Anda di halaman 1dari 104

PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

DISIPLIN SISWA DI MIN 22 ACEH BESAR

SKRIPSI

Diajukan oleh:

CUT RILMA FADHILAH


NIM. 170209084
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2021 M/1443 H
Nama : Cut Rilma Fadhilah
NIM : 170209084
Fakultas / Prodi : Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Guru Madrasah
Ibitidaiyah
Judul Skripsi : Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di
MIN 22 Aceh Besar

,
ABSTRAK

Nama : Cut Rilma Fadhilah


NIM : 170209084
Fakultas / Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/ Pendidikan Guru Madrasah
Ibitidaiyah
Judul Skripsi : Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di
MIN 22 Aceh Besar
Tanggal Sidang : 28 Desember 2021
Pemimbing I : Al Juhra, S.Sos.I, M.S.I
Pembimbing II : Raihan Permata Sari, M.Pd.I
Kata Kuci : Peran Guru, Pembentukan Karakter, Disiplin

Berdasarkan hasil observasi, penulis melihat masih ada beberapa siswa di MIN 22
Aceh Besar yang berkarakter disiplin masih kurang. Sehingga penulis ingin
meneliti mengenai penyebab hal tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, maka menjadi rumusan pada masalah pada penelitian ini yaitu: (1)
Bagaimana peran guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa di MIN
22Aceh Besar. (2) Bagaimana karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar. (3)
Apa saja faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan karakter disiplin di
MIN 22 Aceh Besar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
dengan jenis penelitian lapangan (Field Researc). Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah, guru kelas, siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui apa saja
faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan karakter disiplin di MIN 22
Aceh Besar. Obeservasi dilakukan untuk mengetahui karakter disiplin siswa di
MIN 22 Aceh Besar dan untuk mengetahui peran guru dalam pembentukan
karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar. Teknik analisis data dilakukan
dengan reduksi data, display data dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa guru MIN 22 Aceh Besar sudah menerapkan perannya
dalam pembentukan karakter disiplin siswa dengan baik. Sebagaimana karakter
disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar dengan diperoleh hasil persentase 66% pada
kategori baik dan karakter tidak disiplin 44% pada kategori kurang baik. Faktor
penghambat berupa daridiri siswa dan orang tua. Adapun solusinya yaitu dengan
menerapkan pembinaan-pembinaan untuk membentukan karakter disiplin siswa di
MIN 22 Aceh Besar.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini yang berjudul

“Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Disiplin di MIN 22 Aceh

Besar”.Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Rasulullah SAW yang

telah menuntun umatnya dari alam kebodohan hingga alam penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini,

dalam rangka penyelesaian studi untuk mendapatkan gelar Sarjana S1, dari itu

penulis memberi ungkapan terima kasih kepada:

1. Kepada Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan motivasi,

semangat, perjuangan, pengorbanan dan kasih sayang sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan benar.

2. Bapak Dr. Muslim Razali, SH., M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan dan dosen beserta seluruh Civitas Akademik Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Ar-Raniry yang telah membantu penulis untuk bias

mengadakan penelitian yang diperlukan dalam skripsi ini.

3. Bapak Mawardi, S.Ag., M.Pd. sebagai ketua prodi PGMI Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Ar-Raniry dan para staf prodi beserta dosen di prodi PGMI

yang telah membantu dan membekali penulis dengan berbagai ilmu

pengetahuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

ii
4. Bapak Al Juhra, S.Sos.I, M.S.I selaku penasehat akademik dan dosen

pembimbing I, yang telah banyak memberikan arahan, masukan, serta

meluangkan waktu, tenaga, pikiran dengan tulus dalam membimbing dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu RaihanPermata Sari, M.Pd.I. Selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan, masukan, serta meluangkan waktu, tenaga pikiran dengan

tulus dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala MIN 22 Aceh Besar beserta stafnya dan dewan di MIN 22 Aceh Besar

yang telah ikut turut berpartisipasi dalam membantu penelitian skripsi ini.

7. Pustakawan dan semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini hingga

selesai.

Walaupun demikian, Penulis sudah berusaha dengan maksimal dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih ada kekurangan. Oleh dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna

untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan informasi bagi mahasiswa/i dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banda Aceh, 21 Desember 2021


Penulis,

Cut Rilma Fadhilah

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTA TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaaat Penelitian.............................................................................. 6
E. Definisi Oprasional .............................................................................. 6

BAB II : LANDASAN TEORITIS


A. Guru...................................................................................................... 9
1. Pengertian Guru ............................................................................. 9
2. Peran Guru ..................................................................................... 10
B. Pembentukan Karakter ......................................................................... 15
1. Pengertian Karakter........................................................................ 15
2. Tujuan Karakter ............................................................................. 17
3. Faktor-faktor Pembentuk Karakter ................................................ 18
4. Nilai-nilai Karakter ........................................................................ 20
C. Disiplin ................................................................................................. 23
1. Pengertian Disiplin ......................................................................... 23
2. Tujuan Disiplin............................................................................... 25
3. Macam-macam Disiplin ................................................................. 26
4. Unsur-unsur Disiplin ...................................................................... 27
5. Fungsi Disiplin ............................................................................... 29
6. Upaya Penanaman Disiplin ............................................................ 31
7. Faktor Penghambat......................................................................... 34

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian Penelitian .................................................................... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 39
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 39
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 41
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44

iv
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 47
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 50
C. Pembahasan .......................................................................................... 62

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran..................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70


LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Daftar Sampel Penelitin ................................................................. 40


Tabel 3.2 : Kategori Dan Persentase ............................................................... 45
Tabel 4.1 : Data Guru MIN 22 Aceh Besar ................................................... 48
Tabel 4.2 : Profil Sekolah MIN 22 Aceh Besar ............................................... 48
Tabel 4.3 : Profil Sekolah MIN 22 Aceh Besar ............................................... 49
Tabel 4.4 : Data Hasil Observasi Karakter Disiplin Siswa .............................. 57

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keputusan Dekan tentang Pembimbing Skripsi Mahasiswa


dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Mengumpulkan Data Skripsi dari Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
Lampiran 3 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari MIN 22 Aceh
Besar
Lampiran 4 : Instrumen Observasi Guru
Lampiran 5 : Instrumen Observasi Siswa
Lampiran 6 : Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 7 : Instrumen Wawancara Guru
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi menurut Dhama dan Bhatnagar menjelaskan pendidikan

merupakan proses membawa perubahan yang diinginkan dalam perilaku manusia.

Pendidikan dapat juga didefinisikan sebagai proses perolehan pengetahuan dan

kebiasaan-kebiasan melalui pembelajaran atau studi.1 Dalam Undang-undang

Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan disebutkan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangakan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya

masyarakat, bangsa Negara dan pendidikan.2

Adapun Sistem pendidikan ialah untuk bisa mewujudkan suasana belajar

mengajar menjadi lebih aktif dan efektif agar dapat mengembangkan potensi pada

diri siswa untuk bisa berinteraksi di sekolah maupun diluar sekolah dan harus

memiliki karakter yang baik, di dalam proses belajar agar dapat memudahkan

pada proses pencapaiannya, dalam memperoleh ilmu dan mengembangkan

karakter dibutuhkan seorang pendidik atau guru.

1
Rulan Ahmadi, Pengantar Pendidikan,(Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2017), h.35.
2
Sumiati, “Peran Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa The Teachers’
Role In Learning Motivasi“ Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.3. No. 2 (2018), h.147.

1
2

Adapun yang dimaksud dengan guru yaitu seorang petunjuk arah paling

utama dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus memaknai proses

pendidikan sebagaimana profesinya sebagai pendidik. Menurut Ngalim Purwanto

mengatakan bahwa guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu atau

kepandaian tertentu kepada seorang atau kelompok orang. 3

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa guru ialah

seorang pendidik yang harus bertanggung jawab dalam memberikan ilmu dan

mengarahkan siswa untuk berbuat baik serta menjadi contoh kepada siswa.

Disamping memberikan ilmu dan mengarahkan siswa peran guru sangat penting

dalam pendidikan.

Adapun peran-peran guru dalam pendidikan yaitu guru sebagai pendidik,

guru sebagai pengajar, guru sebagai pemimbing, guru sebagai penasehat guru

sebagai motivator, guru sebagai evaluator dan guru sebagi contoh dalam model

dan teladan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di MIN 22 di Gampong

Meunasah Krung, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Peneliti

menemukan masalah berupa keterlambatan siswa datang ke sekolah yaitu masih

ada beberapa siswa yang datang ke sekolah pada pukul 07:50 WIB seharusnya

siswa berada di sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh peraturan

sekolah pada pukul 07:35 WIB. Peneliti juga melihat saat bel berbunyi masuk

pembelajaran masih ada beberapa siswa yang berada diluar kelas, seharusnya

ketika bel masuk pembelajaran semua siswa harus berada didalam kelas. Peneliti

3
Latifa Husein, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta, Cet 2017), h.
21.
3

melihat pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam pengumpulan tugas

yang diberikan oleh guru, masih ada beberapa siswa yang terlambat dalam

pengumpulan tugas tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. 4

Berdasarkan masalah di atas bahwasannya dalam hal ini siswa perlu untuk

lebih meningkatkan karakter disiplin, terutama dalam hal tepat waktu datang ke

sekolah, masuk kelas sesuai dengan bel berbunyi dan tepat waktu dalam

pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru.

Dapat diketahui yang dimaksud dengan karakter disiplin menurut Ki

Hajar Dewantara karakter disiplin adalah peraturan tata tertib yang dilakukan

secara tegas dan ketat. Di setiap sekolah memiliki tata tertib, baik dalam waktu,

berpakaian dan berperilaku atau sifat teladan. Siswa tidak dipandang dari

prestasinya saja, tetapi dari cara berperilakunya disekolah. Guru merupakan orang

tua kedua bagi murid disekolah. Guru merupakan sosok yang diharapkan mampu

mendidik anak bangsa dan juga dapat menanamkan nilai-nilai posesif pada murid,

karena guru adalah role model bagi para murid. Hal ini menunjukkan guru

memiliki tanggung jawab besar yang harus dijalankan yaitu pembentukan karakter

melalui disiplin.5

Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa karakter disiplin adalah

tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap ketentuan dan

peraturan sekolah, siswa tepat waktu datang ke sekolah, masuk kelas sesuai

4
Observasi tanggal 11 Okteber 2021 dikelas IV MIN 25 Aceh Besar
5
Nurul Faizah, “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Disiplin Tata Tertib Sekolah Di
SMA Negeri 2 Klaten” Jurnal 21 September 2019.
4

dengan bel berbunyi dan tepat waktu dalam pengumpulan tugas yang diberikan

oleh guru. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran

maupun di luar proses pembelajaran.

Sebagaimana penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Faisal

Haq, 2013, “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas III di MI Yaspuri Malang”.6 Dapat

diketahui persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama peran guru adapun

perbedaannya adalah meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits, kelas dan tempatnya berbeda sedangkan penelitian ini lebih

ditekan pada karakter disiplin.

Nur Hudaifah, 2015, “Implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi

Dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV C Sekolah Dasar Insan Amanah

Malang”.7 Dapat diketahui persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama

karakter adapun perbedaannya adalah Pembelajaran Tematik, kelas dan tempatnya

berbeda sedangkan penelitian ini lebih ditekan pada karakter disiplin.

Kholifatur Rosyidah, 2015, “Implementasi Kedisiplinan dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Homeschooling Group SD Khoiru Ummah

20 Malang”. Dapat diketahui persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama

6
Muhammad Faisal Haq , “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas III di MI Yaspuri Malang”, Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2013.

7
Nur Hudaifah,“Implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran
Tematik Kelas IV C Sekolah Dasar Insan Amanah Malang”.Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
2015.
5

disiplin, adapun perbedaannya adalahMeningkatkan Hasil Belajar Siswa, dan

tempatnya sedangkan penelitian ini lebih ditekan pada karakter disiplin.8

Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Peran Guru dalam Pembentukan

Karakter Disiplin Siswa di MIN 22 Aceh Besar“

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalahnya

sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa di MIN 22

Aceh Besar?

2. Bagaimana karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar?

3. Apa saja faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan karakter disiplin di

MIN 22 Aceh Besar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalahnya

sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui peran guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa di

MIN 22 Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar.

8
Kholifatur Rosyidah, “Implementasi Kedisiplinan dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa di Homeschooling Group SD Khoiru Ummah 20 Malang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
2015.
6

3. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dan solusi dalam pembentukan

karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari Peneliti yang diperoleh ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dengan hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi guru dalam pembentukan karakter disiplin di MIN 22 Aceh Besar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang pembentukan

karakter disiplin yang harus ditanamkan bagi siswa

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pengembangan bagi sekolah

dalam referensi dan refleksi dalam membentuk karakter disiplin siswa.

c. Bagi siswa

Siswa dapat memiliki karakter disiplin yang baik dan patuh akan tata tertib

yang ada di sekolah.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional dimaksud ialah untuk menghindari perbedaan

interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat

menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul. Untuk mendapatkan gambaran

yang jelas, tentang arah penelitian Skripsi ini, ada baiknya terlebih dahulu

menjelaskan kata kunci yang terdapat dalam pembahasan ini.


7

1. Peran Guru

Menurut usman bahwa peran guru adalah serangkaian tingkah laku yang

saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi serta berhubungan dengan

kemajuan perubahan tingkah laku dan kemampuan siswa yang menjadi

Tujuannya.9 Jadi peran guru yang peneliti maksud adalah peran serta atau usaha

guru dalam mendidik, membina dan membimbing sikap atau tingkah laku siswa

ke arah yang lebih baik.

2. Karakter

Karakter menurut pusat bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, tabiat, temperamen, dan watak.

Sedangkan menurut John Dewey karakter adalah hal yang lumrah dalam

teoripendidikan bahwa pembentukan watak (Karakter) merupakan tujuan umum

pengajaran dan pendidikan budi pekerti disekolah.10

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa karakter adalah bawaan,

hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku dan watak. Adapun dalam penelitian

ini karakter yang dimaksud ialah karakter disiplin.

3. Disiplin

Menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu tindakan tata tertib,

ketaatan atau kepatuhan pada peraturan. Menurut Sardiman, disiplin pada

9
Usman, Tingkah Laku dan Perkembangan Siswa, (Bandung: PT Pustaka Setia, 1990),
h.33.
10
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, (Bandung: Alfa Beta, 2012), h.1.
8

dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan

atau peraturan norma yang berlaku.11

Disiplin yang penulis maksudkan dalam skripsi ini adalah suatu latihan

yang bertujuan untuk membiasakan diri dalam mematuhi, menaati dan

menjalankan aturan-aturan atau tata tertib yang ada di sekolah.

11
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), h.47.
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah manusia yang berjuang terus menerus dan secara gradual

untuk melepaskan manusia dari kegelapan dengan menjadikan dirinya sebagai

contoh yang baik bagi anak didiknya. Menurut pendapat Rojai dan Risa dalam

bukunya yang berjudul panduan sertifikasi guru berdasarkan UUD guru dikatakan

bahwa guru memiliki peran yang sangat vital dalam upaya membentuk watak

bangsa yang berbudi luhur, guru tak pernah lelah membentuk watak dan generasi

penerus bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang

diharapkan.12

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

siswa dan lingkungannya, oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas

pribadi tertentu, mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, disiplin.13

sedangkan menurut Ahmad Tafsir, mendefinisikan guru adalah oarang

bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses perkembangan dan

pertumbuhan potenisi anak didik, baik potensi kognif maupun potensi

psikomotorik.14

12
Rojai, Risa Maulana Romandon, Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan Undang-
undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Dunia Cerdas, Cet. 1, 2013), h.8.
13
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksra, 2012), h.15.
14
Ramayulis, Profesi Etika Keguruan , (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h.3.

9
10

Guru dikenal dengan al-mu`allim atau ustādz dalam Bahasa arab, yang

bertugas memberikan ilmu dalam majlis ta`lim. Artinya guru adalah seseorang

yang memberikan ilmu. Namun, pada dinamika selanjutnya, definisi guru

berkembang secara luas. Guru disebut pendidik profesional karena guru itu telah

menerima amanah dari orang tua siswa untuk mendidik anaknya.15

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas guru adalah orang dewasa yang

secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, membimbing, dan

mengarahkan siswa untuk berbuat baik serta menjadi contoh kepada siswa di

samping memberikan ilmu, peran guru sangat penting dalam pendidikan.

2. Peran Guru

Banyak peran yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja

yang telah menerjunkan diri menjadi seorang guru, semua peranan yang

diharapkan dari seorang guru itu ada dibawah ini:

a. Guru sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

para siswa, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar

kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan

disiplin.

15
Jamil Suprihatiningrum, Guru Prpfesional Pedoman Kinerja, Kualitatif dan Kompetensi
Guru, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2004), h.23.
11

d. Guru sebagai Pengajar

Guru sebagai pengajar ialah membantu siswa yang sedang berkembang

untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi,

dan memahami materi standar yang dipelajari.

e. Guru sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing ialah guru harus merumuskan tujuan secara

jelas, menetapkan waktu proses pembelajaran serta menilai kelancaran sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

f. Guru sebagai Penasehat

Guru sebagai penasehat dianggap menjadi orang yang dapat dipercaya dan

dibutuhkan nasehatnya oleh siswa. Oleh karena itu guru dibutuhkan sebagai

tempat mengadu sekaligus penyelesaian masalahnya serta dalam setiap

pengambilan keputusan. Jadi penting bagi guru untuk memahami psikologi

kepribadian dan ilmu kesehatan mental, karena melalui pendekatan tersebut akan

membantu guru dalam melaksanakan perannya sebagai penasehat.

g. Guru sebagai Model dan Teladan

Peran guru sebagai model atau contoh bagi siswa karena setiap siswa

menginginkan guru dapat menjadi model dan contoh yang baik bagi mereka

karena sikap dan tingkah laku dari guru harus mencerminkan nilai-nilai dan

norma yang sesuai dengan Negara Pancasila.


12

h. Guru sebagai Motivator

Guru sebagai motivator harus bisa mendorong dan membangun semangat

siswa dalam belajar dengan giat, guru sangat berperan sebagai pembangkit

semangat dan dapat mengubur dalam-dalam kelemahan dari siswa baik yang

berasal dari kemampuannya, latar belakangnya, masa lalunya, serta beratnya

tantangan yang mereka hadapi. Seorang guru juga harus jeli dalam menyelami

psikologi anak didiknya agar lebih mengetahui kondisi lahir dan batinnya,

sehingga guru dapat memberikan motivasi yang cocok untuk anak didiknya.

i. Guru sebagai Evaluator

Dituntut untuk mendampingi dan memberikan arahan kepada siswa untuk

pertumbuhan dan perkembangan pada diri siswa baik meliputi aspek kognitif,

afektif, maupun psikomotor serta pemberian pencapaian hidup baik akademik,

vokasional, sosial maupun spiritual.16

Adapun peran guru yang dianggap dominan menurut Dr Rusman, M.Pd

dijelaskan sebagai berikut:

a. Guru sebagai Demonstrator

Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan

atau materi pelajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena hal ini

akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

16
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif da
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2005), h.37- 43.
13

b. Guru sebaga Pengelola Kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas (Learning Manager), guru

hendakanya mampu melakukan penaganan pada kelas, karena kelas merupakan

lingkungan yang perlu diorganisasikan.

c. Guru sebagai Mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan

merupakan alat komunikasi guna lebih mengfektifkan proses belajar mengaja.

Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan

sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan

dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah,

ataupun surat kabar.

d. Guru sebagai evaluator

Guru sebagai evaluator yang baik, huru hendaknya melakukan penilaian

untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau tidak,

apakah materi yang diajarakan sudah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah

metode sudah yang digunakan sudah cukup cepat.17

Dari penjelasan di atas menurut para ahli adapun peran-peran guru, yaitu

guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran saja kepada siswa,

namun guru juga harus menjadi pendidik, pengajar, pemimbing, penasehat

motivator evaluator dan contoh dalam model dan teladan karena ditiru akan

17
Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2016), h.62-64.
14

menjadi motivasi pada siswa, saat guru bersikap dalam berperilaku juga dilihat

dan diikuti oleh siswa dalam pembentukan karakter.

Adapun guru dalam islam menurut al-Naquib al-Attas menyebutkan bahwa

peran guru sebagai seorang pendidik adalah sebagai berikut:

1. (Mu’alim) artinya yang bermaksud guru yang tidak hanya mengajar mata

pelajaran mereka tetapi turut menyampaikan ilmu-ilmu lain.

2. (Mudarris) artinya yang bermaksud guru yang hanya mengajar mata pelajaran

kemahiran mereka sahaja.

3. (Murabbi) artinya yang bermaksud guru yang mendidik, memelihara, magasuh,

mentarbiyah anak didiknya menjadi menjadi manusia yang berilmu bertaqwa

dan beramal soleh.

4. (Mursyid) artinya yang bermaksud guru yang menyampaikan ilmu dan

menunjukkan jalan yang benar.18

Dari beberapa peran guru dalam islam menurut al-Na-Naquib al-Attas

bahwasannya guru tidak hanya bertugas mengajar pelajaran saja kepada siswa

(Mu’alim), namun guru juga harusmendidik, memelihara, magasuh, yang harus

ditiru dan menjadikan siswa yang berilmu bertaqwa dan beramal solehyang harus

di ikuti oleh siswa untuk pembentukan karakter.

18
Suci Lestari “Peranan Guru Dalam memotivasi Belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama islam di sekolah menengah pertama pertama negeri 4 kampar”,Skripsi, Riau
PekanBaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2017, h. 10.
15

Sebagaimana juga peran guru tercantum dalam al- quran surah an-nahl

ayat 125;

                 

       

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara baik. Sesungguhnya

Tuhanmu dialah lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui oran-orang yang mendapat

petunjuk.

Dari ayat di atas bahwasannya Allah meminta Nabi Muhammad menyuruh

manusia kejalan Allah dengan cara yang baik. Seperti halnya peran guru untuk

mengajak siswa kearah yang lebih baik terutama dalam berkarakter secara

hikmah, yaitu dengan tegas benar, serta bijak dan dengan pengajaran yang baik,

agar siswa bisa berkarakter.

B. Pembentukan Karakter

1. Pengertian Karakter

Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark”

(menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam

bentuk tindakan atau tingkah laku.19 Sementara dalam Kamus Besar Bahasa

19
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012),
h.12.
16

Indonesia, kata “Karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain, dan watak. 20

Sedangkan menurut istilah karakter merupakan perpaduan dari segala tabiat

manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan

orang yang satu dengan yang lain.21

Karakter juga berkaitan dengan nilai yang khas, baik watak, akhlak, atau

kepribadian seseorang, yang terbentuk dari hasil internalisasi (penghayatan)

berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai cara pandang, berpikir,

bersikap, berucap, dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku,

bersifat, dan bertabiat, atau berwatak.22 Karakter merupakan ciri, kepribadian, atau

sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima

dari lingkungan, seperti keluarga mata kecil dan bawaan sejaklahir.23

Menurut Wikisource karakter adalah suatu kualitas yang mantap dan

khusus (pembeda) yang terbentuk dalam kehidupan individu yang menentukan

sikap dalam mengadakan reaksi terhadap rangsangan dengan tanpa mempedulikan

situasi dan kondisi.24 Sedangkan menurut Foerster karakter adalah sesuatu yang

20
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 445.
21
Daryanto dan Suryatri Darmiatun, Implementasi Pendidikan Karakter DI Sekolah,
(Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013), h.11.
22
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter…, h. 13.
23
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: Grasindo, 2010), h.80.
24
Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam: Dari Ordonasi Guru Sampai UU
SISDIKNAS, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.212.
17

mengkualifikasi seorang pribadi Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi

sifat yang tetap, yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. 25

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa karakter adalah suatu

perpaduan dari segala tabiat manusia seperti cara pandang, berpikir, bersikap,

berucap, dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bergotong royong,

berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan

teknologi yang seharusnya dijiwa oleh ilmu dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan Pancasila.26

Menurut Dharma Kesuma, dalam buku Zubaedi tujuan karakter,

khususnya dalam setting sekolah sebagai berikut:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan siswa yang

khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

b. Mengoreksi perilaku siswa yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang

dikembangkan oleh sekolah.

25
Sutarjo adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai, (Jakarta: rajawali pers,2014), h.77.
26
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), h.30.
18

c. Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam

memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.27

Adapun menurut Muhammad Takdir Iiahi menyatakan pendidikan

karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan yang berdasarkan

etika dan moral sehingga kepribadian siswa dapat berpengaruh terhadap tingkah

lakunya sehari-hari, baik dilingkungan pendidikan, maupun diluar lingkungan

pendidikan.28

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari karakter adalah

membentuk siswa-siswa yang berjiwa tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, bertoleransi, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,

dan berorientasi pada IPTEK sehingga kepribadian siswa dapat berpengaruh

terhadap tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Faktor-faktor Pembentuk Karakter

Thomas Lickona berpendapat Bahwa karakter terbentuk dari tiga bagian

yang saling berkaitan, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan prilaku

moral, karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan

kebaikan, dan melakukan kebaikan-kebaikan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan

perbuatan.29

27
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam lembaga
pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.18.
28
Muhammad Takdir lIahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), h.190.
29
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter, (Bandung:Penerbit Nusa Media, 2013), h.72.
19

Beda lagi dengan Heri Gunawan, menurutnya faktor pembentukan

karakter ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor

yang berasal dari dalam diri seseorang, diantaranya adalah:

a. Insting atau naluri

Dikutip Ahmad amin, insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan

perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan pikir lebih dahulu ke arah

tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan itu.

b. Adat atau kebiasaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah

untuk dikerjakan. Faktor ini memegang peranan yang penting dalam pembentukan

karakter.

c. Kehendak/kemauan (iradah)

Yang dimaksud di sini adalah kemauan untuk melangsungkan segala ide

dan segala yang dimaksud, walau disertai dengan berbagai rintangan kesukaran-

kesukaran, namun sekali-kali tidak mau tunduk pada rintangan- rintanga tersebut.

d. Suara batin atau suara hati

Didalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu

memberikan peringatan (isyarat) jika tingkah laku manusia berada di ambang

bahayanya perbuatan buruk dan berusaha untuk mencegahnya, disamping

dorongan untuk melakukan perbuatan baik.

e. Keturunan

Kita sering melihat anak-anak berperilaku seperti perilaku orang tuanya

atau bahkan nenek moyangnya, itulah dimaksud faktor keturunan.


20

Sedangkan faktor eksternnya yaitu pendidikan dan lingkungan.

Lingkungan ada dua bagian. Yang pertama lingkungan bersifat kebendaan, dan

kedua lingkungan pergaulan yang bersifat kerohanian.30

Berdasarkan dua faktor pembentuk karakter yang telah disebutkan diatas

bahwa karakter disiplin lebih terarah pada faktor intern, karena didalam faktor

intern terdapat kehendak atau kemauan sehingga dengan adanya faktor tersebut

bisa terbentuk karakter disiplin siswa.

4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

a. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnyanya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang mengharga perbedaan agama, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda darinya.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

peraturan.

30
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:
AlFABETA, 2014), h.72.
21

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sunnguh-sunguh dalam mengatasi

hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Mandiri

Sikap dan prilaku yang mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya.

g. Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hal dan

kewajiban dirinya orang dan orang lain.

h. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupa untuk mengetahui lebih mendalam

dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

i. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya.

j. Cinta Tanah air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetian,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan, fisik,

sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

k. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat serta mengakui dan menghormati keberhasilan

orang lain.
22

l. Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja

sama dengan orang lain.

m. Cinta damai

Sikap, perkataan, tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang

dan aman atas kehadirannya.

n. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebijakan kepada dirinya.

o. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

p. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

q. Tanggung Jawab

Sikap dan tindakan seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial, dan budaya) negara dan Tuhan yang maha Esa.31

31
Nurul Hidayah, Penanaman Nilai-nilai Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di Sekolah Dasar, (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No, 2, Desember
,2015), h. 195.
23

Adapun dari beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang telah

disebutkan di atas dalam penelitian yang dimaksud adalah karakter disiplin ialah

tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai peraturan dan

mengarah pada disiplin siswa dapat tepat waktu dan guru dapat menjadikan

teladan bagi siswa untuk bersikap disiplin.

C. Disiplin

1. Pengertian Disiplin

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan dengan tata tertib

dan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib. Kata disiplin

sendiri sebenarnya berasal dari dari bahasa Latin, yaitu Disciplina dan discipulus

yang berarti perintah dan siswa. Dari penjelasan diatas Disiplin dapat diartikan

sebagai perintah seorang guru terhadap siswa atau peserta didiknya. 32

Disiplin juga merupakan suatu tingkah laku dimana seseorang menaati

suatu peraturan dan kebiasaan-kebiasaan sesuai dengan waktu dan tempatnya. Hal

ini hanya dapat dicapai dengan latihan dan percobaan-percobaan yang berulang-

ulang disertai dengan kesungguhan pribadi anak atau siswa itu sendiri.33

Disiplin sekolah sendiri adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku

siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku

sesuai norma, peraturan dan tata yang berlaku di sekolah.34

32
Novan Ardy Wiyana, Membentuk Pendidikan Karakter Di SD (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2013), h.47.
33
Sri Shofianti, Hidup Tertib, (Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero),2012),h.15.
34
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi) (Bandung: AL

FABETA ,2014), h.3.


24

Dengan adanya peraturan inilah guru memiliki pedoman untuk

menegakkan kedisiplinan, Berikut ini berbagai pengertian disiplin menurut para

ahli:

a. Heidjrachman dan Husnan sebagaimana dikutip oleh Agung Prihantoro,

mengungkapkan disiplin adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang

menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk

melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah.35

b. Sedangkan Menurut Andi Rasdiyanah mendefinisikan disiplin adalah

kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang

mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan

yang berlaku.36

c. Marilyn E. Goodman, Ed. D, berpendapat bahwa disiplin akan membantu anak

untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali

perilaku yang salah mengoreksinya. 37

Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Disiplin ialah

suatu tingkah laku seseorang dengan menaati segala peraturan dan kebiasan sesuai

dengan waktu dan tempat yang sudah ditetapkan.

35
Agung Priahantoro, Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motovasi,
Lingkungan Kerja, dan Komitmen, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.15.
36
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis, (Yogyakarta: Depublish,
2018), h.64.
37
Barnawi Dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, peningkatan & Penilaian
Kinerja Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-RUZZ Media, 2012), h.110.
25

2. Tujuan Disiplin

Secara umum disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat

mengembangkan diri untuk melatih anak mengatur dirinya dan bertanggung

jawab atas dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah yang tidak

ketergantungan dan mengikuti segala peraturan.38 Adapun tujuan disiplin

diterapkan disekolah untuk mengontrol tingkah laku siswa termasuk guru agar

proses belajar mengajar dalam suatu lembaga dapat dijalankan, adapun tujuan

disiplin diterapkan di sekolah untuk mengontrol tingkah laku siswa.

E mulyasa mengemukakan bahwa disiplin bertujuan untuk membentuk

siswa dalam menemukan jati dirinya, mengatasi serta mencegah timbulnya

problem-problem disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan

bagi kegiatan pembelajaran, sehingga menaati segala peraturan yang telah

ditetapkan. Dengan demikian, disiplin dapat merupakan bantuan siswa supaya

mereka mampu berdiri sendiri.39

Adapun Tholib Kasab berpendapat bahwa pada hakikatnya disiplin

mempunyai tujuan: yaitu membantu siswa untuk menjadi matang pribadianya dan

mampu mengembangkan diri dari sifat-sifat ketergantungan menuju kepada sifat

tidak ketergantungan, sehingga siswa mampu berdiri di atas tanggung jawabnya

sendiri dan berusaha menciptakan situasi yang baik dan bermanfaat dalam

38
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling DI Sekolah: Konsep Teori dan Aplikasinya,
(Jakarta: Prenamedia Cipta, 2004), h.134.
39
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Komputer Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.108.
26

kegiatan belajar mengajar, dimana mereka menaati semua peraturan yang telah

ditetapkan.40

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa tujuan disiplin adalah untuk

membentuk sikap dan tingkah laku siswa kearah yang lebih baik, seperti sopan

dan santun, menjadi siswa yang bertanggung jawab, mandiri dan membiasakan

siswa melakukan segala sesuatu tepat waktu.

3. Macam - macam Disiplin

a. Disiplin Waktu

Waktu ialah suatu hal yang tidak ternilai harganya, karena waktu

merupakan masa yang berjalan, sehingga orang tidak memanfaatkan waktu

dengan sebaik-baiknya, maka akan ditindas oleh waktu. Disiplin waktu dalam

sekolah tidak hanya bagi guru tetapi juga bagi siswa, misalnya pemanfaatan waktu

yang kurang baik yaitu datang tidak tepat waktu ke sekolah.41

b. Disiplin Beribadah

Menjadi ajaran agama prameter utama untuk kehidupan ini. Pendidikan

agama, pendidikan sekolah sebagaimana ditekankan pada pembiasan beribadah

kepada siswa, yaitu kebiasaan-kebiasaan untuk melaksanakan atau mengamalkan

40
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press, 2010),
h.80.
41
Munanda Rahman,”Kreativitas Guru Dalam Pembentukan Kedisplinan Siswa Di Man 1
Banda Aceh”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry , 2017, h. 36.
27

ajaran agama seperti membaca doa sebelum memulai pelajaran dan membaca doa

sebelum pulang sekolah.42.

c. Disiplin sikap

Disiplin sikap ialah mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting

poin tuntuk menata perilaku orang lain. Contohnya, disiplin tidak tergesa-gesa,

dan, gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini membutuhkan latihan

perjuangan, karena setiap saat banyak hal yang mempengaruhi kita untuk

melanggarnya. Jika disiplin memegang prinsip dan perilaku dalam kehidupan ini,

kita akan mudah untuk mendapatkan kesuksesan.43

4. Unsur-unsur Disiplin.

Disiplin sebagaimana kebutuhan perkembangan dan sekaligus upaya

mengembangkan anak supaya berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang

telah ditetapkan oleh masyarakat. Adapun unsur-unsur disiplin menurut Elizabeth

B. Hurlock ialah sebagai berikut:

a. Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk perilaku, dimana pola

tersebut ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya ialah

untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam kelompok

tersebut dan situasi tertentu. Peraturan mempunyai fungsi penting yaitu peraturan

mempunyai nilai pendidikan dan peraturan membantu mengurangi perilaku yang

tidak diinginkan. Agar fungsi peraturan tersebut terpenuhi maka peraturan

42
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru yang Efektif, Kreatif, dan Inofatif,
(Yogyakarta: Diva Press, 2019), h.94.
43
Jamal Ma’amur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovartif, (Yogyakarta:
Diva Pres, 2010), h.94.
28

haruslah dimengerti, diingat dan diterima oleh anak. Anak kecil faktanya

membutuhkan peraturan lebih banyak sebab menjelang remaja akan dianggap

telah belajar apa yang diharapkan dari kelompok mereka.

b. Hukuman

Hukuman merupakan timbal balik yang diberikan kepada seseorang karena

suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.

Tujuan jangka pendek dari memberikan hukuman adalah untuk menghentikan

tingkah laku yang salah. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk mengajar dan

mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku mereka yang salah.

Hukuman merupakan salah satu unsur kedisiplinan yang dapat digunakan untuk

membuat anak berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial

mereka.

c. Konsistensi

konsistensi adalah ketepatan dan kemantapan dalam bertindak. Konsistensi

terdapat dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman, serta hukuman dan

penghargaan. Konsistensi mempunyai peranan penting diantaranya nilai mendidik

yang besar, nilai motivasi yang kuat, serta mempertinggi penghargaan terhadap

peraturan dan orang berkuasa.44

Berdasarkan uraian unsur- unsur disiplin di atas, dapat diketahui bahwa

peraturan digunakan sebagai pedoman atas perilaku yang telah dilakukan dengan

44
Isnaenti Fat Rochimi Suismanto, Upaya Guru Menanamkan Nilai Nilai Kedisiplinan
pada Anak Usia Dini, ( Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Vol. 3 no, 4, Desember
2018). h. 236.
29

pemberian hukuman dan penghargaan, serta konsistensi sebagai motivasi anak

untuk berperilaku disiplin.

5. Fungsi Disiplin

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa, disiplin menjadi

Fungsi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan

berdisiplin, yang akan mengantar siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika

belajar. Disiplin memiliki beberapa fungsi diantaranya menurut Tulus Tu’u yaitu:

a. Menata Kehidupan bersama

Fungsi disiplin yang pertama adalah untuk mengatur tata kehidupan

manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu

hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

b. Membangun Kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap

kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh

kepribadiaanya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram,

sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.Sikap, perilaku dan

pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian

juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh, perlu dibiasakan dan

dilatih.
30

c. Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar,

misalnya ketika seseorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang

berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.

d. Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi

yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat

pentingkarena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati

dan mematuhinya. Tanpa ancaman atau hukuman atau sanksi, dorongan ketaatan

atau kepatuhandapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan berlaku

menjadi lemah.

e. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Disiplin berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan

pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah

sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.45

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi disiplin yaitu

dapat Menata Kehidupan bersama, Membangun Kepribadian, melatih

kepribadian, pemaksaan, hukuman, dan Menciptakan lingkungan yang kondusif.

45
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo,2004),
h. 38.
31

6. Upaya Penanaman Disiplin

Upaya dalam penanaman disiplin kepada anak bertujuan untuk membantu

anak membangun pengendalian diri mereka. Ada beberapa cara yang digunakan

pendidik dalam penanaman perilaku disiplin anak, diantaranya:

a. Disiplin otoriter

Otoriter adalah peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan

perilaku yang diinginkan menandai semua jenis kedisiplinan yang otoriter.

Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi

standar dan sedikit atau sama sekali tidak adanya persetujuan , pujian atau tanda-

tanda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan. Disiplin

otoriter dapat berkisar pengendalian anak yang wajar hingga yang kaku yang tidak

memberi kebebasan bertindak, kecuali dengan standar yang ditentukan.

b. Disiplin permisif

Permisif memiliki arti sedikit disiplin atau tidak disiplin. Biasanya disiplin

permisif tidak membimbing ke dalam perilaku yang disetujui secara sosial dan

tidak menggunakan hukuman. Dalam hal ini tidak diberi batas atau kendala yang

mengatur apa saja yang boleh dilakukan, siswa diizinkan untuk mengambil

keputusan sendiri dan berbuat sesuka hati siswa sendiri.

c. Disiplin demokratis

Disiplin demokratis adalah penggabungan ciri yang baik dari

carapendisiplinan yang bersifat otoriter dan permisif. Disiplin demokratis ini

dilakukan dengan menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk

membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan dan yang lain
32

tidak. Misalnya, untuk menjelaskan pada anak bahwa ia tidak boleh bermain api

atau bahwa kompor panas, oleh karena itu tidak boleh memegangnya, pendidik

dapat mendekatkatkan tangan anak pada kompor.46

Berdasarkan beberapa upaya penanaman disiplin yang telah disebutkan di

atas salah satu yang perlu diterapkan pada siswa lebih terarah pada disiplin

demokratis, karena pada disiplin demokratis tersebut, terlebih dahulu guru

memberi penjelasan kepada anak sebelum memberi sebuah hukuman atau

ganjaran.

Adapun Program–program pembinaan disiplin yang efektif diantaranya:

bahwa program yang dimaksudkan disini serangkaian aktivitas yang diagendakan

dalam pembinaan karakter disiplin pada siswa.

a) Pembinaan dengan Keteladanan

Menurut bahasa qudwah berarti uswah yang dalam bahasa indonesianya

berarti keteladanan atau contoh. Meneladani atau mencontoh sama dengan

mengikuti suatu pekerjaan yang dilakukan sebagaimana adanya. Keteladanan

memiliki banyak kelebihan, diantaranya kemudahan dan kecepatan mencapai

sasaran. Selain mudah dilaksanakan juga lebih cepat dirasakan pengaruhnya,

karena transformasi tingkah laku lebih cepat dibandingkan dengan perubahan

nasihat atau ucapan.

46
Anna Akhsanus Sulukiyah “Guru Dalam Membentuk Karakter Kedisiplinan Pada
Siswa Kelas IV Di Sekolah Dasar Negeri Gondangwetan 1 Kabupaten Pasuruan”,Skripsi ,
Malang: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim., 2016, h. 60.
33

b) Pembinaan dengan pembiasaan

Secara etimologi, pembiasan awal katanya adalah biasa. sehingga

pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang

membuat terbiasa. Jadi pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan

untuk membiasakan peserta didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan

tuntunan ajaran agama islam. Pembinaan dinilai sangat efektif jika penerapannya

dilakukan pada peserta siswa kecil, karena memiliki ingatan yang kuatdan kondisi

kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terbiasa dalam

keseharian-harian siswa.

c) Pembinaan nasehat yang baik

Menurut al-Nahlawi dalam sahidin kata nasehat berasal dari kata “nasha”

yang mengandung arti “keterlepasan dari segala kotoran dan tipuan”menurut

istilah, nasehat merupakan kajian gambaran tentang kebenaran dan kebajikan,

dengan maksud mengajak orang yang dinasehati untuk menjauhkan diri dari

bahaya dan membimbingnya ke jalan yang bahagia dan berfaedah baginya.

d) Pembinaan dengan hukuman

Hukuman berasal dari bahasa latin, linier yang berarti menjatuhkan

hukuman kepada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran

sebagai ganjaran atau pembalasan, Pembinaan melalui hukuman ini sebagai sanksi

pelanggaran dari aturan yang telah dibuat, Tetapi hukumannya ini bersifat

membangun.47

47
Mirnawati,”Upaya Guru Dalam Pembinaan Sikap Disiplin Pada Peserta Didik Min 6 Aceh
Besar”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry , 2021, h.32.
34

Berdasarkan uraian di atas bahwasannya guru sangat penting dalam

menerapkan program-program pembinaan disiplin tersebut kepada siswa karena

didalam program tersebut berupa pembinaan keteladanan, pembiasaan, nasehat

yang baik dan pemberian hukuman dengan harapan agar siswa bisa terbentuk

karakter disiplin yang baik.

7. Faktor Penghambat

Ada 2 kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembinaan sikap disiplin

pada siswa, yaitu faktor internal dalam dan faktor eksternal luar.

a. Faktor internal

1. Kurangnya kesadaran pada diri siswa itu sendiri

Kesadaran itu muncul dari niat dalam hati untuk berubah. Seperti halnya

dengan disiplin yang sebenarnya muncul dari dalam diri masing-masing individu.

Apabila siswa itu sudah sadar tentang aturan maka secara otomatis mereka juga

akan mematuhi aturan tersebut. Siswa yang sudah memiliki kesadaran dalam

dirinya akan mengerti perilaku mana yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh

sekolah. Jadi dalam melaksanakan tata tertib di sekolah semua yang berada di

sekolah terutama siswaseharusnya memiliki kesadaran diri tanpa adanya paksaan

dari pihak-pihak sekolah, sehingga dalam pembinaan disiplin di sekolah juga bisa

terlaksana dengan baik dan optimaltanpa adanya suatu kendala.

2. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap peraturan di sekolah.

Salah satu hal terpenting dari kesadaran aturan yaitu pengetahuan aturan

dimana seseorang mengetahui beberapa perilaku tertentu yang diatur dalam aturan

tersebut seperti halnya peraturan di sekolah yaitu tata tertib yang didalamnya
35

berisi perilaku yang diperbolehkan dan perilaku yang dilarang sehingga apabila

seorang siswa telah memiliki pengetahuan terhadap tata tertib maka mereka akan

melakukannya dalam kehidupan sehari-hari ketika di sekolah dan siswa tidak akan

melanggar karena sudah tahu perilaku mana yang dilarang

b. Faktor eksternal

1. Keadaan keluarga

Keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam pembinaan pribadi dan

merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pembinaan sikap disiplin

siswa. Keluarga mempengaruhi dan menentukan perkembangan pribadi seseorang

dikemudian hari. Orang tua siswa masih sangat kurang pengawasan dan

pembiasaan disiplin di rumah, sehingga guru kewalahan dalam membina

kedisiplinan siswa, karena dari keluarganya tidak mengarahkan anak untuk datang

tepat waktu ke sekolah, memakai pakaian dengan tidak rapi dan lain-lain, padahal

keluarga harus menerapkan disiplin terlebih dahulu pada anak dari kecil di

rumahnya dalam kehidupan sehari-harinya.

2. Pengaruh lingkungan sekolah

Lingkungan di sekitar sekolah juga sangat berpengaruh dalam pembinaan

disiplin siswa. Siswa yang tinggal di lingkungan yangtidak diterapkan

kedisiplinan secara tegas dalam masyarakat maka siswa akan membawa kebiasaan

yang tidak baik di sekolah.48

48
Anika Herman Pratama, Strategi Pembentukan Disiplin Siswa Melalui Pelaksanaan
Tata Tertib Di SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo (Jurnal Online, Kerajinan Moral dan
Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1, 2013), h.95.
36

Selain itu juga terdapat faktor yang mempengaruhi karakter disiplin siswa di

sekolah. Faktor-faktor tersebut di antaranya sebagai berikut.

a. Sekolah kurang menerapkan disiplin. Sekolah yang kurang menerapkan

disiplin siswa biasanya kurang bertanggung jawab karena siswa

menganggap tidak melaksankan tugas pun disekolah tidak dikenakan

sanksi tidak dimarahi guru.

b. Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan anak yang baik prilakunya

berpengaruh terhadap anak yang diajaknya berinteraksi sehari-hari.

c. Cara hidup dilingkungan anak tunggal. Anak yang tinggal dilingkungan

hidupnya kurang baik akan cenderung bersikap dan berprilaku kurang baik

pula.

d. Sikap orang tua. Anak yang dimanjakan oleh orang tuanya akan cenderung

kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan dan kesulitan,

begitu pula sebaliknya anak yang sikap orang tuanya otoriter, anak akan

menjadi penakut dan tidak berani dalam mengembal keutusan dalam

bertindak.

e. Keluarga yang tidak harmanonis. Anak yang tumbu dari keluarga yang

tidak harmonis (broken home) biasanya akan selalu menganggu teman dan

sikapnya kurang disiplin.

f. Latar belakang kebiasaan dan budaya. Budaya dan tingkat pendidikan

orang tuanya anak berpengaruh terhadap sikap dan prilaku anak. Anak
37

yang hidup dikeluarga yang baik dan tingkat pendidikan orang tuanya

bagus akan cenderung berprilaku yang baik pula.49

Berdasarkan faktor yang menghambat baik dari internal maupun eksternal

di atas bahwanya guru sangat berperan penting dalam membentukan karakter

siswa disiplin yaitu dengan menerapkan kepada siswa berupa pembinaan

keteladanan, pembiasaan, nasehat yang baik dan pemberian hukuman.

49
M.Furon Hidayatullah, Pendidikan Karakter (Sukarta: Yuma Pustaka,2010), h.46.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan

adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian lapangan

(Field Researc). Penelitian lapangan (Field Researc) merupakan jenis penelitian

untuk melakukan pengumpulan data di lapangan dengan mengamati suatu

fenomena yang terjadi dalam suatu keadaan alamiah. Yang dilakukan dalam

penelitian deskriptif adalah pencatatan menganalisis, menginterprestasikan

kondisi-kondisi yang terjadi. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang datanya

dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik

statistik. Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis dimaksud

menjabarkan dan menganalisis segala fenomena dari hasil penelitiannya. 50

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif karena data yang didapatkan berupa data deskriptif yang

berasal dari informasi atau sumber yang diteliti dan dapat dipercaya. Penelitian ini

bermaksud untuk mengetahui peran guru dalam membentuk karakter disiplin

siswa dan faktor penghambat dalam membentukan karakter disiplin siswa serta

faktor pendukungnya

50
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Osfet, 2005), h.142.

38
39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pada penelitian ini berada di MIN 22 di Gampong Meunasah

Krueng, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Adapun waktu penelitian

yang peneliti lakukan pada semester ganjil yaitu bulan November tahun ajaran

2021/2022. Alasan peniliti memilih lokasi penelitian dikarenakan lokasi MIN 22

Aceh Besar yang strategis dan mudah dijangkau.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.51 Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas IVa berjumlah 28 orang, IVb berjumlah 30, Va berjumlah

24, Vb berjumlah 23, VIa berjumlah 23, dan VIb berjumlah 22 total semua

berjumlah 150 MIN 22 Aceh Besar Tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari 6

kelas siswa berjumlah 150 orang dan 31 orang guru.

Subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atau

suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Dalam penelitian kualitatif, istilah

responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan yaitu orang yang

memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilaksanakannya.52 Sampel merupakan bagian terkecil dari

populasi. Menurut sugiyono “Sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.53 Pada penelitian ini

pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive

51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.108.
52
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial .(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h.91.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h.80-81.
40

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling

tahu tentang apa yang diharapkan, atau memungkinkan dia sebagai penguasa

sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi disiplin yang

diteliti.

Sampel dalam penelitian ini adalah guru kelas tinggi dan siswa kelas

tinggi. Pemilihan guru kelas tinggi sebagai sampel penelitian karena dianggap

paling mengetahui informasi berkaitan dengan karakter disiplin siswa. Sedangkan

alasan memilih siswa kelas tinggi (IV,V,VI) karena karakter disiplin pada siswa

yang masih rendah, peneliti hanya meniliti 30 orang siswa setiap kelas yang

diteliti hanya 5 orang saja.

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian

NO Kelas Jumlah Siswa Persentase Sampel

1. 1V – A 28 16,6 5

2. 1V – B 30 16,6 5

3. V–A 24 16,6 5

4. V–B 23 16,6 5

5. VI–A 23 16,6 5

6. VI – B 22 16,6 5

Jumlah 150 100% 30


41

D. Intsrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian data merupakan alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan tentang “Peran Guru dalam

Pembentukan Karakter Disiplin Siswa MIN 22 Aceh Besar". Adapun instrumen

yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi guru, siswa, dan

lembar wawancara kepala sekolah dan guru kelas.

1. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi ini disusun dalam bentuk tabel, yang berisikan pokok-

pokok bahasan yang akan dilakukan observasi. Pokok-pokok bahasan tersebut

dijabarkan kedalam bentuk kisi-kisi instrumen lembar observasi yang akan

dikembangkan. Pembahasan dalam lembar observasi guru ini terkait dengan peran

guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar.Dapat

diketahui kisi-kisi dari lembar observasi guru dengan indikatornya yaitu guru

sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai

penasehat, guru sebagai model teladan, guru sebagai motivator. Dari setiap

indikator tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa pernyataan dalam aspek

pengamatan. Adapaun pada setiap pernyataan aspek pengamatan akan diberi

penilaian berupa kriteria dengan jawaban ya dan tidak.

2. Lembar Observasi Siswa MIN 22 Aceh Besar

Dalam lembar observasi siswa yang berisikan pokok-pokok bahasan yang

akan dilakukan observasi. Pokok-pokok bahasan tersebut dijabarkan kedalam

bentuk kisi-kisi instrumen lembar observasi yang akan dikembangkan.

Pembahasan dalam lembar observasi siswa ini terkait dengan karakter disiplin
42

siswa di MIN 22 Aceh Besar. Dapat diketahui kisi-kisi dari lembar observasi

siswa dengan indikatornya yaitu disiplin waktu, disiplin beribadah, dan disiplin

sikap. Dari setiap indikator tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa pernyataan

dalam aspek pengamatan. Adapun pada setiap pernyataan aspek pengamatan akan

diberi penilaian berupa kriteria dengan jawaban ya dan tidak.

3. Lembar Wawancara untuk kepala sekolah MIN 22 Aceh Besar

Lembar wawancara ini merupakan lembar yang berisi beberapa pertanyaan

yang akan ditujukan kepada subjek yaitu kepala sekolah dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi tentang “Peran Guru Dalam Pembentukan karakter

Disiplin Siswa MIN 22 Aceh Besar”. Guru sebagai pendidik, guru sebagai

pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai penasehat, guru sebagai model

teladan, guru sebagai motivator. Dari setiap indikator tersebut akan dijabarkan

lagi menjadi beberapa pertanyaan.

4. Lembar Wawancara untuk Guru kelas MIN 22 Aceh Besar

Lembar wawancara ini merupakan lembar yang berisi beberapa pertanyaan

yang akan diajukan kepada subjek yaitu guru kelas dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi tentang “Peran Guru Dalam Pembentukan karakter

Disiplin Siswa MIN 22 Aceh Besar”. Dapat diketahui kisi-kisi dari lembar

wawacara untuk guru yaitu dengan faktor penghambat dan solusi. Dari indikator

tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan.


43

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara atau metode yang digunakan untuk

mendapatkan data yang sedang diteliti atau yang akan diteliti. Dalam memperoleh

data, maka penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu, wawancara

dan observasi.

1. Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat sistematik gejala-gejala yang diselidiki.54 Adapun

observasi pada penelitian ini, peneliti melaksanakan observasi partisipasi, yang

mana peneliti akan ikut serta dalam kegiatan yang akan dilakukan. Namun

observasi partisipasi ini berjenis partisipasi pasif, jadi dalam hal peneliti datang ke

tempat kegiatan orang yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengamati keadaan guru dan siswa dilingkungan sekolah sesuai dengan peran

guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan berbagai macam pertanyaan

secara lisan dan jawab secara lisan pula dengan cara kontak mata antara pencari

informasi dengan sumber informasi (responden), dan jawaban dari responden

akan dicatat atau direkam.55

54
Cholod Narbuko dan Abu Ahmadi, Metedelogi Penelitian, (Jakata: Bumi Aksara,
2009), h.70.
55
Rianto Adi, Metodologi Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), h.72.
44

Wawancara pada penelitian menggunakan lembar wawancara yang berisi

beberapa pertanyaan yang diajukan kepada subjek yaitu kepala sekolah dan guru

kelas MIN 22 Aceh Besar.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain.56 Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebelum memasuki lapangan,

selama dilapangan dan setelah proses pengumpulan data. Proses analisis data

dalam penelitian ini mengandung tiga komponen yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dengan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencari data

yang diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan

yang akan dicapai, tujuan utama dari penelitan kualitatif adalah pada temuan. 57

Maka dalam penelitian ini data dari observasi dan wawancara yang

diperoleh dari informasi utama yaitu kepala sekolah, guru, dan beberapa siswa,

secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan peneliti

2. Penyajian Data (Display Data)

56
Sugiyono, Memahami Penelitan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2008), h.88.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidika karakter (Bandung, Alfabeta,2017), h.280.
45

Display Data atau penyajian data adalah kegiatan yang mencakup

mengorganisasikan data dalam bentuk tertentu sehingga terlihat sosoknya secara

lebih utuh. Display data dapat berbentuk uraian naratif, bagan, diagram alur dan

lain sejenisnya atau dalam bentuk-bentuk lain dengan mendisplay data maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut.

Maksudnya setelah memilih data yang relevan dan bermakna kemudian

data tersebut di display yaitu diuraikan secara rinci sehingga menjadi informasi

yang memiliki makna tertentu, jadi setelah data direduksi data disajikan dalam

bentuk data deskriptif.

Untuk mengetahui jumlah presentase karakter disiplin pada siswa, rumus

yang peneliti gunakan adalah rumus statistik persentase yaitu:

Rumus P: 100%

Keterangan: P = Persentase

F = Frekuensi/ Jumlah Jawaban Responden

N = Jumlah Responden.58

Tabel 3.2 Kategori dan Persentase

Sangat Baik 80%-100%

Baik 60%-79%

Kurang Baik 40%-59%

Tidak Baik Kurang dari 39%

58
Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis.,(Jakarta: Rineka
Cipta.2006) , h.12.
46

3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,

kekokohannya dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya, peneliti

pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan berdasarkan tema untuk menemukan

makna dari data yang dikumpulkan.59 Adapun Ketiga analisis tersebut saling

berkaitan, sehingga menemukan hasil akhir dari data hasil penelitian yang

disajikan secara sistematis berdasarkan tema yang dirumuskan

59
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...,h. 280.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


Madrasah Ibtidaiyah Negri 22 Aceh Besar memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
1. Visi
Mewujudkan warga Madrasah yang bersih, berprestasi dan Berakhlak Mulia

2. Misi
a. Menanamkan nilai aqidah, ibadah yang ikhlas dan akhlak karimah (akhlak
mulia);
b. Melaksanakan pembelajaranyang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;
c. Mengoptimalkan potensi (bakat) dan prestasi warga madrasah;
d. Menanamkan budaya bersih, asri dan islami;
e. Meningkatkan kualotas pendidik damm Tenaga kependidikan serta sarana
penunjang pendidikan;
f. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga Madrasah dengan
Masyarakat.
3. Tujuan
a. Meningktakan kualitas keimanan dan ketaqwaan warga Madrasah kepada
Allah swt;
b. Meningkatkan kualitas kepribadian siswa yang berakhlak mulia serta
berakar pada budaya lingkungan;
c. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik dengan kegiatan
ekstrakulikuler dalam bidang keagamaan, olah raga, dan kesenian.
4. Profil MIN 22 Aceh Besar
Penelitian ini dilakukan di Min 22 Aceh Besar pada kelas IV yang berada Desa
Meunasah Krueng Kecamatan Ingin Jaya Kabupatan Aceh Besar. Min 22 Aceh
Besar merupakan Madrasah yang berada di naungan Kementrian Agama Aceh
Besar. Min 22 Aceh Besar berdiri pada tahun 1959 dengan luas bangunan 814.
Min 22 Aceh Besar memiliki 14 ruang belajar

47
48

Keadaan guru/pegawai pada MIN 22 Aceh Besar Kecamatan Ingin Jaya


Kabupaten Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar tahun 2021/2022 adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Data Guru MIN 22 Aceh Besar

NO Guru dan Karyawan Jumlah


1. Guru PNS 18 orang
2. Guru Honor 8 orang
3. Pegawai Administrasi 2 orang
4. Pramubaki 2 orang
5. Pesuruh 1 orang
Jumlah: 31 orang
Siswa di MIN 22 Aceh Besar pada tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 355
orang, dengan jumlah siswa laki-laki yaitu 182 dan siswa perempuan berjumlah
173 siswa.

Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa

Kls Nama Guru JUMLAH JUMLAH JMH


PERKELAS
LK PR JMH LK PR
1A Elia, S. Ag 12 6 18 34 19 53
1B Suharni, S. Ag 11 7 18
1C Uswatun Hasanah, S.Pd 11 6 17
2A Nurmasyitah, S.Pd. I 13 16 29 43 44 87
2B Fatkhiati, SH 13 16 29
2C Herliana, S.Pd 17 12 29
3A Muhifuddin, S. Ag 18 15 30 34 31 65
3B YulidA Ratna, S. Pd.I 16 16 32
4A Murtadha, S. Pd.I 13 15 28 31 27 58
49

4B Kartini, S. Ag 18 12 30
5A Seri Wahyuni, S. Pd.I 14 10 24 23 24 47
5B Dra. Nur Azli 9 14 23
6A Afriyanti, S. Pd.I 8 15 23 17 28 45
6B Helmi, S. Pd.I M. Ag 9 13 22
TOTAL 182 173 355 182 173 355
355
Tabel 4.3 Profil Sekolah MIN 22 Aceh Besar

Nama Madrasah MIN 22 Aceh Besar


Status Madrasah Negeri
Nomor Statistik Madrasah (NSM) 111111060024
Nomor Pokok Sekolah Nasional 60703125
(NSPN)
Akreditasi Madrasah /Nilai/ Tahun B/76/2015
Nomor SK Akreditasi Dd. 150272
Alamat Lengkap Madrasah Jl. Banda Aceh-Medan KM. 6,5
Desa Meunasah Krueng Kec. Ingin Jaya
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh
Kode Pos: 23371
No. Telp: (0651) 635054
NPWP Madrasah 00.495.855.9.101
Titikk Koordinat a. Latitude (Lintang): 5.52528
b. Longitude (Bujur): 95.3591999
Kategori Geografis Wilayah Dataran Rendah
Kategori Wilayah Khusus Daerah Masyarakat Adat
Alamat e-mail Madrasah minpagarair@yahoo.com
Nomor / Tanggal SK Pendirian 01 Tahun 1959 / Okteber 1959
Nomor / Tanggal Izin Oprasional 01 Tahun1959 / Okteber 1959
Nama Kepala Madrasah Badriah, S.Ag
NIP Kepala Madrasah 197506261997032004
No. Hp 0853-0651-0294
50

Kepemilikan Tanah Pribadi


a. Status Tanah: Wakaf
b. Luas Tanah: 7.076
Status Bangunan Pribadi
Luas Bangunan 814
Sumber / Daya Listrik PLN / 10.600 Volt
Sumber Air PDAM
Kurikulum 2013
Durasi 1 Jam Tatap Muka 45 Menit
Jam Belajar Pagi (07.30-14.30 WIB)
B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di MIN 22 Aceh

Besar

Data hasil penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di

MIN 22 Aceh Besar. Peneliti melakukan penelitian ini berpedoman pada beberapa

indikator peran guru dalam pembentukan karakter siswa yang telah peneliti

jabarkan menjadi beberapa pernyataan. Adapun data hasil penelitian ini dapat di

uraikan sebagai berikut:

a. Guru Sebagai Pendidik

Guru sebagai pendidik merupakan seseorang yang menjadi tokoh panutan

yang bisa diidentifikasi untuk para siswa dan lingkungannya. Sehingga seorang

guru itu harus mempunyai standar kualitas kepribadian seperti: bertanggung

jawab, berwibawa, mandiri dan disiplin.

Sebagaimana dari hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu Ibu

Badriah, S.Ag, menyatakan: “Guru kelas IV, V, dan VI sudah bertanggung jawab

sesuai dengan jadwal jam mengajarnya dan segala tindakan yang dilakukannya,
51

sebagian guru sudah berwibawa dalam mengajar sehingga anak-anak lebih suka

memilih guru yang disenangi, guru sudah bisa sebagian mengatasi masalah secara

langsung ada juga masalah yang harus saya turun tangan yaitu bermasalah dengan

orang tua siswa, dan guru sudah disiplin tepat waktu datang ke sekolah karena

rata-rata rumah guru dekat dengan lingkungan sekolah”.60

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V

dan VI sudah bertanggung jawab atas jadwal jam mengajar dan tindakan yang

dilakukannya, guru sudah sebagian berwibawa dalam mengajar tetapi ada

beberapa orang guru yang belum berwibawa dalam mengajar dan mengontrol

kelas sehingga siswa kurang aktif dalam belajar, guru sudah bisa mengatasi

masalah dan mengambil tindakan tanpa harus turun tangan dari kepala sekolah

yaitu dengan memberi sebuah teguran, dan guru sudah disiplin tepat waktu datang

ke sekolah sudah sesuai dengan konsep yang ditentukan pada peran guru.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat dijelaskan bahwa

peran guru sebagai pendidik dalam pembentukan karakter siswa yaitu dengan

guru harus memiliki kepribadian tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin

sudah dilakukan oleh guru kelas IV, V, dan VI MIN 22 Aceh Besar hal tersebut

sudah sesuai dengan konsep yang ditentukan pada peran guru.

b. Guru Sebagai Pengajar

Guru sebagai pengajar merupakan seseorang yang berperan dengan

membantu siswa yang sedang berkembangdalam mempelajari sesuatu yang belum

diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami standar yang dipelajari.

60
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
52

Sebagaimana dari hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu Ibu

Badriah, S.Ag, menyatakan: “Guru ada membantu siswa yang sedang berkembang

yaitu dengan ada anak-anak yang kurang paham akan diberi remedial dan jika ada

siswa yang sudah paham akan dikasih penganiayaan lagi,guru ada membentuk

kompetensi belajar yaitu dengan anak-anakyang mempunyai minat dan bakat akan

kami adakan les khusus di luarjam mengajar seperti tahfid dan tarian, dan guru

jelas sudah memahami pelajaran. karena sebelum masuk kelas terlebih dahulu

guru harus mempersiapkan RPP, LKPD, dan bahan ajar lainnya”.61

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V

dan VI hanya sebagian guru ada membantu siswa yang sedang berkembang selain

dari itu guru cuman kasih tugas keluar kelas tanpa pamitan sehingga membuat

kelas ribut, guru ada membantu siswa dalam membentuk kompetensi belajar dan

guru sudah memahami materi pelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat dijelakan bahwa

peran guru sebagai pengajar dalam pembentukan karakter siswa yaitu guru

berperan dengan mambantu siswa yang sedang berkembang dalam belajar,

membentuk kompetensi, dan memahami standar yang dipelajari sudah ada

dilakukan oleh guru kelas IV, V, dan VI MIN 22 Aceh BesarBesar hal tersebut

sudah sesuai dengan konsep yang ditentukan pada peran guru.

61
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
53

c. Guru sebagai pemimbing

Guru sebagai pembimbing adalah seseorang yang merumuskan tujuan

yang ingin dicapai, menetapkan waktu proses pembelajaran dan menilai pada

kelancaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

Sebagaimana dari hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu Ibu

Badriah, S.Ag, menyatakan: “Guru ada sebelum mengajar merumuskan tujuan

sesuai dengan RPP dan silabus yang akan diajarkan, guru ada menetapkan waktu

sesuai jadwal jam mengajar dan guru ada menilai siswa yaitu dengan mengambil

nilai harian, tengah semester dan ujian akhir semester, disela-selain ada juga

diambil nilai tugas”.62

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V

dan VI hanya sebagian guru ada merumuskan tujuan yang akan diajarkan secara

terarahselain dari itu guru merumuskan tujuan tidak sesuai dengan materi yang

diajarkan bahkan tidak merumuskan tujuan yang diajarkan sama sekali, guru ada

menetapkan waktu untuk jadwal mengajar, dan juga hanya sebagian guru yang

ada menilai harian siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat dijelaskan

bahwa peran guru sebagai pembimbing dalam pembentukan karakter siswa yaitu

guru merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu proses pembelajaran dan

menilai terhadap kemampuan siswa, hanya ada sebagian guru kelas IV, V dan VI

yang ada melakukan hal tersebut, dan hal tersebut sudah sesuai dengan konsep

yang ditentukan pada peran guru.

62
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
54

d. Guru sebagai penasehat

Guru sebagai penasehat adalah seseorang yang memahami psikologi

kepribadian dan ilmu kesehatan siswa. Sebagaimana hasil wawancara dengan

kepala sekolah yaitu Ibu Badriah, S.Ag, menyatakan: “Ada guru yang sudah

senior itu bisa memahami karakter anak dan masih sangat kurang guru yang

memahami kesehatan mental anak”.63

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V

dan VI hanya ada sebagian guru yang memahami psikologi karakter siswa tetapi

selain dari itu sesuai dengan siswanya yang masih suka membuli temannya dan

tidak sopan dalam belajar. Dan juga guru yang memperhatikan siswanya masih

sangat kurang, hanya ada beberapa guru yang menanyakan kondisi siswanya

dalam belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui

bahwa peran guru sebagai penasehat dalam pembentukan karakter siswa yaitu

guru harus memahami akan psikologi karakter siswa dan kesehatan mental,

dengan demikian guru kelas IV, V dan IV MIN 22 Aceh Besar hanya ada

beberapa yang memahami dan melakukan hal tersebut sudah sesuai dengan

konsep yang ditentukan pada peran guru.

e. Guru Sebagai Model Teladan

Guru sebagai model teladan merupakan pribadi dari seseorang dengan

perbuatan dan tingkah lakunya yang menjadi contoh untuk siswa serta orang di

sekitarnya. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu Ibu

63
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
55

Badriah, S.Ag, menyatakan: “jelas ada memang guru memberikan contoh yang

baik kepada anak yaitu seperti menghormati orang tua dan menghormati”.64

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V

dan VI ada memberikan contoh panutan yang baik kepada siswanya yaitu seperti

datang tepat waktu ke sekolah, milih sampah sebelum memulai pembelajaran

serta berpakaian rapi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa

peran guru sebagai model teladan dalam pembentukan karakter siswa yaitu guru

harus bisa menjadi contoh yang baik untuk bisa diikuti oleh siswanya, adapun

guru kelas IV,V dan VI MIN 22 Aceh Besar sudah memberikan contoh teladan

yang baik untuk siswanya hal tersebut sudah sesuai dengan konsep yang

ditentukan pada peran guru.

f. Guru Sebagai Motivator

Guru sebagai motivator adalah orang yang harus bisa mendorong dan

membangun siswa untuk bersemangat dalam belajar serta memberikan motivasi

yang sesuai kepada siswanya. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala

sekolah yaitu Ibu Badriah, S.Ag, menyatakan: “Guru ada membangkitkan siswa

yaitu dengan mungkin sekali-kali nanti kami mengadakan karyawisata, olahraga,

liburan ke taman, dan guru jelas ada memberikan motivasi kepada siswa seperti

64
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 November
2021, Pukul 09.00 WIB.
56

Anakyang malas belajar mungkin banyak dikasih PR, yang nggak datang kami

jemput ke rumah”.65

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa guru kelas IV, V

dan VI hanya ada sebagian guru yang ada membangkitkan semangat belajar siswa

dalam pembelajaran selain dari itu diketahui dari siswanya dalam pembelajaran

sibuk sendiri tanpa memperhatikan pembelajaran, dan guru ada memberikan

motivasi kepada siswanya yaitu setelah berakhirnya pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa

peran guru sebagai motivator dalam pembentukan karakter siswa yaitu guru harus

memberikan semangat kepada siswanya dalam pembelajaran dan guru

memberikan motivasi kepada siswanya yang ada kesalahan, adapun guru kelas IV,

V dan IV MIN 22 Aceh Besar ada memberikan semangat dan motivasi kepada

siswanya hal tersebut sudah sesuai dengan konsep yang ditentukan pada peran

guru.

2. Karakter Disiplin Siswa di MIN 22 Aceh Besar

Data karakter disiplin siswa pada penelitian ini dinilai dengan

menggunakan lembar obeservasi disiplin siswa. Adapun data tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

65
Wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 22 Aceh Besar, Ibu Badriah, 20 September
2021, Pukul 09.00 WIB.
57

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Karakter Disiplin Siswa


Jumlah Skor
Persentase
Indikator Aspek Pengamatan Yang diperoleh
Ya Tidak Ya Tidak
Siswa aktif masuk
16 14 53.33333 46.66667
sekolah
Siswa tepat waktu
Disiplin masuk kelas dan 29 1 96.66667 3.333333
Waktu sekolah
Siswa tepat waktu
dalam 15 15 50 50
mengumpulkan tugas
Disiplin Siswa mengamalkan
29 1 96.66667 3.333333
Beribadah ajaran agama
Siswa mengontrol
Disiplin
perbuatan diri sendiri 10 20 33.33333 66.66667
Sikap
menjadi starting poin
Jumlah Total 99 51 330 170
Persentase 66% 34%
Berdasarkan data tabel 4.4 diatas data tesebut dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

P= × 100%

Keterangan :

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi/ Jumlah jawaban responden

N = Jumlah Responden

Berdasarkan hasil hitung diatas maka diperoleh rata-rata 66% siswa memiliki

karakter disiplin dapat dikategorikan baik dan 34% siswa yang tidak memiliki

karakter disiplin.
58

3. Faktor Penghambat yang Dihadapi Guru dan Solusi Dalam

Pembentukan Karakter Disiplin di MIN 22 Aceh Besar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan didapatkan dari

hasil wawancara dengan guru kelas IV, V dan VI bahwa adanya faktor

penghambat dan solusi guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa di MIN

22 Aceh Besar. Adapun data hasil wawancara tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Faktor Penghambat yang dihadapi guru dalam pembentukan karakter disiplin

siswa MIN 22 Aceh Besar

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan salah satu faktor penghambat yang dihadapi

guru dalam pembentukan karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. adapun

pada faktor internal pada penelitian ini yang didapatkan bahwa kurangnya

kesadaran pada diri siswa itu sendiri dan pengetahuan siswa terhadap peraturan di

sekolah. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru kelas IVByaitu Ibu Kartini,

S.Ag., menyatakan: “faktor terhambatnya dalam pembentukan karakter siswa itu

disebabkan karena anak-anak sendiri yang malas melakukan aturan yang telah

dibuat dan mereka lalai dalam belajar. Sehingga tidak memperhatikan lagi aturan

yang telah dibuat”.66 Adapun dari guru lain menyatakan dengan hal yang sama

juga terhadap faktor penghambat dalam pembentukan karakter disiplin siswa di

MIN 22 Aceh Besar.

66
Wawancara dengan Guru Kelas IV-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Kartini, 17 November
2021, Pukul 12.00 WIB.
59

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor penghambat kedua yang dihadapi guru

dalam pembentukan karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. faktor ini

berdasarkan keadaan keluarga dan pengaruh lingkungan sekolah. Sebagaimana

hasil wawancara dari bapak Murtadha, S.Pd.I., menyatakan: “faktor terhambatnya

pembentukkan karakter disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar dari segi eksternal

yang dihadapi guru yaitu berupa kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya

sehingga anaknya kurang disiplin baik datang tepat waktu ke sekolah maupun

hadir ke sekolah”.67 Dan juga diketahui dari wawancara dengan Ibu Afriyanti,

S.Pd.I menyatakan: “sekolah ini sudah menerapkan disiplin secara tegas, hanya

saja masih banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah dikarenakan jarak

sekolah dengan rumah siswa jauh”.68

b. Solusi dalam pembentukan karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar

Solusi guru dalam membentuk karakter disiplin siswa yaitu dengan

menerapkan berupa program-program pembinaan disiplin diantaranya:

1) Pembinaan dengan Keteladanan

Pembinaan keteladanan merupakan salah satu solusi yang digunakan guru

untuk membentuk kara

karater disiplin siswa di MIN 22 Aceh Besar. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas IVB yaitu Ibu Kartini, S.Ag. menyatakan: “ibu ada,

karena pakaian seragam sekolah itu merupakan prosedur atau tata tertib yang ada

67
Wawancara dengan Guru Kelas IV-A MIN 22 Aceh Besar, Bapak Murtadha, 20
November 2021, Pukul 10.40 WIB.
68
Wawancara dengan Guru Kelas VI-A MIN 22 Aceh Besar, Ibu Afriyanti, 22 November
2021, Pukul 09.22 WIB.
60

disekolah”.69 Begitu juga hasil dari wawancara dengan guru yang lain menyatakan

hal yang sama.

2) Pembinaan dengan pembiasaan

Pembinaan pembiasaan merupakan solusi guru untuk membentuk karakter

disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

kelas ibu Dra. Nur Azli menyatakan: “saya selalu menyuruh siswa untuk menjaga

kebersihan yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya, habistu saya

menerapkan setiap selesai jam pertama mengajar siswa diharuskan shalat dhuha,

adanya baca yasin dan asmaul husna bersama”.70Adapun hasil wawancara dengan

guru lain menyatakan hal yang sama juga.

3) Pembinaan nasehat yang baik

Pembinaan nasehat yang baik merupakan solusi guru untuk membentuk

karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. berdasarkan hasil wawancara dengan

guru kelas VA yaitu Ibu Seri Wahyuni, S.Pd.I menyatakan: “ibu selalu

menanyakan kepada siswa yang ada kesalahan untuk memikirkan akan cita-cita

yang ingin dicapai”.71 Adapun hasil wawancara dengan ibu Dra. Nur Azli

menyatakan: “ibu ada menyuruh siswa melakukan sesuatu itu dengan sopan,

69
Wawancara dengan Guru Kelas IV-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Kartini, 17 November
2021, Pukul 12.02 WIB.
70
Wawancara dengan Guru Kelas V-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Nur Azli, 22November
2021, Pukul 11.00 WIB
71
Wawancara dengan Guru Kelas V-A MIN 22 Aceh Besar, Ibu Seri Wahyuni, 19
November 2021, Pukul 09.30 WIB
61

berbicara dengan sopan, dan sebagainya”.72 Dapat diketahui juga dari hasil

wawancara dengan guru lain menyatakan hal yang sama.

4) Pembinaan dengan hukuman

Pembinaan dengan hukuman merupakan salah satu solusi guru untuk

membentuk karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar. berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas VI B yaitu Bapak Helmi, S.Pd.I., M.Ag.

menyatakan: ”saya ada memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan

kesalahan dan membuat onar yaitu dalam bentuk teguran dan ada juga memberi

hukuman suruh pust up untuk laki-laki dan untuk perempuan bapak suruh

menyanyi, begitulah hukuman yang saya berikan kepada siswa, agar anak-anak ini

tidak melakukan hal yang sama lagi”.73 Adapun hasil wawancara dengan guru

kelas IV B yaitu ibu kartini menyatakan: “ibu memberikan hukuman kepada anak-

anak itu dalam bentuk teguran dan jika ada anak-anak yang banyak salah ibu

suruh menghafal ayat atau shalawat, biar siswa bisa juga belajar dari kesalahan

yang dilakukannya”.74 Begitu dari hasil wawancara dengan guru lainnya

menyatakan hal yang sama dengan jawaban ibu kartini.

72
Wawancara dengan Guru Kelas V-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Nur Azli, 22 November
2021, Pukul 11.00 WIB
73
Wawancara dengan Guru Kelas VI-B MIN 22 Aceh Besar, Bapak Helmi, 23 November
2021, Pukul 11.00 WIB
74
Wawancara dengan Guru Kelas IV-B MIN 22 Aceh Besar, Ibu Kartini, 17 November
2021, Pukul 12.02 WIB.
62

C. Pembahasan

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di MIN 22 Aceh Besar

jumlah subjek pada penelitian ini yang terdiri dari kepala sekolah, 6 orang guru

kelas IV, V, VI dan 30 responden. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan wawancara dan observasi. Pertanyaan wawancara ditujukan kepada

kepala sekolah dan guru kelas IV, V, VI. Adapun observasi yang dimati dari guru

kelas IV, V, VI serta 30 orang siswa dari kelas IV, V, Dan VI. Berdasarkan data

hasil yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di MIN 22 Aceh

Besar.

Peran guru dalam pembentukan karakter disipilin siswa di MIN 22 Aceh

besar yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan observasi

guru kelas IV, V dan VI dapat dikatakan bahwa rata-rata guru kelas IV, V dan IV

sudah melakukan dan menerapkan peran guru dalam pembentukan karakter

disiplin terhadap siswa MIN 22 Aceh Besar. yang mana peran guru tersebut

berupa guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing,

guru sebagai nasehat, guru sebagai model teladan, dan guru sebagai motivator.

Pada peran guru sebagai pendidik yang didapatkan dari hasil wawancara dan

observasi, diketahui bahwasanya peran guru dalam pembentukan karakter disiplin

siswa itu harus mempunyai kepribadian berupa tanggung jawab, berwibawa,

mandiri dan disiplin.


63

Berdasarkan data hasil yang diperoleh dari hasil wawanacara dan

observasi dapat dinyatakan bahwa guru kelas IV, V, VI MIN 22 Aceh Besar

sudah mempunyai dan melakukan peran sebagai pendidik. Selanjutnya pada peran

guru sebagai pengajar yang didapatkan dari hasil wawancara dan obbservasi,

dapat dijelaskan bahwa peran guru sebagai pengajar dalam pembentukan karakter

disiplin siswa, guru tersebut harus membantu siswa yang sedang berkembang

dalam mempelajari sesuatu, membentuk kompetensi, dan memahami standar yang

dipelajari.

Berdasarkan data hasil yang didapatkan bahwasanya guru kelas IV, V, dan

VI sebagian sudah melakukan peran sebagai pengajar dalam pembentukan

karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar.

Pada peran guru sebagai pembimbing yang diperoleh dari hasil wawancara

dan observasi, dapat dijelaskan bahwa peran guru sebagai pembimbing dalam

pembentukan karakter disiplin siswa, guru tesebut harus merumuskan tujuan yang

ingin dicapai, menetapkan waktu proses pembelajaran dan menilai kelancaran

sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Tohirin mengatakan guru hendaknya membimbing siswa dalam memunculkan

aktivitasnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa guru kelas IV,

V, dan VI sebagian sudah melakukan peran tersebut dalam pembentukan karakter

disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar.

Pada peran guru sebagai penasehat yang diperoleh dari hasil wawancara

dan observasi, dapat diketahui bahwa peran guru sebagai penasehat dalam
64

Pembentukan karakter disiplin siswa, guru tersebut harus memahami psikologi

kepribadian dan ilmu keseehatan.

Berdasarkan data hasil yang didapatkkan bahwa guru kelas IV, V, dan VI

sudah ada beberapa guru yang memahami akan psikologi kepribadian dan ilmu

kesehatan siswa MIN 22 Aceh Besar.

Pada peran guru sebagai model teladan yang diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi, diketahui bahwa peran guru sebagai model teladan

dalam pembentukan karakter disiplin siswa, guru tersebut harus menjadi probadi

yang bisa dicontoh panutan dari siswanya.

Berdasarkan data yang didapatkan bahwa guru kelas IV, V dan VI sudah

memberikan contoh teladan yang baik untuk siswanya agar terbentuknya karakter

disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar.

Pada peran guru sebagai motivator yang diperoleh dari hasil wawancara

dan observasi, diketahui bahwa peran guru sebagai motivator dalam pembentukan

karakter disiplin siswa, guru tersebut harus bisa mendorong dan membangun

siswa untuk bersemangat dalam belajar serta memberikan motivasi yang sesuai

kepada siswanya.

Berdasarkan data hasil yang didapatkan bahwa guru kelas IV, V dan VI

sudah memberikan semangat dan motivasi kepada siswa agar terbentuknya

karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar.

Berdasarkan keseluruhan peran guru dalam pembentukan karakter disiplin

siswa yang telah dijelaskan diatas dapat diketahui bahwa guru kelas IV, V dan VI

sudah berperan dalam membentuk karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar.
65

2. Karakter Disiplin Siswa MIN 22 Aceh Besar

Berikut ini pembahasan dari hasil analisis karakter disiplin siswa MIN 22

Aceh Besar

a. Siswa aktif masuk sekolah

Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam masuk

sekolah dapat dikategorikan masih kurang baik karena hanya mencapai persentase

53.33%.

b. Siswa tepat waktu masuk kelas dan sekolah

Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam tepat

waktu masuk kelas dan sekolah dapat dikategorikan sangat baik karena mencapai

persentase 96,67%.

c. Siswa tepat waktu dalam mengumpulkan tugas

Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam tepat

waktu dalam mengumpulkan tugas dapat dikategorikan masih kurang baik karena

hanya mencapai persentase 50%.

d. Siswa mengamalkan ajaran agama

Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam

mengamalkan ajaran agama dapat dikategorikan sangat baik karena mencapai

persentase 96,67%.

e. Siswa mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi streming poin

Berdasarkan data hasil analisis dari karakter disiplin siswa dalam

mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi streming poin dapat dikategorikan

tidak baik karena hanya mencapai persentase 33.33%.


66

Sebagaimana data karakter disiplin siswa MIN 22 Aceh Besar diperoleh melalui

lembar observasi karakter disiplin siswa. Adapun siswa yang pneliti lakukan

observasi terdiri dari 30 orang siswa diambil dari kelas IV, V, dan VI.

Dapat diketahui karakter disiplin siswa yang peneliti observasi berupa

disiplin waktu, disiplin beribadah dan disiplin sikap. Data observasi karakter

disiplin siswadiperoleh hasil keseluruhan persentase yaitu 66%siswa disiplin

berada pada kategori baik dan 44% siswa tidak disiplin. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa siswa MIN 22 Aceh Besar sudah baik dalam karakter disiplin.

3. Faktor Penghambat yang Dihadapi Guru dan Solusi dalam Pembentukan

Karakter Disiplin di MIN 22 Aceh Besar

Data pada faktor penghambat yang dihadapi guru dan solusi dalam

pembentukan karakter disiplin di MIN 22 Aceh Besar diperoleh dari wawancara

dengan guru kelas IV, V dan VI MIN 22 Aceh Besar. sebagaimana diketahui

bahwa faktor penghambat yang dihadapi guru dalam pembentukan karakter

disiplin siswa itu berupa faktor internal dan eksternal. Berdasarkan data yang

didapatkan dari wawancara pada faktor internal yaitu kurangnya kesadaran siswa

terhadap aturan yang telah dibuat. Sedangkan pada faktor eksternal kurangnya

perhatian orang tua terhadap anaknya. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat

Tulus Tu’u yang mengatakan, orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi

semangat, membimbing dan memberi teladan yang baik pada anaknya. 75

75
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa..., h.81
67

Adapun solusi dalam pembentukan karakter disiplin siswa yaitu dengan

menerapkan program pembinaan terhadap siswa. Dapat diketahui program

pembinaan tersebut berupa pembinaan dengan keteladanan, pembiasaan, nasehat

yang baik dan hukuman. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV, V,

dan VI didapatkan bahwa guru-guru tersebut sebagian besar sudah menerapkan

program-program pembinaan dalam pembentukan karakter disipilin siswa MIN 22

Aceh Besar.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Guru MIN 22 Aceh Besar telah melakukan perannya dalam pembentukan

karakter disiplin dengan baik. Peran tersebut sudah sesuai dengan teori peran

guru yaitu guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, model dan teladan,

penasehat, dan motivator.

2. Karakter Disiplin MIN 22 Aceh Besar sebagian sudah baik. Hal tersebut

didapatkan dari hasil observasi dengan perolehan hasil rata-rata 66% siswa

memiliki karakter disiplin pada kategori baik, dan karakter tidak disiplin

siswa diperoleh 44% berada pada kategori kurang baik. Dengan demikian,

berdasarkan teknik analisi data yang saya gunakan teori rumus persentase

Suharsimi Arikunto maka siswa MIN 22 Aceh Besar sudah baik dalam

karakter disiplin.

3. Faktor penghambat yang dihadapi guru dari segi internal berupa kesadaran

dari siswa itu sendiri. Sedangkan dari segi eksternal berupa kurangnya

perhatian dari orang tua siswa, sehingga guru kesulitan dalam membentuk

karakter disiplin siswa. Adapun solusi yang digunakan guru dalam

pembentuk karakter disiplin siswa yaitu dengan menerapkan pembinaan-

pembinaan seperti pembinaan keteladanan, pembiasaan, nasehat yang baik,

dan hukuman.

68
69

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, beberapa saran yang

peneliti sampaikan yaitu:

1. Dengan peran guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, model dan

teladan, penasehat, dan motivator yang sebagian besar guru sudah

menerapkannya, akan tetapi guru harus lebih ekstra lagi dalam membentuk

karakter siswa tersebut, agar nantinya karakter disiplin siswa akan lebih baik

lagi.

2. Berdasarkan faktor penghambat dalam pembentukan karakter siswa, peneliti

mengharapkan kepada guru dan peneliti selanjutnya di masa kedepannya guru

dan peneliti selanjutnya bisa mengatasi hambatan tersebut.

3. Penelitian ini masih banyak kekurangan dan hambatan, baik dari segi yang
diteliti terhadap disiplin siswa, sehingga peneliti berharap kepada peneliti
selanjutnya bisa melanjutkan penelitian ini dengan memperluas terhadap
disiplin siswa.
DAFTRA PUSTAKA
Adi, Rianto. 2004. Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.

Adisusilo, Sutarjo. 2014. Pembelajaran Nilai-Nilai, Jakarta: rajawali pers.

Ahmadi, Rulan. 2017. Pengantar Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Anika Herman Pratama, 2013. Strategi Pembentukan Disiplin Siswa Melalui


Pelaksanaan Tata Tertib Di SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo,Jurnal Online,
Kerajinan Moral dan Kewarganegaraan, 1, (1).

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,


Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Ma’amur i. 2019. Tips Menjadi Guru yang Efektif, Kreatif, dan
Inofatif, Yogyakarta: Diva Press.

Asmani, Jamal Ma’amur i. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovartif,
Yogyakarta: Diva Press.

Adisusilo, Sutarjo. 2014. Pembelajaran Nilai-Nilai, Jakarta: rajawali pers.

Barnawi Dan Muhammad Arifin. 2012. Instrumen Pembinaan, peningkatan &


Penilaian Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-RUZZ Media.

Daryanto dan Suryatri Darmiatun. 2013.Implementasi Pendidikan Karakter DI


Sekolah, Yogyakarta: Penerbit Gava Media..

Faisal, Muhammad Haq, 2013. “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas III di MI
Yaspuri Malang”,(Skripsi). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung:


Alfabeta.

Gunawan, Heri. 2014.Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung:


AL FABETA.
Hudaifah, Nur. 2015.“Implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam
Pembelajaran Tematik Kelas IV C Sekolah Dasar Insan Amanah
Malang”.

70
71

(Skripsi). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015.

Husein, Latifa. 2017. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, Yogyakarta,

Idrus,Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga.

Isnaenti Fat Rochimi Suismanto, Upaya Guru Menanamkan Nilai Nilai


Kedisiplinan pada Anak Usia Dini, (Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini), Vol. 3 no, 4, Desember 2018.

Khasan, Tholib. 2010. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studi
Press.

Koesoema,Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman


Global, Jakarta: Grasindo.

Lestari, Suci. 2017. “Peranan Guru Dalam memotivasi Belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama islam di sekolah menengah pertama pertama
negeri 4 kampar”, (Skripsi). Riau Pekan Baru: Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim.

lIahi, Muhammad Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral,


Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter, Bandung:Penerbit Nusa Media.

Moleong, Lexi J. 2005Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Osfet.

Mulyasa E. 2005. Kurikulum Berbasis Komputer Konsep, Karakteristik dan


Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


da Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Nurul Faizah,“Pembentukan Karakter Siswa Melalui Disiplin Tata Tertib Sekolah


Di SMA Negeri 2 Klaten” (Jurnal) 21 September 2019.

Nurul Hidayah, Penanaman Nilai-nilai Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia Di Sekolah Dasar, (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar)
Vol. 2 No, 2, Desember,2015.

Priahantoro, Agung. 2019. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui


Motovasi, Lingkungan Kerja, dan Komitmen, Yogyakarta: Deepublish.
72

Rahman, Munanda. 2017. ”Kreativitas Guru Dalam Pembentukan Kedisplinan


Siswa Di Man 1 Banda Aceh”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Rojai, Risa Maulana Romandon. 2013. Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan


Undang-undang Guru dan Dosen, Jakarta: Dunia Cerdas, Cet. 1.

Rosyidah, Kholifatu. (2015) “Implementasi Kedisiplinan dalam Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa di Homeschooling Group SD Khoiru Ummah 20
Malang”. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Rusman. 2016. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme


guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saifuddin. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis, Yogyakarta:


Deepublish.

Sardiman. 1988. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru
dan Calon Guru, Jakarta: Rajawali Pers.

Sri, Shofianti. 2012. Hidup Tertib, Jakarta Timur: PT Balai Pustaka Persero.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2008), h.88.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidika karakter (Bandung, Alfabeta,2017

Sulukiyah Anna Akhsanus, 2016“Guru Dalam Membentuk Karakter


Kedisiplinan Pada Siswa Kelas IV Di Sekolah Dasar Negeri
Gondangwetan 1 Kabupaten Pasuruan”,(Skripsi). Malang: Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.

Sumiati,“Peran Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa The


Teachers’ Role In Learning Motivasi“(Jurnal Pendidikan Agama Islam),
Vol. 3. No. 2 2018.

Suprihatiningru, Jamil. 2004. Guru Prpfesional Pedoman Kinerja, Kualitatif dan


Kompetensi Guru, Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Susanto, Ahmad. 2004. Bimbingan dan Konseling DI Sekolah: Konsep Teori dan
Aplikasinya, Jakarta: Prenamedia Cipta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa. 2008 Kamus


73

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia.

Tu’u, Tulus. 2014. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta:
Grasindo.

Uno, Hamzah B. 2012. Profesi Kependidikan¸ Jakarta: Bumi Aksra.

Usman. 1990. Tingkah Laku dan Perkembangan Siswa, Bandung: PT Pustaka


Setia.

Wiyana Novan Ardy. 2013. Membentuk Pendidikan Karakter Di SD,Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media.
Yulis, Rama. 2013Profesi Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam


lembaga pendidikan, Jakarta: Kencana.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana Prenada Media


Group
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran :4

LEMBAR OBSERVASI GURU

Nama Madrasah : MIN 22 Aceh Besar

Kelas : IV B

Sasaran : Guru Kelas

Nama Guru : Kartini, S. Ag

Judul Penelitian : Peran Guru dalam Pembentukan Karakter


Disiplin Siswa di MIN 22 Aceh Besar

Penilaian
Indikator Aspek pengamatan
Ya Tidak

Guru sebagai Adakah guru kelas sudah bertanggung jawab √


Pendidik atas mata pelajaran yang dipegangnya buk?
Apakah guru kelas sudah berwibawa dalam √
mengajari siswa.
Adakah guru sudah mandiri dalam menjalani √
tugasnya, baik dalam mendidik ataupun
mengatur dan memberikan hukuman kepada
siswanya.

Adakah guru kelas sudah disiplin dalam tepat √


waktu datang kesekolah.

Guru sebagai Adakah guru membantu siswa yang sedang √


pengajar berkembangan baik dari segi ilmu pengetahuan
maupun sikap.

Adakah guru kelas IV,V,VI setiap membentuk √


kompetensi belajar.

Apakah guru kelas IV,V,VI sudah memahami √


pelajaran atau materi yang anak diajarkannya.
Guru sebagai Adakah guru kelas merumuskan tujuan yang √
pembimbing akan diajarkannya kepada siswa secara jelas dan
terarah.

Adakah guru kelas IV,V,VI menetapkan waktu √


proses pembelajaran.

Adakah guru kelas IV,V,VI menilai siswanya √


kelancaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa.

Guru sebagai Adakah guru IV,V,VI memahami psikologi √


penasehat siswa.

Adakah guru IV,V,VI memahami ilmu √


kesehatan mental.

Guru sebagai Adakah guru kelas IV,V,VI memberikan contoh √


model atau panutan bagi siswa dalam hal baik.
teladan

Guru sebagai Adakah guru kelas IV,V,VI membangkitkan √


motivator siswanya yang tidak bersemangat dalam
pembelajaran atau sekolah.

Adakah guru kelas IV,V,VI memberikan kepada √


siswanya motivasi bermasalah atau lainnya.
Lampiran :5

Intrument Observasi Disiplin Siswa

Kelas: IV B

X1 X2 X3 X4 X5
NO INDIKATOR ASPEK PENGAMATAN
Y T Y T Y T Y T Y T

1 Disiplin Waktu Siswa aktif masuk sekolah √ √ √ √ √

Siswa tepat waktu masuk kelas dan


sekolah √ √ √ √ √

Siswa tepat waktu dalam


mengumpulkan tugas √ √ √ √ √

2 Disiplin Beribadibadah Siswa mengamalkan


√ √ √ √ √

3 Disiplin Sikap Siswa mengontol perbuatan diri sendiri


menjadi sikap utama √ √ √ √ √
Lampiran :6

LEMBAR WAWANCARA

Nama Kepala Sekolah :Badriah, S. Ag

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah guru kelas IV,V,VI Guru sudah bertanggung jawab sesuai

sudah bertanggung jawab atas dengan jadwal jam mengajarnya dan

mata pelajaran yang segala tindakan yang dilakukannya.

dipegangnya buk? Misalkan

guru tersebut mengajar di jam

terakhir atau jam pertama,

guru tersebut masuk atau tidak

pada jam tersebut?

2. Apakah guru kelas IV,V,VI Sebagian berwibawa dalam mengajar

sudah berwibawa dalam sehingga anak-anak lebih suka memilih

mengajari siswa? Baik dari guru yang disenangi,

segi mengontrol kelas dengan

aman, dan menciptakan

suasana belajar yang aktif?

3. Apakah guru IV,V,VI sudah Guru sudah bisa sebagian mengatasi

mandiri dalam menjalani masalah secara langsung ada juga

tugasnya? baik dalam masalah yang harus saya turun tangan


mendidik ataupun mengatur yaitu bermasalah dengan orang tua

dan memberikan hukuman siswa.

kepada siswanya yang

bermasalah tanpa turun tangan

dari ibu?

4. Apakah guru kelas IV,V,VI Guru sudah disiplin tepat waktu datang

sudah disiplin dalam tepat ke sekolah karena rata-rata rumah guru

waktu datang kesekolah? Dan dekat dengan lingkungan sekolah, guru

apakah guru memakai pakain sudah memakai pakaian sesuai aturan

sesuai aturan yg ibu buat? Dan jadwal, dan sudah tepat waktu masuk

sudahkah masuk kelas tepat kelas.

waktu?

5. Adakah guru IV,V,VI Guru sudah membantu siswa yang

membantu siswa yang sedang sedang berkembang yaitu dengan ada

berkembangan baik dari segi anak-anak yang kurang paham akan

ilmu pengetahuan maupun diberi remedial dan jika ada siswa yang

sikap? Misalnya membantu sudah paham akan dikasih penganiayaan

dengan membimbing yang lagi.

baik?

6. Adakah guru kelas IV,V,VI Guru suda membentuk kompetensi

setiap membentuk kompetensi belajar yaitu dengan anak-anak yang

mempunyai minat dan bakat akan kami


belajar? adakan les khusus di luar jam mengajar

seperti tahfid dan tarian.

7. Apakah guru kelas IV,V,VI Guru sudah memahami pelajaran. karena

sudah memahami pelajaran sebelum masuk kelas terlebih dahulu

atau materi yang akan guru harus mempersiapkan RPP, LKPD,

diajarkannya? dan bahan ajar lainnya

8. Adakah guru kelas Guru ada sebelum mengajar

merumuskan tujuan yang akan merumuskan tujuan sesuai dengan RPP

diajarkannya kepada siswa dan silabus yang akan diajarkan.

secara jelas dan terarah?

9. Adakah guru kelas IV,V,VI Guru sudah menetapkan waktu sesuai

menetapkan waktu proses jadwal jam mengajar

pembelajaran?

10. Adakah guru kelas IV,V,VI Guru ada mengambil nilai harian, tengah

menilai siswanya kelancaran semester dan ujian akhir semester,

sesuai dengan kebutuhan dan disela-selain ada juga diambil nilai tugas

kemampuan siswa?

11. Apakah guru IV,V,VI Ada guru yang sudah senior itu bisa

memahami psikologi siswa? memahami karakter anak.

12. Apakah guru IV,V,VI Guru masih kurang memahami, juga


memahami ilmu kesehatan guru yang memperhatikan siswanya

mental? masih kurang, hanya ada beberapa guru

yang menanyakan kondisi siswanya

dalam belajar.

13. Adakah guru kelas IV,V,VI jelas ada memang guru memberikan

memberikan contoh atau contoh yang baik kepada anak yaitu

panutan bagi siswa dalam hal seperti menghormati orang tua dan

baik? menghormati

14. Adakah guru kelas IV,V,VI Ada membangkitkan siswa yaitu dengan

membangkitkan siswanya mungkin sekali-kali nanti kami

yang tidak bersemangat dalam mengadakan karyawisata, olahraga,

pembelajaran atau sekolah? liburan ke taman, dan guru jelas ada

memberikan motivasi kepada siswa

seperti anak yang malas belajar mungkin

banyak dikasih PR, yang nggak datang

kami jemput ke rumah

15. Adakah guru kelas IV,V,VI Guru jelas ada memberikan motivasi

memberikan kepada siswanya kepada siswa seperti anak yang malas

motivasi bermasalah atau belajar mungkin banyak dikasih PR,

lainnya? yang nggak datang kami jemput ke

rumah,
Lampiran :7

LEMBAR WAWANCARA

Nama Guru :Kartini, S. Ag

Guru Kelas :IV B

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah bapak/ibu mengikuti segala Ada, karena pakaian seragam

peraturan yang ada di sekolah? Seperti sekolah itu merupakan suatu

berpakaian, mengajar dll? prosedur atau tata tertib yang

ada di sekolah.

2. Pernahkah bapak / ibu menyuruh siswa Ada, karena masa depan itu

untuk berpikir akan masa depan merupakan suatu masa

terhadap perbuatan yang dilakukannya? merupakan suatu masa yang

menentukan bagi seorang anak


Misalkan ada siswa yang melakukan
dalam menentukan cita-cita dia.
perbuatan benar atau kesalahan adakah

bapak/ibu menyuruh siswa untuk

berpikir untuk masa depanya

3. Adakah bapak/ibu menyuruh siswa Ada, sikap ditekankan disiplin,

untuk bersikap baik? Bentuk sikap apa kebersihan kelas, kerjasama

yang sering bapak/ibu suruh kepada dan menjaga keamanan dalam


siswa kelas agar tidak saling

bermusuhan.

4. Adakah bapak/Ibu menyuruh siswa Ada ibu terapkan, seperti siswa

melakukan sesuatu dan bertindak sesuai harus melakukan shalat dhuha,

dengan ajaran agama islam? Contohnya yasin, dan membaca asmaul

seperti apa bapak/ibu? husna.

5. Adakah bapak / ibu memberikan suatu Ada, tetapi bukan hukuman

hukuman kepada siswa karena adanya fisik akan tetapi berupa

kesalahan? Jika ada hukuman seperti memberi hukuman yang

apa bapak / ibu berikan? berbentuk teguran, menghafal

surat.

6. Adakah Bapak/ibu memberikan Ada, di nasehati ke orang

hukuman kepada siswa karena adanya tuanya dengan ibu menjumpai

perlawanan atau pelanggaran? Jika ada langsung orang tuanya untuk

hukuman seperti apa bapak/ibu berikan? dengan ibu menjumpai

langsung orang tuanya untuk

menanyakan kenapa sebab

anaknya begini, begitu dan ibu

telpon langsung.
7. Apakah bapak/ibu mengajak siswa yang Ada, jangan melakukan hal itu

telah bapak /ibu menasehati untuk tidak nak karena sesuatu itu nggak

melakukan hal yang sama lagi bagus dilakukan.

8. Menurut bapak /ibu apakah siswa sudah Sudah, cuman mereka sendiri

mengetahui dan memahami terhadap yang malas melakukannya,

peraturan yang telah diterapkan di seperti di kelas ada ibu buat

sekolah? prosedur cuma mereka lalai

dalan belajar.

9. Menurut bapak/ibu apakah orang tua Kalau di sekolah kadang-

siswa ada mengawasi anaknya baik di kadang ada dengan di kasih tau

sekolah maupun di rumah? kepada orang tua, saya kurang

tau kalau dirumah mungkin ada

seperti masalah pr ditanya.

10. Menurut bapak /ibu di sekolah ini sudah Sudah secara tegas, seperti

diterapkan kedisiplinan secara tegas? kemaren ada siswa yang telat

datang ke sekolah langsung

disuruh berdiri didepan, dan

yang enggak bawak peci

disuruh maju dan ditanyakan

kepada anak-anak tersebut.


Lampiran :8

GAMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA KELAS IV A

GAMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA KELAS IV B

GAMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA KELAS V A


GAMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA KELAS VB

GAMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA KELAS VI A

GAMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA KELAS VI A


GAMBAR WAWANCARA GURU KELAS IV A

GAMBAR WAWANCARA GURU KELAS IV B

GAMBAR WAWANCARA GURU KELAS V A


GAMBAR WAWANCARA GURU KELAS V B

GAMBAR WAWANCARA GURU KELAS VI A

GAMBAR WAWANCARA GURU KELAS VI B


GAMBAR WAWANCARA KEPALA SEKOLAH MIN 22 ACEH BESAR

SISWA MEMBACA ASMAUL HUSNA TIAP PAGI RABU

SISWA MELAKSANAKAN SENAM PAGI


GAMBAR SISWA DAN GURU MEMBACA YASIN SETIAP PAGI JUMAT

GAMBAR SISWA TERLAMBAT KE SEKOLAH

GAMBAR MENGIKUTI UPACAR


GAMBAR TERLAMBAT KE SEKOLAH

GAMBAR ANAKANAK MIN 22 ACEH BESAR

Anda mungkin juga menyukai