Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
SHOFIYATUN NUFUS
NIM. 2008104004
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diujikan di ujian Sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran yang juga ikut
menentukan predikat kelulusan setiap siswa SMP, karena dari pelajaran IPS
tersebut diharapkan siswa mampu meningkatkan kepekaan terhadap masalah-
masalah sosial disekitarnya serta mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat
dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga penguasaan terhadap materi
pelajaran IPS perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu materi ajar yang perlu
mendapat perhatian khusus itu adalah pada bab perang dunia II yang konten
materinya begitu banyak jalinan cerita yang bersifat kronologis serta bersifat
berurut.
Untuk itulah diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
mendorong terciptanya pembelajaran IPS dalam hal ini materi perang dunia II
yang berkualitas yang berangkat dari pendekatan pembelajaran yang berpusat
kepada siswa. Atas dasar semua itu, perlu adanya upaya-upaya agar segala
hambatan yang selama ini berlaku dapat segera diatasi. Upaya-upaya yang
mampu mengkondisikan seluruh siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara agar pembelajaran IPS dapat berlangsung dalam suasana
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) berbasis TIK adalah
pemanfaatan software Mindjet MindManager Pro 7 untuk menyusun media
PEPISONG yang merupakan singkatan dari peta pikiran yang masih kosong
sebagai bentuk kegiatan integrasi teknologi dalam pembelajaran yang didukung
model pembelajaran berkelompok Number Head Together (NHT) interaktif
dengan yang memanfaatkan software SmartNotebook 10.7. Strategi ini disinyalir
akan lebih mampu meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa.
Berdasarkan studi awal, Permasalahan yang terjadi pada kondisi siswa di
pembelajaran IPS materi perang dunia II seringkali didominasi oleh kegiatan
menulis, mencatat, mendengarkan guru menerangkan, membaca buku. Semua
itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh otak kiri saja sehingga siswa sering
1
2
merasa bosan untuk belajar dan kurang memiliki inisiatif untuk aktif secara
individu maupun berkelompok.
Problem lainnya juga nampak pada sebuah momen pembelajaran
seringkali jika guru memanggil siswa untuk tampil di depan kelas pemandangan
yang terjadi nyaris selalu ada dua kondisi yang muncul yaitu ada siswa yang
dengan mudah dipanggil maju ke depan kelas, sebaliknya banyak siswa yang
selalu sulit untuk memberanikan diri tampil ke depan kelas. Hal lain lagi yang
sering terlihat para siswa kurang terkondisi dalam keadaan bahwa tiap individu
siswa memiliki peluang yang sama untuk dilibatkan secara aktif, seharusnya
tidak melulu para siswa yang pandai saja yang aktif tetapi siswa lainnya pun
dapat berperan lebih aktif dari biasanya. Untuk itu perlu dipikirkan model
pembelajaran yang memungkinkan semua siswa aktif seperti beberapa model
pengelompokkan yang telah banyak kita kenal.
Model pembelajaran yang didominasi oleh guru melalui ceramah-
ceramahnya menyampaikan sejumlah informasi/materi pelajaran yang sudah
disusun secara sistematis mengkondisikan siswa dalam tingkat partisipasi yang
rendah serta siswa sering berada dalam situasi “tertekan” yang berakibat pada
tidak optimalnya pemusatan perhatian pada kemampuan yang harus dikuasainya
menjadi rendah termasuk juga aktivitas belajar yang kurang menantang siswa
untuk melakukan kerja yang maksimal. Dan kalau hal ini terus berlanjut maka
tujuan pengajaran IPS yang telah disampaikan di atas tidak dapat tercapai.
Pembelajaran IPS oleh guru juga, seringkali dikemas dengan cara yang
konvensional atau tradisional yang selalu melaksanakan rutinitas. Sehingga,
cenderung mengendapkan kreativitas serta seperti menutup mata terhadap
perkembangan IPTEK. Sebenarnya memberi kemudahan dalam konteks
penyampaian materi pelajaran, namun semua itu seperti terabaikan begitu saja.
Dalam hal ini media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik
minat para siswa.
Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk
membuktikan bahwa melalui kolaborasi pemanfaatan media Pepisong dan
pengelompokkan model Number Heads Together (NHT) interaktif dalam
3
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk menerapkan media pepisong dan NHT interaktif agar
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
perang dunia II di kelas IX-3 SMP 2 Kota Cirebon?
2. Seperti apakah cara yang dilakukan dalam penerapan melalui media
pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP 2
Kota Cirebon?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Latar Belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
4
5
6
Mind Map seperti halnya peta jalan yang memberi ringkasan atas
sesuatu ide yang luas, mengumpulkan data dan informasi di suatu
tempat, menyajikannya dalam bentuk yang menyenangkan untuk
dilihat, dibaca dan tentu saja diingat.
b. Konsep Peta Pikiran (Mind Map) Sutanto Windura, BLI
Menurut sutanto Windura konsepmind map dijelaskan dalam
berikut ini:
1) Pengertian
Mind Map adalah salah satu sistem how to learn yang
paling penting dan harus didapatkan paling pertama oleh siswa
jika mau menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam
belajar. Penggunaan Mind Map akan menyebabkan proses belajar
yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk mandiri belajar
serta sukses dalam prestasi akademiknya.
Mind Map adalah suatu teknis grafis yang memunginkan
kita untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan kita untuk
berpikir dan belajar. Mind map prinsip kerjanya sudah melibatkan
kedua belah otak secara aktif dan sinergis sehingga pembelajaran
pasti terasa menyenangkan. Penggunaan gambar dan illustrasi
dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan siswa, dan
menyeimbangkan dengan otak kirinya. Mind Map banyak
menggunakan gambar yang dapat mengaktifkan otak kanan
(OKA) dan warna yang menyenangkan otak.
Pusat Mind Map ada di tengah-tengah kertas agar menarik
perhatian mata dan otak kita. Sesuatu yang menarik mata dan otak
kita pasti akan menyebabkan kita mudah untuk fokus. Cara
kerja Mind Map tidak lain adalah sama dengan apa yang terjadi
pada sel otak, yaitu memancar dari satu titik ke titik lainnya.
2) Hukum Mind Map
Adapun hukum Mind Map yaitu :
7
jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang
bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling
berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar
yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa
siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitive dalam kegiatan
belajar mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas
siswa beraktivitas dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran
didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru
b. Hakikat Hasil Belajar
Menurut Samuel Soeitoe hasil belajar merupakan perubahan
mental pada diri pelajar atau modifikasi kecenderunganya. Perubahan
yang dimaksud, baik perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor.
Perubahan-perubahan yang terjadi itu akan berinteraksi, artinya saling
mempengaruhi satu sama lain dank an tergambar pada diri siswa.
Sehingga, Lily Budiarjo mengutip pengertian hasil belajar yang
dikemukakan Bentley dalam buku The Bussines of Training (1991)
bahwa hasil belajar siswa ditandai oleh dua proses yaitu proses
menemukan dan proses menerima. Sedangkan S. Nasution menyatakan
bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan pada individu yang
belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk
kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu. Sesuai dengan pendapat
tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan
untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunai pendidikan atau yang
ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Penilaian terhadap kemajuan
dan hasil belajar siswa harus dilakukan secara berkesinambungan dan
seobyektif mungkin. Menilai kemajuan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk mengetahui
10
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX-3 SMPN 2
Kota Cirebon untuk mata pelajaran IPS materi Perang Dunia II
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran
2023/2024, yaitu bulan November 2023 sampai dengan Januari 2024.
11
12
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini disusun mencakup semua langkah
tindakan secara rinci mulai dari pembuatan RPP, rencana pembelajaran
mingguan (RKM), selanjutnya dibuat rencana pembelajaran harian (RKH)
sesuai tema / bidang pengembangan yang diajarkan, menyimpan media
pengajaran, penyimpulkan lembar observasi untuk anak dan observasi guru.
2. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari semua
rencana yang dibuat. Langkah-langkah yang telah dilakukan adalah hasil
realisasi dari perencanaan yang dibuat dan disiapkan sebelumnya, dalam
pelaksanaan pembelajaran ini dibagi tiga tahap kegiatan yaitu: kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, yang bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas perkembangan.
3. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan kelas. Observasi ini dilakukan dalam rangka mengumpul data
peningkatan kemampuan sains anak, dengan metode eksperimen. Dalam
melaksanakan observasi dan evaluasi ini peneliti dibantu dan bekerjasama
dengan guru dan pengamat dari luar (teman sejawat atau pakar).
4. Refleksi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan refleksi sekaligus analisis terhadap data-
datayang telah diperoleh selama pembelajaran dan observasi, kemudian
direfleksikan untuk melibatkan kelebihan dan kekurangan pembelajaran
yang udah dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langka
selanjutnya atau membuat rencana tindakan sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menguraikan kembali prosedur
penelitian ini dalam 2 siklus, diantaranya:
13
Prosedur Siklus I
1. Tahap perencanaan
Pada tahapan perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan
dan rencana penelitian yang hendak dilaksanakan dalam proses
pembelajaran. Kegiatan perencanaan tersebut diantaranya:
a. Mempersiapkan silabus yang akan digunakan.
b. Menetapkan materi yang akan diajarkan.
c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
d. Mempersiapkan media atau alat yang akan digunakan untuk
pembelajaran.
e. Menyusun dan mempersiapkan lembar pengamatan/observasi untuk
aktivitas pendidik dan peserta didik.
f. Membuat soal tes evaluasi peserta didik sebagai alat evaluasi
untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi rancangan pada penelitian
ini dimulai dari cara:
a. Mengkondisikan ruangan belajar bagi peserta didik
b. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran Pepisong dan NHT, tahap kegiatannya mengikuti urutan
kegiatan yang terdapat dalam RPP
d. Membentuk kelompok untuk mengetahui hasil aktifitas siswa
e. Melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan juga peserta didik dalam proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian
didiskusikan dengan pengamat yang bertujuan untuk memberikan
pendapat mengenai proses dan hasil pembelajaran yang sedang
14
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi mencakup kegiatan analisis dan interprestasi atas
informasi/hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Artinya peneliti
dan pengamat mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil tindakan
baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar peserta didik
berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Tahap ini dilakukan
terhadap proses pembelajaran pada siklus pertama dan menjadi
pertimbangan pada siklus kedua.
Prosedur Siklus II
Dalam siklus II seperti halnya siklus I dengan catatan sudah direvisi yang
terdiri dari:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahapan perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan dan
rencana penelitian yang hendak dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Kegiatan perencanaan tersebut diantaranya:
a. Menetapkan materi yang akan diajarkan.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Mempersiapkan media atau alat yang akan digunakan untuk
pembelajaran.
d. Menyusun dan mempersiapkan lembar pengamatan/observasi untuk
aktivitas pendidik dan peserta didik.
e. Menyusun alat evaluasi atau tes.
2. Tahap Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan kegiatan belajar berdasarkan hasil refleksi
prosedur siklus I.
3. Tahap Pengamatan
15
3. Dokumentasi
Menurut wayan Suwendra (2018:10) menyebutkan dokumentasi
merupakan data-data yang diambil berupa kata-kata, ambar, dan bukan
angka. Dengan demikan, laporan penelitian ini akan berisi naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan dokumen
resmi. Sehingga dengan hal ini peneliti menggunakan teknik ini untuk
mengumpulkan data secara tertulis yang bersifat dokumen yang
dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder
4. Alat
berupa butir soal tes dan lembaran pengamatan.
F. Indikator Keberhasilan
Siswa dikatakan tuntas belajar jika pada saat ujian mendapatkan nilai
diatas 70 berdasarkan SKM dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar berkisar pada 75%. Lalu, kemampuan aktifitas belajar dikatakan
berhasil jika semua aspek yang diamati meliputi pengimplementasian visual
activities, drawing actovities, motor activitties, emetional activities yang
meningkat dari siklus I ke siklus II. Sedangkan peningkatan dikatakan
berhasil ketika tiap-tiap aspek berada pada kategori cukup, sehingga ketika
aktifitas belajar siswa telah memenuhi indikator maka siklus penelitian dapat
dihentikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, Tony. 2002. Gunakan Kepala Anda. Jakarta: Delapratasa Publishing.
Enterprise, Jubilee. 2008. Seni Berpikir Cerdas dengan Mind Manager 7. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Waluyo. 2008. Bse: Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.