MANAJEMEN KELAS SD
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Drs. Muhammadi, M.Si
Ranti Meizatri M.Pd
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Masalah Manajemen Kelas SD ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Kelas SD. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs. Muhammadi, M.Si dan Ibuk Ranti Meizatri M.Pd selaku dosen mata
kuliah Manajemen Kelas SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih atas
segala bantuan dari pihak yang telah bekerja sama dengan memberikan tambahan
baik berupa materi maupun pikirannya.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan guna kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan……………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..3
A. Kesimpulan…………………………………………………………….…12
B. Saran……………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mereka selama dalam proses pembelajaran kurang bisa untuk fokus dan menyerap
pembelajaran secara optimal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian Masalah Manajemen Kelas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen kelas adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru sebagai manajer
kelas dalam mengelola siswa yang berada didalam ruangan kelas yang dilakukan
untuk merancang atau mendesain sehingga mampu menciptakan dan juga
mempertahankan suasana kelas yang menyenangkan, serta menimbulkan motivasi
belajar untuk peserta didik. Manajemen kelas dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi keefektifan proses pembelajaran, maka guru harus mampu menciptakan
dan menginovasi kondisi kelas dengan sebaik mungkin.
3
5) Adanya organisasi kurikulum tentang team teaching. (Syaiful Bahri Djamarah,
2006:195)
4
memahami setiap karakter siswa di kelasnya. Selain itu, jika guru dekat
dengan siswa secara otomatis siswa akan memiliki Sense of Belonging and
Sense of Responsibility terhadap gurunya, kelas dan pembelajaran.
Sebaliknya, jika rasa kedekatan seperti yang penulis sebutkan diatas tidak
terjalin, siswa secara otomatis tidak akan memiliki rasa bertanggung jawab
terhadap dirinya, guru, kelas dan pelajarannya.
2. Faktor siswa
Kekurangsadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota
kelas merupakan faktor utama penyebab masalah manajemen kelas.
Keanekaragaman masalah perilaku siswa yang menimbulkan beberapa masalah
dalam pengelolaan kelas adalah :
1) Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan
jenis kelamin.
2) Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok.
3) Reaksi (tindakan) negatif terhadap anggota kelompok.
4) Reaksi menoleransi kekeliruan-kekeliruan.
5) Mudah mereaksi perilaku negatif/ terganggu.
6) Moral rendah, permusuhan, dan agresif.
7) Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang
berubahKekurangsadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai
anggota kelas dapat merupakan faktor utama penyebab masalah manajemen
kelas.
3. Faktor keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga, seperti tidak patuh pada
disiplin, tidak tertib, kebebasan yang berlebihan ataupun dikekang berlebihan
akan menyebabkan siswa melanggar disiplin di kelas.
5
4. Faktor fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa
untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu problema yang terjadi pada
manajemen kelas. Menurut Tiara Wulandari faktor fasilitas merupakan
penghambat dalam pengelolaan kelas, faktor tersebut meliputi:
1) Jumlah peserta didiknya banyak sulit untuk dikelola.
2) Ruangan kelas yang kecil dibandingkan jumlah peserta didik.
3) Kurangnya ketersediaan alat-alat sekolah atau kelas/tidak memadai.
Problema kelas yang mungkin diha dapi guru dalam kegiatan pembelajaran
misalnya, masalah anak berbicara di kelas saat guru menerangkan, masalah anak
bertengkar saat belajar berlangsung, anak melucu di kelas, anak tercekam emosinya,
takut, tertekan, kalut, temperatur kelas yang panas, tempat duduk yang berjubel,
susunan tempat duduk yang tidak cocok untuk berdiskusi, dan lain-lain (Cooper,
1982). Kedua jenis gangguan tersebut saling berkaitan satu sama lain dan pada
hakikatnya dibedakan dalam empat kategori, yakni gangguan disiplin, iklim sosial,
iklim sosio-emosional, dan gangguan fisik.
Secara umum, masalah-masalah yang berasal dari siswa yang ditemui di dalam
kelas dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Masalah individual
Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh perorangan siswa.
Jika diklasifikasikan masalah individual ini dapat dikelompokkan menjadi:
a. Masalah yang dibuat karena ingin menarik perhatian orang lain. Masalah
seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang mengalihkan perhatian
6
guru atau siswa lainnya dari pembelajaran yang sedang berlangsung.
Misalnya membuat banyolan ketika belajar.
b. Masalah yang dibuat karena ingin mencari kekuasaan. Masalah seperti ini
biasanya timbul berupa perilaku yang berusaha mengendalikan guru dan
siswa lainnya dengan memperlihatkan kekuatannya. Misalnya selalu
mendebat guru atau siswa lainnya, menindas siswa yang lebih lemah, atau
kehilangan kendali emosional, marah-marah
c. Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan ketidakmampuan
dirinya. Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang enggan
dan malas melakukan tugas yang diperintah guru serta selalu mengandalkan
bantuan guru dan siswa lainnya.
2. Masalah kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang ditimbulkan oleh kelompok siswa
tertentu. Jika diklasifikasikan, masalah kelompok terbagi atas:
a. Hubungan antara siswa kuarang harmonis sehingga muncul beberapa
kelompok yang tidak bersahabat, dan keonaran yang menyebabkan proses
belajar mengajar mengalami hambatan.
b. Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu anggotanya, misalnya, mengejek.
Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
c. Kelompok cendrung mudah di alihkan perhatiannya dari tugas yang tengah
digarap.
d. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya
gangguan jadwal atau guru kelas terpaksa diganti semantara oleh guru lain,
dan sebagainya.
7
D. Penyelesaian Masalah dalam Manajemen Kelas
8
memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang
terpuji dan dapat mengganggu kondisi yang optimal dalam pembelajaran.
c. Sikap Polos dan Tulus dari Guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik sikap ini
mengandung makna bahwa guru tidak boleh berpura-pura dalam hal
ketulusan karena sikap yang seperti itu sangat membantu dalam mengelola
kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat berpengaruh terhadap
lingkungan belajar para peserta didik di dalam kelas, karena segala tingkah
laku, cara menyikapi dan tindakan dari seorang guru merupakan stimulus
yang merespons reaksi para peserta didik. Kalau stimulusnya positif maka
reaksinya juga akan positif dan jika stimulusnya negatif maka respons atau
reaksi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat, terbuka, mau
mendengarkan harapan atau keluhan para siswa akan menimbulkan
terjadinya interaksi dan komunikasi yang sangat baik antara guru dan
peserta didik.
d. Menciptakan Kontrak Sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan standar tingkah
laku yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas serta
keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Standard
tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah, guru, dan
peserta didik. Norma (kontrak sosial) yang turunnya hanya dari atas (para
guru) tidak melibatkan kalangan bawah (peserta didik) akan menyebabkan
kurang dihormati dan ditaati oleh peserta didik karena keputusan hanya
diambil dari sepihak saja. Oleh karena itulah maka kontrak sosial yang
berupa tata tertib sekolah sebaiknya dibicarakan atau disetujui oleh para
guru dengan melibatkan para peserta didik atau perwakilan dari mereka.
9
2. Penanganan yang Bersifat Kuratif (Mengobati/Menyembuhkan)
Upaya yang bersifat kuratif merupakan merupakan tindakan yang diambil oleh
seorang guru agar tingkah laku menyimpang yang terlanjur terjadi dapat
diselesaikan dan tidak berkelanjutan. Dalam hal ini Dadang Suhardan, et.al.
mengungkapkan beberapa langkah yang dapat dilaksanakan, di antaranya
adalah:
a. Mengidentifikasi Masalah Pada langkah ini, guru perlu untuk mengetahui
masalah yang timbul dalam proses pengelolaan kelas, kemudian
mengidentifikasi jenisnya dan mengetahui latar belakang yang membuat
peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
b. Menganalisis Masalah Menurut Afriza seorang guru harus menganalisis
penyimpangan pada siswa dan menyimpulkan latar belakang terjadinya
penyimpangan tingkah laku dan sumber-sumber dari penyimpangan itu.
Setelah ditemukan penyimpangan, guru menentukan alternatif-alternatif
penanggulangan atau penyembuhan dari penyimpangan tersebut.
c. Menilai Alternatif-Alternatif Pemecahan Pada langkah ini guru menilai dan
memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam
menanggulangi masalah. Menurut Afriza guru menilai dan memilih
alternatif pemecahan berdasarkan sejumlah alternatif yang telah tersusun.
Sesudah terpilih alternatif pemecahan yang dianggap tepat, selanjutnya guru
mengaplikasikan alternatif pemecahan itu.
d. Mendapatkan balikan Pada langkah ini guru melakukan monitoring dengan
maksud menilai keampuhan pelaksanaan dan alternatif pemecahan yang
dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan.
Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanakan dengan melakukan pertemuan
dengan peserta didik.
10
Contoh Penyelesain Masalah
Deskripsi
Aktivitas siswa meninggalkan ruangan kelas untuk pergi ke kamar mandi atau
keperluan-keperluan lainnya, adalah hal yang cukup penting. Karena tidak benar dan
tidak adil jika siswa yang bersangkutan harus merasa malu apabila meminta izin ke
kamar mandi. Sebagaimana halnya orang dewasa yang merasa segan dan risih
apabila harus berterus terang perlu pergi ke toilet. Jika guru mendiskusikan hal
tersebut dengan siswa pada awl tahun ajaran baru, maka aktivitas pergi ke toilet tidak
akan menjadi satu gangguan.
Ide Manajemennya:
Buat lembar izin kieluar kelas yang memuat tanggal, waktu keluar kelas, waktu
masuk kelas, tujuan, alasan, dan nama guru yang mengajar. Gunakan program Excel
untuk membuat lembaran ini
Cara pengelolaannya:
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah menurut Sugiono adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi. Maksudnya jika sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diharapkan, maka hal tersebut menjadi sebuah masalah. Ada beberapa faktor
penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas, yaitu:
1. Pengelompokkan
2. Karakteristik individual siswa.
3. Kelompok pandai merasa terhalangi terhadap kelambananan teman-temannya
yang tidak secerdas mereka.
4. Adanya keharusan bagi siswa untuk tenang dan bekerja selama jam pelajaran
sehingga akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan.
5. Adanya organisasi kurikulum tentang team teaching. (Syaiful Bahri
Djamarah, 2006:195)
Timbulnya masalah dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya:(Mulyadi,2009: 6-11)
- Faktor guru
- Faktor siswa
- Faktor keluarga
- Faktor fasilitas
Secara umum, masalah-masalah yang berasal dari siswa yang ditemui di dalam kelas
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
12
1. Masalah individual
Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh perorangan siswa.
Jika diklasifikasikan masalah individual ini dapat dikelompokkan menjadi:
e. Masalah yang dibuat karena ingin menarik perhatian orang lain.
f. Masalah yang dibuat karena ingin mencari kekuasaan.
g. Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan ketidakmampuan dirinya
2. Masalah kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang ditimbulkan oleh kelompok siswa
tertentu. Jika diklasifikasikan, masalah kelompok terbagi atas:
1. Hubungan antara siswa kurang harmonis
2. Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu anggotanya,
3. Kelompok cendrung mudah di alihkan perhatiannya
4. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru dst.,.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar lebih
memahami masalah manajemen kelas SD dalam pembelajaran manajemen kelas SD.
Sehingga dapat meningkatkan rasa penasaran dan ingin tahu pada diri pembaca
untuk mempelajari lebih dalam lagi. Selain itu, penulis juga berharap agar pembaca
sekalian memberikan masukan dan saran terhadap makalh yang penulis tulis.
13
DAFTAR PUSTAKA
Evaston, Carolyn M. dan Edmund T. Emmer. 2011. Manajemen Kelas Untuk Guru
Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana
14