Anda di halaman 1dari 37

“STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MEMBANTU SISWA

MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR LANJUTAN STUDI”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Seminar BK

Dosen Pengampu:

Drs. Syaiful Bahri, M.Pd

Nurbaity, S.Pd., M.Ed

Disusun Oleh:

Ulanta Sabilla

2006104030030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah sehingga saya dari Tim 4 dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Seminar BK dengan judul “Strategi Guru Bimbingan Dan Konseling Membantu
Siswa Membuat Keputusan Karir Lanjutan Studi”, Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya yang selalu istiqamah di jalanNya. Semoga pula tercurah atas keluarga
dan sahabat yang menjadi sumber ilmu dan hikmah.

Dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pengampu bapak
Drs. Syaiful Bahri, M.Pd dan Ibu Nurbaity, S.Pd., M.Ed , Selaku dosen pengampu
pada mata kuliah Seminar BK yang telah banyak membantu, serta meluangkan waktu,
tenaga, dan pikirannya untuk membimbing saya, sehingga tersusun makalah ini
sebagaimana yang diharapkan, dan seluruh teman-teman yang telah turut memberikan
pendapat, motivasi, dan bantuan lainnya semasa saya menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, Saya menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan
wawasan yang kelompok miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 22 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1 Bimbingan dan Konseling .................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling .............................................. 4
2.1.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling .................................................... 6
2.1.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling ..................................................... 8
2.1.4 Layanan Bimbingan dan Konseling ................................................ 9
2.1.5 Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling ..................................... 11
2.1.6 Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling ................................... 13
2.1.7 Tugas Pokok Guru Bimbingan dan Konseling ................................ 14
2.2 Keputusan Karir .................................................................................. 15
2.2.1 Pengertian Keputusan Karir.............................................................. 15
2.2.2 Gaya Pengambilan Keputusan Karir ................................................ 16
2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Karir .............................................. 20
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir .................................. 21
2.2.5 Lanjutan Studi .................................................................................. 22
2.3 Strategi Guru Bimbingan dan Konseling Membantu Siswa Membantu
Keputusan Karir Lanjutan Studi .......................................................... 24
2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 25
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 31
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 31
3.2 Saran…………………………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi individu dalam mencapai
tujuan hidupnya, seperti meningkatkan keterampilan, mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Pendidikan
lanjutan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
proses kelanjutan pendidikan siswa, pendidikan lanjutan bagi siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA) untuk tetap melanjutkan proses pembelajarannya ke
perguruan tinggi. Perencanaan pendidikan lanjutan perlu direncanakan sejak
pendidikan dasar agar siswa mampu mempertimbangkan hal-hal yang menjadi
masalah dan hambatan dalam memilih dan menentukan pendidikan lanjutannya
ke perguruan tinggi.
Lanjutan pendidikan siswa SMA selanjutnya setelah SMA adalah perguruan
tinggi, dalam memilih jurusan yang sesuai dengan karakteristik siswa, diperlunya
peran guru bimbingan dan konseling. Akan tetapi problematika yang dihadapi
pada masa ini adalah menurunnya minat siswa SMA dalam melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi . menurutnya minat siswa dalam melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi datang dari berbagai faktor, baik itu dari
lingkungan keluarga, lingkungan sosial, maupun dari media yang bertebaran di
luar sana, yang mengatakan bahwa kuliah itu tidak menjamin kesuksesan,
sebenarnya yang menjamin suksesnya seseorang adalah bagimana seseorang bisa
memanfaatkan SDM yang ia miliki. Salah satu caranya untuk meningkatkan SDM
adalah dengan menempuh pendidikan lanjutan di perguruan tinggi. Dengan
menempuh pendidikan di perguruan tinggi akan menambah wawasan serta
pengalaman.
Mengenai perihal ini, perlunya strategi guru BK( Bimbingan dan Konseling)
dalam membantu siswa membuat keputusan karir. Salah satu hal yang bisa saya
lakukan adalah dengan membuat makalah ini, yang nantinya akan menjadi
pedoman bagi guru BK dalam membantu siswa membuat keputusan karir lanjutan
studi.

1
Pada era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pendidikan menjadi
faktor kunci dalam mempersiapkan individu untuk sukses dalam karir mereka.
Oleh karena itu, keputusan karir menjadi semakin penting bagi siswa untuk
mengejar karir yang tepat dan memenuhi tujuan hidup mereka. Namun, membuat
keputusan karir yang tepat bisa menjadi tugas yang menakutkan bagi siswa karena
banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti bakat, minat, nilai, dan peluang
karir di masa depan.
Di sinilah peran guru bimbingan dan konseling sangat penting. Guru
bimbingan dan konseling berperan sebagai mentor dan pembimbing yang
membantu siswa dalam memahami minat dan bakat mereka, memperluas
wawasan tentang karir yang tersedia, dan memberikan panduan dalam memilih
program studi yang sesuai di perguruan tinggi. Strategi yang tepat dalam
bimbingan dan konseling dapat membantu siswa mengatasi kebingungan dalam
memilih karir dan meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk mengambil
keputusan yang tepat.
Oleh karena itu, strategi efektif yang diberikan oleh bimbingan dan konseling
sangat penting untuk membantu siswa dalam membuat keputusan karir. Dalam
makalah ini, saya akan membahas strategi yang digunakan oleh guru bimbingan
dan konseling dalam membantu siswa memilih karir yang tepat di perguruan
tinggi
Dengan mengetahui strategi yang dapat diberikan oleh guru bimbingan dan
konseling kepada siswa dalam pengambilan keputusan karir. Maka saya tertarik
untuk membuat makalah agar dapat lebih memahami betapa pentingnya memilih
jalur karir dan perguruan tinggi yang tepat untuk masa depan individu. Selain itu,
makalah ini juga diharapkan dapat ikut serta dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar dapat memberikan
dukungan yang memadai bagi siswa dalam memilih karir dan perguruan tinggi
yang sesuai. Dengan demikian, makalah ini dapat menjadi latar belakang yang
baik untuk memahami pentingnya strategi guru bimbingan dan konseling dalam
membantu siswa mengambil keputusan karir dan mencapai tujuan hidupnya.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan diatas, maka rumusan
masalah adalah bagaimana strategi guru bimbingan dan konseling membantu siswa
membuat keputusan karir lanjutan studi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah
untuk mengetahui bagaimana strategi guru bimbingan dan konseling membantu
siswa membuat keputusan karir lanjutan studi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang di harapkan dari makalah ini yaitu makalah ini dapat
menambah informasi baru, wawasan dan pengetahuan yang dapat memperkaya
ilmu pengetahuan. Dan juga makalah ini dapat menjadi sumber referensi dan
pengetahuan yang baru yang dapat di gunakan pada saat mau melakukan
penelitian mengenai ” Strategi Guru Bimbingan Dan Konseling Membantu Siswa
Membuat Keputusan Karir Lanjutan Studi”

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bimbingan dan Konseling


Kebutuhan layanan pendidikan tidak hanya berasal dari ilmu pengetahuan saja
seperti kimia, fisika, biologi, matematika, dan pelajaran lainnya, tetapi ditinjau
juga dari kebutuhan psikologis terlebih di masa dengan tekhnologi yang
berkembang begitu pesatnya. Perkembangan tekhnologi yang terus maju sejalan
dengan perkembangan yang menyeluruh dalam tatanan kehidupan masyarakat
sebagai konsekuensi kehidupan yang berkemajua. Bimbingan dan konseling dapat
dielajari oleh semua orang yang berkeinginan membantu perkembangan peserta
didik, seperti halnya guru, dan orangtua peserta didik. Berhasilnya seseorang
dalam memahami materi mengenai bimbingan dan konseling dapat meningkatkan
penguasaan dan pemahaman serta keterampilan kognitif dalam membantu peserta
didik untuk mengembangkan aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Dalam
mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai bimbingan dan konseling perlu
didukung dengan tersedianya sumber yang relevan.
2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan
Bimbingan merupakan kegiatan pemberian bantuan yang dilakukan
oleh tenaga ahli kepada sesorang atau sekelompok orang, baik anak-anak,
remaja atau dewasa, gar dapat mengembangkan potensi diri secara mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan diri, sarana yang ada serta dikembangkan
berdasarkan norma yang berlaku (Prayitno & Amti, 2004: Syukur).
(Susanto:2018) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
konseli secara kontinu dan sistematis dilakukan oleh seorang profesional
(konselor), yang bertujuan untuk membantu proses pengembangan potensi
diri, pemahaman diri, pengarahan diri, serta penyesuaian diri agar
mencapai pengembangan secara optimal melalui pola-pola sosial yang
dilakukannya sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Pola pola sosial yang dimaksud adalah pola pola dimana individu tersebut
dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

4
(Rahman, dkk: 2021) Bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan kepada individu atau kelompok individu yang diberikan oleh orang
yang ahli dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuannya
berdasarkan kekuatan-kekuatan yang ada dalam dirinya yang dapat
dikembangkan berdasarkan aturan dan nilai yang berlaku.
Dari pengertian bimbingan yang telah di jelaskan dari para ahli, dapat
di ambil kesimpulan bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan atau bimbingan yang dilakukan oleh seorang ahli atau kelompok
ahli yang bertujuan untuk membantu individu atau kelompok individu
dalam mengembangkan potensi diri, memahami diri, lingkungan,
mengatasi hambatan, serta menentukan rencana masa depan yang lebih
baik.
2. Konseling
(Yarmis, 2018) Konseling merupakan pelayanan bantuan oleh tenaga
profesional kepada seorang atau sekelompok individu untuk
pengembangan kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu dengan fokus
dengan fokus pribadi yang mandiri dan memiliki pengendalian diri melalui
pelaksanaan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan
pendukung BK dalam proses pembelajaran.
(Susanto:2018) Konseling merupakan kegiatan tatap muka antara
konselor dan konseli dalam rangka pemberian bantuan yang dilakukan
untuk memahami diri dan permasalahan yang dihadapinya yang
merupakan sebuah proses terpadu dari bimbingan.
(Henni:2019) Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada
seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh
konselor kepada individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang
mandiri.
Dari pengertian konseling yang telah di jelaskan dari para ahli, dapat di
ambil kesimpulan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan
oleh konselor kepada individu atau sekelompok individu dengan tujuan
membantu pengembangan kehidupan efektif sehari-hari, melalui kegiatan
tatap muka yang terpadu dengan bimbingan, dan berbagai jenis layanan

5
konseling serta kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam proses
pembelajaran.
3. Bimbingan dan Konseling
Nur (2018) menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling merupakan
suatu proses pemberian dukungan, bantuan, dan arahan yang dilakukan
oleh konselor atau guru bimbingan konseling (BK) untuk membantu siswa
dalam mengatasi berbagai masalah, baik di dalam maupun di luar
lingkungan sekolah.
Alwasilah (2019) menyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah
suatu bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh konselor dan konseli
untuk membantu konseli dalam mengembangkan kemampuan diri,
meningkatkan kesadaran diri, dan mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi.
Dari pengertian bimbingan dan konseling yang di jelaskan dari para
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan
suatu proses intervensi yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan
dan Konselor untuk membantu individu atau kelompok dalam mengatasi
masalah, mencapai tujuan, dan mengembangkan potensi mereka. Selain
itu, pengertian-pengertian tersebut juga menekankan bahwa bimbingan dan
konseling merupakan suatu proses interaksi antara konselor atau guru
bimbingan dan konseli dengan konseli, yang bertujuan untuk membantu
mereka meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kesejahteraan
psikologis dan emosional
2.1.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling
(Abu Bakar : 2010) Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan
tahap perkembangan yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan bakat,
berbagai latar belakang yang ada seperti latar belakang keluarga, pendidikan,
dan status sosial ekonomi.. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa tujuan
khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum yang
diakitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu
yang bersangkutan, sesuai dengan kopleksitas bimbingan dan konseling adalah

6
untuk mencapai tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karir
1. Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam Aspek Karir
(Fuadi:2021) Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling dalam
mengembangkan aspek karir peserta didik, antara lain agar peserta didik:
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan
bidang-bidang dan jenis pekerjaan.
Tujuan ini bertujuan agar peserta didik dapat memahami potensi dan
minat mereka secara lebih baik sehingga dapat menentukan bidang-
bidang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
b. Memiliki sikap positif terhadap duni kerja, artinya mau bekerja dalam
bidang apapun tanpa merasa rendah diri asal bermanfaat serta sesuai
dengan norma dan agama yang diyakini.
c. Memiliki kemampuan membentuk identitas karir dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan dan persyaratan yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraaan kerja.
d. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran sesuai minat,
kemampuan, dan kondisi sosial ekonomi.
e. Dapat membentuk pola-pola karir yaitu kecenderungan arah karir.
f. Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.
(Anwar:2019) menyatakan bahwa bahwa tujuan bimbingan dan
konseling dari segi aspek karir yaitu:
a. Memiliki pemahaman diri yang terkait dengan pekerjaan
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja
d. Memahami relevansi kompetensi dasar dengan persyaratan keahlian
atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya di
masa depan.

7
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.
g. Dapat membentuk pola atau kecenderungan arah karir yang relevan
baginya
h. Mengenal dan memahami minat, kemampuan, dan keterampilannya
dalam bidang-bidang pekerjaan, dan memiliki kemampuan atau
kematangan untuk mengambil keputusan karir.
2.1.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling
(Fuadi;2021) mengemukakan bahwa fungsi bimbingan dan konseling
yaitu:
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman merupakan fungsi yang bertugas untuk membantu
peserta didik memahami diri dan lingkungan yang lebih luas.
2. Fungsi Pencegahan
Fungsi Pencegahan merupakan fungsi untuk membantu peserta didik
mampu mencegah dan menghindari akan berbagai permasalahan yang
dapat menghambatnya sehingga timbul kesulitan dalam perkembangan
dirinya.
3. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan merupakan fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi atau mengentaskan permasalahan yang dialaminya.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan merupakan fungsi untuk
membantu dan menghasilkan terkembangnya dan terpeliharanya berbagai
potensi dan kondisi positif terhadapa anak didik.
5. Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi merupakan fungsi untuk membantu peserta didik
mendapatkan suatu pembelaan atas kepentingan dan hak dalam kurangnya
mendapatkan perhatian.

8
2.1.4 Layanan Bimbingan dan Konseling
Super (1980) mengemukakan bahwa layanan BK dapat membantu siswa
dalam mengembangkan karir yang sesuai dengan minat, bakat, dan nilai-nilai
yang dimilikinya. Dalam hal ini, guru bimbingan dan konseling dapat
membantu siswa dalam memahami diri sendiri, mengenal dunia kerja, serta
merencanakan karir yang tepat.
Hurlock (1980) menyatakan bahwa layanan BK juga dapat membantu siswa
dalam mengatasi masalah sosial dan emosional, seperti kecemasan, depresi,
dan stres. Dalam hal ini, guru bimbingan dan konseling dapat memberikan
konseling yang tepat, memberikan dukungan sosial, dan membantu siswa
mengembangkan keterampilan coping yang efektif.
Layanan bimbingan dan konseling (BK) adalah suatu layanan yang
disediakan oleh sekolah atau lembaga pendidikan untuk membantu siswa
dalam mengembangkan potensi diri, mengatasi masalah, dan merencanakan
masa depannya. Layanan ini dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling
yang memiliki kompetensi dan kualifikasi dalam bidang psikologi dan
bimbingan.
Suhartini dan Mariani (2015) menyatakan bahwa layanan BK dapat
membantu siswa dalam mengembangkan kemandirian, mengenal diri sendiri,
dan merencanakan karir yang tepat. Dalam hal ini, guru bimbingan dan
konseling dapat memberikan konseling individual, kelompok, maupun kelas.
Dalam pelaksanaannya, layanan BK dapat dilakukan melalui berbagai cara,
seperti konseling individual, konseling kelompok, konseling kelas, serta
pelatihan dan workshop. Layanan BK juga dapat dilakukan secara preventif
maupun intervensi, yaitu sebelum atau setelah masalah muncul.
Manfaat dari layanan BK sangat penting dalam mendukung perkembangan
siswa secara optimal. Dengan adanya layanan BK, siswa dapat memiliki
dukungan dan bimbingan yang tepat dalam mengatasi masalah,
mengembangkan potensi diri, serta merencanakan masa depan yang lebih baik.
Selain itu, layanan BK juga dapat membantu guru dalam mendukung
perkembangan siswa secara individu maupun kelompok.

9
Menurut ABKIN (Nanik:2018), ditinjau dari segi fungsinya, layanan
bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dengan harapan
konseli mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Fasilitasi
Fungsi Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
3. Fungsi Penyesuaian
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4. Fungsi Penyaluran
Fungsi Penyaluran, konselor perlu bekerjasama dengan pendidik
lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
5. Fungsi Adaptasi
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
6. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan
upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami
oleh konseli.
7. Fungsi Perbaikan
Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir,
berperasaan dan bertindak (berkehendak).

10
8. Fungsi Penyembuhan
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remedial teaching.
9. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

2.1.5 Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling


1. Pengertian Guru
(Dewi:2019) Guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya
untuk mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih
muridnya agar memahami ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang
diajarkannya tersebut.
Sugiyanto (2019) menyatakan bahwa guru adalah seorang profesional
yang memiliki kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran, serta mampu memfasilitasi proses belajar
siswa secara efektif.
Wahyuni (2021) mengatakan bahwa guru adalah seorang pendidik
yang memiliki peran penting dalam memfasilitasi pembelajaran dan
membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri, sehingga dapat
mencapai tujuan belajar secara optimal.
Berdasarkan paparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru
adalah seorang profesional yang mengabdikan dirinya untuk mendidik,
mengajarkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu pengetahuan
yang diajarkannya. Seorang guru juga memiliki kemampuan untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran secara
efektif, serta memfasilitasi proses belajar siswa agar dapat mencapai tujuan
belajar secara optimal dan membantu mereka dalam mengembangkan

11
potensi diri. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam dunia
pendidikan, karena mereka membantu mempersiapkan generasi muda untuk
masa depan yang lebih baik.
2. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK atau Guru Bimbingan dan Konseling adalah seorang guru
yang bertanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial, emosional, akademik, dan karir, serta memberikan
bimbingan dan konseling untuk membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah pribadi, sosial, akademik, dan karir. Tugas dan tanggung jawab
guru BK meliputi mengidentifikasi masalah siswa, memberikan bimbingan
dalam pemecahan masalah, memberikan saran dan dukungan, membantu
siswa dalam pengembangan diri, memberikan informasi karir dan
akademik, serta melakukan konseling dalam hal-hal yang berkaitan dengan
kehidupan siswa. Dalam melaksanakan tugasnya, guru BK bekerja sama
dengan siswa, orang tua, guru lain, dan tenaga kependidikan lainnya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang positif dan suportif bagi siswa.
Muhaimin Abbas (2016) mengatakan bahwa guru BK adalah seorang
guru yang memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa dalam
menyelesaikan masalah pribadi dan sosial, memotivasi mereka untuk
belajar, dan membimbing mereka dalam memilih karir yang sesuai dengan
minat dan bakat mereka.
Sugiyono (2013) menyebutkan bahwa guru BK adalah seorang guru
yang bertugas membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan kehidupan pribadi, sosial, akademik, dan karir, serta
memberikan konseling untuk membantu siswa mencapai potensi
maksimalnya.
Berdasarkan paparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru BK
atau Guru Bimbingan dan Konseling adalah seorang guru yang memiliki
tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial, emosional, akademik, dan karir. Tugas dan
tanggungjawab guru BK meliputi mengidentifikasi masalah siswa,
memberikan bimbingan dalam pemecahan masalah, memberikan saran dan

12
dukungan, membantu siswa dalam pengembangan diri, memberikan
informasi karir dan akademik, serta melakukan konseling dalam hal-hal
yang berkaitan dengan kehidupan siswa. Seorang guru BK juga bertanggung
jawab untuk memotivasi siswa dalam belajar dan membimbing mereka
dalam memilih karir yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dalam
melaksanakan tugasnya, guru BK bekerja sama dengan siswa, orang tua,
guru lain, dan tenaga kependidikan lainnya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang positif dan suportif bagi siswa. Oleh karena itu, peran guru BK
sangat penting dalam membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka
dan menjadi pribadi yang berkembang secara holistik
2.1.6 Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
menjelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dann
diaktualisasi oelh guru dalam melaksanakan keprofesionalannya. Kompetensi
guru berdasarkan peraturan pemerintah tersebut mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesionalnya.
1. Kompetensi Pedagogik
Guru BK/Konselor sebagai tenaga pendidik memiliki kompetensi
pedagogik yang spesifik pada hal berikut ini.
a. Menerapkan teori dan praktis pendidikan dalam bidang bimbingan dan
konseling.
b. Menerapkan kaidah perkembangan fisiologis dan psikologis dama
penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Menganalisis esensi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
dalam setiap tingkat pendidikan.
2. Kompetensi Kepribadian
Guru BK/Konselor sebagai tenaga pendidik memiliki kompetensi
kepribadian yang spesifik pada hal;
a. Mengaplikasikan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam penyelenggara layanan BK

13
b. Menciptakan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
c. Memiliki integritas dan stabilitas kepribadian dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi sebagai tenaga pendidik.
d. Menciptakan kinerja yang tinggi dalam mengimplementasikan layanan
BK.
3. Kompetensi Sosial
Guru BK/Konselor sebagai tenaga pendidik memiliki kompetensi
kepribadian yang spesifik pada hal;
a. Mengaplikasikan kolaborasi yang inten dengan seluruh sekolah yang
berkepentingan dengan peserta didik
b. Mengikuti organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
c. Mengaplikasikan kolaborasi dengan profesi lain yang terkait dengan
kondisi yang dialami peserta didik.
4. Kompetensi Profesional.
Guru BK/Konselor sebagai tenaga pendidik memiliki kompetensi
kepribadian yang spesifik pada hal;
a. Menganalisis konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi
dan kebutuhan peserta didik
b. Menguasai teoritik dan praksis bimbingan dan konseling
c. Membuat program bimbingan dan konseling
d. Mengaplikasikan program bimbingan dan konseling yang menyeluruh
e. Menciptakan kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
f. Menguasai konsep dan praksisi penelitian dalam bimbingan dan
konseling
2.1.7 Tugas Pokok Guru Bimbingan dan Konseling
Adapun rincian tugas pokok guru BK/ Konselor dalam melaksanakan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kurikulum bimbingan dan konseling
2. Menyusun silabus bimbingan dan konseling
3. Menyusun satuan layanan bimbingan dan konseling
4. Melaksanakan bimbingan dan konseling persemester
5. Menyususn alat ukur/lembar kerja program bimbingan dan konseling

14
6. Mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling
7. Menganalisis hasil bimbingan dan konseling
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan tindak lanjut bimbingan dan
konseling dengan memanfaatkan hasil evaluasi
9. Mengawasi proses penilaian dan evvaluasi terhadap proses belajar dan
hasil belajar pada tingkat sekolah dan nasional
10. Membimbing guru pemula dalam program induksi
11. Membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran
12. Melaksanakan pengembangan diri
13. Melaksanakan publikasi ilmiah.
14. Membuat karya inovatif

2.2 Keputusan Karir


Keputusan karir pada siswa SMA merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Pada masa SMA, siswa akan mulai mempertimbangkan pilihan
karir yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan mereka.
Menurut penelitian oleh Arief (2018), banyak siswa SMA yang masih kesulitan
dalam memilih jurusan dan karir yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal
ini bisa disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai pilihan karir, kurangnya
pemahaman mengenai minat dan bakat mereka sendiri, serta pengaruh dari
lingkungan sosial, seperti orang tua dan teman sebaya.
2.2.1 Pengertian Keputusan Karir
Keputusan karir adalah proses penting dalam hidup seseorang yang
melibatkan pemilihan dan pengambilan keputusan mengenai jalur karir yang
akan diambil. Proses ini melibatkan sejumlah faktor seperti minat, bakat, nilai,
tujuan hidup, kondisi keuangan, peluang karir, lingkungan sosial, dan juga
perkembangan dan kebutuhan pasar kerja.
(Dede:2019) karir merupakan rangkaian okupasi, pekerjaan, dan
jabatan selama kehidupan individu yang dipengaruhi psikologis, sosiologis,
pendidikan, fisik, ekonomi, dan faktor-faktor lainnya. Individu bisa saja

15
memiliki satu okupasi sepanjang hidupnya, namun ada pula individu yang
memiliki berbagai macam okupasi sepanjang hidupnya.
Zunker (Ruseno:2017) Pengambilan keputusan Karir merupakan
keterampilan penting yang dapat digunakan selama satu rentang kehidupan
seseorang. Proses pengambilan keputusan karir adalah suatu proses
menentukan pilihan karir dari beberapa alternative pilihan berdasarkan
pemahaman diri dan pemahaman karir Hartona (Diana, dkk: 2019).
Teori pengambilan keputusan karir menekankan adanya penggunaan
pengetahuan diri (seperti:bakat, minat dan keterampilan) dan pengetahuan
umum (seperti: pekerjaan, penjurusan studi, tantangan dunia kerja, dll) dapat
dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan karir yowell,
katz, reardon & Peterson (dalam Diana, dkk: 2019).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan karir merupakan keterampilan penting yang perlu dikuasai selama
rentang kehidupan seseorang. Proses pengambilan keputusan karir melibatkan
pemahaman diri dan pemahaman tentang karir, serta pertimbangan
pengetahuan diri dan pengetahuan umum dalam memilih alternatif karir yang
tersedia. Dalam pengambilan keputusan karir, individu perlu
mempertimbangkan bakat, minat, dan keterampilan mereka, serta tantangan
dunia kerja dan pekerjaan yang tersedia.
2.2.2 Gaya Pengambilan Keputusan Karir
Holand yang berpegang pada keyakinannya bahwa suatu minat yang
menyangkut pekerjaan dan jabatan adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup
seseorang dan keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya
menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang
pekerjaan bidang studi akademik, hobi inti, berbagai kegiatan rekreatif dan
banyak kesukaan lainnya (Winkel, W.S. & M.M. Sri Hastuti, 2004: 636).
Teori tipe kepribadian Holand menjelaskan perlu dilakukan suatu usaha
agar pemilihan karir seseorang sesuai dengan kepribadiannya. Menurut
Holland, begitu orang menemukan karir yang sesuai dengan kepribadiannya ia
akan lebih menikmati pekerjaan tersebut dan bekerja dibidang tersebut lebih
lama daripada orang yang bekerja di bidang yang tidak cocok dengan

16
kepribadiannya (Santrock, 2003:484). Holland juga merumuskan tipe-tipe
(golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori
kepribadian yang disusun atas dasar minat. Kemudian, setiap tipe-tipe
kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model
orientasi. Model orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku-perilaku
penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-
beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai
corak hidup yang berbeda-beda. Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh
Holland (Wibowo:2020) adalah sebagai berikut:
1. Realistis
Tipe model ini memilik kecenderungan untuk memilih lapangan kerja
yang berorientsi pada penerapan. Ciri-cirinya yaitu agresif, pada dasarnya
kurang dapat bergaul, interaksi interpersonal buruk, mengutamakan
kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan,
keterampilan otot, koordinasi motorik yang kuat kurang memiliki
kecakapan yang verbal, kongkrit, bekerja praktis, kurang memiliki
keterampilan sosial, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain.
2. Investigatif atau Intelektual
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang
bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk
merenungkan dari pada mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah,
berorientasi pada tugas, tindak sosial. Membutuhkan pemahaman,
menyenangi tugas-tugas yang bersifat kabur, memiliki nilai-nilai dan sikap
yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatan bersifat intraseptif.
3. Artistik
Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan
orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan
diri. Orang dengan model ini memiliki ciri-ciri imaginatif, menghargai
estetika, lebih menyukai ekspresi diri melalui seni, agak mandiri dan
extrovert. Dengan kata lain, orientasi artistik lebih menitik beratkan
menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan melalui ekspresi diri
menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal, keteraturan, atau keadaan

17
yang menuntut ketrampilan fisik. Contoh pekerjaan orang artistik ada tiga
bidang yaitu artistik seperti pematung, pelukis, dan desainer. Musikal
seperti guru musik, pemimpin orkestra, dan musisi. Sastrawan/sastrawati
seperti editor, penulis, dan kritikus.
4. Sosial
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan
pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini
adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsif, bertanggung jawab,
kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan perhatian, memiliki
kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan
teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih
berorientasi pada perasaan dan tertarik pada kegiatan pendidikan. Contoh
pekerjaan model orientasi ini adalah Edukasional seperti guru,
administrator pendidikan, dan profesor. Kesejahteraan sosial seperti
pekerja sosial, sosiolog, konselor rehabilitasi, dan perawat profesional.
5. Pengusaha
Tipe model ini memiliki ciri khas diantaranya menggunakan
keterampilan-keterampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan
untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap
dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan
orang lain, menyukai tugas-tugas sosial yang bersifat kabur, perhatian yang
besar pada kekuasaan, status, dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan
lisan, extrovert, petualang, persuasif, dan memanfaatkan keterampilan
verbal yang baik. Contoh pekerjaan orang dengan model ini adalah
manajerial, pemasaran seperti sales person asuransi, real estate, dan mobil.
6. Conventional
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan untuk kegiatan
verbal, lebih menyenangi bahasa yang tersusun rapi, numerical (angka)
yang teratur, menghindari situasi kabur, senang mengabdi,
mengidentifikasikan diri dengan kekuasaan, memberi nilai yang tinggi
terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan
mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan, praktis, terkendali,

18
bisa bergaul, agak konservatif, dan menyukai aturan-aturan dengan sanksi
masyarakat ( Ruslan A. Gani, 1996: 42-44).
Pembahasan lain terkait gaya pemilihan karir diungkapkan oleh Dinklage
(Rokhmani:2019) menjelaskan delapan strategi untuk membuat keputusan,
sebagaimana dikutip oleh Sharf Empat gaya merupakan strategi membuat
keputusan dengan cara tidak membuat keputusan, diantaranya:
1. Menjadi fatalistik (being fatalistic), tidak memilih dengan membiarkan
orang lain memilih;
2. Menunda(delaying), individu memutuskan bahwa ia akan membuat
keputusan di lain waktu;
3. Mengeluh (compliant), seseorang yang sesuai dengan rencana lain
memungkinkan bahwa orang membuat keputusan baginya;
4. Lumpuh (paralytic), individu terlalu takut atau cemas untuk membuat
keputusan, merasa tidak mampu memutuskan-atau merasa ada tekanan dari
diri sendiri atau orang lain untuk membuat keputusan, tetapi mungkin takut
konsekuensi.
Menurut Dinklage (Rokhmani:2019) empat strategi membuat keputusan
lainnya merupakan gaya pengambilan keputusan yang efektif:
1. Intuitif (intuitive): membuat keputusan berdasarkan perasaan dari pikiran
tentang apa yang ingin dilakukan
2. Impulsif (impulsive): individu tidak mempertimbangkan banyak alternatif
serius
3. Menyakitkan (agonizing) : individu memilah-milah informasi tentang diri
mereka sendiri dan pekerjaan, tapi benar-benar mengalami kesulitan besar
membuat pikiran mereka
4. Perencana (planful): individu mampu merencanakan ketika membuat
keputusan, memperhatikan perasaan dan pengetahuan mereka tentang
kemampuan, minat, dan nilai-nilai ketika membuat keputusan yang
berhubungan dengan karier. Gaya pengambilan keputusan sangat berbeda
dengan proses pengambilan keputusan. Proses ini berkaitan pengembangan
secara bertahap dan komitmen terhadap pilihan.

19
2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Karir
Menurut Peterson (Rokhmani:2019) proses pengambilan keputusan karir
melalui 4 fase yaitu :
1. Komunikasi
Dalam fase komunikasi, informasi diterima oleh organ-organ indera
dan ditafsirkan dalam korteks serebral. Masalah muncul ketika terjadi
kesenjangan antara keadaan sinyal otak yang ada dan keadaan sinyal yang
diinginkan. Sinyal mungkin berasal dari tuntutan eksternal (misalnya,
kebutuhan untuk memilih jurusan perguruan tinggi, mendapatkan
pekerjaan, atau bereaksi terhadap masukan dari orang lain yang signifikan)
atau dari keadaan internal seperti kecemasan, depresi, kebingungan,
perilaku menghindar, atau reaksi stress fisiologis. Sinyal enkoding internal
dan eksternal ini merupakan proses komunikasi.
2. Analisis
Dalam fase analisis, penyebab masalah diidentifikasi dan berhubungan
antara komponen-komponen masalah ditempatkan dalam kerangka
konseptual. Dalam fase ini, pemecahan masalah yang efektif mundur dan
terlibat dalam refleksi untuk memahami dimensi dari masalah dan
penyebabnya
3. Sintesis
Dalam fase sintesis, kemungkinan program tindakan yang dirumuskan
melalui dua proses:
1. Perluasan (elaborasi)
Elaborasi melibatkan generasilasi kreatif berbagai solusi yang
mungkin, bahkan yang tidak mungkin, melalui teknik seperti
brainstorming, membuat analogi atau metafora, dan-terlibat dalam
relaksasi mental untuk membebaskan pikiran dari kendala realitas
2. Kristalisasi
Kristalisasi adalah penyempitan pilihan potensial untuk
seperangkat alternatif yang layak dikelola melalui penerapan
konstruksi pribadi.

20
4. Evaluasi
Dalam evaluasi setiap tindakan yang layak dievaluasi dan
diprioritaskan sesuai dengan sistem nilai seseorang untuk memperkirakan
kemungkinan menghilangkan kesenjangan, biaya dan kemungkinan
manfaat untuk diri sendiri, orang lain.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir
Menurut Agus Wahyudi, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
karir siswa di Indonesia antara lain: pandangan orangtua, minat dan bakat, dan
kemampuan. Menurut Siti Nurul Hidayah, faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan karir siswa di Indonesia antara lain: Lingkunga keluarga,
lingkungan sekolah, pengalaman dan referensi. Menurut Agus Sudaryanto,
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan karir siswa di Indonesia antara
lain: Keyakinan agama, pengaruh media, dan perkembangan tekhnologi.
1. Pandangan Orangtua
Orang tua sering mempengaruhi keputusan karir anak mereka, terutama
dalam hal memilih bidang studi yang dianggap menghasilkan pekerjaan
yang stabil dan memiliki penghasilan yang tinggi.
2. Minat dan Bakat
Minat dan bakat memainkan peran penting dalam memilih karir, karena
kecenderungan alami seseorang dalam suatu bidang bisa menjadi kunci
suksesnya dalam karir.
3. Kemampuan
Kemampuan juga menjadi faktor penting dalam memilih karir, karena
setiap bidang pekerjaan membutuhkan kemampuan tertentu yang harus
dimiliki oleh pekerja.
4. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan karir
seseorang, terutama dalam hal menentukan nilai-nilai yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

21
5. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah juga mempengaruhi keputusan karir siswa,
terutama dalam hal memberikan informasi tentang bidang studi dan
pekerjaan yang tersedia.
6. Pengalaman dan Referensi
Pengalaman dan referensi juga mempengaruhi keputusan karir siswa,
terutama jika siswa telah memiliki pengalaman kerja atau mendapat
referensi dari orang-orang terdekat.
7. Keyakinan Agama
Keyakinan agama juga memainkan peran dalam memilih karir, karena
setiap agama memiliki pandangan yang berbeda mengenai pekerjaan yang
sesuai dan dapat diterima.
8. Pengaruh Media
Pengaruh media juga mempengaruhi keputusan karir siswa, terutama
dalam hal memberikan informasi tentang pekerjaan dan industri yang
berkembang.
9. Perkembangan Tekhnologi
Perkembangan teknologi juga mempengaruhi keputusan karir siswa,
karena mendorong munculnya bidang-bidang pekerjaan baru yang
membutuhkan keterampilan dan pengetahuan khusus.
Berdasarkan paparan materi di atas, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan karir siswa di Indonesia, seperti pandangan orang
tua, minat dan bakat, kemampuan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
pengalaman dan referensi, keyakinan agama, pengaruh media, dan
perkembangan teknologi.
2.2.5 Lanjutan studi
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan seseorang.
Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah menyelesaikan
pendidikan di sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat adalah pilihan yang
bisa diambil oleh siswa. Langkah ini biasa disebut sebagai lanjutan studi.
Menurut (Sukirman:2017), lanjutan studi merupakan proses pendidikan
yang dilakukan oleh seseorang setelah menyelesaikan pendidikan di SMA atau

22
sederajat. Lanjutan studi dapat dilakukan di perguruan tinggi, politeknik, atau
lembaga pendidikan tinggi lainnya yang menyelenggarakan program
pendidikan tinggi.
Tujuan dari lanjutan studi adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan seseorang dalam bidang yang diminatinya.
Selain itu, lanjutan studi juga dapat membuka peluang kerja yang lebih baik
dan meningkatkan penghasilan.
Menurut (Wibowo:2019), meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya saing
dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seseorang dapat memilih berbagai
pilihan lanjutan studi setelah menyelesaikan pendidikan di SMA atau sederajat.
Beberapa pilihan lanjutan studi antara lain:
1. Perguruan Tinggi
Lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
setelah SMA atau sederajat adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi
biasanya menawarkan program sarjana (S1), program magister (S2), dan
program doktoral (S3) yang dapat diambil oleh siswa.
2. Politeknik
Politeknik adalah lembaga pendidikan tinggi yang menawarkan
pendidikan yang lebih praktis dalam bidang tertentu. Politeknik biasanya
menawarkan program sarjana terapan (D4) dan diploma (D3) yang lebih
fokus pada keterampilan dan pengalaman praktis.
3. Sekolah Tinggi
Sekolah tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang fokus pada
bidang-bidang tertentu seperti kesehatan, teknologi, atau seni. Sekolah
tinggi biasanya menawarkan program sarjana (S1) dan diploma (D3) yang
lebih spesifik dalam bidang yang diminati.
4. Akademi
Akademi adalah lembaga pendidikan tinggi yang fokus pada bidang-
bidang tertentu seperti pariwisata, kecantikan, atau kuliner. Akademi
biasanya menawarkan program diploma (D1) dan diploma (D2) yang lebih
praktis dan fokus pada keterampilan.

23
2.3 Strategi Guru Bimbingan dan Konseling Membantu Siswa Membuat
Keputusan Karir Lanjutan Studi
Holland (Munfarida:2018) menyatakan bahwa individu memiliki preferensi
dan minat yang konsisten dalam pekerjaan tertentu. Terdapat enam tipe
kepribadian menurut teori Holland, yaitu realistic, investigative, artistic, social,
enterprising, dan conventional. Guru bimbingan dan konseling dapat membantu
siswa mengidentifikasi tipe kepribadian mereka dan membantu mereka memilih
karir yang sesuai dengan minat dan kepribadian mereka. Guru BK memiliki peran
yang sangat penting dalam membantu siswa memilih keputusan karir yang tepat,
terutama dalam membantu siswa membuat keputusan karir untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan
oleh guru BK:
1. Membantu siswa mengenali minat dan bakat mereka: Guru BK dapat
membantu siswa untuk mengenali minat dan bakat mereka melalui tes dan
konseling. Dengan mengetahui minat dan bakat mereka, siswa akan lebih
mudah memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
2. Mendorong siswa untuk melakukan riset mandiri: Guru BK dapat mendorong
siswa untuk melakukan riset mandiri mengenai perguruan tinggi yang mereka
minati. Misalnya, mereka dapat membaca brosur atau mengunjungi situs web
perguruan tinggi untuk mengetahui lebih lanjut tentang program studi dan
kegiatan akademik yang ditawarkan.
3. Mengajak siswa untuk berbicara dengan alumni: Guru BK dapat mengajak
siswa untuk berbicara dengan alumni perguruan tinggi yang sudah lulus.
Dengan berbicara dengan alumni, siswa dapat memperoleh informasi yang
lebih spesifik mengenai pengalaman mereka selama kuliah dan prospek karir
setelah lulus.
4. Menggunakan pendekatan yang positif: Guru BK harus menggunakan
pendekatan yang positif dalam memotivasi siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Misalnya, mereka dapat membangkitkan semangat siswa
dengan membahas manfaat dan kesempatan yang akan mereka peroleh setelah
lulus dari perguruan tinggi.

24
5. Menyediakan dukungan dan bimbingan: Guru BK dapat memberikan
dukungan dan bimbingan selama proses pemilihan perguruan tinggi dan selama
masa kuliah. Dukungan dan bimbingan ini dapat memberikan rasa percaya diri
dan kenyamanan bagi siswa dalam mengambil keputusan karir mereka.
6. Melakukan follow-up: Guru BK dapat melakukan follow-up dengan siswa
setelah mereka lulus dari perguruan tinggi untuk mengetahui bagaimana
prospek karir mereka dan memberikan masukan jika diperlukan. Follow-up ini
dapat membantu siswa untuk memperoleh kepercayaan diri dan merasa bahwa
mereka mendapatkan dukungan selama proses karir mereka.
Dalam rangka memotivasi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi, guru BK perlu menggunakan berbagai strategi untuk membangun rasa
percaya diri, memberikan informasi yang memadai, dan memberikan dukungan
dan bimbingan selama proses karir siswa. Dengan demikian, siswa akan lebih
termotivasi dan percaya diri dalam mengambil keputusan karir mereka.

2.4 Penelitian Terdahulu


1. Strategi Keluarga dan Guru Bimbingan Konseling dalam Meningkatkan
Aspirasi Karir Siswa Menuju Generasi Berkualitas
a. Abstrak
Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengelaborasi landasan teori
dan strategi keluarga dan guru bimbingan dan konseling
untukmeningkatkan career aspirationsiswa menuju generasi berkualitas.
Selanjutnya, dengan menggunakan metode studi kepustakaan (library
reseach), sebagai acuan strategi keluarga dan guru BK dalam
meningkatkan career aspirationsehingga siswa berkembang secara
optimalmenuju generasi berkualitas. Metode pengumpulan data berupa
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis isi. Untuk
menjaga ketepatan pengkajian dan mencegah kesalahan informasi dalam
analisis data maka dilakukan pengecekan antar pustaka dan membaca
ulang pustaka. Artikel ini bertujuan untuk mengulas teori career
aspiration. Tujuan penelitian ini ialah untuk memformulasi landasan
teori dan pelaksanaan manajemen bimbingan konseling meliputi:
1. Pengertian career aspiration

25
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi career aspiration
3. Strategi keluarga dalam meningkatkan career aspirationsiswa menuju
generasi berkualitas,
4. Strategi guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan career
aspirationsiswa menuju generasi berkualitas
b. Hasil dan Pembahasan
Upaya strategi keluarga dan guru bimbingan dan konseling
merupakan hal yang sangat diperlukan dalam mencapai generasi
berkualitas. Pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling idealnya
disesuaikandengan kebutuhan siswa, baik bidang pribadi, sosial, belajar
dan karir.Dalam karirperan guru guru bimbingan dan konseling
dalam mengoptimalkan career aspirationsiswa sangat diperlukanuntuk
menjadikan generasi berkualitas, untuk mencapai hal tersebut maka
strategiguru bimbingan dan konseling perlu menjadi perhatian utama agar
peserta didik dapatberkembangan menuju masa depan yang lebih terarah
dan mampu memiliki aspirasi karir yang meningkat sehingga tahap
selanjutnya dapat mengambil keputusan karir dengan tepat.
2. Strategi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pemberian Layanan
Bimbingan Karir Kepada Siswa Kelas Xii Di Smknegeri I Al-Mubarkeya Ingin
Jaya Kabupaten Aceh Besar
a. Abstrak
Program bimbingan karir di tingkat SMK bertujuan untuk membantu
siswa dalam merencanakan karir dimasa mendatang, menciptakan
kemandirian siswa agar mampu mempersiapkan dirinya dengan baik
terhadap pilihan karir, pemilihan dunia kerja, dan dunia pendidikan
perguruan tinggi. Fenomena dilapangan, terdapat beberapa siswa kelas XII
SMK Negeri 1 Al-Mubarkeya yang kesulitan memilih jurusan/program
studi yang akan dimasuki setelah lulus sekolah. Hal ini disebabkan, banyak
siswa yang belum memahami perencanaan karir sehingga belum bisa
menentukan pilihan karirnya. Oleh karena itu perlu strategi yang tepat agar
siswa bisa merencanakan karirnya. Penelitian ini bertujuan: (1)Mengetahui
Strategi guru BK dalam pemberian bimbingan layanan karir kepada siswa

26
kelas XII SMK Negeri 1 Al-Mubarkeya. (2)Mengetahui Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Karir di SMKN 1 Al-Mubarkeya. (3)Mengetahui
faktor pendukung dan penghambat bagi guru BK dalam pemberian layanan
bimbingan karir pada siswa kelas XII di SMKN 1 Al-Mubarkeya. Jenis
penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, yang menjadi subjek pada penelitian adalah
tiga orang guru BK dan siswa kelas XII SMK Negeri 1 AlMubarkeya.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru BK
dalam pemberian bimbingan layanan karir kepada siswa kelas XII di SMK
Negeri 1 AlMubarkeya adalah pelaksanaan layanan lintas kelas besar,
dengan memberikan layanan informasi, serta menggunakan teknik diskusi,
ceramah dan tanya jawab dengan siswa. Faktor Pendukung, bahwa guru
BK di SMKN 1 Al-Mubarkeya sudah memenuhi standar profesi keguruan,
sebagai lulusan dari S1 Bimbingan dan Konseling serta memiliki
Pengalaman dan kemampuan sebagai guru BK. Faktor Penghambat, tidak
tersedianya jam kelas khusus untuk BK, dan kurangnya minat siswa untuk
berkonsultasi perihal penataan karir mereka kepada guru BK
b. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang strategi
guru bimbingan dan konseling dalam pemberian layanan bimbingan karir
kepada siswa kelas XII di SMKN 1 Al-Mubarkeya. Penulis membuat
beberapa kesimpulan. Adapun beberapa kesimpulan tersebut adalah
sebagai berikut:
Strategi guru bimbingan dan konseling yang digunakan dalam pelaksanaan
layanan bimbingan karir di SMKN 1 Al-Mubarkeya adalah layanan lintas
kelas besar, dengan memberikan layanan informasi, serta menggunakan
teknik diskusi, ceramah dan tanya jawab dengan siswa.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diadakan di SMKN 1
Al-Mubarkeya, sesuai dengan jadwal dan program yang sudah di susun

27
oleh guru BK, kemudian untuk pemberian layanan bimbingan karir kepada
siswa kelas XII seluruh guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dalam
mengelola pelaksanaan kegiatan tersebut.
Faktor pendukung dan faktor penghambat bagi guru Bimbingan dan
Konseling dalam pemberian layanan bimbingan karir pada siswa kelas XII
di SMK Negeri 1 Al-Mubarkeya Ingin Jaya.
a. Faktor Pendukung, bahwa guru bimbingan dan konseling di SMKN 1
Al-Mubarkeya sudah memenuhi standar profesi keguruan yang mana
telah melalui sebagai lulusan dari S1 Bimbingan dan Konseling,
Pengalaman serta kemampuan sebagai guru bimbingan dan konseling
juga mendukung dalam pengambilan keputusan dan cara dalam
pemberian sebuah layanan.
b. Faktor Penghambat, tidak tersedianya jam kelas khusus untuk BK
sehingga metode penyampaian layanan yang dilakukan guru bimbingan
dan konseling sangat terbatas seperti hanya mengunakan teknik
ceramah dan tanya jawab dengan siswa sakegiatan lintas kelas besar.
Serta kurangnya minat siswa berkonsultasi tentang penataan karir
mereka kepada guru bimbingan dan konseling
3. Strategi Bimbingan dan Konseling Karir Bermutu (Studi Kasus Pada SMK
Syuhada Banjarmasin)
a. Abstrak
Peserta didik sekolah menengah kejuruan harus berpikir rasional
sehingga karir kedepan jelas arah dan tujuannya. Pada kenyataannya
seringkali peserta didik pilihan karir hanya dengan mengandalkan teman,
keinginan orang tua. Karir merupakan pilihan peserta didik untuk
kehidupan bermutu sepanjang rentang kehidupan. Pikiran rasional peserta
didik dalam mencapai karir bermutu perlu suatu strategi yang dapat
mewujudkan impian karir diinginkan. Penelitian ini fokos pada masalah
bagaimana; pelaksanaan bimbingan dan konseling karir dan analisis
SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat) pelaksanaan bimbingan
dan konseling karir serta strategi apa dilakukan pada SMK Syuhada
Banjarmasin. Metode penelitian digunakan adalah studi kasus dengan

28
teknik penggalian data melalui observasi dan wawancara serta
dokumentasi. Partisipan 32 orang siswa, 2 orang guru BK, 1. Kepala
sekolah dan 1. Wakil kepala sekolah. Hasil penelitian terdeskripsikan; 1)
pelaksanaan bimbingan dan konseling karir, 2) analisis SWOT pelaksanaan
serta 3) strategi dilakukan. Saran untuk guru bimbingan dan konseling agar
dalam menyusun dan melaksanakan program berdasarkan analisis SWOT
sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling karir bermutu dan
sustainable.
b. Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK Syuhada melibatkan
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk
pelayanan bimbingan dan konseling masuk kelas mulai semester ganjil
2015/2016 1 jam (40 menit) masuk kelas X sebanyak 6 kelas untuk dua
orang guru bimbingan dan konseling masing-masing 3 kelas sehingga
mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling karir bermutu secara
manajerial dan akademik. Analisis strength weakness opportunity threat
(SWOT) dengan melihat dari faktor internal dan ekternal pelayanan
bimbingan dan konseling baik kekuatan, kelemahan, peluang maupun
ancaman sebagai kajian strategi yang dituangkan dalam program
bimbingan dan konseling karir bermutu oleh guru bimbingan dan konseling
serta dijadikan acuan dalam menganalisis kebutuhan peserta didik sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam merencanakan karir
bermutu. Strategi guru bimbingan dan konseling di SMK Syuhada dalam
pelaksanaan pelayanannya berjalan efektif dan efisien dengan program
perencanaan palayanan bimbingan dan konseling karir bermutu bidang
pribadi dan karir dengan menentukan tujuan materi, metode dan stategi
layanan serta evaluasi dan tindak lanjut. Saran kepada pelaksana layanan
bimbingan dan konseling di sekolah agar terwujudnya layanan bimbingan
dan konseling karir bermutu yang diberikan kepada peserta
didik,hendaknya sebelum menyusun program bimbingan dan konseling
harus melakukan analisis strength weakness opportunity threat(SWOT)
dan menentukan strategi bimbingan dan konseling yang dituangkan

29
kedalam program bimbingan dan konseling, serta menjalankan program
yang telah tersusun tersebut secara konsisten sehingga dampak
kebermaknaan layanan benar-benar terlihat oleh stackholder sekolah
terlebih peserta didik yang dilayanani.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Strategi guru bimbingan dan konseling sangat membantu siswa dalam
membuat keputusan mengenai karir dan lanjutan studi. Beberapa strategi yang
dapat dilakukan antara lain adalah mengadakan tes minat bakat, membantu siswa
mengenal diri sendiri, memberikan informasi yang akurat mengenai pilihan karir
dan universitas yang tepat, serta membantu siswa membuat rencana karir yang
realistis dan terukur.
Agar strategi guru bimbingan dan konseling efektif, guru harus mampu
memperhatikan kebutuhan dan karakteristik individu siswa, serta memberikan
pendampingan yang berkesinambungan dan terus-menerus selama proses
pengambilan keputusan karir.

3.2 Saran
Sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah tentang “Strategi Guru Bimbingan Dan Konseling
Membantu Siswa Membuat Keputusan Karir Lanjutan Studi”.

31
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. (2016). Pengembangan Guru Bimbingan dan Konseling Berbasis


Kompetensi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Konseling dan Bisnis, 2(2), 34-41.

Aini, Z. 2022. Strategi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pemberian Layanan
Bimbingan Karir Kepada Siswa Kelas Xii Di Smknegeri I Al-Mubarkeya Ingin
Jaya Kabupaten Aceh Besar. Skripsi. Banda Aceh. UIN Ar-Raniry.

Anwar, M,F. 2019. Landasan Bimbingan dan Konseling Islam. Edisi ke- 1. Penerbit
Deepublish. Sleman.

Bakar, Abu. 2010. Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik. Cita pustaka
Media Perintis. Bandung

Dede, dkk. 2019. Karier:Teori dan Aplikasinya dalam Bimbingan dan Konseling
Komprehensif. CV. Jejak. Sukabumi.

Dewi, S. 2019. Menjadi Guru Profesional. PT. Indragiri Dot com. Riau.

Diana, dkk. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir


Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. Journal of Guidance and Counseling.
Vol. 3, No. 1.

Fitriana, dkk. 2021. Strategi Keluarga dan Guru Bimbingan Konseling dalam
Meningkatkan Aspirasi Karir Siswa Menuju Generasi Berkualitas. Jurnal
Pendidikan Tambusan. Vol. 5, No. 2

Fuadi. 2021. Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar: Teori dan Apllikasi
Dasar-Dasar Bimbingan serta Konseling Belajar. Edisi ke-1. Penerbit Adab.
Bandung.

Henni, S, N,. 2019. Bimbingan Konseling: Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Lembaga
Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI). Medan.

Hidayah, S. N. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir Siswa di


Indonesia. Jurnal Pendidikan Vokasi, 8(3), 341-349.

32
Munfarida, R., & Prihantoro, A. (2018). Pengaruh Bimbingan Karir terhadap
Keputusan Karir Siswa SMA. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 8(1), 54-62.

Nanik, N, dkk. 2018. Optimalisasi Peran Dan Fungsi Guru Bimbingan Dan Konseling
Dalam Implementasi Kurikulum 13. Jurnal Bikotetik. 2(02), 149.

Nur, R. (2018). Konsep bimbingan dan konseling: Suatu tinjauan teoritis. Jurnal
Edukasi dan Penelitian Bimbingan dan Konseling, 1(1), 1-10.

Rahman, dkk. 2021. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Yayasan Kita Menulis.
Edisi ke-1. Medan.

Ruseno. 2017. Identifikasi Permasalahan Pengambilan Keputusan Karir Remaja.


Journal Psikologi. Vol. 22, No. 1.

Rokhmani, T. (2019). Berani Mengambil Keputusan: Merencanakan Karier Masa


Depan. Pustaka Ilmu Group Yogyakarta. Yogyakarta.

Santrock, J. (2022). Adolescence perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sudaryanto, A. (2020). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir Siswa di


Indonesia. Jurnal Psikologi, 18(2), 156-165.

Sukirman. (2017). Metodologi Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Deepublish.

Sugiyanto, E. (2019). Guru profesional: konsep, karakteristik, dan tantangan. Jurnal


Pendidikan dan Kebudayaan, 25(2), 179-186.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori, dan
Aplikasinya. Prenadamedia Group. Jakarta

Wahyudi, A. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir Siswa di


Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Teknologi, Inovasi, dan
Karakter Berbasis Kearifan Lokal, 7(1), 13-20.

Wahyuni, S. (2021). Peran guru dalam membantu siswa mencapai tujuan belajar.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 54(1), 81-89.

33
Wibowo, A. (2019). Pengaruh Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 22(1), 1-10.

Winkel, W.S. (2020). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: P.T.
Gramedia

Wibowo, R., & Muluk, H. (2020). Application of Holland's theory in career


counseling: A systematic review. Journal of Vocational Behavior, 118,
103386.

Yarmis, Syukur. 2019. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. CV IRDH. Edisi Ke-1.
Malang.

34

Anda mungkin juga menyukai