PENYEMBUHAN
Oleh :
PENDAHULUAN
Pengelolaan kelas merupakan salah satu aspek dari pengelolaan proses belajar
mengajar yang paling rumit tetapi menarik perhatian,baik oleh guru yang sudah banyak
pengalaman maupun guru-guru muda yang baru bertugas. Rumit karena salah satu
pengelolaan kelas ini memerlukan berbagai kriteria keterampilan, pengalaman bahkan dari
kepribadian serta sikap dan nilai seorang guru cukup berpengaruh terhadap pengelolaan
kelas. Dua guru yang sangat pintar dan berpengalaman tetapi berbeda dalam kepribadian dan
nilai serta sikap, termasuk cara menyikapi subjek didik akan lain sekali “situasi belajar” yang
dihasilkan oleh keduanya. Disinilah letaknya “seni” dalaam mengelola belajar mengajar.
Menurut Ismail Masya “prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling
berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk
melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang”.
Kata pengelolaan kelas berasal dari Bahasa Inggris yang berarti “management”. Di
dalam kamus umum Bahasa Indonesia pengelolaan memberi gambaran tentang fasilitas
beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan siswa.Untuk mengelola kelas,norma
berupa kontrak sosial atau daftar aturan,tata tertib dengan sanksinya yang mengatur
kehidupan di dalam kelas,perumusannya harus dibicarakan atau disetujui bersama oleh guru
dan siswa.1
Pengelolaan kelas sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelas untuk keberhasilan
proses pembelajaran. Dengan demikian, salah satu tugas guru adalah menciptakan suasana
yang dapat menimbulkan gairah belajar, meningkat- kan prestasi belajar peserta didik,
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran, serta memberikan bimbingan pada peserta
didik. Hal tersebut memerlukan pengorganisasian kelas yang memadai.2
1
Nur Afni, M.Pd. Manajemen Kelas di SD (Samudra Biru, 2019), hal 81
2
Edwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas, (Divapres, 2018), hal 16
C. Prosedur atau Dimensi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas mengacu pada dua dimensi yaitu,dimensi pencegahan [Preventif] dan
dimensi penyembuhan [Kuratif],yang merupakan tindakan koreksi terhadap tingkah laku
menyimpang yang dapat mengganggu kondisi optimal dari proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Perilaku destruktif adalah perilaku menyimpang atau perilaku buruk dalam kelas.
Perilaku menyimpang atau mengganggu siswa sering terjadi di dalam kelas saat proses
pembelajaran sedang berlangsung. Penyebab perilaku tersebut dapat dilatar belakangi oleh
berbagai faktor, masing – masing faktor memerlukan cara pemecahannyasecara berbeda
dengan faktor lain. Untuk itu diperlukan kepekaan guru dalam mendeteksi faktor penyebab
perilaku yang mengganggu siwa. Perilaku tersebut harus direspon dengan cepat agar tidak
berkembang kepada perilaku siswa lainnya.Sehubungan dengan hal ini Arends (2007)
mengemukakan 3 model mengenai perilaku buruk siswa yang disebutnya model Jones,
Everton dan Emmer serta model Least. Berikut cara menangani perilaku destruktif menurut
ketiga model tersebut ;
1. Jones
a. Dekati tempat duduk siswa
b. Lakukan kontak mata
c. Tepuk pundak dengan lembut bila mana perlu
2. Everton dan Emmer
a. Perintahkan siswa untuk menghentikan perilaku buruknya. Guru mempertahankan
kontak dengan anak sampai perilaku yang semestinya dilakukan dengan benar.
b. Lakukan kontak mata dengan siswa sampai perilaku yang semestinya kembali. Ini
cocok bila guru merasa pasti siswa mengetahui respond yang benar.
c. Kemukakan lagi atau ingatkan siswa tentang aturan atau prosedur yang benar.
d. Perintahkan siswa untuk mengidentifikasi prosedur yang benar. Berikan umpan
balik bila siswa tidak memahaminya.
3
Rinja Efendi, Manajemen Kelas di Sekolah Dasar ( Qiara Media,2022 ) hal. 29-30
e. Berikan konsekuensi atau hukuman bagi pelanggaran berprosedur. Biasanya siswa
diminta melakukan prosedur tersebut secara benar.
f. Ubah kegiatannya, seringkali perilaku buruk terjadi bila siswa terlibat terlalu lama
dalam tugas – tugas yang repetitif dan membosankan atau tugas yang tanpa tujuan
jelas. Lakukan variasi strategi yang tepat.
3. Least
a. Leave alone (Biarkan saja apakah semakin mengganggu, bila tidak abaikan saja)
b. Akhiri perbuatan itu secara tidak langsung. Alihkan siswa dari perilaku buruk
dengan memberinya pekerjaan lain.
c. Perhatikan baik – baik, kenali siswa dengan lebih baik sebelum Anda
memutuskan tindakan tertentu. Apakah ada sesuatu yang mengganggu dia di
rumah, apakah ada masalah belajar tertentu.
d. Berikan pengarahan kata demi kata. Ingatkan siswa tentang apa yang seharusnya
tidak dilakukannya, bila perlu ingatkan konsekuensi bila tidak mematuhinya.
e. Ikuti terus perilaku tersebut, bila masalah berlanjut buat catatan sistematis tentang
perilaku itu dan tindakan yang diambil untuk memperbaikinya. Dapat diubah
menjadi semacam kontrak dengan siswa.
4
Aslamiah, Pengelolaan Kelas, Depok (PT Raja Grafindo Persida, 2022)hal. 140 - 142
Rancangan dapat diartikan sebagai sesuatu yang disusun secara sistematis berdasarkan
pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu jadi rancangan prosedur pengelolaan
kelas dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan tentang langkah – langkah pengelolaan
kelas yang disusun secara sistematis. Berdasarkan pemikiran yang rasional untuk
menciptakan serta mempertahankan kondisi lingkungan yang optimal yang dapat mendukung
proses belajar mengajar.5
Upaya mengatasi masalah pengelolaan kelas antara masalah individu dan kelompok
yang pertama kali guru lakukan dengan memberi teguran dan nasihat. Ketika teguran dan
nasihat sudah tidak dihiraukan lagi, guru mulai melakukan pendekatan individu atau
kelompok. Selanjutnya jika siswa masih mengulangi kembali perbuatannya, guru akan
melaporkan kepada guru wali kelas dan guru bimbingan konseling.6
DAFTAR PUSTAKA
Rinja Efendi, Manajemen Kelas di Sekolah Dasar ( Qiara Media,2022 ) hal. 29-30
Aslamiah, Pengelolaan Kelas, Depok (PT Raja Grafindo Persida, 2022)hal. 140 - 142
Suharti, Strategi Belajar Mengajar ( Surabaya, CV.Jakad Media Publishing, 2020 ) hal. 51 -
52
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/fipmp/article/viewFile/456/421