Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP PEMNGEMBANGAN KURIKULUM, MELIPUTI:

EFEKTIFITAS, EFISIENSI, KESINAMBUNGAN, FLEKSIBILITAS,


BERPUSAT PADA POTENSI, PERKEMBANGAN, KEBUTUHAN, DAN
KEPENTINGAN SISWA DAN LINGKUNGANNYA, SERTA BERAGAM
DAN TERPADU

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Kurikulum yang diampu oleh Ustadz

Dr. H. Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd

Kelompok 1
Safira Naili Alkamala (19150085)
Dini Arifa Ayunisa (19150087)
Iskandar Zulkarnain Jauhari (19150088)

KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
prinsip pengembangan kurikulum, meliputi: efektifitas, efisiensi, kesinambungan,
fleksibilitas, berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan siswa
dan lingkungannya, serta beragam dan terpadu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen Ustadz Dr. H. Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd pada mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Juga sebagai penambah wawasan terkait prinsip-
prinsip kurikulum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan agar kedepannya
menjadi lebih baik.

Malang, 09 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………(1)

KATA PENGANTAR………………………………………………………….(2)

DAFTAR ISI……………………………………………………………………(3)

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………(4)

A. Latar Belakang…………………………………………………………...(4)
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….(5)
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………...(5)

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………..(6)
A. Pengertian prinsip pengembangan kurikulum……………………….(6)
B. Sumber dalam pembentukan prinsip pengembangan kurikulum……(8)
C. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum…………………………..(9)
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………..(14)
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………(15)

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup banyak mengalami
perubahan maupun pengembangan kurikulum. Terhitung sudah sepuluh kali
pemerintah menjalankan pergantian kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947,
kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum
1984 (kurikulum CBSA), kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum
2006 (KTSP), hingga yang terakhir kurikulum 2013. Namun, kurikulum yang
telah banyak berganti ini masih menjadikan Indonesia berada diperingkat 72 dari
77 negara berdasarkan survei oleh Programme for International Student
Assessment (PISA) yang dirilis pada Desember 2019. 1 Survei PISA ini
merupakan rujukan penilaian kualitas pendidikan di dunia berdasarkan
kemampuan membaca, matematika, dan sains.
Hal ini didukung pada kenyataan bahwa kurikulum di Indonesia masih
mengalami stagnasi, statis, dan berorientasi pada materialis.2 Dengan demikian,
mengembangakn sebuah kurikulum adalah menjadi sebuah keharusan. Prinsip-
prinsip dalam pengembangan kurikulum harus mampu dievaluasi dan diterapkan
sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang telah dicita-
citakan.

B. Rumusan Masalah
1
Arif Rahman Prasetyo dan Tasman Hamani, “Prinsip-Prinsip dalam Pengembangan Kurikulum”,
Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan, Vol. 8, No. 1, Mei 2020. Hal: 44.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa
2
Arif Rahman Prasetyo dan Tasman Hamani, loc.cit.

4
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip pengembangan kurikulum?
2. Dari mana saja sumber dalam pembentukan prinsip pengembangan
kurikulum?
3. Apa saja yang termasuk prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan paham terkait pengertian prinsip pengembangan
kurikulum.
2. Mengetahui dan paham dari mana prinsip-prinsip kurikulum yang
dibentuk diambil.
3. Mengetahui dan paham apa saja prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulum.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai manhaj, yang merupakan cahaya, atau jalan ringan
yang dilewati manusia di bidang kehidupannya. Sedangkan kurikulum dalam
konteks pendidikan, berarti jalur cerah yang dilalui oleh guru bersama siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai (Hasan
Baharun 2017, p. 89-90). Sedangkan Menurut Taba dalam Nasution menafsirkan
kurikulum sebagai "rencana pembelajaran", yang direncanakan untuk
pembelajaran anakanak. Pandangan tradisional tentang kurikulum, merumuskan
bahwa kurikulum adalah beberapa mata pelajaran yang harus menentukan tujuan,
mata pelajaran, aktivitas, sumber dan ukuran pengembangan kurikulum yang
mengacu pada penciptaan sumber daya dan rencana unit, serta jalur pelajaran
kurikulum ganda lainnya, untuk memfasilitasi proses pembelajaran
(Yu’timaalahuyatazaka 2016, p. 140).

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang merancang, menciptakan


sesuatu perlengkapan yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil evaluasi
terhadap kurikulum yang sudah berlaku, sehingga bisa membagikan keadaan
belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum
merupakan aktivitas untuk menciptakan kurikulum baru lewat langkah-langkah
penataan kurikulum atas dasar hasil evaluasi yang dicoba sepanjang periode
waktu tertentu.

Pengembangan kurikulum merupakan istilah yang komprehensif, yang meliputi


perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum yaitu langkah
terdepan dalam membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan rencana yang akan
dipakai oleh guru dan siswa. Penerapan kurikulum atau yang biasa disebut
implementasi kurikulum berupaya memindahkan perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum adalah tahap akhir

6
pengembangan kurikulum untuk melihat sejauh mana hasil pembelajaran, tingkat
pencapaian program yang direncanakan, dan hasil dari kurikulum tersebut.
Pengembangan kurikulum bukan hanya melibatkan orang-orang yang
berhubungan langsung dengan dunia pendidikan, tetapi juga melibatkan banyak
individu, seperti politisi, wirausahawan, orang tua siswa, dan elemen masyarakat
lainnya yang merasa tertarik dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan
digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada intinya adalah aturan
atau undang-undang yang akan menginspirasi kurikulum (Kamal 2014, p. 230-
231).3

Menurut KBBI, prinsip merupakan asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, dan sebagainya. Adapun menurut Syah Djanilus, prinsip
merupakan sesuatu yang sangat penting, pokok, mendasar, yang memiliki sifat
mengatur, mengarahkan pada sebuah tindakan. 4 Jika pengertian ini digandengkan
dengan makna kurikulum, dapat diambil sebuah pengertian bahwa prinsip
kurikulum mrupakan berbagai hal mendasar yang dijadikan patokan dalam
menentukan berbagai tindakan yang terkait dengan pengembangan kurikulum.

Prinsip kurikulum bisa pula dikatakan selaku ketentuan yang menjiwai


pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut memiliki tujuan supaya kurikulum
yang didesain ataupun dihasilkan cocok dengan permintaan seluruh pihak ialah
anak didik, orang tua, warga serta bangsa.

3
Shofiyah, “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran”, Jurnal Edureligia, Vol.2, No.2, Juli-Desember 2018.
file:///C:/Users/User/Downloads/464-906-1-SM.pdf.
4
Baderiah. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo,
Desember 2018), hal. 39.

7
B. Sumber Pembentukan Prinsip Pengembangan Kurikulum
Sumber-sumber pengembangan kurikulum dapat berupa apa saja baik
yang berupa materil ataupun non materil, baik bersifat ilmiah maupun
non ilmiah, baik dari internal maupun eksternal lembaga pendidikan
dan pengembangan kurikulum. Diantara sumber-sumber prinsip
pengembangan kurikulum, yakni:
1. Data empiris, yakni data yang disimpulkan dari sebuah eksperimen
atau penelitian. Ilmu dan penelitian zaman modern ini, beserta
segala penemuan atau bukti harua berdasarkan penelitian atau
eksperimen secara inderawi. Empiris disini mengacu pada hipotesis
yang dapat diteliti dan dibuktikan kebenarannya melalui observasi
atau eksperimen.
2. Cerita atau legenda yang hidup dalam masyarakat (folkore of
curriculum)
3. Data-data selain dari hasil penelitian yang juga efektif untk
memecahkan masalah-masalah kehidupan diantaranya yaitu adat
kebiasaan yang hidup di masyarakat (folkore of curriculum) dan
hasil pertimbangan dan penilaian akal pikiran (common sense).
4. Data Eksperimen (Experiment Data)
Data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian.
Data hasil penelitian merupakan data yang dipandang valid dan
reliabel, sehingga tingkat kebenarannya lebih meyakinkan untuk
dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum.
5. Kebiasaan yang hidup di masyarakat
Data-data banyak diperoleh dari bukan hasil penelitian yang data-
data tersebut terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah
kehidupan yang kompleks, diantaranya adat atau kebiasaan yang
ada dimasyarakat.
6. Akal Sehat (Common Sense)
Data pemikiran umum atau akal sehat juga diperoleh dari hasil
penelitian yang melalui proses pertimbangan dan penilaian akal
sehat terlebih dahulu.

8
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Berikut penjelasan mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum :

A. Prinsip efektifitas

Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang
direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait
dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas
mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan keterampilan dalam
mengelola dan melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan
dengan kegiatan pembinaan baik melalui penataran maupun penyediaan buku-
buku. Efektifitas belajar murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang
diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sangat
tergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan suasana pembelajaran
yang kondusif, yang dapat dicapai dengan menyesuaikan bahan pengajaran
dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta lingkungan, dan
adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta metode yang tepat.

Efektifitas berkenaan dengan sesuatu yang direncanakan atau diinginkan yang


dapat dilaksanakan, dan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas
maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan
pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus
diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman
belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

B. Prinsip efisiensi

Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan


biaya yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat
merealisasikan hasil yang optimal. Efisiensi dalam kegiatan belajarmengajar
berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang digunakan untuk menyelesaikan
program pembelajaran dapat merealisasikan hasil yang optimal. Kurikulum harus
praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya tidak

9
mahal. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasanketerbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun
personalia. Prinsip efisiensi terkait dengan efisiensi waktu, tenaga, peralatan yang
akan menghasilkan efisiensi biaya.

C. Kesinambungan

Kesinambungan (Prinsip Kontinuitas) yaitu Perkembangan dan proses belajar


akan berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-
henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum juga hendaknya berkesinambungan anatar satu tingkat kelas, dengan
kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara
jenjang pendidikan dengan pekerjaan.5

Kesinambungan berarti adanya saling hubungan antara berbagai macam


tingkat dan jenis dari program pendidikan ataupun bidang studi. Terhubung
dengan perkembangan dan kegiatan belajar peserta didik berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang telah disediakan kurikulum
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas yang
lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang yang lainnya, serta antara
jenjang pendidikan dengan pekerjaan.6

5
Husni Mubarok, dkk. “Pengembangan Kurikulum”. 2018
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/55528000/MAKALAH_PENGEMBANGAN_KURIKULU
M.pdf.pdf?1515856673=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DPENGEMBANGAN_KURIKULUM_REVISI_MAKALAH.pdf&Expires=1615125563&Sig
nature=VAimJGA4qxIJral5oMcSiS7U9xQeunx7s6jYcOBoX3AZrKfGH1kVmoHdcgVHpoRDQy
ty~8VblL6qxQX9oMmaEhiN~nPTuDViBP6P7WBlXiR5N7ajromJubdtP9NDJnqoq0JHt85p22vc
338fC7jfz77wLbtz2qvATZ65WIyYdtaKhedNaBsOEd5TOA97~2~EX12FHH1LMrf5kb-
To0UsC3LSJumh~y5zB9ATDVrwUZtKnLA0xU92oEYTXHpGpbw-
i~IPufXs01IQabYpdi0jT503GhSziYJxI-PUINmCY6G8mrEteQrHCo-
LT4nstyxlGx8MW3jcoHmm6aIJc0gUvw__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA.
6
Rosichin Mansur, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural (Suatu
Prinsip-prinsip Pengembangan)”, Vol.2, No.2, November 2016.
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/viewFile/165/165.

10
D. Fleksibilitas
Kurikulum bertujuan untuk mempersiapkan anak untuk kehidupan
sekarang dan yang yang akan datang dimana saja, dan bagi mereka
(peserta didik) yang berlatar belakang dan memiliki kemampuan berbeda.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu, kemampuan,
dan latar belakang anak.
Dengan berpedoman pada prinsip fleksibilitas, berarti kurikulum
diharapkan dapat memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan
guru dalam mengembangkan program pembelajaran. Sehingga kemudian
guru memliki kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sesuai
minat, kebutuhan peserta didik, dan kebutuhan daerah lingkungannya.
Prinsip fleksibilitas ini juga memungkinkan peserta didik dalam memiilih
program pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan, dan
lingkungan dengan membuka program-program pendidikan kejuruan
misalnya jurusan, program spesialisasi maupu program keterampilan.7

E. Berpusat Pada Potensi


Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral sebagai subjek belajar untuk mengembangkan
kompetisinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa keoada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cekatan, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang baik.8 Keberhasilan proses
pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana materi pelajaran telah
disampaikan guru, akan tetapi sejauh mana peserta didik telah berhasil
menguasai materi yang telah disampaikan. Lebih baik lagi jika materi
dikuasai dengan cara beraktivitas mencari dan menemukan sendiri

7
Baderiah. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo,
Desember 2018), hal. 45.
8
Akhmad Sudrajat, “Prinsip Pengembangan Kurikulum”, https://akhmadsudrajat-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-
pengembangan-kurikulum (diakses pada 09 Maret 2021).

11
pengetahuan yang ingin dikuasainya. Inilah makna pembelajaran yang
menekankan pada proses (process oriented).9

F. Perkembangan
Kurikulum sebagai program/rencana pembelajaran harus mampu
mengembangkan peserta didik dalam aspek;
1. Mengembangkan kemampuan sosial
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang mana
membutuhkan komunikasi dan bantuan orang lain. Kurikulum
hendaknya bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektual,
akan tetapi juga yang berkaitan dengan kemampuan sosial. Kurikulum
harus seimbang dalam mengembangkan dua aspek kemampuan ini.
2. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah siswa
Perkembangan peradaban manusia saat ini didorong oleh
keingintahuan manusia. Oleh karena itu proses pembelajaran harus
mampu melatih kepekaan dan keingintahuan setiap individu terhadap
kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya.
3. Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran
harus dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan kamampuan
memecahkan masalah. Peserta didik diharapkan menjadi manusia kritis
yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, bukan hanya
sekedar menerima informasi tanpa dapat memahami manfaat informasi
yang diperolehnya.
4. Mengembangkan kreativitas
5. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
Kehidupan globalisasi saat ini yang notabene banyak menggunakan
teknologi dalam banyak aspek, mulai dari teknologi sederhana sampai
penggunaan alat-alat tranportasi dan komunikasi mengharuskan
manusia beradaptasi dengan segala kecanggihan ini. Karena itu, hal ini
harus menjadi pertimbangan dalam merumuskan sebuah kurikulum.
9
Asep Herry Hermawan dan Dewi Andriyani, Modul: Hakikat Kurikulum dan Pembelajaran, Hal.
27.

12
Pendidikan dituntuk untuk dapat membekali setiap individu agar
mampu memanfaatkan segala macam teknologi ini dengan baik.10

BAB III
PENUTUP
10
Asep Herry Hermawan dan Dewi Andriyani, Modul: Hakikat Kurikulum dan Pembelajaran, Hal.
29.

13
Pengembangan kurikulum merupakan aktivitas untuk menciptakan kurikulum
baru lewat langkah-langkah penataan kurikulum atas dasar hasil evaluasi yang
dicoba sepanjang periode waktu tertentu. Sedangkan kata prinsip dapat diartikan
sebagai asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, dab bertindak.
Sehingga jika ditarik maka gabungan dari dua kata tersebut, prinsip
pengembangan kurikulum adalah berbagai hal mendasar yang dijadikan patokan
dalam menentukan berbagai tindakan yang terkait dengan pengembangan
kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

14
Prasetyo, Arif Rahman dan Tasman Hamani. Mei 2020. “Prinsip-Prinsip dalam
Pengembangan Kurikulum”. Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan.
Vol. 8. No. 1 (Hal: 44-55) https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa
Shofiyah. Juli-Desember 2018. “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”. Jurnal Edureligia. Vol.2.
No.2. file:///C:/Users/User/Downloads/464-906-1-SM.pdf.
Rosichin Mansur. November 2016. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Multikultural (Suatu Prinsip-prinsip Pengembangan)”. Vol.2. No.2.
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/viewFile/165/165.

Baderiah. Desember 2018. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Palopo:


Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo.

Hermawan, Asep Herry dan Dewi Andriyani. Modul: Hakikat Kurikulum dan
Pembelajaran.

Akhmad Sudrajat, “Prinsip Pengembangan Kurikulum”, https://akhmadsudrajat-


wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-
pengembangan-kurikulum (diakses pada 09 Maret 2021).

Husni Mubarok, dkk. “Pengembangan Kurikulum”. 2018


https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/55528000/MAKALAH_PENGEMBANGA
N_KURIKULUM.pdf.pdf?1515856673=&response-content-disposition=inline
%3B+filename
%3DPENGEMBANGAN_KURIKULUM_REVISI_MAKALAH.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai