Anda di halaman 1dari 15

KEWAJIBAN DAN HIKMAH BEKERJA

Dosen Pengampu: Bapak Agus Salim S.Ag, M. pd

Disusun oleh :

Rudi Riswandi (2186208149)

Abu Husairi (2186208057)

Kavela Rianggi Ramadhan (2186208119)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
Jalan Perintis Kemerdekaan I Babakan No.33, RT.007/RW.003, Cikokol, Kec. Tangerang, Kota
Tangerang, Banten 15118
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin

Puji Syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ ala yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayahnya kepada kita semua. Semoga Solawat dan salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Telah kami susun sebuah makalah dengan
tema kewajiban dan hikmah bekerja

Makalah ini penulis buat selain bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
kepada kami, juga untuk menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa maupun umum seputar
dunia pendidikan khususnya pada pendidikan islam.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Agus Salim S.Ag, M. pd selaku
dosen pengampu mata kuliah, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat
menyusun makalah ini dengan baik. Sekalipun telah berusaha dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan bahwa ada kekurangan pada buku ini. Maka kami sebagai penulis mohon maaf
serta menerima saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa
dan juga para pembaca.

Tangerang, 22 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. 1. Pengertian Bekerja...................................................................................................................6
B. Falsafah bekerja...........................................................................................................................8
C. ciri etos kerja dalam islam...........................................................................................................8
D. Tujuan bekerja dalam islam.........................................................................................................9
1. Memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga..................................................................................9
2. Memenuhi ibadah dan kepentingan sosial....................................................................................9
E. Pekerjaan yang Diperbolehkan Islam.........................................................................................10
F. Pekerjaan yang Dilarang Islam..................................................................................................10
A. 2. Pengertian bertanggung jawab...................................................................................................11
B. Contoh Dan Hikmah perilaku bekerja............................................................................................11
1. Contoh perilaku bekerja.............................................................................................................11
o Memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja................................................................................11
o Tidak menunda-nunda setiap pekerjaan.........................................................................................11
o Tidak mengenal putus asa sebelum melakukan pekerjaan.............................................................11
o Pekerjaan dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh............................................................11
o Pekerjaan dilakukan dengan tuntas................................................................................................11
2. Hikmah perilaku bekerja keras..................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya
melalui bekerja manusia akan berusaha memperoleh harta kekayaan. Karena tanpa berusaha
manusia tidak akan mendapatkan apa-apa.

Rasulullah SAW menyeru umatnya untuk bekerja, seperti tercantum pada ayat dalam
Qur’an (QS. Saba’ [34]:13) yang berbunyi: “Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur
(kepada Allah) dan sedikit sekali dari hamba- hambaKu yang berterimakasih.” (QS. Saba’ [34]:
13)

Disebutkan pula dalam hadits: (Dari Abu Hurairah RA. Bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Demi Dzat yang diriku ada ditanganNya, bahwa jika salah seorang diantara kalian
mengambil tali lalu pergi ke gunung untuk mengambil kayu bakar lalu dipikulnya pada
punggungnya, itu lebih baik batinya daripada ia meminta- minta pada orang baik orang tersebut
memberinya atau menolaknya”) (HR. Bukhari).

Bekerja merupakan fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, sehingga
bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman dan tauhid dapat meningkatkan martabat
manusia sebagai hamba Allah yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari curahan
mensyukuri nikmat-Nya. Apabila bekerja itu merupakan fitrah manusia, jelaslah bahwa manusia
yang enggan bekerja, malas dan tidak menyatakan keinginan dalam bentuk amal yang kreatif,
sesungguhnya dia melawan fitrah dirinya sendiri dan menurunkan derajatnya sebagai manusia ke
tingkat lebih hina dari pada hewan.

Dalam Islam, bekerja merupakan perintah dari Allah. Apalagi kerja yang bertujuan
mengharap ridha Allah, ia bernilai ibadah. Dalam hal ini, Islam sangat memandang rendah
kepada ummat yang bersikap bermalas-malasan dan tidak mau bekerja. Karena hal itu
merupakan sifat mazmumah (tercela).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Bekerja Dalam Islam?
2. Apa yang dimaksud falsafah dalam bekerja
3. Bagaimana ciri etos kerja muslim?
4. Bagaimana tujuan bekerja dalam islam?
5. Bagaimana kewajiban bekerja keras dan bertanggung jawab?
6. Contoh dan hikmah dalam berperilaku bekerja?

C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengertian bekerja dalam islam
2. Mengetahui falsafah bekerja
3. Mengetahui ciri etos kerja muslim
4. Memahami tujuan bekerja dalam islam
5. Memahami kewajiban untuk bekerja keras dan bertanggung jawab
6. Mengidentifikasi contoh dan hikmah dalam perilaku bekerja
BAB II

PEMBAHASAN

A. 1. Pengertian Bekerja
Bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan
mengerahkan seluruh aset, pikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan
arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairu ummah) atau dengan kata lain dapat juga
kita katakan, Bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.

Kerja adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan fisik,
psikologis, maupun sosial. Dengan pekerjaan manusia akan memperoleh kepuasan-kepuasan
tertentu yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan rasa aman, serta kebutuhan sosial dan
kebutuhan ego.

Selain itu kepuasan seseorang terhadap pekerjaan juga diperoleh melalui berbagai bentuk
kepuasan yang dapat dinikmati diluar kerja, misalnya kepuasan sewaktu bekerja, menikmati
liburan, dan yang lebih mendasar lagi dapat menghidupi diri dan keluarga.

Bekerja merupakan bentuk ibadah seorang hamba kepada Rabbnya, dengan tujuan
mendapatkan ridha Allah SWT. Islam tidak menyuruh umatnya untuk berdiam diri,
menganggur, meminta-minta serta menjadi beban bagi orang lain, bahkan Islam menyeru
umatnya untuk menjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain, seperti pada hadist yang
sangat familiar dalam benak kita yaitu hadits Bukhari disebutkan bahwa “sebaik- baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya”. Hadits tersebut menunjukkan bahwa
dalam aktivitas apapun seorang dikatakan paling baik adalah seorang yang bermanfaat bagi
orang lain, entah itu diwujudkan dalam hal ta’awun.

Selain itu, kerja adalah aktivitas yang mendapat dukungan sosial dan individu itu sendiri.
Dukungan sosial itu dapat berupa penghargaan masyarakat terhadap aktivitas kerja yang
ditekuni. Sedangkan dukungan individu dapat berupa kebutuhan-kebutuhan yang
melatarbelakangi aktivitas kerja. Seperti kebutuhan untuk aktif, untuk berproduksi, berkreasi,
untuk memperoleh pengakuan dari orang lain, memperoleh prestise serta kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Bekerja merupakan kegiatan pokok dari suatu aktivitas kemanusiaan yang dapat
dibagi menjadi sejumlah dimensi, yaitu dimensi Fisiologis dimensi psikologis, dimensi ikatan
sosial dan ikatan kelompok, dimensi ekonomi, dimensi kekuasaan, serta dimensi kekuasaan
ekonomi.

1. Dimensi Fisiologis
Dimensi Fisiologi adalah dimensi yang memandang bahwa manusia bukanlah mesin.
Manusia dalam bekerja tidak dapat disamakan dengan mesin.
2. Dimensi Psikologis

Dimensi Psikologis merupakan suatu dimensi dimana kerja disamping merupakan beban,
juga merupakan suatu kebutuhan. Dengan demikian bekerja juga merupakan upaya
pengembangan kepribadian.

3. Dimensi Ikatan Sosial dan Kelompok


Pekerjaan dapat menjadi pengikat sosial dan kelompok karena pekerjaan akan dapat
menjadi cara seseorang untuk memasuki suatu ikatan kelompok tertentu. Dengan pekerjaannya
seseorang dapat menyatakan tentang bagaimana status yang dimilikinya.
4. Dimensi Ekonomi
Dimensi ekonomi mengandung pengertian bahwa pekerjaan merupakan sumber mata
pencaharian bagi seseorang. Pekerjaan dapat menjadi sumber kegiatan ekonomi untuk masa
sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Dengan adanya sumber penghasilan inilah
seseorang dapat hidup secara mandiri dan menghidupi keluarganya.
5. Dimensi Kekuasaan

Dimensi kekuasaan dalam bekerja selalu ada, terutama jika seseorang bekerja dalam suatu
organisasi kerja. Bagaimanapun setiap pekerjaan dalam ruang lingkup suatu organisasi kerja
selalu ada wewenang pribadi. Dalam organisasi kerja, pekerjaan harus di susun sedemikian
rupa, sehingga ada jadwal, jelas pendelegasian wewenangnya. Semua ini menyangkut masalah
kekuasaan.

6.  Dimensi Kekuasaan Ekonomi

Dimensi kekuasaan ekonomi menerapkan bahwa setiap orang dalam pekerjaan akan
memberikan sumbangan berdasarkan pada apa yang sudah mereka lakukan. Secara hakiki
bekerja seorang muslim merupakan ibadah bukti pengabdian dan rasa syukurnya untuk
mengolah dan memenuhi panggilan Ilahi agar mampu menjadi yang terbaik karena mereka sadar
bahwa bumi diciptakan sebagai ujian bagi mereka yang memiliki etos yang terbaik.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan apa-apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya,
supaya Kami menguji mereka siapakah yang terbaik amalnya”. (Al-Kahfi: 7) Karena kebudayaan
kerja Islami bertumpu pada akhlaqul karimah umat Islam akan menjadikan akhlak sebagai energi batin
yang terus menyala dan mendorong setiap langkah kehidupannya dalam koridor jalan yang lurus.

B. Falsafah bekerja
Rezeki adalah urusan Allah, manusia hanya wajib berusaha sekuat tenaga dan jangan
sampai kita merasa angkuh setelah mendapatkan rezeki yang banyak, karena meskipun telah
berusaha semaksimal mungkin, tanpa campur tangan Allah tidak mungkin rezeki itu akan
menghampiri kita.
Orang yang melakukan kerja apa saja, masih melihat pada imbalan kerja (upah) yang
mereka terima, tanpa memikirkan apakah imbalan itu baik dan halal. sabda Rasulullah Saw:
“Berikanlah upah kepada pekerja, Sebelum kering keringatnya”

ini berarti bahwa yang dimaksud pekerjaan yang mendapatkan upah itu ialah pekerjaan
yang memeras otak atau tenaga. Sedangkan pekerjaan dalam bentuk apapun yang tidak
menimbulkan suatu tanggung jawab atau tidak mencucurkan keringat, atau tidak perlu harus
berusaha payah maka tidak halal anda menerima upah dan imbalan.

o Kewajiban mencari rizki yang halal:


َ ‫ضةً بَ ْع َد ْالفَ ِر ْي‬
‫ض ِة‬ َ ‫طَلَبُ ْال َحالَ ِل فَ ِر ْي‬
“Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah”. (HR.
Thabrani dan Baihaqi)
o Ancaman terhadap orang yang tidak mau bekerja mencari yang halal
َ ‫اس َح ْس َر ٍة يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َر ُج ُل َك َس‬
‫بِ ِه النَّا َر‬ ‫ب َماالً ِم ْن َغ ْي ُر ِحلَّ ٍة فَ َذ َخ َل‬ ِ َّ‫َأ َش ُّد االن‬
“Orang yang paling rugi di hari kiamat kelak adalah orang yang mencari harta secara
tidak halal, sehingga menyebabkan ia masuk neraka”. (HR. Bukhari)

C. ciri etos kerja dalam islam


Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak dalam sikap dan
tingkah-lakunya yang dilandasi pada keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu
ibadah dan berprestasi itu indah. Ada semacam panggilan dari hatinya untuk terus menerus
memperbaiki diri, mencari prestasi bukan prestise, dan tampil sebagai bagian dari umat yang
terbaik (Khairu ummah).
Ciri etos kerja muslim:
1. Mereka kecanduan waktu
2. Mereka memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
3. Mereka kecanduan kejujuran
4. Mereka memiliki komitmen (Aqidah, Akad, I’tikad)
5. Istiqamah, kuat pendirian
6. Mereka kecanduan pendirian
7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan (challenge)
8. Memiliki sikap percaya diri
9. Kreatif
10. Bertanggung jawab
11. Bahagia karena melayani
12. Memiliki harga diri
13. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)
14. Berorientasi ke masa depan
15. Hidup berhemat dan efisien
16. Memiliki jiwa wiraswasta (entrepreneurship)
17. Memiliki insting bertanding (fastabiqul khairat)
18. Mereka kecanduan bekerja dan harus mencari ilmu
19. Memiliki semangat perantauan
20. Memperhatikan kesehatan dan gizi
21. Tangguh dan pantang menyerah
22. Memperkaya jaringan silaturahmi
23. Memiliki semangat perubahan (spirit of change).
24. Kerja keras bukan hanya dilakukan pada saat memulai saja, tetapi juga terus dilakukan
walaupun kita sudah berhasil. Lakukan perbaikan terus menerus, terhadap pekerjaan yang
telah lalu, jangan terlena karena keberhasilan.

D. Tujuan bekerja dalam islam


Bekerja bagi umat Islam tentu tidak hanya dilandasi oleh tujuan-tujuan yang bersifat
duniawi belaka. Lebih dari itu, bekerja adalah untuk beribadah. Bekerja akan memberikan
hasil. Hasil inilah yang memungkinkan kita dapat makan, berpakaian, tinggal di sebuah rumah,
memberi nafkah keluarga, dan menjalankan bentuk-bentuk ibadah lainnya secara baik.
“Bahwa Allah sangat mencintai orang-orang mukmin yang suka bekerja keras dalam
usaha mencari mata pencaharian”. (HR. Tabrani dan Bukhari)
“Dari ‘Aisyah (istri Rasulullah), Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang bekerja keras ia akan
diampuni Allah”.  (HR. Tabrani dan Bukhari)

1. Memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga


Bekerja menurut Islam adalah memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga termasuk istri,
anak-anak dan orang tua. Islam menghargai semua itu sebagai sedekah, ibadah, dan amal saleh.

2. Memenuhi ibadah dan kepentingan sosial


Bila bekerja dianggap sebagai ibadah yang suci, maka demikian pula harta benda yang
dihasilkannya. Alat-alat pemuas kebutuhan dan sumber daya manusia, melalui proses kerja
adalah hak orang-orang yang memperolehnya dengan kerja tersebut, dan harta benda itu
dianggap sebagai sesuatu yang suci. Jaminan atas hak milik perorangan, dengan fungsi sosial,
melalui institusi zakat, shadaqah, dan infaq, merupakan dorongan yang kuat untuk bekerja.
Dasarnya adalah penghargaan Islam terhadap upaya manusia.
E. Pekerjaan yang Diperbolehkan Islam
Pada dasarnya Islam menjunjung tinggi nilai kerja agar manusia dapat hidup sejahtera.
Namun kesejahteraan tidak mungkin tercapai tanpa adanya keadilan dan kebebasan individu
itu dibatasi oleh kebebasan individu yang lainnya. Setiap perbuatan yang mengganggu
kebebasan orang lain sama halnya berbuat ketidakadilan. Islam menghendaki kebebasan yang
harmonis yang mampu memacu kesejahteraan bersama. Maka disitulah perlunya aturan yang
jelas dan tegas, termasuk dalam bekerja.

Banyak sekali lapangan pekerjaan yang tersedia untuk manusia. Semakin maju peradaban
manusia semakin bertambahlah jenis profesi atau pekerjaannya. Jenis pekerjaan yang
diperbolehkan Islam antara lain:

1. Menjadi buruh, karyawan, pegawai   


2. Pertanian, peternakan, dan perikanan  
3. Perdagangan                                       
4. Pendidikan dan keguruan 
5. industri dan pakaian jadi.
6.  Pertambangan darat dan laut
7. Konstruksi dan pertukangan
8.    Jasa transportasi 
9.   Pengobatan 
Masih banyak jenis pekerjaan atau profesi lain yang diperbolehkan Islam. Jenis profesi
baru akan terus bertambah sesuai perkembangan peradaban manusia yang tiada hentinya.
Namun sebagai dasar pemikiran, semua profesi yang halal adalah yang tidak dilarang Islam.
Esensi larangan adalah karena pekerjaan itu dapat merugikan orang lain, mengandung
ketidakadilan, kezaliman atau dengan sengaja membantu orang melakukan perbuatan yang
haram.

F. Pekerjaan yang Dilarang Islam


Setiap usaha harus dilakukan menurut peraturan-peraturan yang berlaku agar tidak ada
individu-individu atau kelompok-kelompok yang dirugikan. Dalam usaha tidak boleh
menyimpang dari ketentuan-ketentuan umum yang berlaku dalam suatu negara. Setiap usaha
yang merugikan seseorang atau orang banyak atau melanggar Undang-Undang umum yang
berlaku di dalam suatu negara, dilarang oleh Islam dan hukumnya haram. Demikian pada
usaha-usaha maksiat atau yang membatu terjadinya maksiat, penipuan, dan pemaksaan.
Beberapa jenis pekerjaan yang dilarang Islam antara lain:

1. Meminta-minta                   
2. Perjudian                            
3. Pelacuran                            
4. Mencuri dan merampok     
5. Mencari pekerjaan dengan suap             
6. Bekerja pada perusahaan terlarang
7. Riba
8. Mengurangi timbangan dengan curang
9. Produksi dan jual beli barang haram
10. Memonopoli dan penimbunan

A. 2. Pengertian bertanggung jawab

o Sukses dalam meraih cita-


cita. Allah SWT mencintai
orang yang selalu bekerja
-------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Pengertian Bertanggung Jawab
Tanggung Jawab secara bahasa artinya keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Sehingga bertanggung jawab menurut KBBI adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Secara istilah tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan
yang disengaja maupun yangt tidak disengaja Bertanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Artinya bertanggung jawab itu sudah
merupakan bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan
tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas’uliyyah. Setiap
manusia harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam berperilaku,
bertutur kata, bertindak dan merencanakan sesuatu.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. al-Isra’/17:36:
ٰۤ ُ
‫ول ِٕىكَ َكانَ َع ْنهُ َم ْسـُٔوْ اًل‬ ‫ص َر َو ْالفَُؤ ا َد ُكلُّ ا‬
َ َ‫ك بِ ٖه ِع ْل ٌم ۗاِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.
pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.”
(Q.S. al-Isra’/17:36)

Contoh dan Hikmah Perilaku


Bekerja Keras
B. Contoh Dan Hikmah perilaku bekerja
1. Contoh perilaku bekerja
o Memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja.
o Tidak menunda-nunda setiap pekerjaan.
o Tidak mengenal putus asa sebelum melakukan pekerjaan.
o Pekerjaan dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.
o Pekerjaan dilakukan dengan tuntas.

2. Hikmah perilaku bekerja keras


o Bekerja keras akan membentuk diri menjadi pribadi bertanggung jawab dan disiplin
dalam melakukan hal apapun.
o Dicintai oleh ALLAH SWT karena termasuk ibadah. Jika ALLAH mencintainya,
maka niscaya ALLAH akan memberikan jalan keluar dari pemersalahan yang
dihadapi.
o Bahagia dalam hidup. Bekerja keras dapat membuat orang berfikir lebih positif
karena ia selalu percaya diri akan hal yang ingin diraihnya.
o Sukses meraih cita-cita. ALLAH SWT mencintai orang yang selalu bekerja keras,
maka dari itu ALLAH selalu meridhai pekerjaan tersebut sehingga bersama
kehendaknya kesuksesan akan tercapai.
o Menjadi dermawan dan rendah hati. Orang bekerja keras sangat memahami
perjuangan dalam meraih kesuksesan, sehingga ia akan menghargai semua hal yang
ada didunia ini dan tidak mudah besar hati.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerja adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan fisik,
psikologis, maupun sosial. Selain itu, kerja adalah aktivitas yang mendapat dukungan sosial
dan individu itu sendiri. Manusia diwajibkan untuk berusaha, bukan menunggu karena Allah
tidak menurunkan harta benda, iptek dan kekuasaan dari langit melainkan manusia harus
mengusahakannya sendiri. Manusia harus menyadari betapa pentingnya kemandirian
ekonomi bagi setiap muslim. Kemandirian atau ketidak ketergantungan kepada belas kasihan
orang lain ini mengandung resiko, bahwa umat Islam wajib bekerja keras. Dan syarat itu
adalah memahami konsep dasar bahwa bekerja merupakan ibadah. Dengan pemahaman ini,
maka akan terbangun etos kerja yang tinggi.
Tujuan bekerja menurut Islam ada dua, yaitu memenuhi kebutuhan sendiri dan
keluarga, dan memenuhi ibadah dan kepentingan sosial. Islam menjunjung tinggi nilai kerja,
tetapi Islam juga memberi balasan dalam memilih jenis pekerjaan yang halal dan haram.

B. Saran
Berdasarkan kajian yang telah dijabarkan dalam makalah ini, alangkah baiknya jika
para pembaca turut mewujudkan akhlak mulia yang dicintai Allah seperti bekerjakeras dan
bertanggung jawab. Selain itu, kami dengan lapang hati menerima kritik dan saran terhadap
isi makalah ini demi memuat ilmu yang lebih bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
KH. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 2002,
hlm. 2-26
Prof. Dr. Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, Jiwa dan Semangat Islam, Gema Insani
Press, Jakarta, 1992, hlm. 36-38

Drs. M. Thalib, Pedoman Wiraswasta dan manajemen Islami, CV. Pustaka Mantiq, Solo,


1992, hlm. 18-20

KH. Toto Tasmara, Ibid, hlm. 73-139

Al-Sumanto Alkindhi, Ibid, hlm. 43-47

Ibid, hlm. 80-110

Anda mungkin juga menyukai