudian diformulasikan
menjadi sebuah larik.
b. Larik
Larik merupakan kalimat Prosa dalam sebuah Puisi yang memiliki beraneka
ragam bentuknya. Larik pada Puisi bisa berupa Satu Kata saja, bisa berupa Frase,
atau bisa pula terbentuk dalam sebuah kalimat.
c. Bait
Bait merupakan kumpulan dari sebuah Larik yang tersusun secara harmonis. Bait
pada Puisi inilah yang biasanya memiliki suatu Kesatuan Makna.
d. Bunyi
Bunyi pada sebuah Puisi terbentuk oleh Rima dan Irama. Rima merupakan suatu
persajakan yang terdapat didalam sebuah Karya Sastra Puisi berupa nada-nada
yang disebabkan oleh kalimat atau kata-kata dalam Larik dan Bait. Sedangkan
Irama merupakan pergantian tinggi atau rendah, panjang atau pendek, dan keras
atau lembut pengucapan pada sebuah Puisi. Irama ini disebabkan karena
terjadinya perulangan pengucapan secara berturut-turut dan bervariasi (Contohnya
karena adanya sebuah Rima, Perulangan Kata, Perulangan Bait).
e. Makna
Makna merupakan unsur-unsur tujuan dari pemilihan sebuah Kata dan
pembentukan antara Larik dan Bait. Makna bisa diartikan sebagai isi atau pesan
dari Puisi. Melalui makna inilah tujuan dari Seorang Penyair Puisi tersampaikan.

C Sastra Drama
1. Hakikat
a. Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat,
bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan
atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang
ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.
Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat
dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah
naskah. Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta
drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk
tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau
dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti
sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di
atas panggung.

b. Bentuk-Bentuk Drama
1) Berdasarkan bentuk sastra cakapannya:
a) Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam
bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b) Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2) Berdasarkan sajian isinya:
a) Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih
atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak
menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan
dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di
antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan
malapetaka atau kesedihan.
b) Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun
selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan
bahagia.
c) Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan
alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3) Berdasarkan kuantitas cakapannya
a) Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata,
b) Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
c) Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4) Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a) Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b) Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
c) Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
5) Bentuk-bentuk lain
a) Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar
konversi alur, penokohan, tematik.
b) Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan
dipentaskan.
c) Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan
(muncul abad ke-18).
d) Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e) Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau
keruntuhan tokoh utama.
f) Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan
upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
g) Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada
satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang
ringkas.
h) Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan
festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
c. Ciri-ciri puisi
1) Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca
dan di pentaskan.
2) Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
3) Drama terdiri dari pada diaolog yang disusun oleh pengarang dengan watak
yang diwujudkan.
4) Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog-dialog watak-
wataknya.
5) Konflik ialah unsur-unsur penting dalam drama. Konflik digerakan oleh watak-
watak dalam plot,elemen penting dalam skrip drama.
6) Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebagai drama
yang baik.
7) Gaya Bahasa dalam sebuah drama juga penting karena menunjukkan latar masa
dan masyarakat yang di wakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan
sosiobudaya masyarakat yang digambarkan oleh pengarang.

2. Struktur Genre
a. Tema, tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar disusunya atau
dibuatnya drama
b. Plot atau alur, merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir cerita. Jalinan
cerita ini berupa jalannya cerita dalam drama yang berupa permasalahan, konflik,
klimaks cerita atau permasalahan, dan akhir atau penyelesaian permasalahan;
c. Penokohan dan perwatakan, penokohan atau perwatakan merupakan jati diri
seorang tokoh. Apakan seoarang tokoh itu baik, jahat, buruk, pendengki atau
memiliki watak lainya. Perwatakan atau penokohan dalam pementasan drama
dapat dilihat secara langsung oleh penonton pementasan tersebut dari sikap,
ucapan, tingkah laku, suara serta tingkah laku lainya.
d. Dialog, dialog atau percakapan merupakan unsure utama yang membedakan
drama dengan cerita lain. Dialog dalam drama merupakan dialog yang digunaknan
dalam kehidupan sehari-hari sesuai hakikat drama yang merupkan tiruan
kehidupan masyarakat.
e. Setting, setting merupakan latar terjadinya cerita. Setting meliputi setting waktu,
setting waktu tempat, dan setting ruang.
f. Amanat, merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang lewar drama
yang diciptakan. Amanat sebuah drama dapat kita ketahui setelah kita
mengapresiasi drama tersebut.
g. Petunjuk teknis, petunjuk teknis merupakan petunjuk mementaskan atau
mengaudiovisualkan naskah drama. Petunjuk teknis juga biasa disebut teks
samping.
h. Drama sebagai interpretasi kehidupan, unsur ini bukan merupakan unsure fisik
melainkan lebih pada unsure idea atau pandangan dasar dalam menyusun drama
yang merupakan tiruan kehidupan manusia atau miniature kehidupan manusia
yang dipentaskan.

Anda mungkin juga menyukai