Pengusul
Leylia Noviyanti 181330000367
Kelas 4 PGSD A8
1
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt. atas segala berkat
dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Peserta Didik Kelas IV Semester II SD
Negeri 02 Langon”.
Proposal penelitian ini dibuat guna menyelesaikan tugas UAS mata kuliah
Metode Penelitian. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan proposal ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Saya sebagai penulis menyadari dalam menyusun proposal penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan.
Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Pengusul
i
DAFTAR ISI
PRAKATA....................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3.1. Untuk mengetahui cara penerapan metode jigsaw untuk memahamkan peserta
didik terhadap materi IPS tidak hanya dengan menghafal.
1.3.2. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik bisa meningkat dengan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Memberi pemahaman kepada peserta didik tentang materi IPS, tidak hanya
dengan hafalan, sehingga diharapkan prestasi belajar bisa meningkat.
2
1.4.2. Bagi guru
Menambah variasi dalam mengajar sehingga peserta didik tidak bosan dan
mudah memahami materi yang ingin dicapai sesuai tujuan pembelajaran.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau
terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu
Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M
Sadeli, 1986 : 21). Kosasi Djahiri (Yaba, 2006 : 5) menyatakan bahwa IPS adalah
merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang
ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip
pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan bidang studi yang cara
pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah
mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan
ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama
yaitu manusia.
4
Pada pembelajaran IPS ini ditegaskan bahwa pembelajaran IPS bukan bertujuan
untuk memenuhi ingatan pengetahuan para peserta didik dengan berbagai fakta dan
materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang sadar akan
tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat,
bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang terkandung dalam IPS tersebut yaitu, nilai
edukatif, nilai praktis, nilai teoretis, dan nilai ketuhanan. Tujuan mata pelajaran IPS
ditetapkan sebagai berikut :
Tujuan IPS khususnya pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar sebagimana
tecantum dalam Kurikulum IPS SD Tahun 2006 adalah agar peserta didik mampu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya
dalam kehidupannya sehari-hari (Depdiknas, 2006). Ilmu pengetahuan sosial juga
membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya, yaitu lingkungan
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
masyarakat, dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya.
Karena IPS terdiri dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu
mempunyai ciri-ciri khusus atau karakterisitik tersendiri yang berbeda dengan bidang
studi lainnya. Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai
pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi
penyampaiannya.
1) Materi IPS
5
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan
masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya). Materi IPS digali dari
segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu,
pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya
merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. (Menurut
Mulyono Tjokrodikaryo, 1986:21). Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia
dengan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi
yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokohtokoh
dan kejadian-kejadian yang besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian,
permainan, keluarga.
6
terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam
lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan
kemampuannya untuk menghadapai unsur-unsur dunia yang lebih luas.
Tasrif (2008: 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek berikut:
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :
7
1. Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia
sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadiankejadian-
peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus
dan tersebar di sekitar lingkungnnya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan
menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka
ingin aktif, belajar, dan berbuat
4. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci
yang seringkali kurang penting/bermakna
5. Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-
pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat
memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan dengan
merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
Dalam pembelajaran IPS SD terdapat perbedaan antara kelas rendah dan tinggi.
Oleh karena itu guru juga harus mengetahui karakteristik peserta didik berdasarkan
kelas-kelasnya, sebagai berikut:
8
2.5. Konsep dan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Peran guru dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah mefasilitasi
dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi
yang diberikan. Siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif
dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah
yang diberikan.
9
2.7. Langkah-Langkah Metode Jigsaw
2.7.1. Langkah-Langkah Persiapkan Metode Jigsaw
1. Materi
Memilih satu atau dua bab, cerita atau unit-unit lainnya, yang masing-masing
mencakup materi untuk dua atau tiga hari, kemudian membuat sebuah lembar ahli
untuk tiap topik.
Membagi siswa ke dalam tim heterogen 4-6 orang terdiri dari siswa berprestasi
tinggi, sedang, dan rendah.
Adapun kegiatan pembelajaran aktif tipe Jigsaw ini diatur secara instruksional
sebagai berikut:
1. Membaca
Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk
menemukan informasi yang berhubungan dengan topik mereka.
10
Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam
kelompokkelompok ahli.
3. Laporan tim
4. Tes
1. Persiapan
a. Guru memilih materi yang bisa dipecah atau disegmentasikan dalam beberapa
bagian.
b. Menjelaskan sistem belajar yang akan dipakai
c. Membentuk home teams sebagai kelompok asal
d. Membentuk expert teams yang terdiri dari anggota-anggota kelompok yang
mempelajari segmen yang sama dalam home teams masingmasing.
2. Pelaksanaan
a. Setelah siswa terbagi dalam beberapa kelompok, tiap segmen materi diberikan
pada siswa dalam home teams.
11
c. Guru selalu memantau proses belajar siswa dalam tiap kelompok ahli sebagai
bahan evaluasi bagi proses kelompok dalam kelas maupun untuk mengetahui
sejauh mana keaktifan siswa
d. Setelah proses belajar dalam expert teams usai, masing-masing siswa kembali
ke kelompoknya masing-masing untuk mengajarkan apa yang telah didapat
dari hasil belajar bersama anggota expert teams. Di dalam home teams siswa
saling belajar dari rekannya mengenai segmen materi yang berbeda-beda
3. Penyelesaian
12
8. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada
teman kelompok belajarnya.
9. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok
13
1. Apabila pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 02 Langon menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw akan dapat memberi pemahaman kepada
peserta didik tentang materi IPS, peserta didik tidak hanya sekedar menghafal.
2. Apabila pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 02 Langon menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw akan dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
2.9.2. Variabel Penelitian
1.Variabel terikat
2. Variabel bebas
Variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw”.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 02 Langon
Kecamatan Tahunan, Jepara.
15
Ciri utama dari true experiment adalah sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi
tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara
random (Sugiyono, 2011: 75-76). Desain penelitian merupakan rencana dan struktur
penelitian yang disusun sedemikian rupa, sehingga akan dapat memberikan jawaban
terhadap pertanyaan, penelitian, mengontrol, dan mengendalikan varian.
Eksperimen pada penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat
dari suatu perlakuan. Desain penelitian yang digunakan dengan bentuk Matching
Pretest – Post-test Comparison Group Design dengan satu macam perlakuan. Dalam
Matching pretest dan Post-test Control Group Design terdapat dua kelas yang dipilih
secara langsung, kemudian diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal, adakah
perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Sugiyono, 2009: 113).
KE O1 X1 O2
KK O1 X2 O2
Keterangan :
16
KE : kelompok Eksperimen
KK : kelompok Kontrol
X2 : Pembelajaran Ceramah
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
tes hasil belajar. Suharsimi Arikunto (2006:150), tes hasil belajar berupa serentetan
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang dilihat dari hasil belajar kognitif. Guna mengetahui kemajuan hasil
belajar siswa dan seberapa besar pemahaman setiap siswa terhadap materi yang
sedang diajarkan.
Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil belajar
yang telah diberikan oleh guru kepada siswanya dalam jangka waktu tertentu. Tes
17
buatan guru sendiri adalah suatu tes yang disusun oleh guru sendiri untuk
mengevaluasi keberhasilan proses mengajar. Biasanya tes buatan guru sendiri
dipergunakan di sekolah-sekolah. Adapun bentuk tes yang sering dipakai dalam
proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yaitu tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan atau tindakan. Tes hasil
belajar dapat digunakan untuk menilai kemajuan belajar dan mencari masalah-
masalah dalam belajar.
Tes hasil belajar pada penelitian ini adalah pre-test dan post-test. Pre-test
merupakan tes awal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian dan
menjadi langkah awal dalam penyamaan kondisi antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Sedangkan post-test digunakan untuk uji akhir eksperimen
dengan tujuan untuk mendapatkan nilai sampel pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Tes prestasi belajar dilakukan satu kali. Adapun tes prestasi belajar IPS terdiri
dari 5 soal uraian, dengan skor dari 1 sampai 3 per soal. Tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa serta prestasi atau pencapaian belajar siswa. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial siswa kelas IV SD Negeri 02 Langon.
Data penelitian ini berupa data kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah tes
soal uraian dan instrumen dokumen.
18
Uji persyaratan analisis dilakukan agar kesimpulan yang ditarik tidak
menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik. Sebelum dilakukan analisis
maka terlebih dahulu dilakukan beberapa uji persyaratan analisis yang meliputi uji
normalitas dan homogenitas. a. Uji Normalitas
n 1+n 2
KS = 1,36 √ ............................(3.4)
n 1 xn 2
Keterangan :
(Sugiyono, 2006:152)
b. Uji homogenitas
Dalam uji homogenitas, dengan harga F yang diharapkan adalah harga F yang
tidak signifikan yaitu harga F empirik yang lebih kecil daripada harga F teoritik.
Pengujian homogenitas dengan rumus:
Var tertinggi
F hitung = ...............................(3.5)
Var terendah
Keterangan:
varterbesar: nilai variansi yang lebih besar dari dua sampel yang dibandingkan.
varterkecil: nilai variansi yang lebih kecil dari dua sampel yang dibandingkan
19
c. Uji hipotesis
t= (3.6)
Keterangan:
20
DAFTAR PUSTAKA
Mariyani. (2018). Peran Guru PKN dalam Pembentukan Karakter Warga Negara.
Jurnal Literasi, 2503-1864, IX(1), 20-21. http://file:///E:/pkn%20smt
%203/616-2619-1-PB.pdf. (Diakses 3 Oktober 2019 pukul 14.29 wib.)
Noviana, dkk. (2017). 7KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS SISWA KELAS IV. Jurnal Kreatif.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreatif/article/viewFile/9374/6140.
Diakses 13 Juli 2020 pukul 14.20 wib.)
Alsa, Asmadi. (2010). Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan
Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Asmadi Alsa 1 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada. Jurnal Psikologi. 37(2). file:///C:/Users/Aio/Downloads/7727-13724-
1-SM.pdf. (Diakses 13 Juli 2020 pukul 14.45 wib.)
Rahmad. (2016). Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar.
Jurnal Madrasah Ibtidaiyah. 2476-9703. 2(1).
https://media.neliti.com/media/publications/222455-kedudukan-ilmu-
pengetahuan-sosial-ips-pa.pdf. (Diakses 14 Juli 2020 pukul 09.05 wib.)
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/1966032
52001121-
MUNIR/Multimedia/Multimedia_Bahan_Ajar_PJJ/Peng_Pend_IPS/kajian_ip
s_1.pdf .(Diakses 14 Juli 2020 pukul 19.30 wib.)
Darsono dan Widya Karmilasari A. (2017). SUMBER BELAJAR PENUNJANG
PLPG 2017 KOMPETENSI PROFESIONAL MATA PELAJARAN : GURU
KELAS SD UNIT IV : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/
SD/ILMU-PENGETAHUAN-SOSIAL.pdf. (Diakses 14 Juli 2020 pukul
11.05 wib.)
Suteja, R. (2016). Model Pembelajaran. repository.unpas.ac.id.
http://repository.unpas.ac.id/10242/4/BAB%20II%20fix.pdf. (Diakses 9 Juli
2020 pukul 09.56 wib.)
Rosyium, Ummi. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Smp Negeri 6 Metro.
21
Jurnal SAP. file:///C:/Users/prd/Downloads/1018-2987-1-PB.pdf. (Diakses 9
Juli 2020 Pukul 09.59 wib)
Mudlofar, M. (2014). Metode Jigsaw. eprints.walisongo.ac.id.
http://eprints.walisongo.ac.id/4094/3/133911135_bab2.pdf. (Diakses 9 Juli
pukul 10.05 wib.)
Metode Penelitian. https://eprints.uny.ac.id/18237/4/5.BAB%20III.pdf. (Diakses 18 Juli
pukul 20.02 wib.)
22