Anda di halaman 1dari 11

INOVASI KURIKULUM

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu : Dr. Zulkifli, MA

Di Susun Oleh:

Kelompok 3

Hegar Ath Thaariq (2186208018)

Khairunnisa Nabilah (2186208056)

Dwi Sekarwati (2186208022)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara tata bahasa, prinsip mempunyai arti asas, dasar, keyakinan dan
pendirian. Dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa kata prinsip menunjuk
pada hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur
dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan
kondisi yang sama. Pengembangan secara tata bahasa mempunyai arti proses, cara,
dan perbuatan mengembangkan. Dapat kita pahami, bahwa pengembangan harus
dilakukan secara seksama, melalui proses yang semestinya dengan cara yang baik dan
benar, agar menghasilkan dimensi hasil yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang luas, yang di dalamnya
mencakup perencanaan, penerapan dan evaluasi. Dengan melalui tahap-tahap
tersebut, akan di hasilkan suatu kurikulum yang baru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip pengembangan kurikulum ?
2. Apa saja Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
3. Apa saja macam-macam prinsip pengembangan kurikulum ?

2
BAB II
PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang mana ilmu pengetahuan


harus ditempuh oleh peserta didik untuk mencapai tingkat tertentu atau untuk
mendapatkan ijazah.1 Kurikulum merupakan program pendidikan bukan program
pengajaran, yaitu program yang direncanakan serta dilaksanakan untuk berbagai
macam materi pelajaran juga pengalaman belajar yang berasal dari masa lalu,
sekarang maupun waktu yang akan datang. Beberapa materi tersebut
dilaksanakan secara sistematis, artinya dilakukan dengan melibatkan beberapa
faktor pendidikan dengan harmonis. Berbagai program yang ada harus sesuai
dengan peraturan yang berjalan saat ini, dalam artian wajib sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, GBHN, UU SISDIKNAS, PP No. 27 dan 30 budaya (adat
istiadat) dan sebagainya. Program itu akan dijadikan pegangan bagi tenaga
pendidik maupun peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran agar
dapat mencapai cita-cita yang diharapkan sesuai dengan yang tertera pada tujuan
pendidikan.2 dalam bahasa, prinsip adalah asas, basic (dasar), yakin, dan
pendirian. Dari pengertian ini tersirat makna bahwa kata prinsip menunjuk pada
suatu hal yang sangat urgen, dasar, juga wajib diperhatikan, mempunyai sifat
mengatur juga mengarahkan sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada
situasi dan kondisi yang serupa. Penjelasan dan arti prinsip ini menunjukkan
bahwa prinsip ini mempunyai fungsi yang sangat urgen (penting) dalam
kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Pada dasarnya pemahaman terhadap
prinsip, manusia bisa membuat hal tersebut lebih efektif dan efisien. Prinsip juga
mencerminkan hakikat yang dikandung oleh sesuatu, baik dalam dimensi proses
maupun dimensi hasil, dan bersifat memberikan rambu-rambu atau aturan main

1
Robert Zais, Curriculum Principles and Fondations” (The University of Chicago Press, 1976),
38
2
Ibid., 3

3
yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.3 Pengertian dan fungsi
prinsip di atas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan arti dan fungsi prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
menunjukkan pada suatu pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan
patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan
kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning).
Prinsip-prinsip tersebut menggambarkan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri.

B. Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum

Menurut Oliva setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan


kurikulum, yaitu :
1) Data empiris (empirical data )
2) Data eksperimen (eksperimen data)
3) Cerira atau legenda yang hidup dimasyarakat (folklore of currukulum)
4) Akal sehat ( common sense)

Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti


efektif, data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data
hasil temuan penelitian merupakan data yang di pandang valid dan reliaple,
sehingga tingkat kebenaran lebih meyakinkan untuk di jadikan prinsip dalam
pengembangan kurikulum. Namun demikian fakta kehidupan, data hasil
penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas.

Disamping itu banyak data-data lainya yang diperoleh bukan dari hasil
penelitian yang di gunakan juga terbukti efektif untuk memecahkn masalah-
masalah kehidupan yang kompleks diantaranya yaitu adat kebiasaan yang hidup
dimasyarakat (folklore of currikulum) dan hasil pertimbangan dan penilaian akal
pikiran (common sense). Bahkan data yang diperoleh dari penelitian sendiri

3
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), 64

4
digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih
dahulu.

C. Macam–macam Prinsip Pengembangan Kurikulum

Seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa prinsip


yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan itu memenuhi
harapan siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat pengguna. dan tentunya
pemerintah. Beberapa prinsip umum yang digunakan dalam pengembangan
kurikulum, antara lain prinsip berorientasi pada tujuan, relavansi, efektivitas,
efisensi, kontinuitas, fleksibilitas, sinkronisasi, dan demokrasi.

1. Prinsip berorientasi pada tujuan

Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen tujuan, materi, metode,


dan evaluasi. Komponen tujuan merupakan fokus bagi komponen-komponen
lainnya dalam pengembangan sistem tersebut. Ini berarti pengembangan
kurikulum harus berorientasi pada tujuan. Prinsip ini menegaskan bahwa tujuan
merupakan arah bagi pengembangan komponen-komponen lainnya dalam
pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan hurikulum harus jelas, artinya tujuan
kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum
untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan
operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai
aspek domain tujuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini perlu
diperhatikan agar keluaran yang dihasilkan menguasai ketiga aspek domain
tujuan tersebut secara utuh.

2. Prinsip Relavansi

Dalam Oxford Advanced Dictionary Of Curren English, kata relevansi atau


relevan mempunyai arti (closely) connected with what is happening, yakni

5
kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan
pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara (program) pendidikan dengan
tuntutan kehidupan masyarakat (the needs of society). Pendidikan dikatakan
relevan bila hasil yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang. 4
Prinsip relevansi ini ada dua jenis, yaitu relevan eksternal (external relevance)
dan relevan internal (internal relevance). Relevansi eksternal artinya kurikulum
harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dan
tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang
diprediksi pada masa yang akan datang. Sedangkan relevansi internal, yaitu
kesesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu
sistem yang dibangun oleh subsistem atau komponen, yaitu tujuan, isi-metode,
dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa.5

Soetopo & Soemanto sebagaimana dikutip oleh Abdullah Idi,


mengungkapkan relevansi sebagai berikut: pertama, relevansi pendidikan
dengan lingkungan anak didik. Relevansi ini memiliki arti bahwa dalam
pengembangan kurikulum, termasuk alam menentukan bahan pengajaran
(subject Matters), hendaknya disesuaikan dengan kehidupan nyata anak didik.
Kedua: relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang. Materi atau
bahan yang diajarkan kepada anank didik hendaklah memberi manfaat untuk
persiapan masa depan anak didik. Karenanya, keberadaan kurikulum disini
bersifat antisipasi dan memiliki nilai prediksi secara tajam dan perhitungan.
Ketiga: relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Keempat: relevansi pendidikan
dengan ilmu pengetahuan. Kemajuan pendidikan juga membuat maju ilmu
pengetahuan dan teknologi.6 Banyak negara yang tadinya miskin sekarang
menjadi kaya. Seperti, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan lain-lain.

4
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2014), 143
5
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada. 2012), 71
6
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2014), 143

6
Semua ini disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program
pendidikan (kurikulum) hendaknya mampu memberikan peluan pada anak didik
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, selalu
mengembangkannya dan tidak cepat berpuas diri, serta selalu sipa menjadi
pelopor dalam penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.7

3. Prinsip Efektivitas

Prinsip ini menunjukkan pada suatu pengertian bahwa kerikulum selalu


beriorentasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum merupakan
instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan
apa yang ingin dicapai harus jelas.8 Dalam proses pendidikan, efektifitasnya
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
1) Efektifitas mengajar pendidikan berkaitan dengan sejauh mana kegiatan
belajar mengajar yan telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
2) Efektifitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan
pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar
yang telah dilaksanakan.9
Efektifitas belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempunyai keterkaitan erat
antara pendidik dan anak didik. Kepincangan salah satunya akan membuat
terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan, atau efektifitas belajar mengajar
tidak tercapai. Faktor pendidik dan anak didik, serta perangkat-perangkat lainnya
yang bersifat operasional, sangat penting dalam hal efektifitas proses pendidikan
atau pengembangan kurikulum.10

4. Prinsip Efisensi
7
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2014), 143
8
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada. 2012), 69
9
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2014), 144
10
Ibid.,143

7
Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan prinsip praktis, yaitu dapat
dan mudah diterapkan dilapangan. Krikulum harus bisa diterapkan dalam praktik
pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. 11 Prinsip efisiensi sering
kali dikonotasikan dengan prinsip ekonomi, yang berbunyi: dengan modal dan
biaya, tenaga dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai hasil yang
memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha,
biaya, waktu dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program
pengajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa seoptimal mungkin,
tentunya dengan pertimbangan yang rasional dan wajar

5. Prinsip Kontinuitas

Prinsip kontinuitas artinya kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan,


yang meliputi sinambung antarkelas maupun kebersinambungan antar jenjang
pendidikan.12 Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa
bisa maju secara berkesinambungan. Pendidikan pada kelas atau jenjang yang
lebih rendah harus menjadi dasar untuk dilanjutkan pada kelas dan jenjang di
atasnya. Dengan demikian, akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan
prasyarat awal siswa (prerequisite) untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adannya pengulangan-
pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over
laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu,
perlu adanya kerja sama di antara para pengembang kurikulum dari berbagai
kelas dan jenjang pendidikan.13

Prinsip berkesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan


adanya saling terkait antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan dan
11
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran,Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada. 2012), 69
12
Asrohah Hanun dan Alamsyah Anas Amin, Pengenbangan Kurikulum (Kopertais IV Press), 63
13
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran,Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada. 2012), 68

8
bidang studi.
1) Kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah. Bahan pelajaran
(subject matter) yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat
pendidikan sebelumnya atau dibawahnya. Bahan pelajaran yang telah
diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah tidak harus diajarkan
lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga terhindar dari
tumpang tindih dalam pengaturan bahan dalam proses belajar mengajar.
2) Kesinambungan di antara berbagai bidang studi Kesinambungan
diberbagai bidang studi menunjukkan bahwa dalam pengembangan
kurikulum harus memerhatikan hubungan antara bidang studi yang satu
dengan yang lainnya. Misalnya, untuk mengubah angka temperatur dari
skala Celcius ke skala Fahrenheit dalam IPA diperlukan keterampilan
dalam pengalian pecahan. Karenanya, pelajaran mengenai bilangan
pecahan tersebut hendaknya sudah diberikan sebelum anak didik
mempelajari cara mengubah temperatur itu.14

6. Prinsip Fleksibelitas

Fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak yang
memberikan kebebasan dalam bertindak. Didalam kurikulum, fleksibilitas dapat
dibagi menjadi dua macam:

1) Fleksibilitas dalam memilih proram pendidikan.


Fleksibilitas disini maksudnya adalah bentuk pengadaan program-
program pilihan yang dapat berbentuk jurusan, program spesialisasi,
ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih
anak didik atas dasar kemampuan dan minatnya.

14
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2014), 145

9
2) Fleksibelitas dalam pengembangan program pengajaran
Fleksibilitas disini maksudnya adalah dalam bentuk memberikan
kesempatan kepada para pendidik dalam mengembangkan sendiri
program-program pengajaran dengan berpatok pada tujuan dan bahan
pengajaran didalam kurikulum yang masih bersifat umum.15

7. Prinsip Sinkronsasi

Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar semua kegiatan


kurikuler, ekstrakulrikuler dan kokurikuler serta pengalaman belajar
lainnyadapat selaras, serasi, seimbang, searah dan setujuan. Jangan sampai
terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan dan mematikan
kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya termasuk kegiatan ekstra dan kokulikuler.

8. Prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi memiliki arti bahwa dalam pengembangan kurikulum


harus dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap
kemampuan, menjunjung tinggi keadilan, menerapkan persamaan kesempatan,
dan memperhatikan keragaman peserta didik. Dalam praktiknya, pengembangan
kurikulum hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insane yang harus
dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan
potensinya.16

15
Ibid.,146
16
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012),35

10
DAFTAR PUSTAKA

Robert Zais, Curriculum Principles and Fondations” (The University of


Chicago Press, 1976)

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan


Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012)

Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik, (Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada, 2014)

Asrohah Hanun dan Alamsyah Anas Amin, Pengenbangan Kurikulum


(Kopertais IV Press)

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2012)

11

Anda mungkin juga menyukai