PAPER
Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Kelas B
Dosen Pengampu :
Drs.Marjono,M.Hum
Oleh :
Dimas Faldi Jiaulhaq 170210302086
i
BAB 1 PEMBAHASAN
1
1.1.2 Jenis-jenis Imperalisme
1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism)
Imperialisme kuno mempunyai inti pada semboyan gold, gospel, dan
glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Sebuah negara merebut
negara lain yang tujuannya adalah melakukan penyebaran agama, memperoleh
kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung sebelum
revolusi industri dan yang menjadi pelopor adalah negara Spanyol dan Portugal.
( Agung, 2013 : 85-86 )
2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism)
Imperialisme modern mempunyai indi kepada kemajuan ekonomi.
Imperialisme modern muncul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran
sebab revolusi industri membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar
yang luas. Mereka mencari jajahan untuk diambil sumber bahan mentahnya dan
pasar untuk hasil industri, juga sebagai tempat penanaman modal untuk kapital
surplus. ( Agung, 2013 : 85-86 )
2
1.1.4 Tujuan Dan Sasaran Imperalisme
Tujuan dan sasaran imperalisme adalah dominasi di seluruh dunia. Contohnya
antara lain adalah imperalisme yang dilakukan oleh Kaisar Romawi, Alexander The
Great (Iskandar Zulkarnain), Napolen Bonaparte, dan sebagainya.
Sasaran imperalisme kontinental adalah negara-negara dan bangsa-bangsa
tetangganya. Contoh jenis ini adalah raja-raja Prancis pada abad ke 16, 17 dan 18.
Contoh imperalisme yang sasarannya daerah-daerah koloni di seberang lautan antara
lain spanyol, portugis, inggris, belanda dan perancis. Jenis imperalisme ini bertujuan
untuk memperoleh daerah yang seluas-luasnya dan sasarannya adalah negara dan
bangsa yang bekum berkembang. ( Agung, 2013 : 89 )
3
Romawi, Turki Usmani, dan China, termasuk spanyol,Portugis, Belanda, Inggris dan
Perancis yang memperoleh jajahan di Asia, Amerikadan Afrika sebelum 1870, tujuan
imperialisme kuno adalah selain faktor ekonomi(menguasai daerah yang kaya dengan
sumber daya alam) juga termasuk didalamnya tercakup faktor agama dan kajayaan.
Imperialisme kuno dimulai Sejak dimulainya penjelajahan bangsa eropa ke
dunia timur yang diawali oleh bangsa Portugis dan Spanyol dengan tujuan melakukan
perdagangan mencari rempah-rempah di dunia timur sebagai akibat jatuhnya
Konstantinopel ke tangan bangsa Turki Usmani membuat jalur perdagangan antara
eropa dan asia terputus. Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang pernah mengalami
kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Octavianus Augustus dimana kekuasaanya
hampir meliputi selutuh Eropa, Afrika Utara dan Afrika Barat. Namun setelah
runtuhnya kekaisaran Romawi ini pada tahun 476 M berakibat pada kemunduran jalinan
dagang antara Asia dengan Eropa yang mengakibatkan kehidupan wilayah tersebut
semakin merosot. Zaman kemunduran ini disebut dengan istilah Zaman
Kegelapan(Dark Ages) dan membuat tatanan hidup bangsa-bangsa di Eropa menjadi
kacau balau. Bangsa eropa mengadakan perang salib melawan kekuatan-kekuatan Islam
yang menganggu jalur perdangan antara eropa dan asia serta konflik agama. Dengan
semangat perang salib mereka juga tidak mau bertoleransi dengan para pedagang-
pedagang muslim yang mengusai jalur perdangan dari eropa ke asia maka perlulah
bangsa barat menguasai jalur perdagangan tersebut. Dengan memiliki semboyan 3G
yaitu Gold, Gospel, dan Glory maksudnya bangsa barat melakukan pelayaran dengan
tujuan Gold mencari kekayaan atau dalam hal ini rempah-rempah yang merupakan
mimiliki harga tinggi di pasar, kemudian Gospel menyebarkan agama nasrani dalam hal
ini dipengaruhi oleh semangat perang salib, dan Glory dimana bangsa barat harus
mencapai kekajayaannya dalam hal perdagangan (Ricklef dkk,2013).
Imperialisme modern timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggris
lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah
pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari
tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu
sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga
4
ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern (Arendt,1995). Ekspansipun kembali
teradi dan timbul di negara-negara eropa, padahal ini ditentang oleh beberapa
negarawan misa Clemenceu menentang partai imperialistik di Prancis yang hendak
mengirim pasukan penjelajah ke Mesir untuk menyerang Inggris. disisi lain sejumlah
negarawan menduga bukan hanya petualangn seberang lautan tetapi lebih nyata tewujud
untuk usaha mencari uang dan bendera kebangsaan adalah suatu aset nasional, hanya
akan memporak-porandakan kesatuan politis negara kebangsaan , hal ini cukup
beralasan karena seperti republik romawi yang pertama-tama mendasarkan diri pda
hukum sehingga penaklukan dapat diikuti dengan integrasi penduduk yang amat
heterogen itu dengan cara penerapan hukum yang berlaku secara umum, berbeda
dengan negara kebangsaan yang didasarkan persetujuan aktif penduduk yang homogen
terhadap pemerintahannya.
Peristiwa penting yang terjadi di eropa sendiri pada periode imperialistik ini
ialah emansipasi politik kaum borjuis, yang hingga saat itu nerupakan kelas pertama
dalam sejarah yang berhasil meraih keunggulan ekonomi tanpa punya minat untuk
meraih kekuasaan politik. Kaum borjuis berkembang di dalam dan bersama negara-
negara kebangsaan yang hampir menurt definis memerintah dan mengatasi masyarakat
yang terbagi dalam kelas-kelas., akan tetapi semua keputusan politik tetaplah diserahkan
ke negara (Arendt H,1995: 4). Tetapi hal ini mengalami perubahan ketika borjuis
memasuki daerah politis, sehingga lahirnya imperialisme lahir tatkala kelas yang
berkuasa dalam produksi kapitalis tampil ke depan menentang pembatasan-pembatasan
negara atas ekspansi ekonomi kelas tersebut. Kaum borjuis terjun ke politik karean
keharusan ekonomi sebab bila kaum borjuis tidak hendak melepas sistem kapitalis yang
hukum inherennya berupa pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus maka mereka
harus memaksakan hukum itu pada pemerintah nasional hal ini seperti halnya ketika
republik romawi berkuasa yang pertama-tama mendasari kepada hukum sehingga
penaklukan dapat diikuti dengan integrasi penduduk yang amat heterogen itu dengan
cara penerapan hukum yang berlaku secara umum. Akan tetapi negara kebangsaan yang
didasarkan pada persetujuan aktif penduduk yang homogen terhadap pemerintahnya
tidak mempunyai prinsip pemersatu semacam itu. Meskipun terbentuk susunan negara-
5
negara kebangsaan tidak bisa menghilangkan upaya-upaya untuk melakukan ekspansi
karena tujuan utama dari politik imperialisme adalah ekspansi.
Ekspansi bukan hanya menjadi tujuan utama tetapi juga menjadi tujuan
permanen dari konsep politik imperialisme. Imperialisem tidak menganjurkan paham
sesaat, tidak pula mendorong asimilasi yang langgeng, maka imperialisme merupakan
konsep yang sama sekali baru dalam sejarah panjang pemikiran politk dan tindakan
politiknya, orisinalitas dari imperialisme poltik merupakan bukanlah konsep poltik
aslinya, melainkan konsep yang berakar pada spekulasi bisnis, disitu ekspansi berarti
perluasan terus-menerus produksi industrian dan transaksi ekonomi abad 19
(Arendt,1995:8). Dalam bidang ekonomi, ekspansi merupakan konsep yang memadai,
sebab pertumbuhan industri merupakan realitas yang sedang terjadi. Ekspansi juga
disebut peningkatan produksi aktual barang-barang untuk dipakai dan di konsumsi.
Proses-proses produksi tidak terbatas sama seperi kemampuan manusia untuk
menghasilkan, memantapkan, melengkapi dan meningkatkan duniawi manusiawi. Maka
jika laju pertumbuhan ekonimi dan produksi menurun, maka kendala-kendala pertama
tidak ekonomis tapi lebih bersifat politis , sejauh proses produksi tergantung [ada dan
produk dibutuhkan oleh banyak bangsa yang diorganisir dalam badan-badan politik
yang sangat berbeda-beda.
6
kepentingan negara yang berkuasa. Penguasa atas daerah seperti Selat, Gibraltar,
Terusan Suez, Panama, Singapura, Hongkong dan lain-lain adalah sasaran
imperalisme. ( Agung, 2013 : 87 )
3. Imperialisme Kebudayaan
Jenis imperalisme ini banyak dilakukan oleh Spanyol dalam usaha untuk
menguasai dunia, terutama di Amerika Tengah dan Selatan. Begitu pula pada
waktu Hitler mengadakan ekspansi dan rusia dalam usahanya menguasai
pemikiran manusia. ( Agung, 2013 : 87 )
4. Imperialisme Ekonomi
Tujuan imperalisme ekonomi adalah penguasaan daerah yang terbelakang
pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industri. ( Agung, 2013 : 88 )
Bentuk imperalisme ekonomi antara lain sebagai berikut :
1. Imperalisme agraris, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh
konsensi tanah yang luas dalam jangka panjang demi kepentingan pengusaha
perkebunan di negara induk.
2. Imperalisme dagang, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh
hak hak dagang tertentu.
3. Imperalisme manajerial, yaitu bersangkut paut dengan usaha meniadakan
perusahaan lain dan membentuk perusahaan-perusahaan baru untuk
kepentingan negara induk.
4. Imperalisme keungan, yaitu yang bersangkut paut dengan credit power oleh
negara induk yang maju dalam menguasi bangsa yang lemah keuangannya.
7
2. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini
(racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal,
mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa
merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur
atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
3. Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme.
Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini
dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung
oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi
alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4. Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu
negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5. Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang
terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
a) Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
b) Ingin ikut dalam perdagangan dunia
c) Ingin menguasai perdagangan
d) Keinginan untuk menjamin suburnya industri
8
DAFTAR PUSTAKA