105401114421
SD 4F
A. Model Pembelajaran
c. Kelebihan
1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif
2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat
dimengerti dan mengendap dalam pikirannya
3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk
belajar lebih giat
d. Kekurangan
1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik
2) Keadaan kelas kanyataannya gemuk jumlah siswanya, maka metode ini
tidak akan mencapai hasil yang memuaskan
3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan proses belajar
mengajar gaya lama, maka metode inquiry ini akan mengecewakan
5. Model Problem Based Learning
a. Pengertian
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-
konsep pada permasalahan baru/nayata.
b. Sintaks/Langkah-Langkah
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Kontekstual
a. Pengertian
Pengertian Model Pembelajaran CTL. Menurut Trianto (2009:107), model
pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari dengan
melibatkan tujuh komponen pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning),inkuiri ( inquiry), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modelling), dan penilaian autentik (autenthic
assessment).
b. Langkah-Langkah
Menurut Putra (2013:257) langkah – langkah model pembelajaran CTL yakni:
1) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri serta mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegitan inkuiri untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4) Ciptakan masyarakat belajar. Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran.
5) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
6) Lakukan penilaian yang sebenarnya (anthentic assessment) dengan
berbagai cara.
2. Pendekatan Konstruktivisme
a. Pengertian
Pendekatan konstruktivisme adalah seperangkat asumsi yang secara teoritis bisa
dipertanggungjawabkan mengenai hakikat pembelajaran untuk mencapai tujuan
pedagogis yaitu keadaan dimana individu memperoleh pengetahuan sebagai
produk dari kegiatan organisasi sendiri berdasarkan pada apa yang mereka ketahui
dan percayai, serta ide dan fenomena dimana mereka berhubungan dalam
lingkungan tertentu.
b. Langkah-Langkah
Suatu pendekatan pembelajaran tentunya dapat memiliki langkah-langkah atau
prosedur yang harus dilaksanakan agar tujuan pendekatan ini tercapai serta
memberikan hasil belajar yang diharapkan. Menurut Suprijono (2015) langkah-
langkah dalam pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut.
1) Orientasi,
merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada siswa memerhatikan
dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi pembelajaran.
2) Elisitasi,
merupakan tahap untuk membantu siswa menggali ide-ide yang
dimilikinya dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka
melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh siswa.
3) Rekonstruksi ide,
dalam tahan tahap ini siswa melakukan klarifikasi ide dengan cara
mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman melalui
diskusi. Berhadapan dengan ide-ide lain seseorang dapat terangsang untuk
merekonstruksi gagasanya, kalau tidak cocok. Sebaliknya menjadi lebih
yakin jika gagasanya cocok.
4) Aplikasi ide,
dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk siswa perlu
diaplikasikan pada macam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan
membuat pengetahuan siswa lebih lengkap bahkan lebih rinci.
5) Reviu,
dalam fase ini memungkinkan siswa mengaplikasikan pengetahuannya
pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasanya dengan
menambah suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi lebih
lengkap. Jika hasil reviu kemudian dibandingkan dengan pengetahuan
awal yang telah dimiliki, maka akan memunculkan kembali ide-ide
(elicitasi) pada diri siswa.
3. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian
Model pembelajaran saintifik atau scientific approach adalah suatu model
pembelajaran yang dirancang untuk siswa agar dapat menerapkan langkah-
langkah ilmiah, seperti mengobservasi, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikannya dalam memecahkan suatu permasalahan.
b. Langkah-Langkah
Agar kegiatan belajar di kelas dengan model pembelajaran saintifik ini dapat
berjalan efektif dan optimal, Bapak/Ibu bisa menerapkan lima langkah berikut.
1) Mengamati
Langkah pertama dalam model pembelajaran saintifik adalah mengamati
atau observing lingkungan sekitar. Melalui kegiatan pengamatan ini, siswa
dapat menemukan masalah-masalah yang belum ada solusinya.
Selain itu, kegiatan pengamatan juga dapat membantu siswa menemukan
fakta-fakta mengenai permasalahan tersebut. Nantinya, fakta-fakta ini
akan dianalisis siswa dengan memanfaatkan materi pembelajaran sebagai
referensi. Kegiatan pengamatan dalam model pembelajaran saintifik ini
diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa, dan melatih
ketelitian serta kesungguhan mereka dalam belajar. Dengan begitu,
kegiatan belajar-mengajar menjadi terasa lebih bermakna.
2) Menanya
Setelah melakukan kegiatan pengamatan, siswa dapat mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari objek atau masalah
yang sedang mereka amati pada guru. Siswa juga bisa mengajukan
pertanyaan untuk menambah informasi mengenai objek atau masalah yang
sedang diamati. Dari kegiatan bertanya ini, diharapkan dapat
mengembangkan kreativitas siswa, serta meningkatkan rasa ingin tahu dan
kemampuan berpikir kritisnya.
3) Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi atau experimenting adalah tindak
lanjut dari kegiatan bertanya. Dalam pelaksanaannya, siswa dapat
mengumpulkan informasi dari berbagai cara, mulai dari membaca buku,
mencari di internet, bertanya pada narasumber, hingga melakukan
percobaan. Kegiatan mengumpulkan informasi ini, akan membuat
kemampuan berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, dan
kemampuan mengumpulkan informasi siswa lebih terlatih.
4) Mengolah atau Menganalisis Informasi
Setelah mengumpulkan informasi mengenai objek atau permasalahan yang
sedang diamati, siswa dapat mulai mengolah atau menganalisis informasi
tersebut untuk menemukan solusi atau jawaban.
Dalam kegiatan mengolah atau menganalisis informasi ini juga ada
tahapan menalar. Pada tahapan ini, siswa menghubungkan apa yang
sedang dipelajari dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan begitu, pengetahuan siswa akan suatu hal menjadi lebih luas
dan mendalam.
5) Mengomunikasikan
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, mulai dari mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, hingga mengolah atau menganalisis
informasi, siswa mendapat kesempatan untuk menyampaikan apa yang
sudah dipelajarinya. Penyampaian hasil belajar ini bisa dilakukan dalam
bentuk presentasi di depan kelas, laporan tertulis, atau karya ilmiah.
Kegiatan mengkomunikasikan dalam model pembelajaran saintifik ini
juga dapat digunakan guru untuk memberikan umpan balik kepada siswa
dengan cara meluruskan kesalahpahaman siswa, memberikan masukan,
dan mengklarifikasi apakah jawaban yang diberikan sudah benar atau ada
yang harus diperbaiki.
C. Strategi Pembelajaran
D. Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
a. Pengertian
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung
alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunannya.Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering
digu-nakan oleh setiap guru atau instruktur.
b. Langkah-Langkah
Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni persiapan, pelaksanaan
dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:
1) Tahap Persiapan
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
b) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
c) Mempersiapkan alat bantu.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Langkah Pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah
yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat
ditentukan oleh langkah ini.
b) Langkah Penyajian.
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran
de-ngan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembe-lajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar
tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
c) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar
materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak
terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran.
3. Metode Demosntrasi
a. Pengertian
Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif,
sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para
siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
b. Kelebihan
1) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
2) Proses pengajaran lebih menarik.
3) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
c. Kekurangan
1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2) Kurangnya fasilitas.
3) Membutuhkan waktu yang lama.