(Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas SD)
Disusun Oleh:
1. Intan Nengtiyas Sari (19862060)
2. Vira Ariana (1986206077)
3. Yogi Nasution(19862060)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan
sayang-Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya yang senantiasa mendapat syafa’at nya diyaumul kiamah.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut dalam penyusunan
makalah dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Manjemen Kelas SD dengan judul
‘Faktor yang Menghambat Pengelolaan Kelas’.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penyusun
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para
pembaca.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..............................................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN ..............................................................................................................5
BAB III
PENUTUP .....................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan menurut
Arikunto dalam Djamarah dan Zain berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-belajar atau membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimis sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar-mengajar
seperti yang diharap.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada umumnya guru kurang atau belum menyadari bahwa apa yang dihadapi adalah
masalah dan tidak mempermasalahkan. Biasanya sesuatu baru dianggap sebagai masalah jika
guru telah merasa kewalahan, guru tidak lagi berdaya dan tidak mampu menyelesaikan
sendiri. Maka cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
c. Masalah yang telah dipilah-pilah disusun secara berurutan dimulai dari yang ringan.
Jarang terjadi, serta berdasarkan banyaknya siswa yang mengalami atau terlibat dari masing-
masing masalah tersebut.
d. Dari setiap urutan masalah tersebut ambilah 3 atau 5 masalah dan coba
mengkonfirmasikan kepada guru yang mengajar bidang studi yang sejenis atau
mengkonfirmasikan terhadap sesama guru disekolah tersebut.
e. Jika masalah yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi, maka masalah tersebut
memang merupakan masalah yang patut untuk diangkat sebagai masalah yang harus
dipecahkan atau diselesaikan.
Tingkah laku anak didik bervariasi. Variasi perilaku anak merupakan permasalahan bagi guru
dalam upaya pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas
yang berhubungan dengan prilaku anak didik adalah:
1. Kurang kesatuan.
5
4. Mudah mereaksi kehal-hal yang mengganggu.
Dalam usaha guru membantu siswa belajar akan menghadapi berbagai masalah. Menurut
Davis dalam bukunya “Learning System Design An Approach to The Improvement of
Instruction”, ia mengklasifikasikan masalah-masalah tersebut menjadi lima kelompok antara
lain:
a. Masalah pengarahan
b. Masalahevaluasi
6
Guru kurang mampu dalam menyesuaikan penyajian bahan dengan waktu yang
tersedia.
Guru kurang terampil dalam mengorganisasikan materi pelajaran.
e. Masalah hambatan-hambatan
Ada sejumlah masalah pengelolaan kelas yang ada dalam ruang lingkup wewenang
seorang guru bidang studi untuk mengatasinya. Hal ini berarti bahwa seorang guru bidang
studi yang sedang mengelola proses pembelajaran dituntut untuk dapat menciptakan,
memperhatikan dan mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang
menguntungkan kalau ada gangguan sehingga peserta didik berkesempatan untuk mengambil
manfaat yang optimal dari kegiatan belajar yang dilakukannya.
7
b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Dalam kenyataan sehari-hari di kelas, akan ditemukan masalah pengelolaan yang lingkup
wewenang untuk mengatasinya berada di luar jangkauan guru bidang studi. Masalah ini harus
diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan mungkin juga ada masalah
pengelolaan yang tidak bisa hanya diatasi oleh satu lembaga pendidikan akan tetapi menuntut
penanganan bersama antarasekolah.
c. Masalah yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah.
Dalam mengatasi masalah semacam ini mungkin yang harus terlibat adalah orang tua,
lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karang taruna, bahkan para pengusaha
dan lembaga pemerintahan setempat.
Selain masalah diatas ada juga beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam manajemen
kelas adalah:
1.Faktor (guru)
Tipe kepemimpinan guru otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap
pasif/agresif peserta didik merupakan sumber masalah pengelolaan kelas.
Format belajar mengajar yang tidak bervariasi dapat menyebabkan peserta didik kecewa,
frustasi dan bosan, ini merupakan sumber pelanggaran disiplin.
c. Kepribadian guru
Guru bersikap tidak adil, tidak objektif, dan tidak fleksibel akan menimbulkan masalah
pengelolaan kelas.
d. Pengetahuan guru
8
e. Pemahaman guru tentang peserta didik
Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku peserta didik dan latar
belakangnya dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru untuk dengan sengaja
memahami peserta didik dan latar belakangnya.
Kekurang sadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota suatu
kelas atau sekolah dapat merupakan faktor utama penyebab pengelolaan masalah kelas.
3. Faktor keluarga
Tingkah laku peserta didik di dalam kelas merupakan pencerminan keadaan keluarganya.
Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif/pasif. Di
dalam kelas sering ditemukan ada peserta didik pengganggu dan pembuat ribut, mereka
biasanya berasal dari keluarga yang tidak utuh dan kacau (broken home).
Faktor fasilitas merupakan penghambat dalam pengelolaan kelas, faktor tersebut meliputi:
Menurut lalu Muhammad Azhar (1993:90) Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas yakni
yang bersifat perorangan dan yang bersifat kelompok.
a. Masalah Perorangan
Jika seorang (individu) gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa harga dirinya
maka ia akan bertingkah laku menyimpang. Penyimpangan yang biasanya terjadi di kelas ada
4 macam yakni mencari kekuasaan, menuntut balas, menarik perhatian dan memperlihatkan
9
ketidakmampuan. Teknik sederhana untuk mengenali adanya masalah-masalah perorangan
adalah sebagai berikut.
1). Jika Guru merasa terganggu atau bosan dengan tingkah laku seseorang siswa, pertanda
siswa tersebut mengalami masalah ‘mencari perhatian'.
2). Jika guru merasa terancam atau merasa dikalahkan, merupakan pertanda bahwa siswa
yang bersangkutan mengalami masalah 'mencari kekuasaan'.
3). Jika guru merasa disakiti (bahkan amat disakiti), merupakan pertanda bahwa siswa yang
bersangkutan mengalami masalah ‘menuntut balas'.
4). Jika guru merasa telah 'tidak mampu menolong lagi,' pertanda bahwa siswa yang
bersangkutan mengalami masalah "ketidakmampuan".
b. Masalah Kelompok.
1). Kekurang kompakan; yang ditandai dengan adanya konflik antara anggota kelompok.
3). Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok; ditandai dengan reaksi/ekspresi kasar
terhadap anggota yang tidak diterima
4). Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang ; terjadi apabila
kelompok itu mendorong/mendukung timbulnya hal-hal yang menyimpang dari norma sosial
pada umumnya.
5). Ketergangguan kelompok/anggota kelompok atas kegiatannya hanya karena hal-hal kecil
yang sebenarnya tidak berarti, lalu berhenti melakukan kegiatannya.
6). Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, tingkah laku agresisif atau protes, baik hal ini
secara terbuka ataupun terselubung.
7). Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan: yang terjadi apabila kelompok
bereaksi tidak wajar apabila terjadi perubahan baru (misalnya pergantian anggota kelompok,
pergantian guru, dan lain-lain).
10
Sependapat dengan di atas, ahmad rohani (2004; 124) membagi masalah Pengelolaan
kelas dalam dua kategori yaitu masalah individu dan masalah kelompok.
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah pengelolaan
kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan
upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan
untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui
cara-cara yang lumrah dapat diterima masyarakat, dalam hal ini masyarakat kelas, maka
individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain. Dengan
perkataan lain dia akan berbuat "tidak baik". Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan
dengan cara yang asosial inilah digolongkan sebagai berikut.
1. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain (attention getting behaviors).
Misalnya membadut di kelas (aktif), atau dengan berbuat serba lamban sehingga perlu
mendapat pertolongan ekstra (pasif)
2. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors). Misalnya
selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional - marah-marah, menangis (aktif), atau
selalu "lupa" pada aturan-aturan penting di kelas (pasif)
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors), misalnya
menyakiti orang lain seperti mengata ngatai, memukul, menggigit, dan sebagainya (kelompok
ini tampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif/pasif),
4. Peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba
melakukan apa pun karena yakin bahwa hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.
Untuk dapat menangani masalah pengelolaan kelas secara efektif, guru hendaknya mampu :
(lalu Muhammad Azhar 1993:92)
a. Mengenal secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan
maupun kelompok.
11
b. Memahami pendekatan yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah tertentu.
c. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah
dimaksud.
2). Jangan menggunakan nada suara yang tinggi dalam memberi peringatan.
5). Buktikan terlebih dahulu siswa itu bersalah sebelum memberikan hukuman.
Jika tingkah laku tertentu diberi ganjaran maka tingkah laku itu cenderung diteruskan.
Tingkah Laku yang diperkuat adalah "yang positif dengan ganjaran agar perbuatan itu
diteruskan, sedang "yang negatif" dengan ganjaran yang bersifat mengurangi atau
meniadakan perangsang kenegatifan itu.
Pendekatan ini dibangun atas dasar pandangan bahwa pengelolaan kelas yang efektif
merupakan fungsi hubungan baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Hubungan guru-siswa terutama sekali dipengaruhi oleh (1) Keterbukaan/sikap tidak pura-
pura, (2) Penerimaan dan kepercayaan guru terhadap siswa, dan (3) Simpati guru terhadap
siswa-siswanya.
12
d. Pendekatan proses kelompok
Ada pula pendekatan yang terkadang sering digunakan, yang sebenarnya merupakan
pendekatan yang "tidak tepat untuk menangani masalah-masalah yang timbul di dalam kelas,
yakni tindakan-tindakan :
c) Menghardik, mencemooh.
d) Menghukum salah seorang siswa sebagai contoh bagi siswa yang lain.
b) Memakai pengaruh orang lain yang berkuasa (misalnya orang tua, Kepala Sekolah)
13
c) Menyatakan ketidak setujuan dengan kata-kata yang tidak wajar,
e) Menggunakan hadiah kepada yang patuh sebagai perbandingan bagi yang melanggar
Ahmad rohani (2004; 127) berpendapat bahwa Dimensi pencegahan dapat merupakan
tindakan guru dalam mengatur lingkungan belajar, mengatur peralatan, dan lingkungan sosio
emosional
a. Kondisi dan situasi belajar mengajar
1. Kondisi fisik : ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, pengaturan tempat
duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengaturan penyimpanan barang barang,
2. Kondisi sosio emosional: tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru, pembinaan raport,
1. Memahami disiplin
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan menurut
Arikunto dalam Djamarah dan Zain berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-belajar atau membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimis sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar-mengajar
seperti yang diharap.
3.2 Saran
Kami penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://fatkhan.web.id/pengertian-pengelolaan-kelas/
http://pemudaberkelana.blogspot.com/2014/07/hambatan-masalah-masalahhambatan-
dalam.html
https://www.mandandi.com/2019/01/masalah-pengelolaan-kelas.html
16