Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SD

PRODI S1 PGSD – FIP

Skor Nilai:

SOLUSI PERMASALAHAN – PERMASALAHAN PADA PROSES


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

DISUSUN OLEH

: KELOMPOK 8

Ido Yoseptian Simbolon (1213311004)

Tarisha Azalia Ismawan (1213311011)


Selsa Simanungkalit (1213311002)

Mata Kuliah : Pembelajaran Matematika

SD Dosen Pengampu : Syahrial S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Rekayasa Ide ini. Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Pembelajaran Matematika SD

Jika dalam penulisan makalah kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya
atas koreksi- koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata mata agar menjadi suatu
evaluasi dalam pembuatan tugas ini.

Semoga dengan adanya pembuatan tugas ini dapat di berikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca. Penulis telah berupaya
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini, namun penulis sadar bahwa ini sangat
jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima kritik
dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dosen
pengampu semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengengetahuan bagi pembaca.

Medan, Mei 2023

KELOMPOK 8

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................4

BAB II. ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOLUSINYA...........................................5

BAB III. PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI.....6

BAB IV. IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA....................................................7

A. Peluang Keterwujudan....................................................................................................8

B. Nilai Nilai Inovasi.............................................................................................................9

C. Perkiraan Dampak............................................................................................................9

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan....................................................................................................................10
b. Saran.................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

3
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Belajar matematika adalah belajar konsep-konsep matematika yang abstrak. Siswa SD pada
umumnya berada pada tahap berpikir konkrit yang ditandai oleh penalaran logis tentang hal-
hal yang dapat dijumpai dalam dunia nyata. Di samping itu, konsep matematika yang lebih
tinggi daripada yang sudah dimiliki peserta didik, tidak dapat dikomunikasikan dengan
definisi, tetapi perlu memberikan kepadanya contoh-contoh yang sesuai dengan materi
pelajaran. Dengan contoh konkrit yang cocok dengan konsep yang diajarkan, dimaksudkan
untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika. Guru memegang peranan yang
penting dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Disamping
faktor-faktor lain, faktor guru inilah yang sering dianggap menjadi penyebab yang paling
penting mengapa ada banyak siswa merasa takut atau memiliki minat rendah terhadap
matematika. Oleh sebab itu, guru harus mengembangkan keterampilan dan kemampuan
dalam mengajar matematika sehingga siswa menjadi berminat dan tertarik pada pelajaran
matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di satuan
pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, baik itu sekolah
umum maupun kejuruan. Salah satu tujuan dengan adanya pembelajaran matematika di
sekolah yakni siswa diharapkan mampu menjadi manusia yang memiliki kemampuan
berpikir matematis. Yang dimana kemampuan berpikir matematis ini cakupannya luas dan
sangat dibutuhkan di abad 21 yang penuh dengan tantangan perkembangan zaman. Masalah
pembelajaran matematika sebenarnya dapat bersumber darikomponen-komponen yang
membentuk suatu sistem pembelajaran tersebut.Soedjadi (2000) menggambarkan komponen
tersebut meliputi masukan( input /peserta didik), masukan instrumental (pendidik, kurikulum,
materajar,sarana/prasarana, metode/model/strategi
pembelajaran),lingkungan(dukungan/keikutsertaan orang tua atau masyarakat sekitar), dan
keluaran(output ). Proses pembelajaran di sini diidentikkan dengan proses kerja
suatuindustri dengan peserta didik sebagai masukan atau bahan mentah. Melalui prosesyang
dilakukan oleh masukan instrumental dan dengan dukungan lingkunganakhirnya menjadi
output (lulusan) yang diharapkan. Dengan demikian masalah pembelajaran dapat bersumber
dari peserta didik, pendidik, kurikulum, materiajar/matematika, sarana dan prasarana,
strategi/model pembelajaran, dandukungan orang tua/masyarakat.

Dengan adanya ilmiah di atas, kami akan berusaha menuangkan ide ide yang mungkin
dapat mengatasi permasalahan di atas khususnya permasalahan pada proses pembelajaran
matematika di sd

B. Rumusan masalah
1. Apa saja permasalahan yang sedang terjadi pada proses pembelajaran matematika di sd
2. Apa solusi yang dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran
matematika di sd

C. Tujuan
1. Guru dapat mengetahui permasalahan yang sedang terjadi pada proses pembelajaran
matentaika di sd
2. Guru dapat memberikan solusi dari permasalahan yang sedang di hadapi pada proses
pembelajaran matematika di sd pada saat ini

4
II. Orginalitas Ide Dan Konteks Sosialnya

a. Orginalitas Ide
Bagi sebagian siswa, matematika masih menjadi salah satu mata pelajaran yang
menghilangkan rasa pusing, namun juga penuh dengan tantangan, dan seringkali
menjadi pemicu saat berhitung dengan rumus, khususnya pada materi kalkulus integral.
Gagasan yang dilakukan tim penulis pada dasarnya adalah gagasan yang bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para peserta tentang pekerjaan batin
siswa dan untuk mengurangi rasa bosan siswa melalui materi terpadu serta
pembelajaran ini yang itu. bahan agar lebih menarik. Materi pengguna terpadu adalah
salah satu pelajaran itu, cukup rumit, banyak rumus yang harus dihafal, membosankan
siswa, pak, dan bahkan tidak menarik bagi mereka. Untuk mempelajarinya, strategi
yang disajikan penulis adalah menggunakan paragraf sebagai tutorial menggunakan
kalkulus terpadu.

b. Koneksi Social
Konteks sosial memainkan peran penting dalam permasalahan yang mungkin muncul
dalam proses pembelajaran matematika di SD. Beberapa konteks sosial yang dapat
mempengaruhi pembelajaran matematika di SD meliputi:

Diversitas budaya: Siswa di SD sering berasal dari latar belakang budaya yang
berbeda- beda. Perbedaan budaya ini dapat mempengaruhi cara siswa memahami dan
menghadapi konsep matematika. Guru perlu menyadari perbedaan ini dan mencoba
mengaitkan konsep-konsep matematika dengan pengalaman hidup dan budaya siswa
untuk memperkuat pemahaman mereka.

Perbedaan kemampuan dan latar belakang: Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan
dan latar belakang yang berbeda dalam matematika. Beberapa mungkin lebih terampil,
sementara yang lain mungkin menghadapi kesulitan. Konteks sosial ini memerlukan
pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran matematika, di mana guru memberikan
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu siswa.

Kolaborasi dan kerja kelompok: Pembelajaran matematika yang efektif di SD sering


melibatkan kerja kelompok atau kolaborasi antara siswa. Konteks sosial yang
mendukung kerja kelompok dapat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial, berbagi ide, saling membantu, dan membangun pemahaman
bersama. Guru dapat menciptakan lingkungan yang kolaboratif dan mendukung kerja
kelompok melalui aktivitas-aktivitas seperti diskusi kelompok, pemecahan masalah
berkelompok, atau proyek matematika.

5
III. Perangkat Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Inovasi

Untuk menerapkan literasi matematika di SD, Anda akan memerlukan beberapa perangkat,
alat, dan bahan yang dapat membantu dalam pengajaran dan pembelajaran matematika.
Berikut adalah beberapa contoh perangkat dan bahan yang umumnya digunakan:

1. Buku teks matematika: Memiliki buku teks yang sesuai dengan kurikulum matematika
yang diterapkan di SD sangat penting. Buku ini akan menjadi panduan utama dalam
pengajaran dan pembelajaran matematika.

2. Alat tulis: Pastikan Anda memiliki spidol, pensil, dan kertas yang cukup untuk semua
siswa. Mereka akan menggunakan alat-alat ini untuk menyelesaikan tugas, menjawab
soal, atau membuat catatan selama pelajaran.

3. Alat peraga: Alat peraga matematika dapat membantu siswa memvisualisasikan


konsep- konsep matematika secara konkret. Beberapa contoh alat peraga yang berguna
meliputi kubus matematika, tangram, alat ukur, jarum jam, jangka sorong, dan
kalkulator sederhana.

4. Bahan manipulatif: Bahan manipulatif adalah objek fisik yang dapat digunakan oleh
siswa untuk memanipulasi konsep matematika. Misalnya, kancing, biji, tangga
bilangan, kerangka angka, atau blok geometri. Bahan manipulatif membantu siswa
membangun pemahaman mereka tentang angka, operasi matematika, dan konsep
geometri.

5. Papan tulis atau whiteboard: Alat ini digunakan oleh guru untuk menjelaskan konsep,
menulis contoh masalah, dan memvisualisasikan solusi matematika. Jika memungkinkan,
gunakan juga proyektor atau layar interaktif untuk menampilkan gambar, video, atau
aplikasi matematika yang interaktif.

6. Komputer atau laptop: Teknologi komputer dapat digunakan untuk memberikan


pengalaman pembelajaran matematika yang lebih interaktif melalui program atau
perangkat lunak matematika khusus. Selain itu, internet juga menyediakan akses ke
sumber daya matematika online yang beragam.

7. Permainan matematika: Gunakan permainan matematika yang menyenangkan untuk


melibatkan siswa dan memperkuat pemahaman mereka tentang konsep-konsep
matematika. Contohnya adalah permainan kartu, papan permainan matematika, atau
aplikasi permainan matematika.

8. Lembar kerja dan lembar latihan: Persiapkan lembar kerja atau lembar latihan yang sesuai
dengan tingkat kesulitan dan materi yang sedang dipelajari. Ini membantu siswa berlatih
dan menguasai konsep matematika secara mandiri.

Pastikan untuk menyesuaikan penggunaan perangkat, alat, dan bahan ini dengan
kurikulum dan kebutuhan spesifik di SD Anda. Juga, penting untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung di kelas dengan suasana belajar yang aktif dan interaktif
6
IV. Ide Turunan Dan Konteks Sosialnya

A. Peluang Keterwujudan

1. Ada beberapa peluang yang dapat membantu mengatasi permasalahan dalam proses
pembelajaran matematika di SD. Beberapa peluang tersebut meliputi:

2. Peningkatan pelatihan guru: Guru memainkan peran sentral dalam pembelajaran


matematika di SD. Peluang untuk meningkatkan pelatihan guru dalam bidang literasi
matematika dapat membantu mereka mengembangkan strategi pengajaran yang efektif,
memahami perbedaan individu siswa, dan menggunakan pendekatan diferensiasi yang
sesuai.

3. Pengembangan kurikulum yang inklusif: Kurikulum matematika di SD dapat


dikembangkan secara inklusif untuk mempertimbangkan perbedaan kemampuan dan
latar belakang siswa. Kurikulum yang inklusif dapat menawarkan berbagai pendekatan,
strategi, dan sumber daya yang mendukung siswa dengan berbagai tingkat pemahaman
matematika.

4. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran: Kemajuan teknologi memberikan peluang


besar dalam pembelajaran matematika di SD. Penggunaan perangkat lunak, aplikasi
matematika, permainan interaktif, dan sumber daya online dapat membantu
meningkatkan keterlibatan siswa dan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep
matematika.

5. Kolaborasi antar guru dan pertukaran pengalaman: Kolaborasi antar guru dan
pertukaran pengalaman dapat menjadi peluang berharga dalam mengatasi
permasalahan pembelajaran matematika di SD. Melalui pertemuan profesional,
lokakarya, atau diskusi kelompok, guru dapat berbagi strategi pengajaran yang efektif,
sumber daya yang bermanfaat, dan solusi untuk mengatasi hambatan dalam
pembelajaran matematika.

6. Keterlibatan orang tua dan masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
proses pembelajaran matematika di SD dapat memberikan dukungan tambahan bagi
siswa. Orang tua dapat didorong untuk terlibat dalam kegiatan matematika di rumah,
seperti melibatkan anak dalam aktivitas pengukuran, membaca buku matematika
bersama, atau bermain permainan matematika. Melalui kolaborasi dengan masyarakat,
sekolah dapat mengorganisir acara matematika, lomba, atau kunjungan lapangan yang
dapat memperkaya pembelajaran siswa.

7. Peningkatan pemahaman siswa tentang relevansi matematika dalam kehidupan sehari-


hari: Memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang relevansi matematika dalam
kehidupan sehari-hari dapat membantu meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam
mempelajari matematika. Guru dapat mengaitkan konsep matematika dengan situasi
dunia nyata, masalah dalam kehidupan sehari-hari, atau konteks sosial yang dikenal
siswa.

7
Dengan memanfaatkan peluang ini, dapat diharapkan permasalahan dalam proses

8
pembelajaran matematika di SD dapat teratasi secara efektif dan siswa dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang matematika.

B. Nilai Nilai Inovasi

1. Inovasi memiliki peran penting dalam menemukan solusi kreatif terhadap


permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di SD. Berikut adalah beberapa
nilai inovasi yang dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan dan memberikan
solusi yang lebih efektif:

2. Kreativitas: Inovasi mendorong kreativitas dalam mencari pendekatan baru dan ide-ide
baru dalam pembelajaran matematika. Guru dapat menggunakan pendekatan kreatif
untuk mengajarkan konsep matematika, seperti penggunaan permainan, alat peraga
yang unik, atau teknologi interaktif. Siswa juga dapat diajak untuk berpikir kreatif
dalam memecahkan masalah matematika.

3. Fleksibilitas: Nilai inovasi mempromosikan fleksibilitas dalam mempertimbangkan


berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa. Guru dapat mencoba pendekatan yang berbeda-beda
untuk memenuhi gaya belajar yang beragam, memanfaatkan teknologi, atau
menggabungkan berbagai sumber daya untuk memberikan pengalaman pembelajaran
yang lebih beragam.

4. Penemuan dan eksperimen: Inovasi mendorong penemuan baru dan eksperimen dalam
pembelajaran matematika. Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan penelitian
kecil, menemukan pola, atau menjalankan eksperimen matematika. Ini membantu
siswa untuk melihat matematika sebagai disiplin ilmiah yang dinamis dan menarik.

5. Pengintegrasian teknologi: Inovasi dapat memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran


matematika di SD. Penggunaan aplikasi matematika, perangkat lunak interaktif, atau
perangkat pembelajaran digital dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih
menarik dan memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam terhadap konsep-konsep
matematika.

6. Kolaborasi dan berbagi pengetahuan: Inovasi dapat mendorong kolaborasi antar guru,
dengan saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya dalam mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran matematika. Guru dapat bekerja sama untuk
mengembangkan strategi pengajaran baru, membuat sumber daya yang inovatif, atau
menciptakan proyek kolaboratif antar sekolah.

7. Pengembangan profesional yang berkelanjutan: Inovasi membutuhkan sikap terbuka


terhadap pembaruan dan perkembangan dalam bidang pembelajaran matematika. Guru
perlu berkomitmen untuk meningkatkan profesionalisme mereka melalui pelatihan dan
pengembangan yang berkelanjutan. Ini termasuk mempelajari praktik terbaru,
mengikuti konferensi, atau berpartisipasi dalam jaringan profesional untuk terus
mengasah keterampilan dan pengetahuan mereka.

Dengan menerapkan nilai inovasi ini, kita dapat menghasilkan solusi yang lebih baik
9
dan lebih efektif untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD.

C. Perkiraan Dampak

1. Dampak dari permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di SD dapat


beragam dan dapat mempengaruhi berbagai aspek. Berikut adalah beberapa perkiraan
dampak yang mungkin terjadi:

2. Pemahaman yang kurang mendalam: Jika ada permasalahan dalam proses


pembelajaran matematika, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami
konsep-konsep matematika secara mendalam. Ini dapat mempengaruhi kemampuan
mereka untuk memecahkan masalah matematika secara efektif dan membangun
pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep matematika.

3. Rendahnya minat dan motivasi: Permasalahan dalam pembelajaran matematika dapat


menyebabkan siswa kehilangan minat dan motivasi terhadap subjek tersebut. Jika
mereka merasa kesulitan atau tidak mendapatkan dukungan yang memadai, mereka
mungkin menjadi frustrasi dan kehilangan minat dalam belajar matematika.

4. Ketidakpercayaan diri: Jika siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep


matematika atau tidak berhasil dalam memecahkan masalah, mereka mungkin
mengembangkan ketidakpercayaan diri terhadap kemampuan mereka dalam
matematika. Hal ini dapat menghambat perkembangan mereka dan membuat mereka
enggan untuk mengambil risiko dalam mempelajari dan menerapkan konsep
matematika.

5. Kesenjangan dalam prestasi: Permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di


SD dapat menyebabkan kesenjangan dalam prestasi antara siswa. Siswa yang lebih
terampil mungkin tetap maju, sementara siswa yang mengalami kesulitan mungkin
tertinggal dan mengalami kesenjangan dalam pemahaman dan pencapaian matematika.

6. Rasa frustrasi dan kecemasan: Jika siswa terus menghadapi permasalahan dalam
pembelajaran matematika tanpa mendapatkan solusi yang memadai, mereka mungkin
merasa frustrasi dan cemas terhadap subjek tersebut. Hal ini dapat menciptakan
suasana yang tidak kondusif untuk belajar dan dapat mempengaruhi kesejahteraan
mental siswa.

7. Pengaruh jangka panjang: Permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD, jika


tidak ditangani secara efektif, dapat memiliki dampak jangka panjang. Siswa mungkin
membawa ketidakpercayaan diri dan ketidakminatan dalam matematika ke tingkat
yang lebih tinggi dalam pendidikan mereka, yang dapat mempengaruhi pilihan mata
pelajaran dan karir mereka di masa depan.

Dalam menghadapi permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD, penting


untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi dan mengurangi dampak
negatif tersebut. Melalui upaya kolaboratif antara guru, siswa, orang tua, dan pihak
terkait lainnya, dapat diharapkan dampak negatif dapat diperbaiki dan pembelajaran
matematika dapat menjadi pengalaman yang lebih positif dan bermanfaat bagi siswa.
10
V. Simpulan Dan Saran

Kesimpulan :

Permasalahan umum yang terjadi dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar antara
lain siswa kurang tertarik terhadap pelajaran matematika. Banyak siswa SD menganggap
pelajaran matematika sebagai pelajaran yang menakutkan, tidak menarik, membosankan,
dan sulit. Permasalahan umum yang terjadi dalam pembelajaran matematika di sekolah
dasar antara lain siswa kurang tertarik terhadap pelajaran matematika. Banyak siswa SD
menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang menakutkan, tidak menarik,
membosankan, dan sulit. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor
budaya, sistem pendidikan, sistem penilaian, orangtua, sifat bidang studi, dan faktor guru.
Faktor guru inilah yang sering dianggap menjadi penyebab yang paling penting mengapa
ada banyak siswa merasa takut atau memiliki minat rendah terhadap matematika. Oleh
sebab itu, guru perlu mengembang keterampilan mengajar matematika, agar siswa menjadi
lebih tertarik dan tidak menganggap pelajaran matematika itu sulit. Materi matematika di
SD yang bersifat abstrak harus diajarkan secara konkrit sehingga siswa akan lebih mudah
memahami konsep matematikanya.

Solusi yang dapat kami sajikan atas permasalahan pada proses pembelajaran matematika di
SD :

1. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran: Manfaatkan teknologi seperti perangkat


lunak interaktif, aplikasi matematika, dan permainan edukatif untuk membuat
pembelajaran matematika lebih menarik dan interaktif. Ini dapat membantu siswa
memahami konsep-konsep matematika dengan cara yang lebih praktis dan
menyenangkan.
2. Pendidikan jarak jauh atau online: Dalam situasi di mana pembelajaran jarak jauh
diperlukan, manfaatkan platform pembelajaran online yang interaktif dan inklusif.
Siswa dapat mengakses materi matematika, berpartisipasi dalam diskusi online, dan
menerima umpan balik dari guru secara virtual.
3. Kolaborasi antar guru: Fasilitasi kolaborasi antar guru dalam merancang dan
mengembangkan rencana pembelajaran matematika yang inovatif. Guru dapat berbagi
ide, sumber daya, dan praktik terbaik untuk meningkatkan metode pengajaran dan
menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa.

11
4. Pendekatan berbasis proyek: Gunakan pendekatan berbasis proyek untuk
mengintegrasikan matematika dalam konteks nyata. Berikan siswa proyek-proyek yang
melibatkan pemecahan masalah, penelitian, dan penerapan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu siswa melihat relevansi matematika dan
meningkatkan keterampilan kritis mereka.
5. Pemberdayaan siswa: Dorong partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran matematika
dengan memberikan kesempatan untuk menyelidiki dan mengeksplorasi konsep
matematika secara mandiri. Ajak mereka untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan
menyajikan pemikiran mereka sendiri. Ini akan meningkatkan pemahaman dan
keterampilan berpikir kritis siswa.
6. Peningkatan keterlibatan orang tua: Libatkan orang tua dalam proses pembelajaran
matematika dengan memberikan mereka sumber daya dan pedoman untuk mendukung
pembelajaran di rumah. Selain itu, adakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk
berbagi informasi tentang pembelajaran matematika dan melibatkan mereka dalam
kegiatan matematika.
7. Penggunaan materi ajar yang bervariasi: Manfaatkan berbagai sumber daya dan bahan
ajar yang menarik dan bervariasi, termasuk buku teks, media digital, manipulatif
matematika, dan permainan matematika. Penggunaan materi ajar yang beragam dapat
membantu siswa dengan gaya belajar yang berbeda.

Literasi adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, menggunakan dan


menafsirkan matematika dalam berbagai konteks masalah kehidupan sehari-hari secara
efisien. Kemampuan literasi matematika siswa tidak hanya memiliki keterampilan
berhitung tetapi juga kemampuan berpikir logis dan kritis dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil PISA 2015, kemampuan siswa Indonesia dalam matematika dan
membaca masih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Saran
Membuat pembelajaran interaktif: Menggunakan metode pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif, seperti permainan matematika, alat peraga, atau aktivitas
kelompok, dapat membantu menjaga minat siswa dan meningkatkan pemahaman
mereka. Menggunakan pendekatan visual: Matematika sering kali lebih mudah
dipahami melalui representasi visual. Guru dapat menggunakan gambar, diagram, atau
grafik untuk membantu siswa memahami konsep matematika secara lebih konkret.
Menerapkan pendekatan kontekstual: Mengaitkan matematika dengan situasi nyata
atau masalah sehari-hari dapat membantu siswa memahami relevansi matematika
dalam kehidupan mereka. Guru dapat menggunakan contoh-contoh yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari untuk membantu siswa mengaitkan konsep matematika
dengan situasi nyata.

Pada akhir tugas ini kami membuat PKM GFT yang membahas tentang Literasi
Matematika Di Sd

12
DAFTAR PUSTAKA

Hendra Erik Rudyanto1, Apri Kartikasari HS2, DeaPratiwi. NOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DI SEKOLAH DASAR. Jurnal bidang Pendidikan dasr (JBPD). 2021. 2

Noeing Andrijari. NOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Jurnal penelitian


Pendidikan. 2014. 1-10.

Vivi Rachmatul Hidayati1 , Nourma Pramestie Wulandari2 , Mohammad Archi Maulyda3 , Muhammad
Erfan4 , Awal Nur Kholifatur Rosyidah. LITERASI MATEMATIKA CALON GURU SEKOLAH DASAR
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PISA KONTEN SHAPE AND SPACE. Jurnal pembelajaran
matematika inovatif. 2020. 185 – 194.

Milah Nurkamilah1, M. Fahmi Nugraha2, Aep Sunendar3. Mengembangkan Literasi Matematika Siswa
Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia. Jurnal THEOREMS . 2018. 70-79

13

Anda mungkin juga menyukai