PROPOSAL TESIS
DISUSUN OLEH :
BELLA CHAIRUN
NUPUS
NIM. P2A622012
PROPOSAL TESIS
DISUSUN OLEH :
BELLA CHAIRUN
NUPUS
NIM. P2A622012
Jambi, 2023
Pembimbing I,
Jambi, 2023
Pembimbing II,
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang dan segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat berupa kesehatan, kesempatan dan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan sebuah Proposal Tesis yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Karakter Tangung Jawab Pada Muatan
IPAS Peserta Didik Kelas IV SDN 210/VI Merangin. Seterusnya shalawat
beriring salam tidak lupa kita kirm kan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan yang benar.
Penulisan Proposal Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat
guna memperoleh gelar Magister Pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penulisan Proposal Tesis ini masih jauh dari sempurna. Penulis juga
menyadari bahwa bimbingan, bantuan dan dorongan serta petunjuk dari berbagai
pihak telah banyak berperan dalam penulisan Poposal Tesis ini, sehingga
Proposal Tesis ini dapat penulis susun sebagai mana mestinya. Oleh karena itu
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati disertai dengan rasa tulus dan
ikhlas, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi –
tingginya kepada :
Rektor Universitas Jambi Bapak Prof. Drs. Sutrisno, M.Sc, Ph.D Dengan
ini penulis mendo’akan semoga segala kebaikan, dorongan, saran, nasehat dan
pertolongan mereka semua akan diberi berkah dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan proposal tesis ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan tesis ini.
Bapak Dr. Muhammad Sofwan, S.Pd. M.Pd Selaku pembimbing Tesis I
yang telah banyak mmberikan masukan, memberi waktu tenaga maupun pikiran
dalam mengarahkan dan memberikan bimbingan berupa saran-saran kepada
peneliti dalam menyelesaikan tesis ini
Ibu Dr. Dra. Destrinelli, M.Pd selaku pembimbing II yang tela memberi
banyak masukan, memberi waktu dan memberikan saran-saran kepada peneliti
dalam menyelesaikan Tesis ini.
Peneliti berharap semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan semangat, bantuan, waktu dan tenaga.
Amiin Yaa Robbal’alamin.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap tesis ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak dan semoga dapat memberikan kontribusi posistif
bagi pembaca dan dapat dijadikan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Jambi, Juni 2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................13
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................16
2.1. Kemampuan berpikir kritis......................................................................16
2.1.1 Pengertian Berpikir.........................................................................16
2.1.2 Kemampuan berpikir kritis.............................................................17
2.1.3 Karakteristik kemampuan berpikir kritis........................................17
2.1.4 Tahapan proses berpikir kritis........................................................19
2.1.5 Indikator kemampuan berpikir kritis..............................................20
2.2. Karakter Tanggung jawab........................................................................21
2.2.1 Pengertian tanggung jawab.......................................................................21
2.2.2 Karakter tanggung jawab................................................................21
2.2.3 Indikator karakter tanggung jawab.................................................22
2.3. Ilmu pengetahuan Alam dan Sosial.........................................................23
2.3.1 tujuan dan manfaat pembelajaran IPAS.........................................25
2.3.2 IPAS dalam profil pelajar pancasila...............................................27
2.4. Karakteristik siswa sekolah dasar............................................................29
2.5. Teori belajar.............................................................................................30
2.5.1 Teori belajar kontruktivisme..........................................................31
2.6. Model pembelajaran.................................................................................32
2.6.1 Ciri-ciri model pelajaran.................................................................34
2.7 Model pembelajaran problem based learning..........................................34
2.7.1 karakteristik problem based learning..............................................36
2.7.2 sintaks problem based learning.......................................................37
2.7.3 kelebian dan kekuranan problem based learning............................39
2.8 Penelitian Relevan....................................................................................41
2.8.1 Matrix Penelitian Relevan............................................................44
2.9 Kerangka Berpikir....................................................................................47
2.10 Hipotesis Tindakan...................................................................................50
2.11 definisi operasional....................................................................................50
i
3.4. Prosedur Penelitian.....................................................................................54
3.5. Tahap perencanaan.....................................................................................55
3.5.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan............................................................56
3.5.2 Tahap Observasi................................................................................58
3.5.3 Refleksi..............................................................................................58
3.6. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................58
3.6.1 Observasi...........................................................................................58
3.6.2 Tes.....................................................................................................59
3.6.3 Dokumemntasi..................................................................................59
3.7.Teknik Analisis Data..................................................................................64
3.7.1 Anaisis observasi RPP menggunakan Problem Based Learning......66
3.8.Kriteria Keberhasilan.................................................................................66
v
DAFTAR
v
DAFTAR
v
2
BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan abad 21. Pendidikan sebagai salah satu sektor terbesar untuk
meningkatkan potensi dan keterampilan peserta didik. Hal ini tertuang dalam
dan budaya, kreativitas, berpikir kritis, dan memecahkan masalah (Voogt dan
Roblin, 2010:15).
sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan. Dalam berpikir
kritis untuk peserta didik di sekolah sangat perlu dilakukan. Fraenkel (Sapriya:
3
146) menyatakan “bahwa orang akan berpikir kritis apabila mereka membuat
bahwa berpikir kritis merupakan istilah yang digunakan untuk suatu aktifitas
reflektif untuk mencapai tujuan yang memuat keyakinan dan perilaku yang
rasional. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah
suatu aktivitas berpikir yang rasional serta membuat keputusan atau pertimbangan
efektif.
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dapat membuat peserta didik melakukan
analisa dengan cara menemukan fakta yang terjadi dan mampu memberikan
argumen atau pendapat serta dapat mengambil keputusan yang tepat dan masuk
akal. Hal tersebut senada dengan Ennis (dalam Susanto), menjelaskan bahwa
keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Dengan
kritis juga harus di imbangi dengan karakter-karakter yang baik pada kegiatan
diciptakan oleh janji sendiri atau keadaan) yang seseorang harus penuhi, dan yang
5
menunjukkan karakter sebagai berikut: 1. Selalu mencari tugas dan pekerjaan apa
tanpa ada orang lain yang melihatnya. 7. Selalu berusaha berbuat sebaik mungkin.
situasi. Cara untuk berpikir dan bertindak, telah menjadi identitas diri dalam
melakukan dan berperilaku sesuai dengan apa yang yang baik menurut moral,
sama seperti: jujur, bertanggung jawab, dan mampu bekerja sama dengan baik.
kritis karakter tanggung jawab saling berkaitan erat karena karakter dipandang
baik dalam suatu perbuatan, sehingga menjadi karakteristik bagi setiap individu.
Individu dengan karakter adalah individu yang mampu membuat keputusan dan
siap bertanggung jawab atas setiap akibat/dampak dari keputusan yang telah
dibuat.
6
jawab pada proses Pembelajaran secara umum dan pada proses pembelajaran
psikomotorik peserta didik itu sendiri, dan akan berpengaruh terhadap semakin
peserta didik untuk mampu memiliki kemampuan berpikir kritis dan karakter yang
pembelajaran yang dibuat oleh guru harus diberikan dengan cara yang
Guru harus memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa, agar minat dan
bidang, tidak hanya akademik, tetapi juga non akademik (Vhalery et al., 2022).
sangat baik ketika dibarengi dengan kemampuan peserta didik dalam menjalankan
tanggung jawabnya, hal ini akan berdampak pada pelaksaan pembelajaran yang
dapat berjalan secara maksimal dan juga akan membuat kegiatan pembelajaran
sesuai dengan harapan guru, peserta didik, dan harapan Pendidikan secara umum.
dan IPS (Suhelayanti, 2023) selanjutnya disebut (IPAS) menjadi salah satu solusi
7
alam dan sosial merupakan konteks yang universal yang dapat digunakan sebagai
materi IPA dan IPS menjadi satu tema dalam pembelajaran. IPA yang
mempelajari tentang alam, pastinya juga sangat dengan kondisi masyarakat atau
penuhi oleh siswa, guru dan sekolah. Dalam kurikulum merdeka ada istilah yang
minimum yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran yan diterima pada
dasar terdiri dari 3 fase yaitu; fase A I,II,III, fase B untuk kelas III IV, fase C V,
dan VI. Salah satu capaian pembelajaran pada mata pelajaran IPAS fase B yaitu
peserta didik mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah ( baik tokoh
observasi awal di kelas IV SDN 210/VI Merangin, diketahui bahwa pada saat
secara aktif dalam proses pembelajaran IPAS dan guru merangsang keaktifan
pembelajaran
8
tersebut hanya didominasi olehsebagian peserta didik saja, sebagian peserta didik
kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas IV masih sangat rendah beberapa
peserta didik masih pasif belum berani mengemukakan pendapatnya dan sebagian
mampu memberi jawaban namun tidak dapat menjelaskan alasan atau pendapat
yang berkaitan dengan jawabannya, sehingga peserta didik terlihat kurang terlatih
untuk berpikir kritis dan belum terlibat dalam memecahkan suatu masalah. Hal ini
Kauchak (Dede Rosada, 2004) peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir
kritis yaitu; peserta didik mampu menganalis masalah dalam proses pembelajaran,
didik keas IV SDN 210/VI Merangin juga terlihat masih sangat rendah, hal ini
terlihat dari tanggung jawab peserta didik dalam belajar khususnya ketika
diberikan tugas baik itu tugas individu maupun kelompok tanggung jawab peserta
didik masih kurang, saat guru memberikan tugas, peserta didik tidak
disamping kanan dan kiri sehingga membuat suasana kelas menjadi tidak
Darmiatun , 2013) peserta didik yang memiliki karakter tanggug jawab yaitu;
disampaikan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Desiani, 2017: 169).
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan para
peserta didik dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata dan
peserta didik mencoba untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam model ini
pelajaran berfokus pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik,
proses atau hasil belajarnya, menunjukkan bahwa setiap mata pelajaran adalah
cara berpikir untuk memahami sesuatu dan tidak selalu bersumber dari guru atau
diyakini mampu melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan dapat
memupuk suatu tanggung jawab baik tanggung jawab terhadap diri sendiri
berpikir kritis dan karakter tanggung jawab karena mereka akan terlibat langsung
dalam pemecahan masalah yang menarik dan nyata. Dalam setiap proses
upaya mengatasi permasalahan belajar peserta didik pada muatan IPAS kelas IV
menggerakkan peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dan berpikir kritis,
Learning akan menggerakkan peserta didik menjadi pemikir yang kritis saat
berpusat pada peserta didik dan sistem pembelajaran menjadi lebih baik.
menggunakan masalah sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Model pembelajaran Problem Based
Learningini berorientasi pada masalah termasuk belajar. Tugas guru disini sebagai
agar peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka peneliti ingin
mengadakan
1
210/VI Merangin?
210/VI Merangin?
berikut :
karakter Tanggung Jawab Pada Muatan IPAS Kelas IV SDN 210/VI Merangin.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, baik
karakter
1
b. Sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang mengkaji masalah
kritis dan karakter Tanggung Jawab Pada Muatan IPAS Kelas IV SDN
210/VI Merangin.
Problem Based Learning penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik
dalam mengatasi masalah dan menjadi pelajar yang mandiri serta merangsang
kemampuan peserta didik untuk menemukan pengetuhan baru bagi mereka dan
kritis.
a. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
dalam kehidupan peserta didik. Guru dapat memilih masalah atau tantangan
yang relevan dengan kehidupan peserta didik, sehingga peserta didik dapat
210/VI Merangin
berpikir kritis dan karakter Tanggung Jawab Pada Muatan IPAS Kelas IV SDN
210/VI Merangin.
BAB II
LANDASAN TEORI
Presseissen berpikir adalah suatu proses kognitif dan proses mental untuk
penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran. Proses
berpikir terjadi ketika penggabungan persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam
pikiran, terjadi manipulasi mental karena adanya pengaruh dari luar membentuk
sebenarnya orang tidak pasif, tetapi jiwanya aktif berusaha mencari solusi. (sabri,
2000).
keterampilan berpikir dapat dilatih, seperti seorang atltit yang harus berlatih secara
seseorang untuk mengatasi suatu permasalahan yang menjadi hal positif bagi dirinya
maupun lingkungannya.
1
2.1.2 Kemampuan Berpikir Kritis
diperoleh dan digunakan untuk memecahkan masalah secara logika (Ma’rifah, 2014).
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir untuk dapat mengkritisi, memilih,
memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan alasan rasional dan dapat
(Yaumi, 2012), adalah suatu proses yang terorganisir dan dapat mengevaluasi fakta,
asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kemampuan kritis adalah suatu
fakta atau asumsi dan/atau logika dengan alasan rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan.
yang kurang efisien, mengoreksi kesalahan yang dibuat, mengambil inti dari suatu
bacaan, merumuskan pertanyaan mengenai hal yang belum jelas. Menurut Arief
Achmad, indikator berpikir kritis yang dikutip dari (Wade, 1995) mengidentifikasi
1
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
8. Mentoleransi ambiguitas
1. Mengenal masalah
masalah itu
6. Menganalisis data
1
yang lebih luas
12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal dan kualitas tertentu dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Clarification (Klarifikasi)
b. Assessment
Tahap dimana peserta didik memutuskan sumber yang kredibel, membuat dan
c. Inference
deduktifdan induktif.
d. Strategies (Strategi)
lain.
1
2.1.5 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengeksplorasi
3. Menentukan prioritas
4. Mengintegrasikan
Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang
melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang di tampilkan. Sedangkan doni koseoma
memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian, kepribadian diangap ciri atau
karakteristik atau gaya, atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari bentukan-
bentukan yang diterima dari lingkungan. Secaraetimologi, istilah karakter berasal dari
bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan
individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
2
siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Tanggung
jawab muncul sebagai akibat dari adanya penggunaan hak dan kewajiban bagi
yang baik adalah berada dalam pertimbangan yang selaras dan serasi dengan
kewajiban.
(ditugaskan oleh seseorang, atau diciptakan oleh janji sendiri atau keadaan) yang
kegagalan”.
Berdasarkan pendapat para ahli tanggung jawab ialah suatu sikap atau perilaku
mereka memiliki tanggung jawab untuk belajar sebagai generasi penerus bangsa
yang intelek dan berkarakter. Tanggung jawab juga harusberasal dari dalam hati dan
2
1. Melaksanakan tugas individu dengan baik,
6. Menepati janji,
sebagai berikut:
1. Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun
tertulis,
Sementara itu substansi nilai karakter tanggung jawab yang ada pada SDN 210/VI
antara lain:
2
c. Tidak menudu orang lain tanpa bukti yang akurat
materi IPA dan IPS menjadi satu tema dalam pembelajaran. IPA yangmempelajari
tentang alam, pastinya juga sangat dengan kondisi masyarakat atau lingkungan,
Berikutnya (Susanto, 2013) mengatakan bahwa sains atau IPA adalah cabang
ilmu dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
suatu kesimpulan. Hal ini berarti Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
kompleks dan kehidupan yang dicapai melalui eksperimen untuk membuat penemuan
merupakan konsep pembelajaran sains dengan situasi lebih alami dan situasi dunia
nyata peserta didik serta mendorong peserta didik membuat hubungan antar cabang
sains dan antara pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik dengan kehidupan
2
sehari-hari.
Sementara itu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMA/MA. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitandengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi,
dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta
ilmu pengetahuan sosial merupakan kajian ilmu-ilmu sosial secara terpadu yang
didik dapat nilai-nilai yang baik sebagai warga negara yang bermasyarakat sehingga
mereka dapat menjadi warga negara yang baik berdasarkan pengalaman masa lalu
yang dapat dimasa kini, dan antisipasi untuk masa yang akan datang karena aktivitas
manusia dapat dilihat dari dimensi waktu yang meliputi masa lalu,sekarang dan masa
depan.
Di samping itu, tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS) adalah peserta didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan profil
1. Mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu
untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta
2
2. Berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam,
ke waktu.
suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota
sekitarnya.
kurikulum, yang memadukan materi IPA dan IPS menjadi satu temadalam pembelajaran. IPA
tentunya akan bermanfaat dalam upaya pemerintah dalam meningkatkan literasi dannumerasi
2
pembelajaran IPAS pada proses pembelajaran :
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Untuk lebih memahami manfaat dalam
mempelajari pembelajaran IPAS maka kita perlu memahami manfaat dari Ilmu
2) Manfaat dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar kita bisa
alam. Selain itu, ada beberapa manfaat lagi dari mempelajari ilmu ini, berikut
4) Memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam kehidupan sehari-
hari.
alam di sekitar.
7) Konsep yang ada dalam Ilmu Pengetahuan Alam berguna untuk menjelaskan
permasalahan tersebut.
8) Membangun rasa cinta terhadap alam yang telah diciptakan oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
2
10) Dapat memberikan pengetahuan tentang teknologi dan dampak serta
zaman ke zaman.
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
ilmiah.
agar kita mampu mengembangkan pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan
pertumbuhan masyarakat Indonesia masa lampau hingga kini sehingga kita bangga
Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) (suhelyati,
2
Pelajar Pancasila dan dapat:
1. Mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu
ke waktu.
suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota
sekitarnya
kurikulum, yang memadukan materi IPA dan IPS menjadi satu tema dalam
pembelajaran. IPA yang mempelajari tentang alam, pastinya juga sangat dengan
2
kondisi masyarakat atau lingkungan, sehingga memungkinkan untuk diajarkan
karakteristik peserta didik yang berada rentang usia 6-13 tahun. Menurut
(Suryabrata, 2012) Tahapan perkembangan anak usia sekolah terdapat dua masa
perkembangan, yaitu 1). Masa kelas rendah yaitu siswa usia 6-10 tahun berada
pada kelas I, II, dan III. 2). Masa kelas tinggi sekolah dasar yaitu usia 10-13 tahun
berada pad akelas IV, V dan VI. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik
sennag bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung.
diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik, (2). Membuat hidup sehat, (3).
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok. (4) belajar menjalankan peran
sosial sesuai dengan jenis kelaminnya. (5). Belajar membaca, menulis dan
konsep untuk berpikir efektif. (7) mengembangkan kata hati dan nilai-nilai moral.
2
2.5 Teori Belajar
Belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Proses belajar
terjadi melalui banyak cara baik sengaja maupun tidak sengaja dan dapat berlangsung
sepanjang waktu. Perubahan tersebut hasil dari proses belajar dapat melalui
kecakapan, dan kemampuannya. Menurut Hosnan (2014) belajar adalah proses usaha
yang dilakukan sesorang untuk memperoleh perubahan yang baru sebagai hasil
(2016) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilalui manusia untuk membuat
suatu perubahan baru dalam tingkah lakunya secara keseluruhan, yang bersumber dari
pengetahuan yang diperoleh dengan pengetahuan baru dan proses yang dibuat berdasarkan
suatu perubahan, tingkah laku, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai
pengalaman yang di dapatkan dari meteri-materi pembelajaran. Belaajr yang baik adalah
belajar yang bermakna bagi siswa dan siswa mengalamisendiri kejadian yang merupakan
3
kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan
fasilitasi orang lain, sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk
belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain
Teori konstruktivis secara logis bisa dikatakan sebagai landasan teori dari
model Pembelajaran Problem Based Learning karena peserta didik harus menemukan
sendiri suatu pemahaman dari pengetahuan yang didapat dan mengkonstruksi serta
sesuai dengan teori belajar konstruktivis, yaitu bukan hanya sebagai pemberi
3
2.6 Model Pembelajaran
merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
dikelas atau yang lain. Model Pembelajaran adalah cara atau bentuk pembelajaran
serta pedoman yang disusun secara sistematis selama proses pembelajaran untuk
pelajaran yang disampaikan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Desiani,
pembelajaran ( S h a d i q , 2 0 0 9 ) .
sistematis dalam mengelompokkan pengalaman belajar agar tercapai tujuan dari suatu
setra para guru dalam melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian adanya model pembelajaran ini agar kegiatan dalam belajar mengajar
tersusun secara sistematis dan dapat tercapai pada tujuan. (majid, 2020)
3
perangkat perbelajaran termasuk didalamnya referensi buku, komputer, film,
kurikulum dan lain-lain (ningsih, 2020) Fungsi dari model pembelajaran ini adalah
sebagai pegangan atau pedoman bagi para pegajar amupun perancang pembelajaran
didalam kelas.
b. Menurut Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material atau
kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah salah satu suatu yang dirancang untuk
mendesain proses dari belajar mengajar didalam kelas, baik dari segi alat- alat yang
3
digunakan, kurikulum yang dipakai, dan stratgi atau metode yang dipakai guna
membantu siswa agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
mendorong peserta didik pada pemecahan masalah lewat tahap-tahap ilmiah seperti
membuat laporan. Tahap-tahap metode ilmiah ini juga termasuk kedalam indikator
3
berpikir kritis. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaran ini bisa
2012).
digerakkan untuk lebih aktif dan mampu mempergunakan kemampuan berpikir dan
mengoptimalkan berpikir kritisnya. Peserta didik tidak lagi pasif saat memperoleh
bahwa model Problem Based Learning bisa meningkatkan karakter tanggung jawab
dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pada pembelajaran Problem Based
Learning, masalah dijadikan perangsang dan pusat peserta didik saat pembelajaran.
3
tersebut hingga menemukan penyelesaiannya secara rasional. Sehingga proses
Karakteristik umum dari problem based learning adalah masalah sebagai awal
sekitar untuk menarik minat peserta didik dalam menyelesaikan masalah (Wahyudi,
2012). Ciri-ciri model problem based learning (Hosnan, 2016) ,antara lain sebagai
berikut:
nyata
8. peserta didik bertugas menyusun hasil penelitianya dalam bentuk karya dan
3
2.7.2 Sintaks atau Langkah-langkah Model Problem Based Learning
learning yaitu :
yang diangkat hendaknya kontekstual dan bisa ditemukan sendiri oleh peserta
penghargaan serta masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi.
3
Tabel 1Tabel Sintaks problem based learning
No Langkah Kerja Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
Orientasi peserta Guru menyampaikan masalah yang akan Kelompok mengamati dan
1. didik pada masalah dipecahkan secara kelompok. Masalah yang memahami masalah yang
diangkat hendaknya kontekstual. Masalah disampaikan guru atau yang
bisa ditemukan sendiri oleh peserta didik diperoleh dari bahan bacaan yang
melalui bahan bacaan atau lembar kegiatan. disarankan.
Mengorganisasikan Guru memastikan setiap anggota memahami Peserta didik berdiskusi dan
2. peserta didik untuk tugas masing-masing. membagi tugas untuk mencari data/
belajar. bahan-bahan/ alat yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah.
Membimbing Guru memantau keterlibatan peserta didik Peserta didik melakukan
3.
penyelidikan individ dalam pengumpulan data/ bahan selama penyelidikan (mencari data/
u proses penyelidikan. referensi/ sumber) untuk bahan
maupun kelompok. diskusi kelompok.
Guru memantau diskusi dan membimbing Kelompok melakukan diskusi untuk
4. Mengembangkan pembuatan laporan sehingga karya setiap menghasil-kan solusi pemecahan
dan kelompok siap untuk dipresentasikan. masalah dan hasilnya
menyajikan hasil dipresentasikan/disajikan dalam
karya. bentuk karya.
Menganalisis dan Guru membimbing presentasi dan Setiap kelompok melakukan
5.
mengevaluasi proses mendorong kelompok memberikan presentasi, kelompok yang lain
pemecahan masalah. penghargaan serta masukan kepada memberikan apresiasi. Kegiatan
kelompok lain. Guru bersama peserta didik dilanjutkan dengan merangkum/
menyimpulkan materi. membuat kesimpulan sesuai dengan
masukan yang diperoleh dari
kelompok lain.
3
3
kelebihan, diantaranya :
pengetahuan baru.
diantaranya:
dipelajari,
dalam pembelajaran tapi disisi lain guru harus melibatkan Peserta didik
masih saja dapat di nilai tidak semua materi pelajaran dapat di sajikan
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada siswa sekolah
dasar (penelitian tindakan kelas pada tema 9 indahnya keberagamaan siswa kelas 6
SDN 003 batu bersurat kec. XIII koto kampar) Metode penelitian iniadalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat
dua pertemuan dan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni selama dua minggu 2021.
Subjek penelitian ini siswa kelas IV yang berjumlah 14 siswa. Dengan jumlah laki-
laki 4 siswa, dan siswa perempuan 10 siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes,
kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus, dimana
berpikir kritis siswa materi bentuk keberagaman yang terikat persatuan dan kesatuan
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas IV MI Al-
siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV MI Al-Falah Teratak. Salah satu solusi
4
untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas IV MI Al-Falah Teratak. Metode penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap
siklus terdiri dari dua pertemuan dan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, refleksi, dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September jumlah
pengumpulan berupa dokumentasi, observasi, dan tes. Pada siklus I hasil kemampuan
berpikir kritis siswa tergolong kurang dengan persentase50%. Selanjutnya pada siklus
II dengan persentase 90% dengan kategori sangat baik. Dari 10 orang siswa hanya 9
orang siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 80%. Dengan demikian dapat
Learning Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Siswa Pada
digunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN Asmi sebanyak 35 siswa.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan peningkatan sikap tanggung jawab dan
hasil belajar pada setiap siklusnya. Hasil penelitian pada siklus I rata- rata sikap
4
tanggung jawab yaitu sebesar 68% (cukup) sedangkan nilai rata-rata hasil belajar
siswa yaitu sebesar 68 (54% skor siswa mencapai KKM), pada siklus II diperoleh
rata-rata sikap tanggung jawab sebesar 87% (baik) sedangkan nilai rata-rata hasil
belajar siswa yaitu sebesar 80,4 (92% skor siswa mencapai KKM). Berdasarkan
analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka dapat disimpulkan
tematik meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung. Dengan demikian pendekatan PBL dapat
dijadikan sebagai alat bantu untuk meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV sekolah dasar. Kata kunci:
Berbantuan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Ips Peserta Didik Kelas Iv Sd Negeri 002 Sebatik Utara Kabupaten Nunukan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS melalui penerapan model Problem-
Based Learning berbantuan metode Mind Mapping pada peserta didik kelas IV
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari aspek yang diteliti di setiap
siklus II sebesar 94,58%. Demikian juga aktivitas peserta didik pada siklus I sebesar
hasil belajar kognitif pesertadidik pada siklus I sebesar 76,19% meningkat pada
aktivitas guru, aktivitas peserta didik dan hasil belajar kognitif pada pembelajaran
IV SD Negeri 002
Sebatik Utara Kabupaten
Nunukan
penelitian yang akan dilaksanakan tidak ada yang sama dengan peneltian
sebelumnya, perbedaan dengan penelitian yang ada yaitu inovasi dalam penggunaan
telah ada. Untuk itu peneliti fokus pada penggunan model pembelajaran Problem
tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan. Dalam peraturan ini di pasal
penilaian sikap.
IV terkait dengan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab dengan
dan kualitatif. Setelah data diolah, akan didapatkan kesimpulan. Berikut bagan
PP
PP
LKPD
Bahan / Materi Ajar
Media ( Laptop, Infocus, TampianPPT, Vidio Pmebelajaran
Instumen Penilaian
Berpikir kritis yang dimaksud dalam peneliti ini sesuai dengan indikator
aspek sesuai dengan indikator karakterisik karakter tanggung jawab menurut SDN
hasil.
peneitian ini berupa materi yang meliputi keragaman budaya kearifan lokal,
METODOLOGI PENELITIAN
karakter tanggung jawab dan peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning pada mata pelajaran IPAS peserta didik kelas IV SDN
210/VI merangin. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka jenis peneltian yang
digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut (suryadi,
2012) penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris, yaitu classroom Action
suatu penceratan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja di
munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut ahli yang sama
praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka
dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan
tindakan kelas yang selanjutnya disebut PTK adalah penelitian yang mengangkat
5
masalah-masalah yan aktual yang diangkat oleh para guru yang merupakan
pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan dapat
Waktu pelaksanaan PTK ini akan dilaksanakan pada semester Genap Tahun
10 peserta didik dengan 4 laki-laki dan 6 perempuan. Dalam penelitian ini semua
dengan subjek kelas IV yaitu karena rendahnya kemampuan berpikir kritis dan
rendahnya karakter tanggung jawab siswa terutama pada mata pelajaran IPAS.
5
3.4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Kemmis & Taggart yang terdiri dari
tidak tercapai maka digunakan siklus 3 jika di perlukan. Setiap siklusnya terdiri
dari dua pertemua. Siklus akan dihentikan apabila peserta didik mengalami
peningkatan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab dengan kata
siklus diakuan 2 kali pertemuan dalam alokasi waktu 2 X 35 menit setiap pertemuannya.
Tahap perencanaan penelitian ini menerapkan metode penelitian tindakan kelas model
Gambar 2. Spiral penelitian tindakan kelas model kemmis & Mc Taggart ( Aries dan Haryono,
2012;125)
5
3.5. Tahap Perencanaan
berikut:
1. Peneliti meminta izin kepada pihak sekolah dan wali kelas IV yang bersangkutan
5
Learning. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
c. Guru mengajak semua peserta didik untuk menyanyikan lagu Wajib Nasional
pembelajaran
e. Guru memberikan motivasi atau semangan kepada peserta didik agar lebih
2. Kegiatan Inti
4) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang peserta didik Guru
5
5) Guru meminta peserta didik yang mempelajari skenario pembelajaran dari
setiap kelompok
pembelajaran
7) Setiap kelompok yang tidak tampil akan diberika lembar kerja berupa
3. Kegiatan penutup
memberikan kesimpulan.
4. Tahap observasi
perekaman tindakan yang dilakukan dengan cara melakukan observasi selama pelajaran
berlangsung dan melakukan observasi sesuai dengan format yang telah dipersiapkan.
5
5. Refleksi
tindakan berupa uraian terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses
yang terjadi dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana
bagi tindakan siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka akan
tujuan dari penelitian yaitu mendapatkan data. Penelitian yang akan dilakukan,
3.6.1 Observasi
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Observasi dilakukan selama proses
membuat lembar catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran
adalah kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab peserta didik pada
berpikir kritis dan karakter tanggung jawab peserta didik yang dilakukan selama
5
proses pembelajaran berlangsung, selain itu observasi juga difokuskan pada
Learning.
3.6.2 Tes
didik, dalam penelitian ini tes dilakukan di akhir siklus untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Tes yang digunakan berupa esay. Soal tes
3.6.3 Dokumetasi
sumber apapun, baik yang bersifat tulisan atau lisan ataupun gambaran Nilamsari
foto,rekaman gambar, serta kegiatan siswa pada saat kegiatan belajar menggunakan
berpikir kritis dan karakter tangung jawab pada mata pelajaran IPAS di sekolah
jumlah pesrtra didik dalam kelas, letak geografis serta dokumentasi di SDN 210/1V
Merangin. Peneliti menggunakan kamera ponsel pribadi untuk mengambil data atau
5
3.6.4 Lembar Observasi
Lembar observasi ini berupa daftar catatan yang mengarah pada kemampuan
muatan IPAS. Observasi yang dilakukan meliputi beberapa aspek, sesuai dengan
2004 ) yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengeksplorasi
3. Menentukan prioritas
4. Mengintegrasikan
kemampuan berpikir kritis peserta didik pada lembar observasi. Adapun pedoman
atau kriteria penilaian skor kemampuan berpikir kritis pada proses pembelajaran
berikut adalah kisi-kisi lembar observasi kemampuan berpikir kritis (critical thinking)
6
Tabel 3 Tabel kisi kisi lembar observasi kemampuan berpikir kritis
Lembar observasi ini berupa daftar catatan yang mengarah kepada karakter
tanggung jawab peserta didik dalam proses pembelajaran IPAS. Observasi yang akan
kemampuan berpikir kritis pada lembar observasi. Adapun pedoman atau kriteria
penilaian skor kemampuan berpikir kritis peserta didik pada proses pembelajaran
6
berikut adalah kisi-kisi lembar observasi karakter tanggung jawab :
No
No Aspek Indikator
item
1 Menjaga lingkungan belajaragar tetap Masuk kelas tepat waktu 1
kondusif Tidak mmbicarakan hal-hal diluarkontek 2
pembelajaran
2 Melaksanakan tugas sebaik-baiknya Bekerja sama sesuai petunjuk dalam 3
mengerjakan tugas kelompok\ Menyelesaikan
semua tugas dan latihan yang menjadi tanggung 4
jawabnya
Menggunakan berbagai sumberpembelajaran
dalam mengerjakan tugas 5
terhadap guru dengan menjawab sebenarnya sesuai dengan apa yang peneliti lihat
dengan cara memberikan tanda (x) pada kolom angka yang menggambarkan guru
tersebut.
6
Tabel 5 tabel lembar rencana evaluasi observasi
No Kompetensi 1 2 3 4
1. Guru menyusun Rencana Pembelajaran Problem
Based Learning dengan lengkap
6
9 Guru membuat dan menerapkan proses diskusi, ice
breaking, dan permainan dalam pembelajaran
10. Guru melaksanakan penilaian otentik berbasis HOTS,
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
Keterampilan
Data hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik di analisis dengan
6
menggunakan tingkat ketuntasan individual dan klasikal. Untuk mengetahui apakah
terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis dan karakter tangung jawab peserta
didik melalui penerapan pendekatan kemapuan berpikir kritis dan karakter tanggung
jawab. Perolehan skor untuk kemampuan berpikit kritis dan karakter tangung jawab
jawab. Berikut rumus presentase untuk skor kemampuan berpikir kritis dan
a. Presentase
menggunakan rumus :
b. Frekuensi penilaian kemampuan berpikir kritis dan karaker tanggung jawab siswa
Tabel 7 Tabel frekuensi penilaian kemampuan berpikir kritis dan tanggung jawab
Nilai Kategori
Sangat berpikir kritis dan
85, 99-100
tanggung jawab
70,00-84,99 Berpikir kritis dan tanggung jawab
Cukup berpikir kritis dan
55,00-69,00
tangung jawab
Kurang berpikir kiritis dan
40,00-54,99
tanggung jawab
0,00-39,99 sangat kurang berpikir kritis dan tanggung jawab
(Sumber : Adaptasi dari Aries dan haryono (2012:95)
6
6
Based Learning
(2012:95) dibawah
ini:
Σ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑i𝑐𝑎𝑝𝑎i
Σ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%
Nilai Kategori
85,99-100 Sangat Terlaksana
70,00-84,99 Terlaksana
55,00-69,00 Cukup Terlaksana
40.00-54,99 Kurang Terlaksana
0,00-39,99 Sangat Kurang Terlaksana
( Sumber: adaptasi dari Aries dan Haryono,2012:95)
Kemampua berpikir kritis dan karakter tanggung jawab dari kondisi awal, setelah
6
adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab dengan
mengguakan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada muatan IPAS kelas
Kriteria ketuntasan individu adalah minimal pada skala 65% atau berkualitas
“baik” dengan point tertinggi 100. Penelitian ini dianggap berhasil apabila minimal
65% dari jumlah seluruh siswa sudah mencapai target dari indikator yang sudah di