Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

METODE DAN TEKNIK MENGAJAR


Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar, Dosen Pengampu : Laurensia Masri Perangin-Angin, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 4
RAFIQAH AZIZAH CANIAGO (1213311027)

DIAN PUTRI PANE (1213311028)

SAULA RAIHANI (1213311025)

KESTI ANGGREANI (1213311020)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
Makalah ini. Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen kami
Laurensia Masri Perangin Angin, S.Pd., M.Pd dalam mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Jika dalam penulisan makalah kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisannya, maka kepasda para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-
koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata mata agar menjadi suatu evaluasi dalam
pembuatan tugas ini.
Semoga dengan adanya pembuatan tugas ini dapat di berikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca. Penulis telah berupaya
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini, namun penulis sadar bahwa ini sangat jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran
yang membangun guna untuk memperbaiki tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dosen
pengampu semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengengetahuan bagi pembaca.

Kelompok 4

Medan, September 2022

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3


BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 4
BAB II.................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 6
1. METODE MENGAJAR, TEKNIK MENGAJAR, DAN PERANAN METODE MENGAJAR .. 6
2. PEMILIHAN METODE MENGAJAR, NILAI STRATEGI METODE, DAN EFEKTIVITAS
PENGGUNAAN METODE MENGAJAR ................................................................................. 8
3. JENIS-JENIS METODE MENGAJAR ............................................................................. 10
BAB III .............................................................................................................................. 27
PENUTUP ......................................................................................................................... 27
A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 27
B. SARAN .................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan proses belajar
mengajar. Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang mampu membawa siswa untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan dan melatih kemampuan siswa dalam berbagai kegiatan.
Dengan demikian siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dengan
melalui berbagai kegiatan, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Untuk memilih suatu
metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti, materi yang akan disampaikan, tujuan
pembelajaran, sarana dan prasarana waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal lain yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Suatu proses pembelajaran agar dapat berhasil dengan baik harus memerlukan usaha yang
sungguh-sungguh dari semua pihak, baik dari pihak siswa, guru, orang tua siswa, lingkungan
sekolah, maupun pemerintah. Guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan tepat
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan berhasil dengan baik yang disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran. Akan tetapi masih ada sebagian guru sekolah dasar yang mengajar
secara klasik yang hanya dengan menggunakan satu metode saja, di antaranya metode ceramah
yang termasuk dalam klasifikasi metode konvensional. Dalam pembelajaran IPA yang hanya
menggunakan metode ceramah, kegiatan pembelajaran di dominasi oleh guru. Guru
menyampaikan pelajaran dan memberikan contoh soal sedangkan siswa hanya mendengar dan
meniru pola-pola apa yang telah disampaikan oleh guru, mencontoh cara menyelesaikan soal
sehingga mengakibatkan siswa bertindak menjadi pasif terhadap proses belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode mengajar, teknik mengajar, peranan metode mengajar?
2. Bagaimana pemilihan metode mengajar, nilai strategi metode mengajar, efektivitas
penggunaan metode mengajar?
3. Apa saja jenis-jenis metode mengajar.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Penulisan makalah ini diharapkan berguna untuk pengembangan pengetahuan bagi siswa,
khususnya guru dalam menerapkan atau memilih metode pembelajaran yang tepat

4
b. Dan penulisan makalah ini dapat menambah wawasan dan keilmuan yang nantinya akan
dialami oleh calon guru dilapangan kerja.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. METODE MENGAJAR, TEKNIK MENGAJAR, DAN PERANAN METODE


MENGAJAR
A. Metode Mengajar

Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu cara
atau proseduryang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendapat lain juga
dijelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam
interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhansistem untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan kata

“mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran (Fathurrohman dan Sutikno, 2007; 55).

Pengertian mengajar menurut Rafli Kosasi dalam M. Basyirudin Usman juga


mengemukakan pendapatnya bahwa, mengajar adalah suatu usaha untuk membuat siswa dapat
belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh guru sehingga menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri anak. Sejalan dengan itu, Chalijah dalam bukunya juga
mendefinisikan bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan Sejalan dengan itu, Abu Ahmadi dan Prasetya juga mengemukakan pengertian
metode mengajar, yaitu: Teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok atau
klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

Metode pembelajaran dalam implementasinya memiliki prosedur atau fase-fase tertentu.


Secara garis besar dalam satu proses interaksi belajar, metode pembelajaran dikelompokkan
menjadi empat fase utama, yaitu fase pendahuluan, fase pembahasan, fase menghasilkan dan
fase penurunan.

Fase pendahuluan; dimaksudkan untuk Menyusun dan mempersiapkan mental set yang
menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi pembelajaran. Dalam fase ini
fasilitator dapat melakukan kaji ulang (review) terhadap pembahasan sebelumnnya dan
menghubungkan dengan pembahasan berikutnya. Fase pembahasan dimaksudkan untuk
melakukan kajian, pembahasan dan penelahaan terhadap materi pembelajaran. Dalam fase ini,
peserta didik mulai dikonsentasikan perhatiannya kepada pokok materi pembahasan. Dalam
fase ini perlu dicari metode yang cocok dengan tujuan, sifat materi, latar belakang pesertadidik
dan guru. Fase menghasilkan tahap penarikan kesimpulan bedasarkan dari seluruh hasil
pembahasan yang berdasarkan pengalaman dan teori yang mendukungnya. Fase penurunan
dimaksudkan untuk menentukan konsentrasi peserta didik secara berangsur-angsur.

6
Ketegangan perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran perlu secara bertahap
diturunkan untuk memberi isyarat bahwa proses pembelajaran akan berakhir.

B. Teknik Mengajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia, memberi artian bahwa tehnik adalah cara (kepandaian, dsb)
membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni (Moeliono,1990:915).
Berdasarkan kedua batasan tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa tehnik merupakan
keterampilan dan seni (kiat) untuk melaksanakan langkah-langkah yangsistematik dalam
melakukan suatu kegiatan yang lebih luas atau metode.
Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah suatu cara strategi yang
digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu mengajar pada bagian
pelajaran tertentu.
Menurut Kamaruddin Hj. Husin & Siti Hajar Hj. Abdul Aziz dalam bukunya Pengajian
Melayu III : Teknik bisa didefinisikan sebagai pengendalian suatu organisasi yang benar- benar
berlaku di dalam pengajaran yang digunakan untuk mencapai suatu objektif.
Menurut Morris (1976:1321), tehnik adalah “The systemic procedure by which a complex
scientific task is accomplished, or degree of skill or command of fundamentals exhibited in
any performance”. Batasan tersebut mengemukakan bahwa tehnik adalah prosedur yang
sistematik sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang kompleks atau
ilmiah,merupakan tingkat keterampilan atau perintah untuk melakukan patokan-patokan dasar
suatu penampilan
a) Macam-macam teknik mengajar
Tehnik-tehnik pembelajaran digolongkan oleh Knowles (1977 : 292-293) ke dalam tujuh jenis,
yaitu:
 Pertama adalah tehnik penyajian (presentasi) yang mencakup : ceramah, siaran televisi
danvideo, film dan slide, debat, dialog, dan tanya jawab, symposium, panel,
wawancarakelompok, demonstrasi, percakapan, drama, rekaman, siaran radio,
pementasan, kunjungan ,dan telaah bacaan.
 Kedua adalah tehnik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar
yangmencakup : Tanya jawab, forum, kelompok pendengar, panel bereaksi, kelompok
buzz, bermain peran dan panel berangkai.
 Ketiga adalah tehnik untuk diskusi yang mencakup antara lain : diskusi terbimbing,
diskusi buku, diskusi sokratik, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus.
 Keempat adalah tehnik-tehnik simulasi yang terdiri antara lain atas : bermain peran,
pemecahan masih kritis, studi kasus, dan pelatihan keranjang (basket).
 Kelima adalah tehnik-tehnik pelatihan kelompok T (sensitivity training).
 Keenam adalah tehnik-tehnik pelatihan tanpa bicara.
 Ketujuh adalah tehnik-tehnik pelatihan keterampilan praktis dan kepelatihan.
Singkatnya,tehnik pembelajaran itu bervariasi, sedangkan penerapannya dapat dipilih
dan ditetapkansesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan.

7
b) Tujuan teknik mengajar
 Agar guru lebih mudah dalam melakukan proses belajar mengajar
 Agar seorang guru dapat mengajar lebih baik
 Seorang guru dapat memberikan instruktur kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran
itudapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik.
 Untuk mempermudah pencapaian hasil pembelajaran dalam suatu proses belajar
mengajar.

C. Peranan Metode Mengajar

a. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik


Tidak satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengaparan Karena
kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar-mengajar.
Dalam penggunaan metode menyesuaikannya dangan kondisi dan suasana kelas, jumlah anak
perumusan guru harus tujuan. Perlu dipahamin bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariatif akan lebih efektif sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar
disekolah
b. Metode Alat Strategi Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu
relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada
yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Oleh sebab itulah, dalam kegiatan belajar-
mengajar, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien,
mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah
harus menguasai tehnik tehnik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan
demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
c. Metode Sebagai Alat Mencapai Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar-mengajar. Tujuan
adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar-mengajar akan dibawa Salah satu
komponen dalam mencapai tujuan adalah metode secara akurat, metode adalah pelicin jalan
pengajaran menuju tujuan.. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar. sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai
tujuan pengajaran.

2. PEMILIHAN METODE MENGAJAR, NILAI STRATEGI METODE, DAN


EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE MENGAJAR
A. Pemilihan Metode Mengajar

8
Metode mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran disesuaikan dengan
perumusan Tujuan Instrusional Khusus. Instruksional khusus diartikan sebagai segala hal yang
harus dimiliki dan dapat ditampilkan siswa setelah pembelajaran. Metode dalam mengajar
berperan sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran antara siswa dengan guru dalam
pembelajaran antara siswa dengan guru dalam pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan
salah satu pertimbangan guru dalam menentukan metode pembelajaran

B. Nilai strategi metode mengajar


Kegiatan belajar merupakan interaksi yang bernilai Pendidikan. Didalamnya terjadi
interaksi eduktif antara guru dan peserta didik pada saat guru menyampaikan bahan pelajaran
kepada anak didik dikelas. Bahan pelajaran yang guru akan jelaskan akan kurang memberikan
dorongan ( motivasi ) kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang
tepat. Dari latar belakang inilah kehadiran metode menempati posisi penting atau hal yang bernilai
dalam penyampaian bahan pelajaran.
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan metode justru akan mempersulit guru
dalam pencapaian tujuan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang
memiliki nilai strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strateginya adalah metode dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan didalam kelas.

C. Efektivitas penggunaan metode mengajar


Efektivitas dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata efektif yang diartikan
dengan : a) ada efeknya (ada akibatnya, pengaruh, ada kesannya), b) manjur atau mujarab, c) dapat
membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 284).
Efektivitas berkaitan dengan bagaimana suatu organisasi atau lembaga berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional (Mulyana, 2009: 82).
Dilihat dari permasalahan peserta didik seperti : anak tidak mampu berkonsentrasi, peserta
didik membuat kegaduhan, anak didik menunjukkan kelesuan saat belajar, minat anak didik
semakin berkurang dan Ketika Sebagian peserta didik tidak mampu memahami atau menguasai
bahan ajar yang telah disampaikan guru. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujusn yang telah dirumuskan. Berkaitan
dengan efektifitas penggunaan metode yang patut dipertanyakan. Karena keefektitas penggunaan
metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dnegan smeua komponen pengajaran yang
telah deprogram dalam satuan pelajaran, sebagai pentingnya pemilihan dan penentuan metode
mengajar . Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar-mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Guru dan siswa beraktifitas karena ingin mencapai tujuan secara
efektif fan efisien. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan untuk pemilihan
metode yang tepat, yaitu :
1. Tujuan pengajaran, metode hendaknya sesuai untuk mencapai kemampuan-
kemampuan yang terkandung dalam pengajaran
2. Siswa, metode hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa

9
3. Alat media, pemilihan metode harus memperhatikan ketersediaan alat-alat yang
diperlukan
4. Bahan pelajaran, pemilihan metode harus disesuaikan dengan sifat materi pelajaran
5. Lingkungan, pemilihan metode harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi
lingkungan.

3. JENIS-JENIS METODE MENGAJAR


Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang dilakukan oleh guru atau
pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Pendapat lain juga mengatakan bahwa
learning methods merupakan sebuah strategi atau taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas yang diaplikasi tenaga pendidik agar tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan bisa tercapai dengan baik. Melalui cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian sangat penting bagi seorang pendidik untuk
mengenal metode dalam pembelajaran supaya siswa merasa semakin bersemangat saat mengikuti
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, pemilihan metode yang tepat, membuat siswa tidak cepat
merasa bosan atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Metodologi pembelajaran memiliki beberapa jenis atau model dengan cara penyampaian dan
bentuk yang tidak sama. Disetiap jenisnya memiliki kekurangan dan kelebihan pada masing-
masing model. Sehingga seorang pengajar setidaknya mengetahui berbagai model pembelajaran
agar bisa menyesuaikan metode yang cocok dengan keadaan murid.

1. Metode Ceramah/ Konvensional.

Salah satu macam metode belajar yang kerap digunakan adalah metode ceramah. Metode
pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada
sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif
besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan.
Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan
Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah
cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk
penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar
didapatkan. Metode pertama adalah ceramah. Ceramah adalah metodologi pembelajaran yang
penyampaian informasi pembelajaran kepada murid dilakukan dengan cara lisan. Metode ini
sangat cocok diterapkan di tempat dengan jumlah pendengar dengan yang cukup besar.

Metode ceramah bisa aplikasikan di dalam kelas atau di dalam gedung dengan jumlah murid
yang cukup banyak. Dengan menggunakan metode ini, seorang pengajar akan lebih mudah
menjelaskan materi-materinya. Bahkan proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif.

A. Tujuan pemakaian metode ceramah

10
Berdasarkan pada uraian tentang pengertian metode ceramah, dapat kiranya diidentifikasikan
tujuan pemakaian metode ceramah yang meliputi:
a. Menciptakan landasan pemikiran yang mendorong dan mengarahkan siswa untuk lebih
banyak mempelajari isi pelajaran melalui bahan tertulis secara mandiri..
b. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting (esensial) yang
terdapat dalam isi pelajaran.
c. Memberikan motivasi kepada para siswa, untuk belajar secara mandiri dan menemukan
fakta, konsep, serta kaidah yang lebih luas dari pada yang sudah disajikan oleh guru.
d. Memperkenalkan hal-hal baru, memberi gambaran yang lebih dari pada buku teks atau
bahan pembelajaran tertulis lainnya, mengaitkan teori dan praktek, dan menjelaskan
hubungan informasi tertentu, dan
Selain kelima tersebut, metode ceramah juga dimaksudkan untuk:
a. Menghemat biaya penyelenggara pendidikan, karena metode ceramah memungkinkan
seorang guru menghadapi jumlah siswa secara serentak.
b. Mengatasi keterbatasan waktu, peralatan dan kelompok siswa yang mempunyai tipe
pengamatan editif.
c. Mengatasi keterbatsan persediaan dan pengadaan bahan pembelajaran yang berisi pokok
permasahan yang harusdipelajari siswa, dan
d. Mengatasi keterbatasan kemampuan membaca pada diri siswa.

B. Keunggulan Metode Ceramah

Dengan Menggunakan metode ini maka suasana kelas akan lebih kondusif dan tenang. Seorang
pengajar lebih memiliki porsi besar dalam mengatur kegiatan kelas dan setiap murid memiliki
kegiatan yang sama.

Efisiensi waktu dan tenaga juga cukup baik. Salah satunya adalah setiap murid dapat dengan cepat
dan mudah menerima informasi yang disampaikan guru. Sehingga pelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan lancar.

Selain itu, metode ceramah juga bisa bermanfaat untuk membiasakan murid untuk
memaksimalkan pendengarannya dalam mendapatkan suatu informasi. Metode ini sangat tepat
digunakan untuk murid yang memiliki kecerdasan yang bagus. Hal tersebut karena ketika seorang
murid menerima informasi bisa lebih mudah dalam memahaminya.

C. Kekurangan Metode Ceramah


Selain terdapat keunggulan yang baik, metode ceramah ini juga memiliki beberapa kelemahan.
Berikut adalah kekurangan metode pembelajaran ceramah, yaitu:
 Siswa menjadi pasif.
 Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.
 Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.

11
 Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima informasi atau
pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal ini mungkin cukup menarik.
 Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian yang jelas.
 Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian kata- kata saja.

2. Metode Tanya Jawab


Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan
siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini
terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.

Metode tanya jawab adalah metode yang dalam menyampaikan suatu informasi dilakukan melalui
interaksi antara guru dan murid. Metode yang satu ini adalah suatu cara untuk menyampaikan
pelajaran sekolah dengan cara seorang guru memberikan pertanyaan kepada muridnya. Selain itu,
metode ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pemahaman murid terhadap materi- materi yang
disampaikan oleh guru.

Dalam metode Tanya jawab ini berisi interaksi antara guru dan murid. kedua belah pihak harus
sama-sama aktif dalam proses jalannya pembelajaran. Setiap murid juga dituntut aktif tanpa
menunggu dari guru memberikan pertanyaan.

Seperti yang kita sudah kita ketahui bahwasanya bertanya merupakan salah satu cara untuk
mengetahui sejauh mana para murid dapat menerima informasi yang disampaikan guru. Oleh
karena itu, bertanya adalah metode pembelajaran yang dianggap penting dan bagus dalam
membimbing setiap murid. Metode bertanya juga memiliki manfaat dalam produktifitas
murid dan keefektifan belajar.

Ada banyak fungsi bertanya dalam proses pembelajaran. Di antaranya adalah untuk menggali
informasi, mengetahui pemahaman dan juga keinginan murid. Dengan adanya pertanyaan yang di
berikan pada murid, mereka akan kembali memusatkan perhatiannya kepada materi yang sedang
disampaikan.

A. Tujuan pemakaian metode Tanya Jawab


Pemakaian metode Tanya Jawab dalam suatu proses belajar mengajar bertujuan untuk:
a. Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses belajar mengajar.
b. Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun
sosial.
c. Mendorong siswa untuk melakukan penemuan (Inquiri) dalam rangka memperjelas
suatu masalah, dan d. Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelas.

B. Prosedur pemakaian metode Tanya Jawab

12
Terdapat empat tahap dalam prosedur pemakaian tanya jawab agar metode Tanya Jawab dapat
mencapai hasil yang lebih baik, yakni: Langkah persiapan ini dimaksudkan agar guru selalu
membuat daftar pertanyaan
a. Tahap persiapan Tanya Jawab yang akan dijalankan kepada siswa. Pertanyaan
hendaknya dirumuskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan karakteristik
siswa.
b. Tahap awal Tanya Jawab Pada awal pertemuan yang menggunakan metode Tanya
jawab, guru di harapkan memberikan penjelasan atau memberikan pengarahan
tentang kegiatan yang akan di laksanakan guru dapat melakukannya dengan
memberikan tujuan, langkah langkah kegitan, dan penjelasan garis besar isi
pelajarannya.
c. Tahap Pengembangan Tanya jawab Apabila guru telah memberikan pengarahan
pada awal Tanya jawab, maka guru dapat mulai mengembangkan proses tanya
jawabnya. mengembangkan Tanya jawab dengan menempuh berbagai variasi
dalam mengajukan pertanyaan. Hyman mengeniukakan digunakan untuk
memvariasikan pengajuan pertanyaan yakni: Untuk dapat lima strategi yang dapat
The mixed strategi, suatu strategi yang mengkombinasikan berbagai jenis
pertanyaan. Umpamanya dengan mengajukan analisis, kemudian pertanyaan
pengetahuan, dan diikuti jenis-jenis pertanyaan yang lain. mengkombinasikan
pertanyaan apa, mengapa, kapan dan lainnya. Atau The peaks strategy, yaitu
strategi berwujud mengajukan pertanyaan pertanyaan yang saling berkaitan kepada
seorang siswa, sebelum mengalihkan kepada siswa yang lain. Umpamanya, mulai
dari pertanyaan, pengetahuan, kemudian disusul dengan pertanyaan pemahaman,
dan ditutup dengan pertanyaan penerapan kepada seorang siswa. Setelah itu,
dengan pola yang sama, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang lain ✓
The plateaus strategy, yakni strategi berwujud pengajuan yang sejenis. kepada
beberapa siswa (3-4) sebelum berpindah kejenis pertanyaan lain. (biasanya yang
lebih tinggi tingkat kognitifnya) yang di ajukan kepada siswa lainnya. Contohnya,
guru mengajukan pertanyaan analisis kepada 3- 4 orang siswa, kemudian guru
mengajukan pertanyaan sistesis kepada 3-4 orang siswa, dan begitu selanjutnya.
The inductive strategy, yakni strategi yang mengajukan berbagal pertanyaan untuk
mendorong siswa menarik kesimpulannya atau generalisasi dari pertanyaan yang
diajukan guru. The deductive strategy, yakni suatu strategi yang mengajukan
pertanyaan yang bertolak dari suatu kesimpulan atau generalisasi, sehingga siswa
mampu menguraikan untuk menemukan dasar-dasar kesimpulan atau I generalisasi
tersebut.
d. Tahap akhir Tanya jawab Pada tahap akhir pemakaian Tanya jawab, guru bersama
para siswa membuat ringkasan isi pelajaran yang telah di sajikan selama Tanya
jawab. Kegiatan ini di maksudkan untuk memantapkan sajian, dan sekaligus untuk
memperoleh umpan balik dari para siswa

13
C. Keunggulan Metode Tanya Jawab

Dengan menggunakan metode Tanya jawab ini setiap murid dapat dipancing untuk berfikir dan
berani menyampaikan pendapatnya. Alhasil murid akan berusaha untuk fokus saat mengikuti
proses pelajaran di kelas. Selain itu, peran guru dalam memberikan pelajaran serta pemahaman
kepada murid bisa berjalan dengan lebih baik. Selain itu juga dapat merangsang siswa untuk
melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan, dan mengembangkan keberanian
dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

D. Kelemahan Metode Tanya Jawab


Metode ini memang cukup bagus dalam membangun mental setiap murid, namun ada dampak
negatif yang dihasilkan. Misalnya saja ketika proses tanya jawab ada berbeda pendapat, maka bisa
jadi terjadi perdebatan yang dapat menghabiskan waktu yang tidak sedikit.

Maka bisa dikatakan bahwa metode ini memiliki kelemahan pada efisiensi waktu, bila hal tersebut
benar-benar terjadi. Selain itu, untuk memberikan kesimpulan juga membutuhkan waktu yang
tidak sedikit, karena pasti setiap murid memiliki pendapat yang berbeda.

Berikut kekurangan metode tanya jawab, antara lain:

 Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan
menciptakan suasana yang tidak tegang.
 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami siswa.
 Sering membuang banyak waktu.
 Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

3. Metode Demonstrasi
Cardille (1986) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan
secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan metode ini
disertai dengan penjelasan, ilustrasi dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat.
Dari batasan ini nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukkan
tindakan atau penggunaan prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi atau pernyataan lisan
maupun visual.

Wimarno (1980: 87), mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru,
orang luar yang diminta atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas. Batasan
pengertian ini memberikan petunjuk bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak
harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.

14
Dengan memahami pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi
merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau
memperagakaan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada
seluruh siswa atau sebagian siswa.

Pengertian lainnya metode demonstrasi adalah metode dengan menggunakan benda, alat,
ataupun bahan-bahan informasi yang dapat memberikan gambaran yang nyata. Selain itu, untuk
memperjelas informasi juga bisa dengan bentuk praktikum mengenai materi yang disampaikan.
Penggunaan benda atau alat bisa memudahkan setiap murid memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru.

A. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi barangkali sesuai digunakan untuk mengajar mengajarkan keterampilan


tangan, dimana gerakan-gerakan jasmani dan gerakan rohani dalam memegang sesuatu benda yang
akan dipelajari, ataupun untuk mengajar hal-hal yang bersifat rutin. Metode demonstrasi bertujuan
untuk mengajarkan keterampilan keterampilan fisisk daripada keterampilan intelektual. Cardille
mengemukakan bahwa metode demonstrasi dapat digunakan untuk:

(a) mengajarkan siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau


menggunakan suatu prosedur atau produk baru;
(b) meningkatkan kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan bagi siswa
melakukannya;
(c) meningkatkan perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur.

B. Keunggulan metode demonstrasi


Dengan menggunakan metode demonstrasi ini, setiap murid dapat dengan mudah memahami
materi dengan cara menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru. Serta dapat memperjelas
materi yang rumit menjadi lebih mudah untuk dipahami. Sebagai bukti mengenai teori atau materi
yang disampaikan melalui lisan dengan jelas. Menghindari verbalisme. Siswa lebih mudah
memahami apa yang dipelajari. Dan proses pengajaran lebih menarik.

C. Kekurangan metode demonstrasi


Selain memiliki keunggulan, metode demonstrasi ini memiliki kekurangan. Dan bisa menjadikan
masalah apabila benda yang dijadikan demonstrasi berukuran kecil. Karena hal tersebut akan
mempersulit murid untuk mengamati benda tersebut.

Bahkan metode ini berjalan tidak kondusif apabila dilakukan dengan jumlah murid yang terlalu
banyak. Pastinya setiap murid akan berebut tempat untuk melihat benda yang dijadikan
demonstrasi. Menggunakan metode ini namun seorang guru tidak menguasai materinya dengan
baik bisa menyebabkan masalah.

15
Karena guru tidak mampu menjelaskan materinya dengan baik. Bahkan bisa jadi murid tidak akan
menjadi paham mengenai materi yang disampaikan guru. Serta memerlukan keterampilan guru
secara khusus, kurangnya fasilitas, dan membutuhkan waktu yang lama.

4. Metode Latihan (Drill)


Pengertian metode latihan atau drill adalah metode yang dapat digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran atau informasi melalui bentuk latihan-latihan. Metode latihan
mendidik murid ini berfungsi untuk melatih keterampilan fisik serta mental.

A. Tujuan Penerapan Metode Latihan


Metode latihan memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuannya adalah untuk melatih mental
setiap murid untuk terbiasa dalam hal-hal tertentu. Sedangkan latihan adalah teknik mendidikan
murid agar memiliki dan mengembangkan keterampilan. Dalam penerapan metode latihan ini,
perlu diperhatian beberapa hal, misalnya saja sebagai berikut:
Jenis latihan yang digunakan berbeda dengan latihan sebelumnya. Situasi yang berbeda bisa
jadi memberikan kondisi respon yang berbeda pula. Untuk mengetahui tujuan dari adanya latihan,
perlu dikaitkan dengan nilai latihan serta keseluruhan pelajaran di sekolah. Manfaatnya adalah
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh latihan terhadap hasil proses belajar mengajar.
Menurut Syaiful Sudjana dan Sagala, penilaian biasanya digunakan untuk mengetahui
keterangan dari suatu keterampilan dari sesuatu yang sudah dipelajari. Selain itu, juga bisa sebagai
sarana untuk mendorong setiap murid menguasai keterampilan yang dimiliki secara tepat.

Metode ini sangat berkaitan dengan pembentukan kecerdasan motorik anak seperti kecerdasan
dalam menyelesaikan permasalahan pada situasi dan kondisi tertentu. Untuk dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik, seorang pengajar harus senantiasa memperhatikan muridnya.
Terutama terkait perhatian dan minat mereka terkait materi yang sedang dipelajari.

B. Keunggulan Metode Latihan

Metode latihan keterampilan dapat membangun kecerdasan motorik dan keterampilan-


keterampilan yang dimiliki murid. Misalnya saja membuat menggambar, tulisan yang menarik,
ataupun menghafal sesuatu. Selain itu, murid juga bisa mendapatkan kecerdasan mental.

Misalnya saja bisa memahami berbagai tanda dan simbol ataupun olahrasa. Bahkan dapat
membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik, serta bisa meningkatkan ketepatan dan kecepatan
dalam mengerjakan sesuatu.

C. Kelemahan Metode Latihan


Metode ini juga memiliki kekurangan. Misalnya saja bisa mengurangi ide, kreatifitas dan
inisiatif seorang murid. Hal tersebut disebabkan karena murid terlalu diarahkan untuk sesuai
dengan apa yang diinginkan gurunya. Selain itu, bisa saja menghambat bakat murid. Setiap siswa

16
yang sudah terbiasa dengan rutinitasnya bisa saja mudah merasa bosan dan jenuh. Bahkan fek yang
paling buruk adalah kesulitan dalam menyesuaikan lingkungan baru.

5. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar pemecahan
masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau diskusi kelompok. Metode
Diskusi berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Metode diskusi juga
merupakan sebuah metode pembelajaran yang berkaitan dengan pemecahan suatu masalah yang
dilakukan oleh beberapa orang. Metode yang satu ini sangat cocok diterapkan pada kelompok yang
berjumlah tidak terlalu banyak. Dalam praktiknya metode diskusi ini lebih mengutamakan
interaksi yang terjadi antar individu. Serta untuk merangsang daya pikir pada setiap peserta
diskusi.

A. Macam-macam Diskusi

Metode diskusi juga memiliki beberapa jenis diskusi. Setiap jenis diskusi tersebut memiliki
keunggulan masing-masing. Nah setiap guru harus lebih tau mengetahui jenis-jenis diskusi
tersebut supaya dapat dipraktekkan kepada anak didiknya dengan baik. Berikut ini macam-macam
diskusi menurut jenis penyampaiannya:

 Diskusi Formal
Diskusi formal dapat ditemukan di berbagai lembaga. Misalnya saja di pemerintah dan semi
pemerintah. Dalam diskusi yang satu ini dibutuhkan adanya ketua sebagai pengatur jalannya
diskusi. Serta seorang penulis atau notulen untuk mencatat setiap apa yang terjadi di dalam proses
diskusi. Jika pada praktiknya di lingkup sekolahan maka harus dapat mengumpulkan siswa dalam
jumlah yang cukup banyak. Karena metode ini dilakukan secara formal maka setiap tindakan
dalam diskusi ini harus mendapatkan izin dari moderator. Hal tersebut perlu dilakukan agar
keadaan tetap kondusif dan proses diskusi bisa berjalan dengan baik.

 Diskusi non-Formal
Dalam diskusi non-formal aturan tidak seketat seperti yang ada pada jenis diskusi formal. Karena,
diskusi ini tidak bersifat formal atau resmi. Contoh yang paling sederhana dalam diskusi non
formal ini adalah diskusi yang berlangsung di dalam keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai
hak untuk berbicara sesuai kapasitasnya. Perlu diingat bahwa dalam diskusi non formal tidak harus
ada moderator ataupun notulen acara. Seandainya di dalam dunia pendidikan, dapat berupa
kegiatan kelompok belajar. Pada setiap anggota kelompok belajar akan saling berbagi informasi
atau pertanyaan untuk dipecahkan dan di cari solusinya secara bersama-sama.

 Diskusi Panel

17
Metode diskusi panel terdapat dua jenis anggota diskusi, yaitu anggota aktif dan tidak aktif. Bagi
anggota aktif mereka akan ikut terlibat di dalam forum diskusi. Sebaliknya anggota yang tidak
aktif, mereka tidak akan melibatkan diri di dalam diskusi lebih sederhananya hanya sekadar
menjadi pendengar. Para anggota tidak aktif adalah bagian dari beberapa kelompok yang saat itu
menjadi anggota aktif atas nama kelompok mereka.

 Diskusi Symposium
Metode diskusi symposium hampir mirip dengan diskusi formal, hanya saja diskusi ini dalam
penyampaian pendapat dilakukan oleh beberapa orang pemrasaran. Setiap anggota yang menjadi
penasaran akan menyampaikan ke depan banyak orang secara bergantian. Dan disitulah mereka
akan menyampaikan pendapat-pendapatnya sendiri. Ciri yang melekat pada diskusi ini adalah
tidak mencari kebenaran untuk suatu masalah, Namun hanya sebagai sarana menyampaikan
pendapat saja.

 Lecture Discussion
Metode diskusi ini tidak jauh beda dengan diskusi ceramah. Dalam praktiknya diskusi ini bertujuan
untuk mendiskusikan suatu permasalahan. Misalnya saja seorang guru memberikan masalah
kepada beberapa kelompok muridnya untuk didiskusikan. Kemudian guru memberikan sedikit
pengarahan untuk memecahkannya. Setiap kelompok akan mendiskusikannya dengan anggota
kelompoknya dan hasil diskusi dilaporkan kepada guru.

Ada jenis metode diskusi di sekolahan yang dilihat dari orang yang berperan di dalam diskusi,
sebagai berikut:
1. Guru berperan sebagai pusat diskusi, yaitu guru memiliki peran yang lebih dominan di
dalam diskusi dibanding dengan muridnya. Biasanya peran murid dalam metode ini akan
cenderung lebih sedikit.
2. Murid sebagai pusat diskusi, yaitu murid memiliki peran yang cukup besar di dalam
jalannya diskusi. Para murid dituntut lebih aktif pada jenis diskusi jenis ini.

B. Keunggulan Metode Diskusi


Dengan menggunakan metode diskusi proses belajar mengajar dapat membangun suasana kelas
yang lebih menarik dan tidak membosankan. Karena, setiap murid akan terfokus pada masalah
yang sedang didiskusikan bersama-sama. Setiap murid akan dituntut untuk berani menyampaikan
pendapatnya serta berpikir secara mendalam. Selain itu, metode diskusi ini mengajarkan kepada
para murid untuk mampu bersikap kritis dan sistematis dalam berpikir. Serta mampu untuk
bersikap toleran dalam menemukan temannya yang memiliki pendapat yang berbeda. Dan yang
paling penting adalah pengalaman setiap murid mengenai etika dalam bermusyawarah. Pada
umumnya hasil dari diskusi ini adalah berupa kesimpulan dari masalah akan dapat dengan mudah
diingat oleh para murid. Hal itu terjadi karena, para murid mengikuti alur berdiskusi dan
mendapatkan hal-hal yang menurut mereka menarik.

18
C. Kelemahan Metode Diskusi
Dalam metode ini pastinya setiap murid dituntut untuk aktif, dan tentu tidak semua murid
mampu mengikuti metode tersebut. Metode ini lebih cenderung diisi oleh siswa yang memang
dianggap pandai dan para murid yang berani berbicara. Maka dari itu, bagi murid yang kurang
berani, mereka akan memiliki peluang yang kecil untuk bisa berpartisipasi dalam jalannya diskusi.
Berbeda lagi jika seorang guru memang mewajibkan setiap muridnya untuk bicara. Jika guru tidak
mampu mengatur jalannya diskusi, maka arah perdiskusian tidak akan terarah dengan baik dan
bisa jadi jalannya diskusi akan keluar dari pembahasan. Maka dapat disimpulkan bahwa metode
diskusi membutuhkan banyak waktu bahkan bisa jadi tidak berjalan dengan efektif.

Metode pembelajaran yang satu ini dilakukan dengan guru yang berjumlah lebih dari satu. Nah
setiap guru nantinya akan mendapat tugas sendiri-sendiri yang telah dibagikan oleh satu
koordinator. Bentuk dari metode ini ada dua macam, yaitu tulis dan lisan. Bila memperoleh lisan,
setiap guru soal kemudian dikombinasikan dengan soal dari seluruh guru. Sedangkan ketika dalam
bentuk lisan setiap murid akan ditanya langsung oleh beberapa guru penguji. Misalnya saja: seperti
pada sidang skripsi, satu mahasiswa berhadapan dengan beberapa penguji.

6. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok,
untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Menurut
Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan
suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik
ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat
terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran
dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Metode ini tidak hanya metode mengajar, namun juga
suatu metode berpikir. Eksperimen dapat menggunakan metode lainya seperti menarik data sampai
menarik kesimpulan. Metode ini merupakan penyampaian pelajaran, di mana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
A. Kelebihan metode pembelajaran eksperimen adalah sebagai berikut:
 Membina siswa membuat terobosan baru.
 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
 Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

B. Kelemahan metode pembelajraan eksperimen di antaranya adalah:


 Kesulitan dalam fasilitas.
 Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.
 Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.
 Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.

19
7. Metode Kerja Kelompok
Metode Kerja Kelompok Istilah metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya
sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-
kelompok yang lebih kecil untuk mencapai tujuan bersama-sama.Metode kelompok ini diartikan
sebagai format belajar mengajar yang menitikberatkan interaksi antar anggota satu dengan anggota
yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama-sama. Dalam
pemakaian metode kerja kelompok, tugas yang diberikan sama untuk setiap kelompok (paralel)
atau berbeda tugas tetapi materinya sifatnya saling melengkapi.

A. Tujuan pemakaian metode kerja kelompok


a. Memupuk kemampuan dan kemauan kerjasama diantara siswa
b. Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses
belajar mengajar yang diselenggarakan dan
c. Meningkatkan perhatian terhadap proses belajar mengajar secara berimbang

B. Peranan guru dalam pemakaian metode kerja kelompok


Keberhasilan pemakaian metode kerja kelompok sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
kecakapan guru dalam menjalankan peranannya. Peranan guru dalam pemakaian metode kerja
kelompok adalah sebagai berikut:
 Guru sebagai pengelola (manager) yaitu, mengamati dinamika kelompok. mengatur tempat
duduk dan bahan-bahan yang diperlukan.
 Guru sebagai pengamat (observer), yakni mengamati dinamika kelompok (perubahan dan
perkembangan interaksi dan kelompok), sehingga guru dapat mengarahkan dan
membantunya bila diperlukan.
 Guru sebagai pemberi saran (advisor), yakni memberikan saran-saran kepada kelompok
tentang penyelesaian tugas kelompok bila diperlukan. • Guru sebagai penilai (evaluator),
yakni menilai proses dan hasil kerja kelompok. Penilaian tidak diarahkan kepada anggota-
anggota kelompok secara perorangan tetapi ditujukan untuk kelompok secara keseluruhan

8. Metode Pemberian Tugas


Metode pemberian tugas dapat disamakan dengan metode resitasi (recitation method), bersama
dengan metode ceramah merupakan dua metode yang paling tua digunakan oleh guru yang bekerja
dengan kelompok-kelompok siswa (Hyman, 1974: 189). Metode pemberian tugas pada umumnya
ditandai adanya suatu permasalahan pertanyaan dan jawaban berdasarkan pada sebuah buku teks
atau penyajian pendek guru sebelum pemberian tugas. Secara logis, metode ini bergantung pada
umpan balik personal, yakni umpan balik yang ditujukan kepada setiap penjawab secara pribadi.
Metode pemberian tuas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar mengajar yang
ditandai adanya suatu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas
tersebut dapat dilakukan secara perorangan atau secara kelompok sesuai dengan perintahnya.

20
Hal-hal yang perlu diketahui guru pada penerapan metode pemberian tugas adalah sebagai
berikut:
a. tugas dapat ditujukan kepada siswa secara perorangan, kelompok atau kelas;
b. tugas dapat diselesaikan atau dilaksanakan di lingkungan sekolah dan di luar kelas;
c. tugas dapat berorientasi pada satu bidang studi ataupun berupa integrasi beberapa bidang
studi (unit);
d. tugas ditujukan meninjau kembali pelajaran yang baru, menyelesaikan latihan-latihan
pelajaran, memgumpulkan informasi atau ada yang diperlukan untuk memecahkan
masalah serta tujuan-tujuan yang lain
9. Metode Simulasi
Dawson (1962) mengemukakan bahwa: " simulasi merupakan suatu istilah umum yang
berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan suatu model yang mereplikasi proses-proses
perilaku."
Clark C. AB (1964) mengemukakan bahwa : " adalah suatu tindakan peniruan dari proses yang
nyata. "Credille mengemukakan suatu simulasi penemuan beberapa guru yaitu simulasi dan
permainan merupakan metode mengajar yang tinggi efektivitasnya dalam menyederhanakan
situasi kehidupan dan menyajikan pengalaman pengalaman yang menuntut kearah diskusi.
Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa simulasi berkenaan dengan perilaku berpura-pura
dan simulasi tiruan. Hal ini seperti dikemukakan bahwa untuk menandai situasi dapat dilihat ada
tidaknya satu dari dua hal berikut: Siswa berpihak sebagai orang, dan :Siswa terlibat dalam situasi
tiruan Berdasarkan metode simulasi diatas membawa kegiatan belajar mengajar kearah: Pemain
adalah siswa yang terlibat langsung dalam situasi dia harus bersikap pura-pura, dan; Penonton
adalah semua siswa yang tidak terlibat secara langsung dalam situasi dan tidak harus berperilaku
pura-pura.
Dengan memperhatikan batasan metode simulasi diatas, dapat ditandai beberapa kegiatan yang
termasuk bentuk atau wujud dari metode simulasi.
 Permainan simulasi (simulation games), yakni suatu permainan dimana para pemainnya
berperan sebagai pembuat keputusan, bertindak seperti benar-benar. terlibat secara
langsung dalam suatu simulasi yang sebenarnya dan berkompetensi untuk mencapai
tujuan tertentu sesuai dengan peran yang ditentukan untuk mereka
 Bermain peran (role playing) yakni memainkan peran dari peran-peran yang sudah pasti
berdasarkan kejadian terdahulu yang dimaksud untuk menciptakan situasi sekarang atau
peristiwa masa lalu, menciptakan kemungkinan-kemungkinan kejadian masa yang akan
datang, menciptakan kegiatan-kegiatan mutakhir yang dapat dipercaya atau
menghayalkan situasi pada suatu tempat pada masa tertentu.
 Sosiodrama (sociodrama) yakni suatu perbuatan pemecahan masalah kelompok yang
dipusatkan pada masalah yang berhubungan dengan kemanusiaan. Sosiodrama memberi
kesempatan pada siswa di sekolah, simulasi permainan teman sebaya, simulasi pergaulan
siswa dengan sesama dan saudara serta orang tuanya di rumah dan simulasi yang
sejenisnya.

21
A. Tujuan Pemakaian Metode Simulasi
Tujuan pemakaian metode simulasi dalam kegiatan kelompok dalam belajar mengajar secara
umum adalah;.
a. Mendorong partisipasi;
b. Mempertinggi keterampilan-keterampilan pembuat keputusan;
c. Memanfaatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan keputusan-keputusan yang
hendak dibuat;
d. Membantu mengembangkan sikap siswa.
e. Mengembangkan persuasi dan komunikasi:

B. Keunggulan Metode Simulasi


A. Kegiatan simulasi menciptakan kegembiraan atau kesenangan pada diri siswa sehingga
para siswa terdorong untuk berpartisipasi;
B. Metode ini membantu guru untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan simulasinya
sendiri dengan atau tanpa menggunakan bantuan siswa;
C. Metode ini memberi kemungkinan melakukan eksperimen yang tidak mungkin
dilakukan pada lingkungan sebenarnya, Mengurangi keabstrakan dari hal-hal yang
dipelajari, sebab walaupun dipelajari
D. bersifat abstrak tetap dipelajari melalui kegiatan yang nyata,
E. Metode ini tidak memerlukan keterampilan komunikasi yang pelik yang banyak hal pada
siswa hanya memerlukan pengarahan atau petunjuk yang sederhana
F. Metode ini sering kali memperoleh respon yang positif dari siswa yang lamban, cakap
dan kurang motivasinya,
G. Beberapa kegiatan simulasi meningkatkan dan memberikan pemikiran kritis pada diri
sendiri karena mereka terlibat langsung menganalisis langkah-langkah yang mungkin
dan kemungkinan konsekuensi dari langkah tersebut;
H. Metode ini memungkinkan guru bekerja dangan tingkat kemampuan siswa yang
berbeda-beda pada waktu yang sama.

C. Kekurangan Metode Simulasi


Selain memiliki keunggulan-keunggulan metode simulasi ini juga memiliki kekurangan-
kekurangan yang mencakup
a) ke efektifannya dalam memperbaiki kegiatan belajar belum dapat dilaporkan dalam
penelitiaan mutakhir
b) metode ini menjadi mahal semenjak banyaknya permaianan simulasi yang komersial
pembiayaan yang mahal meyebabkan para penentang mempertahankan banyaknya
simulasi yang hanya diperuntukkan mempperbaiki motivasi belaka
c) metode ini memerlukan pengelompokan yang lues begitu juga di harapkan keluesan
penggunaan ruang kelas dan gedung yang sering tidak memungkin kan
d) metode ini banyak menuntut imajinasi dari guru dan para siswa yang terlibat

22
e) dalam simulasi hendaknya dapat di usahakan terintegrasi beberapa ilmu, serta terjadinya
berbagai proses seperti sebab akibat pemecahan masalah dan yang lainnya

10. Metode Penemuaan

Istilah metode penemuaan (discovery method) didefenisikan sebagai prosedur yang


menekankan belajar secara individual, manipulasi objek atau suatu pengaturan/pengkondisiaan
objek, dan meneksprimentasi lain oleh siswa sebelumnya generlisasikan atau penarik kesimpulan
dibuat metode ini membutuhkan penundaaan penjelasan tentang temuaan-temuaan penting sampai
sisiwa menyadari sebuah konsep Gage dan Berliner (1984:490) megutarakan bahwa dalam metode
penemuaan para sisiwa melakukan konsep, prinsip dan pemecahan masalah untuk menjadi
miliknya lebih dari pada sekedar menerima pendapat seorang guru atau sebuah buku. Dari
penjelasan yang di kemukakan oleh Gage dan Berliner tentang metode penemuaan, dapat di tandai
dengan adanya keaktifan siswa dalam memperoleh keterampilan intelektual, sikap, dan
keterampilan psikimotorik, hal ini laraskan dengan yang dikemukakan oleh gilstarp (1975) yakni
metode penemuaan merupakan komponen dari satu bagian praktek pendidikan yang sering kali
diterjemahkan sebagai pengolah interaksi belajar-mengajar yang terentang dari penemuaan tidak
terlepas dari adanya keterlibatan siswa

A. Tujuan Pemakaian Metode Penemuan

a) Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh perolehan belajar.


b) Mengarah pada siswa sebagai pelajaran seumur hidup;
c) Mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi yang
diperlukan oleh para siswa;
d) Melatih para siswa mengekploisasi atau memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
informasi yang tidak akan pernah tuntas digali.

B. Kelebihan Metode Penemuan

a. Metode ini memiliki kemungkinan yang besar untuk membantu memperbaiki


memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif para
siswa, seandainya siswa dilibatkan secara konsisten atau teratur dalam penemuan
terbimbing. Kekuatan/keunggulan yang lebih dari proses penemuan timbul dari
adanya usaha untuk menemukan, dimana sebagai hasilnya seseorang belajar
tentang bagaimana belajar;
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi sifatnya dan
memungkinkan sebagai pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa;
c. Metode penemuan dapat ditimbulkan gairah belajar pada diri siswa, karena siswa
merasa jerih payah penemuannya membuahkan hasil;

23
d. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan
sesuai denga kemampuan sendiri;
e. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan belajarnya sendiri sehingga ia lebih
merasa terlibat dan termotivasi dengan sendirinya untuk belajar, sedikitnya pada
suatu proyek penemuan khusus; 1) Metode ini membantu memperkuat kosep diri
selama proses-proses kerja penemuan;

C. Kekurangan Metode Penemuan


Kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh metode penemuan adalah:
a) Metode ini mempersyaratan suatu persiapan kemampuan berfikir yang dapat dipercaya;
b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar pada kelas yang besar jumlah siswanya
c) Harapan yang ditimbulkan oleh metode ini mungkin mengecewakan bila diterapkan
untuk guru yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran yang tradisional;
d) Mengajar dengan metode penemuan mungkin akan dipandang sebagai metode yang
terlalu penting dalam penguasaan dan kurang memperhatikan perolehan sikap dan
keterampilan. Padahal sikap keterampilan dan mengembangkan sosio-emosional anak
sangat diperlukan.
e) Dalam berbagai disiplin ilmu (misalnya geografi) mungkin dibutuhkan fasilitas tertentu
untuk menguji gagasan dari disiplin ilmu tersebut yang tidak tersedia disekolah,
f) Metode ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, apabila sejak awal konsep-
konsep yang akan ditemukan telah dpilih oleh guru dan proses penemuannya juga
dibawah bimbingan guru.
D. Prosedur Pemakaian Metode Penemuan adalah sebagai berikut:
a) Mengindentifikasi kebutuhan siswa;
b) Pemilihan pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep, dan generalisasi
yang akan dipelajari;
c) Pemilihan badan dan masalah atau tugas-tugas yang akan dipelajari;
d) Membantu memperlajari mengenai tugas atau masalah yang akan dipelajari dan peranan
dari masing-masing siswa;
e) Mempersiapkan tempat alat-alat penemuan
f) Mengecek pemahaman siswa tentang masalah yang akan dipecahkan dan tugas tugasnya
dalam pelaksanaan dalam penemuan
g) Memberikan kesempatan kerja siswa untuk melaksankan penemuan dengan melakukan
kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data
h) Membantu siswa dengan informasi/data yang diperlukan oleh siswa untuk kelangsungan
kerja mereka bila siswanya menghentikannya
i) Membimbing para siswa menganalisa sendiri dengn pernyataan mengarahkan dan
mengidentifikasikan proses yang digunakan
j) Membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam memproses penemuan
k) membantu siswa merumuskan kaidah, prinsip, ide generelisasi atau konsep berdasarkan
hasil penemuannya

24
11. Metode Pengajaran Unit

Metode pengajaran unit dapat diartikan sebagai suatu cara belajar mengajar dimana siswa dan
guru mengarahkan kegiatan pada pemecahan suatu masalah yang telah dirumuskan terlebih dulu
secara bersama-sama (moedjiono, antibiotika kawan-kawan, 1984:2). Dari batasan ini jelaslah
bahwa metode pengajar unit berpusat pada pemecahan masalah secara tuntas,. Diagram jaringan
topik dibawah ini dapat memperjelas pengertian pengajaran unit
A. Tujuan Pemakaian Metode Pengajaran Unit
Pemakaian metode pengajaran unit dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
a) Melibatkna para siswa mengkaji dan memecahkan suatu masalah dari berbagai disiplin
ilmu atau berbagai aspek, sehingga mereka pada akhirnya memiliki pemikiran yang
komprehensif (menyeluruh) dalam memecahkan masalah.
b) Meningkatkan keterampilan siswa dalam merencanakan, mengorganisasikan dan
memimpin suatu kegiatan.
c) Membekali dan meningkatkan kemampuan para siswa dalam menerapkan keterampilan-
keterampilan proses atau metode ilmiah untuk memecahkan suatu masalah.
d) Mengembangkan sikap kritis, kerjasama, keingintahuan, menghargai waktu, dan
menghargai pendapat orang lain.
e) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi antara pribadi (interpersonal
communication) pada diri siswa.

B. Kelebihan Metode Pengajaran Unit


Kelebihan dari metode pengajaran unit meliputi:
a) Integrasi dari berbagai disiplin ilmu, baik sebagai jaringan topik maupun lintas bidang
studi, akan membuat siswa belajar secara keseluruhan dan memandang masalah sebgai
suatu kesatuan.
b) Interaksi belajar mengajar alan menjadi lebih bermakna.
c) Situasi kelas menjadi lebih demokratis. Salah satu prinsip pengajaran adalah
perencanaan bersama guru dan siswa pelaksanaan secara aktif pada siswa dan guru hanya
membimbing.
d) Asas-asas pengajaran unit penerapan secara wajar.Dalam unit pengajaran, asas sebagai
pembelajaran sepertian, minat, kerja kelompok, kerja sama, memanfaatkan lingkungan
serta asas lainnya yang mendapat tempat yang biasa sering terjadi dalam unit pengajaran.
e) Pengunggulan prinsip-prinsip psikologi belajar, terutama perhatian terhadap
karakteristik setiap siswa, akan terlayani dengan baik dalam pengajaran unit.
I. Pemanfaatan sumber informasi yang beraneka ragam, akan lebih memperluas semangat
siswa.
C. Kekurangan Pemakaian Metode Pengajaran Unit
a. Pemilihan pokok permasalahan yang kana dijadikan unit bukuan merupakan pekerjaan
yang mudah untuk dilaksanakan.

25
b. Pelaksanaan pengajaran unit memerlukan kecepatan sendiri, sehingga tidak semua guru
mampu menggunakannya.
c. Karena pengajaran unit menintegrasikan berbagai disiplin ilmu, ada kemungkinan
pelajaran yang di peroleh terlalu kabur dan dangkal.
d. Ada kemungkina dalam menggunakan metode pengajaran unit diperlukan biaya yang
mahal.
e. Waktu yang dibutuhkan agak lama daripada metode yang lain.

D. Prosedur Pemakaian Pengajaran Unit


Sebelum menggunakan metode pengajaran unit, sebaiknya guru menyadari bahwa adanya
prinsip-prinsip pemakaian yang meliputi: prinsip kerjasama, prinsip integrasi disiplin ilmu,
beriorientasi pada siswa. Prosedur pemakaian metode pengajaran unit terdiri atas 3 langkah yaitu:
Bila para siswa baru pertama kali terlibat dalam belajar melalui pengajaran unit. mereka terlebih
dahulu harus diberitahu tentang bagaiman belajar melalui unit. Guru membangkitkan minat dan
memusatkan perhatian siswa dan cara bertanya, bercerita, membicarakan/mengomentari gambar-
gambar yang dibawa oleh guru. Guru dan siswa menetapkan pokok masalah yang akan dijadikan
unit dengan syarat bahwa pokok masalah tersebut sesuai dengan minat, bakat maupun latar
belakang siswa. Pokok masalah ini hendaknya banyak memberikan alternatif sumber belajar yang
tersedia untuk menyelesaikannya. Guru bersama siswa menetapkan aspek-aspek pokok masalah.
Dalam hubungan ini di tetapkan pula bidang studi atau disiplin ilmu yang akan diintegrasikan
untuk memecahkan masalah. Guru bersama siswa menetapkan tujuan setiap pokok masalah secra
detailnya.

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai seperangkat caramenyampaikan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dengan situasiyang sesuai dengan model, pendekatan dan
strategi yang telah ditentukan, danadanya guru sebagai pembawa pesan. Ada beberapa jenis
metode pemblajaranyaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode
penugasan, metode eksperimen, dan metode diskusi. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang dilakukan seseorandalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Terdapat
dua macamdari teknik pembelajaran yaitu teknik umum dan teknik khusus.

B. SARAN
Memahami strategi, metode, pendekatan pembelajaran baik untuk siswamaupun guru
sangatlah penting.. Pemahaman arti secara mendalam dari belajardan pembelajaran ini dapat
memberikan manfaat yang besar baik bagi gurumaupun siswa.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi belajar mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2005), h. 42.
8M. Basyirudin Usman, Metodologi pembelajaran agama islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h. 19.
Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd, dkk. 2013. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH. UNISSULA PRESS Universitas Islam Sultan Agung Semarang Jl.
Raya Kaligawe Km. 4 Semarang.

https://www.academia.edu/35615595/TEKNIK_MENGAJAR
https://www.academia.edu/24204901/Metode_metode_Pembelajaran
.

28

Anda mungkin juga menyukai