Anda di halaman 1dari 3

TULISAN KETIGA

Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling


"Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Menghadapi Siswa Bermasalah"
Oleh : Reza Agustian Pamungkas
Mahasiswa PGMI Institut Madani Nusantara Semester 4

Sekolah merupakan tempat instansi formal yang dijadikan tempat belajar bagi para
siswa-siswanya. Sekolah terdiri dari berbagai karakter siswa yang berbeda-beda, perbedaan
karakter siswa ini jelas terjadi karena perbedaan carapandang dalam hidup mereka. Dalam
kehidupannya, siswa-siswa ini tidak lepas dari segala macam masalah yang harus
dihadapinya. Masalahnya pun beragam, hal tersebutmerupakan pengertian dari siswa
bermasalah. Siswa di sekolah sebagai manusia (individu) dapat dipastikan memiliki masalah,
tetapi kompleksitas masalah-masalah yang dihadapi olehindividu yang satu dengan lainnya
berbeda-beda.
Siswa disekolah akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan : pertama :
perkembangan individu; kedua : perbedaan individu dalam hal kecerdasan, kecakapan, hasil
belajar, sikap,bakat, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, minat, ciri-ciri jasmaniah, dan latar
belakang lingkungan; ketiga : kebutuhan individu dalam hal memperoleh kasih sayang,
memperoleh harga diri, memperoleh penghargaan yang sama; keempat: penyesuaian diri dan
kelainan tingkah laku; Kelima : masalah belajar.
Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah, dengan menunjukan
gejala penyimpanga nperilaku. Upaya untuk menangani siswa bermasalah, khususnya yang
terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:
(1) pendekatan disiplin; (2) pendekatan bimbingan dan konseling.
Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan
ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu
komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu
ditegakan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku
siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus
mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku
Penanganan siswa bermasalah melalui bimbingan dan konseling sama sekali tidak
menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas
hubungan interpersonal yang saling percaya diantara konselor dan siswa yang bermasalah,
sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan
lingkungannnya, sertadapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih
baik.
Salah satu aspek yang sulit dalam mengajar adalah bagaimana membantu murid yang
berprestasi rendah dan susah didekati. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang saya
lakukan beberapa waktu lalu dengan salah seorang guru MI di dekat rumah saya, beliau
mengatakan bahwa menghadapi murid yang susah didekati itu lebih sulit daripada
menghadapi murid yang nakal. Murid yang nakal masih bisa kita bimbing dan arahkan, akan
tetapi murid yang susah didekati itu sangat sulit untuk mengetahui kemauannya apa,
pendekatannya harus bagaimana, dan lain sebagainya.
Beliau mengatakan murid yang susah didekati tersebut kadang menjadikan teman-
temannya iri, karena terkadang anak tersebut hanya di diamkan ketika tidak mengerjakan pr
misalnya, karena ketika ditanya alasannya pun dia cenderung diam saja dan tidak menjawab.
Setelah ditelusuri, ternyata karakter tersebut terbentuk dari keluarganya yang mana ayah dan
nenek dari anak tersebut juga memiliki karakter seperti itu.
Permasalahan-permasalahan seperti disebutkan diatas tentunya harus bisa diatasi oleh
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, salah satu cara penanganannya yaitu : Murid
jenis ini perlu terus menerus diyakini bahwa mereka bisa mencapai tujuan dan menghadapi
tantangan. Mereka perlu diingatkan bahwa kitaakan menerima kemajuan mereka hanya
sepanjang mereka melakukan upaya nyata. Bantu mereka dalam menentukan tujuan
pembelajaran dan beri dukungan untuk mencapa itujuan itu. Tugaskan murid ini melakukan
kerja keras dan membuat kemajuan, meskipun mereka mungkin tidak mempunyai
kemampuan untuk melakukannya di level kelas keseluruhan.
John W. Santrock (2008:541) menjelaskan beberapa carauntuk mendekati murid yang
tidak tertarik atau teralienasi, diantaranya:
a) Kembangkan hubungan positif dengan murid.Jika murid yang tidak tertarik belajar, murid
itu tidakmenyukai guru, maka akan sulit untuk mengajaknya mencapaitujuan pembelajaran.
Tunjukan kesabaran, tetapi terus bantumurid dan dorong untuk terus maju walaupun kadang
adakemunduran dan penolakan.
b) Buat suasana di sekolah menjadi menarik. Agar sekolah menjadi menarik bagi murid jenis
ini, caritahu apa yang menarik bagi murid tersebut dan jikadimungkinkan masukan murid itu
dalam tugas untuk mereka.
c) Ajari mereka strategi untuk membuat belajar menjadimenyenangkan.Bantu mereka
memahami bahwa mereka sendirilahyang menyebabkan masalah, dan cari jalan untuk
membimbingmereka agar bangga dengan hasil kerja keras mereka sendiri.
Mungkin itu saja yang bisa dituangkan dalam tulisan ketiga ini, semoga bisa menjadi ilmu
yang bermanfa'at untuk kita semua, terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai