PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kerja kelompok
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari kerja kelompok
3. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kelemahan kerja kelompok
4. Untuk mengetahui peran fasilitator dalam kerja kelompok
5. Untuk mengetahui rambu-rambu penggunaan dalam kerja kelompok
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
6. Memecahkan masalah pembelajaran melalui proses kelompok
7. Mengembangkan kemampuan bekerjasama di dalam kelompok
8. Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama di antara para siswa
9. Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses
belajar mengajar
10. Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil belajar secara berimbang.
3
2.3 Peran Fasilitator Dalam Kerja Kelompok
Memfasilitasi itu bukan menyalahkan. Ia memberi alternatif sehingga peserta belajar
sendiri mana yang lebih baik. Memfasilitasi adalah menghargai ke-berhasilan kecil agar peserta
memiliki semangat meneruskan belajar . Memfasilitasi juga berarti menjalin hubungan kuat
dengan leader kelompok . Bagaimanapun ‘leader" menentukan dinamika kelompok.
Fasilitator memberi motivasi dengan cara memberi pujian kepada peserta jika hasil
kerjanya baik dan memuaskan. Fasilitator mengelola pelatihan dengan membuat perencanaan
pelatihan, menyiapkan ke-butuhan yang diperlukan dalam pelatihan, memastikan keefisienan
waktu pelatihan, memantau jalannya pelatihan dan kemajuan tiap peserta.
Fasilitator selalu menunjukkan rasa antusias terhadap topik yang dibahas dalam
pelatihan. Fasilitator perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang menjadi
pembahasan. Ia menjiwai persoalan dan bahkan bisa mendorong peserta untuk menyukai topik
yang mereka pilih. Tanpa pengetahuan dan keingintahuan fasilitator tentang topik yang dipilih
peserta, fasilitator sulit mengapresiasi hasil kerja. Apresiasi hasil kerja peserta merupakan salah
satu cara paling efektif untuk bisa membuat peserta menjadi pembelajar yang mandiri. Apresiasi
kerja dan gagasan peserta membantu membina hubungan yang kooperatif dan bersahabat kepada
peserta. Apresiasi hal-hal yang positif dari peserta memberi dorongan kepada peserta untuk
berperan aktif.
Fasilitator harus tetap memberikan reaksi yang positif terhadap pertanyaan peserta.
Tetapi kita harus menyadari bahwa tugas lokakarya ini adalah mem-berikan kesempatan peserta
mengolah informasi dan pengetahuan lapangan mereka sehingga dapat didokumentasi dan
disusun menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan masuk akal bagi orang yang membacanya.
Untuk itu, tekankan bahwa jawaban yang benar sangat tergantung pada situasi dan konteks
masalah yang kita hadapi. Kita harus selalu me-nekankan pemecahan masalah yang disesuaikan
dengan konteks kemampuan daerahnya. Jadi respon kita terhadap pertanyaan adalah kembali
bertanya kepada peserta tentang kondisi yang terjadi di lapangan. Berdasarkan kondisi-kondisi
itu, kita membuat rumusan dan meletakkan dalam format isian yang harus diselesaikan.
4
2.4 Rambu-rambu Penggunaan Kerja Kelompok
Raka Joni dan Unen (Moedjiono, 1991/1992:64) mengajukan sejumlah rambu-rambu
yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dan menerapkan
metode kerja kelompok yaitu :
1. Pesan terpenting dari metode kerja kelompok adalah pemecahan masalah melalui proses
kelompok.
2. Penyeragaman kemampuan kelompok diusahakan semaksimal mungkin. Hal ini dapat
dilaksanakan dan pengelompokkan secara acak atau pun pengelompokkan secara diatur.
3. Sasaran penilaian dalam kerja kelompok adalah aspek produk kelompok serta
peningkatan kemampuan kelompok dalam menangani tugas-tugas kelompok.
4. Terdapat tiga ciri penting kegiatan kerja kelompok yakni :
– Adanya pembagian tugas
– Adanya kerjasama
– Pemberian perhatian seimbang terhadap prduktivitas dana kekompakan kelompok
5. Terdapat tiga tahapan pelaksanaan kerja kelompok yakni :
– Tahapan penjajagan
– Tahapan pemahaman
– Tahapan penunaian tugas
6. Baik guru maupun siswa dituntut kesediannya dalam belajar tentang bagaimana kerja
kelompok
7. Adanya masalah yang potensial baik bersumber dari anggota maupun berasal dari proses
kelompok itu sendiri.
5
Tahap ini merupakan kewajiban guru untuk membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
sesuai tujuan yang ingin dicapai melalui kerja kelompok.
3. Pembagian topik atau tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok
Tahap ini meminta kepada guru untuk memberitahukan topik atau tugas untuk tiap-tiap
kelompok, dimana topik atau tugas yang diberitahukan harus jelas bagi kelompok agar
kerja kelompok berjalan dengan lancar.
4. Proses kerja kelompok
Pada tahap ini setiap kelompok melaksanakan :
– Penjajagan terhadap tugas atau topic yang diberikan oleh guru
– Pemahaman terhadap tugas atau topic kelompok
– Penyelesaian tugas
5. Pelaporan hasil kerja kelompok
Setelah siswa menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk melaporkan
hasil kerja mereka. Laporan ini dapat dilakukan secara tertulis atau pun lisan.
6. Penilaian pemakaian kerja kelompok
Guru perlu melakukan penilaian untuk menentukan keberhasilan pemakaian metode kerja
kelompok.
Menurut Roestiyah N.K (1998 : 19 – 20) menyebutkan bahwa ada 6 langkah agar kerja
kelompok dapat berhasil yaitu :
a) Menjelaskan tugas kepada siswa
b) Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok
c) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok
d) Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan tentang
kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut
e) Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu memberi
saran/pertanyaan
f) Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja kelompok.
Keenam langkah di atas pelu diterapkan oleh peneliti agar siswa dalam melakukan kerja
kelompok yang dilakukan pada saat penelitian dapat menghasilkan tujuan yang diharapkan yaitu
siswa dapat memecahkan masalah dengan baik.
6
Selanjutnya Nana Sudjana (2002 : 83) mengemukakan tentang petunjuk pelakanaan bekerja
dalam kelompok untuk mencapai hasil yang baik yaitu :
a. Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota
b. Pemecahan masalah dapat dipandang, sebagai satu unit dipecahkan bersama-sama atau
masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual, hal ini
bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
c. Persaingan yang sehat antar kelompok bisanya mendorong anak untuk belajar
d. Situasi yang menyenangkan antara anggota banyak menentukan berhasil tidaknya
kerja kelompok.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar - mengajar dimana siswa
dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok - kelompok
kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja
kelompok dapat dipakai untuk mencapai bermacam - macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya
tergantung pada beberapa faktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan
siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.
Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok (Cilstrap dan Martin, 2008:18):
Kelebihan pada metode kerja kelompok:
– Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
– Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
Kelemahan dalam metode kerja kelompok:
– Kerja kelompok sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap
memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
– Strategi ini kadang – kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda – beda
dan gaya mengajar yang berbeda pula.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://roniir.blogspot.co.id/2012/03/belajar-kelompok.html
http://krizi.wordpress.com/2011/09/13/metode-belajar-kerja-kelompok/
http://id.scribd.com/doc/60015105/24/A-Definisi-Kelompok-Belajar
http://duniadea.wordpress.com/2012/10/02/belajar-kelompok/