Dosen pengampu:
Di Susun Oleh:
SEMESTER I/B
2023/2024
1
Kata pengantar
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam
menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan, adapun judul yang penulis buat didalam
makalah ini adalah mengenai “Metode Pembelajaran”
1. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang
senantiasa mendukung secara moril & materiil serta yang selalu mendo’akan
penulis didalam menempuh pendidikan ini.
2. Bapak Mimil Azmil, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah
pengajaran dan landasan pendidikan olahraga yang dengan segala
keikhlasannya telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada
penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
3. Teman-teman seperjuangan khususnya Prodi pendidikan olahraga yang
senantiasa memberi masukan untuk penulis menyelesaikan makalah ini
2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 6
3
10. Metode Eksperimen ....................................................................... 17
A. Kesimpulan ........................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................... 18
4
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa seorang pendidik tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik, maka pendidik memiliki tugas yang harus diemban dan
dipertanggung jawabkan. Dalam mengajar pendidik harus memberikan yang terbaik
untuk anak didiknya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga pendidik harus
memiliki strategi-strategi dalam menjalankan tugasnya tersebut.
Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan setiap
guru. Menurut Kellen yang dikutip Sugiyar dkk dalam Mohamad Syarif jelas bahwa
guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh
sebab itu guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajan sebagai berikut: berorientasi pada tujuan aktivitas, individualitas dan
integritas.
5
Sehingga dalam hal ini makalah dibuat untuk membahas mengenai metode
pembelajaran dalam strategi belajar mengajar.
B.Rumusan Masalah
C.TujuanTujuan
6
BAB II PEMBAHASAN
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos. Methodos berasal dari
katameta dan hodos. Meta berarti melalui sedang hodos berarti jalan. Sehingga
metode menurut Nasution dalam Jamal² berarti jalan yang harus dilalui atau cara
untuk melakukan sesuatu atau prosedur. Sedangkan dalam Ramayulis³ metode
dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Thoriqoh yang berarti langkah-langkah
strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan,
dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik
menerima pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat dicerna dengan baik.
7
guru harus dituntut berkembang bersama dengan masyarakat dan kemajuan-
kemajuan yang berlaku. Ketepatan dan kesesuaian metode yang diterapkan dalam
suatu pengajaran amat tergantung pada kemampuan guru dalam memilih metode
tersebut. Sehingga seorang pendidik harus mampu menentukan metode yang tepat
dalam pembelajarannya. Metode yang telah dipilih sebaiknya dipahami dengan baik
dan diuji cobakan berulang-ulang sehingga dapat mewujudkan hasil belajar yang
maksimal. Kunci utama yang harus dipegang oleh seorang pendidik adalah bahwa
setiap proses yang dilakukan harus mengacu kepada kepenting anak anak didiknya.
8
Motivasi Tinggi: Kompetisi dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dan berusaha keras.
Pengembangan Keterampilan: Melalui permainan dan kompetisi, siswa
dapat mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif dengan cara yang
menyenangkan.
2. Metode Ekspositori.
9
informasi. Metode ini sama halnya dengan metode lainnya memiliki kekurangan dan
kelebihan. Kelebihannya dirangkum sebagai berikut.
3. Metode Latihan.
10
Kurangnya Keterlibatan Siswa: Beberapa siswa mungkin merasa bosan atau
kehilangan minat jika hanya melibatkan latihan berulang tanpa variasi atau
tantangan tambahan.
4. Metode Penemuan.
11
5. Metode Pemberian Tugas.
Penting bagi guru untuk merancang tugas dengan cermat, memberikan panduan
yang jelas, dan memberikan umpan balik konstruktif agar siswa dapat mengambil
manfaat maksimal dari metode pemberian tugas.
Metode bermain peran dalam pendidikan jasmani (penjas) melibatkan siswa dalam
situasi atau peran tertentu untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang
konsep olahraga atau aktivitas fisik. Guru dapat memanfaatkan permainan peran
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap aspek-aspek tertentu dalam
penjas, contohnya simulasi pertandingan olahraga seperti bermain bola atau voli.
12
Pemahaman yang Mendalam: Siswa dapat memahami konsep atau situasi
dengan lebih mendalam karena mereka mengalami langsung melalui peran
yang dimainkan.
Motivasi Tinggi: Bermain peran seringkali meningkatkan motivasi siswa
karena kegiatan ini dianggap lebih menarik dan menyenangkan.
Metode bermain peran dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan siswa, terutama ketika diintegrasikan dengan baik
dalam konteks kurikulum.
Metode kerja kelompok dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjas) adalah
pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam aktivitas fisik atau olahraga
secara bersama-sama. Tujuan dari metode ini adalah mengembangkan keterampilan
sosial, kerja sama tim, dan kesehatan fisik siswa melalui interaksi dalam kelompok.
Contohnya Tarik Tambang, Aktivitas fisik sederhana yang melibatkan seluruh
kelompok untuk menciptakan kerja sama dan kekuatan tim.
13
Kekurangan Metode Kerja Kelompok dalam Penjas:
8. Metode resitasi.
Peserta didik kemudian akan menuliskan informasi yang mereka peroleh, mengingat
materi yang telah diajarkan oleh pendidik, dan bertanggung jawab dengan hasil
ringkasannya tersebut.
14
Kekurangan Metode Resitasi:
Partisipasi yang Tidak Merata: Beberapa siswa mungkin enggan atau tidak
nyaman berbicara di depan kelas, sehingga resitasi tidak selalu
mencerminkan pemahaman sejati setiap siswa.
Keterbatasan Pemahaman Siswa: Beberapa siswa mungkin menjawab tanpa
benar-benar memahami materi, atau mereka yang lebih canggung mungkin
menghindari untuk berpartisipasi.
9. Metode model
Misalnya, guru olahraga menjelaskan teknik lompat tinggi, guru menjadi medel
dengan mencontohkan hal yang benar, termaksud cara berlari, lompat, dan
melewati mistar, siswa kemudian dapat mengamati dan meniru gerakan tersebut.
15
10. Metode ekperimen.
16
A. Kesimpulan.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
17
Hamiyah, Nur & Muhamad Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Fachrul, A., Julianti, R. R., & Syafei, M. M. (2020). Pengetahuan Guru Penjas Tentang
Model Pembelajaran dengan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani. Jurnal Literasi Olahraga, 1(2).
18