Disusun oleh :
Puji Syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ ala yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayahnya kepada kita semua. Semoga Solawat dan salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Telah kami susun sebuah makalah dengan
tema kewajiban dan hikmah bekerja
Makalah ini penulis buat selain bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
kepada kami, juga untuk menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa maupun umum seputar
dunia pendidikan khususnya pada pendidikan islam.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Agus Salim S.Ag, M. pd selaku
dosen pengampu mata kuliah, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat
menyusun makalah ini dengan baik. Sekalipun telah berusaha dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan bahwa ada kekurangan pada buku ini. Maka kami sebagai penulis mohon maaf
serta menerima saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa
dan juga para pembaca.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. 1. Pengertian Bekerja...................................................................................................................6
B. Falsafah bekerja...........................................................................................................................8
C. ciri etos kerja dalam islam...........................................................................................................8
D. Tujuan bekerja dalam islam.........................................................................................................9
1. Memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga..................................................................................9
2. Memenuhi ibadah dan kepentingan sosial....................................................................................9
E. Pekerjaan yang Diperbolehkan Islam.........................................................................................10
F. Pekerjaan yang Dilarang Islam..................................................................................................10
A. 2. Pengertian bertanggung jawab...................................................................................................11
B. Contoh Dan Hikmah perilaku bekerja............................................................................................11
1. Contoh perilaku bekerja.............................................................................................................11
o Memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja................................................................................11
o Tidak menunda-nunda setiap pekerjaan.........................................................................................11
o Tidak mengenal putus asa sebelum melakukan pekerjaan.............................................................11
o Pekerjaan dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh............................................................11
o Pekerjaan dilakukan dengan tuntas................................................................................................11
2. Hikmah perilaku bekerja keras..................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya
melalui bekerja manusia akan berusaha memperoleh harta kekayaan. Karena tanpa berusaha
manusia tidak akan mendapatkan apa-apa.
Rasulullah SAW menyeru umatnya untuk bekerja, seperti tercantum pada ayat dalam
Qur’an (QS. Saba’ [34]:13) yang berbunyi: “Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur
(kepada Allah) dan sedikit sekali dari hamba- hambaKu yang berterimakasih.” (QS. Saba’ [34]:
13)
Disebutkan pula dalam hadits: (Dari Abu Hurairah RA. Bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Demi Dzat yang diriku ada ditanganNya, bahwa jika salah seorang diantara kalian
mengambil tali lalu pergi ke gunung untuk mengambil kayu bakar lalu dipikulnya pada
punggungnya, itu lebih baik batinya daripada ia meminta- minta pada orang baik orang tersebut
memberinya atau menolaknya”) (HR. Bukhari).
Bekerja merupakan fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, sehingga
bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman dan tauhid dapat meningkatkan martabat
manusia sebagai hamba Allah yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari curahan
mensyukuri nikmat-Nya. Apabila bekerja itu merupakan fitrah manusia, jelaslah bahwa manusia
yang enggan bekerja, malas dan tidak menyatakan keinginan dalam bentuk amal yang kreatif,
sesungguhnya dia melawan fitrah dirinya sendiri dan menurunkan derajatnya sebagai manusia ke
tingkat lebih hina dari pada hewan.
Dalam Islam, bekerja merupakan perintah dari Allah. Apalagi kerja yang bertujuan
mengharap ridha Allah, ia bernilai ibadah. Dalam hal ini, Islam sangat memandang rendah
kepada ummat yang bersikap bermalas-malasan dan tidak mau bekerja. Karena hal itu
merupakan sifat mazmumah (tercela).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Bekerja Dalam Islam?
2. Apa yang dimaksud falsafah dalam bekerja
3. Bagaimana ciri etos kerja muslim?
4. Bagaimana tujuan bekerja dalam islam?
5. Bagaimana kewajiban bekerja keras dan bertanggung jawab?
6. Contoh dan hikmah dalam berperilaku bekerja?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengertian bekerja dalam islam
2. Mengetahui falsafah bekerja
3. Mengetahui ciri etos kerja muslim
4. Memahami tujuan bekerja dalam islam
5. Memahami kewajiban untuk bekerja keras dan bertanggung jawab
6. Mengidentifikasi contoh dan hikmah dalam perilaku bekerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. 1. Pengertian Bekerja
Bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan
mengerahkan seluruh aset, pikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan
arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairu ummah) atau dengan kata lain dapat juga
kita katakan, Bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.
Kerja adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan fisik,
psikologis, maupun sosial. Dengan pekerjaan manusia akan memperoleh kepuasan-kepuasan
tertentu yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan rasa aman, serta kebutuhan sosial dan
kebutuhan ego.
Selain itu kepuasan seseorang terhadap pekerjaan juga diperoleh melalui berbagai bentuk
kepuasan yang dapat dinikmati diluar kerja, misalnya kepuasan sewaktu bekerja, menikmati
liburan, dan yang lebih mendasar lagi dapat menghidupi diri dan keluarga.
Bekerja merupakan bentuk ibadah seorang hamba kepada Rabbnya, dengan tujuan
mendapatkan ridha Allah SWT. Islam tidak menyuruh umatnya untuk berdiam diri,
menganggur, meminta-minta serta menjadi beban bagi orang lain, bahkan Islam menyeru
umatnya untuk menjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain, seperti pada hadist yang
sangat familiar dalam benak kita yaitu hadits Bukhari disebutkan bahwa “sebaik- baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya”. Hadits tersebut menunjukkan bahwa
dalam aktivitas apapun seorang dikatakan paling baik adalah seorang yang bermanfaat bagi
orang lain, entah itu diwujudkan dalam hal ta’awun.
Selain itu, kerja adalah aktivitas yang mendapat dukungan sosial dan individu itu sendiri.
Dukungan sosial itu dapat berupa penghargaan masyarakat terhadap aktivitas kerja yang
ditekuni. Sedangkan dukungan individu dapat berupa kebutuhan-kebutuhan yang
melatarbelakangi aktivitas kerja. Seperti kebutuhan untuk aktif, untuk berproduksi, berkreasi,
untuk memperoleh pengakuan dari orang lain, memperoleh prestise serta kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Bekerja merupakan kegiatan pokok dari suatu aktivitas kemanusiaan yang dapat
dibagi menjadi sejumlah dimensi, yaitu dimensi Fisiologis dimensi psikologis, dimensi ikatan
sosial dan ikatan kelompok, dimensi ekonomi, dimensi kekuasaan, serta dimensi kekuasaan
ekonomi.
1. Dimensi Fisiologis
Dimensi Fisiologi adalah dimensi yang memandang bahwa manusia bukanlah mesin.
Manusia dalam bekerja tidak dapat disamakan dengan mesin.
2. Dimensi Psikologis
Dimensi Psikologis merupakan suatu dimensi dimana kerja disamping merupakan beban,
juga merupakan suatu kebutuhan. Dengan demikian bekerja juga merupakan upaya
pengembangan kepribadian.
Dimensi kekuasaan dalam bekerja selalu ada, terutama jika seseorang bekerja dalam suatu
organisasi kerja. Bagaimanapun setiap pekerjaan dalam ruang lingkup suatu organisasi kerja
selalu ada wewenang pribadi. Dalam organisasi kerja, pekerjaan harus di susun sedemikian
rupa, sehingga ada jadwal, jelas pendelegasian wewenangnya. Semua ini menyangkut masalah
kekuasaan.
Dimensi kekuasaan ekonomi menerapkan bahwa setiap orang dalam pekerjaan akan
memberikan sumbangan berdasarkan pada apa yang sudah mereka lakukan. Secara hakiki
bekerja seorang muslim merupakan ibadah bukti pengabdian dan rasa syukurnya untuk
mengolah dan memenuhi panggilan Ilahi agar mampu menjadi yang terbaik karena mereka sadar
bahwa bumi diciptakan sebagai ujian bagi mereka yang memiliki etos yang terbaik.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan apa-apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya,
supaya Kami menguji mereka siapakah yang terbaik amalnya”. (Al-Kahfi: 7) Karena kebudayaan
kerja Islami bertumpu pada akhlaqul karimah umat Islam akan menjadikan akhlak sebagai energi batin
yang terus menyala dan mendorong setiap langkah kehidupannya dalam koridor jalan yang lurus.
B. Falsafah bekerja
Rezeki adalah urusan Allah, manusia hanya wajib berusaha sekuat tenaga dan jangan
sampai kita merasa angkuh setelah mendapatkan rezeki yang banyak, karena meskipun telah
berusaha semaksimal mungkin, tanpa campur tangan Allah tidak mungkin rezeki itu akan
menghampiri kita.
Orang yang melakukan kerja apa saja, masih melihat pada imbalan kerja (upah) yang
mereka terima, tanpa memikirkan apakah imbalan itu baik dan halal. sabda Rasulullah Saw:
“Berikanlah upah kepada pekerja, Sebelum kering keringatnya”
ini berarti bahwa yang dimaksud pekerjaan yang mendapatkan upah itu ialah pekerjaan
yang memeras otak atau tenaga. Sedangkan pekerjaan dalam bentuk apapun yang tidak
menimbulkan suatu tanggung jawab atau tidak mencucurkan keringat, atau tidak perlu harus
berusaha payah maka tidak halal anda menerima upah dan imbalan.
Banyak sekali lapangan pekerjaan yang tersedia untuk manusia. Semakin maju peradaban
manusia semakin bertambahlah jenis profesi atau pekerjaannya. Jenis pekerjaan yang
diperbolehkan Islam antara lain:
1. Meminta-minta
2. Perjudian
3. Pelacuran
4. Mencuri dan merampok
5. Mencari pekerjaan dengan suap
6. Bekerja pada perusahaan terlarang
7. Riba
8. Mengurangi timbangan dengan curang
9. Produksi dan jual beli barang haram
10. Memonopoli dan penimbunan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerja adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan fisik,
psikologis, maupun sosial. Selain itu, kerja adalah aktivitas yang mendapat dukungan sosial
dan individu itu sendiri. Manusia diwajibkan untuk berusaha, bukan menunggu karena Allah
tidak menurunkan harta benda, iptek dan kekuasaan dari langit melainkan manusia harus
mengusahakannya sendiri. Manusia harus menyadari betapa pentingnya kemandirian
ekonomi bagi setiap muslim. Kemandirian atau ketidak ketergantungan kepada belas kasihan
orang lain ini mengandung resiko, bahwa umat Islam wajib bekerja keras. Dan syarat itu
adalah memahami konsep dasar bahwa bekerja merupakan ibadah. Dengan pemahaman ini,
maka akan terbangun etos kerja yang tinggi.
Tujuan bekerja menurut Islam ada dua, yaitu memenuhi kebutuhan sendiri dan
keluarga, dan memenuhi ibadah dan kepentingan sosial. Islam menjunjung tinggi nilai kerja,
tetapi Islam juga memberi balasan dalam memilih jenis pekerjaan yang halal dan haram.
B. Saran
Berdasarkan kajian yang telah dijabarkan dalam makalah ini, alangkah baiknya jika
para pembaca turut mewujudkan akhlak mulia yang dicintai Allah seperti bekerjakeras dan
bertanggung jawab. Selain itu, kami dengan lapang hati menerima kritik dan saran terhadap
isi makalah ini demi memuat ilmu yang lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
KH. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 2002,
hlm. 2-26
Prof. Dr. Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, Jiwa dan Semangat Islam, Gema Insani
Press, Jakarta, 1992, hlm. 36-38