dan Beretika
AHMAD SURYADI
CV Jejak, 2022
2 Ahmad Suryadi
Menjadi Guru Profesional dan Beretika
Copyright ©, 2022
Penulis:
Ahmad Suryadi, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-623-338-866-5
ISBN: 978-623-338-867-2 (PDF) ; Edisi Digital, 2022
Penerbit:
CV Jejak, anggota IKAPI
Redaksi:
Jln. Bojonggenteng Nomor 18, Kec. Bojonggenteng
Kab. Sukabumi, Jawa Barat 43353
Web : www.jejakpublisher.com
E-mail : publisherjejak@gmail.com
Facebook : Jejak Publisher
Twitter : @JejakPublisher
WhatsApp : +6281774845134
4 Ahmad Suryadi
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................... 3
DAFTAR ISI .......................................................................................... 4
BAB I KONSEP ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN ................. 7
A. Pengertian Etika, Profesi dan Guru ......................................... 7
B. Tujuan Kode Etik ......................................................................... 13
C. Kode Etik Profesi Keguruan ....................................................... 15
D. Kode Etik Guru pada Perundang-Undangan ........................... 16
BAB II TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB GURU
SEBAGAI PENDIDIK PROFESIONAL ............................................ 21
A. Peran dan Fungsi Guru ................................................................ 21
B. Tugas Guru sebagai Pendidik Profesional ............................... 28
C. Tanggung Jawab Guru Sebagai Pendidik
Profesional ..................................................................................... 30
BAB III KEPEMIMPINAN GURU DALAM
PENDIDIKAN .................................................................... 34
A. Pengertian Kepemimpinan Guru .............................................. 34
B. Gaya Kepemimpinan Guru ......................................................... 37
C. Fungsi Kepemimpinan Guru ...................................................... 40
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 5
BAB IV KOMPETENSI GURU DALAM PERSPEKTIF
TEORI DAN PERUNDANG-UNDANGAN ................................... 43
A. Kompetensi Guru dalam Perspektif Teori ................................ 43
B. Kompetensi Guru dalam Perspektif Perundang-
undangan ....................................................................................... 48
BAB V KEDUDUKAN GURU DALAM MANAJEMEN
SEKOLAH .............................................................................................. 53
A. Pengertian Guru dan Manajemen Sekolah ............................... 53
B. Kedudukan Guru Sebagai Manajemen Sekolah ...................... 55
BAB VI PENGHARGAAN PROFESI GURU ................................... 60
A. Pengertian dan Penghargaan Profesi Guru .............................. 60
B. Penghargaan Guru Sebagai Agen Perubahan .......................... 63
C. Jenis-jenis Penghargaan dan Kesejahteraan Profesi
Guru ............................................................................................... 65
D. Manfaat Penghargaan Kepada Guru ......................................... 71
BAB VII SIKAP GURU ........................................................................ 73
A. Definis Sikap ................................................................................. 73
B. Sikap Guru .................................................................................... 77
BAB VIII PARADIGMA BARU TERHADAP PROFESI
GURU ................................................................................................. 93
A. Paradigma dan Model Pembinaan Profesi Guru ..................... 93
6 Ahmad Suryadi
B. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ............................................. 97
C. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ................................... 101
D. Model Pengembangan Profesi Guru .......................................... 104
BAB IX GURU SEBAGAI PILAR UTAMA
PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI
SEKOLAH ............................................................................................... 106
A. Pendidikan Karakter .................................................................... 106
B. Guru sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter
di Sekolah ...................................................................................... 109
BAB X KOMPETENSI, KEPRIBADIAN DAN PERAN
GURU .................................................................................................. 114
A. Kompetensi Guru ......................................................................... 114
B. Pengukuran Kompetensi Guru ................................................... 116
C. Peran Guru .................................................................................... 118
BAB XI HARAPAN GURU MASA DEPAN ..................................... 122
A. Paradigma Masyarakat tentang Pendidikan dan
Guru ............................................................................................... 122
B. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Guru ................. 124
C. Harapan Guru Masa Depan ........................................................ 131
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 139
TENTANG PENULIS ........................................................................... 146
8 Ahmad Suryadi
sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang
berlaku. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan
memutuskan perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-
norma moral yang berlaku. Dengan demikian akan
terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang
baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling
menghargai, tolong menolong, dsb.
Sebagai acuan pilihan perilaku, etika bersumber pada
norma-norma moral yang berlaku.2Sumber yang paling
mendasar adalah agama sebagai sumber keyakinan yang
paling asasi, filsafat hidup (di negara kita adalah Pancasila),
budaya masyarakat, disiplin keilmuan dan profesi. Dalam
dunia pekerjaan, etika sangat diperlukan sebagai landasan
perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Dengan etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat
diwujudkan sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan
kinerja yang efektif, efisien, dan produktif.
Menurut KBBI Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, nilai yang
berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. 3
Menurut Sumaryono Etika berkembang menjadi studi
tentang manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang
10 Ahmad Suryadi
1) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana
manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di
analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip
moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh
cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat juga berwujud: Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang
kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi
oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis:
cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan
atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang
ada dibaliknya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua
bagian:
a) Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
b) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap
dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat
manusia.
12 Ahmad Suryadi
yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan
yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa profesi merupakan pekerjaan yang tidak sembarang
orang bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat
dilihat syarat-syarat suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi,
yakni :
a. Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan
prosedur kerja yang diperoleh melalui pendidikan dan
latihan khusus.
b. Adanya kode etik profesi.
c. Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat
dan pemerintah.
d. Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi
serta melindungi masyarakat dari layanan yang tidak
semestinya.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang
mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah
profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah
pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi
memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi
sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan
tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang
harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang
menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
14 Ahmad Suryadi
kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan kode etik adalah sebagai berikut: 7
16 Ahmad Suryadi
didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi,
organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai
agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.
Bagi guru komitmen terhadap kode etik adalah kode
etik tidak boleh dilanggar, baik disengaja maupun tidak.
Setiap pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan/atau
tidak melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan
perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan profesi
guru. Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku pada organisasi profesi atau menurut aturan negara.
Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan
berat.
Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang
melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia
merupakan wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia
(DKGI) dan wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
Pemberian sanksi oleh DKGI sebagaimana harus objektif,
tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran
dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.
Sanksi dimaksud merupakan upaya pembinaan kepada guru
yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru.8
D. Kode Etik Guru Pada Peraturan Perundang-Undangan
Menurut undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pasal 28 Undang-Undang
18 Ahmad Suryadi
kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau kurikulum
berbasis kompetensi dan kemudian diubah lagi menjadi KTSP
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam kurikulum tersebut, secara eksplisit bahwa
hendaknya guru menggunakan pendekatan kontekstual
dalam pembelajarannya. Seorang guru yang profesional taat
akan peraturan yang berlaku dengan cara menerapkan
kebijakan pendidikan yangbaru tersebut dan akan menerima
tantangan baru tersebut, yang nantinya diharapkan akan
dapat memacu produktivitas guru dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai
himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang ter-
susun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang
utuh dan bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah
sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap
guru dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru,
baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian maka Kode Etik
Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk
pembentukan sikap profesional para anggota profesi
keguruan.
Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik
Guru Indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri
oleh seluruh utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari
seluruh penjuru tanah air, pertama dalam Kongres XIII di
Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempunakan dalam
Ber-Etika. h. 55
20 Ahmad Suryadi
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua
murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina
peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidik.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama me-
ngembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan me-
ningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pe-
merintah dalam bidang pendidikan.
22 Ahmad Suryadi
Masyarakat dari paling terbelakang sampai yang paling
maju, mengakui bahwa guru merupakan satu diantara sekian
banyak unsur pembentukan utama calon anggota
masyarakat10
Penjelasan di atas mengistilahkan bahwa guru me-
rupakan subjek yang paling memegang peranan utama dalam
membentuk kepribadian seseorang. Walaupun wujud
pengakuan ini berbeda-berbeda antara satu masyarakat dan
masyarakat lain. Sebagian mengakui pentingnya peran guru
itu dengan cara yang lebih kongkrit, sementara yang lain
masih menyaksikan besarnya tanggung jawab seorang guru.
Menurut Hamalik, Guru dapat melaksanakan perannya,
yaitu:11
a. Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-
kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
b. Sebagai pembimbing, yang membantu siswa mengatasi
kesulitan dalam proses belajar.
c. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan
lingkungan yang menantang siswa agar melakukan
kegiatan belajar.
d. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi
dengan siswa dan masyarakat.
24 Ahmad Suryadi
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya
Persyaratan guru berkenaan dengan dirinya , yaitu: 12
a. Hendaknya guru senantiasa insyaf akan pengawasan Allah
terhadap segala perkataan dan perbuatan bahwa ia
memegang amanat ilmiah yang diberikan Allah
kepadanya. Karenanya ia tidak mengkhianati amanat itu,
malah ia tunduk dan merendahkan diri kepada Allah.
b. Hendaknya guru memelihara kemuliaan ilmu, salah satu
bentuk pemeliharaannya ialah tidak mengajarkannya
kepada orang yang tidak berhak menerimanya, yaitu
orang-orang yang mencari ilmu untuk kepentingan dunia
semeta.
c. Hendaknya guru berzuhud, artinya: ia mengambl dari
rizki dunia banyak sekedar memenuhi kebuthan pokok dri
dan keluarganya secara sederhana. Ia hendaknya tidak
tamak terhadap kesenangan dunia.
d. Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi dengan
menjadikan ilmunya sebagai alat untuk mencapai
kedudukan, harta, prestasi, atau kebanggaan atas orang
lain.
e. Hendaknya guru menjauhi mata pencarian yang hina
dalam pandangan syarak, menjauhi segala sesuatu yang
26 Ahmad Suryadi
Allah SWT.13
2. Fungsi Guru
Undang-Undang Guru dan Dosen menyatakan bahwa: 14
Guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional
Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi sebagai
media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan
dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dzakiyah daradjat berpendapat dalam bukunya
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa : 15
Sebagai sebuah bidang study di sekolah, pengajaran
agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama
menanam tumbuhkan rasa keimanan yang kuat,
kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit
vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh
dan akhlak yang mulia, dan ketiga, menumbuh-
kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar
Islam,h. 132
14UU RI No. 14 Thn 2005, Tentang Guru dan dosen,
28 Ahmad Suryadi
bahagia di dunia dan di akhirat17
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa fungsi guru pendidikan agama Islam adalah sebagai
agen pembelajaran bagi siswa demi meningkatkan iman dan
taqwa kepada Allah SWT serta dapat mencapai kehidupan
bahagia di dunia dan akhirat.
B. Tugas Guru Sebagai Pendidik Profesional
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru
mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi
agama, nusa, dan bangsa. Pendidik guru sebagai suatu profesi
menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesio-
nalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik
adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai
pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan niali-nilai
hidup kepada anak didik. tugas guru sebagai pengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada anak didik. tugas guru sebagai pelatih
berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya
dalam kehidupan demi masa depan anak didik18
Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang
tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan
30 Ahmad Suryadi
4. Menilai kegiatan belajar mengajar.
Disamping tugas pokok guru sebagai pengajar,
seorang guru memiliki tugas sebagai administrator yang
mencakup ketatalaksanaan bidang pengajaran dan
ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola sekolah,
memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut
untuk melancarkan tugasnya, serta bertindak sesuai etika
pendidik.
Selain tugas-tugas di atas, guru juga mempunyai
tugas sebagai pembimbing. Tugas memberikan bimbingan
kepada pelajar dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, sebab proses belajar mengajar berkaitan erat
dengan berbagai masalah diluar kelas yang sifatnya non
akademis.21
C. Tanggung Jawab Guru Sebagai Pendidik Profesional
Guru adalah orang yang bertanggung jawab men-
cerdaskan kehidupan anak didik. tidak ada seorang guru pun
yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah
masyarakat. Setiap hari guru meluangkan waktu demi
kepentingan anak didik. bila suatu ketika ada anak didik
yang tidak hadir di sekolah, guru menanyakan kepada anak-
anak yang hadir di sekolah, apa sebabnya ia tidak hadir ke
sekolah. Anak didik yang sakit, tidak bergairah belajar,
terlambat masuk ke sekolah, belum menguasai bahan
32 Ahmad Suryadi
perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan
watak anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang
dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak potensi
yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai
ideologi falsafah dan bahkan agama.
Sesungguhnya guru yang bertanggung jawab
memiliki beberapa sifat, yang menurut Wens Tanlain dan
kawan-kawan yaitu:23
1. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai
kemanusiaan.
2. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani
gembira (tugas bukan menjadi beban baginya).
3. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan
perbuatannya serta akibatakibat yang timbul (kata
hati).
4. Menghargai orang lain, termasuk anak didik.
5. Bijaksana dan hati-hati (tidak nekad, tidak sembrono,
tidak singkat akal) dan
6. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab seorang guru dalam
mengembangkan profesi merupakan tuntutan dan panggilan
untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga danb
meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru
harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawab tidak dapat
34 Ahmad Suryadi
BAB III
KEPEMIMPINAN GURU
DALAM PENDIDIKAN
A. Pengertian Kepemimpinan Guru
Kepemimpinan guru secara umum dibagi atas dua
kata yaitu kepemimpinan dan guru. Tim dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia kepemimpian
berarti kemampuan dan kesiapan yang mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa
orang atau kelompok agar mereka menerima pengaruh
tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan guru menurut
Mulyasa adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya‛. 26
Selanjutnya Abdul Aziz mengatakan yang dimaksud dengan
guru adalah tenaga terdepan yang membuka cakrawala
peserta didik memasuki dunia ilmu pengetahuan dan dunia
36 Ahmad Suryadi
Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan sangat ditentukan oleh seorang guru sebagai
pemimpin dalam kegiatan pendidikan. Guru sebagai orang
yang memiliki harapan tinggi bagi peserta didik terhadap
tugas dan fungsinya dalam menentukan tujuan pembelajaran
yang dipimpinnya. Sebagai seorang pemimpin, guru harus
dapat mempengaruhi aktivitas siswanya dalam rangka
pencapaian tujuan sekolah. Kepemimpinan merupakan aspek
yang sangat penting dalam suatu organisasi karena
keberhasilan tujuan pendidikan sangat ditentukan oleh
keandalan seorang guru sebagai pemimpin dalam kegiatan
pembelajaran. Guru sebagai orang yang memiliki harapan
tinggi bagi siswa terhadap tugas dan fungsinya dalam
menentukan tujuan pembelajaran yang dipimpinnya. Sebagai
seorang pemimpin, guru harus dapat mempengaruhi aktivitas
peserta didiknya, dalam rangka pencapaian tujuan sekolah. 29
Kepemimpinan guru memfokuskan pada 3 dimensi
pengembangan, yaitu: (1) pengembangan individu; (2) pe-
ngembangan tim; dan (3) pengembangan organisasi.
1. Dimensi pengembangan individu merupakan dimensi
utama yang berkaitan dengan peran dan tugas guru
dalam memanfaatkan waktu di kelas bersama siswa, di
sini guru dituntut untuk menunjukkan keterampilan
kepemimpinannya dalam membantu siswa agar dapat
mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya,
sejalan dengan tahapan dan tugas-tugas
38 Ahmad Suryadi
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa
gaya kepemimpinan guru adalah pola perilaku dan strategi
yang sering disukai dan sering diterapkan oleh seorang
guru.30 Terdapat beberapa gaya atau sering dikenal dengan
tipe kepemimpinan sebagai berikut:
1. Otokrasi
Pemimpin otokrasi yaitu perilaku atau sikap yang
ditampilkan pemimpin ingin menang sendiri. Kepemimpinan
ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang
mutlak harus dipenuhi. Ia berasumsi bahwa maju mundurnya
organisasi hanya tergantung pada dirinya, di samping
mempunyai sikap tertutup ide dari luar, dan menganggap
idenya yang dianggap akurat.31
2. Demokratis
Pemimpin demokratis yaitu pemimpin yang
mempunyai sikap/perilaku keterbukaan dan berkeinginan
memosisikan pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. 32 Guru
40 Ahmad Suryadi
C. Fungsi Kepemimpinan Guru
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan
situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-
masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada
di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan
merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam
interaksi antar-individu di dalam situasi sosial suatu
kelompok atau organisasi.36
Ada beberapa fungsi kepemimpinan guru
diantaranya:
1. Perencanaan
Seorang guru sangat berperan dalam merencanakan
segala kegiatan-kegiatan yang menyangkut tentang
pembelajaran Pendidikan sebagai bentuk pengalaman materi
belajar. Guru dan pihak sekolah yang terkait membuat
perencanaan yang terimplementasi dalam wujud
pembudayaan pengamalan ajaran agama dan perilaku akhlak
mulia. Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang akan
dilakukan dalam suatu periode waktu dan memilki tujuan.
2. Pengorganisasi
Guru berfungsi untuk mendukung dan melaksanakan
pembudayaan pengamalan ajaran agama Islam dalam
lingkungan sekolah dengan cara melibatkan seluruh warga
42 Ahmad Suryadi
Guru juga harus berfungsi sebagai pemberi fasilitas.
Sebagai seorang fasilitator, guru dituntut untuk mampu
menyediakan kemudahan-kemudahan belajar bagi peserta
didik, hal ini dapat diwujudkan seperti memberikan informasi
tentang cara belajar yang efektif, menyediakan buku sumber
yang cocok, memberikan pengarahan dalam pemecahan
masalah pengembangan diri penambahan wawasan,
peningkatan kreativitas, pengembangan skill dan sebagainya.
Peran guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan karena
sebagai fasilitator guru memfasilitasi peserta didik sehingga
peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang baik. 39
6. Pembimbing serta Konselor
Bimbingan dan konseling dapat didefinisikan sebagai
salah satu bidang dan program dari pendidikan yang
ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan
peserta didik. Tanggung jawab guru adalah membantu
peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara maksimal. Potensi yang dikembangkan
berkaitan dengan seluruh aspek dimulai dari kecerdasan,
keterampilan termasuk kepribadian. Sebagai pendidik, guru
memiliki banyak tugas selain mengajar salah satunya adalah
memberikan bimbingan.
BAB IV
44 Ahmad Suryadi
Di dalam bahasa Inggris terdapat minimal tiga
peristilahan yang mengandung makna apa yang
dimaksudkan dengan perkataan kompetensi itu, yaitu:
a. “competence (n) is being competent, ability (to do work)”.
b. “competence (adj) refers to (persons) having ability, power,
authority, skill, knowledge, etc. (to do what is needed)”
c. “competency is rational performance which satisfactorily meets
the objectives for a desired condition”
Definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu
pada dasarnya menunjukkan kepada kecakapan atau ke-
mampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Sedangkan
definisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi
itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik)
orang-orang (kompeten) ialah memiliki kecakapan, daya
(kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran
(keterampilan), pengetahuan, dan sebagainya untuk
mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga
lebih jauh lagi, ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan
kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai
tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi
(prasyarat) yang diharapkan.42
Adapun kompetensi guru (teacher competency) the
ability of a teacher to responsibibly perform has or her duties
appropriately. Kompetensi guru merupakan kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
46 Ahmad Suryadi
a. Penguasaan subjectmatter yang akan diajarkan;
b. Keadaan fisik dan kesehatannya;
c. Sifat-sifat pribadi dan kontrol emosinya;
d. Memahami sifat-hakikat dan perkembangan manusia;
e. Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan
prinsip-prinsip belajar;
f. Kepekaan dan aspirasinya terhadap perbedaan-perbedaan
kebudayaan, agama, dan etnis; serta
g. Minatnya terhadap perbaikan profesional dan pengayaan
kultural yang terus menerus dilakukan. 44
Secara umum Dede Rosyada menjelaskan bahwa
secara umum guru harus memenuhi dua kategori yaitu
pertama memiliki capability dan loyality, yakni guru itu harus
memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya,
memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik,
dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi.
Kedua, memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-
tugas keguruan yang tidak sematamata di dalam kelas, tapi
sebelum dan sesudah di kelas. Di samping itu seorang guru
harus memiliki kemampuan memadai dalam bidang ilmu
yang diajarkannya, yakni memiliki penguasaan bidang ilmu
dan loyal dengan ilmu tersebut, yakni terus mengikuti
perkembangan dengan senantiasa meningkatkan
keilmuannya lewat bacaan, menulis, serta mengikuti
48 Ahmad Suryadi
B. Kompetensi Guru dalam Pespektif Perundang-
Undangan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayatt 3
menyebutkan bahwa ada (4) empat kompetensi guru yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian. Kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Profesional. Kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar
kependidikan.
4. Kompetensi Sosial. Kompetensi sosial adalah ke-
mampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
50 Ahmad Suryadi
c. Pengembangan kurikulum pendidikan agama;
d. Penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan
agama;
e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan dan pengembangan
pendidikan agama;
f. Pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki dalam
bidang pendidikan agama;
g. Komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik;
h. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar pendidikan agama;
i. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentigan pembelajaran pendidikan agama; dan
j. Tindakan refektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran pendidikan agama.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada
Permenag Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi:
a. Tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan Indonesia;
b. Penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
52 Ahmad Suryadi
c. Pengembangan materi pembelajaran mata pelajaran
pendidikan agama secara kreatif;
d. Pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif; dan
e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
5. Kompetensi Kepemimpinan
Kompetensi kepemimpinan sebagaimana dimaksud
pada Permenag Nomor 16 Tahun 2010 ayat (1) meliputi:
a. Kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pe-
ngalaman ajaran agama dan perilaku akhlak mulia pada
komunitas sekolah sebagai bagian dari proses
pembelajaran agama;
b. Kemampuan mengorganisasikan potensi unsur sekolah
secara sistematis untuk mendukung pembudayaan peng-
amalan ajaran agama pada komunitas sekolah;
c. Kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator,
pembimbing, dan konselor dalam pembudayaan
pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah; serta
d. Kemampuan menjaga, mengendalikan, dan mengarahkan
pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas
sekolah dan menjaga keharmonisan hubungan antara
pemeluk agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
54 Ahmad Suryadi
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.
Penambahan status sebagai profesi (semoga bukan
penggantian istilah pendidik) jelas membawa implikasi secara
ekonomis. Sebab, profesi adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu keahlian. Oleh karena itu,
seorang guru yang professional akan memperoleh pendapatan
yang lebih jika dibanding dengan guru yang tidak
professional.50
Secara harfia kata menajemen terjemahan dari Bahasa
Inggris management dan berasal dari kata to mage jika
diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti menglolah,
menata, atau mengatur. Kata management merupakan kata
benda yang diterjemahkan menjadi pengelolaan dan akhirnya
diadopsi kedalam Bahasa Indonesia menjadi manejemen.
Manajemen sekolah merupakan proses mengelola
sekolah melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan sekolah agar mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.51
56 Ahmad Suryadi
pengadministrasian,peran guru secara pribadi dan peran guru
secara psikologis.52
2. Guru Dalam Manajemen Kelas
Peranan dan kompetensi guru dalam proses
pembelajaran meliputi banyak hal.Seperti yang dikemukakan
oleh Adam and Decey dalam Basic Principles of Student
Teaching,antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,
pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana,
supervisor, motivator, dan konselor. Kinerja manajemen kelas
yang efektif antara lain tercermin dalam bentuk keberhasilan
guru dalam mengkreasi lingkungan belajar secara positif dan
memberdayakan siswa untuk memahami dan menjadikan
efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas
dan proses pembelajaran
Peningkatan kemampuan dan keahlian guru dalam
bidang subject matter dan metodologi pembelajaran adalah
esensial.Ketika kondisi sekolah semakin kompleks seperti
ukuran rombongan belajar semakin membengkak,beban
mengajar dan belajar semakin intensif dan ekstensif,sumber
dan fasilitas pembelajaran semakin modern,tingkat stress dan
terelienasian siswa semakin menggejala,dan prosedur kerja
semakin perlu dipercanggih,terminologi metodologi
pengajaran yang dikenal selama ini mengalami perluasan
52http://tikaristia.blogspot.com/2012/06/tugas-dan-
http://tikaristia.blogspot.com/2012/06/tugas-dan-
53
58 Ahmad Suryadi
manajemen kelas yang menduduki posisi mayor dalam
keseluruhan spectrum kegiatan pembelajaran.54
4. Guru Dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan peng-
administrasian,seorang guru dapat berperan sebagai berikut:
a. Pengambilan inisiatif,pengarah dan penilaian kegiatan-
kegiatan pendidikan.Hal ini berarti guru turut serta
memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang
direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat,yang berarti dalam lingkungan sekolah
guru menjadi anggota masyarakat.Guru harus men-
cerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti
yang baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran.Guru ber-
tanggungjawab untuk mewariskan kebudayaan kepada
generasi muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disiplin,guru harus menjaga agar tercapai suatu
disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan,disamping menjadi
pengajar,gurupun bertanggung jawab akan kelancaran
54http://tikaristia.blogspot.com/2012/06/tugas-dan-
55http://tikaristia.blogspot.com/2012/06/tugas-dan-
60 Ahmad Suryadi
BAB VI
PENGHARGAAN PROFESI
GURU
A. Pengertian Penghargaan Profesi Guru
Penghargaan pada profesi guru adalah perbuatan
menghargai atau pemberian pujian kepada pegawai. Dengan
demikian maka penghargaan profesi guru dapat diartikan
suatu penghargaan yang diberikan kepada guru dan
memberikan jaminan kepada guru untuk dilindungi dari hal-
hal menjadi penghalang dari aktifitasnya.56 Pada saat ini
kesulitan pilihan hidup menjadi pendidik lebih berat dari
masa sebelumnya. Di luar tantangan masalah ekonomi dan
gaya hidup materialistis, hanya seorang guru yang
mempertahankan idealisme memfasilitasi anak didiknya
62 Ahmad Suryadi
memberi jaminan minimal yang diperlukan agar
kesejahteraan dan martabat guru terjaga. 57
64 Ahmad Suryadi
guru yang gugur dalam melaksanakan pendidikan
pembelajaran di daerah khusus, putra atau putrinya berhak
mendapatkan beasiswa sampai ke perguruan tinggi dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Sebagai tenaga profesional, guru memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan penghargaan Dan kesejahteraan.
Penghargaan diberikan kepada guru yang berprestasi,
berprestasi luar biasa, berdedikasi luar biasa atau bertugas di
daerah khusus. Penghargaan kepada guru dapat diberikan
pada tingkat satuan pendidikan, desa atau kelurahan,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan/atau
internasional. Penghargaan itu beragam jenisnya, seperti
tanda jasa, bintang jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial,
piagam, jabatan fungsional, jabatan struktural, bintang jasa
pendidikan, dan/atau bentuk penghargaan lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan
PSDMPK-PMP 65 Pada sisi lain, peraturan perundang-
undangan mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten
wajib menyediakan biaya pemakaman dan/atau biaya
perjalanan untuk pemakaman guru yang gugur di daerah
khusus. Guru yang gugur dalam melaksanakan pendidikan
dan pembelajaran di daerah khusus, putera dan/atau
puterinya berhak mendapatkan beasiswa sampai ke
perguruan tinggi dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Kesejahteraan guru menjadi perhatian khusus pemeritah, baik
berupagaji maupun penghasilan lainnya. Guru memiliki hak
atas gaji dan penghasilan lainya.
66 Ahmad Suryadi
1. Penghargaan Guru Berprestasi
Pemberian penghargaan kepada guru berprestasi
dilakukan melalui proses pemilihan yang ketat secara
berjenjang, mulai dari tingkat satuan pendidikan, kecamatan
atau kabupaten /kota, provinsi, maupun nasional. Pemilihan
guru berprestasi dimaksudkan antara lain untuk mendorong
motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru, yang
diharapkan akan berpengaruh positif pada kinerja dan
prestasi kerjanya. Prestasi kerja tersebut akan terlihat dari
kualitas lulusan satuan pendidi dikan sebagai SDM yang
berkualitas, produktif, dan kompetitif.
2. Penghargaan bagi Guru Berdedikasi di Daerah
Khusus atau Terpencil
Guru yang bertugas di daerah khusus, mendapat
perhatian serius dari pemerintah. Oleh karena itu, sejak be-
berapa tahun terakhir ini, pemberian penghargaan kepada
mereka dilakukan secara rutin baik pada peringatan Hari
Pendidikan Nasional maupun pada peringatan lainnya.
Tujuan penghargaan ini antara lain, pertama, mengangkat
harkat dan martabat guru atas dedikasi, prestasi, dan
pengabdian profesionalitasnya sebagai pendidik bangsa
dihormati dan dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan
seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kedua, memberikan
motivasi pada guru untuk meningkatkan prestasi,
pengabdian, loyalitas dan dedikasi serta darma baktinya pada
bangsa dan negara melalui pelaksanaan kompetensinya secara
profesional sesuai kualifikasi masing-masing. Ketiga,
meningkatkan kesetiaan dan loyalitas guru dalam
68 Ahmad Suryadi
bertugas di tempat terpencil atau tertinggal sekurang-
kurangnya selama lima tahun terus menerus atau selama
delapan tahun terputus-putus. Kedua, diutamakan yang
bertugas pernah bertugas di daerah perbatasan, konflik, dan
bencana sekurang- kurangnya selama 3 tahun terus menerus
atau selama 6 tahun terputusputus. Ketiga, diutamakan yang
bertugasselain di daerah khusus sekurang-kurangnya selama
8 tahun terus menerus dan bagi kepala sekolah
sekurangkurangnya bertugas 2 tahun. Keempat, berprestasi
dan/atau berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas
sekurang-kurangnya mendapat penghargaan tingkat nasional.
Kelima, berperan aktif dalam kegiatan organisasi/asosiasi
profesi guru, kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan di
berbagai sektor. Keenam, tidak pernah memiliki catatan
pelanggaran atau menerima sanksi sedang dan berat menurut
peraturan perundang-undangan.60
4. Penghargaan bagi Guru yang Berhasil dalam
Pembelajaran
Tujuan lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran
atau lomba sejenis dapat memotivasi guru untuk lebih
meningkatkan profesionalismenya, khususnya dalam
kemampuan perancangan, penyajian, penilaian proses dan
hasil pembelajaran atau proses bimbingan kepada siswa, dan
meningkatkan kebiasaan guru dalam mendokumentasikan
hasil kegiatan pengembangan profesinya secara baik dan
70 Ahmad Suryadi
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran mata
pelajaran yang tercakup dalam kerangka OSN. Olimpiade
Sains Nasional (OSN) untuk Guru merupakan wahana bagi
guru menumbuh kembangkan semangat kompetisi dan
meningkatkan kompetensi profesional atau akademik untuk
memotivasi peningkatan kompetensinya dalam rangka
mendorong mutu proses dan luaran pendidikan. Tujuannya
adalah (1) menumbuhkan budaya kompetitif yang sehat di
kalangan guru; (2) meningkatkan wawasan pengetahuan,
motivasi, kompetensi, profesionalisme, dan kerja keras untuk
mengembangkan IPTEK; (3) membina dan mengembangkan
kesadaran ilmiah untu mempersiapkan generasi muda dalam
menghadapi pemberdayaannya agar pengetahuan dan
wawasan mereka selalu berkembang.62
6. Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan
Guru Berdedikasi
Guru memiliki peran yang sangat penting dan
strategis dalam membimbing peserta didik ke arah
kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru
sering dikatakan sebagai ujung tombak pendidikan. Untuk
melaksanakan tugasnya, seorang guru tidak hanya memiliki
kemampuan teknis edukatif, tetapi juga harus memiliki
kepribadian yang dapat diandalkan sehingga menjadi sosok
panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat. Selaras
dengan kebijaksanaan pembangunan yang meletakkan
pengembangan sumber daya manusia sebagai prioritas
72 Ahmad Suryadi
dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, sampai ke
tingkat nasional.
D. Manfaat Penghargaan kepada Guru
1. Memberikan informasi. Penghargaan dapat menarik
perhatian personil dan memberi informasi atau
mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu
yang diberi penghargaan dibandingkan dengan hal
yang lain.
2. Memberikan motivasi. Penghargaan juga
meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran
kinerja, sehingga membantu personil dalam
memutuskan bagaimana mereka mangalokasikan
waktu dan usaha mereka.
74 Ahmad Suryadi
tersebut didukung oleh pendapat Abu Ahmadi yang
menjelaskan bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari
yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal
intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam
situasi yang sama, dan komposisinya sama hampir selalu
kompleks.65
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa sikap me-
rupakan proses evaluasi yang sifatnya internal dan subjektif
yang berlangsung dalam diri seseorang dan tidak dapat
diamati secara langsung. Sikap dapat diketahui melalui
pengetahuan, keyakinan perasaan dan kecenderungan
tingkah laku.66
Sarlito W. Sarwono, dkk mengemukakan bahwa sikap
adalah konsep yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu
kognitif, afektif, dan perilaku.67 Mann menjabarkan ketiga
komponen sikap tersebut sebagai berikut:
a. Komponen Kognitif: Komponen kognitif berisikan
kepercayaan mengenai apa yang berlaku dan apa yang
benar bagi objek sikap. Apabila kepercayaan telah
terbentuk, akan menjadi dasar pengetahuan seseorang
mengenai apa yang diharapkan dari objek.
76 Ahmad Suryadi
mempengaruhi pembentukan sikap menurut Saifuddin
Azwar adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman Pribadi, yakni penghayatan yang kuat akan
apa yang telah kita alami dapat menjadi dasar dalam
pembentukan sikap. Pengalaman pribadi yang melibatkan
emosional dan penghayatan yang mendalam akan
memudahkan terbentuknya sikap.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, yakni orang
lain merupakan salah satu komponen sosial yang
mempengaruhi sikap. Seseorang cenderung memiliki
sikap yang searah dengan orang lain yang dianggap
penting, yaitu seseorang dapat meniru sikap dari orang
yang dianggap penting.
c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan di mana seseorang
tinggal akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap.
Lingkungan sangat berpengaruh dalam membentuk
kepribadiaan seseorang.
d. Media masa Media masa sebagai sarana komunikasi
membawa sugesti-sugesti yang dapat mengarahkan
pendapat seseorang. Apabila sugesti tersebut cukup kuat,
akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Melalui
lembaga pendidikan dan lembaga agama seseorang
diajarkan mengenai moral. Lembaga pendidikan dan
lembaga agaman meletakan dasar pada diri seseorang
untuk menentukan kepercayaan seseorang. Sehingga
Saifuddin Azwar,
69 Sikap manusia: teori dan
pengukurannya, h, 30-38.
70Saifuddin Azwar, Sikap manusia: teori dan
pengukurannya, h, 86.
78 Ahmad Suryadi
B. Sikap Guru
Sikap guru yang dimaksud dalam sub bahasan ini
adalah merujuk pada batasan yang dikemukakan oleh
Soetjipto dan Raflis Kosasi, yakni perilaku guru yang
berhubungan dengan profesinya. Hal ini berhubungan
dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami,
menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap
profesionalnya.71 Sedangkan sifat guru yang dimaksud dalam
sub bahasan ini adalah merujuk pada batasan yang
dikemukakan oleh Muhammad Surya, yakni sifat utama dari
seorang guru profesional berupa kemampuan nya dalam
mewujudkan kinerja profesional yang sebaik-baiknya dalam
mencapai tujuan pendidikan. Sifat-sifat ini, mencakup
kepribadian guru dan penguasaan keterampilan teknis ke-
guruan.72
Sikap atau pola tingkah laku guru menurut
pandangan Soetjipto dan Raflis Kosasi adalah sesuai dengan
sasarannya, yakni sikap profesional keguruan terhadap;
peraturan perundang-undang; organisasi profesi; teman
sejawat; anak didik; tempat kerja; pemimpin; dan pekerjaan. 73
Selanjutnya, mengenai sikap guru terhadap teman sejawat
adalah memelihara hubungan seprofesi, semangat
80 Ahmad Suryadi
menyebutkan bahwa terdapat tujuh sifat yang harus dimiliki
oleh guru, yakni;
1. Zuhud;
2. Jiwa yang bersih;
3. Ikhlas;
4. Pemaaf;
5. Mencintai murid;
6. Mengetahui bakat, tabiat, dan watak murid;
7. Menguasai mata pelajaran. 75
Sementara itu, Asama Hasan Fahmi sebagaimana
dikutip oleh Ahmad Tafsir, ia mengajukan beberapa sifat
guru, yakni; tenang; tidak bermuka masam; tidak berolok-olok
di hadapan anak diri; dan sopan santun. 76 Lebih lanjut Ahmad
Tafsir juga mereduksi sifat-sifat guru yang diajukan oleh
Mahmud Yunus, yakni bahwa sifat-sifat guru sebagai berikut:
1. Kasih sayang pada murid; senang memberi nasehat;
2. Senang memberi penringatan;
3. Senang melarang murid melakukan hal yang tidak
baik;
h. 83.
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 81
4. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai
dengan lingkungan murid;
5. Hormat pada pelajaran lain yang bukan pegangannya;
6. Bijak dalam memilih bahan pelajaran; mementingkan
berfikir dan berijtihad;
7. Jujur dalam keilmuan; dan
8. Bersifat adil.77
Kompetensi guru tersebut meliputi; kompetensi
intelektual yakni berbagai perangkat pengetahuan yang ada
dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan tugas sebagai guru; kompetensi fisik, yakni
perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan tugas guru dalam berbagai situasi;
kompetensi pribadi, yakni perangkat perilaku yang berkaitan
dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya
sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi
diri, identitas diri, dan pemahaman diri; kompetensi sosial,
yakni perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari
pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara
efektif; kompentensi spritual, yakni pemahaman, peng-
hayatan, serta pengamalan kaidah-kaidah keagamaan.78
82 Ahmad Suryadi
Kompetensi-kompetensi guru yang telah disebutkan ini,
adalah sifat utama dari seorang guru profesional.79
Terkait kompetensi pedagogik dan keilmuan
misalnya, KH. M. Hasyim Asy’ari di dalam kitabnya
mengemukakan keharusan bagi guru agar selalu berusaha
meningkatkan intelektualitasnya serta mengembangkan
wawasan dan aktualisasi dirinya. Selain itu, hal penting yang
juga harus diupayakan oleh seorang guru terkait upaya
meningkatkan kompetensi keilmuannya adalah dengan
meluangkan sebagian waktu untuk kegiatan menulis.80
Guru harus memiliki persiapan yang matang, baik
secara mental maupun konseptual, terkait materi yang akan
diajarkan; menguasai metode-metode pembelajaran;
menciptakan suasana pembelajaran yang sehat dan kondusif;
memahami kondisi peserta didik; memperlakukan peserta
didik dengan kesabaran dan kasih sayang, sebagaimana ia
memperlakukan anaknya sendiri; memiliki kepedulian dan
rasa simpati terhadap masalah-masalah atau kesulitan yang
dihadapi peserta didik; membangun soliditas dan
kebersamaan di antara peserta didik; melakukan
pelatihanpelatihan dan evaluasi hasil belajar; dan lain-lain.81
84 Ahmad Suryadi
Adapun menyangkut aspek sosial, guru harus
mampu bergaul di tengah-tengah masyarakatnya dengan
akhlak-akhlak terpuji seperti bersikap ramah, menyebarkan
salam, berbagi makanan, membuang sifat emosional (egois),
tidak suka menyakiti orang lain, tidak berat hati dalam
memberi penghargaan atau apresiasi serta tidak menuntut
untuk dihargai, pandai bersyukur (berterima kasih), selalu
berusaha memberikan pertolongan kepada mereka yang
membutuhkan, bersikap lembut kepada orang-orang fakir
(miskin), mencintai tetangga dan para kerabat. Bahkan lebih
dari itu, guru harus dapat memosisikan dirinya dan berperan
sebagai agen perubahan sosial (social of change) menuju
kebaikan, namun tentunya hal itu harus ditempuh dengan
cara-cara yang populis serta dengan mempertimbangkan
tradisi masyarakat.83
Sedangkan menyangkut profesi, guru pertama-tama
dituntut memiliki kesiapan yang matang, baik secara mental
maupun konseptual menyangkut tugas-tugas yang
diembannya sebagai seorang pengajar dan pendidik.
Persiapan mental guru dilakukan di antaranya dengan cara
membangun niat dan tujuan yang luhur, yakni demi mencari
ridla Allah swt, mengamalkan ilmu pengetahuan,
menghidupkan syiar dan ajaran Islam, menjelaskan kebenaran
dan kebatilan, menyejahterakan kehidupan umat (sumber
95.
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 85
daya manusia), serta demi meraih pahala dan berkah ilmu
pengetahuan.84
Selain itu, ia juga mengajukan beberapa syarat atau
sifat guru yang berhubungan dengan pribadinya. Yakni:
1. Adil
2. Percaya dan suka kepada murid-muridnya
3. Sabar dan rela berkorban
4. Memiliki wibawa (gezag) terhadap anak-anak
5. Penggembira
6. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya
7. Bersikap baik terhadap masyarakat
8. Benar-benar menguasai mata pelajarannya
9. Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya
10. Berpengetahuan luas.85
Bukhari Umar mengutip pendapat al-Ghazali yang
lebih menekankan betapa berat kode etik yang diperankan
seorang guru daripada peserta didiknya. Kode etik tersebut
antara lain:
86 Ahmad Suryadi
1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati
dan sikap yang terbuka, tabah, dan meninggalkan
sifat marah;
2. Bersikap penyantun dan penyayang;
3. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam
bertindak;
4. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh
terhadap sesama;
5. Bersifat rendah hati ketika menyatu dengan
sekelompok masyarakat;
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-
sia;
7. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta
didik yang tingkat IQnya rendah, serta membinanya
sampai pada taraf maksimal;
8. Meninggalkan sifat yang menakutkan bagi peserta
didik, terutama pada peserta didik yang belum
mengerti;
9. Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan
peserta didik, walaupun pertanyaannya terkesan
tidak bermutu atau tidak sesuai dengan masalah yang
diajarkan;
10.Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses
pendidikan, walaupun kebenarannya itu datangnya
dari peserta didik;
88 Ahmad Suryadi
tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau
menghindari sesuatu.
Sikap guru terhadap peserta didik menurut Rugaiyah
dan Atiek Sismiati yaitu sebagai berikut:
1. Guru melaksanakan tugas secara profesional yaitu
mendidik, mengarahkan, melatih, menilai,
membimbing, mengajar dan mengevaluasi hasil
belajar.
2. Guru membimbing peserta didik untuk memahami,
menghayati dan mengamalkan hak dan kewajiban
sebagai individu dan warga sekolah.
3. Guru memahami perbedaan karakteristik setiap
individu dan memberikan layanan pembelajaran
sesuai hal peserta didik.
4. Guru mencari informasi mengenai peserta didik untuk
menunjang proses pembelajaran. Guru membuat
suasana kelas menjadi nyaman, dan menyenangkan.
5. Guru menjalin hubungan peserta didik dengan penuh
kasih sayang dan menjauhkan dari tindakan
kekerasan.
6. Guru berusaha mencegah setiap gangguan negatif
yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta
didik.
7. Guru mengerahkan segenap kemampuan
profesionalnya untuk membantu peserta didik dalam
90 Ahmad Suryadi
15. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan
tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk
memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.88
Muhibbin Sya menjelaskan bahwa ada dua
karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan
guru:
1. Fleksibilitas kognitif, guru yang fleksibel ditandai
dengan keterbukaan dalam berfikir dan beradaptasi.
Salah satu dimensi fleksibilas guru yaitu dimensi
sikap kognitif terhadap siswa. Ciri-ciri sikap kognitif
guru terhadap siswa sebagai berikut
2. Menunjukan perilaku demokratis dan tenggang rasa
terhadap sesama siswa.
Responsif terhadap kelas (mau melihat, mendengar,
dan merespon masalah disiplin. Kesulitan belajar, dan
berbagai persoalan yang dihadapi di sekolah).
Zakiah Daradjat menyebutkan sejumlah akhlak yang
seharusnya dimiliki seorang guru, misalnya; mencintai
jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua
muridnya, berlaku sabar dan tenang, berwibawa, gembira,
bersifat manusiawi, bekerja sama dengan guru-guru lain, dan
bekerja sama dengan masyarakat. 89
92 Ahmad Suryadi
9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan. 90
Dalam pandangan Islam, Azyumardi Azra
menganggap akhlak terpuji bagi sorang guru merupakan hal
penting. Menurutnya seseorang menjadi seorang guru bukan
hanya karena ia telah memenuhi keilmuan dan akademis saja,
tetapi lebih penting lagi, ia harus mempunyai akhlak yang
terpuji. Seorang guru pada dasarnya, ia tidak hanya
mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi sekaligus
membentuk watak dan kepribadian anak didiknya dengan
akhlak yang mulia dan terpuji.91
Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu meng-
andung makna selain adanya pengakuan dan pemahaman
atas ketentuan dan/atau prinsip-prinsip yang terkandung di
dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan
pernyataan kesadaran untuk mematuhinya dalam
menjalankan tugas dan perilaku keprofesiannya, serta
kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya konsekuensi
dan sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya. 92 Dalam
kode etik itu sendiri terdapat pedoman sikap dan perilaku
yang menjadi pegangan guru, yaitu nilai-nilai moral yang
membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh
dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas
BAB VIII
PARADIGMA BARU
TERHADAP PROFESI GURU
A. Paradigma dan Model Pembinaan Profesi Guru
Paradigma mengandung dua makna. Pertama, paradigm
berarti pertanyaan yang selalu berulang, atau pertanyaan
yang selalu dipertanyakan atau pertanyaan yang tidak pernah
terjawab. Kedua, paradigma berarti suatu model analisis,
suatu alat penilaian, serta seperti paradigma kategori guru.
Sampai sekarang ini Indonesia belum ada suatu model
analisis untuk mengadakan penilaian terhadap prototype
guru sehngga kita mengetahui apa sebenarnya yang
dibutuhkan guru dalam melaksanakan tugasnya. Apa
kebutuhan professional guru sehari-hari. Glickman 1981
mengemukakan sebuah paradigma untuk menganalisis para
94 Ahmad Suryadi
guru. Berangkat dari asumsi bahwa setiap guru punya tingkat
berfikir abstrak dan tingkat komitmen. Kedua kemampuan
dasar ini harus dibina dan dikembangkan, dipakai sebagai
dasar untuk menyusun model analisis kategori guru. Atas
dasar analisis itu disusunlah model pembinaan profesi guru,
antara lain:
96 Ahmad Suryadi
Erickson (1963) dalam perspektif psikonalitik meng-
klasifikasikan tingkat perkembangan perilaku guru dalam
bentuk saling berhadapan. Guru dalam perspektif penampang
stereometrik yang saling berhadapan, yakni:
a. Percaya versus tidak percaya
b. Otonomi versus rasa berhak dan rasa malu
c. Inisiatif versus rasa tidak berdaya
d. Rajin versus pasif dan malas
e. Identitas diri versus tak memiliki harga diri
f. Integritas versus ketidakberbentukan
Mengenai kepribadian dan inti kebutuhan guru ini
Loevenger (1976) mengungkapkan bahwa dalam diri manusia
ada kecenderungan yang bersifat egosentrik. Sifat egosentrik
itu dapat dikembangkan kea rah lebih manusiawi bila dibina
untuk lebih memperhatikan orang lain. Perilaku guru yang
punya komitmen dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Tingkat komtmen yang rendah:
1) Kurang peduli masalah-masalah sisw
2) Kurang menyediakan waktu dan tenaga untuk
memikirkan masalah yang berhubungan dengan
tugasnya.
3) Hanya memperdulikan tugas pokok.
b. Tingkat komitmen yang tinggi:
1) Punya kepedulian untuk siswa dan rekan
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 97
2) Selalu menyediakan waktu dan tenaga yang cukup
untuk membantu siswa
3) Dapat memperdulikan teman dan atasan langsung
4) Selalu mempedulikan tugas pokok.
98 Ahmad Suryadi
Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan
upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan
sangat tergantung kepada unsur manusianya. Unsur manusia
yang sangat menetukan berhasilnya pendidikan adalah
pelaksanaan pendidikan, yaitu guru sebagaimana menurut
Nana Sudjana tentang guru:
‚Guru adalah ujung tombak pendidikan sebab guru
secara langsung berupaya mempengaruhi, dan
mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang
cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Sebgaimana ujung
tombak guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang
diperlukan sebagai pendidik dan pengajar‛. 94 Guru adalah
suatu tugas yang sangat mulia karena dia mempersiapkan
anak didiknya supaya berguna bagi nusa bangsa dan
bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan tugasnya
yaitu:
Mendidik anak-anak supaya menjadi muslim sejati
beriman teguh, beramal shaleh dan berbudi pekerti yang baik
sehingga ia dapat menjadi seorang anggota masyarakat yang
sanggup hidup berdiri diatas kaki sendiri mengabdi kepada
Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya. Guru dan
para pendidik merupakan printis pembangunan di segala
bidang kehidupan di masyarakat. Peranan guru itu
mempunyai kedudukan yang penting dan utama dalam
seluruh proses pendidikan, guru atau pendidik merupakan
faktor penggerak utama maju mundurnya suatu lembaga
Bintang, 1984), h. 16
99MI Soelaeman, Menjadi Guru (Bandung: Diponogoro,
2005), h. 14
BAB IX
GURU SEBAGAI PILAR
UTAMA PEMBENTUKAN
PENDIDIKAN KARAKTER
A. Pendidikan Karakter
Secara terminologis ‘karakter’ diartikan sebagai sifat
manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor
kehidupannya sendiri. Hidayatullah (2010:9) menjelaskan
bahwa secara harfiah ‘karakter’ adalah kualitas atau kekuatan
mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 107
merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan
individu lain. Maskawih (1994:56) berpendapat bahwa
karakter merupakan keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan
jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secara
mendalam.
Menurut Depdiknas (2010), pendidikan karakter adalah
segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu
membentuk watak peserta didik. Hal ini meliputi keteladanan
bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan
berbagai hal terkait lainnya. Berdasarkan grand design yang
dikembangkan Kemendiknas tersebut, secara psikologis dan
sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu
merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia
(kognitif, afektif, konaktif, dan psikomotorik) dalam konteks
interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan
amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi
oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat
ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai
Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam
mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesemya nilai etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memudamya
BAB X
KOMPETENSI, ETIKA
KEPRIBADIAN DAN KODE
ETIK GURU
A. Pengertian Kompetensi Guru
Para ahli Kompetensi Guru Para ahli memiliki
beberapa ide mengenai kompetensi yang umumnya dimiliki
guru, misalnya kemampuan intelektual, manajemen,
keterampilan interpersonal, menjadi profesional, mampu
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 115
melakukan kontak secara pantas dengan penonton. menurut
Fathivajargah guru yang pantas dipekerjakan adalah yang
memiliki kompetensi kognitif (kesadaran diri, kesadaran
pembelajar, dan kesadaran atas proses belajar mengajar),
emosional (berdasarkan minat, nilai, dan sikap), dan praktikal
(berkaitan dengan murid, kelas, sekolah, dan masyarakat).112
Semakin meningkatnya upaya untuk memperbaiki
kualitas pendidikan mendorong penelitian mengenai
kompetensi guru terus bertambah. Oleh karena itu daftar
kompetensi guru senantiasa diperbarui sejalan dengan
perubahan dan tantangan yang dihadapi guru dalam konteks
dampak kebijakan pendidikan global Akhirnya Kovač, Eafajac
& Buchberger mengumpulkan daftar kompetensi guru dan
menemukan ada 39 kompetensi yang dibagi atas 4 kelompok,
yaitu:
1. Kompetensi terkait nilai-nilai dan pengasuhan anak
2. Kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman
sistem pendidikan dan kontribusi terhadap
pengembangannya
3. Kompetensi berkaitan pengetahuan mengenai mata
pelajaran, pedagogi, dan kurikulum
BAB XI
HARAPAN GURU MASA
DEPAN
A. Paradigma Masyarakat Tentang Pendidikan dan Guru
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah upaya manusia untuk
“memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya dibandingkan
dengan makhluk yang lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki
E. Mulyasa,
121 Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 20.
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 127
Dalam hal ini, dianjurkan agar para guru senantiasa
memberi perhatian dan penghargaan yang pantas kepada
peserta didik yang berperilaku baik, dengan cara
menyediakan waktu yang sama dengan waktu yang mereka
luangkan untuk peserta didik yang bermasalah.122 Akan
tetapi, kesalahan yang dilakukan oleh seorang guru
adalah terkadang memberikan pujian hanya kepada peserta
didik yang dianggap rajin dan aktif, akan berbeda dengan
peserta didik yang nakal atau sering bolos sekolah.
Kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik itulah baru
mendapatkan perhatian dari guru dan itu adalah sesuatu hal
yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Hal
tersebut dikarenakan guru terkesan hanya memberikan
pujian kepada yang disukainya dan tidak memberikan
pujian kepada yang dianggap berbuat negative.
3. Menggunakan Destructive Discipline
Untuk kepentingan tersebut, guru harus
mengarahkan apa yang baik, serta menjadi contoh, sabar,
dan penuh pengertian.123 Destructive discipline menjadi
suatu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru saat
E. Mulyasa,
122 Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, h.
25.
123 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. h.
25.
E. Mulyasa,
124 Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. h.
26.
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 129
yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi di
masyarakat. Jika tidak, maka akan ketinggalan kereta,
bahkan akan disebut guru ortodok.125 Merasa diri paling
pintar adalah sesuatu hal yang harus dihindari, apalagi
menjadi seorang guru. Terkadang ada sesuatu yang
tidak terduga disampaikan oleh peserta didik dan bisa
dijadikan sebagai pelajaran bagi seorang guru. Jadi, sudah
tentu bahwa guru tidak seharusnya merasa paling pintar
dari peserta didik yang diajarnya.
6. Tidak Adil (Diskriminatif)
Usaha yang dapat dilakukan untuk menghindarinya
antara lain dengan cara menyimpan perasaan sampai peserta
didik yang dicintai menyelesaikan program pendidikannya,
tentu saja harus ikhlas dan jangan takut diambil orang.
Keadilan pada hal apa saja itu penting untuk ditegakkan.126
Dalam dunia pendidikan pun demikian, karena seorang
guru tidak diperbolehkan membeda-bedakan peserta didik
dalam memberikan penilaian pada akhir pembelajaran. Jika
memang seharusnya mendapatkan nilai yang kurang,
maka berilah nilai yang sesuai, begitu juga sebaliknya.
E.
125 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, h.
27.
126E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, h.
28.
Muzakkir,
127 Microteaching Teori Dan
Aplikasinya Dalam Pembelajaran (Makassar: Alauddin
University Press, 2012).
Menjadi Guru Profesional dan Beretika 131
c. Banyak guru yang belum menghargai profesinya,
apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu.
Perasaan rendah diri karena menjadi guru,
penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan
kepentingan pribadinya sehingga wibawa guru
semakin merosot.128
Beberapa potret guru yang dijelaskan sebelum-
sebelumnya merupakan hal-hal yang terkadang menjadi
kendala untuk melihat potret seorang guru di masa
depan. Kenapa? Karena apa yang seharusnya dimiliki dan
dikuasai oleh seorang guru tidak sesuai dengan apa yang
seharusnya. Tetapi, tidak semua guru seperti demikian, ada
juga guru yang memang punya kompeten yang menjadi
harapan di masa depan.
C. Harapan Guru Masa Depan
Guru memegang peranan yang sangat penting
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, untuk itu di-
perlukan guru yang kreatif dan menyenangkan, sehingga
mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif,
suasana pembela- jaran yang menantang dan mampu
membelajarkan dengan menyenangkan. Hal ini penting,
terutama dalam setiap pembelajaran, guru memiliki
peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana,
------------------------------------------------
----------------------------
------------