Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGAJARAN DAN LANDASAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

10 MACAM MACAM METODE PEMBELAJARAN PENJAS

Di Susun Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Dosen pengampu:

Mimil Azmil, S.Pd., M.Pd

Di Susun Oleh:

PUTRI HANDAYANI ALIMIN (23376JKR0584)

SEMESTER I/B

Prodi Pendidikan Olahraga

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pengetahuan

STKIP Pelita Nusantara Buton

2023/2024

1
Kata pengantar

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam
menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan, adapun judul yang penulis buat didalam
makalah ini adalah mengenai “Metode Pembelajaran”

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,


dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam
kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta
dengan segala ketulusan hati kepada:

1. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang
senantiasa mendukung secara moril & materiil serta yang selalu mendo’akan
penulis didalam menempuh pendidikan ini.
2. Bapak Mimil Azmil, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah
pengajaran dan landasan pendidikan olahraga yang dengan segala
keikhlasannya telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada
penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
3. Teman-teman seperjuangan khususnya Prodi pendidikan olahraga yang
senantiasa memberi masukan untuk penulis menyelesaikan makalah ini

Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam


penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para
pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 5

A. Latar Belakang ........................................................................................ 5

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan .................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 7

A. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................................ 7

B. Macam-macam Metode Pembelajaran ................................................. 8

1. Metode Permainan Dan Kompetisi .................................................... 8

2. Metode Ekspositori ............................................................................ 9

3. Metode Latihan ........................................................................... ......10

4. Metode Penemuan ............................................................................ 11

5. Metode Pemberian Tugas ................................................................. 12

6. Metode Bermain Peran ..................................................................... 13

7. Metode Kerja Kelompok ................................................................... 14

8. Metode Resitasi ................................................................................ 15

9. Metode Model .................................................................................. 16

3
10. Metode Eksperimen ....................................................................... 17

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 18

A. Kesimpulan ........................................................................................... 18

B. Saran ..................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

4
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 3 dijelaskan bahwa “Pendidik


yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan
pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen”. Menurut
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa seorang pendidik tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik, maka pendidik memiliki tugas yang harus diemban dan
dipertanggung jawabkan. Dalam mengajar pendidik harus memberikan yang terbaik
untuk anak didiknya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga pendidik harus
memiliki strategi-strategi dalam menjalankan tugasnya tersebut.

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan setiap
guru. Menurut Kellen yang dikutip Sugiyar dkk dalam Mohamad Syarif jelas bahwa
guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh
sebab itu guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajan sebagai berikut: berorientasi pada tujuan aktivitas, individualitas dan
integritas.

Berdasarkan pernyataan di atas, seorang guru atau pendidik harus mengetahui


terlebih dahulu strategi-strategi yang harus digunakan agar tujuan dalam
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Beberapa istilah yang berkaitan
dengan strategi pembelajaran diantaranya adalah metode, teknik dan taktik.

5
Sehingga dalam hal ini makalah dibuat untuk membahas mengenai metode
pembelajaran dalam strategi belajar mengajar.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?


2. Apa saja macam-macam metode pembelajaran yang sering digunakan oleh
pendidik dalam pembelajaran penjas?

C.TujuanTujuan

Dari rumusan masalah di atas adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran


2. Untuk mengetahui apa saja metode yang sering digunakan oleh pendidik
dalam pembelajaran penjas.

6
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos. Methodos berasal dari
katameta dan hodos. Meta berarti melalui sedang hodos berarti jalan. Sehingga
metode menurut Nasution dalam Jamal² berarti jalan yang harus dilalui atau cara
untuk melakukan sesuatu atau prosedur. Sedangkan dalam Ramayulis³ metode
dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Thoriqoh yang berarti langkah-langkah
strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan,
dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik
menerima pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat dicerna dengan baik.

Adapun pembelajaran menurut Dimyanti dan Mudjiono pembelajaran adalah


kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sehingga metode
pembelajaran menurut Basrudin M. Usman yaitu suatu cara penyampaian bahan
pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Berdasarkan paparan di atas diketahui bahwa metode pembelajaran merupakan


langkah-langkah strategis yang tepat dan cepat yang ditentukan dan ditetapkan
dalam penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai suatu tujuan belajar. Unsur
penting bagi seorang pendidik dalah kemampuannya dalam mengajarkan dan
memahamkan sesuatu kepada anak didiknya. Setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangannya sendiri, jadi tidak ada satu metode terbaik di antara metode-metode
yang ada. Metode yang digunakan disesuaikan dengan materi atau bahasan yang
akan disampaikan oleh pendidik kepada anak didiknya.

Mengajar bukanlah tugas statis sebagaimana pendapat Syahraini Tambak bahwa


untuk dapat mengajar dan mendidik secara sempurna dan berhasil maka seorang

7
guru harus dituntut berkembang bersama dengan masyarakat dan kemajuan-
kemajuan yang berlaku. Ketepatan dan kesesuaian metode yang diterapkan dalam
suatu pengajaran amat tergantung pada kemampuan guru dalam memilih metode
tersebut. Sehingga seorang pendidik harus mampu menentukan metode yang tepat
dalam pembelajarannya. Metode yang telah dipilih sebaiknya dipahami dengan baik
dan diuji cobakan berulang-ulang sehingga dapat mewujudkan hasil belajar yang
maksimal. Kunci utama yang harus dipegang oleh seorang pendidik adalah bahwa
setiap proses yang dilakukan harus mengacu kepada kepenting anak anak didiknya.

B. Macam-macam Metode Pembelajaran

Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan, bahwa setiap


metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikan-kebaikannya
maupun menetapkan mengenai kelemahan-kelemahannya. Guru akan lebih mudah
menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus
dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut.

Metode-metode pembelajaran ada yang bersifat terpusat kepada siswa


(Studentcentered) dan ada yang berpusat kepada peserta didik (teacher centered).
Berikut ini akan diuraikan beberapa metode yang sering digunakan oleh guru atau
pendidik khususnya dalam pembelajaran penjas di antaranya:

1. Metode Permainan dan Kompetisi.

Metode permainan dan kompetisi adalah pendekatan pembelajaran di mana


konsep-konsep kesehatan, kebugaran, atau keterampilan fisik diajarkan melalui
permainan atau kegiatan kompetitif. Ini melibatkan unsur-unsur kompetisi yang
bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.

Kelebihan Metode Permainan dan Kompetisi:

8
 Motivasi Tinggi: Kompetisi dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dan berusaha keras.
 Pengembangan Keterampilan: Melalui permainan dan kompetisi, siswa
dapat mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif dengan cara yang
menyenangkan.

Kekurangan Metode Permainan dan Kompetisi:

 Fokus pada Kemenangan: Terlalu banyak fokus pada kemenangan dapat


mengabaikan nilai-nilai pengembangan pribadi dan kesehatan.
 Risiko Cedera: Kompetisi intensif dapat meningkatkan risiko cedera jika tidak
ada pengawasan dan pengelolaan risiko yang memadai.
 Tidak Semua Siswa Merasa Nyaman: Beberapa siswa mungkin tidak nyaman
dengan tingkat kompetisi yang tinggi atau mungkin merasa terbebani oleh
tekanan untuk menang.

2. Metode Ekspositori.

Metode ekspositori dalam pendidikan jasmani (penjas) melibatkan penyampaian


informasi secara langsung dan jelas kepada siswa. Guru menggunakan metode ini
untuk menjelaskan konsep, aturan, atau teknik dalam olahraga atau aktivitas fisik
secara sistematis. Ini melibatkan demonstrasi, diskusi, dan panduan instruksional
yang bersifat informatif guna memastikan pemahaman yang baik dari siswa
terhadap materi yang diajarkan. Misalnya, Pengajaran Teknik Olahraga, Guru
menjelaskan langkah-langkah teknis suatu olahraga, seperti teknik lempar bola
dalam bola basket, dengan memberikan instruksi langkah demi langkah kepada
siswa. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran yang
mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara langsung.

Metode ekspositori sebenarnya merupakan kombinasi dari metode ceramah, tanya


jawab dan penugasan dan metode ini cenderung memperlihatkan guru yang lebih
aktif dibandingkan dengan siswa. Siswa dianggap tidak perlu lagi menemukan fakta,
konsep atau prinsip karena telah dijelaskan oleh guru. Metode ini sering
dianalogikan dengan metode ceramah karena sifatnya sama-sama memberikan

9
informasi. Metode ini sama halnya dengan metode lainnya memiliki kekurangan dan
kelebihan. Kelebihannya dirangkum sebagai berikut.

 Guru dapat mengontrol urutan materi pembelajaran dan dapat mengetahui


atau mengukur sejauh mana siswa menguasai pelajaran yang disampaikan.
 Metode ini dianggap efektif apabila materi pelajaran cukup luas namun
waktu yang dimiliki untuk mengajar terbatas.
 Metode ini dapat digunakan untuk ukuran kelas yang besar

3. Metode Latihan.

Metode latihan adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa melakukan latihan


berulang-ulang atau gerakan fisik untuk meningkatkan keterampilan atau
kebugaran. Ini melibatkan repetisi dan fokus pada pengembangan keterampilan
motorik dan otot. Contohnya,latihan kelenturan gerakan dinamis untuk
meningkatkan kelenturan tubuh seperti yoga.

Kelebihan Metode Latihan:

 Peningkatan Keterampilan: Memberikan kesempatan untuk mengasah dan


meningkatkan keterampilan khusus, baik dalam olahraga maupun kegiatan
fisik lainnya.
 Peningkatan Kondisi Fisik: Membantu meningkatkan kebugaran fisik,
kekuatan otot, dan daya tahan melalui latihan berulang.
 Pemahaman Konsep Keterampilan: Siswa dapat memahami konsep
keterampilan secara lebih mendalam melalui pengalaman langsung.

Kekurangan Metode Latihan:

 Kurangnya Variasi: Terlalu banyak fokus pada latihan berulang dapat


membuat pembelajaran menjadi monoton dan kurang menarik.
 Kemungkinan Kecelakaan atau Cedera: Jika tidak diawasi dengan baik,
latihan berulang dapat meningkatkan risiko cedera karena kelelahan atau
ketidakbenaran teknik.

10
 Kurangnya Keterlibatan Siswa: Beberapa siswa mungkin merasa bosan atau
kehilangan minat jika hanya melibatkan latihan berulang tanpa variasi atau
tantangan tambahan.

Penting untuk menggabungkan metode latihan dengan elemen-elemen


pembelajaran yang beragam agar pembelajaran tetap menarik dan efektif. Selain
itu, pengawasan dan bimbingan guru atau pelatih sangat penting untuk memastikan
keselamatan dan keefektifan pembelajaran.

4. Metode Penemuan.

Metode penemuan adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa diberikan


kesempatan untuk menemukan atau mengeksplorasi konsep atau pengetahuan
sendiri melalui pengalaman langsung. Guru berperan sebagai fasilitator yang
membimbing siswa dalam proses penemuan. Contoh metode penemuan ini yaitu,
peserta didik bisa menentukan strategi permainan tim.

Kelebihan Metode Penemuan:

 Pemahaman yang Mendalam: Siswa cenderung memahami konsep secara


lebih mendalam ketika mereka menemukannya sendiri dari pada hanya
menerima informasi dari guru.
 Stimulasi Kreativitas: Mendorong perkembangan keterampilan kreatif dan
pemecahan masalah karena siswa harus berpikir secara aktif dan kreatif
dalam menemukan solusi atau konsep

Kekurangan Metode Penemuan:

 Waktu yang Diperlukan: Proses penemuan mungkin membutuhkan lebih


banyak waktu dibandingkan dengan metode pengajaran langsung.
 Ketidakpastian Hasil: Hasil dari metode penemuan mungkin bervariasi antar
siswa, tergantung pada pemahaman masing-masing individu.

11
5. Metode Pemberian Tugas.

Metode pemberian tugas adalah pendekatan pembelajaran di mana guru


memberikan tugas atau proyek kepada siswa untuk diselesaikan secara mandiri atau
dalam kelompok. Tugas tersebut dapat melibatkan penelitian, analisis, atau
pelaksanaan suatu konsep atau keterampilan tertentu.

Kelebihan Metode Pemberian Tugas:

 Pengembangan Keterampilan Mandiri: Mendorong siswa untuk


mengembangkan keterampilan bekerja mandiri, penelitian, dan pemecahan
masalah.
 Pemberian Kontrol kepada Siswa: Membuat siswa merasa memiliki kontrol
atas proses pembelajaran mereka.

Kekurangan Metode Pemberian Tugas:

 Ketidakpastian Hasil: Hasil tugas dapat bervariasi tergantung pada tingkat


pemahaman dan kemampuan siswa.
 Kesulitan dalam Pengelolaan Waktu: Siswa dan guru harus dapat mengelola
waktu dengan baik agar tugas selesai sesuai jadwal pembelajaran.

Penting bagi guru untuk merancang tugas dengan cermat, memberikan panduan
yang jelas, dan memberikan umpan balik konstruktif agar siswa dapat mengambil
manfaat maksimal dari metode pemberian tugas.

6. Metode Bermain Peran.

Metode bermain peran dalam pendidikan jasmani (penjas) melibatkan siswa dalam
situasi atau peran tertentu untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang
konsep olahraga atau aktivitas fisik. Guru dapat memanfaatkan permainan peran
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap aspek-aspek tertentu dalam
penjas, contohnya simulasi pertandingan olahraga seperti bermain bola atau voli.

Kelebihan Metode Bermain Peran:

12
 Pemahaman yang Mendalam: Siswa dapat memahami konsep atau situasi
dengan lebih mendalam karena mereka mengalami langsung melalui peran
yang dimainkan.
 Motivasi Tinggi: Bermain peran seringkali meningkatkan motivasi siswa
karena kegiatan ini dianggap lebih menarik dan menyenangkan.

Kekurangan Metode Bermain Peran:

 Keterbatasan Realisme: Beberapa situasi mungkin sulit untuk direplikasi


sepenuhnya, dan siswa harus mampu menanggapinya secara fleksibel.
 Bahaya yang merugikan bagi Beberapa Siswa: Beberapa siswa mungkin
merasa tidak nyaman atau kesulitan berpartisipasi, menghambat
pengalaman belajar mereka.

Metode bermain peran dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan siswa, terutama ketika diintegrasikan dengan baik
dalam konteks kurikulum.

7. metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjas) adalah
pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam aktivitas fisik atau olahraga
secara bersama-sama. Tujuan dari metode ini adalah mengembangkan keterampilan
sosial, kerja sama tim, dan kesehatan fisik siswa melalui interaksi dalam kelompok.
Contohnya Tarik Tambang, Aktivitas fisik sederhana yang melibatkan seluruh
kelompok untuk menciptakan kerja sama dan kekuatan tim.

Kelebihan Metode Kerja Kelompok dalam Penjas:

 Kolaborasi: Mendorong siswa untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan


bersama, merangsang kolaborasi dan keterampilan sosial.
 Pengembangan Keterampilan Tim: Memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan bekerja dalam tim, seperti komunikasi,
kepemimpinan, dan kerja sama.
 Pembagian Tugas: Pemberian tugas berdasarkan keahlian dan kekuatan
individu, memaksimalkan potensi setiap anggota kelompok.

13
Kekurangan Metode Kerja Kelompok dalam Penjas:

 Ketidaksetaraan Kontribusi: Beberapa anggota kelompok mungkin lebih aktif


atau lebih dominan, sementara yang lain mungkin kurang berpartisipasi.
 Waktu yang Diperlukan: Proses kerja kelompok dapat memerlukan waktu
lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan individu, terutama jika koordinasi
tidak efisien.
 Konflik Interpersonal: Ada potensi terjadinya konflik interpersonal di antara
anggota kelompok, yang dapat mempengaruhi suasana belajar.

Penting untuk merancang tugas kelompok dengan cermat, memberikan pedoman


yang jelas, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif untuk memaksimalkan
kelebihan metode kerja kelompok dan mengatasi potensi kekurangannya. Dengan
pengawasan dan bimbingan yang tepat, metode kerja kelompok dapat menjadi alat
yang efektif untuk pembelajaran di bidang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (Penjas).

8. Metode resitasi.

Metode resitasi juga termasuk ke dalam macam-macam metode belajar. Dalam


metode ini, pendidik mengharuskan peserta didiknya membuat ringkasan materi
yang telah disampaikan melalui metode ceramah, visual, atau audio.

Peserta didik kemudian akan menuliskan informasi yang mereka peroleh, mengingat
materi yang telah diajarkan oleh pendidik, dan bertanggung jawab dengan hasil
ringkasannya tersebut.

Kelebihan Metode Resitasi:

 Aktifkan Peserta Didik: Memotivasi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam


pembelajaran dengan menjawab pertanyaan dan berinteraksi langsung.
 Evaluasi Pemahaman: Membantu guru memancarkan pemahaman siswa
secara langsung, memungkinkan penyesuaian proses jika diperlukan.
 Penguatan Retensi Informasi: Berulangnya materi melalui resitasi dapat
memperkuat retensi informasi dan memperkuat memori siswa.

14
Kekurangan Metode Resitasi:

 Partisipasi yang Tidak Merata: Beberapa siswa mungkin enggan atau tidak
nyaman berbicara di depan kelas, sehingga resitasi tidak selalu
mencerminkan pemahaman sejati setiap siswa.
 Keterbatasan Pemahaman Siswa: Beberapa siswa mungkin menjawab tanpa
benar-benar memahami materi, atau mereka yang lebih canggung mungkin
menghindari untuk berpartisipasi.

Penting untuk memvariasikan metode pembelajaran dan memastikan bahwa


metode resitasi dipadukan dengan baik ke dalam konteks pembelajaran untuk
mencapai hasil yang efektif. Selain itu, memperhatikan kebutuhan dan preferensi
siswa dapat membantu meningkatkan keberhasilan penggunaan metode ini.

9. Metode model

Dalam metode model, pendidik harus menunjukkan kepada peserta didik


bagaimana melakukan suatu hal dengan tepat. Terlepas seberapa jelas materi yang
telah disampaikan, contoh yang diberikan oleh pendidik akan membantu peserta
didik lebih memahami materinya.

Dalam konteks pendidikan jasmani (penjas), metode model mengacu pada


pendekatan pembelajaran yang melibatkan penyajian dan peniruan gerakan atau
teknik oleh siswa berdasarkan contoh yang diberikan oleh guru atau instruktur.

Misalnya, guru olahraga menjelaskan teknik lompat tinggi, guru menjadi medel
dengan mencontohkan hal yang benar, termaksud cara berlari, lompat, dan
melewati mistar, siswa kemudian dapat mengamati dan meniru gerakan tersebut.

 Kelebihan metode model dalam penjas melibatkan kemudahan pemahaman


konsep teknik oleh siswa karena adanya contoh nyata. Selain itu, dapat
membentuk pola gerakan yang benar.
 Namun, kekurangannya termasuk kurangnya kreativitas siswa dalam
mengeksplorasi variasi gerakan sendiri dan terkadang sulit mengatasi
perbedaan individu dalam penerimaan informasi

15
10. Metode ekperimen.

Metode eksperimen dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjas) melibatkan


pembelajaran melalui percobaan fisik atau latihan langsung. Guru atau instruktur
memberikan situasi atau tantangan tertentu kepada siswa untuk memungkinkan
mereka secara aktif mengalami konsep atau prinsip tertentu.

Contohnya, dalam latihan kebugaran, metode eksperimen dapat melibatkan


pembagian siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dan memberikan set instruksi
tentang jenis latihan kebugaran tertentu. Setiap kelompok kemudian merencanakan
dan melaksanakan sesi latihan mereka sendiri, mencatat pengalaman mereka, dan
mengamati dampaknya pada kesehatan dan kebugaran mereka. Proses ini
memberikan siswa kesempatan untuk eksperimen dengan berbagai jenis latihan,
memahami efeknya, dan membangun kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik.

 Keunggulan metode eksperimen dalam olahraga melibatkan kontrol yang


tinggi terhadap variabel, memungkinkan identifikasi sebab-akibat secara
jelas. Ini juga dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk
mengembangkan strategi pelatihan yang lebih efektif.
 kekurangannya melibatkan kesulitan dalam mereplikasi kondisi olahraga
yang sebenarnya dan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan
kompleksitas yang terjadi dalam situasi kompetisi nyata.

BAB III PENUTUP

16
A. Kesimpulan.

Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjas), terdapat berbagai macam


metode pembelajaran yang dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
Dari metode permainan dan kompetisi, latihan, resitasi, model, pemberian tugas,
dan lainnya, setiap pendekatan memberikan kontribusi unik untuk pengembangan
fisik, keterampilan, dan pemahaman konsep. Kesimpulannya, variasi metode
pembelajaran dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
dinamis dan mendukung perkembangan holistik siswa. Dan juga guru dapat
beradaptasi dengan gaya pembelajaran siswa, Siswa memiliki gaya pembelajaran
yang berbeda-beda. Dengan mengetahui berbagai metode, guru dapat lebih mudah
menyesuaikan pendekatan pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi siswa.

B. Saran.

Guru disarankan untuk mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran untuk


menjaga keberagaman dan mencegah kebosanan siswa. Hal ini dapat menciptakan
pengalaman pembelajaran yang menarik dan efektif. Dengan menerapkan saran-
saran ini, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih baik dan
mendukung perkembangan menyeluruh siswa dalam Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

17
Hamiyah, Nur & Muhamad Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Gustiawati, R., Fahrudin, F., & Stafei, M. M. (2014). Implementasi model-model


pembelajaran penjas dalam meningkatkan kemampuan guru memilih dan
mengembangkan strategi pembelajaran penjasorkes. Majalah Ilmiah SOLUSI,
1(03).

Utamayasa, I. G. D. (2021). Model-model pembelajaran pendidikan jasmani. Jakad


Media Publishing.

Fachrul, A., Julianti, R. R., & Syafei, M. M. (2020). Pengetahuan Guru Penjas Tentang
Model Pembelajaran dengan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani. Jurnal Literasi Olahraga, 1(2).

18

Anda mungkin juga menyukai