Anda di halaman 1dari 10

Laporan Hasil Diskusi

Kelompok 2

Mata Kuliah : Manajemen Kelas di SD


Dosen Pembimbing : Dra. Tin Indrawati, M.Pd
Materi : Klarifikasi Masalah Manajemen Kelas
Tempat : Via Zoom Meeting
Penyaji : Rizky Risnaldi (Moderator), Farisa Miftahul Azzahra (Pemateri 1),
Atika Mairiska Putri (Pemateri 2), Agnes Monalisa J (Pemateri 3).
Peserta : Seluruh anggota seksi 19 BB 03

Sesi Penambahan Materi :


1) . DESI WULANDARI (19129309) kelompok 4 :
Konsep Manajemen Kelas
Ada beberapa definisi manajemen kelas yang bertolak dari sudut pandang:
Pertama : manajemen kelas dipandang sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa
agar tidak melanggar tata tertib belajar di kelas. Tugas guru di bidang manajemen adalah
menciptakan dan memelihara ketertiban kelas.
Kedua, manajemen kelas didasarkan atas pandangan yang bersifat permisif. Tugas guru di
bidang manajemen kelas adalah memaksimalkan perwujudan
kebebasan siswa dalam belajar. Memberikan ketentuan-ketentuan yang mengikat siswa
dalam belajarnya berarti menghalangi kebebasan siswa, yang berarti juga menghambat
perkembangan mereka. Setiap siswa memiliki cara-.cara yang terbaik bagi dirinya untuk
melakukan aktivitas belajar, sehingga guru tidak berwenang mendiktekan cara-cara belajar
yang dikehendakinya untuk dilakukan siswa.
Ketiga, manajemen kelas didasarkan atas prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku. Tugas
guru di bidang manajemen kelas adalah mengembangkan tingkah laku siswa di kelas sesuai
dengan tingkah laku yang relevan untuk kelancaran belajar atau tingkah laku yang
diinginkan guru.
Keempat, manajemen kelas dipandang sebagai proses penciptaan iklimsosioemosional yang
positif. Kelancaran proses belajar mengajar bergantung pula pada iklim sosial dan iklim
emosional kelas, yaknihubungan interpersonal yang terjadi di kelas. Iklim sosio-emosional
yang positif dapat memperlancar proses belajar siswa. Oleh karena itu, tugas guru di bidang
manajemen kelas adalah mengembangkan mempertahankan iklim sosio-emosional kelas
yang positif, yang dicerminkan oleh adanya keterbukaan hubungan antar siswa,dan siswa
dengan guru, suasana kelas yang hangat, dan tidak ada hambatan-hambatan emosional-
psikologis.
Kelima, manajemen tindakan kelas bertolak dari pandangan bahwa kelas merupakan sistem
sosial. Sebagai sistem sosial,keutuhan kelas sebagai kelompok berpengaruh terhadap
kesuksesan belajar anggota kelas tersebut. Sebaliknya, kelas yang terpecah belah tidak ada
kekompakan, saling intimidasi, atau kelas yang tidak stabil dapat menghambat pencapaian
hasil belajar anggota kelas tersebut.

2). Ratri Melidia Putri (19129056) Kelompok 3


Menambahkan materi masalah kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah
kelompok ini merupakan masalah yang harus diperhatikan pula dalam manajemen kelas.
Problem kelompok akan muncul yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan kelompok. Masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam manajemen
kelas contohnya, penyimpangan dari norma-norma tingkah laku kelompok seperti berbicara
keras hingga membuat teman kelompoknya merasa terganggu, malas mengerjakan tugas
kelompoknya, kehadirannya dalam kelompok tidak membantu menyelesaikan tugas
kelompoknya sehingga memberatkan tugasnya pada teman kelompoknya.
Tugas guru yang terutama dalam pengelolaan kelompok ini adalah membina dan memelihara
kelompok yang efektif dan produktif.

3). Aditya Putra (19129085)


Pendekatan Proses Kelompok
Suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai sistem sosial, dimana proses kelompok
merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusakan agar perkembangan dan
pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha guru
mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan
individual sehingga teripta kelas yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikut :
a. Pengalaman belajar di sekolah bagi siswa berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas dalam pengelolaan kelas selalu mengutamakan
kegiatan yang dapat mengikutsertakan seluruh personal di kelas.
b. Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok yang
efektif dan produktif. Berdasarkan asumsi ini berarti seorang wali/guru kelas harus mampu
membentuk dan mengaktifkan siswa bekerjasama dalam kelompok yang sudah terbentuk di
dalam kelas.

4). Deko Fitri Nanda (19129012) Kelompok 3:


Penyebab Timbulnya Masalah Dalam Kelas
Penyebab timbulnya masalah dalam kelas itu bisa ditimbulkan dari seorang guru dan
juga bisa timbul dari siswa itu sendiri. Penyebab timbulnya masalah dari guru itu sendiri
seperti:
a. Kurangnya kesiapan guru baik secara fisik maupun non fisik.
b. Kurang tangapan seorang pendidik terhadap anak didiknya.
c. Sikap kepribadian pendidik yang tidak mencerminkan tingkah laku seorang pendidik.
d. Penguasaan guru pada bahasa asing kurang, sehingga tidak mampu membaca buku-buku
sumber aslinya.
e. Guru kurang memperhatikan siswa secara individual.
f.     Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa.
g. Guru terlalu banyak kegiatan diluar sekolah untuk mencari tambahan biaya hidup.

Adapun untuk Mengidentifikasi Masalah-masalah  Kelas


Pada umumnya guru kurang atau belum menyadari bahwa apa yang dihadapi adalah masalah
dan tidak mempermasalahkan. Biasanya sesuatu baru dianggap sebagai masalah jika guru
telah merasa kewalahan, guru tidak lagi berdaya dan tidak mampu menyelesaikan sendiri.
Maka cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
a) Guru menulis semua hal yang dirasakan memerlukan perhatian, memerlukan kepedulian
karena akan mempunyai dampak yang tidak diharapkan terjadi, terutama terkait dengan
pembelajaran.
b) Guru memilah-memilah masalah tersebut menurut jenis dan bidang permasalahannya,
berdasarkan jumlah siswa yang mengalami masalah tersebut.
c) Masalah yang telah dipilah-pilah disusun secara berurutan dimulai dari yang ringan.
Jarang terjadi, serta berdasarkan banyaknya siswa yang mengalami atau terlibat dari
masing-masing masalah tersebut.
d) Dari setiap urutan masalah tersebut ambilah 3 atau 5 masalah dan coba
mengkonfirmasikan kepada guru yang mengajar bidang studi yang sejenis atau
mengkonfirmasikan terhadap sesama guru disekolah tersebut.
e) Jika masalah yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi, maka masalah tersebut
memang merupakan masalah yang patut untuk diangkat sebagai masalah yang harus
dipecahkan atau diselesaikan.

Sesi Tanya Jawab :


1. Canda cintari yudha kelompok 3
Pertanyaan : Jelaskan Apakah yang dimasud dengan kasus manajemen kelas
kelompok beserta contoh ??
Jawaban dari Kelompok 2 oleh Atika Mairiska Putri (19129008)
Kasus Manajemen kelompok adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan dengan kata lain yaitu masalah yang merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
permasalahan kelompok adalah Kondisi dimana tujuan kelompok tidak sesuai dengan fakta
pencapaiaan kelompok tersebut.
Masalah Kelompok.
Ada 7 masalah kelompok dalam hubungannya dengan pengelolaan kelas, yakni:
1). Kekurang kompakan; yang ditandai dengan adanya konflik antara anggota kelompok.
2). Kekurang mampuan mengikuti aturan kelompok.
3). Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok; ditandai dengan reaksi/ekspresi kasar
terhadap anggota yang tidak diterima
4). Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang ; terjadi apabila
kelompok itu mendorong/mendukung timbulnya hal-hal yang menyimpang dari norma sosial
pada umumnya.
5). Ketergangguan kelompok/anggota kelompok atas kegiatannya hanya karena hal-hal kecil
yang sebenarnya tidak berarti, lalu berhenti melakukan kegiatannya.
6). Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, tingkah laku agresisif atau protes, baik hal ini
secara terbuka ataupun terselubung.
7). Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan: yang terjadi apabila kelompok
bereaksi tidak wajar apabila terjadi perubahan baru (misalnya pergantian anggota kelompok,
pergantian guru, dan lain-lain).

2. Aulia Ramadhani Putri kelompok (6)


Pertanyaan : Bagaimanakah upaya guru untuk mengatasi masalah kelompok yang mana
adanya ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan?
Jawaban dari Kelompok 2 oleh Farisa Miftahul Azzahra (19129218)
Dengan cara membantu siswa untuk menyesuaikan diri merupakan suatu proses yang
mengacu ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dari motivasi dan tuntutan
eksternal dari realitas.
1. Mengenal Masalah
Dalam langkah ini bertujuan megenal masalah-masalah yang harus
dipecahkan atau kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam
langkah ini perlu dikumpulkan informasi-informasi tambahan, sehingga
segala faktor yang relevan dapat dianalisis, guna menemukan masalah
yang sebenarnya harus dipecahkan
2. Menggunakan Keterampilan Konseling
Menerapkan konseling tidak berarti menjadi konselor. Perlu di
ketahui perbedaan antara menerapkan beberapa dasar ketrampilan
konseling dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan konseling. Keduanya tidak sama,
meskipun berada dalam sebuah kontinum yang
sama.
3. Melalui Penanganan Efektif
Istilah efektif dalam penanganan bukan berarti semata-mata untuk
efektifitas pencapaian tujuan, yakni berupa hasil-hasil yang diperoleh
siswa. Bukan pula berarti semata-mata untuk efektifitas program yang
dilaksanakan, dengan mengabaikan prosesnya. Istilah efektif yang
dimaksudkan disini adalah tidak mengabaikan prosesnya.
Setiap manusia ataupun individu tentunya membutuhkan adanya bimbingan agar
individu mampu memahami dirinya dan lingkungan, serta mencapai kesejahteraan dalam
hidupnya. Salah satu peranan guru yang penting ialah dalam mengatasi masalah
penyesuaian diri. Dalam pembahsan ini kita akan membahas apa itu bimbingan dan
penyesuain diri, masalah yang timbul dari penyesuaian diri itu, cara mengatasi
penyesuaian diri dengan adanya bimbingan, dan landasan yang mendukung bimbingan
dalam mengatasi penyesuaian diri.

Penambahan jawaban :
1) Ade Suryaningsih (19129084) Kelompok 6
Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi persoalan kelompok yang belum bisa
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, yaitu dengan memberikan bantuan dan
bimbingan secara berkala pada peserta didik yang memiliki masalah tersebut. Selain itu,
informator, organisator, motivator, director/pengarah, inisiator, transmitter, fasilitator,
mediator dan evaluator. Guru juga harus menciptakan situasi belajar yang kondusif dan
menarik, sehingga peserta didik mampu meningkatkan pengembangan kognitif, afektif,
dan psikomotor. Bakan juga bisa mengembangkan kemampuan, bakat, dan minat peserta
didik. Contohnya: Layanan orientasi yang dapat menjembatani kesenjangan antara siswa
dengan suasana dan objek-objek yang baru.

3. Anggun Novita Sari (Kelompok 5)


Pertanyaan : Jelaskan apa perbedaan pendekatan permisif dengan pendekatan
membiarkan dan memberi kebebasan pada solusi utk memecahkan masalah manajemen
kelas. Dimana diantara keduanya terlihat memiliki konsep yang sama, yaitu memberi
kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu.
Jawaban dari Kelompok 2 oleh Agnes Monalisa J (19129186)
 Pendekatan Permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan
kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan dimana juga
guru hendaknya membarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dalam pendekatan ini, guru memiliki peranan untuk meningkatkan
kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhan peserta didik
secara wajar. Campur tangan dari guru hendaknya diminimalisir karena guru berperan
sebagai pendorong perkembangan potensi peserta didik secara penuh. Sedangkan,
 Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan pada solusi utk memecahkan masalah
manajemen kelas. Dalam pendekatan ini pengajar memandang siswa telah mampu
melakukan sesuatu dengan prosedur yang benar. “ biarlah mereka bekerja sendiri dengan
bebas”. Demikian pegangan pengajar dalam mengelola kelas. Lebih kurang
menguntungkan lagi kalau selama proses belajar mengajar siswa bekerja sendiri,
pengajar juga aktif mengerjakan tugasnya sendiri dan pada saat waktunya habis baru
ditanyakan keadaan siswa. Percaya atau tidak hasil kerja pendidik tidak memadai dan
kurang terarah. Akibat yang sering terjadi adalah siswa merasa telah benar dengan
tingkah laku dalam mengerjakan tugas, telah bertanggung jawab dalam kelompok atau
kelas itu. Tapi ternyata setelah dibandingkan dengan kelompok lainnya kurang atau
malah lebih rendah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua pendekatan ini kurang menguntungkan tanpa
kontrol dan pengajar bersikap serta memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul.
Pendekatan ini tidak produktif diterapkan di lingkungan sekolah dan kelas. Guru disarankan
agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatanya sendiri apabila hal
itu berguna.

4. Cindy Hendrica Putri (kelompok 4)


Pertanyaan: Sering terjadi dikalangan peserta didik, dimana mereka memilih" dalam
berteman, seperti berteman dengan anak yang pintar atau dengan anak yang ekonominya
dikalangan atas. Nah menurut pendapat penyaji apakah hal tersebut termasuk salah satu
masalah dalam manajemen kelas di sd? Jika iya berikan solusi untuk mengatasi hal tersebut.
Jawaban dari kelompok 2 oleh Rizky Risnaldi (19129161)
Hal tersebut termasuk kedalam masalah manajemen sekolah yaitu masalah kelompok. Solusi
untuk mengatasinya adalah dengan membuat kelompok belajar yang terdiri dari beberapa
status sosial, ekonomi, akademis dan sebagainya. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan kelompok belajara agar tidak terjadi pengelompokan-pengelompokan
berdasarkan status tertentu :
1. Anggota kelompok jangan terlalu sedikit atau terlalu banyak. Standar angggota dalam satu
kelompok adalah 5-7 orang.
2. Memiliki keragaman kemampuan dalam belajar.
3. Memiliki keragaman kemampuan hubungan sosial atau kemampuan dalam berinteraksi.
4. Memiliki keragaman status sosial ekonomi dalam setiap kelompok
5. Memiliki keragaman jenis kelamin dalam setiap kelompok
6. Pertimbangan mobilitas atau jarak antar rumah anggota dalam satu kelompok diusahakan
berdekatan.
7. Pembentukan kelompok jangan permanen agar siswa bisa berinteraksi dengan hal dan
lingkungan yang baru.

5. Dewa Dela Sari (Kelompok 1)


Pertanyaan: Dalam makalah penyaji terdapat pada masalah kelompok yaitu tentang
Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes. Misalnya
Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas, kehilangan pensil, lupa
mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di rumah, tidak dapat mengerjakan tugas
karena gangguan keadaan tertentu, dan lain-lainnya.
Pertanyaannya Bagaimanakah cara seorang guru untuk mengatasi hal tersebut? Dan apa
solusinya supaya hal seperti itu tidak terjadi lagi?
Jawaban dari kelompok 2 oleh Rizky Risnaldi (19129161)
Solusinyanya yaitu dengan menggunakan pendekatan proses kelompok. Dalam
pendekatan ini, peranan guru adalah mengembangkan dan mempertahankan keeratan
hubungan antar siswa, semangat produktivitas dan berorientasi pada tujuan kelompok. Bila
guru menangani tingkah laku yang menyimpang melalui pendekatan ini tujuannya adalah
untuk membantu kelompok itu bertanggung jawab atas perbuatan anggota-anggotanya.
Ada pula pendekatan yang terkadang sering digunakan, yang sebenarnya merupakan
pendekatan yang "tidak tepat untuk menangani masalah-masalah yang timbul di dalam kelas,
yakni tindakan-tindakan :
1. Menghukum atau mengancam:
a) Menghukum dengan kekerasan atau pengusiran.
b) Memaksakan berlakunya larangan-larangan.
c) Menghardik, mencemooh.
d) Menghukum salah seorang siswa sebagai contoh bagi siswa yang lain.
e) Memaksakan tuntutan-tuntutan kepada siswa.

2. Tindakan pengalihan atau sikap masa bodoh.


a) Meremehkan sesuatu kejadian atau tidak berbuat apa-apa sama sekali.
b) Menukar anggota kelompok dengan mengganti atau mengeluarkan anggota tertentu.
c) Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada perorangan.
d) Menukar suatu kegiatan (yang seharusnya dilakukan oleh siswa
e) untuk menghindari tingkah laku tertentu.

3. Penguasaan atau penekanan.


a) Memerintah, memarahi, mengumpat.
b) Memakai pengaruh orang lain yang berkuasa (misalnya orang tua, Kepala Sekolah)
c) Menyatakan ketidak setujuan dengan kata-kata yang tidak wajar,
d) Melakukan tindakan kekerasan sebagai pelaksanaan ancaman yang telah diberikan
e) Menggunakan hadiah kepada yang patuh sebagai perbandingan bagi yang melanggar
f) Mendelegasikan wewenang kepada siswa untuk memaksakan penguasaan kelas.
Kesimpulan Hasil Diskusi :
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ada dua jenis masalah dalam
pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan atau individual dan yang bersifat
kelompok. Penggolongan masalah individual ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa
tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu
memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. beberapa
masalah individual yang sering terjadi yaitu : Perilaku Suka Mencari Perhatian (Attention
Getting Behaviors),Perilaku Sok Berkuasa (Power Seeking Behaviors),Perilaku Suka
Membalas Dendam (Revenge Seeking Behaviors),Perasaan tidak berdaya (Helpessness).
Sedangkan Masalah kelompok anak timbul dari kelompok itu mudah terganggu dalam
kelancaran kegiatannya.Dalam hal ini kelompok itu mereaksi secara berlebihan terhadap
hal-hal yang sebenarnya tidak berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk
mengganggu kelancaran kegiatan kelompok itu.

Dokumentasi:

Anda mungkin juga menyukai