SKRIPSI
Diajukan oleh:
,
ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi, penulis melihat masih ada beberapa siswa di MIN 22
Aceh Besar yang berkarakter disiplin masih kurang. Sehingga penulis ingin
meneliti mengenai penyebab hal tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, maka menjadi rumusan pada masalah pada penelitian ini yaitu: (1)
Bagaimana peran guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa di MIN
22Aceh Besar. (2) Bagaimana karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar. (3)
Apa saja faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan karakter disiplin di
MIN 22 Aceh Besar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
dengan jenis penelitian lapangan (Field Researc). Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah, guru kelas, siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui apa saja
faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan karakter disiplin di MIN 22
Aceh Besar. Obeservasi dilakukan untuk mengetahui karakter disiplin siswa di
MIN 22 Aceh Besar dan untuk mengetahui peran guru dalam pembentukan
karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar. Teknik analisis data dilakukan
dengan reduksi data, display data dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa guru MIN 22 Aceh Besar sudah menerapkan perannya
dalam pembentukan karakter disiplin siswa dengan baik. Sebagaimana karakter
disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar dengan diperoleh hasil persentase 66% pada
kategori baik dan karakter tidak disiplin 44% pada kategori kurang baik. Faktor
penghambat berupa daridiri siswa dan orang tua. Adapun solusinya yaitu dengan
menerapkan pembinaan-pembinaan untuk membentukan karakter disiplin siswa di
MIN 22 Aceh Besar.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini yang berjudul
telah menuntun umatnya dari alam kebodohan hingga alam penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini,
dalam rangka penyelesaian studi untuk mendapatkan gelar Sarjana S1, dari itu
2. Bapak Dr. Muslim Razali, SH., M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan dan dosen beserta seluruh Civitas Akademik Fakultas Tarbiyah dan
3. Bapak Mawardi, S.Ag., M.Pd. sebagai ketua prodi PGMI Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Ar-Raniry dan para staf prodi beserta dosen di prodi PGMI
ii
4. Bapak Al Juhra, S.Sos.I, M.S.I selaku penasehat akademik dan dosen
6. Kepala MIN 22 Aceh Besar beserta stafnya dan dewan di MIN 22 Aceh Besar
yang telah ikut turut berpartisipasi dalam membantu penelitian skripsi ini.
7. Pustakawan dan semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini hingga
selesai.
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih ada kekurangan. Oleh dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTA TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaaat Penelitian.............................................................................. 6
E. Definisi Oprasional .............................................................................. 6
iv
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 47
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 50
C. Pembahasan .......................................................................................... 62
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangakan potensi
mengajar menjadi lebih aktif dan efektif agar dapat mengembangkan potensi pada
diri siswa untuk bisa berinteraksi di sekolah maupun diluar sekolah dan harus
memiliki karakter yang baik, di dalam proses belajar agar dapat memudahkan
1
Rulan Ahmadi, Pengantar Pendidikan,(Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2017), h.35.
2
Sumiati, “Peran Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa The Teachers’
Role In Learning Motivasi“ Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.3. No. 2 (2018), h.147.
1
2
Adapun yang dimaksud dengan guru yaitu seorang petunjuk arah paling
mengatakan bahwa guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu atau
seorang pendidik yang harus bertanggung jawab dalam memberikan ilmu dan
mengarahkan siswa untuk berbuat baik serta menjadi contoh kepada siswa.
Disamping memberikan ilmu dan mengarahkan siswa peran guru sangat penting
dalam pendidikan.
guru sebagai pengajar, guru sebagai pemimbing, guru sebagai penasehat guru
sebagai motivator, guru sebagai evaluator dan guru sebagi contoh dalam model
dan teladan.
ada beberapa siswa yang datang ke sekolah pada pukul 07:50 WIB seharusnya
siswa berada di sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh peraturan
sekolah pada pukul 07:35 WIB. Peneliti juga melihat saat bel berbunyi masuk
pembelajaran masih ada beberapa siswa yang berada diluar kelas, seharusnya
ketika bel masuk pembelajaran semua siswa harus berada didalam kelas. Peneliti
3
Latifa Husein, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta, Cet 2017), h.
21.
3
yang diberikan oleh guru, masih ada beberapa siswa yang terlambat dalam
pengumpulan tugas tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. 4
Berdasarkan masalah di atas bahwasannya dalam hal ini siswa perlu untuk
lebih meningkatkan karakter disiplin, terutama dalam hal tepat waktu datang ke
sekolah, masuk kelas sesuai dengan bel berbunyi dan tepat waktu dalam
Hajar Dewantara karakter disiplin adalah peraturan tata tertib yang dilakukan
secara tegas dan ketat. Di setiap sekolah memiliki tata tertib, baik dalam waktu,
berpakaian dan berperilaku atau sifat teladan. Siswa tidak dipandang dari
prestasinya saja, tetapi dari cara berperilakunya disekolah. Guru merupakan orang
tua kedua bagi murid disekolah. Guru merupakan sosok yang diharapkan mampu
mendidik anak bangsa dan juga dapat menanamkan nilai-nilai posesif pada murid,
karena guru adalah role model bagi para murid. Hal ini menunjukkan guru
memiliki tanggung jawab besar yang harus dijalankan yaitu pembentukan karakter
melalui disiplin.5
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap ketentuan dan
peraturan sekolah, siswa tepat waktu datang ke sekolah, masuk kelas sesuai
4
Observasi tanggal 11 Okteber 2021 dikelas IV MIN 25 Aceh Besar
5
Nurul Faizah, “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Disiplin Tata Tertib Sekolah Di
SMA Negeri 2 Klaten” Jurnal 21 September 2019.
4
dengan bel berbunyi dan tepat waktu dalam pengumpulan tugas yang diberikan
oleh guru. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran
Haq, 2013, “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada
diketahui persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama peran guru adapun
Al-Qur’an Hadits, kelas dan tempatnya berbeda sedangkan penelitian ini lebih
6
Muhammad Faisal Haq , “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas III di MI Yaspuri Malang”, Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2013.
7
Nur Hudaifah,“Implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran
Tematik Kelas IV C Sekolah Dasar Insan Amanah Malang”.Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
2015.
5
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Aceh Besar?
3. Apa saja faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan karakter disiplin di
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
8
Kholifatur Rosyidah, “Implementasi Kedisiplinan dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa di Homeschooling Group SD Khoiru Ummah 20 Malang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
2015.
6
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan
D. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat dari Peneliti yang diperoleh ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
kontribusi bagi guru dalam pembentukan karakter disiplin di MIN 22 Aceh Besar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Sekolah
c. Bagi siswa
Siswa dapat memiliki karakter disiplin yang baik dan patuh akan tata tertib
E. Definisi Operasional
yang jelas, tentang arah penelitian Skripsi ini, ada baiknya terlebih dahulu
1. Peran Guru
Menurut usman bahwa peran guru adalah serangkaian tingkah laku yang
saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi serta berhubungan dengan
Tujuannya.9 Jadi peran guru yang peneliti maksud adalah peran serta atau usaha
guru dalam mendidik, membina dan membimbing sikap atau tingkah laku siswa
2. Karakter
Sedangkan menurut John Dewey karakter adalah hal yang lumrah dalam
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku dan watak. Adapun dalam penelitian
3. Disiplin
9
Usman, Tingkah Laku dan Perkembangan Siswa, (Bandung: PT Pustaka Setia, 1990),
h.33.
10
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, (Bandung: Alfa Beta, 2012), h.1.
8
Disiplin yang penulis maksudkan dalam skripsi ini adalah suatu latihan
11
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), h.47.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Guru
1. Pengertian Guru
Guru adalah manusia yang berjuang terus menerus dan secara gradual
contoh yang baik bagi anak didiknya. Menurut pendapat Rojai dan Risa dalam
bukunya yang berjudul panduan sertifikasi guru berdasarkan UUD guru dikatakan
bahwa guru memiliki peran yang sangat vital dalam upaya membentuk watak
bangsa yang berbudi luhur, guru tak pernah lelah membentuk watak dan generasi
diharapkan.12
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
siswa dan lingkungannya, oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
psikomotorik.14
12
Rojai, Risa Maulana Romandon, Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan Undang-
undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Dunia Cerdas, Cet. 1, 2013), h.8.
13
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksra, 2012), h.15.
14
Ramayulis, Profesi Etika Keguruan , (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h.3.
9
10
Guru dikenal dengan al-mu`allim atau ustādz dalam Bahasa arab, yang
bertugas memberikan ilmu dalam majlis ta`lim. Artinya guru adalah seseorang
berkembang secara luas. Guru disebut pendidik profesional karena guru itu telah
mengarahkan siswa untuk berbuat baik serta menjadi contoh kepada siswa di
2. Peran Guru
Banyak peran yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja
yang telah menerjunkan diri menjadi seorang guru, semua peranan yang
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
para siswa, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan
disiplin.
15
Jamil Suprihatiningrum, Guru Prpfesional Pedoman Kinerja, Kualitatif dan Kompetensi
Guru, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2004), h.23.
11
Guru sebagai penasehat dianggap menjadi orang yang dapat dipercaya dan
dibutuhkan nasehatnya oleh siswa. Oleh karena itu guru dibutuhkan sebagai
kepribadian dan ilmu kesehatan mental, karena melalui pendekatan tersebut akan
Peran guru sebagai model atau contoh bagi siswa karena setiap siswa
menginginkan guru dapat menjadi model dan contoh yang baik bagi mereka
karena sikap dan tingkah laku dari guru harus mencerminkan nilai-nilai dan
siswa dalam belajar dengan giat, guru sangat berperan sebagai pembangkit
semangat dan dapat mengubur dalam-dalam kelemahan dari siswa baik yang
tantangan yang mereka hadapi. Seorang guru juga harus jeli dalam menyelami
psikologi anak didiknya agar lebih mengetahui kondisi lahir dan batinnya,
sehingga guru dapat memberikan motivasi yang cocok untuk anak didiknya.
pertumbuhan dan perkembangan pada diri siswa baik meliputi aspek kognitif,
atau materi pelajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena hal ini
16
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif da
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2005), h.37- 43.
13
sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan
dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah,
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau tidak,
apakah materi yang diajarakan sudah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah
Dari penjelasan di atas menurut para ahli adapun peran-peran guru, yaitu
guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran saja kepada siswa,
motivator evaluator dan contoh dalam model dan teladan karena ditiru akan
17
Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2016), h.62-64.
14
menjadi motivasi pada siswa, saat guru bersikap dalam berperilaku juga dilihat
1. (Mu’alim) artinya yang bermaksud guru yang tidak hanya mengajar mata
2. (Mudarris) artinya yang bermaksud guru yang hanya mengajar mata pelajaran
bahwasannya guru tidak hanya bertugas mengajar pelajaran saja kepada siswa
ditiru dan menjadikan siswa yang berilmu bertaqwa dan beramal solehyang harus
18
Suci Lestari “Peranan Guru Dalam memotivasi Belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama islam di sekolah menengah pertama pertama negeri 4 kampar”,Skripsi, Riau
PekanBaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2017, h. 10.
15
Sebagaimana juga peran guru tercantum dalam al- quran surah an-nahl
ayat 125;
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
petunjuk.
manusia kejalan Allah dengan cara yang baik. Seperti halnya peran guru untuk
mengajak siswa kearah yang lebih baik terutama dalam berkarakter secara
hikmah, yaitu dengan tegas benar, serta bijak dan dengan pengajaran yang baik,
B. Pembentukan Karakter
1. Pengertian Karakter
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark”
bentuk tindakan atau tingkah laku.19 Sementara dalam Kamus Besar Bahasa
19
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012),
h.12.
16
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain, dan watak. 20
manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan
Karakter juga berkaitan dengan nilai yang khas, baik watak, akhlak, atau
berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai cara pandang, berpikir,
bersifat, dan bertabiat, atau berwatak.22 Karakter merupakan ciri, kepribadian, atau
sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
situasi dan kondisi.24 Sedangkan menurut Foerster karakter adalah sesuatu yang
20
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 445.
21
Daryanto dan Suryatri Darmiatun, Implementasi Pendidikan Karakter DI Sekolah,
(Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013), h.11.
22
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter…, h. 13.
23
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: Grasindo, 2010), h.80.
24
Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam: Dari Ordonasi Guru Sampai UU
SISDIKNAS, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.212.
17
sifat yang tetap, yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. 25
perpaduan dari segala tabiat manusia seperti cara pandang, berpikir, bersikap,
teknologi yang seharusnya dijiwa oleh ilmu dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan siswa yang
25
Sutarjo adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai, (Jakarta: rajawali pers,2014), h.77.
26
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), h.30.
18
etika dan moral sehingga kepribadian siswa dapat berpengaruh terhadap tingkah
pendidikan.28
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari karakter adalah
yang saling berkaitan, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan prilaku
perbuatan.29
27
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam lembaga
pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.18.
28
Muhammad Takdir lIahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), h.190.
29
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter, (Bandung:Penerbit Nusa Media, 2013), h.72.
19
karakter ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
Dikutip Ahmad amin, insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan
perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan pikir lebih dahulu ke arah
untuk dikerjakan. Faktor ini memegang peranan yang penting dalam pembentukan
karakter.
c. Kehendak/kemauan (iradah)
dan segala yang dimaksud, walau disertai dengan berbagai rintangan kesukaran-
kesukaran, namun sekali-kali tidak mau tunduk pada rintangan- rintanga tersebut.
e. Keturunan
Lingkungan ada dua bagian. Yang pertama lingkungan bersifat kebendaan, dan
bahwa karakter disiplin lebih terarah pada faktor intern, karena didalam faktor
intern terdapat kehendak atau kemauan sehingga dengan adanya faktor tersebut
a. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnyanya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
b. Jujur
c. Toleransi
d. Disiplin
peraturan.
30
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:
AlFABETA, 2014), h.72.
21
e. Kerja keras
f. Mandiri
Sikap dan prilaku yang mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
g. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hal dan
Sikap dan tindakan yang selalu berupa untuk mengetahui lebih mendalam
i. Semangat kebangsaan
k. Menghargai Prestasi
orang lain.
22
l. Bersahabat/komunikatif
m. Cinta damai
n. Gemar membaca
o. Peduli lingkungan
p. Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
q. Tanggung Jawab
lingkungan (alam, sosial, dan budaya) negara dan Tuhan yang maha Esa.31
31
Nurul Hidayah, Penanaman Nilai-nilai Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di Sekolah Dasar, (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No, 2, Desember
,2015), h. 195.
23
disebutkan di atas dalam penelitian yang dimaksud adalah karakter disiplin ialah
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai peraturan dan
mengarah pada disiplin siswa dapat tepat waktu dan guru dapat menjadikan
C. Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan dengan tata tertib
dan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib. Kata disiplin
sendiri sebenarnya berasal dari dari bahasa Latin, yaitu Disciplina dan discipulus
yang berarti perintah dan siswa. Dari penjelasan diatas Disiplin dapat diartikan
suatu peraturan dan kebiasaan-kebiasaan sesuai dengan waktu dan tempatnya. Hal
ini hanya dapat dicapai dengan latihan dan percobaan-percobaan yang berulang-
ulang disertai dengan kesungguhan pribadi anak atau siswa itu sendiri.33
siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku
32
Novan Ardy Wiyana, Membentuk Pendidikan Karakter Di SD (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2013), h.47.
33
Sri Shofianti, Hidup Tertib, (Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero),2012),h.15.
34
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi) (Bandung: AL
ahli:
yang berlaku.36
suatu tingkah laku seseorang dengan menaati segala peraturan dan kebiasan sesuai
35
Agung Priahantoro, Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motovasi,
Lingkungan Kerja, dan Komitmen, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.15.
36
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis, (Yogyakarta: Depublish,
2018), h.64.
37
Barnawi Dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, peningkatan & Penilaian
Kinerja Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-RUZZ Media, 2012), h.110.
25
2. Tujuan Disiplin
jawab atas dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah yang tidak
diterapkan disekolah untuk mengontrol tingkah laku siswa termasuk guru agar
proses belajar mengajar dalam suatu lembaga dapat dijalankan, adapun tujuan
mempunyai tujuan: yaitu membantu siswa untuk menjadi matang pribadianya dan
sendiri dan berusaha menciptakan situasi yang baik dan bermanfaat dalam
38
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling DI Sekolah: Konsep Teori dan Aplikasinya,
(Jakarta: Prenamedia Cipta, 2004), h.134.
39
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Komputer Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.108.
26
kegiatan belajar mengajar, dimana mereka menaati semua peraturan yang telah
ditetapkan.40
membentuk sikap dan tingkah laku siswa kearah yang lebih baik, seperti sopan
dan santun, menjadi siswa yang bertanggung jawab, mandiri dan membiasakan
a. Disiplin Waktu
Waktu ialah suatu hal yang tidak ternilai harganya, karena waktu
dengan sebaik-baiknya, maka akan ditindas oleh waktu. Disiplin waktu dalam
sekolah tidak hanya bagi guru tetapi juga bagi siswa, misalnya pemanfaatan waktu
b. Disiplin Beribadah
40
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press, 2010),
h.80.
41
Munanda Rahman,”Kreativitas Guru Dalam Pembentukan Kedisplinan Siswa Di Man 1
Banda Aceh”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry , 2017, h. 36.
27
ajaran agama seperti membaca doa sebelum memulai pelajaran dan membaca doa
c. Disiplin sikap
poin tuntuk menata perilaku orang lain. Contohnya, disiplin tidak tergesa-gesa,
dan, gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini membutuhkan latihan
perjuangan, karena setiap saat banyak hal yang mempengaruhi kita untuk
melanggarnya. Jika disiplin memegang prinsip dan perilaku dalam kehidupan ini,
4. Unsur-unsur Disiplin.
mengembangkan anak supaya berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang
a. Peraturan
tersebut ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya ialah
untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam kelompok
tersebut dan situasi tertentu. Peraturan mempunyai fungsi penting yaitu peraturan
42
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru yang Efektif, Kreatif, dan Inofatif,
(Yogyakarta: Diva Press, 2019), h.94.
43
Jamal Ma’amur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovartif, (Yogyakarta:
Diva Pres, 2010), h.94.
28
haruslah dimengerti, diingat dan diterima oleh anak. Anak kecil faktanya
b. Hukuman
tingkah laku yang salah. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk mengajar dan
mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku mereka yang salah.
Hukuman merupakan salah satu unsur kedisiplinan yang dapat digunakan untuk
membuat anak berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial
mereka.
c. Konsistensi
terdapat dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman, serta hukuman dan
yang besar, nilai motivasi yang kuat, serta mempertinggi penghargaan terhadap
peraturan digunakan sebagai pedoman atas perilaku yang telah dilakukan dengan
44
Isnaenti Fat Rochimi Suismanto, Upaya Guru Menanamkan Nilai Nilai Kedisiplinan
pada Anak Usia Dini, ( Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Vol. 3 no, 4, Desember
2018). h. 236.
29
5. Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa, disiplin menjadi
berdisiplin, yang akan mengantar siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika
belajar. Disiplin memiliki beberapa fungsi diantaranya menurut Tulus Tu’u yaitu:
hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
b. Membangun Kepribadian
pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian
juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh, perlu dibiasakan dan
dilatih.
30
c. Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar,
misalnya ketika seseorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang
berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.
d. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi
pentingkarena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati
dan mematuhinya. Tanpa ancaman atau hukuman atau sanksi, dorongan ketaatan
menjadi lemah.
pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah
45
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo,2004),
h. 38.
31
anak membangun pengendalian diri mereka. Ada beberapa cara yang digunakan
a. Disiplin otoriter
standar dan sedikit atau sama sekali tidak adanya persetujuan , pujian atau tanda-
tanda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan. Disiplin
otoriter dapat berkisar pengendalian anak yang wajar hingga yang kaku yang tidak
b. Disiplin permisif
Permisif memiliki arti sedikit disiplin atau tidak disiplin. Biasanya disiplin
permisif tidak membimbing ke dalam perilaku yang disetujui secara sosial dan
tidak menggunakan hukuman. Dalam hal ini tidak diberi batas atau kendala yang
mengatur apa saja yang boleh dilakukan, siswa diizinkan untuk mengambil
c. Disiplin demokratis
membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan dan yang lain
32
tidak. Misalnya, untuk menjelaskan pada anak bahwa ia tidak boleh bermain api
atau bahwa kompor panas, oleh karena itu tidak boleh memegangnya, pendidik
atas salah satu yang perlu diterapkan pada siswa lebih terarah pada disiplin
ganjaran.
46
Anna Akhsanus Sulukiyah “Guru Dalam Membentuk Karakter Kedisiplinan Pada
Siswa Kelas IV Di Sekolah Dasar Negeri Gondangwetan 1 Kabupaten Pasuruan”,Skripsi ,
Malang: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim., 2016, h. 60.
33
membuat terbiasa. Jadi pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan
untuk membiasakan peserta didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
tuntunan ajaran agama islam. Pembinaan dinilai sangat efektif jika penerapannya
dilakukan pada peserta siswa kecil, karena memiliki ingatan yang kuatdan kondisi
keseharian-harian siswa.
Menurut al-Nahlawi dalam sahidin kata nasehat berasal dari kata “nasha”
dengan maksud mengajak orang yang dinasehati untuk menjauhkan diri dari
sebagai ganjaran atau pembalasan, Pembinaan melalui hukuman ini sebagai sanksi
pelanggaran dari aturan yang telah dibuat, Tetapi hukumannya ini bersifat
membangun.47
47
Mirnawati,”Upaya Guru Dalam Pembinaan Sikap Disiplin Pada Peserta Didik Min 6 Aceh
Besar”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry , 2021, h.32.
34
yang baik dan pemberian hukuman dengan harapan agar siswa bisa terbentuk
7. Faktor Penghambat
Ada 2 kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembinaan sikap disiplin
pada siswa, yaitu faktor internal dalam dan faktor eksternal luar.
a. Faktor internal
Kesadaran itu muncul dari niat dalam hati untuk berubah. Seperti halnya
dengan disiplin yang sebenarnya muncul dari dalam diri masing-masing individu.
Apabila siswa itu sudah sadar tentang aturan maka secara otomatis mereka juga
akan mematuhi aturan tersebut. Siswa yang sudah memiliki kesadaran dalam
dirinya akan mengerti perilaku mana yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh
sekolah. Jadi dalam melaksanakan tata tertib di sekolah semua yang berada di
dari pihak-pihak sekolah, sehingga dalam pembinaan disiplin di sekolah juga bisa
Salah satu hal terpenting dari kesadaran aturan yaitu pengetahuan aturan
dimana seseorang mengetahui beberapa perilaku tertentu yang diatur dalam aturan
tersebut seperti halnya peraturan di sekolah yaitu tata tertib yang didalamnya
35
berisi perilaku yang diperbolehkan dan perilaku yang dilarang sehingga apabila
seorang siswa telah memiliki pengetahuan terhadap tata tertib maka mereka akan
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari ketika di sekolah dan siswa tidak akan
b. Faktor eksternal
1. Keadaan keluarga
Keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam pembinaan pribadi dan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pembinaan sikap disiplin
dikemudian hari. Orang tua siswa masih sangat kurang pengawasan dan
kedisiplinan siswa, karena dari keluarganya tidak mengarahkan anak untuk datang
tepat waktu ke sekolah, memakai pakaian dengan tidak rapi dan lain-lain, padahal
keluarga harus menerapkan disiplin terlebih dahulu pada anak dari kecil di
kedisiplinan secara tegas dalam masyarakat maka siswa akan membawa kebiasaan
48
Anika Herman Pratama, Strategi Pembentukan Disiplin Siswa Melalui Pelaksanaan
Tata Tertib Di SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo (Jurnal Online, Kerajinan Moral dan
Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1, 2013), h.95.
36
Selain itu juga terdapat faktor yang mempengaruhi karakter disiplin siswa di
b. Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan anak yang baik prilakunya
hidupnya kurang baik akan cenderung bersikap dan berprilaku kurang baik
pula.
d. Sikap orang tua. Anak yang dimanjakan oleh orang tuanya akan cenderung
begitu pula sebaliknya anak yang sikap orang tuanya otoriter, anak akan
bertindak.
e. Keluarga yang tidak harmanonis. Anak yang tumbu dari keluarga yang
tidak harmonis (broken home) biasanya akan selalu menganggu teman dan
orang tuanya anak berpengaruh terhadap sikap dan prilaku anak. Anak
37
yang hidup dikeluarga yang baik dan tingkat pendidikan orang tuanya
49
M.Furon Hidayatullah, Pendidikan Karakter (Sukarta: Yuma Pustaka,2010), h.46.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
fenomena yang terjadi dalam suatu keadaan alamiah. Yang dilakukan dalam
deskriptif kualitatif karena data yang didapatkan berupa data deskriptif yang
berasal dari informasi atau sumber yang diteliti dan dapat dipercaya. Penelitian ini
siswa dan faktor penghambat dalam membentukan karakter disiplin siswa serta
faktor pendukungnya
50
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Osfet, 2005), h.142.
38
39
Krueng, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Adapun waktu penelitian
yang peneliti lakukan pada semester ganjil yaitu bulan November tahun ajaran
ini adalah siswa kelas IVa berjumlah 28 orang, IVb berjumlah 30, Va berjumlah
24, Vb berjumlah 23, VIa berjumlah 23, dan VIb berjumlah 22 total semua
berjumlah 150 MIN 22 Aceh Besar Tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari 6
Subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atau
responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan yaitu orang yang
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.108.
52
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial .(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h.91.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h.80-81.
40
tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang diharapkan, atau memungkinkan dia sebagai penguasa
diteliti.
Sampel dalam penelitian ini adalah guru kelas tinggi dan siswa kelas
tinggi. Pemilihan guru kelas tinggi sebagai sampel penelitian karena dianggap
alasan memilih siswa kelas tinggi (IV,V,VI) karena karakter disiplin pada siswa
yang masih rendah, peneliti hanya meniliti 30 orang siswa setiap kelas yang
1. 1V – A 28 16,6 5
2. 1V – B 30 16,6 5
3. V–A 24 16,6 5
4. V–B 23 16,6 5
5. VI–A 23 16,6 5
6. VI – B 22 16,6 5
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan tentang “Peran Guru dalam
yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi guru, siswa, dan
Lembar observasi ini disusun dalam bentuk tabel, yang berisikan pokok-
dikembangkan. Pembahasan dalam lembar observasi guru ini terkait dengan peran
diketahui kisi-kisi dari lembar observasi guru dengan indikatornya yaitu guru
sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai
penasehat, guru sebagai model teladan, guru sebagai motivator. Dari setiap
Pembahasan dalam lembar observasi siswa ini terkait dengan karakter disiplin
42
siswa di MIN 22 Aceh Besar. Dapat diketahui kisi-kisi dari lembar observasi
siswa dengan indikatornya yaitu disiplin waktu, disiplin beribadah, dan disiplin
sikap. Dari setiap indikator tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa pernyataan
dalam aspek pengamatan. Adapun pada setiap pernyataan aspek pengamatan akan
yang akan ditujukan kepada subjek yaitu kepala sekolah dengan tujuan untuk
Disiplin Siswa MIN 22 Aceh Besar”. Guru sebagai pendidik, guru sebagai
pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai penasehat, guru sebagai model
teladan, guru sebagai motivator. Dari setiap indikator tersebut akan dijabarkan
yang akan diajukan kepada subjek yaitu guru kelas dengan tujuan untuk
Disiplin Siswa MIN 22 Aceh Besar”. Dapat diketahui kisi-kisi dari lembar
wawacara untuk guru yaitu dengan faktor penghambat dan solusi. Dari indikator
mendapatkan data yang sedang diteliti atau yang akan diteliti. Dalam memperoleh
data, maka penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu, wawancara
dan observasi.
1. Observasi
mana peneliti akan ikut serta dalam kegiatan yang akan dilakukan. Namun
observasi partisipasi ini berjenis partisipasi pasif, jadi dalam hal peneliti datang ke
tempat kegiatan orang yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengamati keadaan guru dan siswa dilingkungan sekolah sesuai dengan peran
2. Wawancara
secara lisan dan jawab secara lisan pula dengan cara kontak mata antara pencari
54
Cholod Narbuko dan Abu Ahmadi, Metedelogi Penelitian, (Jakata: Bumi Aksara,
2009), h.70.
55
Rianto Adi, Metodologi Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), h.72.
44
beberapa pertanyaan yang diajukan kepada subjek yaitu kepala sekolah dan guru
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
lain.56 Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebelum memasuki lapangan,
selama dilapangan dan setelah proses pengumpulan data. Proses analisis data
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dengan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
yang diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan
yang akan dicapai, tujuan utama dari penelitan kualitatif adalah pada temuan. 57
Maka dalam penelitian ini data dari observasi dan wawancara yang
diperoleh dari informasi utama yaitu kepala sekolah, guru, dan beberapa siswa,
secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan peneliti
56
Sugiyono, Memahami Penelitan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2008), h.88.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidika karakter (Bandung, Alfabeta,2017), h.280.
45
lebih utuh. Display data dapat berbentuk uraian naratif, bagan, diagram alur dan
lain sejenisnya atau dalam bentuk-bentuk lain dengan mendisplay data maka akan
data tersebut di display yaitu diuraikan secara rinci sehingga menjadi informasi
yang memiliki makna tertentu, jadi setelah data direduksi data disajikan dalam
Rumus P: 100%
Keterangan: P = Persentase
N = Jumlah Responden.58
Baik 60%-79%
58
Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis.,(Jakarta: Rineka
Cipta.2006) , h.12.
46
pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan berdasarkan tema untuk menemukan
makna dari data yang dikumpulkan.59 Adapun Ketiga analisis tersebut saling
berkaitan, sehingga menemukan hasil akhir dari data hasil penelitian yang
59
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...,h. 280.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
2. Misi
a. Menanamkan nilai aqidah, ibadah yang ikhlas dan akhlak karimah (akhlak
mulia);
b. Melaksanakan pembelajaranyang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;
c. Mengoptimalkan potensi (bakat) dan prestasi warga madrasah;
d. Menanamkan budaya bersih, asri dan islami;
e. Meningkatkan kualotas pendidik damm Tenaga kependidikan serta sarana
penunjang pendidikan;
f. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga Madrasah dengan
Masyarakat.
3. Tujuan
a. Meningktakan kualitas keimanan dan ketaqwaan warga Madrasah kepada
Allah swt;
b. Meningkatkan kualitas kepribadian siswa yang berakhlak mulia serta
berakar pada budaya lingkungan;
c. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik dengan kegiatan
ekstrakulikuler dalam bidang keagamaan, olah raga, dan kesenian.
4. Profil MIN 22 Aceh Besar
Penelitian ini dilakukan di Min 22 Aceh Besar pada kelas IV yang berada Desa
Meunasah Krueng Kecamatan Ingin Jaya Kabupatan Aceh Besar. Min 22 Aceh
Besar merupakan Madrasah yang berada di naungan Kementrian Agama Aceh
Besar. Min 22 Aceh Besar berdiri pada tahun 1959 dengan luas bangunan 814.
Min 22 Aceh Besar memiliki 14 ruang belajar
47
48
4B Kartini, S. Ag 18 12 30
5A Seri Wahyuni, S. Pd.I 14 10 24 23 24 47
5B Dra. Nur Azli 9 14 23
6A Afriyanti, S. Pd.I 8 15 23 17 28 45
6B Helmi, S. Pd.I M. Ag 9 13 22
TOTAL 182 173 355 182 173 355
355
Tabel 4.3 Profil Sekolah MIN 22 Aceh Besar
Besar
Data hasil penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di
MIN 22 Aceh Besar. Peneliti melakukan penelitian ini berpedoman pada beberapa
indikator peran guru dalam pembentukan karakter siswa yang telah peneliti
jabarkan menjadi beberapa pernyataan. Adapun data hasil penelitian ini dapat di
yang bisa diidentifikasi untuk para siswa dan lingkungannya. Sehingga seorang
Badriah, S.Ag, menyatakan: “Guru kelas IV, V, dan VI sudah bertanggung jawab
sesuai dengan jadwal jam mengajarnya dan segala tindakan yang dilakukannya,
51
sebagian guru sudah berwibawa dalam mengajar sehingga anak-anak lebih suka
memilih guru yang disenangi, guru sudah bisa sebagian mengatasi masalah secara
langsung ada juga masalah yang harus saya turun tangan yaitu bermasalah dengan
orang tua siswa, dan guru sudah disiplin tepat waktu datang ke sekolah karena
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V
dan VI sudah bertanggung jawab atas jadwal jam mengajar dan tindakan yang
beberapa orang guru yang belum berwibawa dalam mengajar dan mengontrol
kelas sehingga siswa kurang aktif dalam belajar, guru sudah bisa mengatasi
masalah dan mengambil tindakan tanpa harus turun tangan dari kepala sekolah
yaitu dengan memberi sebuah teguran, dan guru sudah disiplin tepat waktu datang
ke sekolah sudah sesuai dengan konsep yang ditentukan pada peran guru.
peran guru sebagai pendidik dalam pembentukan karakter siswa yaitu dengan
guru harus memiliki kepribadian tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin
sudah dilakukan oleh guru kelas IV, V, dan VI MIN 22 Aceh Besar hal tersebut
60
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
52
Badriah, S.Ag, menyatakan: “Guru ada membantu siswa yang sedang berkembang
yaitu dengan ada anak-anak yang kurang paham akan diberi remedial dan jika ada
siswa yang sudah paham akan dikasih penganiayaan lagi,guru ada membentuk
kompetensi belajar yaitu dengan anak-anakyang mempunyai minat dan bakat akan
kami adakan les khusus di luarjam mengajar seperti tahfid dan tarian, dan guru
jelas sudah memahami pelajaran. karena sebelum masuk kelas terlebih dahulu
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V
dan VI hanya sebagian guru ada membantu siswa yang sedang berkembang selain
dari itu guru cuman kasih tugas keluar kelas tanpa pamitan sehingga membuat
kelas ribut, guru ada membantu siswa dalam membentuk kompetensi belajar dan
peran guru sebagai pengajar dalam pembentukan karakter siswa yaitu guru
dilakukan oleh guru kelas IV, V, dan VI MIN 22 Aceh BesarBesar hal tersebut
61
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
53
yang ingin dicapai, menetapkan waktu proses pembelajaran dan menilai pada
sesuai dengan RPP dan silabus yang akan diajarkan, guru ada menetapkan waktu
sesuai jadwal jam mengajar dan guru ada menilai siswa yaitu dengan mengambil
nilai harian, tengah semester dan ujian akhir semester, disela-selain ada juga
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V
dan VI hanya sebagian guru ada merumuskan tujuan yang akan diajarkan secara
terarahselain dari itu guru merumuskan tujuan tidak sesuai dengan materi yang
diajarkan bahkan tidak merumuskan tujuan yang diajarkan sama sekali, guru ada
menetapkan waktu untuk jadwal mengajar, dan juga hanya sebagian guru yang
bahwa peran guru sebagai pembimbing dalam pembentukan karakter siswa yaitu
guru merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu proses pembelajaran dan
menilai terhadap kemampuan siswa, hanya ada sebagian guru kelas IV, V dan VI
yang ada melakukan hal tersebut, dan hal tersebut sudah sesuai dengan konsep
62
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
54
kepala sekolah yaitu Ibu Badriah, S.Ag, menyatakan: “Ada guru yang sudah
senior itu bisa memahami karakter anak dan masih sangat kurang guru yang
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V
dan VI hanya ada sebagian guru yang memahami psikologi karakter siswa tetapi
selain dari itu sesuai dengan siswanya yang masih suka membuli temannya dan
tidak sopan dalam belajar. Dan juga guru yang memperhatikan siswanya masih
sangat kurang, hanya ada beberapa guru yang menanyakan kondisi siswanya
dalam belajar.
bahwa peran guru sebagai penasehat dalam pembentukan karakter siswa yaitu
guru harus memahami akan psikologi karakter siswa dan kesehatan mental,
dengan demikian guru kelas IV, V dan IV MIN 22 Aceh Besar hanya ada
beberapa yang memahami dan melakukan hal tersebut sudah sesuai dengan
perbuatan dan tingkah lakunya yang menjadi contoh untuk siswa serta orang di
63
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
55
Badriah, S.Ag, menyatakan: “jelas ada memang guru memberikan contoh yang
baik kepada anak yaitu seperti menghormati orang tua dan menghormati”.64
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V
dan VI ada memberikan contoh panutan yang baik kepada siswanya yaitu seperti
peran guru sebagai model teladan dalam pembentukan karakter siswa yaitu guru
harus bisa menjadi contoh yang baik untuk bisa diikuti oleh siswanya, adapun
guru kelas IV,V dan VI MIN 22 Aceh Besar sudah memberikan contoh teladan
yang baik untuk siswanya hal tersebut sudah sesuai dengan konsep yang
Guru sebagai motivator adalah orang yang harus bisa mendorong dan
sekolah yaitu Ibu Badriah, S.Ag, menyatakan: “Guru ada membangkitkan siswa
liburan ke taman, dan guru jelas ada memberikan motivasi kepada siswa seperti
64
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
56
Anakyang malas belajar mungkin banyak dikasih PR, yang nggak datang kami
jemput ke rumah”.65
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V
dan VI hanya ada sebagian guru yang ada membangkitkan semangat belajar siswa
dalam pembelajaran selain dari itu diketahui dari siswanya dalam pembelajaran
peran guru sebagai motivator dalam pembentukan karakter siswa yaitu guru harus
memberikan motivasi kepada siswanya yang ada kesalahan, adapun guru kelas IV,
V dan IV MIN 22 Aceh Besar ada memberikan semangat dan motivasi kepada
siswanya hal tersebut sudah sesuai dengan konsep yang ditentukan pada peran
guru.
menggunakan lembar obeservasi disiplin siswa. Adapun data tersebut dapat dilihat
65
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 September
2021, Pukul 09.00 WIB.
57
P= × 100%
Keterangan :
N = Jumlah Responden
Berdasarkan hasil hitung diatas maka diperoleh rata-rata 66% siswa memiliki
karakter disiplin dapat dikategorikan baik dan 34% siswa yang tidak memiliki
karakter disiplin.
58
hasil wawancara dengan guru kelas IV, V dan VI bahwa adanya faktor
penghambat dan solusi guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa di MIN
22 Aceh Besar. Adapun data hasil wawancara tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Faktor Internal
guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. adapun
pada faktor internal pada penelitian ini yang didapatkan bahwa kurangnya
kesadaran pada diri siswa itu sendiri dan pengetahuan siswa terhadap peraturan di
sekolah. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru kelas IVByaitu Ibu Kartini,
disebabkan karena anak-anak sendiri yang malas melakukan aturan yang telah
dibuat dan mereka lalai dalam belajar. Sehingga tidak memperhatikan lagi aturan
yang telah dibuat”.66 Adapun dari guru lain menyatakan dengan hal yang sama
66
Wawancara dengan Guru Kelas IV-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Kartini, 17 November
2021, Pukul 12.00 WIB.
59
2) Faktor eksternal
dalam pembentukan karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. faktor ini
pembentukkan karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar dari segi eksternal
yang dihadapi guru yaitu berupa kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya
sehingga anaknya kurang disiplin baik datang tepat waktu ke sekolah maupun
hadir ke sekolah”.67 Dan juga diketahui dari wawancara dengan Ibu Afriyanti,
S.Pd.I menyatakan: “sekolah ini sudah menerapkan disiplin secara tegas, hanya
saja masih banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah dikarenakan jarak
wawancara dengan guru kelas IVB yaitu Ibu Kartini, S.Ag. menyatakan: “ibu ada,
karena pakaian seragam sekolah itu merupakan prosedur atau tata tertib yang ada
67
Wawancara dengan Guru Kelas IV-A MIN 22 Aceh Besar, Bapak Murtadha, 20
November 2021, Pukul 10.40 WIB.
68
Wawancara dengan Guru Kelas VI-A MIN 22 Aceh Besar, Ibu Afriyanti, 22 November
2021, Pukul 09.22 WIB.
60
disekolah”.69 Begitu juga hasil dari wawancara dengan guru yang lain menyatakan
disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
kelas ibu Dra. Nur Azli menyatakan: “saya selalu menyuruh siswa untuk menjaga
menerapkan setiap selesai jam pertama mengajar siswa diharuskan shalat dhuha,
adanya baca yasin dan asmaul husna bersama”.70Adapun hasil wawancara dengan
karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. berdasarkan hasil wawancara dengan
guru kelas VA yaitu Ibu Seri Wahyuni, S.Pd.I menyatakan: “ibu selalu
menanyakan kepada siswa yang ada kesalahan untuk memikirkan akan cita-cita
yang ingin dicapai”.71 Adapun hasil wawancara dengan ibu Dra. Nur Azli
menyatakan: “ibu ada menyuruh siswa melakukan sesuatu itu dengan sopan,
69
Wawancara dengan Guru Kelas IV-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Kartini, 17 November
2021, Pukul 12.02 WIB.
70
Wawancara dengan Guru Kelas V-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Nur Azli, 22November
2021, Pukul 11.00 WIB
71
Wawancara dengan Guru Kelas V-A MIN 22 Aceh Besar, Ibu Seri Wahyuni, 19
November 2021, Pukul 09.30 WIB
61
berbicara dengan sopan, dan sebagainya”.72 Dapat diketahui juga dari hasil
kesalahan dan membuat onar yaitu dalam bentuk teguran dan ada juga memberi
hukuman suruh pust up untuk laki-laki dan untuk perempuan bapak suruh
menyanyi, begitulah hukuman yang saya berikan kepada siswa, agar anak-anak ini
tidak melakukan hal yang sama lagi”.73 Adapun hasil wawancara dengan guru
kelas IV B yaitu ibu kartini menyatakan: “ibu memberikan hukuman kepada anak-
anak itu dalam bentuk teguran dan jika ada anak-anak yang banyak salah ibu
suruh menghafal ayat atau shalawat, biar siswa bisa juga belajar dari kesalahan
72
Wawancara dengan Guru Kelas V-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Nur Azli, 22 November
2021, Pukul 11.00 WIB
73
Wawancara dengan Guru Kelas VI-B MIN 22 Aceh Besar, Bapak Helmi, 23 November
2021, Pukul 11.00 WIB
74
Wawancara dengan Guru Kelas IV-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Kartini, 17 November
2021, Pukul 12.02 WIB.
62
C. Pembahasan
jumlah subjek pada penelitian ini yang terdiri dari kepala sekolah, 6 orang guru
kepala sekolah dan guru kelas IV, V, VI. Adapun observasi yang dimati dari guru
kelas IV, V, VI serta 30 orang siswa dari kelas IV, V, Dan VI. Berdasarkan data
Besar.
besar yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan observasi
guru kelas IV, V dan VI dapat dikatakan bahwa rata-rata guru kelas IV, V dan IV
disiplin terhadap siswa MIN 22 Aceh Besar. yang mana peran guru tersebut
berupa guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing,
guru sebagai nasehat, guru sebagai model teladan, dan guru sebagai motivator.
Pada peran guru sebagai pendidik yang didapatkan dari hasil wawancara dan
observasi dapat dinyatakan bahwa guru kelas IV, V, VI MIN 22 Aceh Besar
sudah mempunyai dan melakukan peran sebagai pendidik. Selanjutnya pada peran
guru sebagai pengajar yang didapatkan dari hasil wawancara dan obbservasi,
dapat dijelaskan bahwa peran guru sebagai pengajar dalam pembentukan karakter
disiplin siswa, guru tersebut harus membantu siswa yang sedang berkembang
dipelajari.
Berdasarkan data hasil yang didapatkan bahwasanya guru kelas IV, V, dan
Pada peran guru sebagai pembimbing yang diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi, dapat dijelaskan bahwa peran guru sebagai pembimbing dalam
pembentukan karakter disiplin siswa, guru tesebut harus merumuskan tujuan yang
sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
aktivitasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa guru kelas IV,
Pada peran guru sebagai penasehat yang diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi, dapat diketahui bahwa peran guru sebagai penasehat dalam
64
Berdasarkan data hasil yang didapatkkan bahwa guru kelas IV, V, dan VI
sudah ada beberapa guru yang memahami akan psikologi kepribadian dan ilmu
Pada peran guru sebagai model teladan yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi, diketahui bahwa peran guru sebagai model teladan
dalam pembentukan karakter disiplin siswa, guru tersebut harus menjadi probadi
Berdasarkan data yang didapatkan bahwa guru kelas IV, V dan VI sudah
memberikan contoh teladan yang baik untuk siswanya agar terbentuknya karakter
Pada peran guru sebagai motivator yang diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi, diketahui bahwa peran guru sebagai motivator dalam pembentukan
karakter disiplin siswa, guru tersebut harus bisa mendorong dan membangun
siswa untuk bersemangat dalam belajar serta memberikan motivasi yang sesuai
kepada siswanya.
Berdasarkan data hasil yang didapatkan bahwa guru kelas IV, V dan VI
siswa yang telah dijelaskan diatas dapat diketahui bahwa guru kelas IV, V dan VI
sudah berperan dalam membentuk karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar.
65
Berikut ini pembahasan dari hasil analisis karakter disiplin siswa MIN 22
Aceh Besar
Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam masuk
sekolah dapat dikategorikan masih kurang baik karena hanya mencapai persentase
53.33%.
Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam tepat
waktu masuk kelas dan sekolah dapat dikategorikan sangat baik karena mencapai
persentase 96,67%.
Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas dapat dikategorikan masih kurang baik karena
persentase 96,67%.
Sebagaimana data karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar diperoleh melalui
lembar observasi karakter disiplin siswa. Adapun siswa yang pneliti lakukan
observasi terdiri dari 30 orang siswa diambil dari kelas IV, V, dan VI.
disiplin waktu, disiplin beribadah dan disiplin sikap. Data observasi karakter
berada pada kategori baik dan 44% siswa tidak disiplin. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa siswa MIN 22 Aceh Besar sudah baik dalam karakter disiplin.
Data pada faktor penghambat yang dihadapi guru dan solusi dalam
dengan guru kelas IV, V dan VI MIN 22 Aceh Besar. sebagaimana diketahui
disiplin siswa itu berupa faktor internal dan eksternal. Berdasarkan data yang
didapatkan dari wawancara pada faktor internal yaitu kurangnya kesadaran siswa
terhadap aturan yang telah dibuat. Sedangkan pada faktor eksternal kurangnya
perhatian orang tua terhadap anaknya. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat
Tulus Tu’u yang mengatakan, orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi
75
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa..., h.81
67
yang baik dan hukuman. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV, V,
Aceh Besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
karakter disiplin dengan baik. Peran tersebut sudah sesuai dengan teori peran
guru yaitu guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, model dan teladan,
2. Karakter Disiplin MIN 22 Aceh Besar sebagian sudah baik. Hal tersebut
didapatkan dari hasil observasi dengan perolehan hasil rata-rata 66% siswa
memiliki karakter disiplin pada kategori baik, dan karakter tidak disiplin
siswa diperoleh 44% berada pada kategori kurang baik. Dengan demikian,
berdasarkan teknik analisi data yang saya gunakan teori rumus persentase
Suharsimi Arikunto maka siswa MIN 22 Aceh Besar sudah baik dalam
karakter disiplin.
3. Faktor penghambat yang dihadapi guru dari segi internal berupa kesadaran
dari siswa itu sendiri. Sedangkan dari segi eksternal berupa kurangnya
perhatian dari orang tua siswa, sehingga guru kesulitan dalam membentuk
dan hukuman.
68
69
B. SARAN
menerapkannya, akan tetapi guru harus lebih ekstra lagi dalam membentuk
karakter siswa tersebut, agar nantinya karakter disiplin siswa akan lebih baik
lagi.
3. Penelitian ini masih banyak kekurangan dan hambatan, baik dari segi yang
diteliti terhadap disiplin siswa, sehingga peneliti berharap kepada peneliti
selanjutnya bisa melanjutkan penelitian ini dengan memperluas terhadap
disiplin siswa.
DAFTRA PUSTAKA
Adi, Rianto. 2004. Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.
Asmani, Jamal Ma’amur i. 2019. Tips Menjadi Guru yang Efektif, Kreatif, dan
Inofatif, Yogyakarta: Diva Press.
Asmani, Jamal Ma’amur i. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovartif,
Yogyakarta: Diva Press.
70
71
Khasan, Tholib. 2010. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studi
Press.
Lestari, Suci. 2017. “Peranan Guru Dalam memotivasi Belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama islam di sekolah menengah pertama pertama
negeri 4 kampar”, (Skripsi). Riau Pekan Baru: Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim.
Sardiman. 1988. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru
dan Calon Guru, Jakarta: Rajawali Pers.
Sri, Shofianti. 2012. Hidup Tertib, Jakarta Timur: PT Balai Pustaka Persero.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2008), h.88.
Susanto, Ahmad. 2004. Bimbingan dan Konseling DI Sekolah: Konsep Teori dan
Aplikasinya, Jakarta: Prenamedia Cipta.
Tu’u, Tulus. 2014. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta:
Grasindo.
Kelas : IV B
Penilaian
Indikator Aspek pengamatan
Ya Tidak
Kelas: IV B
X1 X2 X3 X4 X5
NO INDIKATOR ASPEK PENGAMATAN
Y T Y T Y T Y T Y T
LEMBAR WAWANCARA
dari ibu?
4. Apakah guru kelas IV,V,VI Guru sudah disiplin tepat waktu datang
sesuai aturan yg ibu buat? Dan jadwal, dan sudah tepat waktu masuk
waktu?
ilmu pengetahuan maupun diberi remedial dan jika ada siswa yang
baik?
pembelajaran?
10. Adakah guru kelas IV,V,VI Guru ada mengambil nilai harian, tengah
sesuai dengan kebutuhan dan disela-selain ada juga diambil nilai tugas
kemampuan siswa?
11. Apakah guru IV,V,VI Ada guru yang sudah senior itu bisa
dalam belajar.
13. Adakah guru kelas IV,V,VI jelas ada memang guru memberikan
panutan bagi siswa dalam hal seperti menghormati orang tua dan
baik? menghormati
14. Adakah guru kelas IV,V,VI Ada membangkitkan siswa yaitu dengan
15. Adakah guru kelas IV,V,VI Guru jelas ada memberikan motivasi
rumah,
Lampiran :7
LEMBAR WAWANCARA
ada di sekolah.
2. Pernahkah bapak / ibu menyuruh siswa Ada, karena masa depan itu
bermusuhan.
surat.
telpon langsung.
7. Apakah bapak/ibu mengajak siswa yang Ada, jangan melakukan hal itu
telah bapak /ibu menasehati untuk tidak nak karena sesuatu itu nggak
8. Menurut bapak /ibu apakah siswa sudah Sudah, cuman mereka sendiri
dalan belajar.
siswa ada mengawasi anaknya baik di kadang ada dengan di kasih tau
10. Menurut bapak /ibu di sekolah ini sudah Sudah secara tegas, seperti