Anda di halaman 1dari 11

“IMPERIALISME”

PAPER
Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual

Kelas B
Dosen Pengampu :
Drs.Marjono,M.Hum

Oleh :
Dimas Faldi Jiaulhaq 170210302086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... i

BAB 1 PEMBAHASAN ................................................................................................. 1

1.1 Konsep Imperalismne ............................................................................................. 1

1.1.1 Pengertian Imperalisme ....................................................................................... 1

1.1.2 Jenis-jenis Imperalisme ....................................................................................... 2

1.1.3 Bentuk Imperalisme............................................ Error! Bookmark not defined.

1.1.4 Motivasi Imperalisme .......................................................................................... 2

1.1.5 Tujuan Dan Sasaran Imperalisme ....................................................................... 3

1.2 Latar Belakang Imperalisme................................................................................... 3

1.3 Pengaruh Imperalisme di Indonesia ....................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9

i
BAB 1 PEMBAHASAN

1.1 Konsep Imperalismne


1.1.1 Pengertian Imperalisme
Imperialisme berasal dari kata “imperium” dalam bahasa latin yang berarti
“memerintah”. Kemudian arti itu berubah menjadi “hak memerintah”, arti ini pun
mengalami perubahan lagi menjadi daerah dimana kekuasaan memerintah itu dilakukan.
Dengan ini, maka imperium selalu dihubungkan dengan kekuasaan dunia. ( Agung,2013
: 84 )
Mula-mula istilah imperium dipakai untuk menyebut wilayah kekuasaan
Romawi Kuno yang menyatukan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Usaha tersebut
dilakukan dengan merebut atau menganeksasi daerah-daerah baik itu daerah sekitarnya
maupun daerah-daerah yang snagat jauh bahkan diseberang lautan. Setiap usaha atau
tindakan untuk menguasai daerah lain (bangsa lain) disebut perbuatan imperalisme. (
Agung,2013 : 84 )
Mengenai pengertian impeeralisme ada beberapa tokoh yang mengemukakan,
diantaranya sebagai berikut.
a. T. Parker Moon
Imperalisme adalah nafsu suatu bangsa untuk mendapatkan koloni-koloni karena
dorongan idealisme avonturisme. ( Agung, 2013 : 85 )
b. J.A. Habson
Imperalisme adalah akibat dari sistem perekonomian yang buruk. Barang yang
melimpah didalam negeri mendorong para produsen untuk mencari daerah
pasaran dan menimbulkan imperalisme. ( Agung, 2013 : 85 )
c. J. Schumpeter
Imperalisme adalah suatu kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan
ekspansi yang tidak terbatas dengan menggunakan kekerasan. ( Agung, 2013 :
85)

1
1.1.2 Jenis-jenis Imperalisme
1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism)
Imperialisme kuno mempunyai inti pada semboyan gold, gospel, dan
glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Sebuah negara merebut
negara lain yang tujuannya adalah melakukan penyebaran agama, memperoleh
kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung sebelum
revolusi industri dan yang menjadi pelopor adalah negara Spanyol dan Portugal.
( Agung, 2013 : 85-86 )
2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism)
Imperialisme modern mempunyai indi kepada kemajuan ekonomi.
Imperialisme modern muncul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran
sebab revolusi industri membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar
yang luas. Mereka mencari jajahan untuk diambil sumber bahan mentahnya dan
pasar untuk hasil industri, juga sebagai tempat penanaman modal untuk kapital
surplus. ( Agung, 2013 : 85-86 )

1.1.3 Motivasi Imperalisme


Motivasi utama dari imperalisme yakni :
1. perjuangan untuk memperoleh daerah strategis, militer dan urat nadi lalu lintas
dan sebagainya.
2. keinginan untuk membangun imperium ekonomi demi kesejahteraan dari
bangsa dan negara yang mendominasi.
3. usaha untuk mencari daerah pasaran hasil industri mendapatkan bahan mentah,
menanamkan modal yang yang surplus dan mendapatkan tenaga buruh yang
murah.
4. keinginan untuk memperoleh prestise dengan terbentuknya imperium yang
sangat luas.
5. pengharapan untuk memperoleh daerah baru agar dapat memindahkan sebagian
penduduk dari bangsa yang mendominasi.

2
1.1.4 Tujuan Dan Sasaran Imperalisme
Tujuan dan sasaran imperalisme adalah dominasi di seluruh dunia. Contohnya
antara lain adalah imperalisme yang dilakukan oleh Kaisar Romawi, Alexander The
Great (Iskandar Zulkarnain), Napolen Bonaparte, dan sebagainya.
Sasaran imperalisme kontinental adalah negara-negara dan bangsa-bangsa
tetangganya. Contoh jenis ini adalah raja-raja Prancis pada abad ke 16, 17 dan 18.
Contoh imperalisme yang sasarannya daerah-daerah koloni di seberang lautan antara
lain spanyol, portugis, inggris, belanda dan perancis. Jenis imperalisme ini bertujuan
untuk memperoleh daerah yang seluas-luasnya dan sasarannya adalah negara dan
bangsa yang bekum berkembang. ( Agung, 2013 : 89 )

1.1.5 Latar Belakang Imperalisme


Imperialisme merupakan suatu istilah atau paham yang dikenal pertama kali di
Inggris, berasal dari kata Imperare artinya memerintah atau menguasai, tempat daerah
memerintah disebut imperium. Ajaran ini dari imperialisme uapaya untuk mengusai
daerah atau negeri lain dengan tujuan supaya memperkuat negara serta rakyatnya
sejahtera, maka hal yang dilakukan imperium berambisi semakin banyak menguasai
daerah lain akan mengakibatkan daerah yag dikuasainya semakin kuat. Imperialisme
awalnya muncul dari negara Inggris di akhir abad XIX. Ketika itu perdana menteri
Inggris menjalankan ekspansi atau meluaskan daerah kerajaan Inggris, hingga di suatu
“impire” mencakup seluruh dunia. Poliktik yang dijalankan memperoleh dorongan kuat
sehingga golongan opisis takut apabila politik yang berlaku tersebut memiliki dampak
terhadap krisis internasional. Golongan yang mendukung sikap pemerintah Inggris
ketika itu dinamakan dengan Impire atau golongan Imperialisme. Definisi lain dari
Imperialisme adalah politik untuk melakukan kekuasaan (dengan memaksa) semua
negara didunia untuk keperluan diri sendiri yang dibaut sebagai imperiumnya. (Agung,
2013 : 84).
Imperialisem dibedakan menjadi dua yaitu imperialisme kuno dan imperialisme
modern. Imperialisme kuno adalah negara-negara yangberhasil menaklukan atau
menguasai negara-negara lain, atau yang mempunyai suatu imperium seperti imperium

3
Romawi, Turki Usmani, dan China, termasuk spanyol,Portugis, Belanda, Inggris dan
Perancis yang memperoleh jajahan di Asia, Amerikadan Afrika sebelum 1870, tujuan
imperialisme kuno adalah selain faktor ekonomi(menguasai daerah yang kaya dengan
sumber daya alam) juga termasuk didalamnya tercakup faktor agama dan kajayaan.
Imperialisme kuno dimulai Sejak dimulainya penjelajahan bangsa eropa ke
dunia timur yang diawali oleh bangsa Portugis dan Spanyol dengan tujuan melakukan
perdagangan mencari rempah-rempah di dunia timur sebagai akibat jatuhnya
Konstantinopel ke tangan bangsa Turki Usmani membuat jalur perdagangan antara
eropa dan asia terputus. Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang pernah mengalami
kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Octavianus Augustus dimana kekuasaanya
hampir meliputi selutuh Eropa, Afrika Utara dan Afrika Barat. Namun setelah
runtuhnya kekaisaran Romawi ini pada tahun 476 M berakibat pada kemunduran jalinan
dagang antara Asia dengan Eropa yang mengakibatkan kehidupan wilayah tersebut
semakin merosot. Zaman kemunduran ini disebut dengan istilah Zaman
Kegelapan(Dark Ages) dan membuat tatanan hidup bangsa-bangsa di Eropa menjadi
kacau balau. Bangsa eropa mengadakan perang salib melawan kekuatan-kekuatan Islam
yang menganggu jalur perdangan antara eropa dan asia serta konflik agama. Dengan
semangat perang salib mereka juga tidak mau bertoleransi dengan para pedagang-
pedagang muslim yang mengusai jalur perdangan dari eropa ke asia maka perlulah
bangsa barat menguasai jalur perdagangan tersebut. Dengan memiliki semboyan 3G
yaitu Gold, Gospel, dan Glory maksudnya bangsa barat melakukan pelayaran dengan
tujuan Gold mencari kekayaan atau dalam hal ini rempah-rempah yang merupakan
mimiliki harga tinggi di pasar, kemudian Gospel menyebarkan agama nasrani dalam hal
ini dipengaruhi oleh semangat perang salib, dan Glory dimana bangsa barat harus
mencapai kekajayaannya dalam hal perdagangan (Ricklef dkk,2013).
Imperialisme modern timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggris
lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah
pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari
tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu
sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga

4
ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern (Arendt,1995). Ekspansipun kembali
teradi dan timbul di negara-negara eropa, padahal ini ditentang oleh beberapa
negarawan misa Clemenceu menentang partai imperialistik di Prancis yang hendak
mengirim pasukan penjelajah ke Mesir untuk menyerang Inggris. disisi lain sejumlah
negarawan menduga bukan hanya petualangn seberang lautan tetapi lebih nyata tewujud
untuk usaha mencari uang dan bendera kebangsaan adalah suatu aset nasional, hanya
akan memporak-porandakan kesatuan politis negara kebangsaan , hal ini cukup
beralasan karena seperti republik romawi yang pertama-tama mendasarkan diri pda
hukum sehingga penaklukan dapat diikuti dengan integrasi penduduk yang amat
heterogen itu dengan cara penerapan hukum yang berlaku secara umum, berbeda
dengan negara kebangsaan yang didasarkan persetujuan aktif penduduk yang homogen
terhadap pemerintahannya.
Peristiwa penting yang terjadi di eropa sendiri pada periode imperialistik ini
ialah emansipasi politik kaum borjuis, yang hingga saat itu nerupakan kelas pertama
dalam sejarah yang berhasil meraih keunggulan ekonomi tanpa punya minat untuk
meraih kekuasaan politik. Kaum borjuis berkembang di dalam dan bersama negara-
negara kebangsaan yang hampir menurt definis memerintah dan mengatasi masyarakat
yang terbagi dalam kelas-kelas., akan tetapi semua keputusan politik tetaplah diserahkan
ke negara (Arendt H,1995: 4). Tetapi hal ini mengalami perubahan ketika borjuis
memasuki daerah politis, sehingga lahirnya imperialisme lahir tatkala kelas yang
berkuasa dalam produksi kapitalis tampil ke depan menentang pembatasan-pembatasan
negara atas ekspansi ekonomi kelas tersebut. Kaum borjuis terjun ke politik karean
keharusan ekonomi sebab bila kaum borjuis tidak hendak melepas sistem kapitalis yang
hukum inherennya berupa pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus maka mereka
harus memaksakan hukum itu pada pemerintah nasional hal ini seperti halnya ketika
republik romawi berkuasa yang pertama-tama mendasari kepada hukum sehingga
penaklukan dapat diikuti dengan integrasi penduduk yang amat heterogen itu dengan
cara penerapan hukum yang berlaku secara umum. Akan tetapi negara kebangsaan yang
didasarkan pada persetujuan aktif penduduk yang homogen terhadap pemerintahnya
tidak mempunyai prinsip pemersatu semacam itu. Meskipun terbentuk susunan negara-

5
negara kebangsaan tidak bisa menghilangkan upaya-upaya untuk melakukan ekspansi
karena tujuan utama dari politik imperialisme adalah ekspansi.
Ekspansi bukan hanya menjadi tujuan utama tetapi juga menjadi tujuan
permanen dari konsep politik imperialisme. Imperialisem tidak menganjurkan paham
sesaat, tidak pula mendorong asimilasi yang langgeng, maka imperialisme merupakan
konsep yang sama sekali baru dalam sejarah panjang pemikiran politk dan tindakan
politiknya, orisinalitas dari imperialisme poltik merupakan bukanlah konsep poltik
aslinya, melainkan konsep yang berakar pada spekulasi bisnis, disitu ekspansi berarti
perluasan terus-menerus produksi industrian dan transaksi ekonomi abad 19
(Arendt,1995:8). Dalam bidang ekonomi, ekspansi merupakan konsep yang memadai,
sebab pertumbuhan industri merupakan realitas yang sedang terjadi. Ekspansi juga
disebut peningkatan produksi aktual barang-barang untuk dipakai dan di konsumsi.
Proses-proses produksi tidak terbatas sama seperi kemampuan manusia untuk
menghasilkan, memantapkan, melengkapi dan meningkatkan duniawi manusiawi. Maka
jika laju pertumbuhan ekonimi dan produksi menurun, maka kendala-kendala pertama
tidak ekonomis tapi lebih bersifat politis , sejauh proses produksi tergantung [ada dan
produk dibutuhkan oleh banyak bangsa yang diorganisir dalam badan-badan politik
yang sangat berbeda-beda.

1.2 Macam/Bentuk Imperalisme


1. Imperialisme Politik
Bentuk imperalisme ini bertujuan untuk memperoleh pengawasan politik
terhadap suatu bangsa atau negara dengan cara pembentukan pemerintahan
kolonial. Motif utama dari imperalisme politik adalah untuk memperoleh prestise
dengan cara pembentukan imperalisme atau menutup ketidakpuasan didalam
negeri dengan cara melakukan politik diluar negeri. ( Agung, 2013 : 87 )
2. Imperialisme Militer
Imperalisme militer bertujuan untuk memperoleh daerah strategis,
pelabuhan, atau urat nadi lalu lintas. Daerah-daerah koloni dapat menghasilkan
tenaga manusia dan dapat juga memegang peranan penting dalam menjamin

6
kepentingan negara yang berkuasa. Penguasa atas daerah seperti Selat, Gibraltar,
Terusan Suez, Panama, Singapura, Hongkong dan lain-lain adalah sasaran
imperalisme. ( Agung, 2013 : 87 )
3. Imperialisme Kebudayaan
Jenis imperalisme ini banyak dilakukan oleh Spanyol dalam usaha untuk
menguasai dunia, terutama di Amerika Tengah dan Selatan. Begitu pula pada
waktu Hitler mengadakan ekspansi dan rusia dalam usahanya menguasai
pemikiran manusia. ( Agung, 2013 : 87 )
4. Imperialisme Ekonomi
Tujuan imperalisme ekonomi adalah penguasaan daerah yang terbelakang
pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industri. ( Agung, 2013 : 88 )
Bentuk imperalisme ekonomi antara lain sebagai berikut :
1. Imperalisme agraris, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh
konsensi tanah yang luas dalam jangka panjang demi kepentingan pengusaha
perkebunan di negara induk.
2. Imperalisme dagang, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh
hak hak dagang tertentu.
3. Imperalisme manajerial, yaitu bersangkut paut dengan usaha meniadakan
perusahaan lain dan membentuk perusahaan-perusahaan baru untuk
kepentingan negara induk.
4. Imperalisme keungan, yaitu yang bersangkut paut dengan credit power oleh
negara induk yang maju dalam menguasi bangsa yang lemah keuangannya.

1.3 Faktor Pendorong Imperialisme


1. Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia
(ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah
batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan
ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa
tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.

7
2. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini
(racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal,
mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa
merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur
atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
3. Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme.
Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini
dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung
oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi
alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4. Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu
negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5. Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang
terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
a) Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
b) Ingin ikut dalam perdagangan dunia
c) Ingin menguasai perdagangan
d) Keinginan untuk menjamin suburnya industri

8
DAFTAR PUSTAKA

Agung,L,S.2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta: Ombak.


Arendt,H.1995. Asal-Usul Totalitarisme Jilid II :Imperialisme. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Daliman.2012. Sejarah Indonesia Abad XIX – Awal Abad XX.Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Hardi.1988. Menarik Pelajaran Dari Sejarah. Jakarta: CV Haji Masagung.

Anda mungkin juga menyukai