Anda di halaman 1dari 17

Problematika dan Upaya Penyelesaiannya dalam

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan diLuar KBM

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Etika Profesi Keguruan
Dosen Pengampun : Patimah, M.Ag

Oleh:

Mitha Melinda (1808102003)


Syfa Khoirunnisa (1808102109)

Kelompok 9
PBA 7-C

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Problematika dan Upaya
Penyelesaiannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan diLuar KBM “ tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
terstruktur dari Ibu Patimah M.Ag pada mata kuliah Etika Profesi Keguruan. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Problematika dan Upaya
Penyelesaiannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan diLuar KBM “ bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Patimah M.Ag selaku dosen mata kuliah
Etika Profesi Keguruan yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Cirebon, 18 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Kajian..............................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

A. Kesulitan Guru dalam KBM dan Luar KBM..................................................................3

B. Faktor penyebab Kesulitan guru dalam KBM dan luar KBM .....................................11

C. Upaya Penyelesaian......................................................................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................................16

A. Simpulan.......................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses dimana guru dan siswa
berinteraksi timbal balik satu sama lain yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi.
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) ini seorang guru tentunya memiliki kesulitan
dan faktor dari kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar didalam ataupun di luar,
contohnya ialah ketika dalam proses pembelajaran kegiatan belajar mengajar guru
mendapat kesulitan dalam pengelolaan kelasnya, kemudian faktor dari kesulitan tersebut
karena siswa terlalu banyak, jadi guru kurang baik dalam mengkondisikan (pengelolaan)
kelas, selain itu ialah dalam metode pembelajaran nya.
Menurut Rusman dalam model pembelajaran mengembangkan prosionalisme
guru, menjelaskan bahwa “Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahan dilihat dari bebagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun
yang digunakan harus jelas dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, upaya apa yang
bisa dilakukan untuk mengatasi problematika kesulitan dan faktor kesulitan guru dalam
kegiatan belajar mengajar, baik di dalam ataupun diluar? Kita perlu mengeluarkan solusi
yang bisa mengatasi problematika ini. Dengan adanya solusi problematika ini, diharapkan
semua guru dapat mengetahui upaya apa yang harus dilakukan agar dalam proses
kegiatan belajar mengajar lebih baik lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kesulitan guru dalam proses KBM dan diluar KBM?
2. Apa Faktor penyebab kesulitan yang dicapai Guru dalam KBM dan di luar KBM?
3. Bagaimana solusi peningkatan kompetensi guru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kesulitan guru dalam proses KBM dan diluar KBM
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan yang dicapai guru dalam KBM dan di
luar KBM
3. Untuk mengetahui solusi peningkatan kompetensi guru

4
BAB II
ISI
A. Kesulitan guru dalam proses KBM dan diluar KBM
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses dimana guru dan siswa
berinteraksi timbal balik satu sama lain yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi.
Keberhasilan suatu KBM ditentukan dari banyak faktor terutama dari dalam guru dan
siswa itu sendiri. Inti dari proses belajar mengajar adalah tingkat keefektifan dari
pelaksanaan KBM tersebut. Tingkat efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku
guru dan siswa. Perilaku guru yang efektif antara lain mengajar dengan jelas,
menggunakan variasi metode pembelajaran, memperdayakan peserta didik dan lain
sebagainya. Sedangkan perilaku siswa antara lain disiplin belajar, semangat belajar,
kemandirian belajar, aktif belajar dan sikap belajar yang positif.1
1. Kesulitan didalam KBM
Pada saat pelaksanaan pembelajaran pun guru juga sering mengalami
permasalahan. Adapun kesulitan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh guru
dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah suatau usaha yang dilakukan
oleh guru untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim belajar
yang kondusif. Suasana kelas yang kondusif akan dapat mengantarkan
siswanya pada prestasi akademik maupun nonakademik. Adapaun ciri-ciri
kelas yang kondusif, yaitu: tenang, dinamis, tertib, suasana saling
menghargai, saling mendorong, kreativitas tinggi, persaudaraan yang kuat,
berinteraksi dengan baik, dan bersaing sehat untuk kemajuan. Sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara efektif dan
efesien.2
b. Hubungan Guru dalam Berinteraksi dengan Siswa

1
http://eprints.ums.ac.id/41280/7/BAB%20I.pdf
2
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-1, hlm. 49.

5
Hubungan guru dengan siswa atau peserta didik di dalam proses belajar
mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya
bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang
digunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan
yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak
diinginkan. Tugas guru adalah bagaimana harus mendesain agar menciptakan
proses belajar mengajar yang lebih optimal. Guru seharusnya dapat
mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Bentuk-bentuk kegiatan belajar selain melalui pengajaran di depan kelas,
perlu diperhatikan bentuk-bentuk belajar yang lain. Guru dapat menanyai dan
menangkap keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai
persoalan- persoalan dan hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu
proses interaksi dan komunikasi yang humanistik. Hal ini jelas akan sangat
membantu keberhasilan studi para siswa. Berhasil dalam arti tidak sekedar
tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian, tetapi akan menyentuh pada
soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik.3
Dari beberapa uraian di atas dapat dipahami , bahwa ketika guru kurang
berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar
mengajar menjadi kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada
jarak dengan guru. Sehingga siswa segan untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
c. Konsentrasi Siswa Kurang
Faktor yang menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi ada banyak,
seperti faktor lingkungan, psikologis, dan faktor internal dalam diri siswa.
Faktor lingkungan maksudnya adalah yang ada di sekeliling siswa, misalnya
saat diberi tugas, siswa terganggu dan lebih tertarik dengan suara ramai di
luar dan jadinya mengganggu konsentrasi.
Faktor psikologis di sini adalah ketika siswa mengalami tekanan, jadi saat
mereka mengerjakan tugas atau belajar fokusnya terganggu. Misalnya karena

3
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 173 – 174

6
kurangnya kemampuan bersosialisasi siswa dengan siswa lain. Gangguan
faktor internal dapat terjadi karena adanya gangguan perkembangan otak dan
hormon yang lebih banyak sehingga anak kurang bisa berkonsentrasi.
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk membuat siswa
lebih fokus atau konsentrasi mendengarkan materi belajar. Cobalah membuat
pembelajaran lebih menarik agar fokus mereka teralihkan untuk tetap belajar.
d. Kurang Interaksi Dalam Pelajaran
Guru yang galak, cenderung kaku, dan kurang bersahabat dengan siswa
akan membuat hubungannya terasa berjarak. Akan terjadi kebingungan pada
siswa sehingga siswa menjadi pasif, malu, dan takut untuk bertanya kepada
guru.
Solusinya adalah guru harus bersikap hangat dan lebih sering berinteraksi
dengan siswa. Hal ini akan membuat siswa tidak takut dan lebih nyaman
bertanya dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Anda juga harus
mampu mengenali berbagai karakter siswa supaya bisa memberikan solusi
atas permasalahan siswa.
e. Siswa Kurang Disiplin
Disiplin adalah salah satu sikap penting yang harus dimiliki oleh setiap
orang. Pasalnya, disiplin juga menjadi faktor penentu keberhasilan
pembelajaran. Baik guru ataupun siswa harus disiplin terhadap waktu,
terhadap tugas yang diberikan, terhadap kegiatan belajar, dan lainnya.
Mengajar di kelas yang siswanya disiplin dengan baik pasti akan terasa
lebih mudah dibandingkan siswa yang tidak disiplin. Memiliki siswa yang
kurang disiplin adalah tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus bisa
mengubah perilaku mereka lebih baik.
f. Daya Serap Siswa
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami
dan menguasai pelajaran. Karena itu guru tidak bisa memaksakan siswa untuk

7
langsung paham. Guru harus memberi motivasi dan inspirasi kepada siswa
untuk belajar dan memberi waktu untuk lebih memahami.4
2. Kesulitan diluar KBM
a. Kurang Persiapan Dalam Mengajar
Sebagai guru, tentunya harus punya plan dalam mengajar untuk satu tahun
ajaran ke depan. Guru yang kurang persiapan dalam mengajar dapat
merugikan perkembangan siswa secara akademis. Sebelum tahun ajaran
dimulai, guru bisa membuat RPP (Rencana Persiapan Pengajaran),
menyiapkan perangkat/media pembelajaran, sampai bahan evaluasi materi.
Seorang guru juga harus terampil dalam mengelola kelas sesuai dengan
karakteristik siswa, hal ini bertujuan supaya materi belajar yang diajarkan
tersampaikan dengan baik. Buat dan rancanglah kegiatan pembelajaran
keseluruhan yang akan dilakukan per minggu dan per bulan supaya bisa tau
apa-apa saja yang harus dipersiapkan
b. Perilaku siswa yang beragam
Sebagai guru, mungkin Anda kesulitan memahami setiap karakteristik
siswa, karena ada banyak siswa yang Anda temui di sekolah. Namun tahukah
Anda, bahwa siswa ingin diperhatikan saat KBM? Siswa akan senang
diberikan pujian dan diperhatikan oleh guru. Tetapi, kebanyakan guru sering
lupa memberikan pujian dan mengabaikan perkembangan kepribadian siswa
saat mereka berbuat baik, tidak membuat masalah, dan meraih pencapaian.
Sebagai guru, Anda juga harus melihat siswa yang kurang baik di kelas,
seperti yang suka tidur di kelas, ribut, ataupun tidak memerhatikan penjelasan
guru. Bantu supaya mereka bisa menjalankan pembelajaran dengan lebih baik
dan lebih konsentrasi di kelas. Agar pembelajaran di kelas menjadi kondusif,
siswa harus belajar disiplin dan bertanggung jawab terhadap proses KBM di
kelas.
c. Pengajarann yang Kreatif

4
https://www.google.com/amp/s/blog.kejarcita.id/pemasalahan-tantangan-yang-dihadapi-guru-dan-
solusinya/amp/

8
Kalau guru hanya menjelaskan dan siswa mendengarkan saja, pelajaran
akan terasa kurang menarik. Siswa akan menjadi jenuh dan kurang
memerhatikan pelajaran. Guru bisa membuat pelajaran lebih inovatif seperti
dengan memanfaatkan teknologi.
Pakai media pembelajaran yang menarik, seperti dengan video tutorial,
menonton film sains, atau memberi tugas secara online. Guru bisa melatih
diri dengan mengikuti seminar-seminar atau workshop serta bertukar pikiran
dan pengalaman dengan sesama guru supaya dapat lebih banyak ilmu.
d. Bantu menemukan Minat dan Bakat siswa
Guru harus membantu siswa dalam menemukan bakat, minat, dan
potensinya. Dengan tersalurnya minat dan bakat siswa secara tepat dapat
meningkatkan pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Lalu sebaliknya,
kalau tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan masalah bagi siswa,
guru, bahkan sekolah.
Kalau minat dan bakat siswa terpendam dan tidak tersalurkan, umumnya
siswa akan menjadi agresif, melawan, dan suka melanggar tata tertib dan
peraturan sekolah. Kalau hal ini tidak ditindaklanjuti, maka bisa timbul
masalah-masalah baru. Oleh sebab itu, Anda harus membantu mereka untuk
menemukan minat dan bakat mereka.5
d. Problematika Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran
Problematika Guru Di dalam Kegiatan Belajar Mengajar menurut Syaiful
Bahri Djamarah "Metode adalah cara atau siasat yang diperlukan dalam
pengajaran, sebagai strategi, metode memperlancar kearah pencapaian tujuan
pembelajaran". Berbagai macam metode yang dapat diterapkan dalam proses
belajar mengajar, seperti ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi,
simulasi, dan lain-lain. Guru harus mampu memilih dan menggunakan
metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Menurut Rusman dalam Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, menjelaskan bahwa “Setiap metode pembelajaran

5
https://www.google.com/amp/s/blog.kejarcita.id/pemasalahan-tantangan-yang-dihadapi-guru-dan-
solusinya/amp/

9
memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari bebagai sudut, namun yang
penting bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas dengan tujuan
yang ingin dicapai.6
Penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran sangat perlu
diperhatikan agar teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh
guru pada saat penyajian bahan pelajaran tepat dan sesuai materi pelajaran
sehingga siswa tidak merasa jenuh/bosan terhadap pelajaran tersebut.
g. Problematika Guru dalam Media Pembelajaran
Selain permasalahan dalam hal menerapkan metode pembelajaran,
terdapat masalah atau kendala lain yang sering dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran yaitu sering tidak adanya penggunaan media
sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang untuk belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks, rumit
dan unik, karena memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang berbeda antara
peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. Oleh karena itu,
belajar adalah masalah individual, dalam arti bahwa belajar akan terjadi
karena individu itu sendiri yang melakukannya.
Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat
bermanfaat sekali bagi guru dalam hal menyampaikan materi pelajaran
kepada peserta didik. Karena dengan adanya media dapat memudahkan
pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang sulit dipahami jika
hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja. Oleh karena itu, guru
tidak boleh meremehkan yang namanya media atau bahkan meninggalkan
media sebagai alat bantu pembelajaran. Akan tetapi, guru harus mampu
mencari media dan menggunakan media tersebut untuk membantu
terlaksananya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
6
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.
78

10
B. Faktor penyebab kesulitan yang dicapai Guru dalam KBM dan di luar KBM
Adapun permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan kelas itu dikarenakan
adanya berbagai macam karakteristik atau tingkah laku yang bervariasi dari peserta didik.
Menurut Made Pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan
perilaku peserta didik adalah:
1. Kurangnya kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-
klik, dan pertentangan jenis kelamin.
2. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut,
bercakap-cakap, pergi ke sana ke mari, dan sebagainya.
3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan,
mengucilkan, dan merendahkan kelompok bodoh.
4. Kelas mentoleransi kesalahan-kesalahan temannya, menerima, dan
mendorong perilaku anak didik yang keliru.
5. Mudah mereaksi ke hal-hal negatif/terganggu, misalnya bila didatangi
monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
6. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga yang alat- alat
belajarnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
7. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-
tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa peran guru sangat penting
dalam pengelolaan kelas. Apabila guru mampu mengelola kelasnya dengan baik, maka
tidaklah sulit bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar salah satu disebabkan kurangnya
hubungan komunikasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
sehingga proses interaksi menjadi vakum. Adanya hambatan- hambatan tertentu,
misalnya kadang-kadang masih ada sikap otoriter dari guru, sikap tertutup dari guru,
siswa yang pasif, jumlah siswa yang terlalu banyak, sistem pendidikan, keadaan dan
latar belakang guru sendiri maupun para siswanya.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan
guru-siswa. Contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru-siswa, pada hakikatnya

11
merupakan kegiatan di luar jam-jam presentasi di depan kelas seperti biasanya.Selain
itu, semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para guru perlu ada
keaktifan dari pihak siswa dan juga harus bersikap ramah, sebaliknya siswa juga harus
bersikap sopan. 7

C. Solusi Peningkatan Kompetensi Guru


1. Menyelenggarakan Program Pengembangan Profesionalisme Guru yang Efektif
Tuntutan untuk tersedianya guru yang berkualitas dan efektif menjadi hal yang
sangat urgent sejalan dengan paparan tentang kompentensi guru yang telah
dijelaskan. Tuntutan ini bertujuan menghasilkan guru yang terus menerus berusaha
meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya. Salah satu solusi yang ditawarkan
adalah menyelenggarakan program pengembangan profesionalisme. Pengembangan
profesionalisme atau professional development (PD) merupakan suatu istilah yang
merujuk pada sekumpulan aktivitas, baik formal dan informal yang dirancang untuk
pengembangan pribadi dan professional bagi guru.
Guskey (2002) menyatakan bahwa PD yang sukses harus dipandang sebagai
sebuah proses dan bukan hanya sebuah event. PD yang akan bermanfaat bagi guru
dalam meningkatkan kompetensi serta kualitas proses belajar mengajar harus
membekali guru dengan ide-ide yang spesifik, konkret dan praktis yang berhubungan
langsung dengan kegiatan sehari-hari mereka di dalam ruang kelas.
2. Melibatkan Guru dalam Program Pengembangan Profesionalisme
Dalam penelitiannya, Andriani mengutip pernyataan(Castetter, 1996; Helterban,
2008); tentang pentingnyammelibatkan guru dalam perencanaan program
pengembangan yang memperhatikan latar belakang, tahap perkembangan, dan juga
kebutuhan guru dan selalu melibatkan guru dalam pembelajaran profesional sehari-
hari di sekolah melalui kelompok-kelompok diskusi dan kegiatan-kegiatan praktis
yang difokuskan langsung pada permasalahan ataupun upaya perbaikan proses
belajar mengajar di kelas (Beach and Reinhartz, 2000)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PD harus melibatkan guru dan
memperhatikan kebutuhan setiap guru yang tentunya berbeda. Pelatihan-pelatihan

7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. ke 2,
hlm. 126 – 127

12
untuk mengembangkan profesionalisme sebaiknya tidak hanya didasarkan pada
meningkatkan kualitas guru semata tapi memperhatikan guru sebagai pihak yang
terlibat dan berperan aktif di dalamnya.
3. Peningkatan Kompetensi melalui Program Sertifikasi Guru
Selain melalui PD, peningkatan kualitas guru juga dapat dilakukan melalui
sertifikasi profesi guru. Guru yang dinyatakan lolos dan telah memiliki sertifikat
profesi akan mendapatkan tunjangan finansial yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Sebuah kajian tentang pengembangan kompetensi
professional guru dalam menghadapi sertifikasi. Inti dari kajian tersebut adalah
sertifikasi pendidik merupakan salah satu cara yang diterapkan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas guru melalui peningkatan kompetensi yang disertai pemberian
tunjangan.
Sertifikasi pendidik atau guru dalam jabatan akan di laksanakan dalam bentuk
penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: a)
kualifikasi akademik; b) pendidikan dan pelatihan; c) pengalaman mengajar; d)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; e) penilaian dari atasan dan pengawas;
f) prestasi akademik; g) karya pengembangan profesi; h) keikutsertaan dalam forum
ilmiah; i) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan j)
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Guru yang memenuhi
penilaian portofolio akan dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat pendidik,
sedangkan yang belum lulus akan mengikuti serangkaian kegiatan untuk melengkapi
portofolio serta mengikuti pelatihan-pelatihan sesuai dengan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh penyelenggara sertifikasi.
4. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan Penggunaan Teknologi Digital
Penelitian yang dilakukan oleh S Indriani juga dapat dijadikan sebagai salah satu
rujukan dalam peningkatan kualitas guru. Penelitian tersebut menyarankan
pentingnya integrasi teknologi dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk
meningkatkan interaksi antara guru dan siswa serta meningkatkan daya Tarik
pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, S Indriani menyatakan bahwa guru dalam
pengembangan profesionalismenya perlu meningkatkan keterampilannya dalam

13
penguasaan teknologi, khususnya teknologi digital. Hal ini dilakukan untuk
menjawab tantangan yang saat ini dihadapi oleh guru pada era revolusi digital. Selain
itu penguasaan teknologi digital akan sangat bermanfaat untuk pelaksanaan
pembelajaran dan komunikasi yang efektif.
5. Mendorong Guru untuk Aktif dalam Kegiatan Ilmiah
Solusi lain yang dapat ditambahkan adalah mendorong guru untuk mengikuti
seminar dan forum ilmiah yang diselenggarakan oleh berbagai perguruan tinggi dan
institusi. Kegiatan semacam ini sangat penting untuk memperbaharui pengetahuan
guru baik pengetahuan pedagogi maupun keilmuan. Terdapat banyak forum ilmiah
yang mengundang guru dan dosen untuk mempresentasikan hasil penelitian maupun
makalah konspetual, sehingga dalam forum semacam ini guru dapat berbagi dan
memperoleh ide-ide baru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.
Kewajiban untuk berpartisipasi dalam forum dan kegiatan ilmiah semacam ini
sebaiknya juga dijadikan salah satu aturan dalam undang-undang dan dijadikan
persyaratan dalam memperoleh sertifikasi pendidik.
Dalam kaitannya dengan kemampuan penguasaan Bahasa Inggris, perlu dirancang
sebuah model pelatihan yang dapat dilaksanakan secara kontinyu dan fokus pada
pelatihan keterampilan berbahasa Inggris secara komunikatif. Sekolah atau pembuat
kebijakan sebaiknya mendorong dan pada akhirnya mewajibkan guru untuk
mengikuti pelatihan tersebut, sehingga keterampilan dalam penguasaan Bahasa
Inggris dapat ditingkatkan.8

8
Mariana Ulfah Hoesny, Rita Darmayanti. 2021 Permasalahan dan Solusi Untuk Meningkatkan Kompetensi dan
Kualitas Guru: Sebuah Kajian Pustaka. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 11 No. 2, Mei 2021: 123-132

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses dimana guru dan siswa
berinteraksi timbal balik satu sama lain yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi.
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) ini seorang guru tentunya memiliki kesulitan
dan faktor dari kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar didalam ataupun di luar
Kesulitan didalam KBM
 Pengelolaan Kelas
 Hubungan Guru dalam Berinteraksi dengan Siswa
 Konsentrasi Siswa Kurang
 Kurang Interaksi Dalam Pelajaran
 Siswa Kurang Disiplin
 Daya Serap Siswa
Kesulitan diluar KBM
 Kurang Persiapan Dalam Mengajar
 Perilaku siswa yang beragam
 Pengajarann yang Kreatif
 Bantu menemukan Minat dan Bakat siswa
 Problematika Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran
 Problematika Guru dalam Media Pembelajaran
Upaya Penyelesaian ketika dalam KBM dan luar KBM
 Guru dapat menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim belajar yang
kondusif.
 Guru seharusnya dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih
dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
 Guru dapat membuat siswa lebih fokus atau konsentrasi mendengarkan materi
belajar. dengan membuat pembelajaran lebih menarik agar fokus mereka
teralihkan untuk tetap belajar.

15
 Guru harus bersikap hangat dan lebih sering berinteraksi dengan siswa. Jika murid
kurang disiplin sebaiknya guru harus bisa mengubah perilaku mereka lebih baik.
 Ketika siswa kurang fokus sebaiknya guru harus memberi motivasi dan inspirasi
kepada siswa untuk belajar dan memberi waktu untuk lebih memahami.
 Sebelum guru hendak mengajar, sebaiknya guru mempersiapkan dengan matang
terkait media, metode dan lainnya itu dengan sebaik mungkin, se menari mungkin
dan dapat menyesuaikan dengan siswanya.
Solusi Peningkatan Kompetensi Guru
 Menyelenggarakan Program Pengembangan Profesionalisme Guru yang Efektif
 Peningkatan Kompetensi melalui Program Sertifikasi Guru
 Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan Penggunaan Teknologi Digital
 Mendorong Guru untuk Aktif dalam Kegiatan Ilmiah
 Melibatkan Guru dalam Program Pengembangan Profesionalisme

B. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan


Kelas. VI(1) : 8-10
Mariana Ulfah Hoesny, Rita Darmayanti. 2021 Permasalahan dan Solusi Untuk
Meningkatkan Kompetensi dan Kualitas Guru: Sebuah Kajian Pustaka. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 11 No. 2, Mei 2021: 123-132
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), Cet. ke 2,
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011),
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet.
Ke-1,
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007),
http://eprints.ums.ac.id/41280/7/BAB%20I.pdf diakses 18 september 2021. 22:18
https://www.google.com/amp/s/blog.kejarcita.id/pemasalahan-tantangan-yang-dihadapi-
guru-dan-solusinya/amp/ diakses 18 september 2021. 22:04

17

Anda mungkin juga menyukai