Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Penggunaan Media Benda Nyata Guna Meningkatkan Pehaman Konsep


Bangun Datar Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas II SDN
Sindangsari Kec. Lembursitu Kota Sukabumi
Tahun Pelajaran 2023/2024

Disusun Oleh:
AZQIA WARDATULUMMAH
NIM 3.2020.1.0103

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT MADANI NUSANTARA
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Begeg) No. 74 Kel. Cikondang Kec.
Citamiang Telp/Fax. (0266) 225464 Kota Sukabumi
www.staisukabumi.ac.id Email: stai.sukabumi@gmail.com
DAFTAR ISI

Cover
DAFTAR ISI .............................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................ 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori .................................................................................... 4
B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN


A. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian .......................................... 10
B. Data, Teknis Pengumpulan dan Analisis Data ......................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang dan mendatang penuh perkembangan dan perubahan cepat dan
mendasar dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia Matematika menjadi
suatu materi pelajaran yang menakutkan dan membosankan bagi anak didik.
Hal inilah yang menjadi tantangan bagi seorang guru untuk memerlukan ide-
ide atau gagasan. Dengan demikian sasaran pembelajaran sebagai mana yang
diisyaratkan kurikulum dapat tercapai dan siswapun dapat memiliki wawasan
yang lebih luas terhadap pelajaran matematika.
Agar proses pembelajaran dapat terselenggara secara tepat guna dan
berhasil, diperlukan media pembelajaran yang tepat dan akurat. Dalam hal ini
guru memiliki peranan penting dalam upaya mengakseskan proses yang
diharapkan apabila guru dapat memilih media pembelajaran dengan tepat pula.
Media adalah merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar agar lebih efektif oleh karena itu guru
hendaknya mampu menyusun, merencanakan dan mempersiapkan media dan
perlengkapan pengajaran matematika media tersebut harus di sesuaikan dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan, supaya proses pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Guru harus mampu mengukur kemampuan siswa terhadap mata pelajaran
yang disajikan pada awalnya penulis hanya menggunakan gambar-gambar
bangun datar untuk pembelajaran bangun datar kepada siswa kelas II SDN
SINDANGSARI, Lembursitu. Ternyata dari 40 siswa hanya 40% yang mampu
mendapat nilai 70 artinya masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah
ketuntasan minimal.
Dengan memperhatikan nilai hasil ulangan siswa tersebut, maka penulis
akan melakukan perbaikan pembelajaran yaitu menggunakan media benda
nyata. Penulis bertujuan meningkatkan pemahaman konsep bangun datar pada
siswa kelas II SDN SINDANGSARI Kecamatan Lembursitu.

1
Jean Peaget dalam Bell 1981 berpendapat bahwa proses berpikir manusia
sebagai suatu perkembangan yang terhadap dari berfikir intelektual untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang bangun datar.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Masalah penelitian tindakan kelas diidentifikasi dari pengalaman guru saat
melaksanakan pembelajaran beberapa tahun sebelumnya. Masalah yang
berhubungan dengan penyampaian materi yang menggunakan metode
ceramah terus menrus hasilnya kurang maksimal. Masalah ini akan diatasi
dengan menggunakan media benda nyata yang ada di sekitar kelas untuk itu
masalah penelitian di rumuskan sebagai berikut:
“Apakah pengunaan media benda nyata dapat meningkatkan pemahaman
konsep bangun datar mata pelajaran matematika pada siswa kelas II SDN
SINDANGSARI?”
2. Pemecahan Masalah
Masalah yang telah dirumuskan pada rumusan masalah diatasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat rencana pembelajaran yang menggunakan alat peraga benda
untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang bangun datar.
b. Menyediakan alat peraga benda nyata yang ada di sekitar kelas untuk
meningkatkan motivasi dan semangat belajar anak terhadap
pembelajaran matematika kelas II SDN SINDANGSARI.
c. Membuat lembar pengamatan siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang bangun datar.
d. Mengukur pemahaman siswa tentang bangun datar sesudah proses
pembelajaran pada tiap akhir siklus.
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun datar melalui benda
nyata pada siswa kelas II SDN SINDANGSARI Kecamatan Lembursitu Kota
Sukabumi tahun pelajaran 2023/2024.

2
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dengan diadakan penelitian tindakan kelas melalui penggunaan media
benda nyata guna meningkatkan pemahaman tentang bangun datar mata
pelajaran Matematika pada siswa kelas II SDN SINDANGSARI, Lembursitu
Kota Sukabumi dengan manfaat:
1. Bagi Siswa
Untuk meningkatkan konsep bangun datar mata pelajaran matematika
melalui media benda nyata.
2. Bagi Guru
Untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran Matematika
tentang pemahaman konsep bangun datar melalui media benda nyata.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian dalam melaksanakan
pembelajaran Matematika khususnya tentang pemahaman konsep bangun
datar melalui media benda nyata.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh
individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak
yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu
melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi
terampil. (M. Djauhar Siddiq, 2008 : 3)
B.F. Skinner dalam Nabisi Lapono (2008 : 5) bahwa belajar
menghasilkanperubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku
dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Nana Sudjana (1987 : 28) Belajar bukan menghafal dan bukan pula
mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya,
daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Berdasarkan teori belajar tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja oleh individu yang
membawa perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Yudhi Munadi (2008 : 4) pembelajaran adalah usaha-usaha
yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Menurut M. Djauhar Siddiq (2008 : 9) pembelajaran adalah suatu
upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk
membelajarkansiswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah),

4
pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena
guru merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu.
Berdasarkan teori pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan usaha-usaha yang terencana yang dilakukan
olehseorang guru agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
c. Pembelajaran Matematika
Sutawijaya dalam Siti Hawa (2008 : 1) Matematika mengkaji benda
abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis
dengan menggunakan simbol (lambang) dan penalaran deduktif.
Menurut Hudoyo dalam Siti Hawa (2008 : 1) Matematika berkenan
dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan
yang diatur secara logis sehingga Matematika berkaitan dengan
konsep-konsep abstrak. Sebagai guru Matematika dalam
menanamkan pemahaman seseorang belajar Matematika utamanya
bagaimana menanamkan pengetahuan konsep-konsep dan
pengetahuan prosedural.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,
danmemanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Untuk menguasai dan
mencipta teknologi dan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif di masa depan, maka diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang
membuat siswa belajar dan menjadi bermakna. (Sitihawa dkk., 2008 :
3).
Berdasarkan teori pembelajaran Matematika di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika merupakan usaha-
usaha yang dilakukan oleh guru untuk membekali peserta didik

5
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
2. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “pengantar”, atau “perantara”. Dalam bahasa Arab media
disebut wasail bentuk jamak dari wasilah yakni sinonim al wasth yang
artinyajuga “tengah”. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua
sisi, maka disebut juga sebagai “perantara” (wasilah) atau yang
mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa
disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni mengantarkan atau
menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi
lainnya. Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang
dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.
(Yudhi Munadi, 2008 : 6)
Menurut M. Djauhar Siddiq (2008 : 36), media pembelajaran adalah
segala bentuk perantara atau pengantar penyampaian pesan dalam proses
komunikasi pembelajaran. Beberapa fungsi dari media pembelajaran
dalam proses komunikasi pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
a. Berperan sebagai komponen yang membantu mempermudah/
memperjelas materi atau pesan pembelajaran dalam proses
pembelajaran.
b. Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif.
d. Menjangkau sasaran yang luas.
e. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat meampilkan
pesan yang berada di luar ruang kelas dan dapat menampilkan
informasi yang terjadi pada masa lalu, mungkin juga masa yang akan
datang.
f. Mangatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit,

6
objek yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan
menggunakan media yang telah dimodifikasi.
g. Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata. (M.
Djauhar Siddiq, 2008 : 21)
Berdasarkan teori media pembelajaran tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan guru sebagai perantara atau pengantar penyampaian pesan
dalam proses komunikasi pembelajaran. Guru yang mengajar tanpa
menggunakan media pembelajaran tentu kurang merangsang/ menantang
siswa untuk belajar. Apalagi bagi siswa SD yang perkembagan
intelektualnya masih mebutuhkan alat peraga. Semua lingkungan yang
diperlukan untuk belajar siswa ini didesain secara integral akan menjadi
bahan belajar dan pembelajaran yang efektif.
3. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Pembelajaran
Benda Nyata
Bruner, melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses
belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau
alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa
dalam memahami suatu konsep matematika. Melalui alat peraga yang
ditelitinya itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola
struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu. (Siti
Hawa, dkk., 2008 : 6)
Tiga tahapan dalam teori belajar Bruner tentang perkembangan
intelektual adalah:
a. Enactive, dimana seseorang belajar tentang dunia melalui aksi-aksi
terhadap objek.
b. Iconic, di mana pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-
modeldan gambar-gambar.
c. Symbolic, yang menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-
istilahyang abstrak. (Mark K. Smith, dkk, 2009 : 123)
Tahapan perkembangan belajar kognitif menurut Piaget dalam dalam

7
NabisiLapono (2008 : 19):
a. Sensorimotor inteligence (lahir s.d usia 2 tahun): perilaku terikat pada
panca indera dan gerak motorik. Bayi belum mampu berpikir
konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.
b. Preoperation thought (2-7 tahun): tampak kemampuan berbahasa,
berkembang pesat penguasaan konsep. Bayi belum mampu berpikir
konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.
c. Concrete Operation (7-11 tahun): berkembang daya mampu anak
berpikir logis untuk memecahkan masalah konkrit. Konsep dasar
benda, jumlah waktu, ruang, kausalitas.
d. Formal Operations (11-15 tahun): kecakapan kognitif mencapai
puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang
situasi hipotesis, tentang hakekat berpikir serta mengapresiasi struktur
bahasa dan berdialog. Sarkasme, bahasa gaul, mendebat, berdalih
adalah sisi bahasa remaja cerminan kecakapan berpikir abstrak
dalam/melalui Bahasa.
Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran serta media pembelajaran
bahwa dalam pembelajaran terutama untuk anak sekolah dasar, guru
perlu menggunakan media pembelajaran benda nyata. Oleh karena
itu, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti membuat desain
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran benda nyata
untuk pembelajaran pemahaman konsep bangun datar.
B. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa kelas II SDN SINDANGSARI Tahun Pejaran
2023/2024 pada konsep pemahaman bangun datar mata pelajaran Matematika
masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini terjadi karena pada
pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran benda nyata
sehingga kemampuan siswa memahami konsep bangun datar rendah, siswa
cepat bosan, dan pembelajaran tidak menyenangkan.
Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran, maka untuk mengatasi masalah
pembelajaran tersebut guru melakukan tindakan yang berupa penggunaan

8
media pembelajaran benda nyata. Dalam pembelajaran pada konsep
pemahaman bangun datar, guru menggunakan media pembelajaran benda
nyata: jam dinding berbentuk bulat, papan tulis, ubin, dan tiruan kue dari
kardus yang berbentuk segitiga. Siswa belajar memahami konsep bangun datar
dengan menggunakan media pembelajaran benda nyata.
Pada pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran benda nyata
diharapkan kemampuan siswa memahami konsep bangun datar dapat
meningkat, siswa tidak bosan belajar di kelas, dan pembelajaran menjadi
menyenangkan.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai
berikut:

Dalam pembelajaran Matematika guru belum


menggunakan media benda nyata:
a. Kemampuan siswa membandingkan bilangan
masihrendah.
b. Siswa cepat bosan.
c. Pembelajaran tidak menyenangkan.

Dalam pembelajaran guru dengan


menggunakan media pembelajaran benda nyata
(jam dinding berbentuk bulat, papan tulis, ubin,
dan tiruan kue dari kardus yang berbentuk
segitiga).

Dalam pembelajaran Matematika guru


menggunakan media benda nyata:
a. Kemampuan siswa membandingkan
bilanganmeningkat.
b. Siswa tidak cepat bosan.
c. Pembelajaran menjadi
menyenangkan.

Gambar 1: Kerangka Berpikir

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian


Subyek penelitian yaitu siswa kelas II SDN Sindangsari, Kecamatan
Lembursitu, Kota Sukabumi. Tahun Pelajaran 2023/2024 Semester I dengan
jumlah siswa 33 anak.
Obyek penelitian yaitu penggunaan media pembelajaran benda nyata pada
pembelajaran pemahaman konsep bangun datar mata pelajaran Matematika.
B. Data, Teknis Pengumpulan dan Analisis Data
1. Sumber Data
Data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian
ini sebagian besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari
berbagai sumber:
a. Narasumber yang terdiri dari guru dan siswa kelas II SDN
Sindangsari, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.
b. Hasil Pengamatan Pelaksanakaan Pembelajaran.
c. Tes Hasil Belajar.
2. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam
Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru
terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran benda nyata.
b. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui
keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi.
c. Tes Tertulis

10
Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
Bentuk tes yang digunakan adalah isian sebanyak 10 butir soal setiap
siklus.
3. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif. Data yang dianalisis berupa rata-rata dan
prosentase hasil belajar siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
tabel dan diagram.
4. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis
menetapkan indikator kinerja:
a. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa kemampuan membandingkan
bilangan cacah di atas nilai KKM, yaitu 67.
b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 70%.
5. Informasi Tentang Obsrever
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas direncanakan dalam tiga
siklus perbaikan pembelajarn. Selama proses pengambilan data, peneliti
dibantu oleh teman sejawat.
Nama : Azqia Wardatulummah
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
NIM : 3.2020.1.0103
Semester :7

11
DAFTAR PUSTAKA

IPPMRI Pembelajaran Matematika Real.


Rochman Natawijaya (1989 ; 7) Profesi Keguruan Djamian Sadi dkk.
J. Bruner (Pembelajaran Matematika SD oleh Gatot Muh Setyo).
Pembelajaran Matematika SD Gatot Muh Setyo.
I.G.A.K. Wardhani Penelitian Tindakan Kelas.

Anda mungkin juga menyukai