Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN KELAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu


Dosen Pengampu : Sarifa Faridatil Ilmi Al Idrus, M.Pd

Di susun
oleh :
SRI HANDAYANI
NIM: 202086231025

PROGRAM STUDY S-1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BAHANA

SIBAWAIHI MUTAWALI JEROWARU

TA:2022-2023
1. Mengidentifikasi Masalah-masalah Peserta Didik

Ada faktor internal dan faktor eksternal yang melatar belakangi


permasalahan belajar siswa tersebut. Faktor internal dapat mencakup aspek
intelektual, seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan kondisi fisik.
Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa, seperti lingkungan, ekonomi
keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.

Jika kita menutup telinga terhadap kesulitan belajar siswa, tujuan belajar
tidak dapat dicapai dengan benar. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa
membutuhkan bantuan dalam mencerna buku teks dan mengatasi hambatan
lainnya. Kesulitan belajar siswa perlu dipahami dan diatasi sesegera mungkin
untuk mencapai tujuan pengajaran dengan benar. Oleh karena itu, perlu
dimulainya diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini untuk membantu siswa
memperoleh hasil belajar yang terbaik.

Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar, beberapa


tahapan kegiatan yang harus dilakukan, antara lain:

1) Mengidentifikasi siswa yang dianggap mengalami kesulitan belajar,

2) Melokalisasi kesulitan belajar,

3) Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar;

4) Perkirakan alternatif bantuan;

5) Tentukan cara-cara yang mungkin untuk mengatasinya;

6) Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dibuat dengan menggunakan teknik


tes dan non tes. Keterampilan yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis
kesulitan belajar meliputi: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat
keterampilan), tes diagnostik, wawancara, dan observasi.

Kesulitan mengidentifikasi siswa melalui tahapan-tahapan di atas antara


lain berusaha memperoleh informasi tentang profil siswa tentang mata pelajaran,
pengetahuan dasar yang dimiliki siswa, kelengkapan indikator, kesalahan yang
sering dilakukan siswa, dan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi.
membutuhkan pemahaman tentang kalimat. Dan pelajari tentang kebiasaan
belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, kondisi keluarga, dan
metode pengajaran guru.

2. Jenis-jenis masalah Peserta Didik Yang berhubungan Dengan Pengelolaan


Kelas

Dua jenis masalah yang terdapat dalam pengelolaan kelas yaitu masalah
yang bersifat perorangan dan masalah yang bersifat keluarga.

1. Masalah Perorangan
Penggolongan masalah perorangan didasarkan kepada anggapan dasar
bahwa tingkah laku manusia mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap
individu memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan merasa dirinya
berguna. Jika individu gagal mengembangkan rasa ingin memiliki dan rasa
dirinya berharga, maka ia akan bertingkah laku menyimpang. Terdapat
empat jenis penyimpangan perilaku perorangan di kelas, yaitu tingkah laku
menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan
memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan
makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik
perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan.
Masalah perorangan ini mengacu pada masalah psikologis anak/jiwa anak.
a. Menarik perhatian orang lain
Tingkah laku destruktif (mengganggu ketenangan) pencari
perhatian yang aktif dapat dijumpai pada siswa yang suka pamer, suka
melawak, membikin onar, memperlihatkan kenakalan, terus menerus
bertanya, tingkatnya rewel. Tingkah laku perhatian yang pasif dijumpai pada
siswa yang malas, terus menerus meminta bantuan orang lain.
b. Mencari kekuasaan
Tingkah laku pencari kekuasaan hampir mirip dengan siswa
pencari perhatian tetapi lebih mendalam. Siswa pencari kekuasaan yang
aktif: suka mendekat, berbohong, menampilkan adanya pertentangan, tidak
mau melaksanakan tugas dan menunjukkan sikap tidak patuh secara
terbuka. Siswa pencari kekuasaan yang pasif tampak pada siswa yang amat
menonjolkan kemalasannya, sehingga tidak melakukan apa-apa sama
sekali, tipe seperti ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif
memperlihatkan ketidakpatuhan.
c. Menuntut Balas
Siswa ini ditandai dengan frustasi yang amat mendalam dan tidak
menyadari bahwa ia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti
orang lain. Perilaku siswanya ditunjukkan dengan : keganasan,
penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menendang) terhadap
sesama siswa petugas atau penguasa ataupun terhadap binatang. Siswa
penuntut balasan yang aktif sering disebut siswa yang ganas dan kejam,
sedangkan siswa penuntut balas pasif dikenal sebagai siswa yang
pencemberut atau suka menentang.
d. Memperlihatkan Ketidakmampuan
Siswa yang berperilaku merasa amat tidak mampu berusaha mencari
sesuatu yang dikehendakinya atau rasa memiliki, dan bersikap menyerah
terhadap tangtangan yang menghadangnya, anggapan lain yang ada
dihadapannya hanyalah kegagalan yang terus menerus. Perasaan tanpa
harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya diikuti dengan perilaku
mengundurkan diri atau memencilkan diri (isolasi diri), akhirnya siswa
tersebut menjadi rendah diri.
2. Masalah Kelompok

Terdapat tujuh masalah kelompok yang sering muncul dikelas, yang


berakibat terhadap pelaksanaan manajemen kelas.

a. Kekurangan kekompakan
Kekurangan kekompakan ditandai dengan adanya kekurang cocokan
diantara para anggota kelompok. Konflik antara siswa dari yang berjenis
kelamin atau suku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang kompakan.
Siswa yang berada di kelas jenis ini, siswa nya tidak saling membantu dan
siswa tidak tertarik dengan kelas yang mereka tempati.
b. Kekurang mampuan mengikuti peraturan kelompok
Perilaku kelas ini muncul apabila siswa tidak lagi mematuhi aturan atau
tata tertib kelasnya. Contoh perilakunya : berisik, dorong mendorong dan
sebagainya.
c. Reaksi negatif terhadap sesame anggota kelompok
Perilaku ini terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar dilontarkan
terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu, anggota
kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok, aggota kelompok yang
menghambat kegiatan kelompok, biasanya dibarengi dengan unsure
pemaksaan oleh kelompok.
d. Penerimaan kelompok atas perilaku menyimpang
Perilaku ini terjadi apabila kelompok mendorong timbulnya dan
mendukung anggota kelompok yang berperilaku menyimpang dari norma-
norma social pada umumnya. Contoh : perbuatan memperolok-olokkan atau
membuat lawakan lucu dengan cara menggambar “lucu” tentang guru.
e. Kelompok mudah terganggu dalam kelancaran kegiatannya
Kelompok mereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya
tidak berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu
kegiatan kelompok itu. Contoh: siswa menolak untuk melakukan karena
beranggapan guru kurang adil.
f. Kelompok protes tidak mau melakukan kegiatan
Perilaku kelompok ini tergolong yang paling rumit, baik pernyataannya
dinyatakan secara terbuka, ataupun secara terselubung. Contoh: permintaan
penjelasan yang terus menerus tentang suatu tugas, kehilangan pensil, lupa
mengerjakan pekerjaan rumah.
g. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan
Perilaku ini terjadi apabila kelompok mereaksi secara tidak wajar
terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan, penggantian guru,
penggantian anggota kelompok, dan lain-lain. Siswa menganggap perubahan
yang terjadi sebagai ancaman terhadap keutuhan kelompok.

3. Pendekatan-pendekatan Untuk Menanggulangi Jenis-jenis Masalah Peserta


Didik
1. Cara penanggulangan masalah perorangan
Empat teknik sederhana untuk mengenali adanya masalah perorangan
seperti diuraikan terdahulu, yaitu:
a. Jika guru merasa terganggu atau bosan dengan perilaku seorang siswa,
hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin
mengalami masalah mencari perhatian.
b. Jika guru merasa terancam atau merasa dikalahkan, hal itu merupakan
pertanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah
mencari kekuasaan.
c. Jika guru amat disakiti, hal itu merupakan pertanda bahwa siswa yang
bersangkutan mungkin mengalami masalah menuntut balas
d. Jika guru tidak mampu menolong lagi, hal itu merupakan tanda bahwa
siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah ketidak
mampuan.
2. Guru hendaknya benar-benar mampu mengenali dan memahami secara tepat
arah tingkah laku siswa, agar guru mampu menangani masalah siswa secara
tepat (apakah perilaku siswa itu mengarah kepencari perhatian, mencari
kekuasaan, menuntut balas, atau memperlihatkan ketidak mampuan).
3. Cara penanggulangan masalah kelompok
Beberapa cara untuk menanggulangi masalah kelompok, seperti yang
telah dibahas pada bagian terdahulu, sebagai berikut;
a. Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua
siswa, menghargai dan menerima mereka dengan berbagai
keterbatasannya.
b. Guru bersikap adil, sehingga semua siswa merasa diperlakukan sama.
c. Guru bersikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan
sanksi sesuai dengan tata tertib.
d. Guru tidak menuntut para siswa untuk mengikuti aturan yang diluar
kemampuan siswa
e. Guru tidak menghukum siswa di depan teman-temannya.
f. Guru pandai-pandai menciptakan suasana optimis, sehingga setiap siswa
merasa selalu berada dalam kesuksesan.
g. Suasana kehidupan disekolah lebih menyenangkan, tidak mendorong
kepada perilaku yang tidak dikehendaki.
h. Pada saat-saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa-
siswa yang bertingkah laku sesuai, sebagai bahan suri tauladan siswa
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/sodiqhaidar/60d03ca66ae34e46e46ff7b1ba2/ident
itas-masalah--belajar-siswa-dalam-pembelajaran-di-sekolah.

Sudarsana. (2017). Buku Ajar Pengelolaan Kelas. [Online].

http://iketutsudarsana.com/wp-content/uploads/2017/02/BUKU-AJAR-
PENGELOLAAN-KELAS.pdf

Tim Dosen MKPK. (2017). Pengelolaan Kelas Sekolah Dasar. Universitas


Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Zaenuddien, Ricky (2012).Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah dalam


Pengelolaan kelas [Online]

http://rickyzet.blogspot.com/2012/03/masalah-dan-upaya-pemecahan-
masalah.html.

Anda mungkin juga menyukai