Anda di halaman 1dari 89

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348433193

Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Book · September 2020

CITATIONS READS
11 5,602

1 author:

Dedi Sahputra Napitupulu


STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara
51 PUBLICATIONS   63 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dedi Sahputra Napitupulu on 13 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Alhamdulillah penulis ucapkan syukur kepada Allah
swt. atas karuniaNya pula buku ini sampai ke tangan para
ETIKA PROFESI GURU PENDIDIKAN pembaca. Selawat dan salam tidak lupa mari kita sanjung
AGAMA ISLAM
Penulis: Dedi Sahputra Napitupulu, M.Pd
tinggikan keharibaan junjungan Rasulullah Muhammad
saw. sebagai contoh teladan sejak dahulu, saat ini dan
ISBN: 978-623-94603-6-5
selamanya, terlebih dalam mengarungi kehidupan di dunia
Editor: Maknun yang serba tak pasti ini.
Layout: Haura Studio
Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan
Diterbitkan oleh: bahan ajar materi kuliah Etika Profesi Pendidik PAI
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera
hau ra u t a m a
Utara yang diamanahkan kepada penulis semester ganjil
Haura Utama tahun lalu. Buku ini hadir dengan maksud menambah
Nagrak Jl. Taman Bahagia, Benteng, Warudoyong, Sukabumi kekurangan refrensi terkait dengan mata kuliah tersebut.
WA +62877-8193-0045, Email: haurautama@gmail.com
Sepanjang penelusuran penulis, persis seperti judul buku
Cetakan pertama, September 2020 ini belum pernah diterbitkan oleh akademisi UIN
Sukabumi, Haura Utama 2020
14x21 cm, 172 hlm
Sumatera Utara, tetapi yang menulis tema Etika Profesi
Guru secara umum sudah ada, dan sebagai apresiasi
Hak cipta dilindungi undang-undang
All right reserved
terhadap karya yang duluan lahir, penulis telah
mencantumkan dalam daftar pustaka.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit Buku ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi guru
Pendidikan Agama Islam saja, akan tetapi juga bagi semua
Isi di luar tanggung jawab percetakan
guru bahkan dosen sekalipun. Sebagai seorang guru, yang
hidup di era revolusi industri 4.0, atau society 5.0 kita
semua tentu merasa peranan guru banyak tergantikan oleh
teknologi, terlebih lagi di tengah pandemi covid-19,
teknologi menjadi lebih dominan dari pada sosok guru.

Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 3


Hemat penulis, betapa pun kemudahan akses, dan
keterbukaan pengetahuan yang disediakan oleh kemajuan
teknologi informasi dewasa ini, ada hal yang sama sekali
KATA PENGANTAR ...................................................... 3
tidak dapat direpresentasikan yaitu sosok seorang guru
DAFTAR ISI ..................................................................... 5
yang mengajar dengan hati dan perasaan, mentransfer
BAB I ETIKA DAN PERAN GURU DALAM
nilai-nilai positif, menginspirasi, dan masih banyak lagi.
PEMBELAJARAN .......................................................... 9
Penulisan buku ini tidak akan terlaksana tanpa
A. Pendahuluan ........................................................... 9
bantuan dari berbagai pihak terutama penerbit yang telah
B. Sedikit Tentang Definisi Guru ............................. 10
bersedia menata kemudian mencetak buku ini. Tetapi C. Kode Etik dan Profesionalisme Guru ................... 11
secara khusus saya ingin mengabadikan ucapan terima D. Peran Guru dalam Pembelajaran .......................... 14
kasih kepada istri tercinta Maryana Aisyah, S.Pd.I, E. Tanggung Jawab Guru ......................................... 18
perempuan yang sejak lama kutunggu, kudoakan, sampai F. Kesimpulan........................................................... 20
akhirnya kami dipersatukan. Sebait canda, lengkap dengan BAB II SYARAT-SYARAT MENJADI GURU .......... 21
aneka cemilan dibuat langsung dengan tangannya yang A. Pendahuluan ......................................................... 21
kreatif kerap kali mengiringi penulisan tiap lembar naskah B. Syarat-syarat Menjadi Guru ................................. 22
ini. C. Syarat-syarat Guru Profesional ............................ 25
Akhirnya, sambil menunggu komentar dan saran D. Prinsip-Prinsip Guru............................................. 27
konstruktif, karya sederhana ini dihantarkan kehadapan E. Kemampuan yang Harus Dimiliki Oleh Guru...... 28
para pembaca. Mudah-mudahan bermanfaat adanya. F. Kesimpulan........................................................... 29
Amin. BAB III KOMPETENSI GURU ................................... 30
A. Pendahuluan ......................................................... 30
Medan, September 2020 B. Pengertian Kompetensi ........................................ 31
C. Komponen Kompetensi ........................................ 33
Dedi Sahputra Napitupulu
D. Kesimpulan........................................................... 40
BAB IV MOTIVASI KERJA DAN SIFAT GURU..... 42
A. Pendahuluan ......................................................... 42
B. Pengertian Motivasi Kerja Guru .......................... 43
C. Motivasi Kerja Guru............................................. 47
D. Sikap/Sifat Guru Secara Umum ........................... 50

4 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 5
E. Sikap/Sifat Guru Menurut Pendidikan Islam ....... 51 E. Langkah-Langkah Pengembangan Profesi
F. Kesimpulan........................................................... 58 Keguruan ............................................................ 102
BAB V KUALIFIKASI DAN PEMBINAAN GURU.. 60 F. Prinsip Pengembangan Profesi Guru.................. 102
A. Pendahuluan ......................................................... 60 G. Jenis-Jenis Kegiatan Pengembangan Profesi
B. Kualifikasi Guru ................................................... 61 Guru .................................................................... 106
C. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan H. Reorientasi Pengembangan Profesi Guru ........... 109
Formal .................................................................. 63 I. Upaya Pemerintah Meningkatkan Profesionalisme
D. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan Guru .................................................................... 112
dan Kesetaraan ..................................................... 65 J. Kesimpulan......................................................... 116
E. Pembinaan Guru ................................................... 67 BAB VIII PERAN GURU SEBAGAI BK DAN
F. Pembinaan Kompetensi Paedagogik Guru ........... 72 MENGATASI STRES DALAM PEKERJAAN ........ 118
G. Lembaga Penyelenggara Pelatihan dan Pembinaan A. Pendahuluan ....................................................... 118
Guru ...................................................................... 73 B. Peran Guru Dalam Pelaksanaan Bimbingan
H. Kesimpulan........................................................... 74 Konseling ........................................................... 119
BAB VI ETIKA GURU DALAM PENDIDIKAN C. Mengatasi Stres dalam Bekerja ......................... 122
AGAMA ISLAM ............................................................ 76 D. Kesimpulan......................................................... 125
A. Pendahuluan ......................................................... 76 BAB IX SERTIFIKASI DAN PENGARUHNYA
B. Pengertian Etika Guru dalam Pendidikan Islam .. 77 PADA KINERJA GURU ............................................. 127
C. Sifat-Sifat Guru dalam Islam................................ 79 A. Pendahuluan ....................................................... 127
D. Etika Guru dalam Pendidikan Islam..................... 81 B. Pengertian Sertifikasi ......................................... 127
E. Etika Guru Terhadap Dirinya Sendiri .................. 82 C. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi .......................... 130
F. Etika Guru Terhadap Pelajarannya ...................... 83 D. Prinsip Sertifikasi ............................................... 132
G. Etika Guru Terhadap Murid ................................. 85 E. Sertifikasi Melalui Jalur Pendidikan .................. 134
H. Kode Etik Guru dalam Pendidikan Islam ............. 86 F. Kesimpulan......................................................... 136
I. Kesimpulan........................................................... 90 BAB X ORGANISASI PROFESI GURU .................. 138
BAB VII PENGEMBANGAN PROFESI GURU ....... 92 A. Pendahuluan ....................................................... 138
A. Pendahuluan ......................................................... 92 B. Pengertian Organisasi Profesi Keguruan............ 139
B. Pengertian Pengembangan profesi keguruan ....... 93 C. Jenis Organisasi Profesi Guru ............................ 140
C. Medel pengembangan Profesi keguruan .............. 97 D. Kesimpulan......................................................... 151
D. Strategi Pengembangan Profesi Guru. ............... 100

6 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 7
BAB XI KARAKTERISTIK GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM .......................................................... 152
A. Pendahuluan ....................................................... 152
B. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam .... 153
C. Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam ..... 159
D. Kesimpulan......................................................... 161
DAFTAR PUSTAKA ................................................... 162
TENTANG PENULIS.................................................. 170
A. Pendahuluan
Guru adalah sebuah komponen manusiawi yang
terdapat dalam proses belajar mengajar yang berperan
dalam pembentukan karakter anak dan manusia yang
potensional di bidang pembangunan. Guru tidak hanya
sebagai pengajar yang mentransferkan ilmunya kepada
anak didik namun juga sebagai penuntun dan pengarah
siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Guru
menempati tempat yang sangat terhormat di kalangan
masyarakat. Kewibawaan dan kearifan yang menyebabkan
guru di hormati dan oleh karena itu masyarakat tidak
meragukannya lagi. Masyarakat yakin bahwa guru yang
dapat mendidik anak-anaknya dan memiliki kepribadian
yang lebih baik. Guru juga merupakan ujung tombak
dalam rangka mencerdaskan anak bangsa baik dalam
aspek spiritual, emosional dan juga intelektual.
Tujuan pendidikan yang tertuang pada UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dikatakan bahwa pendidikan adalah mencerdaskan anak
bangsa, oleh karena itu yang dibutuhkan saat ini untuk
dapat mewujudkan tujuan pendidikan tersebut tidak
mungkin akan tercapai jika tanpa bantuan dari guru. Guru

8 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 9
adalah orang kedua dari orang tua anak-anak di sekolah agar dapat menghantarkan anak untuk mengarungi masa
oleh karena itu, guru pada umumnya adalah merupakan depannya (Amini, 2016:26).
perintis pembangunan di seluruh bidang kehidupan dalam Dalam prespektif Islam guru ataupun pendidik adalah
kehidupa bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan
Berdasarkan uraian di atas, paragraf-paragraf di pertolongan kepada anak didik dalam hal perkembangan
bawah ini akan membahas bagaimana peran guru dalam jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai tingkat
pembelajaran dan kode etik guru dan penerapannya dalam kedewasaannya, sehingga ia mampu berdiri sendiri untuk
berbagai bidang kehidupan guru dalam rangka untuk memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan peraturan swt. dan mampu sebagai makhluk sosial sekaligus sebagai
UU. No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. makhluk individu yang mandiri (Syafaruddin dkk,
2006:53-54). Anak tidak hanya dididik sesuai harapan
B. Sedikit Tentang Definisi Guru orang tua, namun lebih dari itu anak menjadi bagian dari
Ketika para orang tua memiliki keterbatasan waktu, masyarakat. Akhirnya guru menjadi instrumen untuk
tenaga dan pengetahuan, namun pada saat yang sama menjadikan anak tumbuh dan berkembang di tengah-
mereka ingin untuk melatih keterampilan atau pengetahun tengah masyarakat. Lebih daripada itu guru juga menjadi
yang lebih luas untuk memberi wawasan pada anaknya, motor penggerak bagaimana masyarakat tumbuh dan
pada saat inilah orang tua menyadari bahwa ia berkembang, di sanalah guru dan insane pembentuk
membutuhkan seseorang yang mampu mendampingi anak- peradaban tidak dapat dipisahkan.
anaknya. Profesi guru muncul secara alamiah untuk
menjawab kebutuhan orang tua tersebut. Hal ini C. Kode Etik dan Profesionalisme Guru
menunjukkan bahwa guru adalah orang-orang yang Profesionalisme berasal dari kata “proses” yang
memiliki waktu secara khusus untuk memberikan diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan
pendidikan dan pembelajaran pada peserta didik. Guru pendidikan lanjut. Pendidikan lebih lanjut ini terutama
adalah orang yang mempunyai kemampuan baik tenaga bertalian dengan bidang sains dan teknologi yang
dan fikiran untuk dapat melatih berbagai kemampuan anak digunakan sebagai perangkat dasar untuk
untuk masa depannya. Kalau ingin menggunakan bahasa diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang
teori yang lebih keren, guru adalah orang yang memiliki bermanfaat.
pengetahuan yang lebih luas, mendalam, dan lebih spesifik Profesi itu sendiri berasal dari Bahasa latin yang
berarti “suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula

10 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 11
dihubungkan dengan sumpah dan janji bersifat religious”. rendahnya mutu layanan profesional (pembelajaran)
Secara hisitoris pemakaian istilah itu bahawa seorang yang atau bahkan merugikan siswa.
memiliki profesi berarti adanya ikatan batin dengan 2. Guru dalam membelajarkan siswa, harus tetap
pekerjaannya. Jika terjadi sumpah pelanggaran atau menjaga standar mutu layanan atau status profesinya
sumpah janji terhadap profesi sama dengan pelanggaran sehingga dapat dihindarkan kemungkinan
sumpah jabatan yang dipandang telah menodai “kesucian” penyimpangan tugas yang tidak sesuai dengan etika
profesi tersebut. Artinya kesucian profesi itu perlu dan moral pembelajaran.
dipertahankan dan yang bersangkutan tidak akan 3. Guru dalam membelajarkan siswa, harus
mengkhianati profesinya (Suparlan, 2006:7). memperlihatkan sifat-sifat kesederhanaan, rendah
Satu aspek yang terpenting dari proses pembelajaran hati, sabar, menepati janji, dapat dipercaya, sadar diri,
adalah kualitas pendidik atau guru. Asumsi bahwa, dan tidak boleh dogmatis, serta harus penuh dengan
meskipun sejumlah pendidik memiliki sama profesi rasa tanggung jawab.
sebagai pendidik atau guru, dalam faktanya mereka 4. Guru harus bersifat terbuka terhadap saran dan kritik
memiliki perbedaan dan beragam level atau derajat yang diberikan kepadanya dan harus mengusahakan
profesionalnya. Seorang guru professional dapat dikatakan capaian kinerja yang tinggi.
bahwa dia memiliki tidak hanya pengalaman pendidikan
5. Guru harus menghormati harkat martabat dan hak-hak
atau titel sarjana tertentu sebagai persyaratan normatif dan
pribadi siswa, serta menempatkan para siswanya
administratif sebagai seorang guru, tetapi juga dia perlu
diatas kepentingan pribadinya.
memiliki persyaratan-persyaratan tertentu lainnya (Idi,
6. Guru dalam proses pembelajaran, tidak membeda-
2015:98-99).
bedakan siswa (dalam memberikan layanan) dengan
Berikut ini akan dipaparkan cara guru menerapkan
dalih apapun.
etika dan moral dalam pembelajaran sebagaimana yang
7. Dalam menjalankan tugasnya, guru harus dapat
diungkapkan oleh Sjarkawi (2006:63) berikut ini:
menerapkan prinsip-prinsip etika dan moral
1. Agar dapat memahami orang lain dan dapat
pembelajaran.
melakukan pembelajaran dengan baik, guru harus
8. Dalam proses pembelajaran mengutamakan
terus menerus menguasai dirinya. Guru harus
penampilan prima secara fisik, mudah tersenyum, dan
berusaha mengerti kekurangan dan prasangka pada
secara psikis berkepribadian empatik, simpatik, dan
dirinya sendiri yang dapat memengaruhi hubungan
tutur bahasa yang jelas, baik, dan benar.
dengan orang lain (siswa) dan mengakibatkan

12 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 13
9. Sekolah dan guru harus dapat menciptakan iklim yang Peran dan fungi guru berpengaruh terhadap
kondusif (bersih, indah, asri, dan nyaman) dan pendidikan dan pembelajaran. Secara khusus dalam
suasana akademik yang menarik, dengan didukung pembelajaran guru mempunyai peran dan fungsi untuk
oleh fasilitas yang berfungsi mendukung proses mendorong, membimbing dan memfasilitasi siswa untuk
pembelajaran yang beretika, bermoral, dinamis, dan belajar. Ki Hadjar Dewantara menegaskan pentingnya
terarah. peran dan fungsi dalam pendidikan dengan ungkapan. Ing
ngarsa sung tulada berarti guru berada di depan memberi
D. Peran Guru dalam Pembelajaran teladan, ing madya mangun karsa, berarti guru berada
Mengutip pendapat yang pernah disampaikan oleh ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa, dan tut
Mulyasa (2005:137), dapat diidentifikasikan setidaknya wuri handayani berarti guru dari belakang memberikan
ada 19 peran guru dalam pembelajaran, yaitu guru sebagai dorongan dan arahan. Konsep yang dikemukakan Ki
pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, innovator Hadjar Dewantara ini menjadi pedoman dalam
(pembaharu), model dan teladan, pembangit pandangan, melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
penasehat, peneliti, pribadi, emansipator, pembawa cerita, Merujuk kepada konsep yang disampaikan Ki Hadjar
aktor, pekerja rutin, pendorong kreatifitas, pengawet, Dewantara, maka guru merupakan faktor yang dominan
kulminator, dan sebagai evaluator. dan penting dalam pendidikan, karena bagi siswa, guru
Dalam kaitannya dengan peran guru dalam proses dipersonifikasikan sebagai sosok teladan, sosok panutan
pembelajaran, menurut Suyono dan Hartanto (2014:187), dan sosok idola. Oleh karena itu seyogyanya guru harus
mengatakan bahwa ada tiga fungsi utama guru dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana konsep
pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), yang dikmukakan Ki Hajar Dewantara tersebut.
pelaksana dan pengelola (organizer), dan penilai Mencermati peran dan fungsi guru yang dikemukakan
(evaluator). Selain itu menurut Abin Syamsuddin Makmur oleh Ki Hajar Dewantara tersebut maka sesungguhnya
(2000:120), dalam kaitannya dengan pendidikan sebagai peran guru itu sangatlah luas. Keluasan peran guru
media dan wahana transfer berpendapat bahwa ada lima tersebut dipaparkan oleh Hamalik yaitu peran guru
peran pendidik, yaitu sebagai pengembang (innovator), seungguhnya sangat luas yang meliputi empat hal besar
penerus (transmitor), pemelihara (konservator), yaitu:
penyelenggara (organisator), dan juga sebagai penerjemah 1. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
(transformator). Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam
sekolah (kelas) yaitu menyampaikan pelajaran agar

14 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 15
peserta didik memahami dengan baik semua menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.
pengetahuan yang disampaikan itu. Selain dari itu, Banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya belajar
guru juga berusaha agar terjadi perubahan pada sendiri, mengadakan penelitian, mengikuti pelatihan,
peserta didik pada aspek sikap, keterampilan, menulis buku, menulis karya ilmiah sehingga
kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya perannya sebagai ilmuan terlaksana dengan baik.
melalui pengajaran yang diberikannya secara 4. Guru sebagai pribadi (teacher as person)
sistematika dan terencana. Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-
2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor) sifat yang disenangi oleh peserta didiknya, oleh orang
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada tua dan masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan
peserta didik agar mampu menemukan masalahnya agar dapat melaksanakan pengajaran secara efektif.
sendiri, mengenal dirinya sendiri dan menyesuaikan Karena itu wajib bagi guru berusaha untuk memupuk
diri dengan lingkungannya. Peserta didik sifat-sifat pribadinya sendiri dan mengembangkan
membutuhkan guru dalam hal mengatasi kesulitan- sifat-sifat pribadi yang disenangi oleh orang lain
kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan (Ananda, 2018:21-23).
memilih pekerjaan, kesulitan dalam hubungan sosial Tugas utama guru adalah membelajarkan
dan interpersonal. Karena itu setiap guru penting siswanya melalui kegiatan mengajar dengan
memahami dengan baik tentang teknik bimbingan menggunakan berbagai model, strategi, metode, dan
kelompok, penyuluhan individu, teknik teknik mengajar yang sesuai tuntutan materi
mengumpulkan keterangan, teknik evaluasi dan pembelajaran agar siswanya belajar. Mengajar
psikologi belajar. memberikan tantangan dan kesempatan yang tiada
3. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist) habisnya untuk terus berkembang. Guru berperilaku
Guru dipandang sebagai orang yang paling secara profesional dalam melaksanakan tugas
berpengetahuan. Guru bukan saja berkewajiban untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada melatih, memotivasi, menilai, mengevaluasi proses
peserta didik, tetapi juga berkewajiban dan hasil pembelajaran. Dalam melaksanakan
mengembangkan pengetahuan dan terus menerus aktivitasnya sebagai guru, tentu saja tidak dapat
memupuk pengetahuan yang dimilikinya. dihindarkan dari siswa. Karena seorang guru akan ada
Pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang jika siswanya ada, makanya siswa menjadi faktor
dengan sangat pesat, guru harus mengikuti dan penting dan utama bagi seorang guru.

16 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 17
Guru membimbing siswanya untuk memahami, kebiasaan yang baik, dan perkembangan sikap yang
menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban serasi (Hamalik, 2013:127).
sebagai individu, warga sekolah dan warga masyarakat. 2. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa
Apapun latar belakang siswa, jika sudah menjadi peserta
Menampakkan pengetahuan kepada anak didik
didik bagi seorang guru, maka hal penting yang dilakukan
bukanlah pekerjaan yang sulit, namun membina siswa
guru adalah mendidik mereka melalui proses
agar menjadi manusia yang berwatak bukanlah perihal
pembelajaran. Oleh karena latar belakang peserta didik
yang mudah. Agar aspek-aspek kepribadian dapat
yang berbeda, akan menghasilkan kualitas belajar yang
berkembang maka guru perlu menyediakan
berbeda pula. Berkaitan dengan perbedaan ini guru
kesempatan bagi siswa untuk mengalami, menghayati
mendidik mereka mengacu pada standar pencapaian yang
situasi-situasi yang hidup dan nyata. Selain itu juga
dipersyaratkan. Artinya ada batasan terendah tetapi
kepribadian, watak, dan tingkah laku guru itu sendiri
dinyatakan telah berhasil dan ada pula batas pencapaian
akan menjadi contoh yang konkret bagi siswanya.
tertinggi yang dapat diperoleh oleh peserta didiknya
3. Memberikan bimbingan kepada murid
(Sgala, 2013:195).
Memberikan bimbinga kepada anak didik agar
E. Tanggung Jawab Guru mereka dapat mengenali dirinya sendiri, memecahkan
masalahnya, mampu menghadapi kenyataan dan
Jika kita mengulas perubahan-perubahan tradisional
memiliki stamina emosional yang baik, sangatlah
dalam pengajaran maka tentu akan menimbulkan atau
diperlukan. Guru perlu menghormati kepribadian
menambah tanggung jawab guru menjadi lebih besar.
anak, agar mereka menjadi pribadi yang tahu akan
Adapun tanggung jawab itu ialah sebagai berikut:
hak-hak orang lain.
1. Guru harus menuntun murid-murid belajar
4. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar
Tanggung jawab guru yang paling penting ialah
dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar
merencanakan dan menunutut murid-murid
Guru bertanggung jawab menyesuaikan semua
melakukan kegiatan belajar guna mencapai
situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan
pertumbuhan dan keterampilan yang diinginkan. Guru
kematangan siswa. Selain itu juga bertanggung jawab
harus membimbing murid agar mereka dapat
mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan
memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman,
kemajuan belajar serta melaksanakan diagnosis
perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-
dengan cermat terhadap kesulitan dan kebutuhan
siswa.

18 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 19
5. Turut serta membina kurikulum sekolah
Guru merupakan key person yang paling
mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai
dengan tingkat perkembangan murid, oleh karena itu
wajar apabila guru turut aktif dalam pembinaan
kurikulum di suat sekolah. A. Pendahuluan
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar
F. Kesimpulan bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan
Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam membimbing peserta didik. Dengan begitu seseorang yang
mendidik anak menjadi dewasa, guru tidak hanya sebagai berkecimpung dalam dunia pendidikan diharapkan mampu
pengajar yang mentransferkan ilmunya kepada anak didik merancang program pembelajaran serta mampu menata
namun juga sebagai penunutun dan pengarah siswa dalam dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan
melaksanakan pembelajaran. Di dalam diri seorang guru pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
terdapat tanggung jawab yang besar dalam membawa tujuan akhir dari proses pendidikan. Sehubungan dengan
siswanya menuju kedewasaan. Satu aspek yang terpenting tugas seorang guru, maka diperlukan lah syarat-syarat
dari proses pembelajaran adalah kualitas pendidik atau menjadi guru agar tujuan tersebut tercapai.
guru. Dalam kaitannya dengan peran guru dalam proses Syarat-syarat menjadi guru tentulah wajib dan harus
pembelajaran, bahwa ada tiga fungsi utama guru dalam dipenuhi oleh seorang guru karena tanpa adanya syarat-
pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), syarat tersebut guru tidak mampu melaksanakan tugasnya
pelaksana dan pengelola (organizer), dan penilai dan mencapai tujuan pendidikan. Jika ada beberapa hal
(evaluator). Selain itu dalam kaitannya dengan pendidikan yang tidak dapat dipenuhi maka tidak dapat
sebagai media dan wahana transfer, ada lima peran memaksimalkan potensi peserta didik dan keberhasilan
pendidik, yaitu sebagai pengembang (innovator), penerus dalam mencapai tujuan belajar dan pembelajaran.
(transmitor), pemelihara (konservator), penyelenggara Maka dari itu dirasa perlu untuk memberikan
(organisator), dan juga sebagai penerjemah penjelasan panjang dan lengkap terkait dengan syarat-
(transformator). syarat menjadi guru. Apa saja syarat-syarat menjadi guru
dan kompetensi-kompetensi yang harus dipenuhi untuk
menjadi seorang guru serta bagaimana menjadi seorang
guru sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan

20 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 21
memaksimalkan potensi peserta didik. Hal tersebut akan bagaimana cara menguasa teknis mengajar, terampil
diuraikan lengkap dalam paragraph-paragraf berikut ini. dalam mendesain program dan juga memiliki motivasi
serta cita-cita untuk memajukan pendidikan
B. Syarat-syarat Menjadi Guru (Suherman, 2010:94).
Syarat-syarat menjadi guru diperlukan dalam 3. Persyaratan psikis
peranannya untuk melaksanakan tugas dan Persyaratan psikis ini meliputi antara lain sehat
tanggungjawabnya dengan itu akan membedakan antara rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, maupun
guru dengan manusia lainnya. Adapun syarat-syarat mengendalikan emosi, sabar, dan sopan, memiliki
menjadi guru itu dapat dipaparkan ke beberapa kelompok jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani
yaitu sebagai berikut: bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki
1. Persyaratan administratif jiwa pengabdian.
Syarat syarat administratif ini antara lain soal 4. Persyaratan fisik
kewarganegaraan, umur, berkelakuan baik, Persyaratan fisik yaitu persyaratan yang mana
mengajukan permohonan. Persyaratan disini adalah seorang pendidik harus berbadan sehat, tidak
meliputi kewarganegaraan dimana dimaksud memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu
kewarganegaraan disini adalah sebagai warga negara pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit
Indonesia, usia guru dimana sekurang-kurangnya 18 yang dapat menular. Persyaratan fisik ini juga
tahun, berkelakuan baik dan mengajukan meliputi penampilan seorang pendidik yaitu
permohonan. kebersihan, kerapian, dan cara berpakaian. Sebab
2. Persyaratan teknis bagaimanapun seorang guru akan selalu menjadi pusat
Persyaratan teknis merupakan persyaratan formal, perhatian bagi oara anak didiknya.
yakni harus berijazah pendidikan guru. hal ini 5. Persyaratan mental
mempunyai konotasi bahwa seseorang yang memiliki Persyaratan mental yaitu antara lain memiliki
ijazah pendidikan guru itu dinilai sudah mampu sikap mental yang sehat yaitu baik untuk profesi
mengajar. Kemudian syarat-syarat yang lain adalah keguruan ia dapat mencintai dan mengabdi pada tugas
menguasai cara dan teknik mengajar, terampil dan jabatannya, bermental Pancasila dan bersikap
mendesain program pengajaran, dan dapat hidup demokratis. Yang berhubungan dengan
memberikan motivasi si dan cita-cita untuk persyaratan psikis ini yaitu: sehat rohani, dewasa
memajukan pendidikan. Syarat yang lainnya adalah dalam bertindak dan berfkir, mampu mengendalikan

22 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 23
emosi, ramah, sabar dan sopan, memiliki jiwa Dari uraian di atas, tampak jelas bahwa ada syarat-
kepemimpinan, berani, bertanggung jawab, rela syarat yang harus dipenuhi bila seseorang ingin menjadi
berkorban, konsekuen dan memiliki jiwa pengabdian. guru terutama dalam pendidikan formal. Dengan melihat
Selain itu juga guru di tuntut untuk bersifa pragmatis syarat-syarat tersebut bisa dipahami bahwa untuk menjadi
dan realistis, namun juga memiliki pandangan yang guru itu tidaklah mudah. Pekerjaan sebagai guru bukan
mendasar dan juga filosofis. Garu harus mampu lagi pekerjaan yang di anggap remeh. Menjadi guru itu
mematuhi segala norma dan nilai yang berlaku seerta adalah pekerjaan terhormat. Saat ini, guru adalah pekerja
harus memiliki semnagat yang membangun. Inilah profeseional yang bisa disejajarkan dengan profesi-profesi
pentingnya mengapa seorang guru harus memiliki lainnya seperti dokter, akuntan, dan sebagainya
panggilan dari hati nuraninya untuk dapat mengabdi (Alamsyah, 2017:27).
demi anak bangsa (Sardiman, 2007:126).
6. Persyaratan moral C. Syarat-syarat Guru Profesional
Guru harus mempunyai sifat sosial dan budi Adapun syarat-syarat menjadi guru profesional
pekerti yang luhur, sanggup berbuat kebajikan, serta menurut Oemar Hamalik (2004:118): 1) Harus memiliki
bertingkah laku yang baik agar pantas menjadi bakat sebagai guru, 2) Harus memiliki keahlian sebagai
panutan untuk peserta didiknya dan orang di guru, 3) Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi,
sekitarnya. 4) Memiliki mental yang sehat, 5) Berbadan sehat, 6)
Al-Nahlawi,salah seorang ahli pendidikan Islam Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, 7) Guru
yang lain, menyatakan bahwa seorang guru itu harus adalah manusia berjiwa pancasila, 8) Guru adalah seorang
memenuhi beberapa syarat, yakni: 1) Tujuan, tingkah warga negara yang baik.
laku dan pola pikir guru bersifat sebagai pendidik, 2) Pendapat lain dinyatakan oleh Dato’ Dr. Abdul
Selau ikhlas, 3) Selalu sabar, 4) Selalu jujur, 5) Shukor Abdullah (ketua pengaruh pendidikan Malaysia)
Membekali diri dengan ilmu yang luas, 6) Menguasai dalam Mahmood Hussein (1993:29) mengenai ciri-ciri
metode mengajar yang efektif, 7) Mampu mengelola guru profesional, yaitu: 1) Memiliki karya ilmiah, 2)
siswa di dalam kelas, 8) Mengetahui kehidupan psikis Bermoral teguh, 3) Bersikap profesional, 3) Taat dan setia
para siswa, 9) Tanggap terhadap berbagai kondisi dan kepada pengkhitmatannya, mempertahankan martabat
perkembangan zaman yang mempengaruhi jiwa, profesionalnya, 4) Membina pelajar yang cemerlang
keyakinan dan pola pikir mereka, 10) Adil dalam secara akademik, 5) Meningkatkan kualitas hasil
bertindak. pengajaran, 5) Membentuk watak murid dengan berbagai

24 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 25
keteguhan nilai diri (morah, akhlak mulia, pandai kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu, terampil), 6) seseorang berkenaan dengan tugasnya. Dari kedua
Meningkatkan kemahiran diri sesuai tuntutan pendidikan, definisi-definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa
7) Menampakkan ciri-ciri kekuatan teori, 8) kompetensi ialah kemampuan dasar yang harus dimiliki
Mengupayakan terwujudkan sekolah berakhlak. Agar seseorang, dalam bidangnya dalam konteks ini yaitu
pelajar berilmu kuat dan berpersonaliti sehat, 9) seorang guru.
Menampilkan watak mulia dan berwawasan sebagai Kompetensi guru memiliki tingkatan mulai dari
pendidik unggul untuk setiap masa, 10) Menilai kekuatan tingkat prasekolah, tingkat dasar, dan tingkat menengah
dan kelemahan murid, 11) Memastikan situasi guru dapat dikategorikan kepada dua kategori: kategori itu ialah
mengajar murid belajar, terwujud dalam kelas, 12) kategori umum dan kategori khusus. kategori umum
Menunjukkan kesetiaan kepada kerjaan dan bebas merupakan kemampuan dan keahlian yang harus dimiliki
pendirian, 13) Profesional dan fokus kepada peraturan oleh semua guru pada tiap jenjang pendidikan. sedangkan
sekolah, 14) Bertindak pada landasan etika dan tata susila kompetensi khusus adalah kemampuan dan keahlian yang
kerja. harus dimiliki secara khusus oleh tenaga pendidik tertentu
Adapun syarat-syarat menjadi guru memiliki beberapa sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang
kompetensi. Para ahli memberikan definisi yang beragam ditekuninya.
tentang apa itu kompetensi guru. Perbedaan yang beragam
itu memberikan sinergitas antara pengertian satu dengan D. Prinsip-Prinsip Guru
yang lainnya. Hal itu menjadikan kompetensi guru sebagai Dalam UU No. 14 Tahun 2005 dinyatakan bahwa
nilai dalam profesionalitas atau tidaknya tenaga pendidik prinsip-prinsip guru dan dosen sebagai tenaga profesional
(guru) yang mana kompetensi tersebut memiliki pengaruh adalah sebagai berikut:
atas keberhasilan yang akan dicapai oleh peserta didik 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
(Subardi dan Jamali, 2013:29). idealisme;
Kompetensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
diartikan cakap atau kemampuan. Sementara pakar lain pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mengemukakan pendapatnya bahwa yang dimaksud mulia;
sebagai kompetensi adalah suatu kemampuan yang 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang
disyaratkan untuk memangku profesi. Tidak jauh dari pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
pernyataan tersebut juga pendapat lain menyatakan bahwa

26 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 27
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai 5. Memahami metode pembelajaran yang paling
dengan bidang tugas; tepat;
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas 6. Memahami cara memanfaatkan waktu pelajaran;
keprofesionalan; 7. Memahami cara menggunakan media
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai pembelajaran.
dengan prestasi kerja;
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan F. Kesimpulan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan Menjadi seorang guru ternyata tidak hanya cukup
belajar sepanjang hayat; sekedar pintar dan berpengetahuan luas saja. Itulah
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam mengapa banyak orang-orang di sekeliling kita yang
melaksanakan tugas keprofesionalannya; dianggap pintar, atau mengaku pintar, bahkan ada yang
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai pura-pura pintar, tidak dapat menjadi guru dan mengajar
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan secara formal di dalam kelas. Untuk menjadi seorang guru,
dengan tugas keprofesionalan guru. harus memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu,
sehingga guru tersebut dapat dikategorikan sebagai guru
E. Kemampuan yang Harus Dimiliki Oleh Guru profesional. Diantara persyaratan seorang guru
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya ada
Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
beberapa kelompok penting seperti: persyaratan
guru adalah sebagai berikut:
administrasi, persyaratan teknis, persyaratan fisik,
1. Memahami dengan baik dasar-dasar sosiologi dan
persyaratan psikis, dan persyaratan menurut undang-
psikologi;
undang.
2. Memahami karakter dan perkembangan
psikologis, sosiologis dan akademik setiap
peserta didik;
3. Memahami cara untuk mengembangkan
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual
peserta didik;
4. Memahami kurikulum yang berlaku secara utuh
dan menyeluruh;

28 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 29
Berdasarkan realitas tersebut, seorang guru harus
mempunyai kompetensi atau kemampuan-kemampuan
agar dapat membimbing dan mendidik peserta didik agar
dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
A. Pendahuluan Dengan mempunyai kompetensi tersebut seorang guru
Pada dasarnya pendidikan merupakan kunci dari akan dapat menghasilkan peserta didik yang bermutu.
keberhasilan dari sebuah Negara, Negara akan maju dan Uraian berikut ini akan membahas tuntas tentang
berhasil jika ditopang dengan pendidikan yang bermutu kompentensi-kompetensi yang harus dimiliki guru agar
demikian pula sebaliknya. Dengan pendidikan akan dapat menjadi seorang pendidik yang profesional dan akan
terlahir pemimpin dan generasi yang berkarakter. memajukan pendidikan.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan keberadaan guru
yang menjadi unsur pokok di dalamnya. Seorang guru B. Pengertian Kompetensi
dituntut agar profesional untuk dapat mengahasilkan Kompetensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
peserta didik yang bermutu. Bagi guru profesional diartikan cakap atau kemampuan. Menurut Nana
tugasnya tidak hanya mengajar akan tetapi juga Sudjana,bahwa yang dimaksud sebagai kompetensi adalah
melakukan bimbingan, mengarahkan, menata, mengelola suatu kemampuan yang disyaratkan untuk memangku
kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya profesi. Tidak jauh dari hal tersebut juga Sudirman
dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dasar
dari proses pendidikan. yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan tugasnya.
Guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan Dari kedua definisi-definisi tersebut dapat kita ketahui
menempati memainkan peranan penting dalam proses bahwa kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus
belajar mengajar. Ia mempunyai peranan dalam proses dimiliki seseorang, dalam bidangnya misalnya yaitu
pertumbuhan dan perkembangan siswanya, pengetahuan, seorang guru, (Subardi dan Jamali, 2013:30).
keterampilan, kecerdasan dan sikap serta pendangan hidup Di dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan
sisiwa. Oleh karenanya, masalah sosok guru yang dosen pasal 1 ayat (10) dinyatakan secara tegas bahwa
dibutuhkan adalah guru dapat membantu pertumbuhan dan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati
pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah. dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

30 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 31
tugas keprofesionalan”. Wujud profesioanal atau tidak berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien
tenga pendidik diwujudkan dengan serifikat pendidik dengan peserta didik, sesama guru, orang tua peserta didik
(Jawani, 2012: 36). Dalam pasal 1 ayat (12) ditegaskan dan masyarakat sekitar (Saputra, 2016:209).
“sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai Dengan demikian, kompetensi guru adalah hasil dari
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak
tenaga profesional”. Dengan adanya peraturan jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan,
perundangan tersebut menjadikan kemutlakan yang harus keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dipenuhi oleh pendidik (Rosyada, 2017:206). dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas
Secara sederhana kompetensi berarti kemampuan keprofesionalannya. Selain itu, kompetensi telah terbukti
ataukecakapan. Menurut Mulyasa (2002:38) kompetensi merupakan dasar yang kuat dan valid bagi pengembangan
adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang sumber daya manusia (Suprihatiningrum, 2013:99).
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia mampu melakukan prilaku-perilaku C. Komponen Kompetensi
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Pada perkembangannya upaya peningkatan
Dalam undang-undang guru dan dosen nomor 14 kompetensi guru dilakukan secara terus menerus. Karena
tahun 2005 disebutkan makna kompetensi adalah peningkatan kompetensi memiliki payung hukum yang
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang jelas. Payung yuridis kompetensi guru yang dikaitkan
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dengan program sertifikasi guru bertitik tolak dari
dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Adapun Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
kompetensi itu meliputi kompetensi pedagogik, Pendidikan Nasional. Pada pasal 40 ayat (2) menjelaskan
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan bahwa pendidik (guru) berkewajiban: “menciptakan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan suasana pendidikan yang bermakna menyenangkan,
profesi. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan kreatif, dinamis, dialogis, mempunyai komitmen secara
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan dan yang
peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan diberikan kepadanya”.
penguasaan materi pelajaran secara luasa dan mendalam. Kemudian kompetensi guru dituangkan secara jelas
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk dalam UU No 14 Tahun 2005. Hal-hal yang bersifat lebih

32 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 33
teknis dan penjabarannya dapat diperhatikan melalui PP pendidikan dan memberikan andil besar apakah seorang
No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru dapat disebut guru yang profesional atau guru yang
yaitu pendidik harus memiliki kualifikasi akademik, sehat tidak profesional sehingga pekerjaan mengajar menjadi
jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan pilihan profesi yang harus dipertanggung jawabkan.
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru Keempat kompetensi tersesbut adalah:
yang dimaksudkan adalah: 1. Kompetensi Pedagogik
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
utama mendidik, mengajar, membimbing, menurut Undang-Undang no 14 tahun 2005 tentang
mengarahkan, melatih, menilai, dan guru dan dosen adalah kemampuan dalam
mengevaluasai peserta didik pada pendidikan pengelolaan peserta didik meliputi: a) Pemahaman
anak usia dini, jalur pendidikan formal, wawasan atau landasan kependidikan, b) Pemahaman
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. terhadap peserta didik, c) Pengembangan
2. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang kurukulum/silabus, d) Perancangan pembelajaran, e)
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
penghasilan kehidupan yang memerlukan dialogis, f) Evaluasi hasil belajar, g) Pengembangan
keahlian, kemahiran atau kecakapan yang peserta didik dalam mengembangkan berbagi
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta kompetensi yang dimilikinya.
memerlukan pendidikan profesi. 2. Kompetensi Profesional
3. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga Kompetensi professional merupakan penguasaan
profesional dibuktikan dengan setifikat pendidik. materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
Kompetensi yang dimaksudkan dalam UU Nomor 14 harus dikuasai guru mencakup penguasaan materi
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah berkenaan kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
dengan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kemudian terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
standar itu dipertegas dengan Peraturan Menteri sub kompetensi tersebut memiliki indikator esensial
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang sebagai berikut:
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik. a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait
Keempat kompetensi tersebut harus menjadi perhatian dengan bidang studi. Hal ini berarti guru harus
utama bagi seluruh guru pada setiap satuan tingkatan memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum

34 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 35
sekolah, memahami struktur, konsep dan metode Secara khusus kemampuan ini dapat dijabarkan
keilmuan yang menaungi dan koheren dengan berupa:
materi ajar, memahami hubungan konsep a. Seorang pendidik harus bisa berjiwa pendidik
antarmata pelajaran terkait dan menerapkan baik dalam bertingkah laku maupun dalam
konsep-konsep keilmuan dalam proses belajar bertutur kata sesuai dengan norma agama,
mengajar. hukum, sosial dan kebudayaan nasional Inonesia.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan b. Seorang pendidik harus memliki akhlak yang
memiliki implikasi bahwa guru harus menguasai mulia sehingga dapat menjadi panutan bagi
langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk peserta didiknya.
memperdalam pengetahuan bidang studi. c. Tampil sebagai pribadi yang berwibawa, stabil
Rumusan lain menurut Pianda (2018:17), serta dewasa.
mengenai kompetensi professional guru meliputi: d. Menunjukkan etos kerja tanggung jawab dan rasa
a) Merumuskan tujuan intruksional, b) bangga serta percaya diri dalam menjadi seorang
Memanfaatkan sumber-sumber materi dan pendidik.
belajar, c) Mengorganisasikan materi pelajaran, Telah dipaparkan pula oleh Napitupulu (2016), bahwa
d) Membuat, memiliki dan menggunakan media seorang guru dalam pandangan pendidikan Islam dapat
pendidikan yang tepat, e) Menguasai, memilih disebut juga sebagai ulama, ialah orang yang menguasai
dan melaksanakan metode penyampaian yang dalam hal atau pengetahuan Islam.Terlepas dari
tepat untuk mata pelajaran. perdebatan teoritik mengenai persamaan dan perbedaan
3. Kompetensi Kepribadian ulama dengan guru, tetapi keduanya adalah orang yang
Dalam kompetensi ini seorang pendidik dituntut ahli dalam hal dan pengetahuan agama Islam.
untuk dapat memberikan teladan yang baik kepada Sebagaimana kepribadian ulama, maka kepribadian utama
peserta didiknya. Sehingga ia dapat dijadikan panutan guru agama Pendidikan Agama Islam yang perlu dijadikan
oleh peserta didiknya. Jadi dengan kata lain, guru sikap dan sifat. Antara lain dikemukakan sebagai berikut:
dijadikan sebagai suri teladan bagi peserta didik dan a) Takwa kepada Allah, b) Amanah dalam mengemban
juga dijadikan sebagai sumber dasar bagi peserta tugas, c) Adil, d) Jujur, e) Arif dan bijaksana dalam
didik, apalagi untuk jenjang pendidikan dasar atau mendidik, f) Mandiri, g) Cinta pada profesi yang telah di
taman kanak-kanak. ambil.

36 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 37
4. Kompetensi Sosial telah dilaksanakan, g) Menyelenggarakan penelitian
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang sederhana untuk keperluan pengajaran, h)
harus dimiliki guru untuk berkomunikasi dan bergaul Menyelenggarakan program bimbingan, i)
secara efektif dengan peserta didik sesame pendidik, Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat, j)
tenaga pendidik, orangtua peserta didik dan Menyelenggarakan administrasi sekolah.
masyarakat sekitar. Menurut Anwar, (2018:49) Pendidik atau guru akan berhasil menjalanakan
Kompetensi ini memiliki sub kompetensi dengan tugasnya apabila mempunyai kompetensi personal-
indikator esensial sebagai berikut: religius, sosial-religius, dan professional-religius.
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif a. Kompetensi Personal-Religius
dengan peserta didik memiliki indikator esensial: Kemampuan dasar (kompetensi) yang pertama
berkomunikasi secara efektif dengan peserta bagi pendidik adalah menyangkut kepribadian
didik; guru bisa memahami keinginan dan agamis, artinya pada diri pendidik melekat nilai-
harapan siswa. nilai lebih yang hendak disampaikan, diajarkan
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dan penghayatan kepada peserta didiknya.
dengan sesama pendidik dan tenaga pendidik b. Kompetensi Sosial-Religius
lainnya misalnya bisa berdiskusi tentang masalah- Kemampuan dasar setelah kompetensi personal-
masalah yang dihadapi anak didik serta solusinya. religius bagi pendidik adalah menyangkut
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif kepeduliannya terhadap masalah-masalah sosial
dengan orang tua peserta didik dan masyarakat selaras dengan ajaran dakwah Islam. sikap gotong
sekitar. Contohnya guru bisa memberikan royong, toleransi dan tolong menolong harus
infomasi tentang bakat, minat, dan kemampuan dimiliki oleh pendidik.
peserta didik kepada orangtua peserta didik. c. Kompetensi Profesional-Religius
Sedangkan kompetensi guru yang telah Kemampuan dasar berikutnya, menyangkut
dibakukan oleh Dirjen Depdiknas sebagaimana yang kemampuan untuk menjalankan tugas
dikutip Uno (2012:18) sebagai berikut: a) mendidiknya secara profesional, dalam arti
Mengembangkan kepribadian, b) Menguasai landasan mampu membuat keputusan keahliaan atas
kependidikan, c) Menguasai bahan pelajaran, d) keberagamannya berbagai kasus serta mempu
Menyusun program pengajaran, e) Melaksanakan mempertanggung jawabkan berdasarkan teori dan
program pengajaran, f) Menilai hasil dari PBM yang wawasan keahliannya.

38 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 39
Banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh 3. Kompetensi profesional merupakan kemampuan
pendidik, bukan hanya kompetensi pedagogik, sosial, seorang guru untuk melaksanakan tugasnya
profesional, dan kepribadian saja tetapi ada kompetensi- sesuai dengan peraturan dan kode etik.
kompetensi yang lain yang mengiringi kelengkapan Kompetensi profesional hanya bisa dilakukan
kompetensi-kompetensi tersebut. Oleh sebab itu pendidik oleh orang yang mempunyai profesi sehingga
harus senantiasa berupaya untuk dapat membantu peserta guru yang prpfesinal ialah guru yang menguasai
didik dalam menjalankan fungsinya sebagai warga materi pembelajaran untuk ditransfer kepada
masyarakat yang baik dalam lingkup sosialnya peserta didik untuk memenuhi standar
(Syafaruddin dkk, 2016:120). kompetensi yang telah di tetapkan.
4. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
D. Kesimpulan
seorang guru untuk bersikap secara profesional
Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik beberapa dalam pembelajaran. Sikap tersebut meliputi
kesimpulan yakni: sikap berwibawa, arif, dewasa, mantap, stabil,
1. Kompetensi guru merupakan seperangkat dan berakhlak mulia sehingga pantas untuk
kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan dijadikan teladan.
sikap seorang guru yang dilakukan secara sadar 5. Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang
untuk melakukan tugas secara nyata di guru untuk melakukan komunikasi dan interaksi
lingkungan sekolah terhadap warga sekolah dan secara efektif dan efisien kepada peserta didik,
di masyarakat terhadap warga masyarakat dengan teman sejawat, orangtua/wali peserta didik dan
memberikan teladan yang baik. juga masyarakat sekitar. Kemampuan komunikasi
2. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dan interaksi yang baik ditambah dengan
seorang guru untuk merencakanakan, mudahnya berbaur dengan lingkungan akan
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran berdampak pada diterimanya keberadaan sekolah
ditambah lagi dengan penguasaan ilmu di lingkungan sekitarnya.
pengetahuan yang akan diajarkan. Dengan
strategi pembelajaran yang tepat dan transfer ilmu
yang luas akan menghasilkan suasana
pembelajaran yang diharapkan.

40 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 41
Setiap guru harus memiliki motivasi dan sifat tertentu
dalam mengaja. Uraian berikut ini akan membahas
mengenai pengertian motivasi kerja guru, apa saja
motivasi guru dalam mengajar, sikap/sifat guru secara
umum, dan sikap/sifat guru menurut pendidikan Islam.
A. Pendahuluan
Motivasi adalah setiap perasaan atau kehendak dan B. Pengertian Motivasi Kerja Guru
keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan individu Motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti
sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan dorongan dalam istilah bahasa Inggrisnya disebut
bertindak, pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku “motivation”. Motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu
individu, setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan usaha menimbulkan dorongan motif pada individu atau
berubahnya perilaku seseorang, proses yang menentukan kelompok agar bertindak (Usman, 2011:1). Motivasi ini
gerakan atau perilaku individu kepada tujuan. Sedangkan hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para
kerja merupakan kewajiban seorang dalam menjalankan bawahan atau pengikut. Motif tidak dapat diamati secara
tugas dan kewajiban untuk melayani masyarakat yang langsung, tetapi dapat di interprestasikan dalam tingkah
meliputi pelayanan kepada peserta didik, orang tua peserta lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit
didik dan masyarakat sekitar tempat pendidikan. munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motif adalah daya
Dalam aktivitas pendidikan guru memegang peranan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
penting dalam proses kemajuan pendidikan. Guru melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau
merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk
generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.
sisi intelektulitas saja melainkan juga dari tata cara Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk
berperilaku dalam masyarakat. Maka dari itu setiap guru menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
harus mempunyai motivasi serta guru juga harus memiliki laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,
sifat/sikap untuk memajukan peserta didik yang diajarkan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
demi mencapai suatu tujuan yang di inginkan dalam mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
proses belajar mengajar karena motivasi kerja guru sangat mencapai tujuan tertentu.
penting bagi kinerja dan keberhasilan dari setiap sistem Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013:756),
pendidikan yang di rencanakan. “motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri

42 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 43
seseorang secara sadar untuk melakukan sesuatu tindakan daya gerak atau daya dorong yang muncul pada diri
dengan tujuan tertentu”. Usaha yang menyebabkan individu untuk secara sadar mengabdikan diri bagi
seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak pencapaian tujuan organisasi.
melakukan sesuatu karena ingin mencapai suatu tujuan Berdasarkan beberapa pandangan para ahli mengenai
yang diinginkan dan mendapat kepuasan atas apa yang motivasi, maka inti dari pandangan tersebut sebagai
diperbuatnya. berikut:
Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai 1. Para ahli teori menyajikan penafsiran yang sedikit
suatu kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu berbeda dan menekankan pada faktor yang
tujuan tertentu. “The process by which behavior is berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
energized and directed” (suatu proses dimana tingkah terdapat suatu rumusan yang baku tentang
laku tersebut dipupuk dan diarahkan) para ahli psikologi motivasi, dimana terdapat perbedaan pada faktor
memberikan kesamaan antara motif dengan needs yang bervariasi.
(dorongan, kebutuhan). Dari batasan di atas, dapat 2. Motivasi erat hubungannya dengan perilaku dan
disimpulkan bahwa motif adalah yang melatar belakangi prestasi kerja. Hal ini memberi arti bahwa makin
individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu (Pandju, baik motivasi seseorang dalam melakukan
1992:34). pekerjaannya, maka makin baik pula prestasi
Menurut Siswanto (2008:120) motivasi adalah 1) kerjanya, atau sebaliknya.
setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat 3. Motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan.
mempengaruhi kemauan individu sehingga individu Pemberian motivasi haruslah diarahkan untuk
tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak, 2) pencapaian tujuan. Itulah sebabnya perumusan
pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu, tujuan dalam suatu organisasi haruslah jelas dan
3) setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan rasional. Hanya dengan kejelasan tujuan maka
berubahnya perilaku seseorang, 4) proses yang semua personal yang terlibat dalam organisasi
menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan. dapat dengan mudah memahami dan
Menurut Hamzah B. Uno (2008:63), kata motif yang melaksanakannya.
dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang 4. Perbedaan fisiologis, psikologis, dan lingkungan
memperngaruhi kesiapan untuk memulai melakukan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan
rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku. Sedangkan pimpinan dalam memotivasi karyawan maupun
menurut Danim (2004:23), motivasi merupakan setiap bawahan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan

44 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 45
bahwa setiap karyawan atau bawahan memiliki keprofesionalannya serta program inovatif untuk
perbedaan fisiologis, psikologis, serta berasal dari meningkatkan pembelajaran siswa (peserta didik).
lingkungan yang berbeda. Motivasi kerja
merupakan salah satu faktor yang turut C. Motivasi Kerja Guru
menentukan kinerja seseorang. Guru sebagai pelaku pendidikan yang bertugas
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat mendidik dan mengajar senantiasa akan dipengaruhi oleh
disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang faktor-faktor yang pada akhirnya dapat berpengaruh pula
menimbulkan kegigihan perilaku individu untuk dapat terhadap kualitas pendidikan. Maka motivasi kerja guru
melakukan sesuatu dan dapat mengarahkan tindakan pada dipahami sebagai dorongan dari dalam diri guru untuk
suatu tujuan yang ingin dicapai. melaksanakan tugas semaksimal mungkin secara
Kerja guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas bertanggug jawab, berdisiplin, dan berorientasi.
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepuasan dalam Guru yang memiliki motivasi kerja tinggi adalah
menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi kinerja orang yang bertanggung jawab terhadap tugasnya. Tidak
atau produktivitas seseorang, ini disebabkan sebagian adanya tanggung jawab menunjukkan lemahnya motivasi
besar waktu guru digunakan untuk bekerja. Guru kerja. Guru yang bertanggung jawab adalah yang
dituntut untuk dapat bekerja dengan memberikan melaksanakan kewajiban dengan dedikasi, amanah, tuntas,
pelayanan sebaik-baiknya kepada yang berhubungan dan tanpa pamrih, guru yang memiliki motivasi tinggi
sekolah seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah akan disiplin menjalankan tugas. Tidak adanya
satu faktor yang menunjang guru untuk dapat bekerja kedisiplinan menandakan lemahnya motivasi kerja.
dengan sebaik-baiknya yaitu kepuasan kerja. Jadi Seorang guru yang berdisiplin adalah yang mengutamakan
“Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam dan luar diri tugas, menjaga ketepatan waktu, mengakui kesalahan, dan
seseorang untuk melakukan sesuatu, yang terlibat dari tidak perlu selalu diawasi, guru yang bermotivasi tinggi
dimensi internal dan dimensi eksternal”. juga berorientasi kepada prestasi. Tidak adanya orientasi
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru prestasi merupakan karakteristik orang yang lemah
adalah dorongan yang menggerakan serta dapat motivasi kerjanya. Guru yang berorientasi prestasi
mempengaruhi guru untuk bisa melaksanakan tugas dan menyenangi tugas mengajar, ingin meningkatkan diri,
tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan berusaha meraih kemajuan, proaktif menjalankan tugas,
tujuan yang telah ditetapkan. Guru yang memiliki motivasi dan tidak mudah menyerah dengan kurangnya dukungan
kerja yang tinggi akan selalu mengembangkan pimpinan (Didi, 2018:69).

46 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 47
Banyak faktor yang diperkirakan berpengaruh dan 2002:70). Berhubung dengan hal itu fungsi motivasi antara
berkontribusi terhadap motivasi kerja guru, sebagaiana lain:
yang diumngkapkan oleh Simarmata (2014:2) secara garis 1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai suatu
besar terdapat dua jenis yang mempengaruhi motivasi penggerak dari setiap kegiatan yang akan
kerja yaitu: dikerjakan.
1. Faktor intrinsik merupakan faktor yang timbul 2. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan
dari dalam diri manusia, yang didorong oleh perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan
keinginan dari dalam diri manusia tersebut seperti guna mencapai tujuan.
kebutuhan, harapan (pengetahuan), dan cita-cita. 3. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan
2. Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang yang hendak dicapai dengan demikian motivasi
mempengaruhi atau timbul dari luar diri atau dari dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
perbuatan diri sendiri seperti penghargaan, dikerjakan sesuai dengan tujuannya.
lingkuangan, kegiatan yang dilaksanakan. Motivasi merupakan hal terpenting dalam mencapai
Nawawi (1983:124) mengemukakan faktor-faktor tujuan. Dalam pendidikan, motivasi kerja sangat
yang mempengaruhi semangat seseorang dalam bekerja dibutuhkan demi kelancaran penyelenggaraan proses
adalah “Pengaruh yang datang dari dalam diri manusia itu pemebelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.
sendiri seperti bakat, minat, pengetahuan, keterampilan Berdasarkan pengalaman penulis, motivasi penting karena
tentang pekerjaan yang dijalankan dan pengaruh yang alasan sebagai berikut:
datang dari luar diri manusia itu sendiri seperti upah yang 1. Dengan memilki motivasi yang muncul karena
diperolehnya. Ada dua hal pokok yang mendorong kesadaran diri, guru lebih tekun dalam
seseorang dalam bekerja, yaitu dorongan yang bersifat pekerjaannya, guru memiliki kecermatan dan
material (dorongan yang dapat dinilai dengan uang) dan ketelitian dalam melaksanakan pekerjaannya,
dorongan non material (dorongan yang tidak dapat dinilai serta adanya kesabaran dalam menyelesaikan
dengan uang). pekerjaannya walaupun membutuhkan waktu
Setiap motivasi yang dimiliki seseorang mempunyai yang lama.
hubungan yang erat dengan suatu tujuan, karena motivasi 2. Tanpa motivasi kerja baik suasana sekolah dan
merupakan kekuatan yang mendorong seseorang kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan (Suryabrata, pembelajaran. Secara positif dengan adanya
motivasi kerja yang tinggi dimiliki guru maka

48 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 49
guru akan melaksanakan semua rangkaian tugas Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak, 5)
yang ada sesuai denga kecakapan dan Penggembira, 6) Bersikap baik terhadap guru-guru
kemampuan yang dimilinya dan yang diharapkan lainnya, 7) Bersikap baik terhadap masyarakat, 8)
dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Menguasai mata pelajaran, 9) Suka kepada mata pelajaran
3. Disiplin merupakan jalan bagi guru untuk sukses yang diberikannya, 10) Berpengatahuan luas.
dalam melaksanakan pekerjaannya, dan Selanjutnya Azizah Hanum (2017:90) merincikan
mempertahankan prestasi kerja serta bersaing karakteristik seorang pendidik, sebagai berikut: 1)
secara sportif. Mengajar karena mengharap Ridha Allah, 2) Jujur dan
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya motivasi kerja amanah, 3) Komitmen dalam ucapan dan tindakan, 4) Adil
guru itu tidak hanya semata-mata karena nilai (uang) dan egaliter, 5) Berakhlak mulia, 6) Rendah hati, 7)
melainkan yaitu karena hal lain seperti: ingin Berani, 8) Menciptakan nuansa keakraban, 9) Sabar dan
mencerdaskan peserta didik, memenuhi kebutuhan mengekang hawa nafsu, 10) Baik dalam tutur kata, 11)
mereka, dengan adanya kebutuhan pasti mereka akan Tidak egois.
termotivasi untuk berbuat, karena adanya pengetahuan, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bila
dengan adanya pengetahuan pasti setiap individu seorang guru melakukan suatu sikap/sifat dan perbuatan
termotivasi untuk mengembangkan ilmu mereka kepada yang baik maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut
peserta didiknya, kemudian karena cita-cita, dengan memiliki kepribadian yang baik. Sebaliknya bila guru
adanya cici-cita mereka sebagai seorang guru yang tersebut melakukan suatu sikap dan perbuatan yang tidak
profesional pasti setiap pendidik akan menenekuni tugas baik maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut tidak
mereka karena itulah cita-cita yang mereka inginkan. memiliki kepribadian yang baik. Dengan kata lain, baik
tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh
D. Sikap/Sifat Guru Secara Umum kepribadiannya agar menjadi guru yang profesional.
Seorang guru harus memiliki sifat dan kepribadian
yang positif, karena dalam pelaksanaan pendidikan, sikap E. Sikap/Sifat Guru Menurut Pendidikan Islam
ataupun sifat guru menjadi patokan penilaian seseorang Guru memiliki tugas untuk dapat mengembangkan
terhadap kepribadian guru dalam mendidik. ilmu pengetahuan dan memperbaiki masyarakat. Gurulah
Menurut Purwanto (2014:143) terdapat 10 sikap dan yang telah menanamkan pada anak didiknya akhlak yang
sifat-sifat guru yang baik, yaitu: 1) Adil, 2) Percaya suka baik dalam pembelajaran dan diterapkan anak didik dalam
kepada muridnya, 3) Sabar dan rela berkorban, 4) kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu guru memiliki

50 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 51
kesempatan untuk memperbaiki keburukan yang ada pada orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
anak didik agar anak didiknya berada di jalan yang benar. hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S Al-
Tujuan pokok pendidikan Islam menurut Fauza Ahzab/33: 21)
Masyhudi (2014:101) yaitu, 1) untuk kecerdasan Menurut Fauza Masyhudi dengan pemikirannya
perseorangan dan 2) untuk kecakapan kerja. Oleh karena memberikan gambaran tentang sifat-sifat yang harus
itu, menurut beliau tujuan pendidikan Islam adalah dimiliki seorang guru, sehingga guru tersebut berhasil
menyiapkan anak-anak agar di waktu dewasa kelak dalam tugasnya sebagai tenaga pengajar dan juga sebagai
mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan seorang figur yang akan selalu diingat dan dicontoh oleh
akhirat. Maka agar anak-anak cakap melaksanakan amalan anak didiknya. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki
akhirat harus diajarkan keimanan, akhlak, ibadah dan lain seorang guru adalah sebagai berikut:
lain. Didikan untuk mengerjakan salah satu dari 1. Guru haruslah mengasihi murid-muridnya seperti
bermacam-macam profesi seperti menjadi guru, pedagang, ia mengasihi anak-anaknya sendiri. Sudah
petani dan sebagainya sesuai dengan bakat dan menjadi suatu tugas bagi guru untuk mengasihi
pembawaan masing-masing anak. Semua itu perlu agar dan menyayangi anak didiknya seperti ia
anak cakap melaksanakan pekerjaan dunia. Namun dari mengasihi dan menyayangi anak-anaknya sendiri
semua tujuan tersebut menurutnya yang lebih utama dan memikirkan keadaan mereka seperti
adalah pembentukan akhlak yang berakar dari pendidikan memikirkan keadaan anak-anaknya sendiri.
agama. Dengan demikian, diharapkan agar pendidikan 2. Guru juga harus memiliki hubungan yang erat
yang diberikan kepada peserta didik dapat membawa dan baik terhadap anak didiknya.
kebahagiaan dunia dan akhirat, jadi untuk kedepannya 3. Guru juga harus mempunyai sifat rasa kesadaran
dapat menghasilkan seseorang atau peserta didik yang akan kewajibannya terhadap masyarakat. Dan
memiliki ahklak mulia. seorang gurupun harus tahu bahwa tiap-tiap
Semua itu dibungkus dalam bingkai keteladanan yang pelajaran yang diajarkannya adalah untuk dan
pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan ini demi kepentingan masyarakat. Guru juga harus
hendaknya tercermin dalam sikap yang ditunjukkan oleh berusaha menanamkan akhlaq dan cinta tanah air
seorang guru dimana saja dia berada. Sesuai dengan dalam jiwa murid-muridnya.
dengan petunjuk yang telah difirmankan Allah swt. di 4. Guru haruslah menjadi contoh bagi keadilan,
dalam Alquran: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) kesucian, dan kesempurnaan. Guru juga harus
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi memperlakukan sama antara murid yang satu

52 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 53
dengan murid yang lain, ia harus mengasihi utama dalam pendidikan ialah pendidikan akhlak,
semua muridnya dengan tidak membedakan baik perangai, keras kemauan, mengerjakan
antara satu dengan yang lainnya. kebaikan dan menjauhi kejahatan.
5. Seorang guru harus berlaku jujur dan juga ikhlas 14. Guru juga harus memiliki kepribadian yang kuat.
dalam pekerjaannya. 15. Guru haruslah memiliki badan yang tegap, panca
6. Seorang guru juga harus berhubungan dengan indra yang sehat, perkataannya fasih, akhlaqnya
kehidupan masyarakat. baik, pandai menghargai dirinya, jujur dalam
7. Guru harus berhubungan terus dengan pekerjaan, suka menjaga disiplin, pandai bergaul,
perkembangan ilmu pengetahuan. ahli dalam mata pelajarannya.
8. Guru juga harus selalu belajar terus menerus, Pada poin 1, 2 dan 4, sifat guru ditekankan pada
karena pada hakekatnya ilmu pengetahuan tidak pemenuhan jiwa anak. Seorang guru akan bisa maksimal
ada kesudahannya dan tidak ada akhirnya. dalam pengajarannya jika dia mampu menganggap murid-
9. Guru juga harus mempunyai cita-cita yang tetap. muridnya seperti halnya anak sendiri. Yang ia kasihi dan
Guru haruslah memiliki cita-cita yang kuat serta ia sayangi serta dipikirkan keadaannya seperti memikirkan
tetap pendiriannya. keadaan anak mereka sendiri. Pendidik harus sadar bahwa
10. Seorang guru juga harus berbadan sehat, sebelum ia membentuk murid-murid berakhlak, harus ia
telinganya harus nyaring, matanya harus tajam, berakhlak lebih dahulu. Janganlah guru mengharapkan
suaranya sederhana (jangan terlalu lunak dan juga murid- muridnya menjadi orang baik, kalau guru
jangan terlalu keras), terhindar dari penyakit (pendidik) sendiri tidak baik. Janganlah guru mengharap
terutama penyakit yang menular. murid-muridnya rajin, kalau guru sendiri pemalas. Begitu
pula seterusnya sebagai seorang pendidik sudah
11. Guru juga harus membiasakan murid-muridnya
sepatutnya bisa memberikan contoh yang baik bagi peserta
untuk percaya pada diri sendiri dan bebas
didiknya disemua hal.
berfikir.
Sedangkan menurut Jailani berpendapat bahwa
12. Seorang guru hendaknya berbicara kepada anak
seorang guru Islam itu harus memiliki sifat-sifat tertentu
didiknya dengan bahasa yang difahami dan
agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun
dimengerti oleh anak didik tersebut.
sifat-sifat itu adalah:
13. Seorang guru haruslah memikirkan pendidikan
akhlak. Guru harus ingat bahwa tujuan yang

54 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 55
1. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi 1. Seorang guru harus menaruh rasa kasih sayang
dan mengajar karena mencari keridohan Allah terhadap murid-muridnya dan memperlakukan
semata. mereka seperti perlakuan mereka terhadap
2. Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari anaknya sendiri.
dosa besar, sifat riya, dengki, permusuhan, 2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan
perselisihan dan sifat tercela lainnya. terima kasih, tetapi dengan mengajar itu ia
3. Ikhlas dalam kepercayaan, keikhlasan dan bermaksud mencari keridhaan Allah dan
kejujuran seorang guru di dalam pekerjaannya mendekatkan diri kepadanNya.
merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya di 3. Hendaklah guru menasihatkan kepada pelajar-
dalam tugas dan sukses murid-muridnya. pelajarnya supaya jagan sibuk dengan ilmu yang
4. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap abstrak dan yang gaib-gaib, sebelum selesai
murid, ia sanggup menahan diri, menahan pelajaran atau pengertiannya dalam ilmu yang
kemarahan, lapang hati, sabar. jelas, konkrit dan ilmu yang pkok-pokok.
5. Seorang guru harus mencintai murid-muridnya 4. Mencegah murid dari sesuatu akhlak yang tidak
seperti cintanya kepada anakanaknya sendiri, dan baik dengan jalan sindiran jika mungkin dan
memikirkan keadaan mereka seperti memikirkan jagan terus terang, dengan jalan halus dan jagan
anak-anaknya sendiri. mencela.
6. Seorang guru harus mempunyai tabiat, 5. Supaya diperhatikan tingkat akal pikiran anak-
pembawaan, adat, kebiasaan, rasa, dan pemikiran anak dan berbicara dengan mereka menurut kadar
murid-muridnya agar ia tidak keliru dalam akalnya dan jangan disampaikan sesuatu yang
mendidik muridnya. melebihi tingkat tangkapnya agar ia tidak lari dari
7. Seoraang guru harus menguasai mata pelajaran pelajaran, ringkasnya bicaralah dengan bahasa
yang akan diberikannya, serta memperdalam mereka.
pengetahuannya, tentang itu sehingga mata 6. Jangan ditimbukan rasa benci pada diri murid
pelajaran itu tidak akan bersifat dangkal. mengenai suatu cabang ilmu yang lain, tetapi
Menurut Khaeruddin (2013:46) menasehati kepada seyogianya dibukakan jalan bagi mereka untuk
para pendidik Islam agar memiliki sifat-sifat sebagai belajar cabang ilmu tersebut.
berikut: 7. Sebaiknya kepada murid yang masih di bawah
umur di berikan pelajaran yang jelas dan pantas

56 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 57
untuk dia, yang tidak perlu disebutkan kepadanya lain seperti ingin mencerdaskan peserta didik,
akan rahasia-rahsia yang terkandung di belakang memenuhi kebutuhan mereka, karena adanya
sesuatu itu, sehingga tidak menjadi dingin pengetahuan, kemudian karena cita-cita, hal
kemauannya ataupun gelisah pikirannya. tersubutlah yang memotivasi guru dalam
8. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya dan melalukan proses belajarar mengajar terhadap
jangan berlain kata dengan perbuatannya. peserta didik.
Jadi dapat disimpulkan dari sifat atau sikap guru 3. Adapun sifat atau sikap yang harus dimiiki guru
berdasarkan pendidikan Islam bahwasan guru harus bisa dari penjelasan di atas dapat disimpulkan ada
menjadi contoh ataupun suri tauladan bagi peserta didik beberapa antara lain adil, jujur, berwibawa,
dalam mendidik. Guru dapat mendidik moral, ahklak, percaya kepada peserta didik, sabar, bisa
takwah, sopan santun, serta dapat menjadikan jauh lebih menguasai pembelajaran, memiliki pengetahuan
baik sikap peserta didik dan agar dapat diterapkan dalam yang luas dan lain sebagainya.
kehidupan sehari-hari.

F. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi kerja guru merupakan sebuah dorongan
yang menggerakan dan mempengaruhi guru
untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan demi kemajuan pendidikan, dan
adapun motivasi kerja guru yaitu salah satunya
bukan hanya karena nilai (uang) melainkan
mencerdaskan peserta didik agar dapat
berkembang dan mencapai sesuatu yang
diinginkan.
2. Motivasi kerja guru itu tidak hanya semata-mata
karena nilai (uang) melainkan yaitu karena hal

58 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 59
B. Kualifikasi Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:603),
definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk
melakukan sesuatu atau menduduki jabatan tertentu.
Yusufhadi Miarso (2008:6) menyatakan bahwa guru yang
A. Pendahuluan
berkualifikasi adalah guru yang memenuhi standar
Guru adalah sarana pembentukan sumber daya pendidik, menguasai materi atau isi pelajaran sesuai
manusia dibidang pembangunan terutama pembangunan dengan standar isi, dan menghayati serta melaksanakan
bidang pendidikan. Guru adalah pemberi inspirasi, proses pembelajaran sesuai dengan standar proses
penggerak, dan pelatih dalam penguasaan kecakapan pembelajaran. Miarso mengartikan kualifikasi guru
tertentu bagi sesama, khususnya bagi para siswa agar sebagai kemampuan atau kompetensi yang harus dimilki
mereka siap untuk membangun hidup beserta lingkungan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.
sosialnya. Dapat dipastikan bahwa guru yang semakin
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
berkualitas semakin besar peranannya bagi perkembangan dan Dosen pasal 1 ayat 9 menggunakan istilah kualifikasi
diri siswanya dan masyarakatnya. akademik, yang didefinisikan sebagai ijazah jenjang
Kualitas guru dipandang sebagai penyebab kadar pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau
kualitas output sekolah. Jika seorang guru lengah dalam dosen sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan
belajar, maka akan ketinggalan dengan perkembangan, formal di tempat penugasan. Adapun menurut Masnur
termasuk siswa yang diajar. Oleh karena itu, kemampuan Muslich (2007:13), kualifikasi akademik yaitu tingkat
mengajar guru harus senantiasa ditingkatkan, antara lain pendidikan formal yang telah dicapai guru baik
melalui kualifikasi dan pembinaan guru. pendidikan gelar seperti S1, S2, dan S3 maupun non-gelar
Uraian berikut ini akan membahas mengenai seperti D4 atau Post Graduate/Diploma.
bagaimana kualifikasi guru yang meliputi kualifikasi Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
akademik guru melalui pendidikan formal dan kualifikasi 16 tahun 2007 membahas tentang standar kualifikasi dan
akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan dan kompetensi guru, yang mana disebutkan bahwa setiap
bagaimana pembinaan guru dan lembaga penyelenggara guru wajib memenuhi satndar kualitas akademik dan
pelatihan dan pembinaan guru kompetensi guru yang berlaku secara nasional, juga bahwa
. guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik

60 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 61
dimploma empat (D-IV) atau sarjana akan diatur dengan Ada dua kualifikasi akademik guru, yaitu kualifikasi
peraturan menteri sendiri (Suprihatiningrum, 2014:95). guru melalui pendidikan formal dan kualifikasi guru
Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang melalui uji kelyakan dan kesetaraan. Hal tersebut
Sistem Pendidikan Nasional, bab XI pasal 42 dinyatakan dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang
bahwa: dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan, tetapi
dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kesenangan belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat
mengajar, sehat jasamani dan rohani, serta diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki
pendidikan Nasional. keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi
yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.
2. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar,
C. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
Formal
dihasilkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan
3. Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik
jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 2
pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru Sekolah
Sejalan dengan undang-undang Sisdiknas tersebut
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), guru Sekolah
dalam undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
Guru dan Dosen dijelaskan dalam bab IV bagian kesatu
guru Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
pasal 8 dijelaskan bahwa:
(SMA/MA), guru Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah
1. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, Menengah Luar Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru Sekolah Menengah
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK),
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. sebagai berikut:
2. Pasal 9 dijelaskan bahwa kualifikasi akademik 1. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki
melalui pendidikan tinggi program sarjan atau
kualifikasi akademik pendidikan minimum
program diploma empat.

62 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 63
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam kualifikasi akademik pendidikan minimum
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
yang diperoleh dari program studi yang studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
terakreditasi. diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
2. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI studi yang terakreditasi.
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang 6. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MAK
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik Guru pada SMA/MAK, atau bentuk lain yang
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D- pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi. mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
3. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Guru SMP/MTs, atau bentuk lain yang Ketentuan tersebut merupakan bentuk peningkatan
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik kualifikasi guru. Sementara ini adalah berpendidikan
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau minimal D-2 untuk guru TK dan SD, D-3 untuk guru
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan SLTP dan S-1 untuk guru SLTA, maka dalam UU Guru
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan dan Dosen semua guru dari tingkat TK hingga tingkat
diperoleh dari program studi yang terakreditasi. SLTA harus berkualifikasi D-4 atu S1. Konsekuensi dari
4. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA aturan tersebut adalah guru-guru yang kualifikasi
pendidikannya masih diploma (D-2 atau D-3) harus
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang
menyetarakan pendidikan untuk memenuhi kualifikasi
sederajat harus memiliki kualifikasi akademik
setaraf D-4 atau S-1 (Trianto, 2011:45).
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan D. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
Kelayakan dan Kesetaraan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
5. Kualifikasi Akademik Guru
diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang
SDLB/SMPLB/SMALB
sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau
perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan
bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

64 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 65
dan uji kesetaraan. Uji kelayakan dan uji kesetaraan bagi E. Pembinaan Guru
seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan Pembinaan adalah tindakan atau kegiatan yang
oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk
melaksanakannya. memperoleh hasil yang baik. Akmal Hawi (2013:85)
Kualifikasi pendidikan untuk guru di Indonesia mengatakan kata pembinaan dimengerti sebagai
didasarkan pada kualifikasi pendidikan formal yakni terjemahan dari kata training yang berarti latihan,
lembaga pendidikan tenaga kependidikan, atau program pendidikan, pembinaan. Pembinaan menekankan manusia
studi yng terkait dengan kependidikan dan keguruan pada pada segi praktis, pengembangan sikap, kemampuan dan
universitas negeri dan swasta. Oleh karena itu, muncullah kecakapan.
pandangan yang memberikan penilaian bahwa sistem Akmal Hawi menambahkan bahwa pembinaan guru
pendidikan guru di Indonesia merupakan sistem diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru,
pendidikan tertutup, karena sejak awal sudah dipagari oleh terutama bantuan yang berwujud pelayanan profesional
pintu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). yang dilakukan oleh kepala sekolah, penelitian sekolah
Sistem pendidikan keguruan yang tertutup seperti itu dan pengawas serta pembinaan lainnya untuk
sudah saatnya diubah. Perlu adanya penggunaan sistem meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar yang akan
terbuka dengan cara memberikan kesempatan kepada diterapkan oleh guru tersebut. Pembinaan itu memiliki
lulusan perguruan tinggi dari berbagai cabang ilmu tujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
pengetahuan dan teknologi untuk dapat menjadi guru melalui pemberian bantuan terutama pelayanan pada guru.
dengan kewajiban mengambil program tambahan, yaitu
Dalam istilah kepustakaan, baik di Indonesia maupun
program studi kependidikan dan keguruan sebelum
di luar Indonesia, istilah yang sering digunakan untuk
memperoleh izin menjadi guru. Untuk itu, diperlukan satu
pembinaan adalah supervisi. Walaupun demikian harus
lembaga yang memiliki tugas dan fungsi untuk
disadari bahwa sebagian orang menempatkan pembinaan
memberikan izin mengajar bagi para calon guru, atau
guru pada staff development, staff improvement.
memberikan kewenangan tambahan kepada LPTK (sudah
Profesional growth dan career development (Sidiq,
barang tentu yang telah terakreditasi) untuk dapat
2018:70).
menerbitkan izin mengajar tersebut (Suparlan, 2005:148).
Pembinaan profesi dilakukan dalam bentuk
pendidikan in-service dan pendidikan pre-service,
pendidikan in-service merupakan kelanjutan pendidikan
pre-service yang ditempuh oleh guru sebelum mereka

66 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 67
diangkat dan berfungsi sebagai tenaga pengajar. 3. Pembina sudah lama tidak melaksanakan
Pendidikan in-service ini dilakukan karena pada tugasnya sebagai tenaga pengajar, sehingga
pendidikan pre-service masih terdapat kelemahan, kurang mengikuti perkembangan;
sehingga masih perlu disempurnakan dalam menyiapkan 4. Pembinaan cenderung dilakukan satu arah;
guru saat mengajar. 5. Hubungan profesional yang kaku dan kurang
Pembinaan profesi guru sangatlah penting, karena akab karena cenderung memunculkan sikap
adanya perubahan situasi dan kondisi dunia yang terus otoriter, sehingga guru takut terbuka;
melaju dengan cepat sehingga membutuhkan penyesuaian 6. Banyak pembina dan guru merasa sudah
atas perubahan yang terjadi, agar layanan pendidikan dan berpengalaman, sehingga mereka tidak perlu
pengajaran yang diberikan oleh para guru tetap sesuai belajar lagi;
dengan kebutuhan masyarakat. 7. Pembina dan guru merasa cepat puas dengan apa
Tenaga kependidikan harus memiliki citra diri dan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti
potret mental yang baik untuk menuju kualitas profesinya proses belajar mengajar.
dan sukses dalam bekerja. Potret mental adalah a good Wujud pembinaan dapat dilakukan dengan baik
healthy self concept or self-image is vital to succes. berdasarkan prinsip-prinsip, yaitu:
Sedangkan citra diri menurut Hasan adalah suatu
1. Pembinaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
konfigurasi persepsi seseorang tentang dirinya yang
guru dan tuntutan perubahan;
diterima dengan kesadaran atau bagaimana seseorang
2. Hubungan guru dan pembina didasarkan pada
memandang dirinya secara konkret. Kedua hal tersebut
partner atau mitra kerja;
harus dimiliki dan diamalkan oleh tenaga kependidikan
agar terkuasai dan terwujudnya komitmen. 3. Pembinaan akan berhasil dengan baik apabila
dilakukan secara terus menerus;
Menurut Janawi (2011:153), Pembinaan guru akan
terasa gagal apabila: 4. Pembinaan akan berhasil apabila pembina
memiliki sifat-sifat keteladanan;
1. Pembinaan cenderung memfokuskan pada aspek
administratif dan mengabaikan aspek profesional; 5. Pembinaan dilakukan melalui berbagai aktivitas
dan wadah;
2. Sedikitnya pertemuan dan komunikasi guru dan
pembina; 6. Pembinaan dilakukan dengan cara melakukan
sinergi koordinasi secara horizontal dan vertikal.

68 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 69
Untuk melakukan pembinaan guru, dua hal penting 3. Pembinaan tidak didasarkan pada kepangkatan
pola pembinaan yang harus dipahami, yaitu pola seseorang, tetapi didasarkan pada
pembinaan positif dan pola pembinaan negatif. Kedua pola profesionalisme;
ini bertolak belakang, sehingga apabila pola yang 4. Pembinaan dilakukan secara terus menerus
digunakan tidak tepat, akan berakibat fatal. Pola bahkan dimungkinkan mengalami proses yang
pembinaan yang dianggap positif diantaranya: cukup panjang;
1. Ilmiah, yaitu dilaksanakan secara sistematis, 5. Pembinaan tidak boleh melepaskan dari tujuan
obyektif dan menggunakan instrumen; pendidikan dan pengajaran;
2. Kooperatif, artinya terjalin kerjasama yang 6. Pembina tidak menempatkan dirinya pada posisi
harmonis antara pembina dan guru; serba tahu, serba menggurui dan tidak mau
3. Konstruktif, pembinaan mengarah kepada dikritik;
perbaikan kualitas; 7. Pembinaan tidak berorientasi pada masalah yang
4. Realistik, sesuai dengan keadaan dan tidak terlalu kecil yang bersifat kasuistik;
idealis; 8. Pembina tidak boleh mudah menyerah dan cepat
5. Progresif, pembinaan dilakukan secara bertahap merasa kecewa.
dan menggunakan asas prioritas; Tujuan pembinaan guru menurut Imron (1995:12)
6. Inovasi, berarti pembinaan diarahkan pada upaya adalah sebagai berikut:
inovasi atau menemukan hal-hal yang baru; 1. Memperbaiki tujuan khusus mengajar guru dan
7. Menimbulkan perasaan aman bagi para guru; belajar siswa;
8. Pembina harus mampu mengevaluasi dirinya 2. Memperbaiki materi (bahan) dan kegiatan belajar
sebelum melakukan tugas-tugas pembinaan. mengajar;
Adapun pola pembinaan guru yang bersifat negatif, 3. Memperbaiki metode, yaitu cara mengorganisasi
diantaranya adalah: kegiatan belajar mengajar;
1. Pembinaan guru tidak boleh dilaksanakan secara 4. Memperbaiki penilaian atas media;
otoriter; 5. Memperbaiki penilaian proses belajar mengajar
2. Pembinaan dilakukan tidak berorientasi untuk dan hasilnya;
mencari kesalahan-kesalahan orang sebagaimana 6. Memperbaiki pembimbingan siswa atas proses
yang dilakukan pemeriksa; belajar mengajarnya;

70 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 71
7. Memperbaiki sikap guru atas tugasnya. pedoman bagi kepala sekolah dalam melaksanakan
pembinaan. Program pembinaan berisik tentang berbagai
F. Pembinaan Kompetensi Paedagogik Guru hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan oleh oleh
Kompetensi paedagogik adalah kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam rangka
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pembinaan kompetensi paedagogik guru. Program tersebut
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan merupakan acuan bagi kepala sekolah dalam
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan melaksanakan pembinaan agar pembinaan yang dilakukan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan lebih efektif dan efesien. Agar kegiatan pembinaan yang
berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa, 2013:75). dilakukan kepala sekolah benar-benar sesuai dengan
Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman terhadap kebutuhan nyata dilapangan. Program yang disusun harus
peserta didik, perencanaan, pelaksanaan kegiatan realistik yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan setempat.
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi Pembinaan yang dilakukan kepala sekolah kepada
yang dimiliki peserta didik (Rusman, 2010:54). Dalam guru pada umumnya terkait dengan kelengkapan
model pembinaan kompetensi paedagogik guru diawali administrasi kelas. Guru dianjurkan mengerjakan dan
dengan identifikasi kompetensi paedagogik guru yang melengkapi semua buku-buku yang ditetapkan sebagai
dilakukan baik oleh kepala sekolah maupun pengawas kelengkapan administrasi guru dikelas.
sekolah. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaannya pada
dasarnya mempunyai kesamaan, yaitu adanya pertemuan G. Lembaga Penyelenggara Pelatihan dan
awal, pertemuan inti dan pertemuan balikan. Pembinaan Pembinaan Guru
dalam model ini didahului dengan identifikasi kompetensi Tempat untuk melatih keterampilan calon guru dan
paedagogik guru secara individu dan kemudian hasilnya guru dalam menerapkan kompetensi dan profesi guru yang
dikelompokkan berdasarkan pokok permasalahan diperoleh dalam pendidikan prajabatan ataupun dalam
kompetensi yang dialami guru. Selanjutnya, menurut jabatan adalah sekolah. Untuk itu, sebaiknya ditetapkan
Rifma, (2016:120) dilakukan pembinaan secara sekolah-sekolah yang dijadikan tempat praktek ini dengan
berkelompok, dan dilakukan melalui wadah Kelompok fasilitas seperlunya. Dengan demikian, latihan dan
Kerja Guru (KKG). keterampilan guru dapat diselenggarakan secara intensif
Program pembinaan kompetensi paedagogik guru dan afektif. Tempat untuk pembinaan guru yaitu di LPMP
merupakan rancangan pembinaan yang dapat dijadikan (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) dan LPPG, dan

72 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 73
menjalin kerjasama dengan LPTK dengan kesatuan tri 2. Sesuai tuntutan Undang-Undang Guru dan Dosen
tunggal lembaga pendidikan guru. Dengan demikian, serta tuntutan Standar Nasional Pendidikan, guru
pendidikan guru dapat dikontrol secara terbuka, baik oleh wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
lembaga penyelenggara, oleh pemakai maupun masyarakat sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani
secara luas, dan bukan menjadi monopoli lembaga tertentu serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
yang diselenggarakan secara tertutup, tanpa kontrol, baik tujuan pendidikan nasional.
terhadap standard performance maupun actual 3. Di samping kualifikasi yang dituntut, perlu
performance guru. pembinaan terhadap guru sebagai usaha bantuan
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru kepada guru, terutama bantuan yang berwujud
(PPTG) dan tenaga kependidikan pada umumnya layan professional yang dilakukan oleh kepala
dimaksudkan agar guru mampu merespon perubahan dan sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta
tuntutan perkembangan iptek dan kemajuan pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan
kemasyarakatan, termasuk perubahan sistem pendidikan hasil belajar.
dan pembelajaran secara mikro. Senada dengan ungkapan
Mulyasa fungsi pembinaan dan pengembangan tenaga
kependidikan merupakan fungsi pengelolaan personal
yang mutlak diperlukan, untuk memperbaiki, menjaga dan
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Kegiatan
pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya
menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut
karier tenaga kependidikan.

H. Kesimpulan
1. Kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki
suatu keahlian atau kecakapan khusus. Dalam
dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagai
keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang
pendidikan, baik sebagai pengajar mata pelajaran,
administrasi pendidikan dan lainnya.

74 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 75
B. Pengertian Etika Guru dalam Pendidikan Islam
Menurut Siswanto (2013:12), kata etika berasal dari
kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
A. Pendahuluan
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu salah
Guru adalah tonggak terbesar dalam pembentukan atau benar, buruk atau baik. Dengan demikian, etika dapat
sumber daya manusia dibidang pembangunan terutama dipahami sebagai aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
pembangunan bidang pendidikan. Guru disebut juga dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
sebagai pemberi inspirasi, penggerak, dan pelatih dalam yang benar dan mana yang buruk. Sehingga dalam etika
penguasaan kecakapan tertentu bagi sesama, khususnya ini terdapat norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
bagi para siswa agar mereka siap untuk membangun hidup ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
beserta lingkungan sosialnya baik disekolah maupun
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama
dirumah. Dapat dipastikan bahwa guru yang semakin dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia:
berkualitas moral dan etika seorang guru maka semakin
1. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha
besar pula peranannya terhadap perkembangan diri
meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
siswanya dan masyarakatnya.
prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
Etika guru dipandang sebagai hal utama dalam
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
meningkatkan kadar kualitas pribadi siswa di sekolah atau bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
masyarakat. Bila guru memiliki perilaku tercela tentu akan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan
siswanya akan melebihi tercelanya sifat guru tersebut.
tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
Sekali lagi, karena guru merupakan teladan bagi siswanya.
2. Etika normatif, yaitu etika yang berusaha
Oleh karena itu, etika guru harus senantiasa ditingkatkan
menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal
dan dipertahankan serta dikembangkan di dalam
yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
lingkungan sosial masyarakat. Pada uraian berikut ini akan
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
dibahas mengenai bagaimana etika guru yang seharusnya
normatif memberi penilaian sekaligus memberi
menurut perspektif Islam.
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
diputuskan.

76 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 77
Secara general, term guru umumnya diartikulasikan C. Sifat-Sifat Guru dalam Islam
sebagai “orang yang pekerjaannya (mata pencaharinnya, Dari sudut pandangan Islam, maka agar seorang guru
profesinya) mengajar” (Depdiknas, 2000:469). Sedangkan Pendidikan Agama Islam berhasil menjalankan tugas yang
dalam pandangan masyarkat, guru adalah orang yang ditugaskan kepadanya, maka guru diharapkan memiliki
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak sifat-sifat tertentu sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah
mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di saw. pada empat belas abad yang lalu, beliau telah
masjid, surau atau mushala, rumah dan sebagainya memberikan teladan tentang bagaimana sifat-sifat atau
(Asmani, 2013:20). karakteristik seorang guru yang baik. Diantara sifat berikut
Guru atau pendidik adalah orang dewasa yang yaitu:
bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak 1. Bahwa tujuan, tingkah laku dan pemikirannya
didik dalam dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, mendapat bimbingan Tuhan atau Rabbani, yakni
agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu berdiri orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada
sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba, mampu Allah swt. seperti dalam firman Allah Surah Ali
sebagai makhluk sosial dan mampu sebagai makhluk Imran/3: 79.
individual yang mandiri. Sedangkan dalam pendidikan
2. Bahwa ia mempunyai persiapan ilmiah,
Islam pendidik adalah setiap orang dewasa yang karna
vokasional dan budaya.
kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan
3. Bahwa ia ikhlas dalam tugas kependidikan dan
didirinya dan orang lain. ini berarti bahwa pendidik
bertujuan mencari keridhaan Allah swt. serta
merupakan sifat yang lekat pada setiap orang karena
mencari kebenaran dalam melaksanakannya.
tanggung jawab atas pendidikan (Syafaruddinm, dkk,
2016: 54). 4. Bahwa ia sesuai antara ucapan dan perbuatan baik
dikehidupan sehari-hari maupun ketika berasa
Sedangkan dalam literatur Islam, penyebutan guru
didepan siswanya.
antara lain sering dinyaakan dengan term ustadz,
mu’allim, murabbi, mursyid, mudarris, mu’addib, muakki 5. Bahwa ia humoris, sabar dan mampu
dan tali, disesuaikan dengan term yang digunakan untuk mengendalikan emosi ketika mengajar di dalam
istilah pendidikan serta berdasarkan esensi dan tugasnya kelas.
(Muhaimin, 2011:179). 6. Bahwa ia memiliki kepribadian yang kuat dan
sanggup membimbing murid ke arah yang
dikehendakinya.

78 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 79
7. Bahwa guru harus selalu berusaha meningkatkan 4. Guru menasehati siswa dan melarangnya dari
keahliannya, baik dalam bidang yang perbuatan akhlak tercela, bukan dengan cara yang
diajarkannya maupun dalam cara tegas, tetapi sindiran. Karena penegasan
mengajarkannya. menghilangkan wibawa dan patutlah ia bersikap
8. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan lurus kalau tidak maka nasehat yang guru berikan
berbuat berlawanan dengan ilmu yang tidak berguna, karena meneladani perbuatan lebih
diajarkannya. kuat daripada meneladi perkataannya.
Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al-Gazali (1986:20)
D. Etika Guru dalam Pendidikan Islam
menyebutkan bahwasanya sifat guru ada empat yaitu:
1. Menunjukkan kasih sayang kepada siswa dan Tingkah laku atau moral guru pada umumnya
menganggapnya seperti anak, Rasulullah saw. merupakan penampilan lain dari kepribadiannya, cara guru
bersabda: “Sesungguhnya aku bagi kamu adalah berpakaian, berbicara, berjalan dan bergaul juga
seperti ayah terhadap anaknya”. merupakan penampilan kepribadian lain, yang juga
mempunyai pengaruh terhadap anak didik.
2. Guru mengikuti teladan Rasulullah saw.
bedasarkan sabdanya “Janganlah kamu meminta Menurut Lia Kristina (2017:35) bahwa etika pendidik
upah atas pengajaran” dan Allah berfirman terbagi atas tiga macam, yaitu:
“Kami tidak menghendaki balasan dari kamu 1. Etika yang terkait dengan dirinya sendiri yang
walaupun terimakasih” Surah Al-Insan: 9. terbagi dalam dua macam:
Walaupun guru mempunya jasa atas mereka, a. Mamiliki sifat keagamaan (diniyyah) yang
namun mereka pun mempunya jasa atasnya baik, meliputi patut dan tunduk terhadap
karena mereka menyebabkan pendekatan dirinya syariat Allah dalam bentuk ucapan dan
kepada Allah dengan menanamkan ilmu dan iman tindakan, baik yang wajib maupun sunnah.
di dalam hati siswanya. b. Memiliki sifat akhlak yang mulia
3. Tidak menyimpan sesuatu nasehat bagi hari esok (akhlaqiyyah) seperti menghias diri dengan
seperti melarangnya dari mencari kedudukan memelihara diri, khusyu, rendah hati,
sebelum patut memperoleh dan melarangnya menerima apa adanya, zuhud dan memiliki
belajar ilmu yang tersembunyi sebelum daya hasrat yang kuat.
menyempurnakan ilmu yang terang. 2. Etika terhadap peserta didiknya yang terbagi
dalam dua macam:

80 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 81
a. Sifat-sifat sopan santun (adabiyyah) yang 5. Hendaknya guru menjauhi mata pencaharian
berkaitan dengan akhlak mulia; yang hina dalam pandangan syara’, serta
b. Sifat yang memudahkan, menyenangkan dan menjauhi situasi yang bisa mendatangkan fitnah
menyelamatkan (muhniyyah). dan tidak melakuakn sesuatu yang dapat
3. Etika dalam proses belajar-mengajar: menjatuhkan harga dirinya di mata orang banyak.
a. Sifat memudahkan, menyenangkan dan 6. Hendaknya guru memelihara syiar-syiar Islam,
menyelamatkan (muhniyyah) seperti melaksanakan shalat berjamaah di
masjid, mengucapkan salam serta menjalankan
b. Sifat seni yaitu seni mengajar yang
amar makruf nahi munkar.
menyenangkan sehingga peserta didik tidak
merasa badan. 7. Guru hendaknya rajin melakukan hal-hal yang
disunnahkan oleh agama, baik dengan lisan
E. Etika Guru Terhadap Dirinya Sendiri ,aupun perbuatan, sepertti membaca Alquran,
Lia Kristiasni membahas etika guru berkenaan berdzikir, dan shalat tengah malam.
dengan dirinya sendiri, yaitu: 8. Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia
1. Hendaknya guru senantiasa insyaf akan dalam pergaulan dengan orang banyak da
pengawasan Allah swt. terhadapnya dalam segala menghindarkan diri dari akhlak yang buruk.
perkataan dan perbuatan bahwa ia memegang 9. Guru hendaknya selalu mengisi waktu-waktu
amanat ilmiah yang diberikan Allah swt. luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat.
kepadanya. 10. Guru hendaknya selalu belajar dan tidak
2. Hendaknya guru memelihara kemuliaan ilmu. merasa malu untuk menerima ilmu dari orang
Salah satu bentuk pemeliharaanya adalah tidak yang lebih rendah dari padanya, baik kedudukan,
mengajarkan kepada orang yang tidak berhak keturunan, ataupun usianya.
menerimanya, yaitu orang-orang yang mencari 11. Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun dan
ilmu untuk kepenting dunia semata. mengarang dengan memperhatikan keterampilan
3. Hendaknya guru bersikap zuhud. dan keahlian yang dibutuhkan untuk itu.
4. Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi
F. Etika Guru Terhadap Pelajarannya
dengan menjadikan ilmunya sebagai alat untuk
mencapai kedudukan, harta atau kebanggaan atas Masih menurut Lia Kristiasni membahas adab guru
orang lain. berhubungan dengan pelajaran, yaitu:

82 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 83
1. Sebelum keluar dari rumah untuk mengajar, 9. Terhadap murid baru, guru hendaknya bersikap
hendaknya guru bersuci dari hadas dan kotoran wajar dan menciptakan suasana yang
serta mengenakan pakaian yang baik dan membuatnya merasa telah menjadi bagian dari
maksud mengagungkan ilmu dan syariat. kesatuan teman-temannya.
2. Ketika keluar dari rumah, hendaknya guru berdoa 10. Guru hendaknya tidak mengasuh bidang
agar tidak menyesatkan atau disesatkan, dan terus studi yang tidak dikuasainya.
berdzikir kepada Allah swt. hingga sampai ke
majlis pengajaran. G. Etika Guru Terhadap Murid
3. Hendaknya guru mengambil tempat pada posisi Sedangkan adab guru di tengah-tengah para muridnya,
yang membuatnya dapat terlihat oleh semua yaitu:
murid. 1. Guru hendaknya mengajar dengan niat
4. Sebelum mulai mengajar, guru hendaknya mengharapkan ridha Allah swt., menyebarkan
membaca sebagian sari Alquran agar memperoleh ilmu, menghidupkan syara’, menegakkan
berkah dalam mengajar, kemudian membaca kebenaran dan melenyapkan kebatilan, serta
basmalah. memelihara kebaikan umat.
5. Hendaknya guru mengatur volume suaranya 2. Guru hendaknya tidak menolak untuk mengajar
agar tidak terlalu keras hingga membisingkan murid yang tidak mempunyai niat tulus dalam
ruangan, tidak pula terlalu rendah hingga tidak belajar. Sebagian ulama memang pernah berkata,
terdengar oleh murid. ”Kami pernah menuntut ilmu dengan tujuan
6. Hendaknya guru menjaga ketertiban majelis bukan karena Allah swt., sehingga guru menolak
dengan mengarahkan pembahasan pada obyek kecuali jika kami menuntut ilmu karena Allah
tertentu. swt.” Kata-kata itu hendaknya diartikan
7. Guru hendaknya menegur murid-murid yang bahwa pada akhirnya niat menuntut ilmu itu
tidak menjaga sopan santun dalam majelis. harus karena Allah swt. Sebab, kalau niat tulus ini
disyaratkan pada awal penerimaan murid, maka
8. Guru hendaknya bersikap bijak dalam melakukan
murid akan mengalami kesulitan.
pembahasan, apabila ia ditanya tentang sesuatu
yang ia tidak ketahui, hendaknya ia mengatakan 3. Guru hendaknya memotivasi murid untuk
tidak tahu. menuntut ilmu seluas mungkin.

84 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 85
4. Guru hendaknya mencintai muridnya seperti ia Menurut Al-Ghazali bahwa kepribadian dan etika
mencintai dirinya sendiri. guru adalah,sebagai berikut:
5. Guru hendaknya menyampaikan pelajaran dengan 1. Kasih Sayang kepada peserta didik dan
bahasa yang mudah dan berusaha agar muridnya memperlakukannya sebagai anaknya sendiri;
dapat memahami pelajaran. 2. Meneladani Rasulullah sehingga jangan menuntut
6. Guru hendaknya melakukan evaluasi terhadap upah, imbalan maupun penghargaan;
kegiatan belajar- mengajar yang dilakukannya. 3. Hendaknya tidak memberi predikat atau martabat
7. Guru hendaknya bersikap adil terhadap semua pada peserta didik sebelum ia pantas dan
muridnya. kompeten untuk menyandangnya, dan jangan
8. Guru hendaknya berusaha membantu memberi ilmu yang samar (al-ilm al-kafy)
memenuhi kemaslahatan murid, baik dengan sebelum tuntas ilmu yang jelas (al-ilm al-jaly);
kedudukan maupan dengan hartanya. 4. Hendaknya peserta didik di tegur dari akhlak
9. Guru hendaknya terus memantau yang jelek dengan cara sindiran dan tunjuk
perkembangan murid, baik intelektual maupun hidung;
akhlak. 5. Guru yang memegang bidang studi tertentu
sebaiknya tidak menjelek-jelekan atau
H. Kode Etik Guru dalam Pendidikan Islam merendahkan bidang studi yang lain;
Kode etik secara etimologi bearasal dari dua kata 6. Menyajikan pelajaran pada peserta didik sesuai
yaitu kode dan etik. Kata kode berasal dari bahasa Prancis dengan taraf kemampuan mereka;
yang bermakna norma atau aturan. Sedangkan kata etik 7. Dalam menghadapi peserta didik yang kurang
berasal dari kata etiquette yang bermakna tata atau tingkah mampu, sebaiknya diberi ilmu ilmu global yang
laku. Secara terminologi kode etik merupakan seperangkat tidak perlu menyajikan detailnya;
pedoman berprilaku yang berisi norma-norma yang harus 8. Guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan
ditaati oleh profesi guru. Dengan menaati seperangkat jangan sampai ucapannya bertentangan dengan
norma-norma tersebut akan bisa menjadikan keberhasilan perbuatan.
dapat menjalankan profesinya dengan baik. Kode etik guru
Kode etik guru menurut Al-Ghazali yang dikutip oleh
dalam Islam merupakan seperangkat pedoman berprilaku
Zakiah Daradjat (2005:52) bahwasanya ada beberapa
yang berisi norma-norma yang harus ditaati oleh guru
batasan kode etik yang harus dimiliki dan dilakukan
yang sesuai dengan ajaran Islam (Farhan, 2018:87).

86 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 87
seorang guru atau pendidik menurut beliau. Hal ini juga 12. Menerima kebenaran yang diajukan oleh peserta
sebagai landasan dasar etika-moral bagi para guru atau didiknya;
pendidik, yaitu sebagai berikut: 13. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam
1. Menerima segala problem peserta didik dengan proses pendidikan, walaupun kebenaran itu
hati dan sikap yang terbuka dan tabah; datangnya dari peserta didik;
2. Bersikap penyantun dan penyayang; 14. Mencegah dan mengontrol peserta didik
3. Menjaga kewibawaan dan kehormatan; mempelajari ilmu yang membahayakan;
4. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh 15. Menanamkan sifat ikhas pada peserta didiknya.
terhadap sesama; Konsep Guru/Ulama Menurut Ibnu Jama’ah yang
5. Bersifat rendah hati ketika berada di sekelompok dikutip oleh Hamzah B. Uno (2007:75) bahwa ulama
masyarakat; sebagai mikrokosmos manusia dan secara umum dapat
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan dijadikan sebagai tipologi makhluk terbaik (khair al-
sia-sia; bariyah). Atas dasar ini, maka derajat seorang alim berada
7. Bersifat lemah lembut dalaam menghadapi setingkat dibawah derajat Nabi. Hal ini didasarkan pada
alasan karena para ulama adalah orang yang paling takwa
peserta didiknya yang tingkat IQ-nya rendah,
serta membinanya sampai pada tingkat maksimal; dan takut kepada Allah swt. Dari konsep tentang seorang
alim tersebut, Ibnu Jama’ah membawa konsep tentang
8. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi
guru. Untuk itu Ibnu Jama’ah menawarkan lagi sejumlah
problem peserta didiknya;
etika yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Etika
9. Memperbaiki sikap peserta didiknya, dan
pendidik tersebut meliputi enam hal yaitu: a) Menjaga
bersikap lemah lembut terhadap peserta didik
akhlak selama melaksanakan tugas pendidikan, b) Tidak
yang kurang lancar bicaranya;
menjadikan profesi guru sebagai usaha untuk menutupi
10. Meninggalkan sifat yang menakutkan bagi kebutuhan ekonominya, c) Mengetahui situasi sosial
peserta didiknya, terutama kepada peserta didik kemasyarakatan, d) Kasih sayang dan sabar, e) Adil dalam
yang belum mengerti dan mengetahui; memperlakukan peserta didik, f) Menolong dengan
11. Berusaha memerhatikan pertanyaan-pertanyaan kemampuan yang dimilikinya.
peserta didiknya, walaupun pertanyaan itu tidak Dari keenam etika tersebut, yang menarik adalah etika
bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang tentang tidak bolehnya profesi guru dijadikan sebagai
diajarkan; usaha mendapatkan keuntungan materil, suatu konsep

88 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 89
yang di masa sekarang tampak kurang relevan, karena Guru yang Islami merupakan guru yang dapat
salah satu ciri kerja professional adalah pekerjaan dimana diandalkan untuk menjadi teladan bagi siswa-siswanya
orang yang melakukannya menggantungkan kehidupan di sehingga gerak-gerik guru perlu diperhatikan dengan baik.
atas profesinya itu. Namun Ibnu Jama’ah berpendapat Etika guru dalam pendidikan Islam ini bertolak pada
demikian sebagai konsekuensi logis dari konsepnya Alquran dan hadis yang tidak ada lagi bandingan dari
tentang pengetahuan. Bagi Ibnu Jama’ah pengetahuan keduanya. Penerapan etika oleh guru merupakan sebuah
(ilmu) sangat agung lagi luhur, bahkan bagi pendidik upaya untuk mengarahkan siswa pada sikap hidup yang
menjadi kewajiban tersendiri untuk mengagungkan benar serta sesuai dengan yang Allah perintahkan.
pengetahuan tersebut, sehingga pendidik tidak menjadikan
pengetahuannya itu sebagai lahan komoditasnya, dan jika
hal itu dilakukan berarti telah merendahkan keagungan
pengetahuan. Secara umum etika-etika tersebut diatas
menampakkan kesempurnaan sifat-sifat dan keadaan
pendidik dengan memiliki persyaratan-persyaratan tertentu
sehingga layak menjadi pendidik sebagaimana mestinya.

I. Kesimpulan
Etika guru berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah guru lakukan salah atau
benar dan baik atau buruk sesuai dengan konsep Islami.
Sehingga dalam etika guru ini terdapat norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia. Etika guru dalam pendidikan Islam
bermakna yaitu segala etika, tingkah laku atau perilaku
guru yang berlaitan dengan norma-norma yang
berlangsung dalam proses belajar mengajar pendidikan
agama Islam pada siswanya.

90 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 91
wawasa keilmuannya sehingga dapat mengikuti perubahan
zaman mengenai pendidikan.
Tulisan ini akan mencoba membahas mengenai
beberapa hal yang berkaitan dengan pengembangan
profesi guru. Hal-hal yang dibahas adalah pengertian
A. Pendahuluan pengembangan profesi guru, model pengembangan guru,
Guru adalah suatu profesi yang terhormat disebabkan strategi pengembangan profesi guru, langkah-langkah
karena beliau memberi keteladanan bagi peserta didiknya. pengembangan profesi guru, prinsip-prinsip
Guru profesional memiliki berbagai kemampuan khusus pengembangan profesi guru dan jenis pengembang profesi
dalam menciptakan minat, mengembangkan bakat dan keguruan yang akan dapat sama-sama kita pahami guna
menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan menjadi seorang pendidik.
merupakan suatu hal penting untuk manusia, karena
adanya pendidikan akan mengantarkannya kepada suatu B. Pengertian Pengembangan profesi keguruan
kebaikan. Namun dalam menjalankan tugasnya sebagai Guru adalah suatu jabatan profesional yang harus
seorang guru yang profesional tentu seringkali memenuhi kriteria profesional, yang meliputi beeberapa
ditemukannya kendala mengenai kemampuan dan syarat seperti, syarat fisik, mental/kepribadian,
kompetensi keguruannya, hal itu dikarenakan masih keilmiahan/pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi
banyak guru yang tidak terfokus dalam menekuni profesional guru selain bersumber dari bakat seorang
profesinya, dan juga tidak adanya pengembangan untuk menjadi guru juga pendidikan yang diselenggarakan
keterampilan pada dirinya. pada pendidikan guru memegang perang yang juga
Pengembangan kompetensi bagi guru sangatlah penting (Hamalik, 2008:59).
penting selain untuk meningkatkan keterampilan pendidik Secara formal, untuk menjadi profesional guru
juga mampu mengarahkan mutu pendidikan yang lebih dipersyaratkan memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-4
baik lagi kedepannya sehingga mampu membentuk peserta dan bersertifikat pendidikan. Guru-guru yang memenuhi
didik yang berkompeten. Dalam melakukan kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan
pengembangan keprofesionalannya guru hendaklah fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk
memiliki dasar keilmuwan yang jelas itu berarti seorang mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran untuk
guru hendaklah memiliki kompetensi didalam bidang yang mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni
di ajarkannya, selain itu hendaklah guru memperluas berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang

92 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 93
beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang mencapai suatu rencana profesi. Profesi ialah suatu
demokratis dan bertanggung jawab (Danim, 2015:83). jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan
Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi pekerjaan-pekerjaan lain. Pengembangan profesi guru
guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dilakukan merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya mengantisipasi perubahan dan besarnya tuntutan terhadap
tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, profesi guru yang utamanya ditekankan pada penguasaan
teknologi, seni, serta budaya dan/atau olahraga. ilmu pengetahuan Pengembangan profesional dapat
Pengembangan dan peningkatan kompetensi dimaksud didefinisikan sebagai proses karir panjang di mana
dilakukan melalui sistem pembinaan dan pengembangan pendidik menyempurnakan mengajar mereka untuk
keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan memenuhi kebutuhan siswa.
perolehan Angka Kredit Jabatan fungsional. Pengembangan diri dan kinerja profesional menjadi
Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan bagian yang tak dapat dihindari, pengembangan diri di
dalam rangka menyesuaikan kemampuan profesional guru antaranya dapat dilakukan melalui kajian dan inovasi
dengan tuntutan pendidikan dan pengajaran. bidang tugas, melanjutkan studi ke jenjang berikutnya
Pengembangan profesi guru di lingkungan pendidikan sesuai dengan bidang keilmuan yang relevan dengan tugas
diarahkan pada kualitas profesional, penilaian kinerja mengajar. Di samping itu, kegiatan yang harus diikuti
secara obyektif, transparan dan akuntabilitas, serta adalah kegiatan-kegiatan pelatihan dengan bidang
memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi. keilmuan yang relevan, pelatihan, kajian dan melanjutkan
Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah studi ke jenjang berikutnya menjadi alternatif
peningkatan kualitas kompetensi guru. Beberapa dimensi pengembangan diri. Tuntutan pengembangan diri bagi
utama dalam kompetensi guru adalah kompetensi guru adalah suatu hal yang tidak mungkin dihindari,
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, karena guru harus senantiasa berupaya untuk mengadopsi
dan kompetensi profesional. perkembangan-perkembangan baru, baik bidang teknologi
Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam informasi maupun tuntutan masyarakat. Selain faktor
pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan tersebut, karena kurikulum selalu mengalami perbaikan
keterampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses dan perubahan (Janawi, 2011:120).
belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan Ada berbagai alasan mengapa Pemerintah
lainnya). Pengembangan profesi merupakan peningkatan- memprioritaskan bidang pendididikan khususnya

94 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 95
meningkatkan profesionalisme guru. Pertama, karena prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam
memang bidang pendidikan sangat strategis dan rangka peningkatan sikap profesional keguruan dalam
menentukan maju mundurnya sebuah bangsa. Terutama masa pengabdiannya sebagai guru. Seperti itulah disebut,
ditentukan oleh para gurunya sebagai ujung tombak peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal
kemajuan pendidikan. Oleh karena itu pengembangan melalui kegiatan mengikuti penataran lika karya, seminar,
profesionalisme guru mendapat prioritas yang sangat besar atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal
dari Pemerintah (Manik, 2009:361). Kedua, Abad ke-21 melalui media masa televisi, radio, koran, dan majalah
merupakan era industri modern, menempatkan human maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat
capital sebagai basis dalam memenuhi berbagai meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus
kebutuhan, baik individu maupun kelompok (masyarakat, dapat juga meningkatkan sikap profesional keguruan
bangsa, dan negara). Oleh karena itu menghadapi segenap (Soetjipto dan Kosasi, 2009:55).
tuntutan di atas, baik yang berkaitan dengan isu-isu
nasional maupun global, maka tidak ada jalan lain, sistem C. Medel pengembangan Profesi keguruan
pendidikan nasional, khususnya pendidikan guru, perlu Pada lembaga pendidikan ini cara yang populer untuk
dibenahi dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut. pengembangan kemampuan profesional guru adalah
Ketiga, adalah tuntutan mutu dan relevansi. Artinya dengan melakukan penataran (in service training) baik
Perguruan Tinggi tak terkecuali, lembaga pendidikan guru, dalam dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun
dituntut untuk menghasilkan mutu lulusan yang handal peningkatan kemampuan (up-grading), baik dilakukan
dan profesional sehingga para lulusannya dapat sendiri-sendiri informal) maupun bersama-sama, seperti
mengarungi kehidupan yang terus berubah. Bukan itu saja, on the job training, workshop, seminar, diskusi panel,
makna relevansi di sini juga, dimaksudkan agar lembaga- rapat-rapat, simposium, konferensi dan sebagainya
lembaga pendidikan mengasilkan lulusan yang mampu (Sunardjoko, 2018:49).
secara terus-menerus memperbarui pengetahuannya, Pengembangan sikap profesional guru dapat
mempelajari keterampilan-keterampilan baru, yang tidak dilakukan selama dalam pendidikan prajabatan maupun
hanya menjadi pencari kerja yang sukses, melainkan setelah bertugas (dalam jabatan), yaitu dengan 1)
mampu menciptakan sendiri pekerjaan di tengah pasar pengembangan profesional selama pendidikan prajabatan
tenaga kerja yang terus berubah pula. dan 2) pengembangan profesional selama dalam jabatan.
Pengembangan sikap profesional tidak berhenti Selanjutnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
apabila calon guru selesai mendapatkan kedudukan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (2005)

96 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 97
menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan pendidikan, dan sebagainya yang mungkin menarik bagi
Profesionalisme Guru, yakni sebagai berikut: 1) Program guru. Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau
peningkatan kualifikasi pendidikan guru, 2) Program makalah ilmiah dalam bidang pendidikan maka guru akan
penyetaraan dan sertifikasi, 3) Program pelatihan dapat mengembangkan profesionalismenya. Selanjutnya
terintegrasi berbasis kompetensi, 4) Program supervisi seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan
pendidikan, 5) Program pemberdayaan MGMP bertambahnya pengalaman, guru diharapkan dapat
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), 6) Simposium Guru, membangun konsep baru, keterampilan khusus dan
7) Program pelatihan tradisional lainnya, 8) Membaca dan alat/media belajar yang dapat memberikan kontribusi
menulis jurnal atau karya ilmiah, 9) Berpartisipasi dalam dalam melaksanakan tugasnya.
pertemuan ilmiah, 10) Melakukan penelitian (khususnya Kedua, berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah.
Penelitian Tindakan Kelas), 11) Magang, 12) Mengikuti Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing guru
berita aktual dari media pemberitaan, 13) Berpartisipasi secara mandiri. Adapun yang diperlukan adalah
dan aktif dalam organisasi profesi, dan 14) Menggalang bagaimana memotivasi dirinya sendiri untuk berpartisipasi
kerjasama dengan teman sejawat. dalam berbagai pertemuan ilmiah. Konferensi atau
Terdapat beberapa model pengembangan yang pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk
berkaitan dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut. menjaga kemutakhiran hal-hal yang berkaitan dengan
Pertama, pengembangan profesional guru bidang profesi guru. Tujuan utama kebanyakan konferensi atau
membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah. pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi
Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu.
ilmiah lainnya secara berkesinambungan dihasilkan oleh Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau
individual pengarang, lembaga pendidikan maupun pertemua ilmiah setiap tahun akan memberikan kontribusi
lembaga-lembaga lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah yang berharga dalam membangun profesionalisme guru
lainnya tersebar dan dapat ditemui di berbagai pusat dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Penyampaian
sumber belajar (perpustakaan, internet, dan sebagainya). makalah utama, kegiatan diskusi kelompok kecil, pameran
Walaupun artikel dalam jurnal cenderung singkat tetapi ilmiah, pertemuan informal untuk bertukar pikiran atau
dapat mengarahkan pembacanya kepada konsep-konsep ide-ide baru, dan sebagainya saling berintegrasi untuk
baru dan pandangan untuk menuju kepada perencanaan memberikan kesempatan pada guru untuk tumbuh sebagai
dan penelitian baru. Ia juga memiliki kolom berita yang seorang profesional. Ketiga, melakukan penelitian
berkaitan dengan pertemuan, pameran, seminar, program (khususnya penelitian tindakan kelas). Penelitian Tindakan

98 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 99
Kelas (PTK) merupakan studi sistematik yang dilakukan guru serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat
guru melalui kerjasama atau tidak dengan ahli pendidikan (Wardan, 2019:94).
dalam rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan Untuk melakukan profesionalisasi ada tiga hal
praktik pembelajaran secara terus menerus juga pengembangan yang dapat dijadikan sebagai kerangka
merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan dalam merumuskan strategi pengembangan yakni:
profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat 1. Pendekatan karakteristik, berupaya memunculkan
reflektif oleh guru yang dilakukan untuk meningkatkan karakter yang melekat dalam suatu profesi
kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap sehingga profesi itu benar-benar dijalankan sesuai
tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dengan tuntunan profesional.
dan memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran 2. Pendekatan institusional, pendekatan yang lebih
berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. memandang profesionalitas sebagai suatu proses
konstitusional atau perkembangan asosional.
D. Strategi Pengembangan Profesi Guru.
3. Pendekatan legalistik, merupakan upaya
Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk
profesionalisasi yang menekankan pada adanya
menciptakan situasi yang kondusif bagi pengembangan
pengakuan suatu profesi oleh Negara.
profesi keguruan yaitu 1) Strategi perubahan paradigma.
Pengembangan karir akan berlangsung secara efektif
Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma biokrasi
jika dilakukan dengan mempertimbangkan: 1) Sistematis,
agar menjadi mampu mengembangkan diri sendiri sebagai
artinya karier berkembang sesuai dengan tugas pokoknya,
institusi yang berorientasi pelayanan bukan dilayani.
2) Memiliki keselarasan dan berkelanjutan sesuai
Strategi perubahan paradigma dapat dilakukan melalui
bidangnya, 3) Pengembangan karier bersifat fleksibel dan
pembinaan guna menumbuhkan penyadaran akan peran
dapat melakukan perubahan, 4) Mempertimbangkan
dan fungsi biokrasi dalam konteks pelayanan masyarakat,
kondisi fisik dan psikologis, 5) Merupakan bagian integral
2) Strategi debiokratisasi. Strategi ini dimaksud untuk
dalam pengembangan manajemen organisasi. Berbagai
mengurangi tingkat botokrasi yang dapat menghambat
unsur diatas akan semakin baik jika pengembangan karier
pada pengembangan diri guru. Strategi tersebut
guru tidak dinilai secara administratif, sehingga
memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan.
meninggalkan nilai-nilai kreatif dan inovatif yang
Sementara strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan
dilakukan guru ketika ia menjalankan tugasnya.
cara mengurangi dan menyederhanakan berbagai prosedur
yang dapat menjadi hambatan bagi pengembangan diri

100 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 101
E. Langkah-langkah pengembangan profesi 4. Memberi keteladanan, membangun kemauan dan
keguruan mengembangkan kreativitas guru dalam proses
Dilihat dari konteks manajemen makro dan sistem pembelajaran.
pendidikan nasional, adapaun langkah-langkah yang Prinsip khusus atau operasional pengembangan
disebut dengan strtaegi pengembangan profesionalitas profesi guru meliputi hal-hal sebagai berikut:
guru yaitu: 1. Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan
1. Mengupayakan terjadinya peningkatan status yang menjadi muatan dalam kompetensi dan
profesi guru agar dapat sejajar dengan profesi indikator harus benar dan dapat
lain. dipertanggungjwabkan secara ilmiah.
2. Pengembangan profesionalitas guru harus lebih 2. Relevan, dimana rumusannya berorientasi pada
berorientasi pada peningkatan kualitas bukan tugas pokok dan fungsi sebagai pendidik
kuantitas. Dalam hal ini maka diperlukan SDM profesional.
maupun finansial. 3. Sistematis, dimana setiap komponen dalam
Profesionalitas guru membutuhkan upaya pendataan kompetensi jabatan guru berhubungan secara
kembali terhadap guru agar mereka dapat dikembangkan. fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg
F. Prinsip pengembangan profesi guru dan taat asas antar kompetensi dan indikator.
Ada dua jenis prinsip pengembangan profesi guru 5. Aktual dan Kontekstual yakni rumusan
yaitu prinsip umun dan khusus. Prinsip umum kompetensi dan indikator dapat mengikuti
pengembangan profesi guru adalah sebagai berikut: perkembangan iptek.
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak 6. Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan dan perkembangan zaman.
kemajemukan bangsa. 7. Demokratis, dimana setiap guru memiliki hak dan
2. Satu kesatuan yang sistematis dengan sistem yang peluang yang sama untuk diberdayakan melalui
terbuka dan multi makna. proses pembinaan dan pengembangan
3. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan keprofesionalitasnya.
guru yang berlangsung sepanjang hayat.

102 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 103
8. Objektif, dimana setiap guru dibina dan seni serta adanya kebutuhan penyegaran
dikembangkan profesi dan keriernya dengan kompetensi guru.
mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan 15. Accountable, dimana pengembangan profesi guru
berdasarkan indikator-indikator terukur dari dipertanggungjawabkan secara transparan kepada
kompetensi profesinya. publik.
9. Komperhensif, dimana setiap guru dibina dan 16. Efektif, dimana pelaksanaan pengembangan
dikembangkan profesi dan kariernya untuk profesi guru harus mampu memberikan informasi
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
bermutu dalam memberikan layanan pendidikan. pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak
10. Memandirikan, dimana setiap guru secara terus terkait.
menerus diberdayakan untuk mampu 17. Efesien, dimana pelaksaan pengembangan profesi
meningkatkan kompetensinya secara guru harus didasari atas pertimbangan
berkesinambungan sehingga memiliki penggunaan sumebr daya seminimal mungkin
kemandirian profesional dalam melaksanakan untuk hasil yang optimal.
tugas dan fungsi profesinya. Dari pendekatan diatas dapat dirumuskan strategi
11. Profesional, dimana pengembangan profesi dan dalam pengembangan profesionalitas kedalam tiga level
karier guru dilaksanakan dengan mengedepankan yaitu: pertama, upaya-upaya profesionalisasi yang
nilai-nilai profesionalitas. dilakukan oleh guru secara pribadi agar mereka dapat
12. Bertahap, dimana pengembangan profesi dan meningkatkan kualitas keprofesionalan dengan atau tanpa
karier guru dilaksanakan secara bertahap agar bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan
guru benar-benar mencapai puncak sebagai pelatihan mandiri. Kedua, pengembangan yang
profesionalitas. dilakukan oleh menejemen lembaga melalui berbagai
13. Berjenjang, dimana pengembangan profesi guru kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini
dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan dapat dikategorikan dalam strategi mikro pengembangan
jenjang kompetensi atau tingkat kesulitas profesional guru. Sedangkan level ketiga adalah upaya
kompetensi yang ada pada standar kompetensi. pengembangan pada level makro yang menjadi tanggung
14. Berkelanjutan, dimana pengembangan profesi jawab pemerintah dan masyarakat secara luas alam
guru dilaksanakan secara berkelanjutan karena kerangka manajemen pendidikan nasional.
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

104 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 105
G. Jenis-Jenis Kegiatan Pengembangan Profesi swasta. Jadi, pelaksanaan nya dapat dilakukan
Guru disekolah atau ditempat mitra sekolah.
Seperti telah dijelakan sebelumnya, pada fase awal. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan
Inisiatif pengembangan keprofesian guru idealnya banyak dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau
berasal dari prakarsa lembaga. Atas dasar ini, diasumsikan kelebihan yang dimiliki mitra, mislanya, dibidang
lahirnya proses pembiasaan, yang kemudian guru dapat manajemen sekolah atau kelas.
tumbuh dengan menyangga sendiri. Tentu saja sedari awal c. Pelatihan berjenjang dan khusus. Pelatihan jenis
ini pula hal ini tidak menafikkan prakarsa guru secara ini dilaksanakan dilembaga-lembaga pelatihan
individual. Dilihat dari sisi prakarsa lembaga, pembinaan yang diberi wewenang, dimana program disusun
dan pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan secara berjenjang mulai dari jenjang dasar,
melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan
pelatihan (diklat) mupun bukan diklat, antara lain: disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis
1. Pendidikan pelatihan kompetensi, pelatihan khusus (spesialisasi)
disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau
a. In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk
disebabkan adanya perkembangan baru dalam
IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
keilmuan tertentu.
internal dikelompok kerja guru, sekolah atau
tempat lain yang ditetapkan untuk d. Kursus dingkat diperguruan tinggi atau lembaga
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan pendidikan lainnya. Kursus singkat dimaksudkan
melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran untuk melatih meningkatkan kemampuan guru
bahwa sebagian kemampuan dalam dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan
meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak melakuan penelitian tindakan kelas, menyususn
harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan dan
dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi mengevaluasi pembelajara.
yang belum dimiliki oleh guru lain. Dengan e. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan
startegi ini diharapkan dapat lebih menghemat internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan
waktu dan biaya. guru-guru yang memiliki kewenangan membina,
b. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui lemitraan melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar,
nsekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan
baik dan kurang baik, antara sekolah negeri dan diskusi dengan rekan sejawat.

106 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 107
f. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru c. Workshop. Kegiatan ini dilakukan untuk
melalui pendidikan lanjut juga merupakan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan pembelajaran. Peningkatan kompetensi maupun
kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pengembangan kariernya. Workshop dapat
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun
memberikan tugas belajar baik dalam maupun dan analisis kurikulum, pengembangan silabus,
luar negeri bagi guru yang berprestasi. penulisan rencana pembelajaran.
Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan d. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam
menghasilkan guru-guru pembina yang dapat bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian
membantu guru-guru lain dalam upaya eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka
pengembangan profesi. peningkatan mutu pembelajaran.
2. Non-pendidikan dan pelatiahan e. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang
a. Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku
diselanggarakan secara berkala dengan topik pelajaran, ataupun buku dalam bidang
diskusi sesuai dengan masalah yang dialami pendidikan.
disekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan f. Pembuatan media pembelajaran. Media
para guru dapat memecahkan masalah yang pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk
dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran alat praga, alat praktikum sederhana, maupun
disekolah ataupun masalah peningkatan bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
kompetensi dan pengembangan kariernya. g. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya
b. Seminar. Pengikutsertaan guru dalam kegiatan teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa
seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau
dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan kegiatan pendidikan serta karya seni yang
bagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memiliki nilai estetika yang diakui oleh
memberikan peluang kepada guru untuk masyarakat.
berinteraksi secara ilmiah dengan kolega
seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini H. Reorientasi Pengembangan Profesi Guru
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Dalam konteks pengembangan guru di masa depan,
diperlukan secara cermat terhadap fenomena sosial dan

108 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 109
kultural yang sedang aktual pada masa sekarang yang pembiasaan yang diperkuat dengan pembentukan
notabene juga merupakan bagian dari proses dan produk pengertian dan sikap serta pembentukan kerohanian
pendidikan. Mengingat pada saat ini masih banyak orang yang luhur. Kedua, penguasaan seperangkat keilmuan
yang cerdas, terampil pintar, kreatif, produktif, dan yang dikembangkan melalui proses pendidikan di
profesional, tatapi tidak dibarengi dengan kekokohan LPTKI, baik ‘ilm nazhary maupun ‘ilm amaly, teoritis
akidah dan kedalaman spiritual serta keunggulan akhlak. maupun praktis dilaksanakan secara profesional dan
Karena itulah, diperlukan reorientasi pengembangan guru tetap diarahkan pada pembentukan calon guru yang
yang bertolak dari fenomena diatas dan filsafat pendidikan profesional pula, yakni profesi yang bukan hanya
Islam yang komitmen pada pelestarin nilai-nilai insani dan mengandung makna kegiatan untuk mencari nafkah
illahi, yang dibarengi dengan sikap dinamis, kritis, atau mata pencaharian, tetapi juga tercakup pengertian
progresif, terbuka, bahkan bersikap proaktif dan Kelling Profesion, yaitu panggilan atas pernyataan
antisipatis, tetapi juga mengembangan nilai-nilai koperatif janji yang diucapkan di muka umum unuk ikut
dan kolaboratif, toleran, serta komitmen pada hak dan berkhidmat untuk merealisasi terwujudnya nilai mulia
kewajiban asasi manusia (Siswanto, 2013:72). yang diamanatkan Tuhan dalam masyarakat malalui
Dalam rangka reorientasi tersebut, maka dibutuhkan usaha kerja keras. Ketiga, perlu menciptakan interaksi
model pengembangan profesionalisme guru pendidikan mendidik di LPTKI diantara civitas Akademika
Islam sebagai salah satu alternatif yang dapat dilakukan dengan menitikberatkan pada upaya pengembangan
secara berkesinambungan. Model pengembangan pandangan hidup islami yang diterapkan dalam sikap
profesionalisme guru meliputi: hidup dan diwujudkan dalam keterampilan hidup
1. Preservice Education and training (Live Skill).
Dalam proses penyiapan ini perlu 2. Inservice Training
mengedepankan beberapa pandangan: Pertama, Pola pengembangan guru ini dilaksanakan oleh
pembinaan calon guru pendidikan Islam senantiasa lembaga pendidikan dan pelatihan khusus seperti balai
mengikutsertakan perangkat keperibadian yang terkait diklat keagamaan. Lembaga ini dimaksudkan untuk
dengan model atau sentral identifikasi diri, atau meng-up grade tenaga kependidikan Islam dibawah
menjadi pusat panutan dan teladan bagi peserta pembinaan Departemen Agama RI mengingat
didiknya. Dengan kata lain, bahwa dalam proses kemampuan guru pendidikan Islam tidak dapat hanya
pembelajaran diperguruan tinggi dititik beratkan pada mengandalkan dari apa yang dihasilkan oleh lembaga
peningkatan kualitas akhlak dan kepribadian melalui pendidikan guru sebagai lembaga Preservice

110 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 111
Education anda Training. Sistem penyelenggaraan penyetaraan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III
pendidikan dan pelatihannya melibatkan elemen bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru
pendidikan yang lebih luas, seperti guru baru yang SLTA. Meskipun demikian penyetaraan ini tidak
belum pernah mengikuti penataran, guru inti, bermakna banyak, kalau guru tersebut kurang memiliki
instruktur, kepala dan pengawas lembaga pendidikan daya untuk melakukan perubahan (Mustofa, 2007:84).
Islam (seperti madrasah). Selain diadakannya penyetaraan guru-guru, upaya lain
3. On The Job Training yang dilakukan pemerintah adalah program sertifikasi
Pola pembinaan guru on the job training adalah sesuai amanat UU No. 14 Tahun 2005 pasal 42. Selain
proses pembinaan guru yang diprogramkan atau sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan di Indonesia
dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan lembaga untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya
pendidikan Islam dimana guru itu bekerja. Berbagai dengan mengaktifkan PKG (Pusat Kegiatan Guru, MGMP
bntuk pembinaan tersebut antara lain: Pertama, (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), maupun KKG
pengarahan dari pimpinan lembaga pendidikan (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru
tentang berbagai kebijakan pendidikan. Kedua, untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-
kegiatan dalam rangka pelaksanakan tugas dan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya.
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru yang Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang
bersangkutan. Ketiga, pemberian pengalaman dalam terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan,
pelaksanaan tugas selama proses belajar mengajar, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan
baik didalam maupun diluar kelas, dalam rangka dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan
peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan, baik masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode
secara individual maupun kelompok. etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru
dan kesejahteraan secara bersama-sama menentukan
I. Upaya Pemerintah Meningkatkan pengembangan profesionalisme. Dengan demikian usaha
Profesionalisme Guru meningkatkan profesionalisme guru merupakan tanggung
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru,
profesionalisme guru. Upaya tersebut dilakukan dengan instansi yang membina guru (dalam hal ini Depdiknas atau
meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang yayasan swasta), PGRI dan masyarakat.
pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah
tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program di atas, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat

112 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 113
meningkatkan kualifikasi dirinya yaitu dengan 4. Menghimbau guru agar mau melaksanakan
menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. pengembangan profesi (karya ilmiah) sejak dini.
Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi
jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan pembinaan kompetensi pedagogis, kepribadian,
hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk profesional dan sosial sejalan dengan jabatan
mencukupi Kebutuhannya. Tidak heran kalau guru-guru di fungsionalnya. Pembinaan dan pengembangan karier
negara maju kualitasnya tinggi atau dikatakan profesional, meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi. Di Upaya pembinaan dan pengembangan karier guru ini
Inggris dan Wales untuk meningkatkan profesionalisme harus sejalan dengan jenjang fungsional mereka.
guru pemerintah mulai memperhatikan pembayaran gaji Pengembangan profesi dan karier tersebut diarahkan
guru diseimbangkan dengan beban kerjanya. Di Amerika untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam
Serikat hal ini sudah lama berlaku sehingga tidak heran rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran
kalau pendidikan di Amerika Serikat menjadi pola anutan dalam dan luar kelas. Upaya peningkatan kompetensi dan
negara-negara ketiga. Di Indonesia telah mengalami hal profesionalitas ini tentu saja harus sejalan dengan upaya
ini tetapi ketika jaman kolonial Belanda. Setelah untul memberikan penghargaan, peningkatan,
memasuki jaman orde baru semua berubah sehingga kini kesejahteraan, dan peelindungan terhadap guru.
dampaknya terasa, profesi guru menduduki urutan
Pengembangan tenaga profesi pendidik pada dasarnya
terbawah dari urutan profesi lainnya seperti dokter dan hanya akan berjalan dengan baik apabila dampaknya dapat
jaksa. menumbuhkan sifat inovatif. Sikap inovatif ini akan
Menurut Oetavia, (2019:33) dalam rangka memotivasi memperkuat kemampuan profesional tenaga pendidik,
guru untuk melaksanakan pengembangan profesi antara untuk itu menurut Syafaruddin (2011:17) dibutuhkan tujuh
lain dapat dilakukan hal-hal berikut ini: pelajaran guna mendorong sikap inovatif tenaga pendidik
1. Menetapkan pedoman penyusunan karya ilmiah serta dapat dan mau melakukan inovasi, ketujuh pelajaran
dan jenis pengembangan profesi lainnya. itu adalah sebagai berikut: 1) Belajar kreatif, 2) Belajar
2. melaksanakan pelatihan kepada guru-guru senior menjadi kupu-kupu, 3) Belajar keindahan dunia dan
agar mampu menyusun karya ilmiah. indahnya jadi pendidik, 4) Belajar mulai dari yang
3. Menhimbau perguruan tinggi dan "pembinaan sederhana dan konkrit, 5) Belajar rotasi kehidupan, 6)
guru" serta widyaiswara untuk membantu guru Belajar koordinasi dengan orang profesional, 7) Belajar
dalam menyusun karya ilmiah. keluar dengan kesatuan pikiran.

114 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 115
Tujuh pelajaran sebagaimana dikemukakan di atas 2. Dengan adanya motivasi dalam meningkatkan
merupakan pelajaran penting bagi tenaga pendidik dalam kinerja dan prestasi seorang guru maka perlu
upaya mengembangkan diri menjadi orang profesional. dilakukan pengembangan sesuai bidang yang
Dalam kaitan ini, ketujuh pelajaran itu membentuk suatu keguruan yang ditekuninya. Hal ini bisa
keterpaduan dan saling terkait dalam membentuk tenaga dilakukan dalam berbagai cara dan menggunakan
profesional pendidik yang inovatif. Dalam upaya untuk strategi pengembangan yang telah di tetapkan.
memperkuat keprofesionalan sebagai tenaga pendidik,
maka diperlukan upaya untuk selalu berhubungan dan
berkoordinasi dengan orang profesional dalam berbagai
bidang, khususnya profesional dalam bidang pendidikan.
Dengan cara ini, maka pembaharuan pengetahuan
berkaitan dengan profesi pendidik akan terus terjaga
melalui komunikasi dengan orang profesional, belajar
koordinasi ini juga akan membawa pada tumbuhnya
kesatuan fikiran dalam upaya untuk membangun
pendidikan guna mengejar ketinggalan serta meluruskan
arah pendidikan yang sesuai dengan nilai luhur bangsa.

J. Kesimpulan
1. Untuk menciptakan seorang guru yang
profesional dalam bidangnya perlu adanya
pengembangan yang dilakukannya dengan
berbagai upaya, selain itu pengembangan profesi
keguruan dapat meningkatkan mutu pendidikan,
itu disebabkan seorang guru akan bertambah nilai
pengetahuannya, keterampilaya dalam mengajar
dan juga hal lainnya yang dapat menunjang
keprofesionalnya.

116 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 117
seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan
adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan
(Depdikbud, 1996:751). Sedangkan menurut Djumhur
(1975:12), peranan diartikan sebagai pola tingkah laku
tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari
A. Pendahuluan suatu pekerjaan atau jabatan tertentu.
Dilihat dari perkembangan saat ini, tugas seorang Jadi peranan guru adalah setiap pola tingkah laku
guru semakin besar dan semakin kompleks. Guru yang yang merupakan ciri-ciri jabatan guru, yang harus
hanya bisa menyampaikan pelajaran kepada murid- dilakukan guru dalam tugasnya. Peranan ini meliputi
muridnya hanya akan menjadi seorang guru yang statis berbagi jenis pola tingkah laku, baik dalam kegiatannya di
dan kaku. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam sekolah, maupun di luar sekolah. Guru yang
dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dianggap baik, adalah mereka yang berhasil dalam
dalam kehidupan seorang murid. Pada situasi semacam memerankan peranan-peranan itu dengan sebaik-baiknya,
ini, bantuan sangat tepat jika diberikan agar siswa berhasil artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang
dalam belajar. sesuai dengan jabatannya dan dapat diterima oleh
lingkungan dan masyarakat.
Bimbingan menjadi suatu layanan khusus yang
ditangani oleh orang-orang tertentu yang ahli dalam B. Peran Guru Dalam Pelaksanaan Bimbingan
bidangnya termasuk salah satunya adalah guru bimbingan Konseling
konseling dan guru kelas. Permasalahan yang dialami oleh
para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari oleh Perkembangan ilmu dan teknologi dan disertai dengan
siswa itu meski meski dengan pengajaran yang baik perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan
sekalipun. Hal tersebut juga disebabkan karena adanya deras dewasa ini, menyebabkan peranan guru menjadi
faktor-faktor atau sumber permasalahan siswa yang meningkat dari sekedar pengajar menjadi sebagai
disebabkan oleh hal-hal yang berasal dari luar sekolah. pembimbing. Tugas dan tanggung jawab guru menjadi
lebih meningkat, termasuk fungsi-fungsi guru sebagai
Peranan merupakan sesuatu yang menjadi bagian atau
perancang pengajaran, pengelola pembelajaran, pengarah
memegang pimpinan terutama dalam terjadinya sesuatu
pembelajaran, pembimbing dan pelaksana kurikulum
hal atau peristiwa. Peranan berasal dari kata “peran” yang
(Uno, 2007:22).
ditambahkan akhiran “an”, peran memiliki arti

118 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 119
Dalam kedudukan sebagai personel pelaksana proses 5. Mengikuti konferensi kasus siswa terutama bagi
pembelajaran di sekolah, guru memiliki posisi strategis. guru yang mengajar pada kelas.
Dibanding dengan guru pembimbing atau konselor, 6. Mengalihkan siswa yang memerlukan layanan
misanya guru lebih sering berinteraksi dengan siswa bimbingan dan konseling pada guru pembimbing.
secara langsung. Apabila dirinci ada beberapa peranan 7. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan
yang dapat dilaksanakan oleh seorang guru, ketika ia munculnya masalah siswa, dalam pengembangan
diminta mengambil bagian dalam penyelenggaraan potensi dan bertanggung jawab dalam upaya
program bimbingan dan konseling di sekolah (Hikmawati, mengatasi masalah siswa di sekolah.
2011:20).
Menurut Nurihsan dan Yusuf (2006:34) Sebagai guru
Secara operasional pelaksana utama layanan mata pelajaran, guru juga memiliki peran lain diantaranya:
bimbingan dan konseling. Penyelenggaraan melibatkan
1. Guru mata pelajaran memahami konsep dasar
personel sekolah lainnya agar lebih berperan sesuai batas-
bimbingan dan krakteristik siswa (tugas-tugas
batas kewenangan dan tanggung jawab. Personel
perkembangan siswa), sebagai landasan untuk
mencakup, kepala sekolah, wakil kepada sekolah,
memberikan layanan bimbingan.
koordinator bimbingan dan konseling, guru pembimbing,
2. Guru mata pelajaran memahami keragaman
guru wali kelas dan staf administrasi.
karakteristik siswa dalam aspek-aspek fisik
Adapun wujud nyata dari peranan-peranan tersebut
(kesehatan), kecerdasan motif belajar, sikap dan
menurut Thantawy (1995:98) adalah sebagai berikut: kebiasaan belajar, tempramen (periang, pendiam,
1. Membantu guru pembimbing dalam pemurung, atau mudah tersinggung) dan
mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan karakternya seperti (kejujuran, kedisiplinan, dan
layanan bimbingan dan konseling. tanggung jawab).
2. Membantu peserta didik memberikan data dan 3. Guru mata pelajaran menandai siswa yang diduga
informasi siswa baik individual maupun mempunyai masalah atau siswa yang gagal dalam
kelompok untuk keperluan layanan. menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
3. Membantu pelaksanaan pemberian bantuan 4. Guru mata pelajaran menciptakan iklim kelas
kepada siswa melalui proses belajar mengajar. yang kondusif bagi kelancaran belajar siswa.
4. Memberikan pengajaran perbaikan ataupun 5. Guru mata pelajaran membantu siswa yang
pengayaan dalam rangka pelaksanaan layanan mengalami kesulitan belajar.
bimbingan dan konseling.

120 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 121
6. Guru mata pelajaran memberikan informasi memiliki waktu dan sumber daya untuk menangani sebuah
tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang situasi dan kondisi. Namun jika, Anda menganggap diri
kerja yang diminati siswa. Anda tidak mampu menangani tuntutan tuntutan yang
7. Guru mata pelajaran memahami perkembangan dibebankan kepada anda stres yang dirasakan besar. Stress
dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat merupakan pengalaman negatif, namun bisa dihindari.
memberikan informasi yang luas kepada siswa Tingkat stres tergantung pada persepsi terhadap situasi dan
tentang dunia kerja. kemampuan untuk mengatasinya.
8. Guru mata pelajaran menampilkan pribadi yang Dalam pandangan Islam, dengan segala
matang, baik dalam aspek emosional, sosial kesempurnaannya datang membawa risalah untuk
maupaun spiritual. kehidupan manusia di dunia. Stres dalam Islam bukanlah
9. Guru mata pelajaran memberikan informasi sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari. namun Islam
tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran mengajarkan kepada manusia bahwa tuntutan atau ujian
yang diberikannya secara fektif. hidup ini merupakan sesuatu yang harus dijalani sebagai
Sementara itu, menurut Winkel (1978:24) wali kelas bagian dari proses kehidupan itu sendiri. Allah berfirman
juga memiliki peranan dalam bidang bimbingan konseling, dalam surat Al-Ankabut/29: 2-3: "Apakah manusia itu
diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Membantu guru mengira bahwa mereka dibiarkan saja Dengan
pembimbing elaksanakan layanan, 2) Membantu mengatakan," kami telah beriman", sedang mereka tidak
memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, 3) diuji lagi. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-
Memberi informasi tentang siswa di kelas, 4) orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
Menginfromasikan kepada guru bimbingan konseling mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya
tentang siswa yang perlu penanganan khusus, 5) Ikut serta dia mengetahui orang-orang yang dusta”.
dalam konferensi kasus. Nabi Muhammad saw. Juga pernah mengajarkan doa
kepada Abdullah bin Abbas, beliau berkata: “maukah
C. Mengatasi Stres dalam Bekerja engkau aku ajarkan doa yang kalau engkau ucapkan Allah
Menurut Hartono (2012:86), stres merupakan suatu akan menghilangkan atau melenyapkan kesusahan dan
kondisi atau perasaan yang dialami ketika seseorang melunaskan hutang hutangmu?”.
menganggap bahwa berbagai tuntutan melebihi sumber Doa tersebut adalah: "Ya Allah ya Tuhan kami,
daya sosial dan personal yang mampu dikerahkan sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari pada keluh
seseorang. Anda hanya bisa merasa sedikit stres jika anda kesah dan duka cita, Aku berlindung kepadaMu dari

122 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 123
lemah kemauan dan malas, Aku berlindung kepadaMu misalnya, lingkungan fisik, lingkungan sosial
dari pada sifat pengecut dan kikir, atau berlindung budaya dan sebagainya. Kondisi lingkungan yang
kepadaMu dari pada tekanan hutang dan kezaliman kurang memadai dapat menimbulkan stres.
manusia." (HR. Abu Dawud). 3. Faktor diri pribadi. Setiap individu akan
Delapan sifat yang dijelaskan dalam doa nabi tersebut memberikan reaksi yang berbeda terhadap
merupakan sumber stres yang banyak menimpa kehidupan tantangan yang datang pada dirinya, ini
manusia, maka Nabi menganjurkan kepada umatnya agar bergantung pada kondisi karakteristik pribadinya.
terhindar dari delapan sifat yang mengakibatkan penyakit Dari sumber dan tantangan yang sama, bisa
hati pada manusia. Melihat penjelasan di atas sudah timbul stres dengan bentuk dan intensitas yang
seharusnya sebagai seorang muslim yang beriman, stres berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pada
kerja bukanlah masalah yang besar dan menjadi problema umumnya mereka memiliki tingkat kemandirian
kehidupan yang berkepanjangan. Namun stres yang yang tinggi relatif mampu menghadapi stres
dihadapi di dunia pekerjaan harus dijadikan sebagai sarana dengan baik. Pribadi yang mandiri akan mampu
mendekatkan diri kepada Allah agar dapat terhindar dari mengenal apa yang harus dilakukannya dan
bebandan pikiran yang berat serta dapat dijadikan sebagai mampu pula mengendalikan perilaku yang harus
sebuah proses kehidupan agar kita menjadi lebih matang diwujudkan nya. Biasa pribadi yang mandiri
menghadapi kehidupan di dunia dan juga di akhirat memiliki 5K: konsisten, komitmen, kendali,
(Shihab, 2011:9). kompetensi, dan kreativitas. Pribadi yang mandiri
Adapun faktor-faktor yang menimbulkan stres dapat cenderung lebih mampu mengendalikan stres
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: dengan meminimalkan dampak negatifnya dan
1. Faktor lingkungan kerja. Hal-hal yang terdapat di memaksimalkan dampak positifnya.
lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres, Stres yang tidak bisa diatasi dengan baik biasanya
kondisi fisik di lingkungan kerja yang dapat berakibat pada ketidakmampuan berinteraksi secara positif
menimbulkan stres antara lain penataan ruangan dengan lingkungannya, baik dalam lingkungan pekerjaan
kerja, prosedur kerja, tingkat kelelahan pribadi, maupun lingkungan luarnya. artinya pegawai yang
sistem ventilasi dan sistem penerangan. bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif
2. Kondisi lingkungan pada umumnya. Lingkungan yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerja.
pada umumnya banyak mengandung sumber
D. Kesimpulan
sumber stres, maksud lingkungan di sini

124 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 125
Dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam
pelasanaan bimbingan dan konseling mengatasi stres
dalam bekerja yaitu satu alasan yang mendasar bahwa
guru adalah unsur bimbingan dan konseling. Karena dalam
proses beajar mengajar di sekolah hanya guru yang
posisinya paling strategis. Selain mengajar guru juga
memiliki tuntutan dalam membentuk dan membimbing A. Pendahuluan
peserta didik untuk menjadi cikal bakal generasi penerus Program sertifikasi guru merupakan program yang
bangsa. Tidak hanya guru pembimbing yang harus sengaja dirancang pemerintah untuk mendapatkan guru
melakukan kegiatan pelaksanaan bimbingan dan yang profesional. Saat yang sama sertifikasi juga
konseling, guru juga memiliki beberapa tugas dalam menjanjikan kesejahteraan bagi para guru. Pemerintah
pelaksanaan bimbingan dan konselig termasuk mengelola berharap dengan adanya sertifikasi kinerja guru akan
stres dalam bekerja. semakin meningkat demikian pula dengan mutu dan hasil
pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, pemerintah
sedang mengupayakan berbagai cara agar meningkatkan
kualitas profesionalisme dari guru melalui program
sertifikasi guru. Sehubungan dengan peningkatan
profesionalisme guru yang tertuang dalam UU Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwasanya
sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik
untuk guru dan dosen. Uraian beerikut ini akan mengupas
secara tuntas mengenai sertifikasi guru dan pengaruhnya
terhadap kinerja guru.

B. Pengertian Sertifikasi
Guru merupakan sebuah profesi, yakni sebuah
pekerjaan yang harus dikerjakan dengan kualifikasi
keahlian,,tertentu yang diperlukan untuk profesi keguruan
tersebut, memiliki kemahiran, kecakapan dan memenuhi

126 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 127
standar mutu minimal yang diperoleh melalui pendidikan Sertifikasi pendidik (guru) diberikan kepada guru
profesi. Kemudian dijelaskan bahwa profesi guru yang telah memenuhi persyaratan, diselenggarakan oleh
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan
dengan sejumlah prinsip. Di antaranya memiliki,,bakat, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
minat, panggilan jiwa, dan idealisme, memiliki komitmen terakreditasi. Sertifikasi akan dilaksanakan dalam uji
untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, kompetensi dalam empat bidang kompetensi guru.
ketakwaan, dan akhlak mulia. Memiliki kualifikasi Berbagai karakteristik yang pernah dikembangkan oleh
akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan Depdiknas untuk uji kompetensi tersebut antara lain
bidang tugas, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai sebagaimana terli- hat pada matriks berikut.
dengan bidang tugas, memiliki tanggung jawab atas Setelah standar kualifikasi dan kompetensi guru
pelaksanaan tugas keprofesionalan, memperoleh terpenuhi masih ada satu lagi persyaratan yang harus
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, dipenuhi untuk disebut sebagai guru profesional yaitu guru
memiliki kesempatan untuk mengembangkan harus sudah lulus proses sertifikasi. Sertifikat pendidik
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan:
sepanjang hayat, memiliki jaminan perlindungan hukum 1. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan memiliki perguruan tinggi yang memiliki program
organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur pengadaan tenaga kependidikan yang
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalisme terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
guru (Rosyada, 2017:143). 2. Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif,
Guru harus memiliki kualifikasi akademik, transparan dan akuntabel.
kompetensi dan sertifikasi pendidik, sehat jasmanai dan Sementara Permenag Nomor 16/2010 Pasal 13
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tentang kualifikasi guru agama mengatur sebagai berikut:
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik "Guru Pendidikan Agama minimal memiliki kualifikasi
diperoleh melalui pendidikan tinggi program akademik Strata 1/Diploma IV, dari dan/atau program
sarjana,,atau,,program diploma empat. Sementara itu, studi agama studi pendidikan agama program dari
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, Perguruan Tinggi yang terakreditasi dan memiliki
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan sertifikat profesi guru pendidikan agama" (Mudlofir,
kompetensi profesional melalui pendidikan profesi. 2012:109).

128 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 129
Menurut Syafaruddin (2012:162) Program sertifikasi kecerdasan, minat, dan usaha siswa yang
guru dalam jabatannya dialamatkan kepada guru negeri bersangkutan. Guru yang bermutu dalam arti
dan swasta. Program ini dapat diikuti oleh para guru yang berkualitas dan profesional menentukan mutu
telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh siswa.
lembaga atau pemerintah, kemudian mereka akan 3. Meningkatkan martabat guru. Dari bekal
mengikuti proses pelaksanaan sertifikasi yang pendidikan formal dan juga berbagai kegiatan
dilaksanakan di perguruan tinggi yang ditunjuk oleh guru yang antara lain ditunjukkan dari
pemerintah. Program sertifikasi dapat diperoleh melalui: dokumentasi data yang dikumpulkan dalam
1. Proses pendidikan profesi terlebih dahulu yang proses sertifikasi maka guru akan mentransfer
dilanjutkan dengan uji sertifikasi. lebih banyak ilmu yang dimiliki kepada siswanya.
2. Uji sertifikasi langsung sebagai bentuk Secara psikologis kondisi tersebut akan
peningkatan komptensi keprofesionalan guru meningkatkan martabat guru yang bersangkutan.
sebagai agen pelajaran perguruan tinggi 4. Meningkatkan profesionalisme. Guru yang
terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah. profesional antara lain dapat ditentukan dari
pendidikan, pelatihan, pengembangan diri, dan
C. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi berbagai aktivitas lainnya yang terkait dengan
Menurut Sujanto, (2009:9) pada dasarnya pelaksanaan profesinya. Langkah awal untuk menjadi
sertifikasi guru mempunyai banyak tujuan. Berikut ini profesional dapat ditempuh dengan mengikuti
beberapa tujuan utama sertifikasi guru. sertifikasi guru.
1. Menentukan kelayakan guru sebagai agen Selain mempunyai tujuan, pelaksanaan sertikasi guru
pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran berarti juga mempunyai beberapa manfaat. Manfaat utama dari
guru menjadi pelaku dalam proses pembelajaran. sertifikasi guru adalah sebagai berikut:
Guru yang sudah menerima sertifikat pendidik 1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang
dapat diartikan sudah layak menjadi agen merugikan citra profesi guru. Guru yang telah
pembelajaran dan Meningkatkan proses dan mutu mempunyai sertifikat pendidik harus dapat
pendidikan menerapkan proses pembelajaran di kelas sesuai
2. Mutu pendidikan antara lain dapat dilihat dari dengan teori dan praktik yang telah teruji.
mutu siswa sebagai hasil proses pembelajaran. 2. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan
Mutu siswa ini di antaranya ditentukan dari yang tidak berkualitas dan profesional. Sekolah

130 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 131
yang mempunyai mutu pendidikan baik nasional. Transparan yaitu mengacu
ditentukan dari mutu guru dan mutu proses kepada,,proses sertifikasi yang memberikan
pembelajaran di kelas. Dengan sertifikasi, mutu peluang kepada para pemangku kepentingan
guru diharapkan akan meningkat sehingga pendidikan untuk memperoleh akses informasi
meningkatkan mutu sekolah. Pada akhirnya, tentang pengelolaan pendidikan, yang sebagai
masyarakat dapat menilai kualitas sekolah suatu sistem meliputi masukan, proses, dan hasil
berdasarkan mutu pendidikannya. sertifikasi Akuntabel merupakan proses sertifikasi
3. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi guru. Hasil yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku
sertifikasi di antaranya dapat digunakan sebagai kepentingan pendidikan secara administratif,
cara untuk menentukan imbalan yang sesuai finansial, dan akademik.
dengan prestasinya, yaitu berupa tunjangan 2. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan
profesi. Cara ini dapat menghindarkan dari nasional melalui peningkatan mutu guru dan
praktik ketidakadilan, misalnya guru yang kesejahteraan guru. Sertifikasi guru merupakan
berprestasi hanya mendapat imbalan kecil. upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
Dengan demikian, kesejahteraan guru dapat guru yang dibarengi dengan peningkatan
meningkat sesuai dengan prestasi yang diraihnya. kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji
Namun, satu hal yang perlu ditekankan adalah sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi
bahwa tunjangan profesi bukan menjadi tujuan sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya
utama sertifikasi. Tunjangan profesi merupakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
konsekuensi logis yang menyertai kompetensi guru.
guru. 3. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan. Program sertifikasi guru
D. Prinsip Sertifikasi dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat
Menurut Kunandar, (2011:86) pelaksanaan sertifikasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
guru didasarkan pada prinsip sebagai berikut: Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
1. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
akuntabel. Objektif yaitu mengacu kepada proses Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
perolehan sertifikat pendidik yang tidak Tahun 2005 tentang Standar Nasional
diskriminatif dan memenuhi standar pendidikan Pendidikan.

132 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 133
4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis. melindungi profesi guru dari praktik-praktik pendidikan
Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat yang menyimpang. Dengan demikian hal-hal yang dapat
berjalan dengan efektif dan efisien, harus merusak citra profesi guru dapat diminimalkan, sehingga
direncanakan secara matang dan sistematis. program mampu menjamin masyarakat dari praktik
5. Menghargai pengalaman kerja guru. Pengalaman pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional
kerja guru juga termasuk pendidikan dan (Fachruddin, 2009:144).
pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah Secara umum, tujuan sertifikasi guru dalam jabatan
dihasilkan baik dalam bentuk tulisan maupun melalui jalur pendidikan adalah meningkatkan kompetensi
media pembelajaran, serta aktivitas lain yang peserta agar mencapai standar kompetensi yang
menunjang profesionalitas guru. ditentukan.
6. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh Peserta sertifikasi melalui jalur pendidikan ini
pemerintah. Untuk efektivitas dan efisiensi diutamakan adalah guru-guru yang memiliki prestasi dan
pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan rekan
kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta sejawatnya di satuan pendidikan masing-masing. Melalui
pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap proses seleksi yang dilakukan oleh LPTK, mereka
tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. selanjutnya mengikuti pendidikan berdasarkan bidang
studi yang diampunya. Dengan demikian, dalam satu
E. Sertifikasi Melalui Jalur Pendidikan rombongan belajar di LPTK itu, para guru adalah dengan
Sertifikasi guru dalam jabatan melalui Jalur latar belakang mata pelajaran yang sama diampunya.
Pendidikan didasarkan pada Permendiknas Nomor 40 Umpamanya, satu rombongan belajar itu terdiri hanya dari
Tahun 2007. Pola ini diperuntukkan kepada guru guru matematika, atau guru agama saja. Hal ini dilakukan
berprestasi. Sertifikasi guru dalam Jabatan melalui Jalur adalah untuk meningkatkan kompetensi secara bersamaan
Pendidikan diorientasikan kepada guru junior yang dan juga memudahkan proses pembelajaran sehingga
berprestasi dan mengajar pada pendidikan dasar (MI dan berimplikasi kepada adanya kesamaan pandangan dalam
MTs). Penyelenggara adalah perguruan tinggi yang melakukan proses perubahan dalam melakukan
ditunjuk oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan waktu pembelajaran (Nasution, 2009:156).
penyelenggaraan selama-lamanya 2 (dua) semester.
Program sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur
pendidikan dan uji kompetensi ditujukan untuk

134 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 135
F. Kesimpulan berbudi pekerti luhur yang didukung dengan penguasaan
Tenaga pendidik baik guru maupun dosen dituntut ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni pada bidangnya
untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. masing-masing.
Tenaga pendidik yang profesional harus memenuhi
kualifikasi tertentu, terutama kualifikasi akademik, serta
mimiliki empat kompetensi yang sangat mendukung
dalam tugas utamanya. Inilah yang dituntut dari guru dan
dosen sebagai tenaga pendidik dalam pelaksanaan
sertifikasi.
Para guru atau dosen yang menginginkan kualifikasi
sebagai guru atau dosen profesional, tentu harus berusaha
memenuhi ketentuan yang sudah diatur oleh pemerintah.
Bisa jadi di antara kita (guru atau dosen) sudah siap
menunggu giliran untuk mengikuti proses itu, tetapi di
antara kita juga ada yang belum bisa mengikuti proses itu
karena belum terpenuhinya persyaratan yang diminta atau
mungkin masih terbatasnya kuota yang diberikan untuk
calon guru dan dosen profesional. Karena itu, proses yang
sudah berjalan hendaknya kita dukung bersama demi
suksesnya pelaksanaan sertifikasi ini.
Dengan demikian, ke depan kita berharap sertifikasi
bisa memberikan harapan baru bagi para guru atau dosen
dalam meningkatkan kinerja mereka sebagai guru dan
dosen yang diimbangi dengan peningkatan gaji yang akan
diterima. Yang terpenting, kita berharap, semoga
sertifikasi ini akan benar-benar meningkatkan kualitas
pendidikan di negara kita sehingga akan terwujud tujuan
pendidikan nasional yang sudah kita rumuskan bersama,
yakni terwujudnya manusia yang beriman, bertakwa, dan

136 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 137
dan misi organisasi, tujuan maupun manajemen organisasi
tersebut.

B. Pengertian Organisasi Profesi Keguruan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1023),
A. Pendahuluan organisasi adalah susunan atau kesatuan dari berbagai
Organisasi profesi guru merupakan sebuah wadah bagian sehingga merupakan satu kesatuan yang teratur.
yang di dalamnya terdapat guru-guru yang memiliki suatu Organisasi secara sistemik adalah sistem yang bersifat
tujuan yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dan terbuka, seperti halnya sistem sosial. Sebab organisasi
kecerdasan anak bangsa. Organisasi profesi guru mencakup orang dan tujuan-tujuan yang bergantung atas
merupakan bentuk partisipasi para guru dalam bidang usaha orang untuk mencapai kinerja, hasil, yang menjadi
pendidikan. Dimana organisasi profesi guru berjasa besar arah yang benar sebagai sistem sosial. Bahkan melalui
dalam menyatukan para guru yang ada di berbagai daerah perpaduan usaha orang maka organisasi lebih dari sekedar
maupun Indonesia, dengan begitu visi misi para guru akan perkumpulan orang belaka. Organisasi juga merupakan
sama di berbagai wilayah. usaha orang yang dinamis dengan memanfaatkan mesin,
Dalam organisasi profesi guru, terdapat macam- peralatan, bahan mentah, fasilitas dan uang yang
macam organisasi yang masing-masing mempunyai visi memungkinkan orang untuk menghasilkan suatu barang
misi yang berbeda namun memiliki satu tujuan. Adapun atau pelayanan. Tegasnya organisasi merupakan
organisasi profesi guru diantaranya PGRI (Persatuan Guru perkumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama.
Republik Indonesia) dan IGI (Ikatan Guru Indonesia). Organisasi profesi guru menurut Undang-undang
PGRI adalah organisasi tertua yang berdiri di Indonesia, Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
memiliki pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan dan Dosen mengatakan bahwa organisasi profesi guru
dimulai dari awal kemerdakaan. Adapun IGI adalah merupakan perkumpulan para pendidik berstandar hukum
sebuah organisasi pembaharuan pendidikan yang muncul yang didirikan oleh para guru untuk mengembangkan
belakangan tetapi kiprahnya terasa menyentuh sampai ke profesionalitas guru (Mulyasa, 2009:47).
akar rumput. Untuk itu uraian ini akan mencoba Pada pasal 41 di jelaskan bahwa:
membahas secara lengkap mengenai perjalanan organisasi 1. Guru dapat membentuk organisasi profesi yang
PGRI dan IGI, sejarah terbentuknya, program kerja, visi bersifat independen.

138 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 139
2. Sebagaimana yang tercantum pada ayat 1, bahwa 1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
organisasi profesi guru berfungsi untuk a. Sejarah PGRI
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi Motivasi tumbuhnya organisasi baru dimulai
karir, menambah wawasan pendidikan, saat awal kemerdekaan Indonesia, semangat
melindungi profesi keguruan dan meningkatkan mengisi masa depan Indonesia hanya bisa
kesejahteraan guru serta mengabdi kepada diwujudkan dari pendidikan. Motivasi ini menjadi
masyarakat. motivasi awal bagi guru-guru di Indonesia untuk
3. Guru diwajibkan menjadi anggota profesi meneruskan cita-cita kemerdekaan bangsa yaitu
pendidikan. mencerdaskan kehidupan bangsa (Kosasih,
4. Pemerintah atau pemerintah daerah dapat 2016:98).
memfasilitasi keperluan organisasi profesi guru Sejarah PGRI dimulai dari perjuangan
dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan melawan Sekutu, dilangsungkan Kongres
profesi. Pendidikan Bangsa. Kongres yang berlangsung
Pada pasal 42 ditambah penjelasan bahwa organisasi tepat 100 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan
profesi guru juga memiliki kewenangan, yaitu: 1) dilaksanakan di Sekolah Guru Putri (SGP) di
Menetapkan dan menegakkan kode etik guru, 2) Surakarta, Jawa Tengah. Tokoh penggerak dan
Memberikan bantuan hukum kepada guru, 3) Memberikan pemimpinnya adalah para tokoh pendidik guru,
perlindungan profesi keguruan, 4) Mengadakan Amin Singgih, RH. Koesnan dan kawan-kawan.
pembinaan dan pembinaan profesi guru, 5) Memajukan Kongres selama dua hari tanggal 24-25
pendidikan nasional. November 1945 melahirkan Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI). Sejak peristiwa ini
C. Jenis Organisasi Profesi Guru PGRI lahir sebagai wadah perjuangan para guru
Jenis organisasi profesi guru sangat banyak di untuk menegakkan dan mempertahankan NKRI.
Indonesia baik dari organisasi terbesar dan tertua sampai Nama PGRI diberikan oleh utusan yang berasal
yang baru terbentuk. Diantara organisasi yang ada seperti dari Jawa Barat yang pada saat itu bergabung
PGRI, IGI, KKG, MGMP dan lain-lain. Namun, secara dalam Persatuan Guru Seluruh Priangan (PGSP).
spesifik yang akan di ulas dalam tulisan ini adalah Masih menurut Kosasih, (2016:98) Pada
organisasi PGRI dan IGI saja. saat kongres pertama yang berjalan selama 100
hari menumbuhkan semangat para guru dan hal

140 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 141
ini sejalan dengan tujuan awal PGRI yang 3) PGRI sebagai pemersatu guru yang bersifat
bertujuan memperkuat NKRI. Para guru juga ikut independen, unitaris dan tidak menyangkut
andil dalam memperjuangkan kemerdekaan partai politik. Sebagai sarana pengembangan
melawan sekutu. Para guru perempuan banyak profesi guru dan upaya pengabdian kepada
yang ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan negara.
mereka bertugas melalui dapur umum atau 4) PGRI adalah organisasi yang lahir untuk
menjadi anggota Palang Merah Indonesia (PMI). mewariskan semangat pancasila, UUD 1945
Perjuangan guru yang diwadahi dengan PGRI kepada setiap generasi bangsa.
dalam masa kemerdekaan telah banyak Semangat guru dalam PGRI tidak hanya
memberikan jasa bagi bangsa Indonesia, bukan berakhir di kongres pertama, terdapat sampai
hanya mencerdaskan bangsa tetapi ikut juga beberapa kali kongres beserta hasil putusannya,
dalam perjuangan fisik yang berlandaskan yaitu:
Pancasila. Pada masa perang kemerdekaan tujuan
1) Kongres Pertama PGRI di Surakarta tanggal
PGRI adalah menekankan jiwa patriotisme agar
24-25 November 1945. Dihari pertama
dapat mempertahankan Indonesia, demikian
berhasil membentuk organisasi, nama
tujuan PGRI ini berubah sesuai perkembangan
organisasi, menetapkan sifat lalu membentuk
zaman.
administrative yang pusatnya berada di
Di dalam pembukaan AD/ART mengenai Jakarta namun pada waktu itu masih berada
PGRI, maka dapat disimpulkan perjuangan PGRI di tempat sementara yaitu Solo. Pada kongres
sampai sekarang sebagai berikut: ini terdapat beberapa protes terhadap
1) PGRI lahir karena hikmah proklamasi perbuatan tentara pendudukan di Indonesia,
kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus dimana garis besarnya adalah alasan protes
1945 yang merupakan perwujudan dari perbuatan tentara pendudukan Indonesia
perjuangan para guru untuk memperjuangkan tidak sesuai tujuan pendidikan, tentara
kemerdekaan Indonesia sesuai dengan bidang pendudukan di Indonesia sebaiknya ditarik
profesinya. kembali dan tidak perlu diganti, lalu Negeri
2) PGRI mempunyai komitmen yang kuat asing akan diberi tahu. Sedangkan Rapat hari
kepada NKRI yang berlandaskan Pancasila kedua tanggal 25 November 1945 berhasil
dan UUD 1945. membentuk pengurus besar PGRI.

142 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 143
2) Kongres kedua di Surakarta tanggal 21-23 b. Fungsi Organisasi Profesi Guru (PGRI)
November 1946. Dilakukan ditengah Guru yang profesional harus memiliki tempat
terjadinya pergolakan keamanan beserta atau wadah untuk menyalurkan dan meyatukan
politik dengan susunan pengurus PB PGRI. geraknya untuk mencapai tujuan pendidikan lebih
Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan yang baik dan terealisasikan dengan cepat sehingga
diajukan kepada pemerintah seperti mampu mengendalikan profesinya, yaitu dengan
pendidikan dilaksanakan atas dasar termasuk didalam organisasi profesi guru. Bagi
kepentingan nasional, gaji guru tidak boleh guru-guru di Indonesia telah diciptakan wadah
dihentikan, adanya UUD pokok perburuhan. yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia atau
Kongres ini juga menjadi pelopor perubahan disingkat PGRI. PGRI didirikan di Surakarta
sistem pendidikan dari kolonial ke nasional. tanggal 25 November 1945 untuk mempermudah
3) Kongres ketiga, dilaksanakan pada tanggal mewujudkan aspirasi guru dalam mewujudkan
27-29 Februari 1948 ditengah cita-cita perjuangan bangsa. Tujuan PGRI adalah
berkecamuknya perang kemerdekaan, mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan
menghasilkan keputusan penting seperti: a) kegiatan profesi guru serta berupaya
Menghapus sekolah guru yaitu pendidikan meningkatkan kesejahteraan guru (Soetjipto dan
sekolah selama 2 tahun setelah sekolah Kosasi, 2009:35).
rakyat, 2) Memekarkan cabang-cabang c. Visi Misi PGRI
dengan jumlah anggota masing-masing Visi dari PGRI adalah “Terwujudnya
cabang minimal 100 orang 3) Membentuk organisasi mandiri dan dinamis yang dicintai
komisariat daerah dan 4) Menerbitkan anggotanya, disegani mitra, dan diakui perannya
majalah guru. Lalu kongres 3 menegaskan oleh masyarakat“. PGRI didirikan untuk
kembali sifat perjuangan PGRI seperti mempertahankan kemerdekaan, mengisi
menjaga NKRI, meningkatkan pendidikan kemerdekaan dengan program utama di bidang
nasional yang sesuai UUD dan Pancasila, pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan
non politik, korektif, bekerjasama dan bangsa dan memperjuangkan kesejahteraan bagi
bergerak di tengah masyarakat. para guru.
Adapun misi dari PGRI adalah sebagai
berikut:

144 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 145
1) Mewujudkan cita-cita proklamasi. PGRI 1) Mewujudkan cita-cita Proklamasi
bersama komponen bangsa yang lain Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
berjuang, yaitu berusaha secara konsisten Indonesia, berdasarkan Pancasila dan
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Undang-Undang Dasar 1945.
sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945. 2) Berperan serta aktif mencapai tujuan nasional
2) Mensukseskan pembangunan Nasional. dalam mencerdaskan bangsa dan membentuk
PGRI bersama komponen bangsa manusia Indonesia seutuhnya.
melaksanakan pembangunan bangsa 3) Berperan serta mengembangkan sistem dan
khususnya di bidang Pendidikan. pelaksanaan pendidikan nasional.
3) Memajukan Pendidikan Nasional. PGRI 4) Mempertinggi kesadaran dan sikap guru,
selalu berusaha untuk terlaksananya sistem meningkatkan mutu dan kemampuan profesi
pendidikan nasional, berusaha selalu guru dan tenaga kependidikan lainnya.
memberikan masukan-masukan tentang 5) Menjaga, memelihara, memperjuangkan,
pembangunan pendidikan kepada membela serta meningkatkan harkat martabat
Departemen Pendidikan Nasional. guru dan tenaga kependidikan melalui
4) Meningkatkan profesionalitas guru. PGRI peningkatan kesejahteraan serta solidaritas
berusaha dengan sungguh-sungguh agar guru anggota.
menjadi profesional sehingga pembangunan Sedangkan Tugas dari PGRI adalah:
pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan
1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
bangsa dapat direalisasikan.
Tuhan Yang Maha Esa.
5) Mewujudkan kesejahteraan guru. Agar guru
2) Membela, mempertahankan, mengamankan,
dapat profesional, maka guru harus
dan mengamalkan Pancasila.
mendapatkan imbalan jasa yang baik.
3) Mempertahankan dan memelihara NKRI.
Terdapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sehingga ada rasa aman 4) Meningkatkan integritas bangsa dan menjaga
dan pembinaan karir yang jelas. Guru harus keutuhan dan persatuan bangsa.
sejahtera, profesional dan terlindungi. 5) Membina asosiasi profesi dan keahlian
d. Tujuan, Tugas dan Wewenang PGRI sejenis PGRI yang secara sukarela
menyatakan bergabung dengan PGRI.
Adapun tujuan dibentuknya PGRI adalah:

146 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 147
6) Mempersatukan semua guru dan tenaga di dalamnya. Selama ini PGRI hanya sebagai
kependidikan. organisasi terbesar saja, dan hanya terlihat
7) Menyiapkan dan melaksanakan sertifikasi pakaiannya saja. Paling tidak, saat hari guru
guru bersama pemerintah dan perguruan barulah mengatas namakan PGRI. Adapun untuk
tinggi yang memiliki program pengadaan kegiatan-kegiatan hanya per kabupaten atau kota,
ketenagaan pendidikan. tergantung kepengurusannya. Sedangkan untuk
8) Mengadakan hubungan kerjasama dengan kegiatannya, belum ada kegiatan secara resmi
lembaga pendidikan, organisasi yang yang dilakukan di pusat.
bergerak di bidang pendidikan, organisasi 2. Ikatan Guru Indonesia (IGI)
kemasyarakatan umumnya dalam rangka Ikatan Guru Indonesia adalah organisasi di
peningkatan mutu pendidikan dan bidang profesi keguruan yang anggotanya mencakup
kebudayaan. Membina, mengembangkan dan guru, dosen dan para pemerhati pendidikan di
memelihara kebudayaan daerah dalam Indonesia tercinta. IGI didirikan tanggal 26 November
rangka memperkaya kebudayaan nasional. 2009 oleh Kemenkumham yang didasari surat
Adapun Wewenang PGRI adalah: keputusan Nomor AHU-125. AH. 01.06 Tahun 2009.
1) Menetapkan dan menegakkan kode etik guru. Pada mulanya IGI ini diinisiasi tahun 2000 dengan
2) Memberikan bantuan hukum kepada guru, nama Klub Guru Indonesia yang dipimpin oleh
Ahmad Rizali, lalu tanggal 26 November 2009 saat
dosen dan tenaga kependidikan.
surat keputusan telah dikeluarkan, maka surat tersebut
3) Memberikan perlindungan profesi guru,
berisi bahwa Klub Guru Indonesia berubah nama
dosen dan tenaga kependidikan.
menjadi Ikatan Guru Indonesia dengan ketua umum
4) Melakukan pembinaan dan pengembangan Satria Dharma dan sekretaris Jenderal Muhammad
profesi guru, dosen dan tenaga kependidikan. Ihsan dari IGI wilayah Jawa Timur dan ketua Dewan
5) Melaksanakan sertifikasi guru bersama Pembina Indra Djati Sidi dari Jawa Barat.
pemerintah dan perguruan tinggi yang Setelah itu, kongres yang kedua dilaksanakan
mengadakan pengadaan pendidikan. pada tanggal 30-31 Januari 2006 yang bertempat di
6) Memajukan pendidikan nasional. Makassar. Kongres ini menghasilkan keputusan
Adapun mengenai kegiatan PGRI, belum dengan Muhammad Ramli Rahim dari Sulawesi
terdapat kegiatan-kegiatan yang jelas dan tertulis Selatan dan Mampuono dari Jawa Tengah terpilih

148 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 149
sebagai ketua umum dan sekretaris Jenderal IGI 2016- hemat energi dan penciptaan energi baru dan
2021. Selanjutnya IGI mengalami perkembangan terbarukan, 18) Gerakan guru saudar, 19) Gerakan
pesat. Pada saat periode jabatan ini, mereka mampu bayar balik dan lain sebagainya.
mendirikan IGI di 34 provinsi, 1 di luar negeri dan di Secara historis kelahiran IGI memang agak
daerah ada 400 kota dan kabupaten. belakangan, sehingga kurang populer dikalangan guru
Bukan hanya dalam proses pengembangan ataupun masyarakat. Demikian juga penelusuran
wilayah saja, tetapi periode jabatan ini para ketua dan literatur sebagai bahan rujukan juga mmasih sangat
sekretaris umum memfokuskan pada peningkatan minim. Akan tetapi dari sisi eksistensi dan kontribusi,
kompetensi guru yang tentunya dilakukan dengan IGI jauh lebih baik dibandingkan dengan PGRI, yang
kegiatan workshop, diklat, seminar, sImposium dan lebih aktif dengan program kerja yang lebih terukur.
lain sebagainya. Dan pada tahun 2016, IGI berhasil
mengembangkan seratus organisasi guru mata D. Kesimpulan
pelajaran tingkat Nasional yang disebut IGMP. Ikatan Organisasi profesi guru adalah organisasi yang
Guru Mata Pelajaran. Kantor pusat IGI berada di bergerak di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
Jalan Belibis III, Nomor 11 Kramat Jati, Jakarta mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia, bukan
Timur, Indonesia. hanya dilihat dari peserta didiknya, tetapi juga
Adapun program kerja IGI sebagai berikut: 1) memperhatikan kompetensi dan kualitas para pendidik.
Sagusatab: satu guru satu tablet, 2) Sagusano: satu PGRI merupakan organisasi terbesar dan tertua yang ada
guru satu inovasi, 3) Sagusadro: satu guru satu di Indonesia. Tujuan PGRI adalah mencerdaskan
aplikasi android, 4) Sagusamik: satu guru satu komik kehidupan bangsa. Kepengurusan PGRI dimulai di
pembelajaran, 5) Sagusablog: satu guru satu blog, 6) Surakarta tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta
Sagusakti: satu guru satu karya tulis ilmiah, 7) diawali dengan kongres 1 dan sampai saat ini telah
Sagusaku: satu guru satu buku, 8) Sagusaegem: satu berjalan 22 kongres. Sedangkan IGI bisa dikatakan
guru satu edu game, 9) Sagusanimasi: satu guru satu organisasi yang masih muda, tetapi sudah berkontribusi
animasi, 10) Sagusacpad: satu guru satu casio pad, 11) cukup besar dan menyentuh sampai ke akar rumput. IGI
Diklat guru non IT, 12) Diklat Lectora, 13) Diklat berkembang sangat pesat dan memiliki progres yang
Geogebra, 14) Gerakan guru berintegritas, 15) Diklat terukur untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang terus
guru ramah anak, 16) Menemu baling (menulis mengikuti perkembangan zaman.
dengan mulut, membaca dengan telinga), 17) Gerakan

150 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 151
Tulisan ini akan mencoba membahas mengenai
beberapa hal yang berkaitan dengan karakteristik guru
Pendidikan Agama Islam. Lebih khusus lagi akan
membahas tentang karakteristik dan kepribadian guru
Pendidikan Agama Islam.

A. Pendahuluan B. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan
bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar
membimbing peserta didik. Dengan begitu seseorang yang menjadi manusia yang beriman dan bertaKwa kepada
berada dalam dunia pendidikan khususnya seorang yang Tuhan Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
berprofesi sebagai guru harus mampu dalam mengelola, mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai
dan membimbing anak didiknya sehingga tujuan dari perwujudan dari pendidikan agama.
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapkan. Dengan demikian guru Pendidikan Agama Islam
Kelancaran proses pendidikan dan pengajaran di dituntut untuk komitmen terhadap profesionalitas dalam
sekolah ditentukan oleh sikap dan perilaku guru. Sebagai mengemban tugasnya, sehingga dalam dirinya melekat
seorang panutan di sekolah guru hendaknya harus sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap
memiliki sifat-sifat atau karakteristik. Karakteristik guru komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta
yang diteladani misalnya selalu berpakaian rapi, memiliki sikap continuous improvement, yakni selalu berusaha
wibawa, kualitas keilmuan, kepemimpinan, keikhlasan dan memperbaiki, dan memperbaharui model-model atau cara
sebagainya. Begitu juga dengan guru Pendidikan Agama kerjanya, sesuai dengan tuntutan zamannya, yang
Islam diharapkan mempunyai kompetensi, sehingga guru dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas
Pendidikan Agama Islam benar-benar dapat menjadi guru mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang
yang ditiru dan sebagai panutan. Dengan demikian guru akan hidup pada zamannya di masa depan (Muhaimin,
Pendidikan Agama Islam juga dituntut untuk komitmen 2003:222).
profesional dalam mengemban tugasnya sehingga bukan Peran guru sangat dominan dalam pembelajaran,
hanya karakteristik tetapi juga sikap komitmen terhadap konsekuensinya guru harus memiliki kiat atau
mutu proses dan hasil kerja sesuai dengan yang keterampilan dalam membangkitkan minat belajar siswa
diharapkan dan sejalan dengan prinsip-prinsip. dengan cara-cara yang bervariasi baik metode, pendekatan

152 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 153
maupun bentuk pembelajaran. Menurut Muchith 5. Guru harus memiliki karakteristik sebagai
(20016:17) Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka seorang kakak yang senantias membantu
guru harus memiliki berbagai karakteristik sebagai kesulitan adiknya. Guru sebagai profesi harus
berikut: memiliki kemampuan membantu kesulitan yang
1. Guru harus memiliki karakteristik sebagai dimiliki peserta didiknya.
seorang kakek yang bersedia menjelaskan 6. Guru harus memiliki karakteristik sebagai
struktur keturunan atau nasab kepada cucunya. seorang kakak ipar yang senantiasa tidak mau
Guru adalah sosok profesi yang mampu ikut campur urusan iparnya jika tidak diminta.
menjelaskan struktur keilmuan kepada peserta Guru sebagai profesi pendidik harus mampu
didik sehingga memiliki pemahaman keilmuan menahan keinginan untuk tidak ikut campur
yang utuh. tangan urusan peserta didiknya jika tidak diminta.
2. Guru harus memiliki karakteristik sebagai 7. Guru harus memiliki karakterististik sebagai
seorang nenek yang selalu bersedia bercerita seorang editor buku yang senantiasa meluruskan
kepada cucunya. Guru adalah profesi pendidikan atau membenarkan teks atau tulisan orang lain.
yang harus memiliki kemampuan menceritakan Guru sebagai profesi pendidik harus memiliki
materi kepada peserta didik sehingga peserta kemampuan untuk meluruskan pemahaman
didik memiliki kemampuan dan keterampilan peserta didik terhadap materi pelajaran.
secara utuh. 8. Guru harus memiliki karakteristik sebagai
3. Guru harus memiliki karakteristik sebagai seorang jendral yang senantiasa tegas dan
seorang bapak yang senantiasa bertanggung berdisiplin tinggi. Guru sebagai profesi pendidik
jawab atas segala hal yang ada di keluarga. Guru harus memiliki kemampuan untuk berjiwa
sebagai profesi harus mampu bertindak dan disiplin yang tinggi dan tegas terhadap peserta
bertanggung jawab atas segala hal yang ada di didik demi membangun kepribadian dan sikap
dalam proses pembelajaran. yang ideal.
4. Guru harus memiliki karakteristik sebagai Profesionalisme guru pendidikan agama dan
seorang ibu yang senantiasa memiliki kasih keagamaan mengandung makna bahwa guru yang bertugas
sayang kepada anak-anaknya. Guru sebagai di lembaga pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
profesi harus memiliki kasih sayang kepada harus selalu memiliki semangat atau komitmen untuk
peserta didiknya. mempertahankan dan mengembangkan profesinya agar

154 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 155
mampu menjawab berbagai tantangan di masyarakat. siswa. Menurut beberapa ulama bahwa ada beberapa
Adapun kriteria guru Menurut Yamin, (2006:57) yang kemampuan dan perilaku yang perlu dimiliki oleh guru
profesional antara lain: 1) Menguasai bahan yang akan yang sekaligus merupakan profil guru Pendidikan Agama
diajarkan, 2) Menguasai landasan/filosofi kependidikan, 3) Islam yang diharapkan agar dapat menjalankan tugas-
Menguasai berbagai persoalan yang dihadapi peserta didik tugas kependidikan dapat berhasil secara optimal.
yang terkait dengan proses pembelajaran, 4) Mampu Dengan demikian profesionalisme guru pendidikan
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan kerja, 5) agama Islam berorientasi pada peningkatan kualitas
Memiliki sikap yang positif terhadap tugas yang diberikan dimensi personal dan sosial, termasuk juga pada adanya
kepadanya, 6) Mampu menampilkan sosok yang dapat keseimbangan dengan peningkatan kulitas dimensi
dijadikan sebagai panutan peserta didik dan orang lain. intelektual dan profesionalannya. Keprofesionalan guru
Professional guru Pendidikan Agama Islam dapat pendidikan agama Islam biasanya ditandai dengan
diukur dari kemampuan dan keterampilan dalam beberapa karakterstik sebagai berikut:
melakukan pembelajaran, mulai dari persiapan sampai 1. Memiliki kepribadian yang matang dan
dengan evaluasi pembelajaran. Di antara keterampilan berkembang karena bagaimanapun
yang harus dimiliki oleh guru profesional adalah terampil professionalisme is predominantly an attitude, not
mempersiapkan program belajar mengajar. Mengajar only set of competencies.
merupakan suatu kegiatan atau proses untuk menyusun 2. Menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi
dan menguji suatu rencana atau program yang serta wawasan pengembangannya karena seorang
memungkinkan tumbuhnya perbuatan-perbuatan belajar guru yang akan menginspirasi siswanya kepada
pada diri anak didik. Demikian halnya dalam perencanaan ilmu pengetahuan haruslah menguasai ilmu
mengajar, guru harus memperkirakan mengenai tindakan pengetahuan itu sendiri tidak boleh setengah-
apa yang akan dilakukan pada waktu melaksanakan setengah.
pengajaran (proses belajar mengajar). Dengan rencana 3. Menguasai keterampilan untuk membangkitkan
atau persiapan program belajar mengajar yang matang, minat siswa kepada ilmu pengetahuan.
teliti dan tepat maka diharapkan tercapainya tujuan
4. Siap mengembangkan profesi yang
pengajaran yang dikehendaki secara efektif dan efisien
berkesinambungan, agar ilmu dan keahliannya
(Siswanto, 2013:89).
tidak cepat tua.
Guru Pendidikan Agama Islam juga mesti memiliki
Guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi
kemampun dalam membangkitkan motivasi bagi belajar
dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi

156 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 157
yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya didik, serta berusaha membangkitkan semangat dan
dengan sebaik-baiknya. Menurut Hamalik (2002:38) tanpa motivasi peserta didik untu mengamalkannya. Sebagai
mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan tuntutan mursyid, ia akan melakukan transinternalisasi
kompetensi profesional yang disebabkan oleh adanya akhlak/kepribadian kepada peserta didiknya. Sebagai
perbedaan lingkungan sosial kultural dari setiap institusi muaddib maka ia sadar bahwa eksistensinya sebagai guru
sekolah sebagai indikator, maka guru yang dinilai pendidikan agama Islam memiliki peran dan fungsi untuk
kompeten secara profesional, apabila: 1) Guru tersebut membangun peradaban yang berkualitas di masa depan
mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik- melalui kegiatan kependidikan. Dan sebagai mudarris, ia
baiknya, 2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan- berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan
peranannya secara berhasil, 3) Guru tersebut mampu ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta
bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan melatih keterampilan mereka, baik melalui kegiatan
intruksional) sekolah, 4) Guru tersebut mampu kependidikan, pengajaran, maupun pelatihan (Ridla,
melasanakan peranannya dalam proses mengajar dan 2008:28).
belajar dalam kelas.
C. Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam
Guru pendidikan agama Islam yang berkomitmen
terhadap profesionalnya seyogyanya tercemin dalam Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap
segala aktivitasnya sebagai murabbi, mu’alim, mursyid, (attitude), nilai-nilai (value), kepribadian (personality)
mu’addib dan mudarris. Sebagai murabbi ia akan sebagai elemen perilaku (behaviour) dalam kaitannya
berusaha menumbuh kembangkan, mengatur dan dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang
memelihara potensi, minat dan bakat serta kemampuan pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan,
peserta didik secara bertahap kearah aktualisasi potensi, peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas
minat, bakat serta kemampuannya secara optimal melalui kewenangan mengajar (Napitupulu, 2016:5).
kegiatan penelitian, eksperimen di lab, problem solving Kompetensi kepribadian guru merupakan kemampuan
dan sebagainya. Sehingga menghasilkan nilai-nilai positif personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
yang berupa sikap rasional-empirik, obyektif- empirik, dan stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
obyektif-matematis. Sebagai mu’allim, ia akan melakukan siswa, dan berakhlak mulia. Adapun indikator dari
transfer ilmu pengetahuan, nilai, serta melakukan kompetensi kepribadian guru adalah sebagai berikut: 1)
internalisasi atau penyerapan dan penghayatan ilmu, Memiliki kepribadian mantap dan stabil, 2) Memiliki
pengetahuan, dan nilai kedalam diri sendiri atau peserta kepribadian yang dewasa, 3) Memiliki kepribadian yang

158 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 159
arif, 4) Memiliki kepribadian yang berwibawa, 5) Menjadi D. Kesimpulan
teladan bagi siswa. Dari pemaparan di atas kesimpulan yang dapat
Menurut Ma’arif, (2017:8), Kompetensi kepribadian diambil yaitu seorang guru harus memiliki sifat-sifat
guru Pendidikan Agama Islam yang baik diharapkan ataupun sikap yang sangat cocok untuk profesinya. Seperti
menjadi uswatun hasanah bagi peserta didik. Oleh sebab adil, ramah tamah, penasihat dan sebagainya, karena
itu kepribadian guru sangat dominan untuk menjadikan layaknya guru adalah orang tua siswa di sekolah, dan juga
peserta didik terbentuk karakter seperti apa yang bisa menjadikan kepribadian yang baik pada masyarakat
dicontohkan oleh pendidik. Dalam hal ini Az-Zarnuji sekitar nya. Seorang guru PAI harus memiliki sifat
memberikan indikator kompetensi kepribadian adalah 1) layaknya seperti sifat ulama, dikarenakan guru PAI adalah
Ikhlas, 2) Rendah hati, 3) Takwa, 4) alim, 5) Wara’, 6) guru yang mengajarkan tentang agama.
Sedikit makan, 7) Berwibawa, 8) Kasih sayang pemberi
nasehat, 9) Tidak iri atau dengki, 10) Bersungguh-
sungguh, 10) Menjaga wudhu, 11) Membaca Alquran
dengan melihat, 12) Salat malam.
Menurut Ramayulis, (2013:63) pendidikan Islam yang
bersumberkan Alquran dan hadis ditemukan juga indikator
kepribadian seorang guru, yaitu: 1) Mengharap ridho
Allah, 2) Jujur dan amanah, 3) Sesuai ucapan dan
tindakan, 4) Adil dan egaliter, 5) Lembut tutur kata dan
penyayang, 6) Rendah hati, 7) Sabar dan tidak pemarah, 8)
Husnudzan, 9) Pemaaf dan toleran.
Mmenurut Nawawi, (1993:108) keteladanan guru
memegang peranan penting dalam proses pendidikan,
karena guru adalah orang pertama sesudah orang tua yang
mempengaruhi pembinaan kepribadian seseorang. Karena
itu seorang guru yang baik senantiasa akan memberikan
yang baik pula kepada anak didiknya.

160 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 161
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Djumhur, I dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan
Alamsyah, Yosep Aspan. 2017. “Membedah Syarat-Syarat Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu.
untuk Menjadi Guru Ahli atau Expert Teacher”, Fachrudddin. 2009. “Sertifikasi Guru: Telaah Urgensinya
dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Terhadap Kompetensi dan Profesionalisme Guru
Vol. III, No. 1. Agama”, dalam Jurnal Miqot Vol. XXXIII No. 1.
Al-Ghazali. 1986. Ihya Ulumuddin.Beirut: Dar al-Fikr. Farhan, Moh. 2018. “Formulasi Kode Etik Pendidik dalam
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Persepektif Pendidikan Islam”, dalam Jurnal Al-Fikr,
Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007. Vol. I, No. 1.
Amini. 2016. Profesi Keguruan. Medan: Perdana Hanum, Azizah. 2017. Filsafat Pendidikan Islam. Medan:
Publishing. Rayyan Press.
Ananda, Rusydi. 2018. Profesi Pendidik dan Tenaga Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru: berdasarkan
Kependidikan. Medan: LPPPI. pendekatan kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Tips Menjadi Guru Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: Diva PT. Bumi Aksara.
Press. Hartono. Psikologi Konseling. 2012. Jakarta: Kencana
Anwar, Muhammad. 2018. Menjadi Guru Professional. Predana Media Grup.
Jakarta: Prenadamedia Group. Hawi, Akmal. 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Agama
Darajat, Zakiah. 2005. Kepribadian Guru. Jakarta: PT Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bulan Bintang. Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta:
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & PT. Raja Grafindo Persada.
Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. Husein, Mahmood. 1993. Kepemimpinan dan
Danim, Sudarwan. 2015. Pengembangan Profesi Guru keberkesanan Sekolah. Kuala Lumpur: Dewan
dari Pra jabatan, Induksi ke profesi Madani. Jakarta: Bahasa dan Pustakan.
Kencana. Idi, Abdullah. 2015. Etika Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Didi, Pianda. 2018. Kinerja Guru. Jawa Barat: CV Jejak. Grafindo Persada.

162 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 163
Imron. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: PT Muchith, M. Saekan. 2016. “Guru PAI yang Profesional”,
Dunia Pustaka Jaya. dalam Jurnal Quality, Vol. IV, No. 2.
Jawani. 2012. Kompetensi Guru: Citra Guru Profesional. Modlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional: Konsep,
Bandung: Alfabeta. Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu
Khaeruddin. 2013. Pemikiran Nilai dan Etika Pendidikan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Islam. Makassar: Katalog. Persada.
Kristisna, Lia. 2017. Etika Pendidik Islam. Surakarta: Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi
IAIN Surakarta. Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja
Kunandar. 2009. Guru Profesional: Implementasi Grafindo Persada.
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan Sukses Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan
dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Persada. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi:
Kosasih, Ahmad. 2016. “Perjuangan Organisasi Guru di Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung:
Masa Revolusi: Sejarah PGRI di Awal Pendiriannya”, PT. Remaja Rosda Karya.
dalam Jurnal Sosio-E-Kons, Vol. VIII, No. 2. Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Ma’arif, Muhammad Anas. 2017. “Analisis konsep Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kompetensi Kepribadian Guru PAI Menurut Az- Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru, Menciptakan
Zarnuji”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II, No. Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:
2. Remaja Rosdakarya.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2000. Psikologi Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju
Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.
Manik, Abdul. 2009. Pengembangan Profesionalisme Mustofa. 2007. Upaya pengembangan profesionalisme
Guru. Jakarta: Uhamka Press. guru di Indonesia, dalam Jurnal Ekonomi dan
Masyhudi, Fauza. 2014. “Pemikiran Mahmud Yunus pendidikan, Vol. 4, No. 1.
Tentang Konsep Pendidikan Islam”, dalam Jurnal Napitupulu, Dedi Sahputra. 2016. “Kompetensi
Tarbiyah, Vol. XXI, No. 1. Kepribadian Guru PAI dalam Mengembangkan Ranah
Miarso, Yusufhadi. 2008. Peningkatan Kualifikasi Guru Afektif Siswa di MAN 2 Model Medan”, dalam
dalam Perspektif Pendidikan, Semarang: UNNES. Jurnal Tazkia Vol. V, No. 2.

164 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 165
Nasution, Irwan dan Amiruddin Siahaan. 2009. Rifma. 2016. Optimalisasi Pembinaan Kompetensi
Manajemen Pengembangan Profesionalitas Guru. Paedagogik Guru. Jakarta: Kencana.
Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis, 2009. Rosyada, Dede. 2017. Madrasah dan Profesionalisme
Nawawi, Hadari. 1983. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Guru dalam Arus Dinamika Pendidikan Islam di Era
PT. Gunung Agung. Otonomi Daerah. Depok: Kencana.
Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran
Mulia. Mengembangkan Profesional Guru,Jakarta: Rajawali
Oetavia, Shilphy Alfiattresional. 2019. Sikap dan Kinerja Pers.
Guru Profesional. Yogyakarta: Penerbit Deepublish. Sagala, Syaiful. 2013. Etika dan Moralitas Pendidikan.
Pandju, Anoraga. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Jakarta: Pranamedia Group.
Rineka Cipta. Sidiq, Umar. 2018. Etika dan Profesi Keguruan,
Pgri.or.id Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung.
Priansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta:
Pengembangan SDM. Bandung: Alfabeta. Lentera Hati.
Purwanto, M. Ngalim. 2014. Ilmu Pendidikan: Teoritis Simarmata, Risda Hermawati. 2014. “Upaya
Dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Sekolah Dasar”.
Pianda, Didi. 2018. Kinerja Guru: Kompetensi Guru, Dalam Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. II, No. 1.
Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah. Siswanto. 2008. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Sukabumi: CV Jejak. Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta:
R, Thantawy. 1995. Manajemen Bimbingan dan Bumi Aksara.
Konseling. Jakarta: PT. Pamator Pressindo, 1995. Siswanto. 2013. Etika Profesi Guru Pendidikan Agama
Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Islam. Surabaya: Pena Salsabila.
Kalam Mulia. Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta:
Ridla, M. Rasyid. 2008. “Profesionalitas Guru Pendidikan PT Bumi Aksara.
Agama Islam dalam Proses Pembelajaran”, dalam Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan.
Jurnal Tadris, Vol. III, No. 1. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Subardi dan Yusra Jamali. 2013. Kompetensi Guru: Citra
Guru Profesional. Bangka: Shiddiq Press.

166 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 167
Sujanto, Bedjo. 2009. Cara Efektif Menuju Sertifikasi Syafaruddin, dkk. 2016. Sosiologi Pendidikan. Medan:
Guru. Jakarta: Raih Asa Sukses. Perdana Publishing.
Suharsaputra, Uhar. 2016. Kepemimpinan Inovasi Syafaruddin dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Islam: Melejitkan
Pendidikan: Mengembangkan Spirit Entrepreneurship Potensi Budaya Umat. Jakarta: Hijri Pusaka Utama.
Menuju Learning School. Bandung: PT Refika Syafaruddin, dkk. 2012. Inovasi Pendidikan: Suatu
Aditama. Analisis Terhadap Kebijakan Baru Pendidikan.
Suherman, Aris. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Medan: Perdana Publishing.
Rineka Cipta. Tim Penyusun. 2006. Undang-undang Nomor 14 tahun
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Guru Profesional: 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.
Pedoman Kinerja Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Kependidikan, Jakarta: Kencana.
Hikayat Publishing. Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan: Problema,
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia.
Hikayat Publishing. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Guru Profesional: Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan
Pedoman Kerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Usman, Moh Uzer. 2011. Menjadi Guru profesional.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
CV Rajawali. Wardan, Khusnul. 2019. Guru sebagai Profesi.
Sunardjoko, Bambang. 2018. Model Pengembangan Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Profesi Guru Berbasis Konstruktivitas Kolaboratif. Winkel, WS. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sukoharjo: Diomedia. Menengah. Jakarta: PT. Gramedia, 1978.
Suryono dan Haroyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran Yamin, Marintis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di
Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Indonesia. Jakarta: Gaung Persada Pers.
Rosdakarya. Yusuf, Syamsu dan Junita Nurihsan, Landasan Bimbingan
Syafaruddin. 2011. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dan Konseling. Jakarta: PT Rosdakarya, 2006.
(PLPG). Medan: FITK.

168 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 169
Selekta Al-Qur’an dan Hadis Untuk Materi MI/MTs
(Yogyakarta: CV. Bildung Nusantara, 2020). Saat ini
beliau merupakan Dosen tetap di STIT Al-Ittihadiyah
Labuhanbatu Utara, dan menjadi Dosen tidak tetap di
almamaternya.

Dedi Sahputra Napitupulu lahir di Lau Garut,


sebuah desa terpencil di Kecamatan Mardingding, ujung
perbatasan Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara
dengan Aceh Tenggara pada tanggal 23 Maret 1994. Lulus
S1 dari Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara tahun
2016 dan menyelesaikan S2 Jurusan Pendidikan Islam
(PEDI) pada Pascasarjana di Universitas yang sama tahun
2018. Beberapa buku yang telah diterbitkan adalah Esai-
Esai Totalitas Mahasiswa (Medan: Al-Hayat 2016),
Refleksi Kehidupan (Medan: Al-Hayat 2017), Kepribadian
Guru: Upaya Mengembangkan Afektif Siswa (Pati: Fire
Publisher 2018), Madrasah Ramah Lingkungan (Medan:
Widya Puspita 2018), Politik Islam di Persimpangan Jalan
(Malang: CV. Azizah Publishing 2019), dan Kapita

170 Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 171
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai