Anda di halaman 1dari 24

METODE PEMBELAJARAN

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran


Kelas C

Dosen Pengampu :
Drs Nurul Umamah. M,Pd.

Kelas C
Di susun oleh:

Bimo Nugroho Kasih Nurdiansyah


NIM: 170210302107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Metode
Pembelajaran. Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai Metode
Pembelajaran yang di bimbing oleh Drs Nurul Umama. M,Pd
Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari
buku maupun dari jurnal dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada
tersebut. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui metode-metode apa saja
yang dapat di gunakan pengajak untuk mendidik peserta didik dan sehingga dapat
mengetahui metode oembelajaran mana yang cocok untuk peserta didik
Dalam kesempatan kali ini Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak
yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun
makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat ini. Pemakalah berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak
kekurangan. Baik dalam hal pemilihan kata, penyusunan kata dan kalimat. Karena itu
sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Jember, Mei 2018

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................6
1.3 tujuan...............................................................................................................6
1.4 manfaat............................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................7
2.1 Definisi metode pembelajaran.............................................................................7
2.2 macam-macam metode pembelajaran.................................................................8
2.2.1 Ceramah..........................................................................................................10
2.2.1.1 kelebihan metode ceramah..........................................................................12
2.2.1.2 Kekurangan metode ceramah......................................................................13
2.2.2 Tanya jawab...................................................................................................13
2.2.2.1 Kelebihan Tanya jawab...............................................................................15
2.2.2.2 Kekurangan metode Tanya jawab...............................................................15
2.2.3 Diskusi............................................................................................................15
2.2.3.1 kelebihan metode diskusi.............................................................................16
2.2.3.2 kekurangan metode diskusi.........................................................................16
2.2.4 metode Pemberian tugas (resitasi – recitation).............................................17
2.2.4.1 kelebihan metode pemberian tugas..............................................................17
2.2.4.2 kekurangan metode pemberian tugas..........................................................17
2.2.5 Metode Demonstrasi......................................................................................17
2.2.5.1 kelebihan metode demonstrasi.....................................................................18
2.2.5.1 Kekurangan Metode Demonstrasi...............................................................18
2.2.6 Metode Kerja Kelompok................................................................................18
2.2.7 Metode Karyawisata.......................................................................................19

3
2.2.7.1 kelebihan metode karyawisata:...................................................................19
2.2.7.1 kekurangan metode karyawisata..................................................................20
2.2.8 metode simulasi..............................................................................................20
2.2.8.1 kelebihan metode simulasi...........................................................................20
2.2.8.2 kekurangan metode simulasi.......................................................................21
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................22
3.1 KESIMPUAN....................................................................................................22
3.2 SARAN..............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

4
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode ( method) menurut fred Percival dan Henry Ellington (1984) adalah
cara yang umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau
mempraktikkan teori yang telah dipelajari dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Menurut Hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah teknik-teknik yang
digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara
sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek.MenurutHidayat
(1990;60) kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan
atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha
dalam meraih sesuatu yang diinginkan.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas
dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode.
Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-
golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki
efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang
guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan
metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik
pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang
satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu,
menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan
praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Banyak pengajar yang
dalam melaksanakan belajar mengajarnya tidak bisa mencapai tujuan/kompetensi
yang ditentukan. Penyebabnya adalah pemebelajaran tidak sesuai dengan
karakteristik siswa. Siswa inginnya “begini pengajar melakukan begitu”

5
tidak ada sinergitas antara pengajar dan siswa. Karakteristik siswa merupakan
salah satu faktor penyebab efektif dan tidaknya pembelajaran
Pendidikan pada saatini juga telah berada pada era penjaminan mutu.
Mutu pendidikan harus dijamin dan dipertahankan sertaditingkatkan secara
berkelanjutan. Kunci utama terjaminnya mutupendidkanadalahproses
pembelajaran. Pendidikan akan menghasilkan keluaran (output danoutcome).
Adanya metode pembelajaran sehingga membatu para guru terutama di dunia
pendidikan metode pembelajaran sangatkan penting karena setiap murid berbeda
dan para guru harus mengetahui dan menyesuaikan metoden yang harus di ajarkan
kepada para murid.

6
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut
1.2.1 apa yang di maksud dengan metode belajar
1.2.2 apa saja yang termasuk metode pembelajaran
1.2.3 bagaimana implemetasi metode pembelajaran bagi peserta didik
1.2.4 apa kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran

1.3 tujuan
berdasarkan rumusan permasalah tersebut dapat di rumuskan beberapa tujuan
sebagai berikut
1.3.1 untuk mengaji mengenai pengertian metode pembelajaran
1.3.2 untuk mengkaji apa saja yang termasuk metode pembelajaran
1.3.3 untuk mengkaji implementasi metode pembelajarn
1.3.4 dan mengkaji kelebihan serta kekurangan metode pembelajaran

1.4 manfaat
di harapkan dengan disusunya makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
1.4.1 mampu memahami pengertian metode pembelajaran
1.4.2 mampu mengkaji apa saja yang termasuk metode pembelajaran
1.4.3 mampu mengkaji implemtasi metode pembelajaran
1.4.4 mampu mengkaji kelebihaan dan kekurangan metode pembelajaran

7
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi metode pembelajaran

Metode (method)menurut Fred Percival dan Herry Elington (1984) adalah


cara yang umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau
mempraktikkan teori yang telah dipelajari dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Menurut pendapat Tardif dalam Muhibbin Syah ( 1995) metode diartikan sebagai
cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan penyajian materi
pelajaran kepada peserta didik.
Reigeluth (1983) mengartikan bahwa metode mencakup rumusan tentang
pengorganisasian bahan ajar, setrategi penyampaian dan pengelolaan kegiatan dan
memperhatikan tujuan, hambatan, dan karateristik peserta didik sehingga di peroleh
hasil yang efektif, efisien. Dan menimbulkan daya Tarik pembelajaran.
Pendapat Reigeluth tersebut di dukung oleh Jerome Brunner ( dalam Conny
Semuawan): 1997) dengan menyebut metode pembelajaran induktif atau berpikir
induktif. Kemudian J.E Kemp (1994) menggunakannya untuk mengempokan pola
mengajar dan belajar, yaitu klasikal, mandiri, dan interaksi guru-peserta didik atau
pengajaran kelompok.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa metode
berhubungan dengan cara yang memungkinkan peserta didik memperoleh kemudahan
dalam rangka mempelajari bahan ajar yang di sampaikan oleh guru.
Ketepatgunaan dalam memilih metode sangatlah berpeluang bagi terciptanya
kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenagkan sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi peserta didik untuk
dapat meraih hasil belajar yang diinginkan. Dengan demikian metode merupakan
suatu komponen yang sangat menentukan terciptanya kondisi pembelajaran yang
menyenangkan itu, Ivor K Davies (1981) menegaskan bahwa suatu kegiatan

8
pembelajaran tidak selalu menjamin orang akan dapat belajar. Hal ini menunjukkan
bahwa sebaik apapun seorang guru adalam merancang desain suat program
pembelajaran. Tidak akan dapat secara optimal mewujudkan ketercapaian kompetensi
yang di harapkan, apabila tidak di dukung oleh pemilihan sekaligus penggunaan
metode secara tepat.

2.2 macam-macam metode pembelajaran


Metode pembelajaran sebagai suatu cara untuk menyajikan materi pelajaran
atau bahan pengetahuan kepada peserta didik banyak ragamnya, dengan berbagai
keleebihan dan kekurangan masing-masing. Semua metode pada hakikatnya adalah
baik dan dapat digunakan untuk menyajikan berbagai materi pelajaran. Sehingga
tidak ada satupun metode yang paling baik, tepat, dan sesuai unruk suatu mata
pelajaran tertentu.
Suatu metode yang telah dipilih untuk menyajikan materi pelajaran,
hendaknya di pahami dengan baik dan digunakan atau diuji coba berulang kali
sehingga di peroleh data tentang kelebihan dan kekurangannya, selanjutnya dapat di
jadikan sebagai pedoman guna memodifikasi dalam penggunaan berikut. Hal ini di
tempuh karena metode sangat menentukan kondusif atau tidaknya kondisi dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya akan menentukan hasil
belajar atau ketercapaian kompetensi menuntut perubahan dalam penggunaan metode
pembelajaran .
Dr Rudolf Pintner (dalam purwanto, 2002: 113-115) mengemukakan 10 macam
metode belajar yaitu sebagai berikut
a. metode seluruh kepala bagian ( whole to part method)
dalam mempelajari sesuatu di mulai dahulu dari keseluruhannya kemudian
mendetail. Misalnya saat mempelajari sebuah buku, mula-mula
memperhatikan isi buku tersebut, lalu urutan bab-babnya dan subbab masing-
masing. Metode ini berasal dari pendapat psikologi Gestalt
b. metode keseluruhan lawan bagian ( whole versus part method)

9
untuk bahan-bahan pelajaran yang lingkupnya tidak terlalu luas, tepat
digunakan metode ini seperti mengafal syair, membaca buku cerita pendek,
mempelajarani unit-unit pelajaran tertentu dan sebagainya
c. metode campuran antara keseluruhan dan bagian ( Mediating Method)
metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang lingkupnya
sangat luas atau yang terlalu sukar. Misalnya tata buku.
d. Metode Resitasi ( Recitation Method)
Resitasi dalam hal ini berarti mengulangi atau mengucapkan kembali
mengenai sesuatu yang telah dipelajari. Metode ini dapat digunakan untuk
semua bahan pelajaran yang bersifat verbal maupun nonverbal.
e. Jangka waktu belajar ( length og practice periods)
Berdasarkan hasil eksperimen, ternyata jangka watu mengerjakan soal
hitungan dan sebagiannya adalah 20-30 menit. Jangka watu yang lebih dari 30
menit untuk belajar yang benar memerlukan konsentrasi perhatian relative
kurang atau tidak produktif. jangka waktu tersebut tidak berlaku pada mata
pelajaran sejarah, geografi, ilmu filsafat.
f. Pembagian waktu belajar ( distribution of practice periods)
Belajar yang dilakukan dalam waktu yang lama dan tanpa istirahat terbukti
tidak efisien oleh karena itu belajar belajar yang produktif diperlukan adanya
waktu belajar. Menurut “hokum Jost” 30 menit dua kali sehari selama enam
hari lebih baik dan produktif daripada sekali belajar selama enam jam tanpa
berhenti.
g. Membatasi kelupaan ( Counterect Forgrtting)
Agar pelajaran yang dipelajari tidak mudah lupa, perlu adanya ulangan atau
review pada watku-waktu tertentu. Hal ini berguna untuk meninjau kembali
atau mengingat kembali bahan-bahan yang dipelajari
h. Menghafal ( cramming)
Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk menguasai dan
memproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang luasa atau

10
banyak dalam waktu yang relative singkat. Misalnya, belajar untuk mengadapi
ujian semester. Namun, metode ini kurang baik karena mudah lupa setelah
ujian selesai.
i. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan
Pada metode ini terdapat korelasi negatef antara kecepata memperoleh suatu
pengetahuan dan daya ingatan terhadap pengetahuan itu. Metode ini lebih
cocok untuk bahan pelajaran yang kurang mempunyai arti.
j. Retroactive inhibition
Inhibition berarti larangan atau penolakan. Jadi, saat terjadinya proses
berfikir, terjadi penolakan atau penahanan dari unit pengetahuan tertentu
terhadap unit yang lain pada pelajaran yang bersifat verbal, seperti sejarah,
Bahasa, ilmu elonomi, dllselain itu pelajaran non-verbal seperti mengetik,
piano, tenis dan dll. Untuk mengidpkan tidak terjadinya rechoactive
inhibilitation, didarankan untuk tidak mencapuradukkan beberapa mata
pelaran yang dapat dipelajari dalam satu waktu sekaligus.

2.2.1 Ceramah
Metode ceramah sebagai suatu cara penyajian materi pelajaran dengan
lisan (verbal). Medianya berupa suara dan gaya guru ( penceramah). Untuk itu
pesrta didik (audience) di tuntun untuk memiliki keterampilan mendengarkan
dengan baik. Metode ini paling sering digunakan oleh guru di sekolah sebagai
metode utama. Kendadipun demikian dalam prakteknya disekolah tidak jarang
di jumpai bahwa dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan
metode ceramah saja. Dan yang ada sekarang penggunaanya bersamaan
dengan metode lain (divariasikan dengan metode lain, seperti Tanya
jawab,diskudi, penugasan dsb). Dengan demikian, apapun pendekatan dan
strategi yang di gunakan oleh guru selama proses pembelajaran maka
penggunaan metode ceramah betatapun kecil frekuensinya akan terlihat.

11
Menurut Heinz kock ( 1981) penggunaan metode ceramah hanya
sebagai pengecalian dan waktunya tidak lebih dari 5 menit. Missal, jika guru
semata-mata ingin menjelaskan atau memberikan informasi materi pelajaran
yang baruatau peserta didik memerlukan keterangan untuk memecahkan suatu
masalah dimana keterangan yang di maksud tidak dapat diperoleh peserta
didik sendiri atau secara bersama-sama. Di samping itu ceramah cocok di
gunakan untuk mengawali tugas/kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta
didik, memberikan nasihat atau bimbingan kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam melakukan suatu kegiatan.
pengecualian tersebut kiranya perlu di perhatikan, mengingat ceramah
pada prinsipnya sulit untuk dilaksanakan karena mempersyaratkan antara lain:
a. Guru (penceramah ) hendaknya memiliki keterampilan
menjelaskan dengan Bahasa, suara, gaya dan sikap yang baik serta
menarik
b. Peserta didik (audience) hendaknya memiliki
keterampilan/kemampuan mendengarkan yang baik setiap oramh
dapat mendengarkan asal tidak tuli, tetapi belum tentu dapat
mendengarkan, apalagi mendengarkan dengan baik dan benar.
Mendengarkan yang baik dan benar terjadi manakala indra
pendengaran kita menangkap getaran suara yang bersikan pesan-
pesan tentang (baca: materi pelajaran), maka bersamaan dengan itu
pula kita berfikir.
c. Ceramah akan berhasil apabila antara peneramah dengan audience
berada dalam tingkat pemahaman yang sama tantang materi yang
di ceramahkan.
Menurut Mc Leish dalam Davies ( 1986) keberhasilan ceramah
bergantung pada harapan peserta didik tidak menyukai, ceramah akan gagal.
Lebih lanjut dikatakan oleh Davies bahwa ceramah akan berhasil secara
optimal dalam 3 situasi, yaitu untuk mencapai:

12
a. Kompetensi kognitif tingkat rendah dan peserta didik dalam kelas
jumahnya banyak
b. Kompetensi kognitif tingkat tinggi dengan materi pelajaran yang
baru,
c. Konpetensi afektif, apabila penceramah/guru mampu menarik
perhatian pendengar/peserta didik dengan antusiasnya dan
menumbuhkan daya imajinasinya

2.2.1.1 kelebihan metode ceramah


kelebihan penggunaan metode ceramah dalam kegiatan belajar
( instructional activities) antara lain:
a. Dalam waktu singkat guru dapat menyajikan materi pelajaran yang
banyak kepada sejumlah peserta didik secara serentak
b. Melatih kemampuan peserta didik dalam mendengarkan secara tepat,
kritis, dan penuh penghayatan sehingga memungkinkan mereka dapat
mendengarkan dengan baik dan benar
c. Memungkinkan terjadinya penguatan baik dari guru maupun peserta
didik. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik yang
mendengarkan ceramahnya melalui kehangatan, humor, lustrasi,
penghayatan, kelogisan, dan perhatian. Dengan penguatan ini akan
memotivasi peserta didik untuk mempelajari materi yang disajikan
secara lebih mendalam dan meluas melalui pemandaatan sumber-sumber
lain. Sedangkan peserta didik memberikan penguatan kepada gurunya
melalui pemusatan perhatian yang ditunjukkan selama ceramah.
d. Memungkinkan guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan
pengalaman guru sendiri atau peserta didik dalam kehidupa nyata.
Sehingga peserta didik memperoleh wawasan yang luast tentang suatu
materi pelajaran dan pada gilrannya akan merangsang tumbuhnya daya
imajinasi

13
e. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran yang disajikan dan mengantarkan penggunaanya metode
lainnya.
2.2.1.2 Kekurangan metode ceramah
Kekurangan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
a. Proses pembelajaran didominasi oleh guru sementara peserta didik pasif
dan cendenrung menhafalkan semua meteri pelajaran sebagai fakta.
b. Komunikasi yang terjadi hanya satu arahsehingga cenderung
menimbulkan salah tafsir tentang istilah tertentu
c. Tidak semua guru memiliki keterampilan berbicara dengan gaya Bahasa ,
suara dan sikap yang baik sehingga dapat menarik perhatian peserta didik,
apalagi dapat merangsang semangat dan menumbuhkan daya imajinasin
mereka.
d. Tidak segera dapat di ketahui umpan balik (feel back) tentang materi
pelajaran yang telah di sajikan.
e. Pelaksanaan ceramah yang lebih dari 20 menit akan memudahkan
perhatian peserta didik sehingga proses pembelajaranterkesan majemuk.
f. Materi pelajaran yang disajikan dengan ceramah hanya mampu diingat
oleh peserta didik dalam waktu yang singkat sehingga tidak membantu
peserta didik mengorganisasikan materi dalam ingatan untuk jangan waktu
yang panjang dan gilirannya akan mengurangi kreativitas mereka.

2.2.2 Tanya jawab


Metode Tanya jawab merupakan cara penyajian materi pelajaran dalam
bentuk pertanyaan dan jawaban.baik oleh guru maupun peserta didik. Meturut
Hyman (1974) bahwa dalam metode Tanya jawab terkandung tiga hal, yaitu
pertanyaan, respond dan reaksi. Pertanyaan ditandai dengan kata-kata atau
kalimat yang digunakan untuk memperoleh respon verbal. Respon sebagai

14
pemenuhan atas pertanyaan. Reaksi menunjuk pada perubahan dan penilaina
terhadap pertanyaan dan respon.
Missal : - pertanyaan: siapa Presiden RI yang pertama?
-reaksi : Ah . . . pertanyaan yang mudah, ( reaksi terhadap tertanyaan)
-reaksi : Ya mudah, tapi . . . jawabannya apa (reaksi terhadap reaksi)
-respon : Bung Karno, (respon terhadap pertanyaan)
-Reaksi : Benar . . . tapi kurang tepat, mustinya Ir.Soekarno, (reaksi terhadap
respon)
Penyajian materi pelajaran dengan metode Tanya jawab diperlukan jenis-jenis
pertanyaan yang akan digunakan dan keterampilan /teknik mengajukan
pertanyaan/bertanya
Jenis pertanyaan yang meliputi pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan
tingkat tinggi. Menurut Hilda Taba dalam Cooper (1977) di katakan bahwa
untuk jenis pertanyaan kognitif tingkat tinggi lebih meningkatkan prestasi
( hasil belajar)
Peserta didik di bandingkan dengan pertayaan kognitif tingkat rendah karena
peserta didik akan termotivasi untuk berpikir (memeras otak) sedangkan teknik
bertanya menurut Cardille ( dalam Canei, 1986) dan La Sulo (dalam
Moedjiono, 1985) meliputi:
a. Pertanyaan ditujukan kepada semua peserta didik dalam kelas
b. Memberikan waktu sekitar 10-30 detik kepada eserta didik untuk berpikir
sebelum menunjukan seorang peserta didik yang harus dijawab
c. Mendistribusikan pertanyaan kepada peserta didik secara merata. Hal ini
unruk menghindari sikap apatis bagi peserta didik yang tidak mendapat giliran
untuk menjawab
d. Penyesuaian bobot pertanyaan dengan kemampuan peserta didik karena
penggunaan metode Tanya jawab dimaksudkan untuk mengejar. Bukan untuk
mengetes peserta didik
e. Usahakan pertanyaan bersifat mengarah dan melacak jawaban peserta didik

15
f. Berikan penguatan kepada peserta didik yang berhasil melacak jawaban
peserta didik
2.2.2.1 Kelebihan Tanya jawab
Pembelajaran yang terlaksana dengan mengunakan metode Tanya jawab
memiliki keuntungan antara lain:
a. Peserta didik di dorong dan dilatih untuk berfikir secara teratur
b. Peserta didik belajar bagaimana memecahkan masalah, sehingga tumbuh
dan berkembang keberanian dan rasa ingin tahu
c. Dengan memikirkan jawaban atas pertanyaan membuat peserta didik
belajar secara aktif selama proses pembelajaran
d. Peserta didik lebih cepat berhasil dalam mempelajari materi baru
e. Setiap guru dapat mengontrol keikutsertaan peserta didik selama
pembelajaran dan juga dapat mengindari terjadinya keributan dalam kelas
dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik yang menjadi
biangkeributan. Jika peserta didik tidak bisa menjawab pertanyaan, guru
mengganti pertanyaan dengan bobot yang lebih rendah
2.2.2.2 Kekurangan metode Tanya jawab
Kekurangan metode Tanya jawab dalam pembelajaran menjadikan peserta
didik kurang bebas dalam belajar karena jalan pikiranyya di tenntukan oleh
tertanyaan-pertanyaa. ( Heinz Kock, 1981)

2.2.3Diskusi
Diskusi merupakan cara penyajian materi pelajaran dengan tukar-menukar
pendapat untuk mencari pemecahan permasalahan tentang suatu topik tertentu.
Memalui dikuai peserta didik termotivasi untuk belajar secara aktif dan saling
mengembangkan pendapatnya sendiri dalam memcahkan suaru topik
permasalahan.
Pembelajaran dengan diskusi, memposisikan guru untuk berperan sebagai
pengatur, pengarah dan pengontrol jalannya pembelajaran. Dalam menjalankan

16
perannya, guru hendanya mengusahakan agar setiap tanggapan di salurkan melalui
pimpinan diskusi, guru hendaknya mengusahakan agar setiap tanggapan
disalurkan malalui pimpinan diskusi peserta didik berbicara menurut giliran,
pembicara tidak dimonopili oleh peserta didik tertentu yang gemar berbicara, dan
peserta didik yang penakut atau malu mendapatkan kesempatan untuk
mengemukanan pendapatnya.
Mengingat setiap permasalahan belum tentu layak didiskusikan agar berhasil
dengan peryaratan
a. Topik permasalahan diseleksi sesuai tingkat kemampuan peserta didik dan
menarik perhatiannya
b. Pastikan semua peserta didik memahami permasalahan
c. Mempunyai jawaban lebih daripada jawaban yang dapat dipertahabkan
sebagai kebenaran tunggal
d. Bukan mencari jawaban yang benar semata, tetapi lebih mengutamakan alasan
sebagai pertimbangan atau perbandingan dalam pemecahan suatu
permasalahan
2.2.3.1 kelebihan metode diskusi
a. Menumbuhkan dan membina sikap berpikir logis, kritis, analitis dan
sistematis ( lebih mengutamakan penalaran dalam menaggapi oermasalahan
daripada kebenaran isi yang dikemukakan)
b. Menumbuhkan dan memupuk keberanian, kerta sama, teleransi dan
sosial dalam diri peserta didik
c. Menumbuhkan kemampuan untuk mengemukakan argumentasi
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
d. Membantuk peserta didik yang memiliki kelebihan dan pemecahan
masalah

17
2.2.3.2 kekurangan metode diskusi
a. Hasil yang pasti dari diskusi sulit diperkirakan, kendatipun telah
diorganisasikan dengan baik
b. Kurang efisien dalam pemanfaatan waktu
c. Belum tentu menjamin bahwa keputusan hasil yang dicapai akan dilaksanakan
d. Proses diskusi di dominasi oleh mereka yang pandai dan senang bicara

2.2.4metode Pemberian tugas (resitasi – recitation)


Metode pemberian tugas yang sering dikenal dengan pekerjaan rumah (PR)
adalah cara penyajian materi pelajaran dengan menugaskan kapada pserta didik
untuk melakukan kegiatan di luar jam pelajaran tatap muka. Melakui berbagai
macam penugasan dalam diri preserta didik akan tumbuh dan berkembang
kreativitas, di samping bertambah wawasan dan keterampilan
2.2.4.1 kelebihan metode pemberian tugas
a. Melatih peserta didik untuk melaksanakan serangkaian kegiatan agar mereka
dapat menemukan pengalaman belajarnya yang pada gilirannya akan
menumbuhkan sikap hati-hati, teliti, tekun, dan kreatif
b. Mendorong perkembangan kemampuan dalam memikirkan dan malakukan
sesuatu tanpa bantuan pihak lain
c. Mendorong peserta didik untuk menilai sendiri seberapa jauh kelebihan dan
kekurangan kemampuannya dalam mengertjakan tugas
2.2.4.2 kekurangan metode pemberian tugas
Kekurangan metode ini adalah apabila setiap mata pelajaran memberikan
tugas, peserta didik tidak akan punya waktu luang untuk istirahat atau
melakukan kegiatan lain di luar sekolah dan pada gilirannya bisa jadi membuat
mereka apatis kerhadap sekolahan

18
2.2.5 Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan cara penyajian materi pelajaran melalui
tindakan/peragaan yang diperjelas dengan ilustasi, serta pernyataan secara orai
(lisan) dan visual (pandang). (Cardile dalam Canei, 1986)
Metode ini bersifat sederhana dalam pelaksananya yaitu dengan menggunakan
keterampilan fisik. Untuk pertama kalinya, metode ini digunakan oleh manusia
gua, yaitu ketika merekan menambah kayu dalam rangka memperbesar api
unggun, sementara anak-anak merekan memperhatikan kemudian menirukannya.
2.2.5.1 kelebihan metode demonstrasi
a. Memperkecil kemungkinan salah tafsir, jika dibandingkan dengan peserta
didik yang hanya membaca dan mendengarkan informasi untuk di hafal
b. Dapat melibatkan peserta didik dengan menirukan peragaan yang diberikan,
sehingga mereka cakap, termpil dan percaya diri
c. Dapat memusatkan perhatian peserta didik terhadapt hal penting selama
proses pembelajaran
d. Memingkingkan peserta didik untuk menanyakan aspel yang diperagakan
2.2.5.1 Kekurangan Metode Demonstrasi
a. Memerlukan persiapan ynag teliti sehingga dalam pelaksanaanya terhindar
dari kesan lelucon
b. Penerapan relative lama
c. Mempersyaratkan adanya tindakan lanjutan berupa peniruan untuk peserta
didik
d. Memerlukan peralatan yang memungkinkan ketepatan dalam mengamatan
oleh peserta didik.

2.2.6 Metode Kerja Kelompok


Suatu cara penyajian materi pelajaran yang menitikberatan intreaksi
antaranggota kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-
sama. Metode ini dipilih dalam pelaksanannya mempersyaratkan bahwa topik

19
bahasan hendaknya dipilih yang layak untuk kerja kelompok dan dirumuskan
secara jells mengenai tugas-tugas untuk setiap kelompok
Tujuan penggunaan metode kerja kelompok antar lain:
a. Memupuk minat dan kemampuan kerja sama di antara peserta didik
b. Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual peserta didik
selama proses pembelajaran
c. Menyelesaikan tugas yang banyakdengan kemampuan yang homogeny
d. Mengupayakan keseimbangan antara hasil dan proses pembelajaran
2.2.7 Metode Karyawisata
Suatu cara penyajian materi pelajran dengan membawa peserta didik untuk
mengunjungi objek di luar sekolah. Hal ini di tempuh karena onjek yang akan
dipelajari tidak memnungkinkan untuk dibawah ke dalam kelas, missal terlalu
besar dan berat, berbahaya, akan merubah bentuk bila berpindah tempat, objek
tersebut memang tidak dapat dipindahkan dan sebagainya.
Agar karyawisata berhasil, ada bebrapa lreteria untuk memntukan objeknya,
antara lain:
a. Objek berhubungan dengan topik yang dipelajari dan dapat merangsang topik
baru
b. Sebaiknya pengikut keryawisata tidak dibatasi hanya peserta didik saja, tetapi
boleh mengajak keluarga atau temannya, asal mengikuti aturan main yang
ditetapkan
c. Hendaknya diperhitungkan jarak antara lokasi objke dengan sekolah, waktu,
energy dan biayanya.
d. Jika di pandang perlu untuk satu objek dapat dikunjungi lebih dari satu kali
asal peserta didiknya yang berlainan
e. Hendaknya dipilih pemandu yang memahami lokasi/objek yang menjadi
tujuan karyawisata
2.2.7.1 kelebihan metode karyawisata:
Kelebihan penggunaan metode keryawisata dalam pembelajaran antara lain:

20
a. Agar tumbuh dan berkembang pengalaman dan moral kelompok secara umum
( kerja sama, tanggung jawab, disiplin, tenggang rasa dan sebagaianya) melalui
rangsangan terhadap topik, objek, proses, dan tempat.
b. Peserta didik akan memperoleh serangkaian pengalaman ( teori dan praktik )
yang berguna bagi perkembangan kepribadian.
c. Menanamkan rasa cinta pada lingkungan sekitar
d. Peserta didik akan memperoleh kesempatan untuk memadukan materi dari
berbagai mata pelajaran pada objek karyawisat
2.2.7.1 kekurangan metode karyawisata
a. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
b. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
c. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan.
d. Biayanya cukup mahal.
e. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata
dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

2.2.8 metode simulasi


Menurut Dawson (1962) simulasi merupakan istilah umum yang berhubungan
dengan menyusunan dan mengoperasikan suatu model yang mereplikasi
( menirukan) proses perilaku. Sedangkan menurut Clark C (1964), simulasi adalah
suatu tidakan peniruan dari proses yang nyata, (dalam Hyman, 1970). Sementara
Cardille dalam Canei (1986) menyatakan bahwa simulasi merupakan metode
pembelajaran yang tinggi efektivasinya dalam menyerhanakan situasi kehidupan
dan menyajikan pengalaman yang menuntut kearah diskusi.
Berdasarkan pendapat diatas, kiranya dapat dipahami bahwa simulasi sebagai
cara penyajian materi pelajaran dengan peniruan dalam bentuk mencobakan,

21
memperagakan, memeransertakan, memperbincangkan dan memainkan, sehingga
memungkinkan peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan.
Metode simulasi sangat baik untuk mengecek keterampilan kognitif yang
diperoleh melalui metode-metode lain dan untuk mengubah sikap. Di samping itu
juga baik untuk memcahkan soal, bukan dengan membahas soal itu. Melainkan
dengan menyandiwarakan situasi dalam mana soal terjadi, (Davies,1986)
2.2.8.1 kelebihan metode simulasi
a. Kondisi pembelajaran umumnya menyenangkan sehingga mendorong
partisipasi peserta didik
b. Memberikan kemungkinan untuk melakukan eksperimen dalam mengkaji
suatu peristiwa sebelum diterapkan pada kondisi yang sebenarnya
c. Mengurangi keabstarkan dalam mempelajari materi pembelajaran karena
dilakukan melalui kegiatan yang nyata
d. Dalam pelaksanaanya tidak memrlukan terampilan komunikasi yang
kompleks akan tetapi dengan informasi dan pengarahan yang sederhana
peserta didik sudah dapat melaksanakan
e. Meningkatkan daya cipta dan imajinasi peserta didik melalui keterlibatanmya
secara langsung dalam setia langkah kegiatan simulasi dan khusus bagi
peserta didik yang lamban, kurang cakap dan motivasi ternyata dapat
mengikuti dengan baik.
2.2.8.2 kekurangan metode simulasi
a. Pelaksanan simulasi mempersyaratkan pengelompokan yang serasi di samping
pengaturan kelas yang seringkali tidak memungkinkan
b. Ada anggapan bahwa metode ini hanya untuk memperbaiki motivasi dan
imajinasi peserta didik
c. Mengundang kecaman karena di dalamnya terdapat permainan, ( konotsi yang
negative)

22
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPUAN
Metode Pembelajaran adalah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan
(tema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran
tujuan pembelajaranDalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran
kita mempunyai beberapa metode yang dapat kita gunakan di pembelajaran. Sehingga
kita dapat mempelajari metode- metode tersebut dan kita sesuaikan dengan meteri
yang akan kita sampaikan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan tertarik dan
dapat merekam dan memahami materi yang kita sampaikan. Dalam metode
pembelajaran, terdapat beberapa tujuan yang dapat kita gunakan sebagai motivasi
untuk diri kita dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum.
3.2 SARAN
Sebagai seorang pendidik, kita harus bisa menggunakan metode pembelajaran
dengan tepat yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa kita. Karena setiap peserta
didik memiliki perbedaan dalam hal pelajaran dan sebagai seorang pendidik harus
bisa menyesuaikan metode yang di gunakan untu peserta didik

23
DAFTAR PUSTAKA

Rianto,milan, dkk. 2006. Pendekatan,strategi dan metode pembelajaran.


Jurnal. Departemen pendidikan nasional director peningkatan mutu pendidikan dan
tenaga pendidik. Malang
Thobroni, M. 2016. Belajar & pembelajaran teori dan praktek. AR-RUZZ
MEDIA. Yogjakarta
Silberman,Mel. 2013. Pembelajaran aktif 101 strategi untuk mrngajar sacara
aktif. PT Indeks. Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai