Anda di halaman 1dari 13

PENCEGAHAN GANGGUAN DISIPLIN KELAS

Disusun oleh :

Ni Kadek Swandewi (2111031057/07)

Ni Komang Resti Ayu Masrini (2111031177/19)

Ni Ketut Ary Priyanti (2111031272/31)

Kelas : C1 Sore Denpasar // Semester : IV

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS DHARMA ACARYA

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen atau pengelolaan diartikan proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Manajemen kelas adalahsegala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajarmengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswauntuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Pengelolaan kelasmerupakan kegiatan atau
tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisiyang optimal agar proses belajar mengajar
berlangsung efektif.Masalah pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua kategoriyaitu
masalah individual dan masalah kelompok (meskipun perbedaankeduanya merupakan
tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yangdilakukan guru akan efektif apabila ia dapat
mengidentifikasi dengantepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada
gilirannya iadapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Tindakan tersebut dapat
berupa tindakan yang bersifat pencegahandan atau tindakan yang bersifat korektif. Tindakan
yang bersifat pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baikfisik
maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswarasa kenyamanan dan
keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan
terhadap tingkah laku yangmenyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar
mengajaryang sedang berlangsung. Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua ,yaitu
tindakan yang seharusnya segera diambil guru pada saat terjadigangguan (dimensi tindakan)
dan penyembuhan (kuratif) terhadaptingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi
agar penyimpangantersebut tidak berlarut-larut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapatdiperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaiama prosedur dimensi pencegahan?
2. Hal apa saja yang dapat mencegah gangguan disiplin kelas ?
3. Bagaimana langkah-langkah pencegahan gangguan disiplin kelas ?

1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah tersebut, diharapkan dalam makalah ini dapat mencapai tujuan antara
lain :
1. Untuk mengetahui prosedur dimensi pencegahan
2. Mengetahui hal-hal yang dapat mencegah gangguan disiplin kelas.
3. Mengetahui langkah-langkah pencegahan gangguan disiplin kelas.
4.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROSEDUR DIMENSI PENCEGAHAN

 Prosedur Dimensi Pencegahan

Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelummunculnya tingkah laku yang
menyimpang yang mengganggu kondisioptimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan
dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemenkelas.
Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah-langkahdalam rangka manajemen kelas
harus merupakan langkah yang efektifdan efisien untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.Menurut Maman Rahman (dalam Tim Dosen AdministrasiPendidikan, 2012:119)
mengemukakan langkah-langkah pencegahansebagai berikut:

a. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru

merupakan langkahyang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadarandiri akan
meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksankantugasnya. Implikasi adanya kesadaran
diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil,
kepribadianyang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akanmenumbuhkan
respon dan tanggapan positif dari peserta didik.

b. Peningkatan kesadaran peserta didik

interaksi positif antara gurudan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila
duakesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnyakesadaran peserta didik
akan menumbuhkan sikap suka marah,mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan
pesertadidik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapatmengganggu kondisi
optimal dalam rangka pembelajaran. Untukmeningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada
mereka perlumelaksanakan hal-hal berikut:

1. memberitahukan akan hak dankewajibannya sebagai peserta didik.


2. memperhatikan kebutuhan,keinginan dan dorongan para peserta didik.
3. menciptakan suasanasaling pengertian, saling menghormati dan rasa keterbukaan
gurudan peserta didik.

c. Sikap polos dan tulus dari guru,

sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura,
bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap inisangat membantu dalam mengelola kelas. Guru
dengan sikap dankepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karenatingka laku,
cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulusyang akan direspon atau diberikan reaksi
oleh peserta didik. Sikaphangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan parasiswa,
akrab dengan guru, akan membuka kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antar
guru dan peserta didik.

d. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan

langkah ini menuntut guru, (1) melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan
tingkah laku peserta didik yang sifatnya individualmaupun kelompok. Penyimpangan perilaku
peserta didik baikindividual maupun kelompoktersebut termasuk penyimpangan yangdisengaja
dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya,
(2) mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya
berusahamenggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untukmengatasi suatu situasi
atau menggantinya dengan pendekatan yangdipilihnya, (3) mempelajari pengalaman guru guru
lainnya yanggagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam
menangani berbagai manajemen kelas.

e. Menciptakan kontrak sosial

berkaitan dengan standar tingkah laku yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang
fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Standar tingkah laku
ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/gurudan peserta didik. Norma atau nilai yang
turunnya dari atas dan tidakdari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu
kurangdihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola kelasnorma berupa kontrak
sosial (tata tertib) dengan sangsinya yangmengatur kehidupan di dalam kelas, perumusannya
harusdibicarakan atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaanyang terjadi bahwa aturan-
aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para peserta didik menerima
sajaapa yang ada.Menurut Ahmad Rohani (2010:158) mengemukakan adanya berbagai cara yang
dapat ditempuh guru dalam pencegahan pelanggaran disiplin, sebagai berikut:

1) Pengendalian peserta didik

setiap peserta didik mempunyaidaya atau tenaga untuk mengontrol dirinya.


Pengenalan terhadapmereka dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangannya
pelanggaran disiplin. Beberapa alat yang bisa digunakan misalnya:

a. Inventory : alat ini berupa sejumlah pertanyaan tentang bukuapa yang senang
kamu baca, hobby.
b. Sosiogram : yang dibuat untuk melihat bagaimana persepsi mereka dalam rangka
hubungan sosial psikologis dengan teman-temannya.
c. Fredback letter : peserta didik diminta untuk membuat suatu karangan atau satu
surat tentang perasaan mereka terhadap sekolahnya.
2) Melakukan Tindakan korektif

Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang seharusnyadilakukan guru bila terjadi


masalah pengelolaan. Cara melakukandimensi tindakan korektif ini adalah

 lakukan tindakan dan bukan ceramah


cara berteriak atau memberikan ceramah tentang kesalahan yang dibuat peserta
didik pada saat itu akan membuat peserta didikmalah menjadi bimbang. Pesan-pesan
nonverbal atau bodylanguange baik berupa isyarat tangan, bahu, kepala , alis
dapatmembantu guru dalam memanajemen kelas.

 do not bargain
bila terjadi pelanggran yang dilakukan seorang peserta didik dan melibatkan atau
menyalahkan peserta didik lainnya guru harus segera melakukan tindakan atau
menghentikan gangguan tersebut.

 gunakan “Kontrol” kerja,


pendekatan pada peserta didik sangatdiperlukan karena kalau mereka merasa
dekat dengan guru akan memperkecil kesempatan mereka untuk berbuat “nakal” dan
melanggar tata tertib sekolah.

f. Nyatakan peraturan dan konsekuensinya

bila ada peserta didik melanggar peraturan tatatertib sekolah, komunikasikan kembali apa aturan
yang dilanggarnyasecara jelas dan kemukakan akibatnya bila peraturan yang telahdibuat dan
disepakati bersama dilanggar.Menurut Mulyani Sumantri (dalam Abdul Majid, 2013:119)
dalammengembangkan keterampilan mengelola siswa yang bersifat preventif,guru dapat
menggunakan kemampuannya dengan cara:

 Menunjukkan sikap tanggap

dalam tugas mengajarnya guruharus terlibat secara fisik maupun mental dalam arti guru
selalumemiliki waktu untuk semua perilaku peserta didik, baik pesertadidik yang mempunyai
perilaku posesif maupun perilaku yang bersifat negatif,

 membagi perhatian

guru harus mampu membagi perhatian kepada semua peserta didik. Perhatian itu dapat
bersifatvisual maupun verbal,

 memusatkan perhatian kelompok

,mempertahankan dan meningkatkan keterlibatan peserta didikdengan cara memusatkan


kelompok kepada tugas-tugasnya dariwaktu ke waktu,
 Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas petunjuk ini dapat dilakukan untuk materi yang
disampaikan,
 Menegur
tegurlah peserta didik bila mereka menunjukkan perilakuyang mengganggu atau
menyimpang,
 Memberikan penguatan

perilaku peserta didik baik yang possif maupun negatif perlu diberi
penguatan.Jadi, dapat disimpulkan bahwa prosedur dimensi pencegahan itu bisa berupa
sikap guru dalam mengatasi masalah peserta didik sepertimenunjukkan siakp tanggap,
membagi perhatian, memusatkan perhatiankelompok, memberi petunjuk-petunjuk yang
jelas, menegur danmemberikan penguatan

2.2 Melakukan tindakan penyembuhan


Pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan siswa atau sejumlah siswa perlu ditanggulangi
dengan tindakan dengan tindakan penyembuhan baik secara individual maupun secara
kelompok. Situasi pelanggaran ini dapat berbentuk:
 Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah yang telah disepakati bersama.
 Siswa tidak mau menerima atau menolak konsekuensi seperti yang telah tercantum
dalam peraturan sekolah sebagai akibat dari perbuatannya.
 Seorang siswa menolak sama sekali aturan khusus yang telah tercantum dalam tata
tertib sekolah.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini ialah:

 Mengidentifikasikan para siswa yang dapat mendapat kesulitan untuk menrima dan
mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi dari pelanggaran yang dibuatnya;
 Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tantang langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan siswa semacam ini;
 Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa tersebut yang disetujui bersama oleh guru
dan siswa yang bersangkutan;
 Bila saatnya dengan bertemu dengan siswa tiba, jelaskanlah maksud pertemuan tersebut,
dan jelaskan pula manfaat yang diperoleh baik oleh siswa maupun oleh sekolah;
 Tunjukan kepada siswa bahwa gurupun bukan orang yang sempurna dan tidak bebas dari
kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, akan tetapi yang penting antara guru dan
siswa harus tumbuh kesadaran untuk bersama-sama belajar, untuk saling memperbaiki
diri, saling mengingatkan bagi kepentingan bersama;
 Guru berusaha untuk membawa murid kepada masalahnya yaitu memahami tata tertib
dan menjauhi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah;
 Bila ada pertemuan yang diadakan dan ternyata siswa tidak responsif maka guru dapat
mengajak siswa untuk melaksanakan diskusi pada saat lain tentang masalah yang
dihadapinya;
 Pertemuan guru dengan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan sampai kepada
“kontrak individual” yang diterima siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa
tentang pelanggaran yang dibuatnya;
 Melakukan kegiatan tindak lanjut.
 Konsep lain dalam mencegah gangguan disiplin kelas dapat dilakukan dengan hal-hal
berikut ini:
 Sajian yang menarik

Masalah disiplin kelas terganggu karena penyajian materi yang kurang menarik. Oleh karena
itu, prosedur mengajar (orientasi, latihan/praktik, umpan balik, lanjutan) harus dilaksanakan
dengan cara yang menarik.
b. Penampilan yang menarik
Sajian yang menarik hendaknya diikuti oleh penampilan yang menarik. Guru adalah model dan
panutan peserta didik. Oleh karena itu, dalam berbicara, berpakaian, bertingkah laku misalnya,
hendaknya dijaga agar tetap menarik.
c. Ketepatan menangani masalah
Pengambilan tindakan penanggulangan masalah disiplin akan menyenangkan satu pihak tetapi
mungkin merugikan pihak lain. Oleh karena itu, ketepatan penanganan masalah sangatlah perlu.
d. Belajar dari kesalahan
Boleh jadi banyak pengalaman yang berkesan disamping yang tidak menyenangkan dalam
mengajar. Setelah kita mengajar 4-5 tahun lamanya, akhirnya disadari banyak hal positif, efektif,
namun ada juga yang kurang efektif untuk dilaksanakan dalam menanggulangi masalah disiplin.
Kesiapan guru dalam mengajar akan mempengaruhi tegaknya disiplin, sebaliknya guru yang
tidak siap gangguan disiplin akan timbul. Akhirnya belajar dari pengalaman, guru dapat memetik
manfaatnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berbagai cara lain yang dapat ditempuh guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin. Cara
tersebut antara lain: pengenalan siswa, melakukan tindakan korektif dan melakukan tindakan
penyembuhan. Konsep lain dalam mencegah gangguan disiplin kelas dapat dilakukan dengan
sajian yang menarik, penampilan yang menarik, ketepatan menangani masalah, belajar dari
kesalahan, dan penggunaan hukuman yang sesuai dengan latarbelakang peserta didik dan
keadaan psikologisnya. Langkah-langkah disiplin dibagi kedalam tiga hal yaitu secara umum,
secara moderat dan secara kemanusiaan.
Dalam membiasakan hidup tertib seorang guru dapat melakukan hal-hal seperti: guru bersikap
hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua siswa, guru bersikap adil sehingga
mereka merasa diperlakukan sama tanpa tumbuh rasa dianak tirikan atau disisihkan, guru tidak
menuntut para siswa untuk mengikuti aturan-aturan yang diluar kemampuan siswa, dan guru
tidak menghukum siswa didepan teman-temannya sehingga mengakibatkan mereka merasa
kehilangan muka.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai