Anda di halaman 1dari 7

Nama kelompok : Abidatuzzahro’

Armita Nufauziaturrohmi

Toriq Zainul Asri

Kelas : IV A PAI

Mata Kuliah : metode dan strategi pembelajran PAI

“MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN INKUIRI”

A. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan keterlibatan semua


peserta didikmelalui kegiatan diskusi kelompok kecil. Kelompok kecil tersebut terdiri dari
beberapa peserta didik yang kemampuan berbeda. Dengan demikian, akan terjalin kerja dan
sikap saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ditugaskan. Oleh sebab
itu, pembelajaran ini biasa disebut sebagai pembelajaran gotong royong.

1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif

Menurut Sanjaya (2016:249) Kelebihan model pembelajaran kooperatif sebagai


suatu strategi pembelajaran yaitu :

 Strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak tergantung pada guru, sehingga dapat
menambah kepercayaan dan kemapuan siswa untuk berfikir sendiri dan menemukan
informasi.
 Dengan adanya strategi pembelajaran kooperatif ini siswa dapat mengungkapkan
pendapat atau ide dengan kata-kata verbal dan membandingkan pendapatnya dengan
orang lain.
 Dengan adanya strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak egois dan dapat
menerima perbedaan pendapat dari teman lain.
 Strategi pembelajaran kooperatif dapat memperdaya setiap siswa dapat bertangung
jawab.
 Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa dan kemampuan
sosial.
 Dengan adanya strategi pembelajaran kooperatif siswa dapat mengetahui dan
mengukur kemampuan diri sendiri.
 Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan
belajar

2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif


 Dalam strategi pembelajaran kooperatif perlu beberapa waktu untuk memahami
filisafat cooperatif learning.
 Ciri utama strategi pembelajaran kooperatif bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh
karena itu apabila informasi yang diberikan guru tidak efektif dalam melakukan
strategi pembelajaran kooperatif maka , apa yang seharusnya dipahami dipelajari
tidak pernah dicapai oleh siswa.
 Strategi pembelajaran kooperatif penilaian yang diberikan didasarkan hasil kerja
kelompok masing-masing.
 Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif upaya untuk mengembangkan
kesadaran kelompok sehingga memerlukan priode waktu yang cukup panjang.

3. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

 Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target


pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru sesuai dengan tuntutan materi
pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan sosial
yang diharapkan dapat dikembangkan oleh guru selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Selain itu, guru juga mengorganisir materi tugas-tugas yang dikerjakan
bersama-sama dalam dimensi kerja kelompok oleh siswa melalui keaktifan semua
anggota kelompok.
 Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama
dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penyampaian materi pelajaran, pemahaman
dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam
kelompok. Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat
menentukan kebersamaan dari kelompok yang dibentuk oleh guru dalam proses
pembelajaran.
 Dalam melakukan kegiatan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan dan
membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman
materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran.
 Langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempersentasekan hasil kerjanya. Guru juga memberikan penekanan terhadap nilai,
sikap, dan perilaku sosial yang dikembangkan dan dilatih oleh para siswa dalam
kelas.

4. Metode model pembelajaran kooperatif

 Metode STAD (student achievement divisions)

Metode yang dikembangkan oleh Robert Slavin ini bisa digunakan oleh guru
dalam memberikan tugas mingguan pada peserta didiknya. Adapun langkah-langkah
penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode STAD ini adalah sebagai berikut.
a. Guru membagi peserta didik dengan berbagai kemampuan dalam kelompok kecil
yang berisi 4-5 anggota. Artinya, peserta didik dalam satu kelompok harus
beragam tingkat kemampuannya.
b. Setiap peserta didik dalam satu kelompok harus memahami serta mempelajari
materi dengan cara saling membantu satu sama lainnya.
c. Setiap peserta didik harus melakukan evaluasi terhadap kawannya.
d. Guru memberikan penilaian berdasarkan tingkat pemahaman setiap peserta didik
terhadap materi yang ditugaskan.

 Metode Jigsaw

Sebenarnya, penerapan metode ini hampir sama dengan metode STAD.


Adapun langkah penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw adalah
sebagai berikut.

a. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 peserta didik.
b. Setiap kelompok kecil diberi penugasan berupa analisis materi pada bagian
tertentu.
c. Hasil analisis kelompok kecil didiskusikan lebih lanjut dalam kelompok besar
yang cakupan materinya berbeda-beda.
d. Di akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi terkait hasil diskusi.

 Metode G (group investigation)

Pada metode ini, peserta didik dilibatkan dalam menentukan rencana


permasalahan yang akan dipelajari.

 Metode Picture and Picture

Metode ini menekankan pada penggunaan gambar agar peserta didik semakin
tertarik dengan materi yang sedang dibahas. Lebih optimalnya lagi jika metode ini
digunakan untuk mata pelajaran sains.

 Metode TPS (think pair share)

Langkah penerapan metode pembelajaran TPS ini adalah guru memberikan


sebuah permasalahan pada setiap kelompok. Lalu, anggota kelompok diminta untuk
mendiskusikannya. Di akhir, pembelajaran setiap kelompok mengumpulkan hasil
diskusinya pada guru untuk dilakukan penilaian.

5. Media model pembelajaran inkuiri

 Video pembelajaran interaktif: Video-video pembelajaran yang memiliki fitur


interaktif dapat membantu memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara peserta
pembelajaran. Peserta dapat berdiskusi tentang konten video tersebut dan bekerja
sama dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

 Proyek kolaboratif: Meminta peserta untuk bekerja dalam kelompok untuk


menyelesaikan proyek-proyek tertentu dapat menjadi media yang efektif untuk
pembelajaran kooperatif. Peserta dapat belajar bekerja sama, berbagi ide, dan
memecahkan masalah bersama-sama.

B. Model pembelajaran inkuiri

Metode inquiry dalam pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran yang


mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pencarian pengetahuan, pemahaman,
dan pemecahan masalah. Dalam metode ini, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan,
melakukan penelitian, dan berpikir kritis untuk mencari jawaban atas pertanyaan atau
masalah yang diberikan.

Model pembelajaran yang berbasis aktivitas, sehingga dapat mengaktifkan proses


belajar siswa. Melalui model pembelajaran inkuiri akan membantu mengembangkan
keterampilan berfikir secara kritis dan kreatif, sekaligus melatih keterampilan berkolaborasi
secara terbuka bagi peserta didik.

1. Kelebihan model pembelajaran inkuiri

Menurut Usman, dkk (1993: 127), mengemukakan:

 Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan serta penguasaan


keterampilan dalam proses kognitif.
 Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat
dimengerti. Dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik untuk lebih giat
lagi dalam proses pembelajaran.
 Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran
guru yang sangat terbatas.

2. Kelemahan model pembelajaran inkuiri

 Kemungkinan sebagian siswa tidak berperan serta aktif dalam metode inquiri ini
sehingga justru menghambat jalannya pengajaran melalui metode ini.
 Tingkat kedewasaan siswa kurang mencukupi untuk metode inquiri ini. Tuntutan
peran terlalu tinggi sehingga siswa tidak mampu menjalankan peran ini dengan
baik.
 Persiapan dan penjelasan yang kurang dari guru bisa membuat metode inquiri ini
terhambat. Siswa harus diberi penjelasan yang cukup sebelum acara dimulai. Guru
harus membantu persiapan sematang mungkin supaya proses pembelajaran bisa
berjalan dengan lancar.
 Adanya keengganan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam metode inquiri
ini. Siswa sering kali tidak bersedia untuk ikut serta dalam metode inquiri ini yang
telah dirancang, walaupun guru menganggap siswa tersebut mampu berperan serta.
 Kurang kompetennya guru dalam merancang dan mengendalikan metode inquiri
ini dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran.

3. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri

 Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah awal untuk membangun suasana
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini, guru akan mengkondisikan siswa
agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan
guru dalam tahap orientasi adalah:
a. Menjelaskan topik yang akan dipelajari beserta tujuan dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk
mencapai hasil belajar yang baik. Disini, guru dapat menjelaskan langkah-
langkah inkuiri serta tujuan dari setiap langkahnya, mulai dari langkah
merumuskan masalah sampai merumuskan kesimpulan.
c. Menjelaskan pentingnya topik pembelajaran dan kegiatan belajar. Hal
tersebut dilakukan untuk memberikan motivasi belajar pada siswa.
 Merumuskan masalah
Merumuskan masalah adalah langkah untuk membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan tentunya yang
menantang siswa untuk berpikir dalam memecahkan teka-teki sesuai rumusan
masalah yang ingin dikaji. Sebab, masalah tersebut ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
 Merumuskan hipotesis
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap siswa adalah dengan mengadakan
berbagai pertanyaan yang mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara, atau merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
permasalahan yang dibahas.
 Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas mencari informasi untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, pengumpulan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan
intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat
dalam belajar, tapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikir. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemicu, agar siswa berfikir untuk mencari
informasi yang dibutuhkan.
 Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima, sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan
berfikir secara rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, tapi harus didukung oleh data yang dapat dipertanggung
jawabkan.
 Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
telah diperoleh dari hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan goals-nya dalam pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang
akurat, maka sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana saja
yang relevan.

4. Metode model pembelajaran inkuiri

 Berorientasi pada pengembangan intelektual


Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dalam hal ini, para siswa diminta untuk memfokuskan pembelajarannya
pada sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan intelektual.
 Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru. Dalam hal ini, siswa harus
memaksa dirinya untuk berinteraksi dengan semua orang, termasuk dengan
lingkungan sekitarnya.
 Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah
guru sebagai “penanya”. Guru harus mengembangkan sikap kritis siswa dengan
selalu mempertanyakan segala fenomena yang ada.
 Belajar untuk berpikir
Belajar adalah proses berpikir. Pada tahapan ini, siswa mengembangkan
seluruh potensi otaknya secara optimal. Guru berperan dalam membantu
suksesnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
 Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Secara terbuka, guru menerima analisis dan kritikan para siswa yang berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran

5. Media model pembelajarab inkuiri

 Buku teks: Buku teks dapat menjadi sumber informasi awal yang membantu siswa
dalam memahami konsep dasar mengenai topik yang akan dipelajari.
 Multimedia interaktif: Multimedia interaktif seperti video pembelajaran, simulasi,
animasi, dan percakapan audio dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dan
memudahkan pemahaman konsep yang kompleks.
 Sumber informasi daring: Sumber informasi daring seperti website, database, e-
book, artikel ilmiah, dan kumpulan sumber belajar online dapat digunakan oleh
siswa untuk mendapatkan informasi tambahan, melakukan penelitian mandiri, dan
mengembangkan keterampilan penelitian.

Penggunaan media pembelajaran inkuiri yang variatif dan sesuai dengan


kebutuhan siswa dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran,
memperluas wawasan mereka, dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
serta keterampilan inkuiri.

Anda mungkin juga menyukai