Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGELOLAAN KELAS

PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

OLEH KELOMPOK 3

1. ELEONORA YESSI HENYTA


2. BONEVASIA FRIDOLIN
3. DRAISABELA DIANA TAMUR
4. FANYO ARMIN FITRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Guru mempunyai tanggung jawab melihat segala sesuatu yang terjadi dalam
kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan sistem pembelajaran yang dapat
dengan mudah meningkatkan motivasi siswa. Menciptakan kegiatan belajar
yang menyenangkan dan bermakna, seorang guru harus dapat melakukan
pengelolaan kelas yang tepat. Pengelolaan kelas sering kali dianggap sebagai
permasalahan mendasar dalam mengelola pembelajaran atau proses belajar
mengajar. Dalam realitas pengelolaan kelas, terdapat beberapa permasalahan
yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama
berlangsungnya proses belajar mengajar. Peristiwa-peristiwa itu terjadi begitu
cepat dan sulit diprediksi dalam satu periode waktu pembelajaran dalam kelas.
   Pengelolaan kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya
menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik
untuk belajar dengan baik (Gunawan, 2019:2). Hal ini dipertegas lagi oleh
Susilo Adi (2016) pengelolaan kelas merupakan suatu keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya apabila gangguan dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan pengelolaan kelas terbagi menjadi dua komponen yaitu Pengaturan
Peserta Didik (Kondisi Non Fisik) dan Pengaturan Fasilitas (Kondisi Fisik).
   Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif
apabila lingkungan atau iklim belajar yang kondusif, iklim belajar yang
kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan,
seperti: sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan, dan sikap
guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan diantara
peserta didik itu sendiri. Iklim belajar yang menyenangkan akan
membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas
peserta didik (Abdul Madjid, 2011: 165). Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang
efektif.
  Kegagalan seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran sama dengan
ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas secara baik. Indicator dari
kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah,tidak sesuai dengan standar
atau batas ukuran yang ditentukan,karena itu pengelolaan kelas merupakan
tugas guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

1.2 Rumusan masalah.


1. Apa pengelolaan kelas?
2. Apa saja permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kelas?
3. Bagaimana penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan kelas?
4. Apa saja faktor penyebab timbulnya masalah dalam kelas?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan kelas

  Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.Pengelolaan
berasal dari kata “kelola”,yang ditambah awalan “pe” dan akhiran“an”. Pidarta
(dalam Liriwati, 2017:5960) menyebutkan bahwa pengelolaan kelas adalah proses
pemilihan dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas.

 Pengelolaan kelas dapat didefinisikan sebagai  kegiatan-kegiatan yang


diupayakan seorang guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif .Dalam
rangka menciptakan tujuan pembelajaran yang optimal dan maksimal. 

 Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan menciptakan, mempertahankan, dan


mengembalikan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar,
kegiatan-kegiatan itu antara lain:pembinaan hubungan keakraban, penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, penciptaan kemudahan
dalam belajar, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas siswa,
penetapan norma kelompok yang produktif, pengaturan ruangan atau benda-benda
dalam kelas, dan sebagainya.

2.2 Masalah-masalah dalam pengelolaan kelas


  Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ada banyak hal yang perlu
diperhatikan agar tujuan dari pembelajaran dapat terwujud. Pada saat
mengajar seorang guru akan menghadapi beberapa masalah dalam
kelasnya. Masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dapat dibagi
menjadi dua, yaitu masalah pengajaran dan masalah pengelolaan kelas.
Faktor guru yang menjadi penghambat dalam pengelolaan kelas adalah
1.      Tipe kepemimpinan guru
2.      format belajar yang monoton
3.      kepribadian guru
 4.      pengetahuan guru, dan
 5.      pemahaman guru tentang peserta didik.

Menurut Dadang Suhardan masalah (problem) jika dilihat dari jenisnya


dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu masalah individu dan
masalah kelompok.
a. Masalah individu atau perorangan. 
1. Karena ingin menarik perhatian orang lain
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang
mengalihkan perhatian guru atau siswa lainnya dari
pembelajaran yang sedang berlangsung. Misalnya membuat
banyolan ketika belajar.
2. Karena ingin mencari kekuasaan.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang
berusaha mengendalikan guru dan siswa lainnya dengan
memperlihatkan kekuatannya. Misalnya selalu mendebat
guru atau siswa lainnya, menindas siswa yang lebih lemah,
atau kehilangan kendali emosional, marah-marah.
3. Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan
ketidakmampuan dirinya.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang
enggan dan malas melakukan tugas yang diperintah guru
serta selalu mengandalkan bantuan guru dan siswa lainnya.
b. Masalah kelompok
Mudasir menyatakan bahwa ada tujuh masalah pokok dalam kaitannya
dengan pengelolaan kelas yaitu, kurangnya kekompakan, kurang
mampu mengikuti peraturan kelompok, reaksi negatif terhadap sesama
kelompok, penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang
menyimpang, kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari
ketentuan yang telah ditetapkan, ketidak semangatan atau malas
bekerja, dan tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan Di
dalam kelas terkadang juga terdapat masalah kelompok, seperti kurang
adanya kerja sama antara siswa, kurang mampu dalam tugas-tugas
kelompok, dan kurangnya memperhatikan lingkungan kelompok.
Masalah-masalah tersebut dapat diatasi oleh guru dengan memberikan
model pembelajaran yang menitik tekankan kepada proses kerja sama
kelompok.
Sedangkan masalah kelompok, menurut Lois V. Jhonson dan Mary A.
Bani mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam
pengelolaan kelas, yaitu:
1. Kurangnya kekompakan : Kurangnya kekompakan kelompok
ditandai dengan adanya kekurang-cocokkan (konflik) diantara para
anggota kelompok.Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang
berjenis kelamin atau bersuku berbeda termasuk kedalam kategori
kekurang-kompakan ini.
2.   Kesulitan mengikuti peraturan kelompok : Jika suasana kelas
menunjukkan bahwa siswa-siswa tidak mematuhi aturan-aturan
kelas yang telah ditetapkan, maka masalah yang kedua muncul,
yaitu kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok
3.   Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok : Reaksi
negatif terhadap anggota kelompok terjadi apabila ekspresi yang
bersifat kasar yang dilontarkan terhadap anggota kelompok yang
tidak diterima oleh kelompok itu, anggota kelompok yang
menyimpang dari aturan kelompok atau anggota kelompok yang
menghambat kegiatan kelompok
4.  Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang
menyimpang :Penerimaan kelompok (kelas) atas tingkah laku yang
menyimpang terjadi apabila kelompok itu mendorong timbulnya
dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku
menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya.
5.  Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan
yang telah ditetapkan, masalah kelompok anak timbul dari
kelompok itu mudah terganggu dalam kelancaran
kegiatannya.Dalam hal ini kelompok itu mereaksi secara
berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berarti atau
bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kelancaran
kegiatan kelompok itu.
6. Kurangnya semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif
atau protes. Masalah kelompok yang paling rumit ialah apabila
kelompok itu melakukan protes dan tidak mau melakukan
kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun
terselubung
7.   Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan.Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap
lingkungan terjadi apabila kelompok (kelas) mereaksi secara tidak
wajar terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan, pengertian
keanggotaan kelompok, perubahan peraturan, pengertian
keanggotaan kelompok, perubahan jadwal kegiatan, pergantian
guru dan lain-lain.

Kasus yang terjadi di dalam kelas:

a. Tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas.


Guru dalam mengatasi masalah materi ini hendaknya memperhatikan
materi atau bahan ajar yang akan disampaikan apakah relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai dan guru hendaknya mengulang penjelasan
untuk memperkuat materi yang telah disampaikan
b. Fasilitas yang diperlukan. 
Fasilitas ini meliputi media, tempat, biaya dan yang dapat memungkinkan
siswa belajar dengan baik. Fasilitas menjadi masalah yang cenderung tidak
diperhatikan guru dalam memanajemen kelasnya, dan inilah yang dapat
memunculkan adanya masalah dalam proses belajar mengajar Dalam
mengatasi masalah tersebut guru harus menggunakan fasilitas fasilitas
yang dibutuhkan, seperti media dan tempat yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar.
c. Kondisi siswa.
Kondisi siswa juga menjadi persoalan penting di dalam kelas. Karena
kondisi peserta didik inilah yang akan membuat proses belajar mengajar di
dalam kelas menjadi berhasil atau sebaliknya. Dapat dicontohkan jika
siswa bergairah dalam belajar, cenderung proses belajar mengajar di dalam
kelas menjadi kondusif, sebaliknya jika siswa tidak bergairah dalam
menerima pelajaran maka cenderung proses belajar mengajar tidak efektif
dan membuat siswa gaduh serta kurang memperhatikan materi yang
diajarkan. Dalam mengatasi masalah tersebut guru sebaiknya
memperhatikan materi atau bahan ajar, metode, media, dan strategi
pembelajaran.
d. Teknik mengajar guru.
Masalah teknik mengajar yang digunakan oleh guru inilah menjadi
masalah yang penting, dikarenakan jika guru pandai memilih dan
menggunakan teknik atau model-model strategi pembelajaran yang baik,
cenderung membuat kelas menjadi menarik. Untuk itu guru dituntut agar
dapat menjadi pendidik yang berkompetensi dalam bidangnya.
2.3 Penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan kelas.
  Untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan kelas di atas, ada beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan,diantaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan Kekuasaan
Proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peran guru disini
adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Didalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati
anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru
mendekatinya.
2. Pendekatan ancaman
Proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam
mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan
ancaman. Misalnya: melarang, ejekan, sindiran dan memaksa.
3. Pendekatan kebebasan
Suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk
mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peran guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan Resep.
Dilakukan dengan suatu daftar  yang dapat menggambarkan apa yang
harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
merealisasikan masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar
itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru.
Peran guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
5. Pendekatan Pengajaran
Berdasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan akan mencegah munculnya suatu masalah tingkah laku
anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.
Peran guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran
yang baik
6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku.
Suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru
adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan
mencegah tingkah laku yang kurang baik.
7.  Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
Berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial di dalam kelas
sebagai sekelompok individu cenderung pada psikologi klinis dan
konseling (penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas
merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana sosial dan
hubungan sosial yang positif dalam kelas. Disini guru adalah kunci
terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan perannya adalah
menciptakan hubungan pribadi yang sehat. 
8. Pendekatan Proses Kelompok
Suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai sistem sosial, dimana
proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah
mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok
itu efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak
didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan
individual.
2.4 Faktor Penyebab timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas
Syaiful Bahri Djamarah dalam Afriza menyatakan bahwa faktor penyebab
timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas adalah:
a. Adanya pengelompokan siswa berdasarkan kriteria tertentu.
Pengelompokan siswa berdasarkan kriteria tertentu akan memicu
timbulnya masalah ketika mengelola kelas, karena sebagian siswa akan
merasa diri mereka dibeda-bedakan dengan yang lainnya dan sebagian
mereka juga akan merasa iri hati dengan yang lain. Jika hal demikian
terjadi maka tidak menutup kemungkinan kelas menjadi kacau dan tidak
terkendali dengan baik. Agoes Dariyo menyatakan bahwa: sikap pilih
kasih atau sikap membeda-bedakan seorang guru terhadap murid-murid,
akan memberi pengaruh buruk terhadap proses belajar-mengajar di kelas,
murid-murid yang menjadi korban ketidakadilan sikap guru, pada
umumnya akan membuat ulah untuk menarik perhatian dalam kelas,
akibatnya kelas bisa menjadi kacau dan tak terkendali dengan baik.
b. Kelompok pandai merasa terhalangi terhadap kelambanan teman-
temannya yang tidak secerdas mereka.
c. Karakteristik individual siswa Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
perbedaan-perbedaan individual Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin
menyatakan bahwa perbedaan individu dapat diketahui dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Kecerdasan
b. Bakat
c. Keadaan Jasmani
d. Penyesuaian Sosial dan Emosional
e. Keadaan Keluarga
d. Adanya keharusan bagi siswa untuk tenang dan bekerja selama berjam-jam
sehingga akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan.
Menurut Agoes Dariyo memang seorang guru mempunyai hak untuk
meningkatkan potensi siswa, akan tetapi jika sikap tersebut berlebihan,
akibatnya akan menimbulkan perasaan stres, tertekan, dan beban bagi
siswa, akibatnya sikap tersebut berdampak buruk terhadap suasana belajar
mengajar yang ada di kelas.

e. Adanya organisasi kurikulum tentang team teaching.


Untuk memudahkan dalam manajemen kelas, seorang guru harus dekat
dengan siswa. Karena dengan dekat kepada siswa guru tersebut akan
mudah memahami setiap karakter siswa di kelasnya.

 
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

      Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan


kelas.Pengelolaan berasal dari kata “kelola”,yang ditambah awalan “pe” dan
akhiran“an”. Pidarta (dalam Liriwati, 2017:5960) menyebutkan bahwa
pengelolaan kelas adalah proses pemilihan dan penggunaan alat-alat yang tepat
terhadap problem dan situasi kelas.

 Pengelolaan kelas dapat didefinisikan sebagai  kegiatan-kegiatan yang


diupayakan seorang guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif .Dalam
rangka menciptakan tujuan pembelajaran yang optimal dan maksimal.

  Adapun masalah-masalah dalam pengelolaan kelas yaitu:1) Permasalahan  kelas


pribadi/individu,2) Permasalahan kelas kelompok.

3.2 Saran

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu saran
dan kritikan dari teman-teman sekalian demi membangun kesempurnaan makalah
ini
DAFTAR PUSTAKA

Afianti, D., Witono, A. H., & Syahrul Jiwandono, I. (2020). Identifikasi Kesulitan
Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja Kabupaten
Dompu. Jurnal Elementaria Edukasia, 3(2), 203–213.
https://doi.org/10.31949/jee.v3i2.2367

Mahmudah, M. (2018). Pengelolaan Kelas: Upaya Mengukur Keberhasilan Proses


Pembelajaran. Jurnal Kependidikan, 6(1), 53–70.
https://doi.org/10.24090/jk.v6i1.1696

(Pratama, 2020)Pratama, I. P. (2020). Manajemen Kelas (Peran Guru, Problem dan


Solusinya). Tazkirah, 1(1), 232–245.
https://e-journal.iai-al-azhaar.ac.id/index.php/tazkiroh/article/view/
343%0Ahttps://e-journal.iai-al-azhaar.ac.id/index.php/tazkiroh/article/download/
343/255

(Umar & Hendra, 2020)Umar, U., & Hendra, H. (2020). Konsep Dasar Pengelolaan
Kelas Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah. KREATIF: Jurnal Studi Pemikiran
Pendidikan Agama Islam, 18(1), 99–112.
https://doi.org/10.52266/kreatif.v18i1.365

Anda mungkin juga menyukai