Anda di halaman 1dari 44

Om Swastyastu

Nama Kelompok :

Ni Kadek Astini Dewi


(204002)
Ni Putu Ayu Sagitarini
(204005)
I Gusti Agung Triwikrama Raditya
(204013)
Pendahuluan
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran
disekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untukmewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru
melaksanakandua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan
mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa atau segala usaha
membantu murid dalammencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah
pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk mencip-takandan mempertahankan
kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pem-belajaran. Dengan demikian
pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Materi yang dibahas :
1. Pengertian pengelolaan kelas
2. Tujuan pengelolaan kelas
3. Pendekatan dalam pengelolaan kelas
4. Manajemen kelas
5. Pengertan lingkungan yang kondusif
6. Sikap Pendidik dalam pengelolaan kelas
7. Teknik membuka dan menutup pelajaran
8. Teknik menjelaskan
9. Teknik bertanya
10.Teknik memberikan penguatan
11. Teknik melakukan variasi
Pengertian
01 Pengelolaan kelas
Pengelolaan dalam pengertian umum adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu
kegiatan. Sedangkan kelas adalah suatu kelompok
orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang
mendapat pengajaran dari guru. Jadi dapat diartikan
bahwa Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran.
Tujuan
Manajemen
Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala
kondisi apapun yang terjadi di dalam kelas saat pebelajaran berlangsung
agar terciptanya komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan murid,
murid dengan guru sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung
dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus
meringankan tugas guru atau wali kelas.
Pendekatan-

03 pendekatan dalam
Pengelolaan Kelas
1. Pendekatan kekuasaan
Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di
dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui
kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.

2. Pendekatan ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu
proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku
anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran,
dan memaksa.

3. Pendekatan kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas
untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan
semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan resep

Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan
tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti
petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

5. Pendekatan pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan
masalah itu bila tidak bisa dicegah. Peranan guru adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6. Pendekatan perubahan tingkah laku


Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah
tingkah laku yang kurang baik. pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus
dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau
puas.
7. Pendekatan sosio-emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antar pribadi
yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru
dan siswa serta hubungan antarsiswa. Di dalam hal ini guru merupakan kunci
pengembangan hubungan tersebut.

8. Pendekatan kerja kelompok


Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama
kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang
produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.

9. Pendekatan elektis atau pluralistik


Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan
inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan
situasi yang dihadapinya.
04 Manajemen kelas
1. Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen kelas yaitu suatu proses pengelolaan kelas


dalam kegiatan belajar mengajar sebagai upaya
pengkondisian kelas yang kondusif guna mencapai tujuan
pembelajaran. Sehingga manajemen kelas selalu mengacu
pada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang
memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar
dengan efektif.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen
kelas
1. Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Kondisi fisik yang
dimaksudkan meliputi: Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, Pengaturan tempat duduk, Ventilasi
dan pengaturan cahaya dan Pengaturan penyimpanan barang-barang

2. Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar,
kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional itu meliputi: Tipe
Kepimimpinan, Sikap guru, Suara guru dan Pembinaan Hubungan baik.

3. Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah
masalah pengelolaa, kegiatan rutinitas tersebut antara lain : Pargantian Pengajaran, Guru berhalangan hadir, Masalah
antar siswa, Upacara bendera dan Kegiatan lain

4. Faktor Situasi
Yang dimaksud situasi disini adalah suasana belajar. Termasuk dalam pengertian ini adalah suasana yang berkaitan
dengan peserta didik, seperti; kelelahan dan semangat belajar.
3. Aspek-aspek dalam Manajemen Kelas
Keberhasilan guru dalam manajerial kelas dipengaruhi oleh beberapa aspek. Lois V. Johnson dan May Any
mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Sifat-sifat kelas
2. Kekuatan pendorong kekuatan kelas
3. Memahami situasi kelas
4. Mendiagnosis situasi kelas
5. Bertindak selektif
6. Bertindak kreatif

Adapun secara kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru sebagai bentuk aspek-aspek manajemen kelas
adalah :
1. Mengecek kehadiran siswa.
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat.
4. Mengumpulkan informasi dari siswa.
5. Mencatat data.
6. Pemeliharaan kelas.
7. Menyampaikan materi pelajaran.
8. Memberikan tugas/PR.
4. Fungsi Manajemen Kelas
Manajenen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan
terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi :

1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti


2. Merencanakan, yaitu memikirkan dan menetapkan secara matang arah,
tujuan, dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan
metode/teknik yang tepat.
3. Mengorganisasikan,
4. Memimpin, pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian
yang dapat menjadi suri tauladan
5. Mengendalikan, yaitu memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
5. Masalah Manajemen Kelas
1. Berdasarkan sifatnya, masalah manajemen kelas dibedakan menjadi:
a. Perenial (masalah melekat), yaitu masalah akan selalu ada ketika terjadi proses dimiliki dan
keinginannya akan memungkinkan karena memang demikian sifatnya.
b. Substanstif, yaitu permasalahan dapat dipilah atau dilihat dari pokok/isu yang muncul
c. Kontekstual, yaitu proses interaksi orang terjadi dalam suatu setting situasi tertentu dengan corak
yang beragam.

2. Berdasarkan jenisnya, masalah manajemen kelas dibedakan menjadi:


a. Masalah Perorangan Masalah perorangan muncul karena dalam individu ada kebutuhan ingin diterima
kelompok dan ingin mencapai harga diri.
Dalam konteks ini (Dreikurs dan Casse dalam T. Raka Joni, 1989) dikutip dari (Mulyadi, 2009:12)
membedakan empat kelompok masalah manajemen kelas yang bersifat individual, yaitu:
• Attention-getting behaviors, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain.
• Power-seeking behaviors, yaitu tingkah laku mencari kekuasaan.
• Revenge-seeking behaviors, yaitu tingkah laku menuntut balas.
• Perangkat ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan
apapun karena yakin hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.
b. Masalah Kelompok, Louis VJohnson dan Mary A. Bany (dalam T.Raka Joni, 1989) dikutip
dari (Mulyadi, 2009:15-16) mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam
manajemen kelas. masalah-masalah yang dimaksud adalah :

1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya.
2. Penyebalan terhadap norma-norma tingkah laku yang disepakati sebelumnya, misalnya
sengaja berbicara keras-keras diruang baca perpustakaan.
3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek anggota kelas
yang dalam pengajaran seni suara, menyanyi dengan suara sumbang.
4. Membimbing anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pembinaan
semangat kepada badut kelas.
5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah dikerjakan.
6. Semangat kerja rendah atau melakukan semacam aksi protes kepada guru karena menganggap
yang diberikan kurang fair.
7. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti gangguan jadwal, guru
kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain dan sebagainya.
Lingkungan
yang kondusif 05
Suasana belajar yang tenang dan kondusif adalah faktor yang menunjang fokus
belajar siswa dan efektifitas mengajar guru.

Untuk membantu guru menciptakan suasana belajar yang kondusif, berikut tips
yang bisa diterapkan :
1. Menyampaikan aturan dengan tegas namun penuh empati
2. Bangun komunikasi yang baik dengan siswa dan orangtua
3. Libatkan siswa dalam membuat aturan
4. Amati dan pahami perilaku setiap siswa
5. Berikan dukungan siswa dalam belaja
Sikap pendidik
dalam
pengelolaan 06
kelas
Peran guru adalah seorang pendidik yang profesional yang menciptakan sikap dan prilaku
siswa yang bernilai, bermoral dan religius. Di samping itu guru juga harus bisa
membimbing peserta didiknya ke arah pendidikan yang lebih baik dan bermutu.
Terciptanya pembelajaran yang kondusif apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik
sehingga pembelajaran menjadi efektif, efesien dan menyenangkan.. Wiyani menjelaskan,
guru sebagai pengelola pembelajaran mengurus dan menata berbagai sarana belajar dalam
pengaturan ruang kelas meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

a. Mengadakan sarana belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar.


b. Menata letak sarana belajar yang telah didapatkannya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar.
c. Merawat sarana belajar yang ada di ruang kelas agar awet dan selalu siap dugunakan
untuk mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran.
d. Melakukan perbaikan terhadap tata letak sarana belajar yang ada di ruang kelas
Teknik
Membuka Dan
Menutup
Pelajaran
07
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi
siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan
menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Jadi dapat disimpulkan kegiatan membuka dan
menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mencipatakan suasana
siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Siswa yang siap mental untuk belajar adalah siswa yang mengetahui:
1. Tujuan pelajaran yang akan dicapai,
2. Masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan,
3. Langkah-langkah belajar yang akan dilakukan,
4. Batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran.
2. Penggunaan Teknik Membuka dan Menutup
Pelajaran dalam kelas
a. Tujuan

Dilakukannya membuka dan menutup pelajaran dengan baik di kelas adalah dengan maksud
agar diperoleh pengaruh positif terhadap proses dan hasil belajar. Pengaruh positif tersebut
ialah:
1. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menhadapi tugas-tugas yang akan
dikerjakannya.
2. Siswa tahu batas-batas tugas yang akan dikerjakannya.
3. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatanpendekatan yang mungkn diambil
dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran.
4. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan
hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
5. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, atau konsep-konsep
yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedankan
guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
b. Prinsip-prinsip penggunaan

Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan


membuka dan menutup pelajarn ialah:
1. Bermakna : Usaha untuk menarik perhatian atau memotivasi siswa harus
sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang tiadak
ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya dihindarkan.
2. Berurutan dan berkesinambungan : Kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran
hendaknya meruapakan bagian dari satu kesatuan yang utuh.
3 Komponen – komponen keterampilan membuka
dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran
Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi menarik
perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan.

Menutup Pelajaran
Menjelang akhir jam pelajaran atau pada akhir tiap penggal kegiatan belajar,
guru harus melakukan melakukan kegiatan menutup pelajaran agar siswa
memperoleh ganbaran yang utuh tentang pokok-pokok bahan pelajaran yang
sudah diketahuinya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup
pelajaran ialah dengan cara, Meninjau kembali dan mengevaluasi
Teknik

08 Ketrampilan
Menjelaskan
Teknik ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang
satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan
menjelaskan terbagi dua, yaitu :
1. Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan,
penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan
dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan.
2. Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal seperti kejelasan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan
balikan.
Teknik

09 Keterampilan
Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-
hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan
baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif
Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan
bertanya lanjut.

1. Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu


diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di
maksud ialah :
• Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat,
• Pemberian acuan, pemusatan,
• Pemindah giliran, Penyebaran,
• Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.

2. Ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang
lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Adapun komponen
komponen bertanya lanjut itu adalah :
• Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan,
• Pengaturan urutan pertanyaan,
• Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
Teknik
Ketrampilan
Memberikan
Penguatan
10
1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si
penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penggunaan penguatan
dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses
belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta
membina tingkah laku siswa yang produktif. Manfaat penguatan dalam proses belajar
mengajar yaitu:
1. Meningkatkan perhatian siswa.
2. Memudahkan siswa dalam peoses belajar mengajar.
3. Membangkitkan dan memelihara motivasi.
4. Mengendalikan dan mengubah tingkah laku belajar yang produktif.
5. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam mengajar.
6. Mengarahkan cara berfikir tingkat tinggi.
2. Cara penggunaan pemberian penguatan
Cara penggunaan pemberian penguatan adalah sebagai berikut :

a. Penguatan pada pribadi tertentu


b. Penguatan kepada kelompok siswa
c. Pemberian penguatan dengan segera
d. Penguatan tidak penuh
e. Variasi dalam penggunaan
3. Prisip-prinsip pemberian penguatan
a. Kehangatan dan keantusiasan, Dalam memberikan penguatan hendaknya diwarnai
dengan kehangtan dan antusiasme, suara, mimik, dan gerakan guru adalah petunjuk
adanya kehangatan dan keantusiasan sehingga peenguatan yang diberikan akan menjadi
lebih efektif.
b. Makna, Bila guru mengatakan kepada seorang siswa , “Karangan anda sangat baik,”
padahal karya tersebut bukan hasil siswa tersebut, maka penguatan yang diberikan tidak
bermakna bagi siswa tersebut. Sebaiknya kepada siswa ini guru menyatakan, “Karangan
Anda akan lebih baik jika Anda berusaha sendiri.” Dengan cara ini penguatan yang
diberikan itu wajar dan bermakna bagi siswa yang bersangkutan.
c. Hindarkan pemberian respons yang negatif : Apabila siswa tidak dapat memberikan
jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan, tetapi memindahkan
giliran untuk menjawab pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain.
4. Komponen-komponen pemberian penguatan

a) Penguatan verbal.
b) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan.
c) Pengutan dengan cara mendekati.
d) Penguatan dengan sentuhan.
e) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
f) Penguatan berupa simbol atau benda
Teknik
Ketrampilan
11 Mengadakan
Variasi
Pengertian dan komponen-komponen Teknik Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga,
dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta
penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai
proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga
kelompok atau komponen, yaitu :
1) Variasi dalam cara mengajar guru
2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
2. Prinsip-prinsip variasi.

1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan, dengan tujuan


yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan hakikat
pendidikian.

2. Variasi harus dilakasanakan secara lancar dan berkesinambungan.

3.Sejalan dengan prinsip 1 dan 2, komponen variasi tertentu memerlukan


susunan dan perencanaan yang baik, dicantumkan dalam rencana pelajaran
(berstuktur).
SESI
TANYA
JAWAB
Kesimpulan
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.Tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Pendekatan dalam pengelolaan kelas terdiri dari, Pendekatan
kekuasaan, Pendekatan ancaman, Pendekatan kebebasan, Pendekatan resep, Pendekatan pengajaran,
Pendekatan perubahan tingkah laku, Pendekatan sosio-emosional, Pendekatan kerja kelompok dan
Pendekatan elektis atau pluralistic. Manajemen kelas yaitu suatu proses pengelolaan kelas dalam
kegiatan belajar mengajar sebagai upaya pengkondisian kelas yang kondusif guna mencapai tujuan
pembelajaran. Sehingga manajemen kelas selalu mengacu pada penciptaan suasana atau kondisi kelas
yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif. Suasana belajar yang
tenang dan kondusif adalah faktor yang menunjang fokus belajar siswa dan efektifitas mengajar guru.
Seorang guru perlu membekali diri dengan strategi pengelolaan kelas yang tepat untuk menciptakan
suasana belajar yang tenang, kondusif dan menyenangkan. Ada beberapa teknik yang harus dikuasai
guru dalam pengelolaan kelas yaitu teknik membuka dan menutup pelajaran,teknik ketrampilan
menjelaskan, teknik bertanya, teknik memberikan penguatan dan teknik variasi
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai