pada aplikasi pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan
pembelajaran kurikulum sebelumnya. pada setiap langkah inti proses pembelajaran, guru akan
melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah.
Langkah pembelajaran pada scientific approach menggamit beberapa ranah pencapaian
hasil belajar yang tertuang pada kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga
ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi.
Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013, yakni:
1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4. pembelajaran berbasis kompetensi;
5. pembelajaran terpadu;
6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi
dimensi;
7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-
skills;
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (Ing Ngarso Sung
Tulodo),membangun kemauan (Ing Madyo Mangun Karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (Tut Wuri Handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran;
13. pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik; dan
14. suasana belajar menyenangkan dan menantang.
contoh kegiatan belajar dan deskripsi langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaran
kurikulum 2013 adalah:
Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk
mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui - Mengamati dengan indra (membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.
2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati - Membuat
dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami,
informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.
Meskipun banyak tujuan lainnya dalam metode pembelajaran kooperatif, namun tujuan
utamanya adalah untuk membuat proses belajar efektif dan efisien shingga meningkatkan hasil
akademik siswa.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk memberikan pendapat dan berfikir bersama
sehingga memunculkan keragaman pendapat yang kemudian harus disimpulkan untuk satu
tujuan bersama. Dengan demikian ada ketergantungan antara siswa satu dengan yang lain.
Menurut Lie, 2004 terdapat elemen elemen di dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
Dalam metode pembelajaran kooperatif, guru bertugas untuk mendorong siswa untuk saling
berinteraksi dan muncul rasa saling membutuhkan yang juga ketergantungan positif. Misalnya
saling ketergantungan untuk membantu mengerjakan tugas.
2. Akuntabilitas individual
Metode pembelajaran kooperatif ditujukan juga untuk mengetahui kemampuan siswa secara
individual terhadap penyerapan materi. Hasil penilaian kemudian disampaikan oleh guru kepada
seluruh anggota kelompok, agar kelompok mengetahui siapa yang membutuhkan bantuan dalam
belajar. Nilai yang diambil adalah nilai kelompok yang dirata- rata keseluruhan. Jadi, nilai rata-
rata dari kelompok itulah nantinya yang menjadi patokan penguasaan siswa secara individu.
3. Interaksi tatap muka
Dengan metode ini, siswa dapat bertatap muka dan berinteraksi langsung. Hal ini akan lebih
banyak membantu ketika diskusi.
Metode ini juga menjalin hubungan antar siswa dengan baik, melatih kekompakan sesama teman
sekelas. Guru bisa menegur apabila ada siswa yang tidak dapat menyatu oleh kelompoknya.
Unsur-Unsur
Menurut Roger dan david, metode pembelajaran kooperatif dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Positive interdependence: Tanggung jawab dalam pembelajaran ini yaitu bahan dipelajari oleh
kelompok dan masing masing anggota kelompok harus dapat memahami bahan materi yang
diberikan.
2. Personal responsibility: Tanggung jawab perorangan merupakan poin penting untuk menjamin
semua anggota kelompok. Caranya yaitu dengan membentuk kelompok belajar bersama
3. Face to face promotive interavtion: Unsur ini memiliki ciri yaitu saling membantu, saling
mengingatkan, saling percaya, saling memberikan informasi, saling memberikan semangat
4. Interpersonal skill: Unsur ini memberikan manfaat pada anggota kelompok uuntuk saling
mengenal, saling menerima, saling mendukung, dan bisa bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas atau konflik
5. Group processing: Processing berarti menilai dari kegiatan atau hasil kerja anggota kelompok.
Hal ini dilakukan untuk memantau dan meningkatkan efektivitas kerja anggota kelompok dalam
kontribusinya pada tugas kelompok.
Teknik
Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 4- 5 orang.
Anggota kelompok terdiri dari bermacam – macam anggota.
Setiap anggota mempelajari materi dan salin gmembantu menguasai bahan ajar.
Secara individual masing masing anggota kelompok saling mengevaluasi satu sama lain untuk
mengetahui penguasaan materi akademik yang telah dipelajari.
Siswa diberikan penilaian berdasarkan tingkat penguasaan materi dan juga skor yang tertinggi.
Terkadang penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.
B. Metode Jigsaw
Berikut langkah langkahnya:
Siswa di dalam kelas dibagi dalam kelompok yang berisikan 4- 5 anggota dan heterogen atau
campuran.
Bahan materi diberikan pada masing masing kelompok secara teks, dan mereka diminta untuk
mempelajari materi tersebut.
Setiap kelompok mempelajari bahan yang sama dan kemudian dibahas dalam kelompok besar.
Setiap kelompok kecil membahas tentang materi yang dipelajarinya.
Kemudian di akhir, dilakukan evaluasi setiap individu mengenai bahan yang dipelajari.
Seleksi topik
Membuat perencanaan
Implementasi
Analisis dan sintesis
Pelaporan hasil diskusi
Evaluasi
D. Metode struktural
Metode ini dibentuk oleh Spencer Kagan, dengan tujuan mempengaruhi pola- pola interaksid
alam pembelajaran kelompok.
1. Make a Match
Larana Curran mengembangkan teknik ini, yaitu siswa mencari pasangan untuk belajar bersama
tentang suatu topik. Langkah- langkahnya:
Guru menyiapkan kartu yang berisi topik dan akan dikocok nantinya.
Setiap siswa akan mengambil satu kartu
Kemudian siswa mencari kartu yang cocok dengan kartunya
Siswa dengan kartu yang sama akan mempelajari topik yang sama
Setelah belajar topik yang sama dan berdiskusi tentang tugas, kemudian di presentasikan
hasilnya
2. Bertukar pasangan
Langkah- langkahnya sebagai berikut:
Guru membagi kelompok siswa dalam kelompok kecil, kemudian kelompok ditugaskan untuk
membuat pertanyaan yang nantinya diajukan pada kelompok lain
Kemudian masing masing kelompok mengirim perwakilan untuk mengucapkan salam dan
menyampaikan pertanyaannya
Setiap kelompok mengerjakan soal atau pertanyaan dari kelompok lain
Setelah jawaban selesai, dicocokkan dengan jawaban kelompok pemberi soal
4. Bercerita berpasangan
Siswa dipasangkan.
Guru membagi topik menjadi dua dan masing masing bagian diberikan pada masing masing
siswa yang berpasangan.
Siswa disuruh membacakan topik yang dipegang masing masing.
Kemudian setelah mencatat topik yang diberikan, siswa mengarang bagian lain yang belum
terbaca.
Saat siswa membaca, maka yang lain mendengarkan dan sebaliknya.
Setelah tulisan lanjutan selesai, siswa disuruh untuk membacakannya lagi.
Di akhir, evaluasi topik diskusi.