Anda di halaman 1dari 11

Pengertian puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyairnya

dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Dalam puisi, kita dapat mengungkapkan berbagai hal,
seperti kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah.
Hanya saja, kamu jarang menyadarinya bahwa itu adalah puisi.

Jenis-Jenis Puisi

Terdapat beberapa jenis puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau
gagasannya, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Kita bahas satu per
satu, ya!

1. Puisi Naratif

Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair.
Puisi naratif terbagi menjadi dua, yaitu balada dan romansa. Wah, apa tuh
bedanya? Nah, balada adalah jenis puisi yang bercerita tentang orang-orang
perkasa maupun tokoh pujaan. Contoh puisi balada ini pernah ditulis oleh W.S.
Rendra yang berjudul Balada Orang-Orang Tercinta.

Sementara itu, romansa adalah jenis puisi yang bercerita tentang kisah percintaan,
dan diselingi perkelahian atau petualangan. Contohnya puisi karya Sitor
Situmorang yang berjudul Lagu Gadis Itali.

2. Puisi Lirik

Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan penyairnya. Puisi
lirik dibagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan ode. Elegi adalah puisi
yang mengungkapkan perasaan duka dari si penyairnya. Contohnya, Elegi Jakarta I
karya Asrul Sani.

Selanjutnya, serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian


serenada ini tepat dinyanyikan pada waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru
karya W.S. Rendra. Terakhir, ode merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang
dapat ditunjukkan untuk seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan.
Contohnya, puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro.

3. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai pemberi kesan
terhadap suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang menarik
perhatiannya. Puisi deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu satire dan puisi kritik
sosial.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap
suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang
sebaliknya. Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul Negeriku.
Sementara itu, puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang mengungkapkan
ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara membeberkan
atau menyebarkan ketidakadilan yang terjadi. Contohnya, puisi yang berjudul Aku
Tulis Pamplet Ini karya W.S. Rendra.

Bentuk Penyampaian Puisi

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyampaikan puisi, seperti
membacakan puisi, deklamasi puisi, atau bisa juga dalam bentuk pertunjukan
puisi. Lalu, bedanya apa, ya?

1. Membacakan Puisi

Sesuai dengan namanya ya, membacakan puisi berarti menyampaikan puisi


dengan bahasa lisan atau melalui ucapan. Saat membacakan puisi, teks puisi bisa
dibawa ke atas pentas.

2. Deklamasi Puisi

Deklamasi puisi adalah menyampaikan puisi secara lisan juga, namun bedanya,
penyampaiannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan luapan kejiwaan, bisa
disertai dengan gerakan tangan atau kaki. Nah, saat kamu ingin mendeklamasikan
puisi, kamu nggak perlu membawa teks puisi, melainkan harus dihafal.

3. Pertunjukkan Puisi

Penyampaian puisi dalam bentuk pertunjukkan dibagi menjadi musikalisasi puisi


dan dramatisasi puisi. Pada musikalisasi puisi, kamu akan mengubah puisi menjadi
sebuah lagi. Oleh karena itu, penyampaian puisi dan irama lagu harus memiliki
keselarasan, supaya lebih hikmat didengar. Selain itu, dramatisasi puisi dilakukan
dengan memperagakan atau memerankan tokoh sesuai peristiwa yang ada di
dalam puisi itu sendiri. Dramatisasi puisi bisa dilakukan secara individu maupun
berkelompok layaknya pementasan drama.

Unsur Pembentuk Puisi

Oke, setelah kamu mengetahui pengertian, jenis, dan bentuk penyampaian puisi,
sekarang, mari kita simak apa saja unsur-unsur pembentuk puisi, ya.

1. Majas dan Irama

Teks puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Teks puisi
mengutamakan majas dan juga irama.

Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk


menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk
menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa
perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas yang
biasanya digunakan adalah majas personifikasi, majas paralelisme, majas
metafora, majas hiperbola, dan majas perumpamaan.

Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama
berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada
akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah,
rindu, dan bahagia.

2. Penggunaan Kata-Kata Konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah
mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan,
maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Puisi memang banyak menggunakan
kata-kata bermakna konotatif. Hal itu merupakan kiasan atau merupakan suatu
perbandingan.

3. Kata-Kata Berlambang
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang
menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar
Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu
menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum.

Untuk kata-kata dalam puisi, seperti kata putih yang melambangkan kesucian atau
kebersihan, bunga yang melambangkan kecantikan, api yang melambangkan
kemarahan, dan baja yang melambangkan kekuatan atau ketangguhan.

4. Pengimajinasian dalam Puisi

Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan


khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Kata-kata
yang digunakan penyair membuat pembaca seolah-olah mendengar suara
(imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan
menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).

Struktur Batin Puisi


1. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair. Tema biasanya
tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang diungkapkan merupakan
penggambaran suasana batin atau juga berupa respons penyair terhadap
kenyataan sosial budaya.

2. Nada dan Suasana

Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana


adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang
ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berkaitan
karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.

3. Perasaan dalam Puisi


Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair. Jika penyair hendak
mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan
menggunakan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna tentang
keindahan alam.

4. Amanat

Amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Amanat akan
selaras dengan tema dari puisi tersebut.

 Pengertian Puisi

Puisi merupakan suatu teks yang mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan
mengutamakan keindahan dari kata-kata. Isi puisi mengungkapkan berbagai hal yang
ada dalam kepala penulisnya.

Tema-tema puisi yang biasa diekspresikan oleh anak-anak SMP antara lain:

o Keindahan alam
o Pengagungan terhadap Sang Pencipta
o Rasa sayang terhadap orangtua
o Penghormatan kepada guru
o Menyayangi teman
o Kegelisahan terhadap sesuatu

Selain itu, tentu masih banyak tema lain yang biasa di angkat dalam sebuah puisi.

Unsur-Unsur Puisi
Dalam puisi, ada beberapa unsur yang terkandung di dalamnya. Unsur adalah hal-hal
atau bagian yang membentuk puisi sehingga menjadi sebuah teks yang utuh dan indah.
Unsur unsur puisi antara lain:

1. Majas dan Irama


Kedua unsur ini adalah faktor yang bisa meningkatkan nilai keindahan dalam puisi.
Keberadaannya bisa membuat puisi menjadi lebih hidup dan memberikan nuansa
estetis bagi orang yang membaca atau menyimaknya.

a. Majas

Majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu
dalam puisi bagi orang yang membaca atau menyimaknya.

Agar dapat memberikan kesan-kesan, maka diperlukan gaya bahasa atau majas
yang memiliki makna-makan berikut ini:

o Perbandingan
o Pertentangan
o Pengulangan
o Perumpamaan

Majas ini ada banyak jenisnya. Namun, dari sekian banyak jenis majas, ada
beberapa majas yang sering muncul. Antara lain:

o Majas Personifikasi : Yakni majas yang menyerupakan benda mati seolah


bisa hidup layaknya manusia. Misalnya dalam
kalimat 'Hujan turun menyapa bumi'. Dalam kalimat tersebut, hujan yang
benda mati seolah-olah bisa hidup seperti manusia dengan melakukan
sapaan.
o Majas Hiperbola: Yakni majas yang memberikan perumpamaan secara
berlebih-lebihan sehingga kalimat atau teks cenderung isinya tidak masuk
akal. Contohnya kalimat 'Ucapanmu berhasil menusuk jantungku'.
b. Irama

Irama adalah alunan bunyi yang berulang-ulang serta teratur. Keberadaannya


memberikan nyawa bagi puisi sehingga lebih hidup dan menancapkan kesan
mendalam.

Contohnya:
Aku terdiam, di sepinya malam, memaknai alam

Genderang perang, bangkitkan daya juang, menjemput menang

2. Penggunaan Kata-Kata Konotasi

Kata konotasi merupakan kata yang bukan memiliki makna tidak sebenarnya.
Lawan dari konotasi adalah denotasi atau kata sebenarnya.

Untuk memahaminya, coba Kalian cermati kalimat di bawah ini:


Temanku sudah melalui bagian hidup yang pahit.
Pahit secara denotasi, maknanya adalah salah satu jenis rasa dibibir. Namun,
dalam kalimat tersebut, pahit maknanya adalah buruk atau tidak mengenakan
dalam kehidupan.

3. Kata-Kata Berlambang

Kata-kata berlambang adalah kata yang menjadi simbol bagi suatu maksud
tertentu. Simbol ini bisa berupa gambar, warna, namun bisa juga berupa kata-
kata.

Pernahkah kalian melihat warna 'merah' di lampu lalu lintas? Merah di sana
memiliki makna berhenti.

Nah, dalam puisi, simbolnya biasanya berupa kata-kata. Misalnya dalam baris
berikut ini:
Kau adalah bunga di tengah belukar
Bunga dalam baris tersebut menjadi lambang bagi keindahan, kecantikan, atau
sesuatu yang menarik.

4. Pengimajinasian / Pengimajian (Imaji)


Imaji adalah kata atau susunan kata yang terdapat dalam puisi dan bisa memicu
munculnya khayalan atau imajinasi. Dengan demikian, orang yang membaca atau
menyimaknya bisa seolah-olah merasa, mendengar, meraba, hingga merasakan
apa yang sedang digambarkan dalam puisi.

Jenis-Jenis Puisi
Terdapat beberapa jenis puisi yang perlu diketahui. Setidaknya ada 3 jenis yang
dibahas dalam materi puisi bahasa Indonesia kelas ini. Antara lain:

1. Puisi Naratif

Puisi naratif merupakan puisi yang isinya berupa ungkapan penyair dalam bentuk
cerita atau penjelasan. Sehingga pembaca atau penyimak puisi seolah-olah sedan
menyimak atau membaca cerita dengan gaya pengemasan puisi.

Ada setidaknya dua jenis puisi naratif yang terkenal. Yakni:

o Puisi Balada: Puisi balada adalah puisi yang berisi cerita mengenai orang
hebat, perkasa, atau tokoh yang dipuja-puja.
o Puisi romansa: Puisi romansa adalah puisi yang berisi kisah percintaan,
perkelahian, hingga petualangan yang disajikan dengan gaya bahasa yang
romantik.

2. Puisi Lirik

Puisi lirik adalah puisi yang isinya berupa ungkapan batin individu penyair yang
isinya bisa berupa gagasan, pengalaman, serta suasana batin yang ada dalam diri
dan sekitarnya.

Terdapat beberapa jenis puisi lirik ini. Antara lain:

o Puisi Elegi: Puisi elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka
dari penyairnya.
o Puisi Serenada: Puisi serenada adalah puisi yang berisi sajak percintaan
yang dapat dinyanyikan.
o Puisi Ode: Puisi ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap sesuatu hal
seseorang, atau suatu keadaan.

3. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi yang isinya berupa pemberian kesan penyair
terhadap suatu objek yang ia angkat dalam puisi. Baik itu peristiwa, keadaan,
benda, hingga suasana yang menarik.

Setidaknya ada dua jenis puisi deskriptif yang biasanya dibuat. Diantaranya:

o Puisi Satire: Puisi satire adalah puisi yang mengungkapkan rasa


ketidakpuasan penyair mengenai suatu keadaan dengan cara menyindir
atau menyatakan sesuatu yang sebaliknya.
o Puisi Kritik Sosial: Puisi kritik sosial adalah puisi yang menyatakan rasa
tidak senang terhadap seseorang atau keadaan degan cara membeberkan
hal yang rusak pada objek yang di angkat dalam puisi.

Cara Menulis Puisi


Untuk menulis puisi, perlu untuk mengikuti langkah-langkah berikut ini:

20. Fokuskanlah pikiran serta perasaanmu terhadap suatu gagasan,


pengalaman atau permasalahan.
21. Tuangkanlah hal-hal yang terlintas pada pikiranmu itu. Kemudian pilih
kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan pikiran dan perasaanmu
dalam bentuk baris dan bait.
22. Lakukanlah proses penyuntingan atau editing untuk menyempurnakan
kualitas puisi yang sudah disusun.

Pembacaan Puisi yang Baik


Setelah dibuat, puisi ditujukan untuk dibaca di depan publik. Faktanya, tak semua
orang yang mahir membuat teks puisi bisa dengan mudah dan terampil
membacakan puisinya kepada banyak orang.

Jika Kamu ingin menjadi pembaca puisi yang baik, maka perlu untuk
memperhatikan hal-hal yang menjadi faktor pembacaan puisi yang baik berikut
ini:

1. Ekspresi
Ekspresi dalam puisi adalah ungkapan atau proses menyatakan atau
memperlihatkan maksud, perasaan, dan gagasan. Wujud ekspresi dalam puisi
biasanya diwujudkan dalam wujud air muka atau wajahnya.

Penting untuk memperhatikan bagaimana rupa wajah ketika menyatakan baris


atau bait-bait tertentu agar muncul kesesuaian antara apa yang dimaksud dalam
teks puisi dengan ekspresi yang dikeluarkan dalam penampilan.

2. Lafal

Lafal adalah ucapan seseorang pada huruf atau kata yang diungkapkannya.
Dalam puisi, setiap kata yang ada dalam teks harus dilafalkan dengan jelas agar
maksud dan maknanya sampai kepada pemirsa. Baik huruf vokal maupun huruf
konsonan, keduanya sama pentingnya.

3. Tekanan

Tekanan adalah kuat dan lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat dalam
sebuah puisi. Penggunaan tekanan pada bagian-bagian tertentu dalam puisi
berfungsi untuk menegaskan sesuatu. Sehingga pendengar menjadi lebih
perhatian pada bagian-bagian yang ditekankan.

4. Intonasi

Intonasi adalah naik serta turunnya lagu dalam kalimat. Fungsi intonasi ini untuk
menjelaskan maksud dari baris dalam puisi, apakah fungsinya untuk bertanya,
memerintah, menyampaikan informasi, atau yang lainnya?

Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi sebuah lagu dengan memiliki
keselarasan di antara keduanya.

Dalam melakukan musikalisasi puisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

o Tidak boleh mengganti atau mengubah larik dalam puisi yang hendak
diubah menjadi lagu.
o Aransemen musikalisasi puisi yang baik perlu menangkap karakter puisi
yang digubah.
Nah, demikianlah materi puisi kelas 8 bahasa Indonesia yang bisa Saya bagikan.
Semoga bermanfaat ya Teman!

Anda mungkin juga menyukai