Anda di halaman 1dari 33

PENGEMBANGAN MATEMATIKA SD

KELAS II TEMA 1 SUBTEMA 3


(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD)
Yang diampuh oleh :
Andi Marshanawiah, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ridha Fitriani J.Ode Bau (151420033)
Ifana Lumayo (151420038)
Regina Anggraini Darise (151420052)

6B PGSD

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT,Tuhan semesta alam
dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isi-Nya dan bumi beserta isi-Nya pula.Dengan
rahmat dan kasih sayang-Nya, maka kami dapat menyelesaikan makalah ini yang tentunya
masih jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada rasul agung,
Rasulullah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah kepada para umatnya yang setia
mengikuti jejaknya sampai akhir hayat nanti. Serta shalawat untuk keluarga beliau dan
sahabat-sahabat beliau.

Penyusun juga ucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah
“Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika SD” yang telah membimbing kami dalam
memperoleh materi serta kami juga harapkan agar kiranya ibu dosen dapat memberikan
masukan-masukan bagi kurangnya kelengkapan dalam makalah yang sudah dibuat. Penyusun
juga berharap bahwa apa yang sudah penyusun tulis dapat bermanfaat bagi teman-teman
pembaca dalam memperoleh pengetahuan dari makalah ini. Dan jika ada masukan,sekiranya
tak segan untuk menambahkan supaya kami dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan
dalam makalah ini.

Gorontalo, Maret 2023

Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. ......................................................................................................... L
atar Belakang ......................................................................................... 3
B. ......................................................................................................... R
umusan Masalah .................................................................................... 4
C. ......................................................................................................... T
ujuan Penulisan ...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. ......................................................................................................... H
akikat Pembelajaran Matematika SD ...................................................... 5
B. ......................................................................................................... A
nalisis Kurikulum 2013 Matematika SD Bilangan Cacah ........................ 10
BAB III PENUTUP
A. ......................................................................................................... K
esimpulan ............................................................................................... 11
B. ......................................................................................................... Sa
ran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta
didik memperoleh pengetahuan tentang matematika yang dipelajari, cerdas, terampil,
mampu memahami dengan baik bahan yang diajarkan. Dalam pembelajaran
matematika, keberhasilan suatu pengajaran dipengaruhi oleh faktor yang terangkum
dalam sistem pengajaran.
Pembelajaran Matematika merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi,
mendorong dan mendukung siswa dalam belajar Matematika. Pembelajaran
matematika di tingkat sekolah dasar merupakan salah satu kajian yang selalu menarik
karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat peserta didik dan
hakikat matematika. Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang menetralisir
perbedaan tersebut. Anak usia tingkat sekolah dasar sedang mengalami
perkembangan pada tingkat berpikirnya. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang
diberi simbol-simbol, maka konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu
sebelum memanipulasi simbol-simbol itu. Seorang siswa akan lebih mudah
mempelajari matematika apabila telah didasari pada apa yang telah dipelajari orang
itu sebelumnya. Karena untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru,
pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya
proses belajar matematika tersebut.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya materi
pembelajaran oleh siswa. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah
kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Pembelajaran yang berhasil dan kondusif biasanya diukur dengan tingkat pemahaman
materi pembelajaran melalui nilai tes dan partisipasi siswa selama proses
pembelajaran
Kurikulum sudah tidak terlepaskan lagi dalam pendidikan.Sejarah sudah
membuktikan perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Perubahan
kurikulum itu merupakan hasil dari analisis yang dilakukan oleh pemangku kebijakan
yang ada. Maka untuk itu perlu kita pahami perihal analisis itu sendiri.
Pada kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk kreatif, memecahkan
masalah dan dapat aktif serta lebih inovatif. Penilaian yang dilakukan oleh guru
tidak hanya berbicara mengenai akademik saja tetapi guru dapat menilai dari segala
aspek misalnya nilai kesopanan dan religiusnya. Pada kurikulum 2013 ini juga
mengembangkan dan lebih menekankan karakter dan Pendidikan budi pekerti.
Kurikulum ini juga lebih disesuaikan kembali dengan tujuan pendidikan nasional itu
sendiri. Standar pada penilaian kurikulum ini lebih mengarah kepada penilaian
berbasis kompetensi. Lebih lanjut kurikulum ini juga lebih merampingkan kurikulum
sebelumnya, serta pembelajaran yang bersifat kontekstual dan meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
Kurikulum ini diharapkan menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan di
Indonesia agar pendidikan di Indonesia dapat meningkat mutu pendidikannya. Dari
analisis kurikulum 2013 yang dilakukan tidak menutup kemungkinan kurikulum ini
masih mendapatkan perubahan dan pembaharuan yang disesuaikan dengan semakin
berkembangnya zaman. Selain itu masih banyak pihak akademisi yang melakukan
penelitian terkait kurikulum 2013 ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat pembelajaran Matematika SD?
2. Bagaiamana analisis kurikulum 2013 Matematika SD Bilangan Cacah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran Matematika SD
2. Untuk mengetahui analisis kurikulum 2013 Matematika SD Bilangan Cacah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Matematika SD


1. Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar merupakan salah satu
kajian yang selalu menarik karena adanya perbedaan karakteristik khususnya
antara hakikat peserta didik dan hakikat matematika. Untuk itu diperlukan adanya
jembatan yang menetralisir perbedaan tersebut. Siswa tingkat sekolah dasar
sedang mengalami perkembangan pada tingkat berpikirnya. Sesuai dengan tahap
perkembangannya, siswa mengatasi dan memecahkan masalah melalui aktivitas
yang berinteraksi langsung dengan benda-benda atau lingkungan secara nyata.
Pembelajaran matematika merupakan ilmu pasti yang mana materi di
dalamnya berupa bentuk, pola dan ruang, serta hitungan yang tidak konkrit
sehingga dari pembelajaran tersebut dapat menimbulkan proses berpikir secara
ilmiah dan peserta didik mampu menguasai kompetensi matematika yang
nantinya dari proses berpikir dan pembelajaran tersebut peserta didik mampu
lebih terampil dan peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari (Halimatun Nisa, dkk : 2021).
Dapat dijelaskan kembali bahwa Matematika merupakan ilmu dasar sebagai
jembatan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya dan merupakan suatu syarat
yang cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Oleh karena itu,
penguasaan terhadap pembelajaran matematika mutlak diperlukan dan konsep
matematika harus dipahami sejak dini, karena kesulitan belajar yang dialami
peserta didik di tahap awal akan berpengaruh terhadap belajar pada tahap
selanjutnya.

2. Karakteristik Umum Matematika


a) Memiliki objek kajian yang abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun
tidak setiap objek abstrak adalah matematika.Sementara beberapa
matematikawan menganggap objek matematika itu “konkret” dalam pikiran
mereka, maka kita dapat menyebut objek matematika secara lebih tepat
sebagai objek mental atau pikiran.Ada empat objek kajian matematika, yaitu
fakta, operasi (atau relasi), konsep, dan prinsip.
b) Bertumpu pada kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang
telah disepakati dalam matematika maka pembahasan selanjutnya akan
menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.
c) Berpola pikir deduktif
Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif.
Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal
yang bersifat khusus. Pola pikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk
yang amat sederhana tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang tidak
sederhana.
d) Konsisten dalam Sistemnya
Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari
beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada sistem-sistem yang
berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan
lainnya. Sistem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat
dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam sistem aljabar terdapat pula
beberapa sistem lain yang lebih “kecil” yang berkaitan satu dengan lainnya.
Demikian pula di dalam sistem geometri.
e) Memiliki simbol yang kosong dari arti
Karakteristik ini dapat dipandang termasuk ke dalam karakteristik butir
A. Tetapi di sini akan dibahas tersendiri agar dapat dipahami lebih utuh. Di
dalam matematika banyak sekali terdapat simbol baik yang berupa huruf
Latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbol-simbol
tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasanya disebut model
matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan,
maupun fungsi. Selain itu ada pula model matematika yang berupa gambar
(pictorial) seperti bangun-bangun geometrik, grafik, maupun diagram.
f) Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol matematika,
maka bila kita menggunakannya kita seharusnya memperhatikan pula lingkup
pembicaraannya. Lingkup atau sering disebut semesta pembicaraan bisa
sempit bisa pula luas. Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan, maka
simbol-simbol tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pula. Begitu pula bila
kita berbicara tentang transformasi geometris (seperti translasi, rotasi, dan
lain-lain) maka simbol-simbol matematikanya menunjukkan suatu
transformasi pula. Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaian suatu soal
atau masalah, juga ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan.
Sehubungan dengan karakteristik umum matematika di atas, dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah harus memperhatikan ruang
lingkup matematika sekolah. Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai
“ilmu” dengan matematika sekolah, perbedaan itu dalam hal : (1) penyajian, (2)
pola pikir, (3) keterbatasan semesta, dan (4) tingkat keabstrakan.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika


Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar
kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak
berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi
matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai
kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang
dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil
belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam
kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok, untuk setiap aspeknya.
Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan
menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin di capai.
Ruang Lingkup untuk pembelajaran matematika sekolah dasar (SD/MI)
sebagai berikut:
a) Konsep bilangan, hubungan antara bilangan serta sifat-sifat bilangan untuk
menyatakan kuantitas dalam berbagai konteks yang sesuai
b) Operasi aritmetika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian)
pada bilangan cacah, pecahan, dan desimal dilakukan secara efisien untuk
menyelesaikan masalah kontekstual
c) Identifikasi pola baik numerik maupun nonnumerik untuk menjelaskan hal
yang berulang
d) Spasial mengenai bangun datar dan bangun ruang serta sifat-sifatnya untuk
menjelaskan lingkungan di sekitar
e) Pengukuran dan estimasi atribut benda yang dapat diukur menggunakan
berbagai satuan (baik baku maupun yang tidak baku) serta
membandingkan hasilnya
f) Interpretasi data yang menunjukkan keberagaman berdasarkan tampilan
data untuk mengambil kesimpulan.
4. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan pembelajaran Matematika dapat digolongkan menjadi beberapa
bagian.
a) Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan
membentuk kepribadian peserta didik.
b) Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan
masalah dan menerapkan matematika.
c) Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang
berkaitan dengan kehidupan nyata dan dapat dialihgunakan pada setiap
keadaan, seperti berpikir kritis, logis, sistematis, bersifat obyektif, jujur,
disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
tujuan daripada mempelajari matematika yaitu untuk membetuk kepribadian
peserta didik seperti jujur, berbicara sesuai dengan fakta yang ada, selain itu juga
siswa diharapkan bisa memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang
dihadapi oleh setiap siswa, seperti bisa menyelesaikan masalah-masalah yang
sesaui dengan cara-cara seperti ilmu matematika.

5. Bilangan Cacah
1. Bilangan Cacah sampai 999
 Membilang banyak benda
Banyak benda lebih dari 10 dapat dihitung dengan cara dikelompokkan.
Contoh :

10 20 30 40 46

+10 +10 +10 +6


Banyak balon ada 46 Dibaca
empat puluh enam 2.

200 250 253

+50 +3
Banyak kubus satuan ada 253
Dibaca dua ratus lima puluh tiga
 Nilai tempat bilangan
Setiap angka pada sebuah bilangan memiliki nilai yang berbeda-beda sesuai dengan
tempatnya.
Contoh :
444
Angka 4 menempati tempat satuan, nilainya 4 Angka 4
menempati tempat puluhan, nilainya 40 Angka 4
menempati tempat ratusan, nilainya 400
444 4 ratusan + 4 puluhan + 4 satuan

400 + 40 + 4

Bilangan 444 dibaca empat ratus empat puluh empat


2. Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan
 Membandingkan bilangan
Berikut langkah-langkah membandingkan dua bilangan tiga angka
a. Bandingkan angka mulai dari tempat ratusan
b. Jika angka ratusan sama, bandingkan angka pada tempat puluhan
c. Jika angka puluhan juga bernilai sama, bandingkan angka pada
tempat satuan
Perhatikan contoh berikut!

236 232

Angka pada tempat ratusan sama


Angka pada tempat puluhan sama Tanda pembanding :
> Untuk lebih dari
6 satuan lebih dari 2 satuan < Untuk kurang dari
Dapat disimpulkan bahwa : = untuk sama
dengan
236 lebih dari 232 atau dapat ditulis 236 > 232.

 Mengurutkan bilangan
Sekelompok bilngan tiga angka dapat diurutkan. Urutan bilangan dapat dimulaidari
yang terbesar atau terkecil.
Contoh :
Urutkan bilangan-bilangan berikut dari yang terkecil!
375 290 225 199 320
Penyelesaian :
- Bilangan dengan angka ratusan terkecil adalah 199.
- Bilangan dengan angka ratusan terkecil berikutnya, yaitu 290 dan 225 di
mana 225 < 290.
- Dua bilangan sisanya adalah 375 dan 320, di mana 320 < 375.
Jadi, urutan bilangan dari yag terkecil adalah 199, 225, 290, 320, 375.
3. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Ratusan
 Penjumlahan bilangan ratusan
Hasil penjumlahan ratusan, dapat ditentukan dengan cara bersusun panjang dan
bersusun pendek.
Perhatikan contoh berikut!
1. 235+152 = . . . .
2. 168+217 = . . . .
Penyelesaian :
- Cara bersusun panjang
1. 235 = 200 + 30 + 5
152 = 100 + 50 + 2

= 300 + 80 + 7
= 387
 Pengurangan bilangan ratusan
Pengurangan bilangan ratusan juga dapat dilakukan dengan cara bersusunpanjang
dan bersusun pendek.
Perhatikan contoh berikut!
1. 385 -162 = . . . .
2. 462 - 245 = . . . .
Penyelesaian :
- Cara bersusun panjang
1. 385 = 300 + 80 + 5 2. 462 = 400 + 60 + 2
162 = 100 + 60 + 2 245 = 200 + 40 + 5

= 200 + 20 + 3
= 223 462 = 400 + 50 + 12
245 = 200 + 40 + 5

= 200 + 10 + 7
= 217
B. Analisis Kurikulum 2013 Matematika SD Bilangan Cacah
Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika mewajibakan siswa dalam
mendapatkan keberpahaman melalui pengalaman perihal sifat yang dipunyai ataupun
tidak dipunyai objek, serta siswa dibuat dapat membuat pengukuran berdasakran
pengalaman dan kepengetahuan yang ditigkatkan. Kurikulum 2013 menerapkan proses
pembelajaran matematika dapat penemuan dalam hal pengonsepan matematika,
pembelajaran berdasarkan persoalan real melalui pendekatan ilmiah melalui
pemprosesan 5 M, yakni pengamatan, pertanyaan, pengeksplorasian, penalaran, dan
pengkomunikasian. Tahapan pengevaluasian dalam kurikulum 2013 dilakukan evaluasi
secara menyeluruh meliputi, perilaku, kepengatahuan, kecakapan.

Dalam pembelajaran matematika, sistem pembelajaran penggunaan kurikulum


KBK dan KTSP, yakni berawal dari prosedur guru dalam menjelaskan pengonsepan dan
materi pembelajaran pada siswa yang mendominasi metode ceramah, setelah siswa
diharapkan dalam pemahaman landasan yang diberikan dalam penemuan solusi
terhadap persoalan yang dihadapi. Sementara menurut Ira Rahmayuni, dkk (2022)
sistem pembelajaran kurikulum 2013 berawal dari berawal yang diberkan melalui
persoalan relevan melalui materi pembelajaran yang dilaksanakan, siswa diminta untuk
melakukan pengamatan ini dan diharapkan dirancang landasan matematika dengan
kemandirian maupun pengelompokkan, setelah itu guru memberikan penjelasan dan
pengkoreksian hasil penemuan siswa. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran
meliputi pengamatan, pertanyaan, pengeksplorasian, penalaran, dan
pengkomunikasian.

Hasil penelitian lain yang mengkaji kurikulum 2013 dalam pembelajaran


matematika berdasarkan pada keterencanaan pembelajaran matematika, keterlaksanaan
pembelajaran matematikan, keevaluasian proses dan hasil pembelajaran. Proses
keterencanaan pembelajaran guru dalam penyusunan RPP dilakukan sesuai dengan
standar kurikulum 2013 yang dikelompokkan dalam keindentitasan sekolah, mata
pembelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti, KD dan
indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, prosedur pembelajaran, strategi
pembelajaran, perangkat pembelajaran, sumber pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.Ketersesuain berdasarkan prosedur pembelajaran saintifik dan
perencanaan penilaian relevan dengan evaluasi autentik. Penyusunan RPP berdasakan
silabus kurikulum 2013 dan penyusunan prosedur pada buku pegangan
kepemerintahan. Berdasarkan keterpakaian penggunaan RPP oleh guru sebanyak
95,83%. Dengan begitu guru mempunyai syarat dalam acuan kurikulum 2013 dengan
kesesuaian elemen dalam proses pembelajan dan evaluasi.

Ira Rahmayuni, dkk (2022 : 2017) Menjelaskan bahwa penerapan kurikulum


2013 pada pembelajaran matematika di sekolah dasar belum memuat aktivitas inti
dalam pembelajaran matematika sesaui dengan standar kurikulum 2013. Pada bagian
pelaksanaan pembelajaran belum sesaui dengan RPP yang dikembangkan dalam
kurikulum 2013 (pengamatan, pertanyaan, pengumpulan informasi, pengolahan
informasi, dan pembuatan kesimpulan). Pada bagian evaluasi pembelajaran, belum
semua guru memberikan evaluasi berdasarkan perilaku, kepengetahuan dan kecakapan
dalam kurikulum 2013.

Adapun pada proses pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan


pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas 2 SD berupa: 1) kemampuan membaca
siswa yang belum lancar dan sulit memahami maksud soal sehingga salah
menterjemahkan kedalam kalimat matematika; 2) kesulitan melakukan operasi hitung
seperti operasi hitung berususun dan operasi hitung mendatar; 3) kesulitan dalam
memahami hubungan antara penjumlahan dan pengurangan sehingga sering tertukar
antara penjumlahan dan pengurangan.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan tematik integratif,


pendekatan scientific, dan juga penilaian auntentik. Tematik integrative merupakan
penggabungan dari beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema, pendekatan scientific
merupakan pendekatan melalui menanya, mencoba, dan menalar, sedangkan penilaian
autentik merupakan penilaian yang mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran matematika merupakan ilmu pasti yang mana materi di
dalamnya berupa bentuk, pola dan ruang, serta hitungan yang tidak konkrit
sehingga dari pembelajaran tersebut dapat menimbulkan proses berpikir secara
ilmiah dan peserta didik mampu menguasai kompetensi matematika yang
nantinya dari proses berpikir dan pembelajaran tersebut peserta didik mampu
lebih terampil dan peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari (Halimatun Nisa, dkk : 2021).
Menurut Ira Rahmayuni, dkk (2022) sistem pembelajaran kurikulum 2013
berawal dari berawal yang diberkan melalui persoalan relevan melalui materi
pembelajaran yang dilaksanakan, siswa diminta untuk melakukan pengamatan
ini dan diharapkan dirancang landasan matematika dengan kemandirian maupun
pengelompokkan, setelah itu guru memberikan penjelasan dan pengkoreksian
hasil penemuan siswa. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran meliputi
pengamatan, pertanyaan, pengeksplorasian, penalaran, dan pengkomunikasian.

B. Saran
Dengan makalah ini, penulis menyarankan kepada mahasiswa/I untuk bisa
memahami kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika di sekolah dasar agar
nantinya menjadi anggota guru di suatu lembaga sekolah tidak lagi merasa
kebingungan tentang kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA

Arnidha, Y. (2015). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung
Bilangan Cacah. Jurnal e-DuMath, 1(1), 54.
Halimatun Nisa, A. & Y. (2021). Relevansi Kesesuaian Kompetensi Dasar dengan Materi
Buku Ajar Matematika. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar, 6(1), 130.
Ira Rahmayuni, N. & M. (2022). Penerapan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Matematika
di Sekolah Dasar. Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(6), 2014-
2017.
Johra, J. A. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Cacah pada Siswa Kelas II B SD Inpres Ende 7. Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 4(1), 39.
Karmila, L. N. (2019). Pemahaman Konsep Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Cacah
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 9(2), 128.
Nasaruddin. (2013). Karakteristik dan Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar. Al-Khawarizmi, 2(1), 67-69.
Ningrum, E. S. (2015). Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. 24(5), 417.
Pohan, S. A. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. 5(3),
1193.
Sidik, G. S. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Siswa Usia 6-8 Tahun.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 2188.
Sumardyono. (2004). Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah :

Kelas / Semester : 2 (Dua) / 1 (satu)

Tema : 1 (Satu) /

Subtema : 1 (Satu) /

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR

Matematika

No Kompetensi Indikator

3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah 3.1.1 mengidentifikasi bilangan


dan menentukan lambangnya cacah dan menentukan
berdasarkan nilai tempat dengan lambangnya berdasarkan
menggunakan model konkret serta nilai (C1; Pendukung)
cara membacanya
3.1.2 menjelaskan bilangan cacah
dan menentukan lambangnya
berdasarkan nilai (C1; Inti)

3.1.3 menentukan bilangan cacah


dan menentukan lambangnya
berdasarkan nilai (C3;
Pengayaan)

4.1 Membaca dan menyajikan bilangan 4.1.2 menggabungkan bilangan


cacah dan lambangnya berdasarkan cacah dan menentukan lambangnya
nilai tempat dengan menggunakan berdasarkan nilai (P1; Inti)
model konkret 4.1.2 membaca dan menyajikan
bilangan cacah dan menentukan
lambangnya berdasarkan nilai (P4;
Pengayaan)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengar penjelasan guru tentang bilangan cacah, siswa mampu


mengidentifikasi gambar balok yang terdiri angka satuan, puluhan, dan ratusan
dengan tepat
2. setelah mengidentifikasi gambar, siswa mampu menjelaskan gambar balok yang
terdiri angka satuan, puluhan, dan ratusan dengan tepat
3. setelah menjelaskan gambar, siswa mampu menentukan mana balok yang merupakan
angka satuan, puluhan dan ratusan dengan tepat
4. setelah siswa menentukan gambar, siswa mampu menggabungkan angka satuan,
puluhan, satuan dan ratusan menjadi satu angka dengan benar
5. setelah siswa menggabungkan balok, siswa mampu menyajikan hasil yang telah di
dapat berupa gabungan angka satuan, puluhan, dan ratusan menjadi satu angka
dengan benar
D. MATERI

 Cara membaca banyak kubus sesuai dengan gambar yang terdapat pada Buku Siswa.
 Berlatih menyatakan bilangan cacah menggunakan gambar alat peraga kubus.
 Pemahaman mengenai bilangan
cacah sampai 999.
E. PENDEKATAN & METODE

 Pendekatan : Scientific
 Strategi : Cooperative Learning
 Teknik : Example Non Example
 Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit


menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh


salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari
ini datang paling awal. (Menghargai
kedisiplikan siswa/PPK).

3. Siswa diingatkan untuk selalu


mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan
menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.

4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau


lagu nasional lainnya. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat Nasionalisme.

5. Pembiasaan membaca/ menulis/


mendengarkan/ berbicara selama 15-20
menit materi non pelajaran seperti tokoh
dunia, kesehatan, kebersihan,
makanan/minuman sehat , cerita inspirasi
dan motivasi . Sebelum membacakan buku
guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi
dan mengajak siswa mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan berikut:

 Apa yang tergambar pada sampul buku.


 Apa judul buku

 Kira-kira ini menceritakan tentang apa

 Pernahkan kamu membaca judul buku


seperti ini

Inti Ayo Berlatih 140 menit

 Siswa mengamati gambar rak buku yang ada


di Buku Siswa. Guru mengajak siswa
berpikir bagaimana cara yang mudah untuk
menghitung buku yang banyaknya ratusan.

 Siswa dimulai pemahamannya dengan


mengamati pengelompokan buku, setiap
kelompok banyaknya 10 dan ada 7 buku di
bagian lain. Dengan cara seperti itu, siswa
dapat diarahkan untuk menyatakan bahwa 5
puluhan sama dengan 50 ditambah dengan 7,
banyaknya 57 buku.

Ayo Mengamati

 Kemudian siswa mengamati gambar


kelompok 10 kubus dan kelompok 100
kubus.

 Siswa mengamati kelompok 1 ratusan


kubus, tiga puluhan kubus, 8 delapan kubus.

 Siswa mendengarkan penjelasan guru cara


membaca banyak kubus sesuai dengan
gambar yang terdapat pada Buku Siswa.

Ayo Berlatih
 Siswa berlatih menyatakan bilangan cacah
menggunakan gambar alat peraga kubus.
Alat peraga yang lain, misalnya kancing
baju atau stik es krim dapat digunakan untuk
lebih memahamkan siswa mengenai
bilangan tiga angka.

 Siswa mengerjakan soal tentang bilangan


cacah dengan tiga angka. Guru dapat
menambahkan soal latihan.

 Siswa membaca bilangan cacah sampai 999.


Guru mengamati kemampuan siswa dalam
membaca bilangan cacah sampai 999
(Rubrik Penilaian 2). Sikap yang diamati
adalah teliti. Hasil pengamatan sikap
dituliskan di dalam jurnal.

Kegiatan Bersama Orang Tua

 Pemahaman mengenai bilangan cacah


sampai 999 dipelajari kembali oleh siswa di
rumah bersama orang tua. Bilangan cacah
sampai 999 dapat ditemui pada barang-
barang di sekitar rumah, misalnya pada
kemasan makanan, nomor rumah, halaman
buku, dan lain-lain.

 Orang tua membantu siswa menyebut


bilangan-bilangan yang ada di sekitar rumah.

Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 15 menit

2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

3. Siswa diberikan kesempatan berbicara


/bertanya dan menambahkan informasi dari
siswa lainnya.

4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk


menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.

5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah


satu siswa.
BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : SDN

Kelas / Semester : II / 1

Tema : 1 Hidup Rukun

Subtema : 3 Hidup Rukun di Sekolah

A. Deskripsi Singkat Materi Pembelajaran


Bahan ajar ini disusun untuk memberikan bekal kepada para siswa dalam hal
pemahaman dan pengaplikasian materi pembelajaran pada Tema : “Hidup Rukun”
dengan Subtema “Hidup Rukun di Sekolah”. Ruang lingkup bahan ajar ini mencakup
materi pelajaran : Bahasa Indonesia. Materi yang disajikan dalam bahan ajar ini adalah
pengertian dan pengoperasian bilangan cacah.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator


Matematika
Kompetensi Indikator

3.3 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan


dan pengurangan bilngan yang melibatkan
bilangan cacah sampai dengan 999 dalam
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan
penjumlahan dan pengurangan.

4.3 Menyelesaiakan masalah penjumlahan dan


pegurangan bilangan yang melibatkan
bilangan cacah sampai dengan 999 dalam
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan
penjumlahan dan pengurangan.
C. Uraian Materi

Pengertian Bilangan Cacah


Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 0 (nol) dan
bilangan ini selalu bertambah satu dari bilangan sebelumnya, atau bisa juga disebut
himpunan bilangan bulat yang bukan negatif, dan bilangan cacah juga bisa diartikan
sebagai himpunan bilangan asli ditambah dengan angka nol.

Perbedaan antara bilangan bulat, asli, dan cacah sebagai berikut:

 Bilangan bulat, semua himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan negatif , nol,
dan positif yang bukan pecahan atupun desimal. Contoh : { …. -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2,
3, 4, …. }

 bilangan asli, bilangan bulat positif tanpa angka nol. Contoh : { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...}

 Bilangan cacah, bilangan bulat positif dengan bilangan nol. Contoh : { 0, 1, 2, 3, 4,


5, 6, 7, …. }

Jadi yang membedakan antara bilangan asli dan bilangan cacah hanyalah di angka
bilangan nol.

Ciri Bilangan Cacah : 1) himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, 2) himpunan bilangan
asli yang ditambah nol, 3) bilangan cacah selalu tidak akan bertanda negatif.Simbol
bilangan cacah adalah “C“

Contoh Bilangan Cacah

Dibawah ini adalah contoh bilangan cacah secara umum yang dimulai dari angka 0 dan
selalu bertambah {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,….}

Contoh bilangan cacah kurang dari 10

C = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

Contoh bilangan cacah kurang dari 13

C = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 }
Contoh bilangan cacah kurang dari 15

C = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 }

Contoh bilangan cacah kuadrat

{0², 1², 2², 3², 4², 5², 6², …} = {0, 1, 4, 9, 16, 25, 36, …}

Keterangan : Didapatkan dari himpunan bilangan diatas dipangkatkan ²

Contoh Bilangan cacah kelipatan 2

{2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26 …}

Keterangan : Didapatkan dari angka 2 diawal yang ditambahkan dengan angka 2 dengan
berurut.

Contoh bilangan cacah genap

{0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20…}

Contoh Bilangan cacah ganjil

C = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17,19 …..

Operasi Bilangan cacah

1. Operasi Penjumlahan

Didalam penjumlah bilangan cacah terdapat beberapa ciri atau sifat, diantaranya
adalah:
 Komutatif (Sifat Pertukaran) sebagai contohnya x+y = y+x

 Asosiatif (Sifat Pengelompokan) sebagai contohnya (x+y)+z = x +(y+z)

 Unsur Identitas (Sifat Identitas) sebagi contohnya x+0 = 0+x

 Tertutup adalah penjumlahan 2 buah bilangan cacah yang akan mendapatkan


hasil bilangan cacah juga

2. Operasi Pengurangan

Dan ini adalah operasi kebalikan dari pengurangan x-y=z yang memiliki arti sama
dengan y+z= x yang membuat sifatnya sama dengan penjumlahan
Contoh Soal

1. Berapakah hasil dari a) 115 + 46 =….. b) 203 + 13 =…. c) 167 - 150 =….

2. Di hari minggu ibu ke pasar. Sesampainya di pasar ibu membeli ikan seharga Rp
20000 dan sayur seharga Rp 10000. Berapakah jumlah belanjaan ibu yang harus
dibayarkan?

Jawab

1. a) 115 + 46 = 158

115
43
+
158

b) 203 + 13 = 216
203
13
+
216

c) 167 – 150 = 17
167
150
-
17

2. Diketahui : Ikan = 20000


Sayur = 10000
Ditanya : Total belanjaan Ibu = ….?

Penyelesaian : Belanjaan ibu = 20000 + 10000 = 30000


Jadi jumlah belanjaan yang harus dibayar adalah Rp 30000
D. Ringkasan

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 0 (nol) dan bilangan ini
selalu bertambah satu dari bilangan sebelumnya, atau bisa juga disebut himpunan bilangan
bulat yang bukan negatif, dan bilangan cacah juga bisa diartikan sebagai himpunan bilangan
asli ditambah dengan angka nol. Operasi bilangan cacah terdiri dari operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Bilangan cacah dimulai dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, … dst.
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Muatan Pelajaran : Matematika
Materi : Penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
Kelompok :
Nama Anggota :
1.
2.
1. Petunjuk penggunaan LKPD

Untuk dapat menyelesaikan soal matematika, ikutilah petunjuk berikut

a. Baca soal secara baik dan benar

b. Tulis apa yang diketahui dan ditanya kemudian cara penyelasaian jawabannya

2. Soal

a. Ayah mempunyai sebuah kandang yang cukup besar. Kandang tersebut


dipisahkan oleh sebuah sekat dan masing-masing sekat terdiri atas ayam dan
bebek. Jumlah keseluruhan hewan ternak ayah ialah 136 ekor ayam dan bebek.
Jika jumlah ayam Ayah 86 ekor maka berapakah sisa jumlah bebek?

b. Toni mempunyai 217 butir kelereng. Toni kemudian menjual 124 kelerang pada
temannya. Berapakah sisa kelereng yang dimiliki Toni?

Rubrik Bobot Penilaian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)


Kriteria Skor

Semua masalah penjumlahan dan pengurangan 4


diselesaikan dengan benar

Setengah atau lebih masalah penjumlahan dan 3


pengurangan diselesaikan dengan benar

Kurang dari setengahmasalah penjumlahan dan 2


pengurangan diselesaikan dengan benar

Belum ada masalah penjumlahan dan 1


pengurangan diselesaikan dengan benar
Instrumen Penilaian

Penilaian Sikap

Sikap

No Nama Peserta Spiritual Sosial


Didik
Berdoa Mengucapkan Kerja Displin Tanggungjawab
sebelum dan syukur ketika sama
sesudah selesai
pembelajaran mengerjakan
sesuatu

Dst

Jumlah

Pedoman Skor

Dilakukan : √ tidak dilakukan : -

Apabila jumlah skor berjumlah 3 maka bernilai sangat baik

Apabila jumlah skor berjumlah 2 maka bernilai baik

Apabila jumlah skor berjumlah 1 maka bernilai kurang baik


Penilaian Pengetahuan

Kompetensi Dasar Soal

3.3 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan 1. Hitunglah jumlah dari 189 + 214 =
dan pengurangan bilangan yang melibatkan 2. Operasikan pengurangan berikut
bilangan cacah sampai dengan 999 dalam a. 150 – 65 =
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan b. 211 – 36 =
penjumlahan dan pengurangan 3. Bu Diah seorang penjual nasi kuning.
Hari ini ia membuat 42 bungkus nasi
kuning. Pada siang hari ada 38 bungkus
nasi kuning yang sudah terjual. Jadi sisa
nasi kuning yang belum terjual adalah

Petunjuk Penskoran

𝐽𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟


Skor akhir = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Penilaian Keterampilan

Menyelesaikan Menggunakan operasi penjumlahan


masalah penjumlahan dan pengurangan dalam memecahkan
No Nama Peserta Didik
dan pengurangan masalah yang berkaitan dengan
dalam kehidupan operasi bilangan cacah dalam
sehari-hari kehidupan sehari-hari

Dst
Pedoman Skor

Dilakukan : √ tidak dilakukan : -

Apabila jumlah skor berjumlah 3 maka bernilai sangat baik

Apabila jumlah skor berjumlah 2 maka bernilai baik

Apabila jumlah skor berjumlah 1 maka bernilai kurang baik

Anda mungkin juga menyukai